• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan sangat berperan penting untuk mencerdaskan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Menurut Mustoip, japar, dan zulela (2018: 38) pendidikan adalah sebuah usaha sadar dan terencana secara sistematis untuk mengoptimalkan segala potensi peserta didik dan mencetak generasi yang berkarakter melalui sinergitas pendidikan formal, non-formal, dan informal. Pendidikan merupakan salah satu dasar agar siswa aktif mengembangkan potensi dalam dirinya untuk memiliki kecerdasan, pengendalian diri, dan keterampilan yang sangat diperlukan dalam kehidupan. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam membentu perilaku, mentalitas, dan seluruh aspek kehidupan suatu negara karena pendidikan menjadi tolak ukur yang dapat menentukan maju dan mundurnya proses pembangunan negara pada semua bidang. Sekolah merupakan sarana yang sangat penting dalam hal percapaian tujuan pendidikan nasional.

Keberhasilan suatu pendidikan dapat diukur dengan sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah disampaikan oleh guru di dalam kelas. Kualitas pendidikan tidak terlepas dari kualitas proses belajar mengajar. Menurut Asrori (2020 : 34) menyatakan bahwa dalam dunia pendidikan tujuan dari pembelajaran membantu peserta didik lebih kreatif dalam memecahkan sebuah persoalan. Berbagai faktor mempengaruhi pencapaian hasil proses pembelajaran, baik secara internal maupun eksternal. Keterbatasan waktu dalam pembelajaran mengharapkan guru agar dapat menyampaikan seluruh materi

(2)

pembelajaran yang terbatas. Diharapkan setelah penyampaian materi pelajaran dapat meningkatkan pemahaman siswa. Dengan belajar setiap orang akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat untuk kehidupannya dimasa depan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) paham adalah pandai atau mengerti benar sedangkan pemahaman adalah proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. Pemahaman adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan yang sudah diingat lebih kurang sama dengan yang sudah diajarkan dan sesuai dengan maksud penggunaannya (Lestari, 2020: 44). Ini berarti orang yang memiliki pemahaman adalah orang yang pandai dan memahami materi pada sebuah mata pelajaran. Nilai yang diperoleh siswa merupakan indikator keberhasilan siswa dalam memahami suatu ilmu. Dengan pemahaman yang baik diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar yang baik mampu menggambarkan kualitas pendidikan yang baik pula.

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemahaman siswa diantaranya dengan meningkatkan pengendalian diri dan kemandirian belajar siswa.

Dalam proses pembelajaran sangat erat kaitannya dengan kecerdasan emosional bagi seorang siswa dapat melatih kemampuannya guna mencapai tujuan dan cita-citanya, namun dipenelitian ini lebih ditekankan pada aspek pengendalian diri dari faktor kecerdasan emosional. Dimana pengendalian diri berperan besar dalam penyeimbangkan emosi untuk dapat mengelola perasaan sehingga dapat memberikan rasa semangat, mengatur perasaan, meningkatkan kemauan belajar dan mengatur tingkat stres dalam belajar. Kemampuan mengelolah dan mengendalikan emosi yaitu langkah membuat emosi menjadi cerdas oleh parah ahli disebut sebagai kecerdasan emosional (Thahir, 2014:62).

(3)

Fenomena yang sering terjadi pada diri siswa yaitu pengendalian diri sangat penting karena siswa terkadang mengalami kesulitan dalam memahami materi IPS yang kemudian menjadi penghalang untuk naik ke level selanjutnya.

Ini disebabkan kurangnya kesadaran siswa akan tugasnya yaitu belajar dan menghafal pola pembelajaran yang akan diikuti menyebabkan siswa cepat melupakan apa yang telah diajari oleh guru. Menurut Golfriend dan Merbaum (dalam Ghufron dan Risnawati, 2017: 22) kontrol diri atau pengendalian diri sebagai kemampuan untuk membimbing, menyusun, mengatur, dan mengarahkan bentuk perilaku yang membawa individu ke arah arah yang positif. Selain itu kontrol juga menggambarkan keputusan individu yang melalui pertimbangan kognitif untuk menyatukan perilaku yang telah disusun untuk meningkatkan hasil dan tujuan tertentu seperti yang diinginkan. Pengendalian diri merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Karena dengan pengendalian diri yang baik akan lebih terarah ke arah yang positif, namun kemampuan ini tidak hanya terbentuk begitu saja, melainkan harus melalui proses dalam kehidupa termasuk dalam menghadapi kondisi yang ada dilingkungan sekitar. Oleh karena itu, jika seorang guru mampu menanamkan pengendalian diri yang baik pada siswa tentunya akan mempermudah siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu siswa dapat mempunyai karakter diri yang baik dan lebih menghargai diri sendiri dan orang lain.

