• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH REMEDIAL TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN 003 BALLA KECAMATAN BALLA KABUPATEN MAMASA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH REMEDIAL TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN 003 BALLA KECAMATAN BALLA KABUPATEN MAMASA"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH REMEDIAL TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN 003

BALLA KECAMATAN BALLA KABUPATEN MAMASA

SKRIPSI

Oleh

ARRUANLIPU CHRISTIAN NIM 4514103010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BOSOWA 2018

(2)

PENGARUH REMEDIAL TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN 003

BALLA KECAMATAN BALLA KABUPATEN MAMASA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd).

Oleh

ARRUANLIPU CHRISTIAN NIM 4514103010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BOSOWA 2018

(3)

(4)
(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Pengaruh Remedial Teaching Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN 003 Balla Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa” beserta seluruh isinya benar-benar karya saya sendiri, bukan karya hasil plagiat. Saya siap menanggung risiko/sanksi apabila ternyata ditemukan adanya perbuatan tercela yang melanggar etika keilmuan dalam karya saya ini, termasuk adanya klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Makassar, Juli 2018 Yang membuat pernyataan

(6)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

Tiada doa yang lebih indah selain doa agar skripsi ini cepat selesai.

Persembahan

Karya ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku, dan untuk orang-orang yang telah membantu dan mendukung saya selama ini.

(7)

ABSTRAK

Arruanlipu Christian. 2018. Pengaruh Remedial Teaching Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN 003 Balla Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa.

Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Dibimbing oleh Prof. Dr.

Muhammad Yunus, M.Pd., dan Fathimah Az Zahra N, S.Pd., M.Pd.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain penelitian Pre-Experimental One Group Pretest-Posttest, yaitu memberikan tes sebelum adanya perlakuan, kemudian memberikan tes setelah adanya perlakuan dengan menggunakan Remedial Teaching. Perlakuan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh Remedial Teaching terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SDN 003 Balla Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa berpengaruh positif atau tidak terhadap hasil belajar. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas V sebanyak 25 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes dan observasi. Data yang diperoleh dianalisis juga dengan menggunakan uji-t.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh Remedial Teaching terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SDN 003 Balla Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil uji-t diperoleh thitung >

ttabel atau 8,04 > 2,61. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara Remedial Teaching terhadap hasil belajar siswa.

Kata kunci : Remedial Teaching, Hasil belajar siswa

(8)

ABSTRACT

Arruanlipu Christian, 2018. The Effect of Remedial Teaching On Mathematics Learning Outcomes SDN 003 Balla, Balla sub-district, Balla Regency. Thesis education department teacher training elementary school and Bosowa University education science. supervisor 1 Prof. Dr. Muhammad Yunus, M.Pd., and supervisor II Fathimah Az Zahra N, S.Pd., M.Pd.

This type of research is an experimental study with a pre-experimental one group pretest-posttest research design, namely giving a test before treatment, then giving a test after treatment using remedial teaching. The treatment was carried out with them aim of knowing the effect of remedial teaching on the mathematics learning outcomes of SDN 003 Balla, Balla sub-district, Mamasa regency, which had a positive or no effect on learning outcomes. The in sample was twenty five students in grade five. Data collection techniquest used in this study are test and observation techniquest. The data obtained werw analyzed also using the t-test.

The result of the study showed that there was a remedial teaching test on the mathematics learning outcomes of students in class five SDN 003 Balla, Balla sub-district, Mamasa regency. This can be seen based on the t-test result obtained.

This it can be concluded that there is asignificant positive relationship between remedial teaching on student learning outcomes.

Keywords: remedial teaching, student learning outcomes.

(9)

PRAKATA

Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah Swt, Atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Remedial Teaching Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN 003 Balla Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa”, yang dirampungkan dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan akademis guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bosowa.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Apabila terdapat kesalahan dan kekhilafan dalam bentuk bahasa penyampaian, teknik penulisan dan masih kurang ilmiah, hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis sebagai seorang mahasiswa. Oleh karena itu, besar harapan penulis agar para pembaca memberikan masukan berupa kritik dan saran yang bertujuan membangun kesempurnaan skripsi ini guna meningkatkan mutu pendidikan bangsa kita kedepan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan bagi pembaca pada umumnya.

Skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Muhammad Saleh Pallu, M.Eng, selaku Rektor Universitas Bosowa.

2. Dr. Asdar, S.Pd, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bosowa.

3. Drs Lutfin Ahmad, M.Hum, selaku Wakil Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bosowa.

4. M. Ridwan S.Pd, M.Pd, selaku Wakil Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bosowa

5. Nursamsilis S.S. S.Pd, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bosowa.

(10)

6. Prof. Dr. Muhammad Yunus, M.Pd, selaku pembimbing I yang telah membimbing, mengarahkan dan memotivasi penulis dalam menyusun skripsi.

7. Fathimah Az Zahra N, S.Pd, M.Pd, selaku pembimbing II yang telah membimbing, mengarahkan dan memotivasi penulis dalam menyusun skripsi.

8. Luther, S.Pd, selaku Kepala SDN 003 Balla yang telah memberikan izin penelitian.

9. Musfida, selaku guru wali kelas SDN 003 Balla yang membantu dalam pelaksanaan penelitian.

10. Spesial buat Ayahanda Christian, Ibunda Martha tercinta, yang telah memberikan kasih sayang, perhatian dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung

Makassar, Juli 2018

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN ... ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ... 7

A. Kajian Tentang Remedial Teaching ... 7

1. Pengertian Remedial Teaching ... 6

2. Metode Remedial Teaching ... 8

3. Pelaksanaan Remedial Teaching... 10

B. Kajian Tentang Hasil Belajar... 12

1. Pengertian Hasil Belajar ... 12

2. Tipe-tipe Hasil Belajar... 13

3. Faktor-faktor Hasil Belajar ... 16

4. Upaya Peningkatan Hasil Belajar ... 17

C. Kajian Tentang Pembelajaran Matematika... 19

1. Pengertian Pembelajaran Matematika ... 19

2. Tujuan matematika ... 20

D. Kerangka Pikir ... 21

E. Hipotesis ... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

A. Jenis Penelitian ... 23

B. Definisi Operasional Variabel ... 24

C. Populasi dan Sampel ... 26

D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 26

(12)

E. Teknik Pengumpulan Data ... 27

F. Instrumen Penelitian ... 28

G. Uji Instrumen ... 29

H. Teknik Analisis Data ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33

A. Hasil Penelitian ... 33

1. Uji Validitas Instrumen ... 35

2. Uji Reliabilitas ... 36

3. Uji Tingkat Kesukaran Soal ... 38

4. Uji T ... 42

B. Pembahasan ... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 48

A. Kesimpulan ... 48

B. Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 49

LAMPIRAN ... 51

RIWAYAT HIDUP ... 67

(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman 4.1 Perbandingan nilai ujian hasil remedial ... 42 4.2 Kurva uji t signifikansi ... 48

