• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI JEMBER 1 TAHUN PELAJARAN 2021/2022

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI JEMBER 1 TAHUN PELAJARAN 2021/2022"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI JEMBER 1 TAHUN PELAJARAN 2021/2022

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Untuk memenuhi salah satu persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan Pendidikan Sains

Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh:

Adnil Nektah Laudhia Hamzanwadi S.

NIM: T20189032

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SHIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN PENDIDIKAN TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

DESEMBER 2022

(2)

ii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI JEMBER 1 TAHUN PELAJARAN 2021/2022

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Untuk memenuhi salah satu persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan Pendidikan Sains

Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh:

Adnil Nektah Laudhia Hamzanwadi S.

NIM: T20189032

Disetujui Pembimbing

Musyarofah,M.Pd NIP. 19820802 201101 2 004

(3)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI JEMBER 1 TAHUN PELAJARAN 2021/2022

SKRIPSI

Telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata I (S.Pd.)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial

Hari: Senin

Tanggal: 19 Desember 2022 Tim Penguji

Ketua Sekretaris

Dr. Ubaidillah, M.Pd.I Abdurrahman Ahmad, M.Pd.

NIP. 198512042015031002 NUP. 20160378

Anggota:

1. Dr. Khoirul Anwar, M.Pd.I ( )

2. Musyarofah, M.Pd. ( )

Menyetujui

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I NIP. 196405111999032001

(4)

iv MOTTO













































“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan hikmah (As Sunnah). Dan Sesungguhnya

mereka sebelumnya benar-benar dalam kesatuan yang nyata.”

(Qs. Al-Jumuah [62]: 2).

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung : Hilal, 2020), 553.

(5)

v

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmaanirrohiim syukur alhamdulillah, hanya kepada Allah SWT, setelah melalui perjuangan untuk melawan masa-masa jenuh, akhirnya rampung sudah pengerjaan karya kecil (skripsi) ini. Semua ini tidak lepas dari banyaknya orang yang membantu dan mendorong saya untuk dapat menyelesaikannya. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua saya Bapak Achmad Sudarso dan Ibu Lindayani tanpa keduanya saya tidak bisa sampai di titik ini dan terima kasih juga telah mencurahkan rasa syukur, rasa sabar, rasa kasih sayang, dan rasa mendekatkan diri kepada Allah.

2. Seluruh keluarga yang selalu ada untuk saya. Kakek saya Moch. Arifin beliau adalah kakek yang selalu melimpahkan kebahagiannya kepada saya.

Nenek saya Siti Khotijah perempuan satu-satunya yang menjadi tempat cerita suka duka saya. Tidak lupa juga pakde dan tante yang saya sayangi Moch. Rifai dan Elfera Triningtyas dua manusia paling penting didalam hidup saya. Cinta dan kasih yang tak terhingga kepada keenam adik saya Achmad Aulia H. S., Fitrah Aulia Ramadhani H. S., Faqih Azzahra H. S., Malika Umami H. S., Mustika Qudsiyah H.S., dan Achmad Faqih H. S.

3. Teruntuk teman saya Dian Waqi’atul Himmah dan Nurul Khofifatur Rofi’ah terima kasih sudah menemani, bercerita, dan memberikan hal-hal positif kepada saya.

4. Kepada teman-teman Tadris IPS angkatan 18 tanpa kalian semua, rasanya kehidupan kampus takkan meninggalkan kesan yang sedemikian mendalam.

5. Almameter tercinta Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, pengatur semua makhluk dan pengutus para Rasul a.s. karena atas rahmat dan karunia-Nya, perencanaan, pelaksanaan, dan penyusunan skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Scramble Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di MTs Negeri Jember 1 Tahun Pelajaran 2021/2022” dapat berjalan dengan baik, lancar dan sukses.

Semoga Allah mencurahkan sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam paling utama di antara mahkluk-mahkluk. Beliau yang telah menuntun kita menuju jalan yang diridhohi dan diberkati oleh Allah yakni agama Islam.

Selesainya penulisan skripsi ini tentunya tak lepas dari adanya partisipasi dari pihak yang telah membantu dengan baik. Oleh karena itu, penulis menyadari dan menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhomat:

1. Prof. Dr. H. Babun Soeharto, SE.,MM selaku Rektor UIN Kiai Haji Ahcmad Siddiq Jember, yang telah mendukung dan selalu membuat kampus UIN Kiai Haji Ahcmad Siddiq Jember semakin baik kualitasnya.

2. Prof. Dr. H. Mukni’ah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah memberikan persetujuanpada skrispi ini.

3. Dr. Indah Wahyuni, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Sains yang telah memfasilitasi selama studi di FTIK.

(7)

vii

4. Musyarofah, M.Pd, selaku Koordinator Prodi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial serta dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran serta bersedia memberikan arahan dan bimbingan selama proses pembuatan skripsi.

5. Dosen Prodi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah menyalurkan ilmunya dan do’a sehingga penulis sampai seperti ini.

6. Bapak Drs. Syaiful Anwar, M.Pd. selaku kepala MTs Negeri 1 Jember yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.

7. Ibu Siti Alfiah, S.Pd., M. Pd. Waka. Kesiswaan MTs Negeri 1 Jember yang telah mengarahkan peneliti selama proses penelitian.

8. Ibu Ika Indriyati Rahayu, S. Pd. selaku guru mata pelajaran IPS di MTs Negeri 1 Jember yang telah memberikan informasi dalam penyusunan skripsi ini.

Jember, 9 November 2022

Penulis

(8)

viii ABSTRAK

Adnil Nektah Laudhia, 2022: Penerapan Model Pembelajaran Scramble Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di MTs Negeri 1 Jember Tahun Pelajaran 2021/2022

Kata kunci: penerapan model scramble, Pembelajaran IPS

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran yang berkualitas sangat bergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan untuk pedoman dalam merencanakan pembelajaran di dalam kelas. Sebagai seorang guru harus bisa memilih model pembelajaran yang tepat untuk siswa. Salah satu solusi model pembelajaran yang sesuai adalah model pembelajaran scramble.

Fokus penelitian ini yaitu: 1) Bagaimana perencanaan model pembelajaran scramble pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di MTs Negeri Jember 1 Tahun Pelajaran 2021/2022? 2) Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran scramble pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di MTs Negeri jember 1 Tahun Pelajaran 2021/2022? 3) Bagaimana evaluasi model pembelajaran scramble pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di MTs Negeri Jember 1 Tahun Pelajaran 2021/2022?

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model interaktif Miles, Huberman, dan Saldana. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik.

Hasil penelitian ini yaitu: 1) Perencanaan model pembelajaran scramble pada mata pelajaran IPS di MTs Negeri Jember 1 dilakukan dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, membuat kartu soal dan kartu jawaban, menganalisis materi, dan menentukan media dan sumber belajar. 2) Pelaksanaan model pembelajaran scramble pada mata pelajaran IPS di MTs Negeri Jember 1 terdapat beberapa langkah-langkah yang dilakukan oleh guru yaitu: pendahuluan, inti, dan penutup. 3) Evaluasi model pembelajaran scramble pada mata pelajaran IPS di MTs Negeri Jember 1 menggunakan penilaian autentik, penilaian ini dilakukan dalam dua bentuk yaitu (a) menilai hasil mengerjakan kartu soal, dan (b) menilai aktivitas siswa dalam penerapan model pembelajaran scramble dengan instrumen penilaian aktivitas.

