BAHAN SEMINAR
PENETAPAN KADAR PARASETAMOL, KAFEIN DAN ASETOSAL DALAM SEDIAAN ORAL SECARA SIMULTAN DENGAN METODE
KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)
OLEH
RIKA KHAIRYAH PANE NIM 071524056
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
LEMBAR PENGESAHAN
PENETAPAN KADAR PARASETAMOL, KAFEIN DAN ASETOSAL DALAM SEDIAAN ORAL SECARA SIMULTAN DENGAN METODE
KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)
Diajukan oleh :
RIKA KHAIRYAH PANE NIM 071524056
Medan, Nopember 2010
Disetujui Oleh : Disahkan Oleh : Pembimbing I, Dekan,
Drs. Muchlisyam, M.Si., Apt. Prof. Dr.SumadioHadisahputra, Apt. NIP 195006221980021001 NIP 195311281983031002
Pembimbing II,
Prof. Dr. rer. nat. Effendy De Lux Putra SU., Apt. NIP 195306191983031001
PENETAPAN KADAR PARASETAMOL, KAFEIN DAN ASETOSAL DALAM SEDIAAN ORAL SECARA SIMULTAN DENGAN METODE
KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)
ABSTRAK
Obat dalam betuk kombinasi sering digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, termasuk diantaranya penyakit Flu. Kombinasi dari Parasetamol, Kafein dan Asetosal biasanya digunakan untuk memperkuat efek analgetiknya. Obat ini dapat dianalisis secara serempak (simultan) mengunakan metode Kromatografi Cair Kenerja Tinggi (KCKT).
Dalam beberapa literatur menyatakan untuk penetapan kadar campuran dari Parasetamol, Kafein dan Asetosal dapat dilakukan dengan beberapa komposisi fase gerak antara lain: Metanol - Dapar (Natrium Hidrogen fosfat, Tetrabutil Amonium fosfat, Asam fosfat), 3% Asam Asetat, Metanol - Dapar fosfat - Air, dan Dapar Amonium Asetat pH 4 - Metanol. Adapun fase gerak yang dipakai dalam penetapan kadar campuran dari Parasetamol, Kafein dan Asetosal dalam penelitian ini adalah Dapar Amonium Asetat pH 4 dan Metanol.
Analisis ini dilakukan menggunakan kolom Shim-pack VP-ODS (4,6 mm x 25 cm), detektor UV λ= 220 nm. Perbandingan fase gerak Dapar amonium Asetat pH4 -Metanol dengan perbandingan 95:5, 90:10, 80:20, dan 70:30. Dari hasil penelitian diperoleh perbandingan fase gerak yang terbaik adalah 95:5. Kemudian dengan perbandinagan fase gerak yang terpilih dilakukan perbandingan laju alir dari 0,5 ml/menit, 0,6 ml/menit, 0,7 ml/menit dan 0,8 ml/menit. Dari hasil penelitian diperoleh laju alir 0,8 ml/menit memberikan pemisahan dan hasil yang terbaik dengan waktu tambat 5,061 untuk Parasetamol, 7,274 untuk Kafein dan 8,222 untuk Asetosal, resolusi 8,688 dan 3,147; theoritical plate 8268,210 untuk Parasetamol, 10290,787 untuk Kafein dan 10824,424 untuk Asetosal.
Penentuan linieritas kurva kalibrasi menunjukkan hubungan yang linier antara luas puncak dengan konsentrasi, untuk Parasetamol pada konsentrasi 60 sampai 140 µg/ml dengan koefisien korelasi,r = 0.9982 dan persamaan regresi Y = 36915,4095X+533570,21 ; untuk Kafein pada konsentrasi 8 sampai 24 µg/ml dengan koefisien korelasi,r = 0.9997 dan persamaan regresi Y = 84645,7250X+3758,8600 ; untuk Asetosal pada konsentrasi 16 sampai 96 µg/ml dengan koefisien korelasi,r = 0.9994 dan persamaan regresi Y = 7028,4623X-1874,5674.
Hasil penetapan kadar campuran bahan obat dari Parasetamol, Kafein dan Asetosal menunjukkan uji validasi yang dilakukan terhadap tablet Poldan Mig (PT. Sanbe Farma), untuk Parasetamol diperoleh % recovery = 101,69, simpangan baku relatif (RSD) = 2,03%, untuk Kafein diperoleh % recovery = 103,23, simpangan baku relatif (RSD) = 4,75 dan untuk Asetosal diperoleh % recovery = 89,58, simpangan baku relatif (RSD) = 8,25. Hasil ini menunjukkan metode KCKT yang digunakan tidak memenuhi persyaratan akurasi dan presisi untuk Kafein dan Asetosal. Batas deteksi (LOD) dan batas kuntitasi (LOQ) untuk
Parasetamol 1,67 mcg/ml dan 5,54 mcg/ml, untuk Kafein 0,45 mcg/ml dan 1,50 mcg/ml dan untuk Asetosal 7,43 mcg/ml dan 24,75 mcg/ml.