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Daftar Absen Siswa ... 5

2. Nilai Lembar Pretest ... 53

3. Nilai Lembar Posttest ... 54

4. Soal Pilihan Ganda ... 55

5. RPP ... 60

6. Lembar Observasi ... ... 63

7. Dokumentasi Penelitian... ... 64

8. Surat Bukti Telah Melakukan Penelitian ………... ... 67

(15)

DAFTAR TABEL

Halaman

3.1 Populasi Penelitian ... 26

4.1 Uji Instrumen ... 34

4.2 Hasil Uji Valid ... 35

4.3 Uji Reliabilitas ... 36

4.4 Hasil Hitung Indeks Kesukaran Soal ... 38

4.5 Hasil Nilai Ujian Pretest ... 39

4.6 Hasil Nilai Ujian Postest ... 40

4.7 Uji Signifikan Uji T ... 46

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengajaran perbaikan biasa dikenal dengan istilah Remedial Teaching dalam sistem kurikulum sekolah. Pengajaran perbaikan ini merupakan pelengkap dari proses pengajaran secara keseluruhan. Pengajaran perbaikan ini perlu dikuasai setidak-tidaknya dikenal oleh guru bidang studi atau petugas bimbingan konseling di sekolah.berasal dari kata remidy (Ing) yang berarti menyembuhkan, mengulang; Teaching: pengajaran, proses belajar.

Remedial Teaching merupakan suatu bentuk yang bersifat menyembuhkan

(remedy) atau membetulkan atau dengan singkat ; pengajaran yang membuat menjadi lebih baik. Layanan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan. Kegiatan yang ditunjukkan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran adalah bertujuan agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan sekurang-kurangnya sesuai dengan derajat ketuntasan minimum.

Dalam proses pembelajaran di sekolah aktivitas belajar tidak selamanya berjalan dengan lancar masalah kesulitan belajar ini sudah merupakan masalah umum yang terjadi dalam proses pembelajaran. Kegiatan yang sangat penting dalam keseluruhan program pembelajaran melalui program pembelajaran.melalui program Remedial Teaching guru membantu siswa untuk mencapai tujuan

(17)

pembelajaran secara optimal. Remedial Teaching adalah pembelajaran yang tepat diterapkan, hanya ketika kesulitan dasar siswa yang telah diketahui. Salah satu pembelajaran di sekolah yang rata-rata hasilnya yang masih kurang adalah matematika untuk bantu dan mengupayakan tercapainya ketuntasan belajar dan tujuan pendidikan. Pengelolaan kelas perlu dilakukan guru untuk mengatur pembelajaran yang akan diserap siswa. Guru merupakan sosok yang paling penting dalam menemukan masa depan siswa. tahapan seorang guru dapat dikatakan menjadi fasilitator yang baik yaitu dengan kemampuan mengakomodasikan gaya belajar pada setiap siswa. Setiap siswa memiliki pribadi yang unik dan gaya belajar yang bebas (Ma’mur 2010). Guru kelas diharapkan tidak hanya mengajar saja tetapi harus memahami bagaimana perbedaan dari masing-masing siswa dikelasnya. Intensitas bertemu dan bertatap muka yang sering, tentunya semakin mempermudah guru kelas untuk memahami perbedaan dari masing-masing siswa.Setelah memahami guru dapat menentukan SKL yang akan digunakan dalam menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan kemampuan siswa.

Apabila dijumpai adanya siswa yang belum mencapai penguasaan kompetensi yang telah ditentukan, maka mumcul permasalahan mengenai apa yang harus dilakukan oleh guru salah satu tindakan yang perlu dilakukan adalah pemberian program Remedial Teaching. Program ini diberikan bagi siswa yang belum mencapai tingkat ketuntasan belajar, maka siswa ini memerlukan waktu lebih lama daripada siswa yang telah mencapai tingkat penguasaan.

(18)

Program Remedial Teching jika tidak dilakukan maka siswa tersebut secara komulatif akan semakin ketinggalan materi dan tidak dapat mengikuti proses belajar mengajar secara klasikal akibatnya siswa semakin merasa rendah diri karena rendah prestasi. Dari permasalahan ini guru dapat memahami pentingnya Remedial Teaching dan bisa melaksanakannya dengan baik.

Kegiatan yang sangat penting dalam keseluruhan program pembelajaran melalui program pembelajaran. melalui program Remedial Teaching guru membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Remedial Teaching adalah pembelajaran yang tepat di terapkan, hanya ketika kesulitan

dasar siswa yang telah di ketahui. Salah satu pembelajaran di sekolah yang rata- rata hasilnya yang masih kurang adalah matematika penggunaan alat peraga dalam pembelajaran juga masih kurang. Konsep dasar matematika akan dapat dipahami dengan baik jika pembelajaran dilakukan dengan menggunakan alat peraga yang konkret sehingga siswa tertarik untuk belajar dan mudah teringat daya memori ingatannya. Dari beberapa permasalahan ini mengakibatkan ketidaksesuaian hasil pencapaian hasil matematika dengan SKL yang telah ditentukan.

Program Remedial Teaching dilakukan guru karena hampir setiap siswa mengalami kesuliatan belajar dan nilai evaluasinya masih kurang atau belum tuntas SKL dalam mata pelajaran matematika. Dalam pelaksanaannya guru masih sering melakukan Remedial Teaching dengan memberikan soal-soal sejenis dengan bobot yang sama untuk mengulang evaluasi disetiap akhir pembelajaran karena belum tercapainya nilai sesuai dengan SKL yang telah ditentukan. Pada

(19)

saat pembahasan soal tak jarang juga guru dapat mengulang sedikit materi untuk mengingatkan kembali materi yang telah dibahas.Tindakan ini dilakukan guru setelah mengetahui bahwa nilai yang didapat siswa tidak sesuai dengan SKL.

Terdapat pula guru yang terlebih dalulu mencari tahu penyebab dari siswa yang belum mencapai SKL.Banyak penyebab yang mungkin terjadi bisa jadi dari keadaan siswa yang tidak sehat, ada masalah dengan keluarga, siswa yang benar- benar belum paham, dan bisa juga dari cara guru yang menyampaikan materinya.

guru akan melakukan tindakan dengan mencapai keberhasilan dalam hasil belajar para siswa dengan memberikan penjelasan kembali apabila siswa belum memahami materi.