(9)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Konteks Penelitian ... 1

B. Fokus Penelitian ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi Istilah ... 8

F. Sistematika Pembahasan ... 10

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ... 12

A. Penelitian Terdahulu ... 12

B. Kajian Teori ... 17

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 35

(10)

x

B. Lokasi Penelitian ... 35

C. Subyek Penelitian ... 36

D. Teknik Pengumpulan Data ... 36

E. Analisis Data ... 38

F. Keabsahan Data ... 40

G. Tahap-tahap Penelitian ... 41

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 44

A. Gambaran Obyek Penelitian ... 44

B. Penyajian Data dan Analisis... 48

C. Pembahasan Temuan ... 84

BAB V PENUTUP ... 99

A. Kesimpulan ... 99

B. Saran-saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 101 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

xi

DAFTAR TABEL

No Uraian Hal Tabel 2.1 Identifikasi Persamaan dan Perbedaan ... 15 Tabel 4.1 Langkah-langkah Scramble... 73 Tabel 4.2 Lembar Observasi Siswa ... 74

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

No Uraian Hal

Gambar 3.1 Komponen Analisis Model Miles dan Huberman...40

Gambar 4.1 Struktur Organisasi ...48

Gambar 4.2 RPP 1 Lembar ... 52

Gambar 4.3 Kartu Soal dan Kartu Jawaban ... 55

Gambar 4.4 Buku Mozaik IPS K13 ... 59

Gambar 4.5 Media Papan Scramble ... 60

Gambar 4.6 Tahap Pendahuluan Penerapan Scramble ... 65

Gambar 4.7 Tahap Inti (Guru Menjelaskan Materi Praaksara) ... 67

Gambar 4.8 Tahap Inti (Guru Membentuk Kelompok) ... 67

Gambar 4.9 Kegiatan Siswa Mengerjakan Kartu Soal... 69

Gambar 4.10 Memberikan Pertanyaan dengan Papan Scramble ... 71

Gambar 4.11 Kegiatan Penutup (Permainan Tanya Jawab) ... 71

Gambar 4.12 Guru Memberikan Reward ... 72

Gambar 4.13 Penilaian Hasil Soal-Soal Istilah ... 83

Gambar 4.14 Instrumen Penilaian Aktivitas Belajar Siswa ... 84

(13)

1 BAB 1

PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.1

Pembelajaran yang berkualitas sangat bergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajaran yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapain target belajar. Target belajar dapat diukur melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memadai, ditambah dengan kreativitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.2

Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya memperhatikan perbedaan-perbedaan individual anak tersebut, sehingga pembelajaran benar-benar dapat meroboh kondisi anak dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham serta dari yang

1 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2015), 15.

2 Muhammad Fathurrohman, Belajar Dan Pembelajaran Modern : Konsep dasar, Inovasi dan teori Pembelajaran, (Yogyakarta: Garudhawaca, 2017), 36-37.

(14)

berperilaku kurang baik menjadi baik. Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan penyelenggaraan proses belajar mengajar dari awal sampai akhir.3

Model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan untuk pedoman dalam merencanakan pembelajaran di dalam kelas. Model merupakan pola umum dari perilaku pembelajaran yang digunakan untuk mencapai suatu kompetensi atau tujuan pembelajaran agar sesuai apa yang diharapkan. Model pembelajaran adalah pola interaksi antara siswa dengan guru di dalam kelas yang menyangkut pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Model pembelajaran ditentukan apa saja tahapan-tahapan yang harus dilakukan guru, prinsip- prinsip reaksi guru dan siswa serta sistem penunjang yang telah disyaratkan.4

Sebagai seorang guru harus bisa memilih model pembelajaran yang tepat untuk siswa. Guru harus memperhatikan keadaan atau kondisi siswa, bahan pelajaran, serta sumber-sumber belajar yang ada agar penggunaan

3 Amral dan Asmar, Hakikat Belajar & Pembelajaran, (Guepedia The First On-Publisher In Indonesia, 2020), 8

4 Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-Isu Metodis dan Paragdimatis, (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2013), 12.

(15)

model pembelajaran dapat diterapkan secara efektif serta menunjang keberhasilan guru.5

Salah satu solusi model pembelajaran yang sesuai dengan pernyataan diatas adalah model pembelajaran scramble. Menurut Suyatno menyatakan bahwa : “Model pembelajaran scramble merupakan salah satu pembelajaran yang disajikan dengan bentuk kartu dengan mencari pasangan jawaban dari pertanyaan yang jawabannya diacak”. Selama proses pembelajaran dengan model scramble siswa melakukan diskusi secara kelompok atau berinteraksi dengan temannya dalam menemukan dan memahami konsep pembelajaran karena dengan berinteraksi siswa akan lebih mudah menyerap materi pembelajaran di kelas. Pembelajaran ini dapat merangsang aktivitas belajar, meningkatkan pemahaman siswa, dan meningkatkan partisipasi kelas dalam suasana belajar yang menyenangkan.6

Menurut Komalasari berpendapat bahwa pembelajaran scramble sebagai model pembelajaran yang mengajak siswa mencari jawaban terhadap suatu pertanyaan atau pasangan dari suatu konsep secara kreatif dengan cara menyusun huruf-huruf yang disusun secara acak, sehingga membentuk suatu jawaban atau pasangan konsep.

Model pembelajaran scramble merupakan suatu model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas yang menggembirakan dan dapat mendorong siswa untuk mencari tahu jawaban dari pertanyaan yang diberikan,

5 Ninda Beny Asfuri, Model Pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review) With Poo UP Pada Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Tematik Terhadap Kreatifitas Belajar Siswa), (Purwodadi: CV. Sarnu Untung, 2020), 3-7.

6 Nyi Ketut Mira Adnyanyi, dkk, “ Motivasi Dan Hasil Belajar IPA Dalam Pembelajaran Scramble Berbantuan Kartu Pertanyaan”, Jurnal Ilmiah Sekolah dasar, 4 No. 2 (2020), 272.

(16)

sehingga siswa terlibat dalam proses pembelajaran. Dengan demikian ketika siswa sudah terlibat aktif dalam pembelajaran siswa akan fokus dalam pembelajaran, dan membuat siswa dapat memahami materi yang disampaikan oleh guru.7 Berdasarkan beberapa pendapat yang disimpulkan bahwa model pembelajaran scramble sangat cocok diterapkan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

Menurut Sumaatmaja IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan sebagai satu perpaduan. Hal itu sesuai pendapat Nursid bahwa hakekat yang dipelajari pada pengajaran IPS adalah mempelajari, menelaah, mengkaji sistem kehidupan manusia dipermukaan bumi ini.8 Jadi pendidikan IPS merupakan perpaduan antara konsep-konsep ilmu sosial dengan konsep-konsep pendidikan yang dikaji secara sistematis, psikologis, dan fungsional sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan untuk tujuan pendidikan.