Selama ini dalam pembelajaran penilaian dominan hanya pada kognitif dan keterampilan. Kompetensi sikap seperti rasa ingin tahu siswa, motivasi, keaktifan siswa, dan kemandirian siswa kurang mendapat perhatian. Salah satu tujuan pendidikan adalah kemandirian, suatu keadaan yang ditandai dengan siswa

(4)

dapat berdiri sendiri tanpa bergantung kepada orang lain. Ketidaktergantungan kepada orang lain dapat ditandai dengan kemampuan individu memenuhi kebutuhannya sendiri (Sunarty, 2015: 4). Menurut Wahyuningsih (2020: 3) kemandirian belajar diperlukan siswa SMP untuk nebebtukan standar keberhasilan dalam prestasi belajar dan siswa terbebas dari pengaruh luar. Siswa merasa bahwa permasalahan atau hambatan dalam belajar merupakan tantangan yang harus diselesaikan sehingga kegiatan belajar menjadi bermakna dan menyenangkan. Jika siswa tidak memiliki kemandirian dalam belajarnya, maka akibatnya mereka akan mengalami kegagalan untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran. Masalah ini dapat memicu penyimpangan perilaku pada siswa. Jika masalah ini berhasil diatasi maka siswa akan mencapai tahap perkembangan selanjunya dengan lebih baik.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada siswa kelas IX SMP Negeri 7 Muaro Jambi dengan menggunakan angket, menunjukkan bahwa tingkat pemahaman siswa cukup bagus yang dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 1.1 Grafik Distribusi Tingkat Pemahaman Siswa Kelas IX

Sumber: Data hasil angket observasi

Berdasarkan data hasil grafik diatas dapat diketahui bahwa dari 55 responden terdapat 10 siswa menjawab benar di semua pertanyaan, 40 siswa

(5)

menjawab benar 2 pertanyaan dari 3 soal yang diberikan, 11 siswa menjawab benar hanya menjawab 1 pertanyaan dari 3 soal yang diberikan, sedangkan 4 siswa menjawab salah di semua pertanyaan. Dari semua pertanyaan yang peneliti berikan didapat hasil persentase nilai rata-rata jawabaan yang benar yaitu 61,2%

sedangkan persentase rata-rata jawaban yang salah yaitu 38,8%. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa masih ada siswa memiliki tingkat pemahaman yang rendah yang dapat dilihat dari banyaknya siswa salah dalam menjawab soal yang diberikan dengan persentase rata-rata jawaban yang salah 38,8%. Adapun tingkat pemahaman siswa pada mata pelajaran IPS masih rendah ini ditunjukkan dengan terdapatnya kekeliruan siswa menjawab soal khususnya pada indikator membandingkan, memberi contoh, dan menjelaskan pada sebuah pertanyaan.

Tabel. 1.1 Pengendalian Diri dan Kemandirian Belajar Siswa Kelas IX SMPN 7 Muaro Jambi

No Pengendalian Diri Tanggapan (%)

SL SR HTP TP 1 Saya selalu sabar untuk menghafal materi

pelajaran agar dapat meningkatkan pemahaman saya

41,8 56.4 0 0

2 Saya tidak mudah bosan dan jenuh saat guru menjelaskan pelajaran

21,8 65,5 12,7 0 3 Demi meningkatkan pemahaman belajar, saya

dapat menunda kesenangan sesaat saya

23,6 60 16,4 0

No Sikap Kemandirian Belajar SL SR HTP TP

1 Sebelum belajar saya mencari referensi untuk meningkatkan pengetahuan saya

38,2 56,4 5,5 0 2 Dalam memahami materi saya membuat

ringkatan/rangkuman tentang mata pelajaran yang saya anggap sulit

27,3 56,4 16,4 0

3 Saya mampu mengatasi kesulitan memahami materi dengan bertanya kepada orang lain

38,2 58,2 0% 0 Sumber: Data hasil angket observasi

(6)

Keterangan:

SL SR HTP TP

 Selalu

 Sering

 Hampir tidak pernah

 Tidak pernah

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dari 55 siswa pada pengendalian diri, 41,8% selalu sabar untuk menghafal materi pelajar agar dapat meingkatkan pemahaman, 56,4% siswa sering melakukannya. 21,8% siswa selalu tidak mudah bosan dan jenuh saat guru menjelaskan pelajaran, 65,5% sering melakukannya, 12,7% hampir tidak pernah mudah bosan dan jenuh disaat guru menjelaskan pelajaran. 23,6% siswa selalu menunda kesenangan sesaat demi meningkatkan pemahaman belajarnya, 60% sering menunda kesenangan sesaat demi meningkatkan pemahaman belajar, 16,4% hampir tidak pernah menunda kesenangan sesaat demi meningkatkan pemahaman belajarnya. Pada kemandirian belajar, 38,2% siswa selalu mencari referensi untuk meningkatkan pemahamannya, 56,4% sering mencari referensi, 5,5 hampir tidak pernah mencari referensi untuk meningkatkan pemahaman. 27,3% siswa selalu membuat rangkuman/ringkasan pada materi yang dianggap sulit, 56,4% seringa melakukannya, dan 16,4% siswa hampir tidak pernah membuat ringkasan/rangkuman pada materi pelajaran. 38,2% siswa selalu bertanya kepada orang lain saat mereka merasa sulit dalam memahami materi pelajaran, dan 58,2%

sering bertanya kepada orang lain saat mereka merasa sulit dalam memahami materi pelajaran.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pengendalian diri, siswa selalu sabar untuk menghafal materi pelajaran, sebagian

(7)

siswa mudah bosan dan jenuh disaat guru menjelaskan pelajaran, dan masih ada siswa tidak bisa menunda kesenangan sesaat untuk meningkat pemahaman belajarnya. Sedangkan dalam kemadirian belajar, siswa selalu mencari referensi untuk meningkatkan pemahamannya, masih kurangnya kemauan siswa untuk membuat rangkuman tentang pelajaran yang dianggap sulit, dan siswa mengatasi kesulitan belajar dengan bertanya kepada orang lain.

Penelitian yang dilakukan Riswandi (2015: 71) menyatakan bahwa pengendalian diri berpengaruh dan signifikan terhadap tingkat pemahaman.

Sedangkan Penelitian Alfathimi (2021: 53) meyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari kemandirian belajar matematika terhadapa kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.

Dari uraian latar belakang diatas peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Pengendalian Diri dan Kemandirian Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Siswa Kelas IX Pada Mata Pelajaran IPS di SMP Negeri 7 Muaro jambi”.

1.2 Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini yang dapat dilihat sebagai berikut:

1. Kesulitan untuk menghafal materi pelajaran dapat mempengaruhi tingkat pemahaman siswa.

2. Siswa mudah bosan dan jenuh saat guru menjelaskan pelajaran.

3. Beberapa siswa tidak bisa menunda kesenangan sesaat untuk meningkatkan pemahaman.

4. Kurangnya kemandirian belajar mempengaruhi tingkat pemahaman siswa

(8)

5. Mencari referensi sebelum belajar dapat berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan siswa.

6. Malas membuat ringkasan/rangkuman pada materi pelajaran menjadi suatu menyebabkan kurangannya tingkat pemahaman siswa.

1.3 Batasan Masalah

Agar permasalahan tidak tidak menyimpang dari apa yang ingin diteliti, maka dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan sebagai berikut:

1. Penelitian ini terbatas pada pengaruh pendendalian diri terhadap tingkat pemahaman siswa.

2. Penelitian ini terbatas pada pengaruh kemandirian belajar terhadap tingkat pemahaman siswa.

3. Penelitian ini hanya meneliti pengaruh pengendalian diri dan kemandirian belajar terhadap tingkat pemahaman siswa.

4. Tingkat pemahaman dalam penelitian ini adalah tingkat terendah, tingkat sedang, dan tingkat tinggi.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang dijelaskan di atas maka rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh pengendalian diri terhadap tingkat pemahaman siswa kelas IX di SMP Negeri 7 Muaro Jambi?

2. Apakah terdapat pengaruh kemandirian belajar terhadap tingkat pemahaman siswa kelas IX di SMP Negeri 7 Muaro Jambi?

(9)

3. Apakah terdapat pengaruh pengendalian diri dan kemandirian belajar terhadap tingkat pemahaman siswa kelas IX di SMP Negeri 7 Muaro Jambi?

1.5 Tujuan penelitian

Adapun tujuan dalan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh pengendalian diri terhadap tingkat pemahaman siswa kelas IX di SMP Negeri 7 Muaro Jambi.