Tindakan lain yang dilakukan guru yaitu dengan membagi siswa menjadi dua kelompok besar berdasarkan kemampuan dan hasil belajarnya, untuk mempermudah dalam pemberian tugas dan bimbingan. Tugas tidak hanya diberikan ketika pembelajaran dikelas saja namun juga ada tugas untuk dikerjakan dirumah baik secara individu maupun secara kerja kelompok. Juga guru mendukung adanya tutor sebaya yang dilakukan beberapa siswa untuk membantu siswa lain dalam memahami materi. Guru mempertegas bahwa kemampuan siswa dalam berpikir paling mempengaruhi hasil belajarnya apabila kondisi siswa dikelas yang beberapa siswa nya pernah tinggal kelas, dan usianya telah melebihi siswa sewajarnya dikelas tersebut baru setelah itu guru menunggu siswa siap untuk melakukan remedial. Soal yang diberikan berbeda namun memiliki bobot yang sama dengan soal evaluasi sebelummya.pemilihan mata pelajaran matematika dalam penelitian ini dikarenakan ada informasi dari guru yang

(20)

menyatakan bahwa remedial pada mata pelajaran matematika paling sering dilakukan daripada mata pelajaran lainnya. Guru memiliki peran yang sangat penting merupakan posisi strategis dan tanggung jawab dalam pendidikan nasional.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, masalah yang dirumuskan adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh Remedial Teaching terhadap hasil belajar Matematika siswa SD Negeri 003 Balla.

2. Bagaimanakah pengaruh Remedial Teaching terhadap hasil belajar matematika siswa SD Negeri 003 Balla

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh program Remedial teaching terhadap hasil belajar matematika siswa SD Negeri 003 Balla.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini memperkuat teori-teori memperkuat teori-teori mengenai hasil belajar matematika dengan program Remedial Teaching.

2. Manfaat Praktis

Dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan bantuan informasi sebagai sumber referensi untuk penelitian yang akan dilakukan oleh mahasiswa lain dan juga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi:

(21)

a. Bagi peneliti, sebagai referensi pelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar.

b. Bagi Guru, sebagai pedoman untuk meningkatkan hasil belajar pembelajaran matematika.

c. Bagi siswa, diharapkan siswa meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran matematika.

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Remedial Teaching

1. Pengertian Remedial Teaching

Pembelajaran Remedial Teaching merupakan kegiatan pembelajaran yang diterapkan hanya ketika kesulitan dasar siswa telah diketahui. Kegiatan ini merupakan tindakan korektif yang diberikan kepada siswa setelah evaluasi diagnostig dilakukan. Remedial Teaching pada umumnya mencakup pemahaman kebutuhan individual siswa, ditambah dengan metode pengajaran yang tepat untuk diterapkan oleh guru agar membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah diterapkan.

Suatu bentuk pembelajaran yang bersifat membetulkan atau memperbaiki agar pembelajaran lebih baik dari sebelumnya (Kustawan 2013).Remedial Teaching diadakan setelah diketahui adanya kesulitan belajar, kemudian diadakan

pelayanan khusus. Upaya guru (dengan atau tanpa bantuan/kerja sama dengan pihak lain) untuk menciptakan suatu situasi (kembali/baru/berbeda dari yang biasa) yang memungkinkan individu atau kelompok siswa dengan karakteristik tertentu lebih mampu mengembangkan dirinya dalam meningkatkan prestasi atau penyesuaian kembali (Syamsuddin 2010). Dengan melalui suatu proses interaksi yang berencana, terarah serta terkontrol dengan lebih memperhatikan kondisi dari individu atau kelompok dengan daya dukung sarana dan lingkungan. Program Remedial Teaching merupakan suatu proses pelaksanaan kegiatan pelaksanaan

(23)

program belajar mengajar khususnya yang bersifat individual diberikan kepada siswa yang mengalamikesulitan belajar, yang bersifat mengoreksi (menyembuhkan) siswa yang mengalami gangguan belajar tersebut sehingga dapat mengikuti proses belajar mengajar secara klasikal kembali untuk mencapai prestasi optimal. Remedial Teaching adalah suatu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan yakni pengajaran yang membuat lebih baik (Kustawan 2011). Pada pembelajaran Remedial Teaching biasanya dilakukan apabila siswa mengalami suatu permasalahan pada nilai dari mata pembelajaran banyak faktor yang menjadi kurangnya nilai pembelajaran salah satunya adalah faktor lingkungan. (Haris Hardiansyah 2011). Belajar tuntas sangat penting dalam mencapai hasil belajar yang baik akan tetapi terdapat berbagai variabel yang sangat mempengaruhi ketuntasan belajar salah satunya adalah pembelajaran Remedial Teaching. Setiap guru menyadari bahwa dalam proses belajar mengajar ada selalu siswanya yang mengalami kesulitan belajar sehingga siswa tidak mampu mencapai ketuntasan belajar. Kesadaran tersebut belum sepenuhnya ditindaklanjuti oleh guru untuk mengupayakan solusinya.

Dari penjelasan di atas maka Remedial Teaching adalah berhubungan dengan perbaikan pengajaran ulang bagi siswa yang hasl belajarnya tidak mencapai ketuntasan yang bersifat menyembuhkan.

2. Metode Remedial Teaching

Metode remedial teaching merupakan metode yang dilaksanakan dalam keseluruhan kegiatan bimbingan belajar mulai dari langkah-langkah identifikasi

(24)

kasus sampai dengan kegiatan tindak lanjut. Menurut Mulyadi (2010: 77) ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam remedial teaching yaitu:

1. Metode pemberian tugas

Metode ini merupakan metode yang dilakukan guru dengan memberikan tugas tertentu pada siswa secara individual maupun kelompok dilanjutkan dengan adanya pertanggungjawaban tugas yang diberikan yang dimaksudkan untuk mengenal kasus dan mendiagnosis kesulitan belajar hendaknya ditetapkan dengan jelas cara-cara mengerjakan dan patokan penilaiannya. Keuntungan penggunaan metode ini antara lain siswa lebih memahami kemampuan/kelemahan dirinya sendiri, siswa dapat memperluas dan memperdalam materi yang dipelajari, siswa dapat memperbaiki cara-cara belajar yang telah dilakukan, dan terdapat kemajuan belajar siswa, baik secara individual maupun kelompok.

2. Metode diskusi

Metode ini bertujuan untuk menemukan pemecah masalah suatu pertemuan pendapat/kompromi yang disepakati bersama sebagai gambaran dari gagasan-gagasan terbaik yang diperoleh dari pembicaraan bersama. Metode diskusi dapat juga digunakan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar, dengan adanya interaksi bersama siswa lain dalam kelompoknya.

3. Metode tanya jawab

Tanya jawab dilaksanakan untuk menyampaikan materi pembelajaran dengan cara guru bertanya pada siswa atau siswa bertanya pada guru. Berdasarkan jenis dan sifat yang dialami siswa. Tujuan metode tanya jawab ialah untuk

(25)

membantu siswa mengenali dirinya secara mendalam, memahami kelemahan/kelebihan, serta membantu memperbaiki cara belajar siswa.

4. Metode kerja kelompok

Dalam metode ini beberapa siswa bersama-sama ditugaskan untuk mengerjakan suatu tugas tertentu.Kelas dapat dipandang sebagai suatu kesatuan kelompok tersendiri dan dapat juga dibagi menjadi beberapa dan kemudian dapat juga dibagi lagimenjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil semua pembagian kelompok itu tergantung dari tujuan dan kepentingan.