Kondisi pembelajaran IPS saat ini adalah pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered), textbook centered, dan monomedia. Karena sebagian besar guru menggunakan model pembelajaran yang konvensional atau ceramah, oleh karena itu tidak dapat disalahkan apabila banyak pesera didik menganggap proses pembelajaran IPS sebagai sesuatu yang

7 Hartoyo, “Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Scramble Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Kelas VI Semester II SDN 1 Putat Grobogan”, Jurnal Widyagogik, 6 No. 2 (2019), 158.

8 Deny Setiawan, Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, (Medan: Larispa Indonesia, 2016), 2-3.

(17)

membosankan, monoton, kurang menyenangkan, terlalu banyak hafalan dan kurang variatif.9

Berdasarkan informasi yang diperoleh melalui wawancara dengan guru IPS MTs Negeri Jember 1 pada tanggal 12 Januari 2022 pukul 07.30 WIB beliau mengatakan bahwa hambatan-hambatan selama mengajar di kelas adalah siswa kurang aktif baik di dalam berkelompok, berpendapat, dan bertanya. Siswa juga sering mengobrol dengan teman sebangkunya saat guru menjelaskan di depan, dan ketika mereka ditanya tentang pertanyaan- pertanyaan istilah, siswa tidak bisa menjawab dikarenakan kebanyakan siswa jarang sekali membaca buku.

Ibu Ika Indriyati mengatakan bahwa pembelajaran IPS yaitu pembelajaran yang banyak teori dan istilah-istilah yang membuat siswa malas untuk belajar. Siswa sangat menyukai pembelajaran yang memasukkan unsur permainan didalamnya. Siswa lebih tertarik dengan aktivitas yang menggunakan banyak gerak (tidak hanya duduk dibangku saja) dan tidak monoton, sehingga pelaksanaan pembelajaran IPS di MTs Negeri Jember 1 menggunakan model pembelajaran scramble. Model pembelajaran scramble sangat cocok diterapkan di MTs Negeri Jember 1. Dengan diterapkannya model pembelajaran scramble membuat siswa memahami istilah-istilah yang dikemas dalam bentuk permainan dan menambah banyak makna kosa kata.

Siswa MTs Negeri Jember 1 jarang sekali membaca buku jadi minat bacanya rendah padahal setiap siswa memiliki pegangan buku paket IPS untuk belajar

9 Etin Solihatin & Raharjo, CooperativeLearning: Analisis Model Pembelajaran IPS, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2007), 3.

(18)

dirumah maupun di sekolah, sehingga mengakibatkan siswa sangat sulit dalam mengingat istilah-istilah pada mata pelajaran IPS.10

Berdasarkan uraian permasalahan tersebut, maka dirasa penting bagi peneliti untuk meniliti tentang “Penerapan Model pembelajaran Scramble Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di MTs Negeri Jember 1 Tahun Pelajaran 2021/2022”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan konteks penelitian diatas, maka penulis dapat merumuskan fokus masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan model pembelajaran scramble pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di MTs Negeri Jember 1 Tahun Pelajaran 2021/2022 ?

2. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran scramble pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di MTs Negeri jember 1 Tahun Pelajaran 2021/2022 ?

3. Bagaimana evaluasi model pembelajaran scramble pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di MTs Negeri Jember 1 Tahun Pelajaran 2021/2022 ?

10 Ibu Ika Indriyati Rahayu, diwawancarai oleh Penulis, Jember 12 Januari 2022.

(19)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian, maka tujuan penelitian yang ingin di capai yaitu:

1. Mendeskripsikan perencanaan model pembelajaran scramble pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di MTs Negeri Jember 1 Tahun Pelajaran 2021/2022.

2. Mendeskripsikan pelaksanaan model pembelajaran scramble pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di MTs Negeri Jember 1 Tahun Pelajaran 2021/2022.

3. Mendeskripsikan evaluasi model pembelajaran scramble pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di MTs Negeri Jember 1 Tahun Pelajaran 2021/2022.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan nantinya bisa memberikan masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan penerapan model pembelajaran scramble.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru IPS

1) Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi guru dalam melakukan inovasi pembelajaran dan memperbaiki pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

(20)

2) Mengaplikasikan model pembelajaran scramble dalam pembelajaran IPS.

b. Bagi Siswa

1) Penelitian ini dapat memberikan suasana yang menyenangkan dan tidak monoton dalam proses belajar sehingga siswa lebih antusias untuk mengikuti pembelajaran.

2) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi siswa lebih semangat lagi dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial.

c. Bagi Kepala Sekolah

1) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam usaha perbaikan proses pembelajaran menjadi lebih baik melalui penerapan model pembelajaran scramble yang dilakukan oleh guru.

2) Penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan dan penyempurnaan pembelajaran IPS.

d. Bagi Peneliti

1) Peneliti dapat memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan pembelajaran IPS dengan model pembelajaran scramble.

2) Penelitian ini sebagai bahan pertimbangan, masukan atau referensi untuk penelitian lebih lanjut.

E. Definisi Istilah

Definisi istilah berisi tentang pengertian istilah-istilah penting yang menjadi titik perhatian peneliti di dalam judul penelitian. Tujuannya agar tidak

(21)

terjadi kesalahpahaman terhadap makna istilah sebagaimana yang dimaksud oleh peneliti. Definisi istilah dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Penerapan Model Pembelajaran Scramble

Penerapan model pembelajaran scramble merupakan model pembelajaran yang didalamnya terdapat unsur permainan dengan sistem mengerjakan soal yang terdiri dari kartu soal dan kartu jawaban. Kartu soal berisi dengan pertanyaan-pertanyaan istilah dan kartu jawaban berisi jawaban yang hurufnya diacak. Tugas peserta didik adalah menjawab pertanyaan tersebut dengan menyempurnakan huruf yang diacak. Tujuan dari scramble yakni memperbanyak makna kosa kata, dimana peserta didik sekarang masih banyak yang belum mengerti istilah-istilah.

Penerapan model pembelajaran scramble yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu suatu tindakan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran, dengan model pembelajaran scramble meningkatkan konsentrasi berpikir siswa dan menambah makna kosa kata dengan menjawab soal istilah-istilah yang jawaban telah diacak. Penerapan model pembelajaran scramble dalam penelitian ini meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi di MTs Negeri Jember 1 tahun pelajaran 2021/2022

2. Ilmu Pengetahuan Sosial

IPS adalah mengkaji peristiwa masa lalu dan yang akan datang, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan problematika sosial melalui pembelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk menjadi warga

(22)

negara indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, disiplin, serta warga dunia yang cinta damai. Mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah peserta didik yang dibina melalui pembelajaran IPS tidak hanya memiliki pengetahuan dan kemampuan berpikir tinggi, namun peserta didik diharapkan pula memiliki kesadaran dan tanggung jawab yang tinggi terhadap diri dan lingkungannya.