2. Untuk mengetahui pengaruh kemandirian belajar terhadap tingkat pemahaman siswa kelas IX di SMP Negeri 7 Muaro Jambi.

3. Untuk mengetahui pengaruh pengendalian diri dan kemandirian belajar terhadap tingkat pemahaman siswa kelas IX di SMP Negeri 7 Muaro Jambi.

1.6 Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini manfaat yang dapat diberikan yaitu:

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan menambah khasanah kajian pustaka yang diharapkan dapat bermanfaat dalam penelitian lanjutan yang berkaitan tentang pengaruh pengendalian diri dan kemandirian belajar terhadap tingkat pemahaman siswa kelas IX Pada Mata Pelajaran IPS di SMP Negeri 7 Muaro Jambi.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan memberi referensi siswa untuk lebih memahamai bahwa pentingnya pengendalian diri dan kemandirian belajar terhadap tingkat pemahaman siswa.

(10)

b. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi untuk meningkatkan pemahaman pada siswa.

c. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sarana untuk menambah wawasan peneliti yang melakukan penelitian pada bidang kajian ini, serta bagi pihak yang membutuhkan referensi yang berhubungan dengan penelitian ini.

1.7 Definisi Operasional 1. Pengendalian Diri

Pengendalian diri adalah tindakan seseorang untuk mengendalikan emosi dan bertindak hati-hati dalam mengatur kehidupannya, mengendalikan diri tidaklah mudah mudah, namum sangat bermanfaat bagi seseorang dan orang lain. Indikator pengendalian diri yaitu: (1) Kemampuan mengontrol perilaku, (2) Kemampuan mengontrol stimulus, (3) Kemampuan mengantisipasi peristiwa, (4) Kemampuan menafsirkan peristiwa, dan (5) Kemampuan mengambil keputusan.

2. Kemandirian Belajar

Kemandirian belajar adalah salah satu faktor yang menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Kemandirian belajar dapat membuat siswa lebih efektif dalam kegiatan pembelajaran, meguasai strategi dalam pelajaran, dan dapat mengatur perilaku kondisinya serta memiliki keyakinan diri. Berikut indikator kemandirian belajar yaitu: (1) Inisiatif belajar, (2) Mendiaknosa kebutuhan belajar, (3) Menetapkan target dan

(11)

tujuan belajar, (4) Memandang kesulitan sebagai tantangan, (5) Memanfaatkan dan mencari sumber yang relevan, (6) Memilih dan menetapkan strategi belajar, (7) Mengevaluasi proses dan hasil belajar, dan (8) Self efficacy (konsep diri).

3. Tingkat Pemahaman

Tingkat pemahaman adalah tingkat pengetahuan peserta didik dalam sesuatu materi yang dipelajari. Adapun indikator dari tingkat pemahaman yaitu: (1) Menafsirkan (interoreting), (2) Memberi Contoh (exemplifying), (3) Mengklasifikasikan (classfying), (4) Meringkas (summarzing), (5) Menarik Inferensi (inferring), (6) Membandingkan (comparing), dan (7) Menjelaskan (explaining).

Referensi

Dokumen terkait

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah daun pandanus tectorius, asam asetat glasial, asam asetat anhidrida,. katalis asam sulfat, LiCl,

Endapan Epitermal High Sulfidation terbentuk oleh sistem dari fluida hidrotermal yang berasal dari intrusi magmatik yang cukup dalam, fluida ini bergerak secara vertikal dan

Seseorang dikatakan memiliki psychological well being tinggi jika memiliki sikap yang positif terhadap dirinya sendiri dan orang lain, dapat mengembangkan diri sebaik

Berdasarkan hasil analisis datanya menunjukan bahwa tingkat kemampuan pemecahan masalah dengan menggunakan soal berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking

SpeedCrete®, salah satu produk berkualitas dari Holcim Indonesia, banyak diminati perusahaan pengembang dan operator jalan tol pada tahun 2013, dengan volume penjualan naik hingga

Selain itu, untuk memudahkan wa>kif dalam berwakaf uang pasal 7 Peraturan BWI Nomor 1 Tahun 2009 mengatur bahwa setoran wakaf uang dapat dilakukan

1) penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan di bidang kinerja supply chain. 2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi

Stations) pada stasiun data kampus baru Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin di Gowa yang dioperasikan sejak bulan Agustus 2013 hingga sekarang. Pengolahan dan