5. Metode tutor sebaya

Dalam pelaksanaan metode ini dapat membantu siswa baik secara individu maupun kelompok berdasarkan petunjuk yang diberikan oleh guru. Tutor dapat berperan sebagai pemimpin dalam kegiatan kelompok atau berperan pengganti guru.

3. Pelaksanaan Remedial Teaching

Dalam kegiatan perbaikan (remedial) proses belajar mengajar adalah salah satu bentuk kegiatan pemberian bantuan yang berupa kegiatan perbaikan yang terprogram dan disusun secara sistematis. Bukan sekedar kegiatan yang timbul karena inisiatif guru pada saat-saat tertentu dan secara kebetulan menemukan belajar siswa yang mana kesulitan belajar siswa harus dapat diketahui dan diatasi sedini mungkin. Untuk melaksanakan remedial teaching harus mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

(26)

1. Penelahaan kembali

Langkah ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang kasus yang dihadapi dan kemungkinan pemecahannya. Dalam langkah ini guru diharapkan memperoleh gambaran tentang siswa yang perlu mendapatkan layanan tingkat kesulitan yang dialami siswa. Letak terjadinya kesulitan pada ranah yang mengalami kesulitan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan siswa.

a. Pemilihan alternatif tindakan

karakteristik kasus atau permasalahan yang dihadapi peserta didik dapat digolongkan menjadi kasus yang berat, cukup berat, dan ringan. Kasus yang ringan apabila siswa belum menemukan cara belajar yang baik, tindakan yang ditempuh adalah pemberian pengajaran remedial. Kasus yang cukup berat yaitu apabila siswa telah mampu menemukan cara belajar tetapi belum berhasil karena hambatan emosional. Maka sebelum melaksanakan pembelajaran remedial siswa harus diberi layanan konseling untuk mengatasi hambatan emosional.

b. Pelaksanaan remedial teaching

Sasaran pokok langkah ini adalah meningkatkan prestasi dan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh guru.

c. Pengukuran kembali hasil belajar

Setelah pengajaran remedial selesai selanjutnya diadakan pengukuran terhadap perubahan dalam diri siswa yang bersangkutan pengukuran ini untuk mengetahui kesesuaian antara terencana dengan pencapaian hasil yang diperolehnya. Sebagai tindak lanjut dalam remedial ada tiga kemungkinan kegiatan yang harus ditempuh yaitu sebagai berikut:

(27)

Bagi siswa yang berhasil diberi rekomendasi untuk melanjutkan ke program pembelajaran utama tahap berikutnya.

a. Siswa yang belum sepenuhnya berhasil, sebaiknya diberi pengayaan dan pengukuhan prestasi sebelum diperkenankan melanjutkan ke program berikutnya.

b. Siswa yang belum berhasil sebaiknya dilakukan diagnostik untuk mengetahui letak kelemahan, kekurangan pengajaran remedial yang telah dilakukan sehingga mungkin perlu adanya ulangan dengan alternatif yang sama atau alternatif yang lain.

B. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kecakapan dan hasil yang dicapai melalui proses belajar mengajar di sekolah yang dinyatakan dengan angka-angka atau nilai-nilai berdasarkan tes hasil belajar. Menurut (Sumarno2011) hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai hasil kegiatan penbelajaran yang terdiri dari empat jenis yaitu pengetahuan, keterampilan intelektual, keterampilan motorik, dan sikap hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri siswa baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik (Sugihartono 2011).

Hasil belajar pada hakekatnya tersirat dalam tujuan pengajaran.hasil belajar di sekolah dipengaruhi kemampuan siswa dan kualitas pengajaran.Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana 2004).

(28)

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan hasil belajar adalah perubahan perilaku dan kemampuan secara keseluruhan yang dimiliki oleh siswa setelah belajar.

2. Tipe – Tipe Hasil Belajar

Pada tujuan pendidikan yang ingin dicapai, dapat dikategorikan ke dalam tiga bidang yakni : bidang kognitif, bidang afektif, dan bidang psikomotorik (Sukmadinata 2004). Ketiga-tiganya bukan berdiri sendiri, melainkan merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan bahkan membentuk hubungan yang hirarkis.Sebagai tujuan yang yang hendak dicapai.Ketiga-ketiganya harus nampak sebagai hasil belajar siswa di sekolah. Oleh sebab itu ketiga aspek tersebut harus dipandang sebagai hasil belajar siswa dari proses pengajaran. adapun tipe-tipe hasil belajar menurut (Dimyati2006: 26) sebagai berikut:

a. Kognitif

1. Tipe hasil belajar pemahaman

Tipe hasil belajar pemahaman lebih tinggi satu tingkat dari tipe prestasi belajar pengetahuan hafalan.Pemahaman memerlukan pemahaman menangkap makna atau arti dari sesuatu konsep, untuk itu maka diperlukan adanya hubungan atau pertautan antara konsep atau makna yang ada dalam konsep untuk dipelajari.

Ada tiga macam pemahaman yang berlaku umum yaitu pemahaman terjemahan yakni kesanggupan memahami sesuatu makna yang terkandung didalamnya misalnya memahami kalimat dari bahasa yang satuke bahasa yang lain mengartikan lambang negara dan sebagainya, pemahaman ekstrapolasi yakni

(29)

kesanggupan melihat dibalik yang tertulis, tersirat, dan tersurat, meramalkan sesuatu atau memperluas wawasan.

2. Tipe hasil belajar penerapan

Tipe hasil belajar penerapan (aplikasi) adalah kesanggupan menerapkan dan mengabstraksi sesuatu konsep, ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru misalnya memecahkan persoalan dengan menggunakan rumus tertentu, merumuskan suatu dalil atau hukum dalam suatu persoalan dan sebagainya.

3. Tipe hasil belajar analisis

Tipe hasil belajar analisis adalah kesanggupan memecah, mengurai sesuatu integritas (kesatuan yang utuh), menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian yang mempunyai arti.Analisis merupakan tipe prestasi belajar sebelumnya yakni pengetahuan dan pemahaman aplikasi. Kemampuan menalar pada hakikatnya merupakan unsur analisis yang dapat memberikan kemampuan pada siswa yang mengkreasikan pada sesuatu yang baru, seperti: memecahkan, menguraikan, membuat diagram, memisahkan, membuat garis dan sebagainya.

4. Tipe hasil belajar sintesis

Tipe hasil belajar sintesis adalah tipe hasil belajar yang menekankan pada unsur kesanggupan menguraikan sesuatu integritas menjadi bagian yang bermakna, pada sintesis adalah kemampuan menyatukan unsur atau bagian menjadi satu integritas. Beberapa bentuk tingkah laku yang operasional biasanya tercermin dalam kata-kata: mengkategorikan, menggabungkan, menghimpun, menyusun, mencipta, merancang, mengkontruksi, mengorganisasi

(30)

kembali,merevisi, menyimpulkan, menggabungkan, mensistemalisasi,dan lain- lain.