Penerapan model pembelajaran scramble pada mata pelajaran IPS yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah melaksanakan pembelajaran IPS dengan memperbanyak pemahaman tentang istilah-istilah. Pembelajaran ilmu pengetahuan sosial ini meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi di MTs Negeri Jember 1 tahun pelajaran 2021/2022.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan merupakan rangkuman sementara dari isi skripsi, bertujuan untuk mengetahui secara globlal dari seluruh pembahasan yang ada dan mempermudah pembaca, penulis memaparkan sistematika pembahasan sebagai berikut :

Bab satu adalah pendahuluan, pada bab ini dikemukakan mengenai latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, dan sistematika pembahasan.

Bab dua adalah kajian kepustakaan, pada bab ini menjelaskan tentang penelitian terdahulu dan kajian teori.

Bab tiga adalah metode penelitian, pada bab ini membahas tentang pendekatan dan jenis penelitian yang dilakukan, lokasi penelitian, subyek

(23)

penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, dan tahaptahap penelitian yang akan dilaksanakan.

Bab empat adalah penyajian data dan analisis, pada bab ini berisikan tentang gambaran obyek penelitian, penyajian data, serta pembahasan temuan.

Bab lima adalah penutup, pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan ditarik dari beberapa penjelasan pada bab-bab sebelumnya.

Kemudian dilanjutkan dengan saran untuk pihak-pihak yang terkait di dalam penelitian,

(24)

12 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

Pada bagian ini peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu yang sudah terpublikasikan atau belum terpublikasikan (skrispsi, tesis, disertasi, artikel yang dimuat pada jurnal ilmiah, dan sebagainya).

Langkah ini dilakukan untuk melihat sampai sejauh mana orisinalitas dan posisi penelitian yang hendak dilakukan. Penelitian terdahulu yang ada relevansi dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ganang Yulianto pada tahun 2020, dengan judul “Efektivitas penggunaan model pembelajaran scramble

dalam pembelajaran IPS pada materi interaksi sosial di kelas VII H SMPN 21 Semarang”.11 Rumusan masalah penelitian ini adalah:

a. Bagaimanakah efektivitas penggunaan model pembelajaran scramble dalam pembelajaran IPS pada materi interaksi sosial di kelas VII H di SMPN 21 Semarang?

b. Apa kendala pada penggunaan model pembelajaran scramble dalam pembelajaran IPS kelas VII H di SMPN 21 Semarang?

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan pendekatan metode kuantitatif dengan desain penelitian Pre- Experimental. Hasil dari penelitian menunjukkan yaitu: 1) Hasil penelitian peserta didik kelas VII H SMPN 21 Semarang menunjukkan

11 Ganang Yulianto, “Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Scramble dalam Pembelajaran IPS pada Materi Interaksi Sosial di Kelas VII H SMPN 21 Semarang” (Skripsi, Universitas Negeri Semarang, 2020).

(25)

dari ketiga ranah hasil belajar dapat dikatakan efektif dengan ketuntasan hasil belajar peserta didik >75% dari jumlah peserta didik sudah sesuai KKM. Rata-rata respon peserta didik terhadap pembelajaran IPS yang telah berlangsung 70,36 % artinya peserta didik merespon positif dengan kriteria tinggi terhadap pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran scramble. 2) Kendala pada penggunaan model pembelajaran scramble dalam pembelajaran IPS pada materi interaksi sosial di kelas VII

H SMPN 21 Semarang terjadi pada teknis pelaksanaan yang dipengaruhi oleh faktor peserta didik dan waktu pelaksanaan.

2. Penelitian yang kedua dilakukan oleh Liyana mahasiswa Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung tahun 2018 dengan judul “Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe scramble berbantuan media flip chart terhadap hasil belajar peserta didik pada pelajaran aksara lampung kelas V MIN 09 Bandar Lampung”.12 Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Scramble berbantuan media flip chart terhadap hasil belajar peserta didik

pada pelajaran Aksara Lampung kelas V MIN 9 Bandar Lampung?

Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, jenis penelitian Quasy Experimental Design, dengan desain penelitian pretest- posttest control group design. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Liyana

menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe scramble berbantuan media flip chart memberikan pengaruh terhadap hasil

12 Liyana, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble berbantuan Media Flip Chart Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Pelajaran Aksara Lampung Kelas V MIN 09 Bandar Lampung” (Skripsi, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2018).

(26)

belajar peserta didik pada pelajaran aksara Lampung kelas V MIN 9 Bandar Lampung. Hal ini berdasarkan analisis data melalui pengolahan data yang diperoleh dari hasil uji-t yaitu = 2,204 > = 2,005 maka dapat disimpulkan bahw > sehingga hasil pengujian hipotesis dinyatakan diterima dan ditolak.

3. Penelitian ketiga dilakukan oleh Julfriady Siagian mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Medan pada tahun 2021, penelitian ini berjudul “Penerapan model scramble dalam pembelajaran bahasa arab di SMP Muhammadiyah 47 Medan Sunggal”.13 Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana perencanaan model scramble dalam pembelajaran bahasa Arab di SMP Muhammadiyah 47 Medan Sunggal?

b. Bagaimana penerapan model scramble dalam pembelajaran bahasa Arab di SMP Muhammadiyah 47 Medan Sunggal?

c. Bagaimana evaluasi yang dilakukan dalam penerapan model scramble dalam pembelajaran Bahasa Arab di SMP Muhammadiyah 47 Medan Sunggal?

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Hasil penelitian yang diperoleh Julfriady Siagian yaitu: 1) Perencanaan model scramble dalam pembelajaran bahasa arab meliputi: a) Menetapkan waktu mulai penelitian tindakan kelas yaitu pada semester ganjil, b) Menentukan

13 Julfriady Siagian, “Penerapan Model Scramble Dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Smp Muhammadiyah 47 Medan Sunggal” (Skripsi, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Medan, 2021).

(27)

pokok bahasan dan sub pokok bahasan dalam penelitian ini sesuai yang ada dalam silabus dan RPP, c) Menetapkan indikator ketercapaian hasil belajar siswa pada pokok bahasan yang ada, d) Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti silabus dan RPP, e) Menyiapkan kartu soal dan kartu jawaban yang akan digunakan pada penelitian ini, f) Menyiapkan alat dokumentasi berupa kamera untuk mendokumentasikan pelaksanaan pembelajaran. 2) Penerapan model scramble dalam pembelajaran bahasa arab meliputi: a) Kegiatan awal, b) Kegiatan inti, dan c) Kegiatan penutup.

3) Evaluasi model scramble dalam pembelajaran bahasa arab yaitu:

dilakukan penilaian hasil belajar siswa dengan mengerjakan soal pretest yang sudah diberikan guru kepada siswa.

Persamaan dan perbedaan antara tiga penelitian terdahulu tersebut, dengan penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.1

Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian yang dilakukan.

No Nama peneliti, tahun, dan judul penelitian

Persamaan Perbedaan

1 Ganang Yulianto, 2020, Efektivitas penggunaan model pembelajaran scramble dalam

pembelajaran IPS pada materi interaksi sosial di kelas VII H SMPN 21 Semarang.