5. Tipe hasil belajar evaluasi

Hasil belajar evaluasi adalah kemampuan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu merupakan berdasarkan nilai yang dimilikinya. Tipe belajar ini dikategorikan paling tinggi dan terkandung semua tipe prestasi yang telah dijelaskan sebelumnya.Dalam tipe prestasi hasil belajar evaluasi tekanannya pada pertimbangan mengenai nilai, mengenai baik tidaknya, tepat tidaknya menggunakan kriteria tertentu.dalam proses ini diperlukan kemampuan yang mendahuinya, yakni pengetahuan, pemahaman aplikasi, analisis dan sintesis.

Tingkah laku yang operasional dilukiskan pada kata-kata menilai, membandingkan, mengkritik, menyimpulkan pendapat, dan lain-lain.

6. Tipe hasil belajar afektif

Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila orang yang bersangkutan telah menguasai bidang kognitif tingkat tinggi. Hasil belajar bidang kurang mendapat perhatian dari guru, dan biasanya dititikberatkan pada bidang kognitif semata-mata. Tipe hasil belajar afektif tampak dalam berbagai tingkah laku seperti: atensi, perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan lain-lain.

(31)

7. Tipe hasil belajar psikomotorik

Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan (skill) kemampuan bertindak individu (seseorang). Ada 6 tingkatan keterampilan antara lain adalah:

a) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar).

b) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.

c) Kemampuan konseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif motorik dan lain-lain.

d) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan.

e) Gerakan-gerakan skill, hal ini mulai dari keterampilan yang sangat kompleks.

Dari uraian ditas dapat disimpulkan tipe-tipe belajar siswa yaitu terdiri dari tipe hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor internal

1. Faktor kesehatan, sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya dan bebas dari penyakit.

2. Cacat tubuh, yaitu sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan.

(32)

b. Faktor eksternal

1. Faktor keluarga, siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi.

2. Faktor masyarakat, masyarakat sangat berpengaruh terhadap belajar siswa karena keberadaan siswa dalam masyarakat dan media massa yang juga berpengaruh terhadap positif dan negatifnya, pengaruh dari teman bermain siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa.

4. Upaya Peningkatan Hasil Belajar

Indikator keefektifan penggunaan metode pengajaran adalah suatu upaya untuk meningkatkan hasil belajar serta keterkaitan dengan terlaksananya semua tujuan pembelajaran Sugoyono (2010). Sedangkan menurut Trianto (2009) upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah memusatkan perhatian, fase kedua pada metode, fase ketiga proses pembelajaran, dan fase keempat pada kompetensi yang relevan.

a. Menyiapkan fisik dan mental siswa

Persiapkanlah fisik dan mental siswa karena apabila siswa tidak siap fisik dan mentalnya dalam belajar, maka pembelajaran akan berlangsung sia-sia atau tidak efektif. Dengan siap fisik dan mental, maka siswa akan bisa belajar dengan lebih efektif dan hasil belajar akan meningkat. Semuanya di awali dengan niat yang baik mulailah dengan mengajari mereka dengan baik.

(33)

b. Meningkatkan konsentrasi

Lakukan sesuatu agar kosentrasi belajar siswa meningkat. Hal ini akan tentu berkaitan dengan lingkungan dimana tempat mereka belajar. Kalau di sekolah pastikan tidak ada kebisingan yang membuat mereka terganggu. Apabila siswa tidak dapat berkonsentrasi dan terganggu oleh berbagai hal di luar kaitannya dengan belajar, maka proses dan hasil belajar tidak akan maksimal.

c. Meningkatkan motivasi belajar

Cara meningkatkan motivasi belajar siswa juga merupakan faktor penting dalam belajar tidak akan nada keberhasilan belajar diraih apabila siswa tidak memiliki motivasi yang tinggi. Pelajar dapat mengupayakan berbagai cara agar siswa menjadi termotivasi dalam belajar.

d. Menggunakan strategi belajar

Pengajar bisa juga untuk membantu siswa agar bisa dan tampil menggunakan berbagai strategi belajar yang sesuai dengan materi yang diberikan.tentu setiap mata pelajaran memiliki karakteristik dan kekhasannya masing-masing dan memerlukan strategi khusus untuk mempelajarinya. Misalnya, penguasaan belajar mata pelajaran matematika akan berbeda dengan pelajaran bahasa Indonesia.

e. Gaya belajar yang sesuai

Setiap siswa punya gaya belajar yang berbeda-beda satu sama lain.

Pengajar juga harus mampu memberikan situasi dan suasana belajar yang memungkinkan agar semua gaya belajar siswa terakomodasi dengan baik.

Pengajar harus bisa memilih strategi, metode, teknik, dan model pembelajaran

(34)

yang sesuai akan sangat berpengaruh. Menurut Sahabuddin (2007) penguasaan materi yang akan diajarkan dan kesiapan belajar salah satu peningkatan program upaya peningkatan hasil belajar.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan salah satu upaya peningkatan hasil belajar yaitu dengan cara memilih metode,dan penguasaan materi.

C. Pembelajaran Matematika 1. Pengertian Matematika

Matematika adalah simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan kuantitatif dan keruangan yaitu menunjukkan kemampuan strategi dalam merumuskan, menafsirkan dan menyelesaikan model matematika dalam pemecahan masalah, sedangkan fungsi teoritisnya untuk memudahkan berpikir (Johnson dan Rising, 2010).dalam hal ini menunjukkan pemahaman konsep matematika yang dipelajari, mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, grafik, atau diagram untuk menjelaskan keadaan atau masalah. Matematika berkenaan dengan struktur-struktur hubungan-hubungan, dan konsep-konsep abstrak yang dikembangkan merupakan ilmu dasar yang sudah menjadi alat untuk mempelajari limu-ilmu yang lain (Suharsono 2011).Oleh karena itu penguasaan terhadap konsep matematika mutlak. Matematika terdiri atas wawasan yaitu: Aritmetika, Geometri, dan Aljabar dan dari pendapat- pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang jumlah-jumlah yang diperoleh melalui proses kreativitas perhitungan, dan pengukuran untuk memecahkan masalah yang dinyatakan dengan simbol-simbol atau angka-angka. Menurut Sahabuddin (2007)

(35)

penguasaan materi yang akan diajarkan dan kesiapan belajar salah satu peningkatan program upaya peningkatan hasil belajar.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan salah satu upaya peningkatan hasil belajar yaitu dengan cara memilih metode,dan penguasaan materi.

2. Tujuan Matematika

Menurut Suwangsih (2006: 3) matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan dari hasil eksperimen atau hasil observasi.Tujuan umum diberikan matematika di jenjang pendidikan dasar adalah mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi dinamisnya perkembangan dunia siswa dibimbing menggunakan metode-metode latihan bertindak dasar, bertindak logis, rasional, kritis, jujur, dan efektif (Rahmawaty 2010).dalam kurikulum 2006 KTSP terdapat beberapa tujuan matematika yaitu sebagai berikut:

a. Siswa memiliki kemampuan memahami konsep matematika dan menjelaskan keterkaitan antara konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwet, akurat, efisien, dan tepat.Sifat memiliki kemampuan menggunakan penalaran atau pola dan sifat melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menyusun gagasan atau pernyataan matematika.. Matematika adalah sebuah bahasa simbolis yang mempunyai suatu fungsi praktis untuk mengekspresikan berbagai hubungan kuantitatif serta keruangan (Abdulrahman 2009: 12).

Dan dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang jumlah-jumlah yang diperoleh

(36)

melalui proses kreativitas perhitungan, dan pengukuran untuk memecahkan masalah yang dinyatakan dengan simbol-simbol atau angka-angka.

D. Kerangka Pikir

Setiap siswa tidak sama dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru, oleh sebab itu disaat guru menemukan suatu permasalahan dari siswa dalam belajar banyak cara yang dapat dilakukan guru salah satunya menerapkan Remedial teaching dengan kata lain siswa yang belum menuntaskan hasil

belajarnya guru memberikan suatu pengajaran perbaikan yang gunanya memperbaiki kekurangan yang terjadi dari siswa tersebut dan diharapkan dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam ranah kognitif. Secara stematik kerangka pikir dapat digambarkan sebagai berikut:

PBM

Hasil belajar setelah Remedial Teaching (y) Remedial Teaching

Hasil belajar matematika

tidakberpengaruh

Berpengaruh

(37)

E. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian yang diajukan adalah terdapat pengaruh yang signifikan. remedial teaching terhadap hasil belajar siswa SD Negeri 003 Balla Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa.

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis dan Variabel Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen.

kegiatan dalam penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh suatu perlakuan pendidikan terhadap tingkah laku siswa atau menguji hipotesis tentang ada tidaknya pengaruh perlakuan yang diberikan. Melalui metode eksperimen ini peneliti ingin mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Jenis penelitian yang digunakan adalah Pre Experimental Design dengan jenis Pre test and post test one group design dalam pelaksanaan eksperimen menggunakan desain subjek tunggal

ini dengan memberikan tes kepada subjek yang belum diberi perlakuan disebut pre test (o1). setelah didapat data siswa yang memiliki masalah dalam hasil belajar maka dilakukan treatment (X) dalam jangka waktu tertentu. Setelah dilakukan perlakuan kepada siswa yang mengalami masalah maka diberikan lagi tes untuk mengukur tingkat kemampuan siswa sesudah dikenakan variabel eksperimen(X), dalam post test akan didapatkan hasil dari eksperimen dimana hasil belajar meningkat atau tidak ada perubahan sama sekali.

Peneliti menitikberatkan penelitian ini pada pelaksanaan Remedial Teaching pada mata pelajaran matematika di SD Negeri 003 Balla dalam menentukan informasi peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu teknik pengambilan data dengan pertimbangan tertentu.

(39)

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuanlitatif.Penelitian kuanlitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungan.Pendekatan ini berangkat dari suatu kerang teori, gagasan para ahli, maupun pemahaman peneliti. kemudian dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan beserta pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) atau penilaian dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan.Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada pengaruh Remedial Teaching terhadap hasil belajar matematika.permasalahan tersebut diuji untuk mengetahui penerimaan atau penolakannya berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan.

B. Definisi Operasional Variabel 1. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah sifat-sifat yang telah diamati untuk memberikan informasi yang jelas mengenai variabel yang telah ditentukan dalam penelitian.

2. Hasil Belajar

Dalam penelitian ini diharapkan hasil belajar pada siswa dapat meningkat.Dan dalam penelitian ini difokuskan pada aspek kognitif.Pada aspek kognitif ini dapat diukur dengan memberikan instrument tes, tes yang diberikan bentuk tes pilihan ganda pada siswa.

(40)

3. Remedial Teaching

Remedial Teaching adalah suatu bentuk pembelajaran yang bersifat

membetulkan atau memperbaiki agar pelajaran menjadi lebih baik dari sebelumnya dan seoptimal mungkin sehingga dapat memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang diharapkan dengan melalui suatu proses interaksi yang berencana, terarah, serta terkontroldengan lebih memperhatikan kondisi dari individu maupun kelompok dengan daya dukung sarana dan lingkungan

4. Definisi Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah kondisi-kondisi atau serenteristik-serenteristik yang oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol atau diobservasi dalam suatu penelitian.

Direktorat Pendidikan Tinggi Depdikbud menjelaskan bahwa yang dimaksud variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan dijadikan objek pengamatan penelitian. Variabel dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu:

a. Variabel Terikat (Dependen)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar (y) pada mata pelajaran matematika SD Negeri 003 Balla Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa.

b. Variabel bebas (Independen)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen/terikat.Pada penelitian ini variabel bebas (x) adalahRemedial Teaching pada mata pelajaran matematika SD Negeri 003 Balla Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa.

(41)

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD Negeri 003 Balla Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa tahun pelajaran 2017/2018 yang terdiri dari 40 orang siswa.

Tabel 3.1 Populasi

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1. I 15 18 33 orang

2. II 15 15 30 orang

3. III 15 18 33 orang

4. IV 18 19 37 orang

5. V 22 18 40 orang

6. VI 19 26 45 orang

2. Sampel

Dalam penelitian ini keterbatasan waktu, biaya, tenaga serta penelitiannya bersifat penjajagan. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik Purposive Sampling. Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 25 orang siswa kelas V SD Negeri 003 Balla Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa.

D. Prosedur Pelaksaan Penelitian

Dalam penelitian ini, agar pelaksanaanya terarah dan sistematis maka peneliti membagi proses pelaksanaan kedalam tahapan-tahapan penelitian. Ada empat tahapan dalam pelaksanaan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

(42)

1. Tahap pra lapangan

Peneliti mengadakan survei pendahuluan yang dilakukan pada bulan agustus 2018. Selama proses survei ini peneliti melakukan penjajagan lapangan terhadap latar penelitian mencari data dan informasi tentang pelaksanaan remedial teaching. peneliti juga menempuh upaya konfirmasi ilmiah melalui penelusuran

rancangan penelitian yang meliputi garis besar yang digunakan dalam melakukan penelitian.

2. Tahap pekerjaan lapangan

Dalam tahap ini peneliti memasuki dan memahami latar penelitian dalam rangka pengumpulan data.Tahap ini dilaksanakan selama bulan agustus 2018.

3. Tahap analisis data

Peneliti dalam tahap ini melakukan serangkaian proses analisis data kognitif sampai interpretasi data-data yang telah diperoleh sebelumnya. Selain itu peneliti juga menempuh triangulasi data yang diperbandingkan dengan teori kepustakaan tahap analisis data dilaksanakan pada bulan agustus 2018.