Meneliti tentang model pembelajaran scramble.

a. Penelitian terdahulu menggunakan penelitian kuantitatif, sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode kualitatif.

b. Penelitian terdahulu fokus kepada efektivitas

penggunaan model pembelajaran scramble, sedangkan penelitian yang akan dilakukan fokus pada penerapan model

pembelajaran scramble

(28)

pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

2 Liyana, 2018, Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe scramble berbantuan media flip chart terhadap hasil belajar peserta didik pada pelajaran aksara lampung kelas V MIN 09 Bandar Lampung.

Meneliti tentang model pembelajaran scramble.

a. Penelitian sebelumnya menggunakan metode penelitian kuantitatif, sedangkan penelitian yang akan dilakukan

menggunakan metode kualitatif.

b. Penelitian terdahulu fokus kepada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe scramble berbantuan media flip chart terhadap hasil belajar peserta didik pada pelajaran aksara lampung, sedangkan penelitian yang akan dilakukan fokus pada penerapan model pembelajaran scramble pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

3 Julfriady Siagian, 2021, Penerapan model scramble dalam pembelajaran bahasa arab di SMP

Muhammadiyah 47 Medan Sunggal

Meneliti tentang Model Pembelajaran Scramble.

a. Penelitian sebelumnya menggunakan penelitian tindakan kelas, sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan kualitatif deskriptif.

b. Penelitian terdahulu fokus kepada penerapan model scramble dalam

pembelajaran bahasa arab, sedangkan penelitian yang akan dilakukan fokus pada penerapan model

pembelajaran scramble pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

(29)

Berdasarkan paparan tabel penelitian terdahulu, dapat penulis simpulkan bahwa penelitian terkait dengan penelitian yang penulis lakukan yakni sama-sama menjelaskan tentang model pembelajaran scramble.

Beberapa menunjukkan posisi penelitian penulis berbeda pada fokus penelitian dan metode penelitian, yaitu meneliti terkait Penerapan Model Pembelajaran Scramble Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Madrasah Tsanawiyah Negeri Jember Tahun Pelajaran 2021/2022.

B. Kajian Teori

1. Model Pembelajaran Scramble

a. Pengertian Model Pembelajaran Scramble

Menurut Trianto dalam kutipan Shilpy A. Octavia mengatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Jadi model pembelajaran adalah prosedur atau pola sistematis yang digunakan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan pembelajaran di dalamnya terdapat strategi, teknik, metode bahan, media dan alat.

Model pembelajaran sangat efektif dalam upaya peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar, karena pada kegiatan pembelajaran

(30)

siswa dituntut untuk berperan aktif dalam pembelajaran serta diharapkan menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi.14

Menurut Suratno bahwa scramble merupakan model pembelajaran yang mengajak siswa untuk menemukan jawaban dan menyelesaikan permasalahan yang ada dengan dengan cara membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia. Scramble dipakai untuk latihan pengembangan dan peningkatan wawasan pemikiran kosa kata. Model pembelajaran scramble akan disesuaikan kepada siswa untuk menemukan jawaban dan menyelesaikan permasalahan yang ada dengan cara membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia dalam suasana yang menyenangkan.15

Melalui pembelajaran scramble siswa dilatih berkreasi menyusun kata, kalimat, atau wacana dengan susunan yang bermakna dan mungkin lebih baik dari susunan aslinya. Pembelajaran model scramble adalah sebuah model yang menggunakan penekanan latihan

soal berupa permainan yang dikerjakan untuk dapat berfikir kritis sehingga lebih mudah dalam mencari penyelesaian soal. Model

14 Shilphy A. Octavia, Model-Model Pembelajaran (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2020), 12-13.

15 Suratno, dkk. Tiga Belas Ladang Cintaku (Pekalongan: PT. Nasya Expanding Management, 2021), 32-33.

(31)

permainan ini diharapkan dapat memacu minat siswa dalam pelajaran membaca pemahaman bahasa.16

Menurut Hanafiah dan Suhana bahwa model pembelajaran scramble bersifat aktif, siswa dituntut aktif bekerja sama serta

bertanggung jawab terhadap kelompoknya untuk menyelesaikan kartu soal guna memperoleh poin dan diharapkan dapat meningkatkan kebersamaan siswa. Model ini dapat dijadikan sebagai alternatif untuk menciptakan kondisi yang variatif dalam kegiatan belajar mengajar, dapat membantu guru dalam menyelesaikan permasalahan pembelajaran, seperti rendahnya minat belajar siswa, rendahnya aktivitas proses belajar siswa ataupun rendahya hasil belajar siswa.17

Menurut Laughlin dan Andrew menyampaikan bahwa scramble dapat membantu meningkatkan kemampuan membaca, memahamkan bacaan, dan menulis karena memperkuat memori visual mereka pada kata.18

Menurut paparan diatas peneliti menarik kesimpulan bahwa model pembelajaran scramble merupakan model pembelajaran yang memadukan kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam menyusun huruf-huruf yang telah teracak jadi siswa bertugas

16 Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013 (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2017), 166-167.

17 N.M. Putri Saridewi dan N Nym. Kusmariyatni, “Penerapan Model Pembelajaran Scramble untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa”, Journal of Education Action Research, 1 No. 3 (2017), 232.

18 Eneng Ros Siti Saroh, Vismaia S. Damaianti, "Pengaruh Teknik Scramble terhadap Kemampuan Menentukan Ide Pokok dan Memparafrase dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman”, Edu Humaniora Jurnal Pendidikan Dasar, 8 No. 2 (2016), 146.

(32)

mengoreksi (membolak-balik huruf) jawaban tersebut sehingga menjadi jawaban yang tepat dan benar.

1) Penerapan Model Pembelajaran Scramble

Penerapan model pembelajaran scramble meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Penerapan model pembelajaran scramble sebagai berikut:

a) Perencanaan Model Pembelajaran Scramble

Menurut Ahmad Nursobah perencanaan adalah proses pengambilan keputusan atas sejumlah alternatif (pilihan) mengenai sasaran-sasaran dan cara-cara yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang guna mencapai tujuan yang dikehendaki, serta pemantauan dan penilaiannya atas hasil pelaksanaannya, yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Perencanaan pembelajaran adalah suatu dokumen rasional yang disusun berdasarkan hasil analisis sistematis tentang perkembangan peserta didik dengan tujuan agar pembelajaran lebih efektif dan efesien sesuai dengan tuntutan kebutuhan siswa-siswi dan masyarakat.

Kegiatan perencanaan pembelajaran yaitu dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang terdiri atas kegiatan memilih dan menetapkan kompetensi inti (KI), memilih dan menetapkan kompetensi dasar (KD), mengembangkan indikator, memilih dan mengembangkan

(33)

bahan ajar, memilih dan mengembangkan strategi pembelajaran, memilih dan mengembangkan media/sumber belajar, dan mengembangkan instrumen penilaian.19

Penyusunan perencanaan model pembelajaran scramble dilakukan sebagai berikut:

(1) Merumuskan Tujuan

Dalam merancang pembelajaran, tugas pertama guru adalah merumuskan tujuan pembelajaran beserta materi pelajarannya.

(2) Pengalaman Belajar

Merencanakan pembelajaran adalah memilih pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran. Belajar bukan hanya sekedar mencatat dan menghafal, akan tetapi proses berpengalaman (3) Kegiatan Belajar Mengajar

Menentukan kegiatan belajar mengajar yang sesuai, pada dasarnya kita dapat merancang melalui pendekatan kelompok atau pendekatan individual. Pendekatan kelompok adalah pembelajaran dimana setiap siswa belajar secara kelompok baik dalam kelompok besar ataupun kelompok kecil, sedangkan pembelajaran individual adalah pembelajaran dimana siswa belajar secara mandiri melalui

19 Ahmad Nursobah, Perencanaan Pembelajaran MI/SD (Pamekasan: Duta Media Publishing, 2019), 2.

(34)

bahan belajar, sehingga siswa dapat belajar menurut kecepatan dan kemampuan masing-masing.

(4) Orang-orang yang Terlibat

Orang-orang yang akan terlibat dalam proses pembelajaran khususnya yang berperan sebagai sumber belajar yaitu guru.

(5) Fasilitas Fisik

Fasilitas fisik merupakan faktor yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran.

Fasilitas fisik meliputi ruangan kelas, pusat media, laboratorium, atau ruangan untuk kelas berukuran besar (semacam aula).20

Perencanaan model pembelajaran scramble meliputi pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), membuat kartu soal dan kartu jawaban, menganalisis materi, dan menentukan media dan sumber belajar.

b) Pelaksanaan Model Pembelajaran Scramble

Pelaksanaan pembelajaran merupakan kegiatan proses belajar mengajar sebagai unsur inti dari aktivitas pembelajaran untuk mencapai hasil yang diharapkan. Pelaksanaan model pembelajaran scramble dapat dilihat dari langkah-langkah kegiatannya meliputi pembuka, isi, dan penutup. Tahap

20 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2015), 40-45.

(35)

pembuka merupakan proses pertama sebelum dilakukan pembelajaran seperti mengucapkan salam dan diawali dengan berdoa. Tahap isi merupakan kegiatan dari proses pembelajaran dan tahap penutup merupakan tahap akhir yang berisi evaluasi didalam pembelajaran.21

Dalam pelaksanaan model pembelajaran scramble pada mata pelajaran IPS seorang guru harus memperhatikan langkah- langkah pembelajaran. Menurut Aris Shoimin, langkah-langkah model pembelajaran scramble sebagai berikut:

(1) Persiapan

Pada tahap ini guru menyampaikan bahan dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran. Media yang digunakan berupa kartu soal dan kartu jawaban, yang sebelumnya jawaban telah diacak sedemikian rupa. Guru menyiapkan kartu-kartu sebanyak kelompok yang telah dibagi. Guru mengatur hal-hal yang mendukung proses belajar mengajar, misalnya mengatur tempat duduk siswa sesuai kelompok yang telah dibagi ataupun memeriksa kesiapan siswa belajar dan sebagainya.

(2) Kegiatan Inti

Kegiatan dalam tahap ini adalah setiap masing- masing kelompok melakukan diskusi untuk mengerjakan

21 Wina sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, 50.

(36)

kartu soal. Guru melakukan diskusi kelompok besar untuk menganalisis dan mendengar pertanggung jawaban dari kelompok kecil atas hasil kerja yang telah disepakati dalam masing-masing kelompok kemudian membandingkan dan mengkaji jawaban yang tepat dan logis.

(3) Tindak lanjut

Kegiatan tindak lanjut tergantung dari hasil belajar siswa. Contoh kegiatan tindak lanjut antara lain:

(a) Kegiatan pengayaan berupa pemberian tugas serupa dengan bahan yang berbeda.

(b) Kegiatan menyempurnakan susunan teks asli, jika terdapat susunan yang tidak memperlihatkan kelogisan.

(c) Kegiatan mengubah materi bacaan (memparafrase atau menyederhanakan bacaan).

(d) Mencari makna kosa kata baru di dalam kamus dan mengaplikasikannya dalam pemakaian kalimat.

(e) Membetulkan kesalahan-kesalahan tata bahasa yang mungkin ditemukan dalam teks wacana latihan.

Langkah-langkah penerapan model pembelajaran scramble menurut Huda yang dikutip oleh Shilphy A.

Octavia sebagai berikut:

(a) Guru menyajikan materi sesuai topik.

(37)

(b) Guru membagikan lembar kerja dengan jawaban yang diacak susunannya.

(c) Guru memberikan durasi untuk pengerjaan soal.

(d) Siswa mengerjakan soal berdasarkan waktu yang telah ditentukan guru.

(e) Guru mengecek durasi waktu dan memeriksa pekerjaan siswa.

(f) Guru melakukan penilaian.

(g) Guru memberikan apresiasi dan rekognisi kepada siswa yang berhasil, dan memberi semangat kepada siswa yang belum cukup berhasil menjawab dengan cepat dan benar.

Satu hal yang penting dalam model ini , siswa tidak sekedar berlatih memahami dan menemukan susunan teks yang baik dan logis, tetapi juga dilatih untuk berpikir kritis analitis. Hal-hal yang berkenaan dengan aspek kebahasaan, kebenaran, ketepatan struktur kalimat dan tanda baca dapat menjadi perhatian dan perbincangan siswa.22

Berdasarkan pelaksanaan model pembelajaran scramble di atas peneliti menarik kesimpulan bahwa model scramble bersifat aktif, siswa dituntut aktif berfikir serta bertanggung jawab terhadap kelompoknya untuk menyelesaikan kartu soal

22 Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013, 168.

(38)

guna memperoleh poin dan diharapkan dapat meningkatkan kebersamaan siswa. Model ini memberikan sedikit sentuan permainan acak kata harapan dapat menarik perhatian siswa.

Dengan model ini diharapkan hasil pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa dan pada akhirnya siswa dapat menemukan banyak hal yang menarik dalam pembelajaran IPS dan hasil kelompok mereka, sehingga siswa dapat menemukan suatu ilmu atau pengetahuan dengan lebih bermakna.

c) Evaluasi Model Pembelajaran Scramble

Menurut Zainal menyatakan bahwa evaluasi merupakan penilaian keseluruhan program pendidikan mulai perencanaan hingga pelaksanaan dan keberhasilan suatu pembelajaran yang pada dasarnya memuat seluruh informasi yang selanjutnya digunakan untuk menentukan kebijakan selanjutnya. Suatu proses evaluasi yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sejauh mana tujuan atau program telah tercapai.