4. Tahap evaluasi dan pelaporan

Pada tahap ini peneliti melakukan konsultasi dan bimbingan dengan dosen pembimbing yang telah ditemukan.Tahap ini selama bulan agustus- september2018.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data bagi suatu penelitian merupakan bahan yang akan digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian. Oleh karena itu, data harus selalu ada agar

(43)

permasalahan penelitian itu dapat dipecahkan. Teknik pengumpulan data dari penelitian ini adalah:

1. Tes

Jenis tes yang digunakan oleh peneliti adalah soal essaya. Pada soal essay ini, peserta tes menuliskan jawabannya pada lembar kertas.

2. Teknik observasi

Remedial Teaching bersifatmenyembuhkan atau membetulkan secara terarah,

yaitu teknik pengajaran yang digunakan disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dihadapi siswa dan keadaan siswa.terencana, yaitu menentukan materi pelajaran dan kegiatan belajar mengajar. terkontrol, yaitu perlunya kerja sama antara kepala sekolah, serta guru dan dukungan orang tua.

F. Instrumen Penelitian

Peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa instrumen ini adalah instrument tes. Instrumen penelitian adalah alat bantu atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti cermat, lengkap, dan sistematis sehinggalebih mudah diolah. Instrumen tes merupakan sejumlah pertanyaan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes.Dalam penelitian ini menggunakan tes standar yaitu tes yang memiliki kriteria-kriteria tertentu seperti kriteria validitas dan reliabilitas.Bentuk yang diberikan berupa soal essay, setiap jawaban benar memiliki skor 10, jawaban salah memiliki skor 0.

(44)

G. Uji Instrumen

1. Uji Validitas Instrumen

Validitas instrumen dapat menunjukkan bahwa hasil dari suatu pengukuran menggambarkan segi atau aspek yang diukur. Suatu instrumen yang sudah dinyatakan valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapat data penelitian adalah valid. Untuk mengetahui validitas instrumen digunakan rumus product moment. Product moment correlation adalah salah satu teknik untuk mencari korelasi variabel. Disebut product moment correlation karena hasil belajar perkalian dari mencari moment variabel yang dikorelasikan (product of the moment). Untuk mencari korelasi product moment correlation digunakan uji

validitas instrumen dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat di percaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok-kelompok subjek yang sama (homogen) diperoleh hasi yang relatif sama. Selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah.

Dalam hal ini, relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan- perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran. Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur, uji validitas instrumen dilakukan untuk menguji validitas (ketepatan).

Untuk menguji validitas tes hasil belajar digunakan rumus r pearson sebagai berikut:

√{ }{ }

(45)

Keterangan:

n = jumlah siswa

= jumlah nilai perbutir dikalikan nilai per siswa = jumlah nilai per butir

= jumlah nilai per siswa

Suharsimi Arikunto, 2015: 87 2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas berhubungan dengan ketetapan hasil pengukuran. Maksudnya suatu instrumen yang reliabel akan menunjukkan hasil pengukuran yang sama walaupun digunakan dalam waktu yang berbeda.

Pada penelitian ini akan dilakukan uji reliabilitas pada hasil belajar matematika menggunakan rumus reliabilitas sebagai berikut:

(

) ( )

Keterangan:

r11 = reliabilitas yang dicari

jumlah varians skor tiap-tiap item varians total

Suharsimi Arikunto, 2015: 122

(46)

3. Tingkat Kesukaran Soal

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi siswa untuk memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya. Untuk mencari tingkat indeks kesukaran (P) dengan rumus:

P=

keterangan:

P : Indeks kesukaran

B : Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Suharsimi Arikunto, 2015: 223

Kriteria untuk mengetahui indeks kesukaran item soal adalah:

Soal P = 0,00 – 0,30 termasuk soal sukar Soal P = 0,31 – 0,70 termasuk soal sedang Soal P = 0,71 – 1,00 termasuk soal mudah

Soal-soal yang dianggap baik, yaitu soal-soal sedang, adalah soal-soal yang mempunyai indeks kesukaran 0,30 sampai dengan 0,70.

H. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data hasil penelitian, peneliti menggunakan analisis statistik oleh sebab itu data dikumpulkan adalah data kuantitatif atau data yang

(47)

berupa angka-angka yang didapat dari hasil pemberian tes dan diberi nilai dari tiap-tiap respon.

1. Tes hasil belajar

Tes ini dilakukan dengan bentuk penilaian/evaluasi dalam proses pelaksanaan setelah menggunakan Remedial Teaching maka diperlukan suatu analisis data untuk memperoleh suatu kesimpulan.

(48)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Proses Penelitian

Dalam penelitian ini, proses penelitian dmulai dengan melakukan survei lokasi yang dimana lokasi penelitian yaitu SDN 003 Balla Mamasa pada Siswa kelas V, survei awal dilakukan dengan melakukan wawancara dengan kepala sekolah dan berbincang-bincang dengan guru wali kelas V serta melakukan uji coba alat ukur instrumen dalam hal ini soal test yang akan digunakan,. Setelah melakukan survei awal maka selanjutnya dilakukan. Setelah mendapatkan hasil pengujian yang menyatakan bahwa alat ukur yang digunakan sudah valid,konsisten dan memiliki tingkat kesukan yang baik, maka selanjutnya dilakukan preetest sebelum dilanjutkan dengan kegiatan remedial teaching, kegiatan remedial teaching dalam peneltian ini dibantu oleh guru Wali kelas sendiri dan setelah melakukan kegiatan remedial teaching maka dilanjutkan lagi dengan memberikan test(Posttest), setelah mendapatkan hasil dari posttest, langkah selanjutnya adalah dengan membandingkan hasil ujian preetest dan post test yang kemudian menjadi jawaban apakah terdapat pengaruh dari pemberian remedial teaching terhadap hasil belajar siswa.