Pemikiran yang sejalan juga dikemukakan oleh Arikunto dan Jabar yang menyatakan evaluasi dapat juga diartikan sebagai proses menilai sesuatu berdasarkan kriteria atau tujuan

(39)

yang telah ditetapkan yang selanjutnya diikuti dengan pengambilan keputusan atas obyek yang dievaluasi.23

Tujuan dari evaluasi adalah untuk meningkatkan kualitas proses dan memberikan keputusan terhadap suatu program yang dievaluasi, apakah program tersebut harus diperbaiki, diteruskan, atau bahkan dihentikan. Selanjutnya, kegunaan dari hasil evaluasi ini adalah sebagai acuan untuk pengambilan keputusan atau kebijakan.24

Evaluasi pada model pembelajaran scramble adalah evaluasi jenis penilaian autentik. Istilah ‘autentik’ merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliable. Dengan demikian secara sederhana penilaian autentik merupakan sebuah bentuk penilaian yang mengukur kinerja nyata yang dimiliki siswa.

Kinerja yang dimaksud adalah aktivitas dan hasil aktivitas yang diperoleh siswa selama proses pembelajaran.25

Evaluasi model pembelajaran scramble selain menggunakan penilaian autentik, dapat dilihat dari keberhasilan penerapan model pembelajaran scramble meliputi: pertama pemahaman dan mengingat suatu bacaan khususnya istilah- istilah yang diterapkan pada mata pelajaran IPS, kedua menguasai kosa kata atau makna istilah-istilah.

23 Indra Perdana dan Misnawati, Evaluasi Pembelajaran (Guepedia: The First On-Publisier, 2021), 8. 24

Rina Febriana, Evaluasi Pembelajaran (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2019), 8.

25 Dadang Supardan, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Perspektif filosofi dan Kurikulum (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2018), 139.

(40)

2) Kelebihan Model Pembelajaran Scramble

Menurut Aris Shoimin terdapat beberapa keunggulan dari model pembelajaran scramble yaitu sebagai berikut:

a) Setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru, sehingga setiap individu nantinya akan mampu menyelesaikan permasalahan yang sama tanpa bantuan anggota kelompok yang lain. Setiap anggota kelompok wajib mengetahui bahwa semua anggota pastinya memiliki tujuan yang sama. mereka juga harus berkolaborasi didalam melakukan tugasnya bertanggung jawab, dikenai evaluasi, dan kepemimpinan. Kemudian tiap anggota kelompok memerlukan keterampilan untuk belajar bersama dan setelah selesai mengerjakan tugas akan dikenai pertanggung jawaban oleh tiap anggota kelompok. Maka dari itu dalam model ini setiap peserta didik tidak ada yang diam karena individu diberi tanggung jawab akan keberhasilan kelompoknya.

b) Model pembelajaran ini memungkinkan peserta didik untuk belajar sambil bermain. Mereka dapat berekreasi sekaligus belajar dan berfikir, mempelajari sesuatu secara santai dan tidak membuatnya stress atau tertekan.

c) Mampu menimbulkan kegembiraan dan melatih keterampilan tertentu, model pembelajaran scramble juga dapat memupuk rasa solidaritas dalam kelompok.

(41)

d) Materi yang diberikan melalui salah satu model permainan ini biasanya mengesankan dan sulit untuk dilupakan. Sifat kompetitif dalam model ini dapat mendorong peserta didik berlomba-lomba untuk maju.26

Model pembelajaran scramble memudahkan siswa untuk mencari jawaban dan mendorong pemahaman siswa terhadap materi IPS. Model scramble menarik siswa untuk belajar, karena model tersebut tidak monoton dan cenderung menimbulkan rasa ingin tahu untuk menyelesaikannya.

3) Kekurangan Model Pembelajaran Scramble

Selain terdapat kelebihan-kelebihan, model pembelajaran scramble mempunyai kekurangan. Menurut Aris Shoimin

kekurangan model pembelajaran scramble yaitu:

a) Pembelajaran ini terkadang sulit dalam merencanakan, karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.

b) Terkadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit menyelesaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.

c) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka pembelajaran ini akan sulit di implementasikan oleh guru.

26 Aris Shoimin, 168.

(42)

d) Model bermain seperti ini biasanya menimbulkan suara gaduh, hal tersebut jelas akan mengganggu kelas yang berdekatan.27

Dengan demikian dapat dipahami bahwa dalam pembelajaran dengan menggunakan model scramble ini terdapat kelebihan dan juga kekurangannya agar lebih mempermudah dalam memahami situasi ketika proses pembelajaran. Dan menurut peneliti bahwa kekurangan lainnya yang ada di model scramble ini ada beberapa materi di IPS yang tidak dapat diterapkan di dalam model scramble.

2. Ilmu Pengetahuan Sosial

a. Definisi Ilmu Pengetahuan Sosial

Definisi Social studies menurut Edgra Bruce Wesley yang dikutip oleh Dadang Supardan “social studies are the social sciences simplified for pedagogical purpose”. Maksudnya bahwa IPS

merupakan ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan pendidikan. Dari penjelasan definisi diatas dapat dikemukakan bahwa;

1) IPS adalah kajian dari ilmu-ilmu sosial; 2) kajian IPS dikembangkan untuk tujuan-tujuan pendidikan dan pembelajaran; 3) aspek-aspek dari masing-masing disiplin ilmu sosial perlu diseleksi.28

Soemantri juga mendefiniskan IPS sebagai perpaduan antara konsep-konsep ilmu sosial dengan konsep-konsep pendidikan yang dikaji secara sistematis, psikologi dan fungsional sesuai dengan tingkat

27 Aris Shoimin, 169.

28 Dadang Supardan, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Perspektif Filosofi dan Kurikulum, 9.

(43)

perkembangan anak didik. Selain itu IPS juga merupakan program pendidikan yang memilih bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humanis yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan yang berlandaskan Pancasila dan kebudayaan bangsa Indonesia.29

Masih banyak definisi tentang IPS (social studies) yang telah disampaikan di atas, namun pada umumnya definisi-definisi tersebut menunjukkan pengertian bahwa IPS sebagai program pendidikan atau bidang studi dalam kurikulum sekolah yang mempelajari kehidupan manusia dalam masyarakat serta hubungan atau interaksi antara manusia dengan lingkungannya (fisik dan sosial). Isi atau materi IPS diambil dan dipilih dari bagian-bagian pengetahuan/konsep dari ilmu- ilmu sosial disesuaikan tingkat pertumbuhan dan usia siswa.30

Berdasarkan paparan diatas peneliti menarik kesimpulan bahwa IPS merupakan: 1) Mata pelajaran yang diajarkan pada peserta didik tidak hanya ditingkat SMP/MTs saja tetapi di tingkat SD dan SMA pun diajarkan materi IPS, 2) Mengkaji mengenai kehidupan manusia dalam masyarakat, 3) Bahannnya bersumber dari disiplin ilmu sosial.

1) Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial

Tujuan mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial di Indonesia untuk memberikan pengetahuan yang merupakan kemampuan untuk mengingat ide-ide atau penemuan yang telah di alami dalam bentuk

29 Muhammad Numan Somantri, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), 85.

30 Yulia Siska, Konsep Dasar IPS SD/MI (Yogyakarta: Garudhawaca, 2016), 6-7.

(44)

yang sama atau dialami sebelumnya. kemampuan untuk menemukan informasi yang tepat dan teknik dalam pengalaman seorang siswa untuk menolong memecahkan masalah-masalah baru atau menghadapi pengalaman baru. Tujuan yang bersifat afektif, berupa pengembangan sikap-sikap, pengertian-pengertian dan nilai- nilai yang akan meningkatkan pola hidup demokratis dan menolong siswa mengembangkan filsafat hidupnya.31

Permendiknas 22/2006 juga menjelaskan secara rinci tujuan pembelajaran IPS adalah sebagai berikut :

a) Peserta didik mampu mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya;

b) Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis, kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, dan terampil memecahkan masalah dalam kehidupan masyarakat;

c) Memiliki kemampuan berkomunikasi, berkerja sama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional dan global;

d) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan;32

Pada dasarnya tujuan social stadies/IPS adalah untuk mempersiapkan para peserta didik sebagai warga negara yang

31 Muhammad Ainur Rofiq, Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial (Semarang: CV. Pilar Nusantara, 2020), 16-17.

32 Tim Penyusun, Buku Guru Ilmu Pengetahuan Sosial (Indonesia: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016), 06.

(45)

menguasai Pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sikap dan nilai (attitudes and values) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial serta kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik.33

2) Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial

Dalam kurikulum 2013 mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial mengkaji berbagai aspek kehidupan masyarakat secara terpadu, karena kehidupan masyarakat sebenarnya merupakan sebuah sistem dan totalitas dari berbagai aspek. Kehidupan masyarakat bersifat multidimensional, sehingga pembelajaran IPS yang dilaksanakan secara terpadu diharapkan mampu menghantarkan dan mengembangkan kompetensi siswa kearah kehidupan masyarakat dengan baik dan fungsional, memiliki kepekaan sosial dan mampu berpartisipasi dalam mengatasi masalah-masalah yang terjadi.

Ruang lingkup IPS tidak lain adalah perilaku sosial, ekonomi dan budaya manusia di masyarakat dalam konteks ruang dan waktu yang mengalami perubahan. Oleh karena itu,masyarakat menjadi sumber utama IPS. Ruang lingkup mata pelajaran IPS di SMP meliputi aspek sebagai berikut:

33 Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran , 12.

(46)

a) Keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu.

b) Perubahan masyarakat indonesia pada zaman pra-aksara, zaman hindu-budha dan zaman islam, zaman penjajahan dan tumbuhnya semangat kebangsaan, masa pergerakan kemerdekaan sampai dengan awal (masa) reformasi sekarang.

c) Jenis dan fungsi kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik dalam masyarakat.

d) Interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya dan ekonomi dari waktu kewaktu.34

34 Asori Ibrohim, Jejak Inovasi pembelajaran IPS (Yogyakarta: Leutikaprio, 2018), 70

(47)

35 BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang disajikan dalam bentuk deskriptif melalui data-data lisan maupun tertulis dari narasumber terkait. Penelitian kualitatif bertujuan untuk memaparkan, menggambarkan, dan memetakan fakta-fakta berdasarkan cara pandang atau kerangka berfikir tertentu.35

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, karena penelitian ini menekankan pada makna dan proses sehingga data yang diperoleh berbentuk deskriptif bukan angka-angka yang berupa kata-kata tulisan atau lisan dari informan yang dapat diamati.

Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan kajian secara mendalam untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran scramble pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tahun pelajaran 2021/2022 di MTs Negeri Jember 1.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini di laksanakan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Jember 1 berloksi di Jl. Imam Bonjol No. 01, Kaliwates Kidul, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Penentuan lokasi ini berdasarkan atas pentimbanganyaitu:

35 Mahmud, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,2011), 100.

(48)

1. MTs Negeri Jember 1 merupakan salah satu lembaga pendidikan yang melaksanakan model pembelajaran scramble pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

2. MTs Negeri Jember 1 kualitas pendidikannya yang baik dan juga tidak kalah pada prestasi-prestasi yang telah dicapai terutama dalam bidang sains.

C. Subjek Penelitian

Subyek penelitian merupakan subjek dari mana data diperoleh.

Penentuan informan menggunakan teknik purposive dan pengambilan informan dengan pertimbangkan tujuan tertentu.36 Subyek dalam penelitian ini adalah:

1. Kepala Sekolah MTs Negeri Jember 1 2. Waka Kurikulum MTs Negeri Jember 1

3. Guru Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial MTs Negeri Jember 1 4. Siswa MTs Negeri Jember 1

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Penelitian ini menggunakan teknik observasi non-partisipatif dimana peneliti hanya sebagai pengamat saja, tidak ikut serta dalam segala

36 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2019), 289.

(49)

kegiatan maupun program yang sedang diteliti. Namun, kehadiran peneliti tetap dipertanggung jawabkan dalam memperoleh data di lapangan.37

Proses observasi yang dilakukan bertujuan untuk memperoleh data mengenai penerapan model pembelajaran scramble di lembaga tersebut meliput tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi di lapangan. Data yang ingin diperoleh pada teknik observasi penelitian ini antara lain:

a. Perencanaan model pembelajaran scramble pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

b. Pelaksanaan model pembelajaran scramble pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

c. Evaluasi model pembelajaran scramble pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

2. Wawancara

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi-terstruktur yakni wawancara yang pelaksanaannya lebih bebas. Teknik wawancara semi terstruktur bertujuan untuk menemukan permasalahan lebih terbuka dengan pendapat dan ide-ide dari pihak yang diwawancari.38 Meskipun demikian, wawancara yang dilakukan tidak boleh keluar dari pembahasan penelitian guna diperolehnya data-data yag relevan dan valid dari narasumber.

37 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, 297.

38 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, 304.

(50)

Data yang ingin didapat dari teknik wawancara ini sebagai berikut:

a. Perencanaan model pembelajaran scramble pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

b. Pelaksanaan model pembelajaran scramble pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

c. Evaluasi model pembelajaran scramble pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

3. Dokumen

Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan data berupa transkip, catatan, gambar, majalah, notulensi kegiatan maupun rapat. Hasil dokumentasi juga bisa menjadi bukti kevalidan data yang diperoleh dari hasil observasi maupun wawancara. Adapun data yang ingin diperoleh dari proses dokumentasi sebagai berikut:

a. Sejarah berdirinya MTs Negeri Jember 1 b. Visi dan Misi MTs Negeri Jember 1 c. Struktur Organisasi MTs Negeri Jember 1 d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) E. Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari, memilih dan menyusun secara sistematis data hasil dari wawancara, observasi, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data sesuai kategori, dijabarkan sesuai unit- unit, menyusun sesuai pola, memilih data yang dianggap penting dan perlu

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik dan antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang berlangsung

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar.. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan

Pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik,antara peserta didik dan pendidik, dan antara peserta dan sumber belajar lainnya pada suatu lingkungan belajar

Pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik, antara peserta didik dan pendidik, dan antara peserta dan sumber belajar lainnya pada suatu lingkungan belajar yang

Pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik,antara peserta didik dan pendidik, dan antara peserta dan sumber belajar lainnya pada suatu lingkungan belajar

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan

Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar sehingga terjadinya belajar yang baik. Salah

15 Evi Rahmawati, “Pengaruh lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 22 Pamulang” (Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014)..