B. Survey Pendahuluan

Survey pendahuluan dalam penelitian ini dilakukan untuk melakukan uji coba alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu soal test matematika materi bangun ruang. Uji coba yang dilakukan yakni pada 20 siswa kelas V SDN Balla dari 45 siswa. Sedangkan untuk 25 siswa yang lainnya yang akan mengikuti

(49)

program remedial teaching. Uji Coba Instrumen dilakukan pada hari sabtu tanggal 1 Agustus 2018 dimana hasil jawaban dari 20 soal untuk 20 siswa dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.1 Hasil Uji Coba Instrumen

Nama

Hasil Pemberian Nilai Jawaban Soal Dari 20 Siswa Nil

ai

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Agus Susanto 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 0 5 5 5 0 5 0 5 5 80

Ahmad Dzaky

Abdullah 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 0 5 5 0 5 0 5 0 75

Anang Mursid 5 5 5 5 5 5 5 5 0 0 5 5 0 0 5 5 0 5 5 5 75

Annas 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 0 0 5 0 5 0 75

Anwar 5 0 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 0 0 5 5 0 70

Ayu Indira Peratiwi 0 5 5 5 0 5 5 5 5 5 0 5 0 5 0 0 5 0 5 5 65

Bayu Wahyudi 5 0 5 0 5 0 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 5 0 70

Dewy 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 0 5 5 5 0 0 0 0 70

Dhealove Ramadani 5 5 5 5 5 0 0 5 5 5 5 5 5 5 0 0 0 5 5 5 75

Diana Putriyani 0 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 0 80

Dini Putriyani 5 5 5 5 5 5 0 0 5 0 0 5 0 5 0 0 5 5 5 5 65

Ikhwan Abdurrazaq 5 5 0 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 5 0 0 0 0 65

Irfan Tripermana 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 5 5 75

Jerry Fabiano

Massolo 5 0 0 5 0 0 5 5 5 5 0 0 0 5 5 0 0 5 0 5 50

M. Akbar 0 0 5 0 0 0 5 5 5 0 5 0 0 0 0 0 5 0 5 0 35

M. Farhan Awal

Pratama 5 0 5 0 5 0 5 5 5 5 5 5 0 5 0 5 0 5 5 0 65

Maharani Kusuma

Ayu 0 0 0 5 0 5 0 5 0 0 5 0 0 0 0 0 0 5 0 5 30

Meldayana 5 0 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 0 80

Muh Adam Kamsyil 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 5 0 0 5 80

Muh. Arif 0 0 0 0 0 0 0 5 5 0 5 0 5 0 5 5 5 0 0 0 35

Total Nilai soal 70 60 80 80 50 60 80 90 80 75 80 75 45 70 55 50 50 50 70 45

(50)

Berdasarkan hasil jawaban dari 20 siswa yang menjadi objek untuk uji instrumen diperoleh hasil pengujian instrumen adalah sebagai Berikut

1. Uji validitas

Uji validitas digunakn untuk mengukur layak tidaknya sebuah instrumen untuk dijadikan sebagai alat ukur. Suatu instrumen dalam hal ini soaal tes dikatakan valid ketika memiliki nilai hitung korelasi atau r hitung lebih besar dari r tabel, dalam penelitian ini R taabel yangdigunakan adala denan taraf signifikansi 0,05 dan Df =18 yang diperoleh dari jumlah 20 data adalah sebesar 0,44 seperti pada lampiran 2.

Tabel 4.2

Hasil Uji validitas untuk setiap soal No

Soal R Hitung R

tabel keterangan

No

Soal R Hitung R tabel keterangan

1 0,494 0,44 Valid 11 0,065 0,44 Tidak Valid

2 0,605 0,44 Valid 12 0,743 0,44 Valid

3 0,676 0,44 Valid 13 0,283 0,44 Tidak Valid

4 0,472 0,44 Valid 14 0,529 0,44 Valid

5 0,537 0,44 Valid 15 0,175 0,44 Tidak Valid

6 0,239 0,44 Tidak Valid 16 0,244 0,44 Tidak Valid

7 0,472 0,44 Valid 17 0,081 0,44 Tidak Valid

8 -0,038 0,44 Tidak Valid 18 -0,016 0,44 Tidak Valid

9 0,106 0,44 Tidak Valid 19 0,458 0,44 Valid

10 0,668 0,44 Valid 20 0,021 0,44 Tidak Valid

(51)

Dari hasil pengujian Validitas tersebut diketahui bahwa terdapat soal yang tidak valid yaitu soal no 6, 8, 9, 11, 13, 15, 16, 17, 18 dan soal ke-20, sedangkan soal yang valid adalah soal no 1, 2, 3, 4, 5, 7, 10, 12, 14, 19.

Berdasarkan hal tersebut maka jumlah soal yang akan digunakan sebagai alat ukur yakni 10 soal. Soal tes dikatakan tidak valid jika r hitung kurang dari r tabel.

1. Uji Reliabilitas

Suatu alat ukur dikatakan reliabel ketika nilai reliabiltasnya lebih dari 0,700. Dalam penelitian ini Pengujian reliabilitas dilakukan dengan bantuan SPSS pada uji scale reliability adapun hasil uji reliabilitas untuk soal-soal yang telah valid sebelumnya yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperti pada tabel berikut:

Tabel 4.3

Output spss Uji Reliabilitas Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 20 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized

Items N of Items

,827 ,830 10

(52)

Dari tabel output uji reliabilitas dengan spss diperoleh nilai reliabilitas (Croncbach Alpha ) sebesar 0,827,nilai relibiltas lebih besar dari 0,700 sehingga dapat dikatakan bahwa alat ukur yang digunakan sudah handal atau dapat digunakan secara berulang-ulang.

2. Uji Tingkat Kesukaran Soal

Untuk pengujian tingkat kesukaran soal digunakan Rumus

Keterangan:

P = Indeks Kesukaran

B = Jumlah siswa yang menjawab benar JS = Jumlah Siswa Peserta Test

Kriteria untuk mengetahui tingkat kesukaranitem soal adalah:

Soal P = 0,00 – 0,30 termasuk soal sulit Soal P = 0,30 – 0,70 termasuk soal sedang Soal P = 0,70 – 1,00 termasuk soal mudah

Soal yang baik memiliki taraf kesukaran 0,30 -0,70.

Dengan menggunakan rumus tersebut dengan data yang diperoleh maka Nilai indeks kesukaran dari 10 soal yang telah valid dan reliabel dapat dilihat pada tabel 4.4

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Akan tetapi berbeda nyata pada dua jam pertama setelah pemakaian.Hal ini mungkin desebabkan karena pada dua jam pertama setelah pemakaian lotion ekstrak daun

Jika Anda mendapatkan informasi orang dalam yang penting tentang ADM atau perusahaan lain (seperti perusahaan pelanggan atau pemasok) selama bekerja dengan perusahaan kita,

Analisis terhadap polariton magnetik bahan antiferromagnet menarik, karena bahan ini dapat memiliki eksitasi spin dengan panjang gelombang yang berada dalam

Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI SEKURITAS atau pun pihak-pihak lain dari Grup BNI, termasuk pihak-pihak lain dari

Cara berpikir yang lebih mengarah bahwa kriminalitas adalah sebuah konsekuensi dari individu yang menyimpang bukan sebagai akibat dari ketidakadilan dalam

Terkait hasil penelitian pada kedua mata kuliah di Prodi PMA yaitu kalkulus dan teori peluang, diperoleh hasil bahwa dengan subjek yang sama yaitu mahasiswa semester IV

Hasil penelitian ini menunjukkan jumlah produksi dan pendapatan yang diperoleh petani bawang merah di Kelurahan Balla, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang yaitu

Bagaimana kemampuan matematika siswa setelah menggunakan alat peraga berupa media gambar pada pokok bahasan bilangan prima di kelas V SDN Saluyu Kecamatan Cariu