Hasil penelitian menunjukkan dengan menggunakan fase gerak Dapar Amonium Asetat pH4 - Metanol dapat digunakan untuk penetapan kadar dari campuran Parasetamol, Kafein dan Asetosal.
DETERMINATION OF PARACETAMOL, CAFFEIN AND ACETOSAL CONCENTRATIONS IN ORAL PREPARATION SIMULTANEOUSLY BY
HIGH – PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY (HPLC)
ABSTRACT
The combined medications have been often used to treat a variety of diseases, in cluding, among others, flu. The combination of paracetamol, caffein and acetosal was neously by using High – Performance Liquid cromatography (HPLC).
Some literatures have suggested that determination of mixed concentration from Paracetamol, Caffein adn Acetosal could be made through several movable phase compositions including : Metanol – Dapar (Natrium Hydrogen Phosphate, Tetrabutyl Ammonium Phosphate, Acid Phosphate), 3% Acid acetat, Metanol – Dapar Phosphate – Water, and Dapar Ammonium Acetat pH 4 – Metanol. The movable phase used in determination of mixed concentrations from Parasetamol, Caffein and Acetosal in this research was Dapar Ammonium Acetat pH 4 and Metanol.
This analysis was by using Shim – pack VP-ODS coloumn (4,5 mm x 25 cm), detector UV = 220 nm. The ratio of movable phase of Ammonium Acetat pH 4 – Metanol was 95:5, 90:10, 80:20, 70:20. The result of research indicated that the best movable phase was 95:5 and then, with selected movable phase comparison, the flow rate comparison of 0,5 ml/m, 0,6 ml/m, 0,7 ml/m and 0,8 ml/m was conducted. The flow rate of 0,8 ml/m resulted in isolation and best result with delay time 5.061 for Paracetamol, 7.274 for Caffein and 8.222 for Acetosal, resolution 8.688 and 3.147 ; theoritical plate 8268.210 for Parasetamol, 10290.787 for Caffein and 10824.424 for Acetosal.
The linearity determination of calibration curve indicated a linear correlation between peak width to concentration, for Parasetamol in concentration of 60 to 140 µg/ml with coefficient of correlation, r = 0,9982 and regression equation Y = 36915.4095 X + 5333570.21 ; for Caffein in concentration of 8 to 24 µg/ml with coefficient of correlation, r = 0.9997 and regression equation Y = 84645.7250 X + 3758.8600; for Acetoal in concentration Y = 7028.4623 X – 1874.5674.
The result of determination of mixed concentration from Parasetamol, Caffein and Acetosal indicated validation test conducted on Poldan Mig tablets (PT. Sanbe Farma), for Parasetamol, % recovery = 101.69, relative standard deviation (RSD) = 4.75 and for Acetoal % recovery = 89.58, relative standard deviation (RSD) = 8.25. This result indicated that HPLC method usedfailed to comply with accuracy and precision requiretments for caffein and Acetosal. The detection threshold (LOD)and quantity limit (LOQ) for Parasetamol was 1.67
mcg/ml and 5.54 mcg/ml; for Caffein 0.45 mcg/ml and 1.50 mcg/ml ; and for Acetosal 7.43 mcg/ml and 24.75 mcg/ml, respectively.
The result of research indicated that movable phase of Dapar Ammonium Acetat pH 4 – Metanol could be used to determine the mixed concentration of Parasetamol, Caffein and Acetosal.
Keywords : HPLC, Validity, simultaneous, Parasetamol, Caffein and Acetosal.
DAFTAR ISI Halaman JUDUL ... i LEMBAR PENGESAHAN... ii ABSTRAK ... iii ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Perumusan Masalah... 3 1.3 Hipotesis ... 3 1.4 Tujuan Penelitian ... 3 1.5 Manfaat penelitian ... 4
BAB II METODOLOGI PENELITIAN ... 5
2.1 Alat-alat ... 5
2.2 Bahan-bahan ... 5
2.3 Sampel ... 5
2.4 Rancangan Penelitian ... 6
2.4.1 Uji Identifikasi Parasetamol, Kafein dan Asetosal Baku Pabrik secara Spektrofotometri Inframerah ... 6
2.4.2 Penyiapan Bahan ... 6
2.4.2.1 Pembuatan Dapar Asetat ... 6
2.4.2.2 Pembuatan Pelarut ... 6
2.4.2.3 Pembuatan Fase Gerak ... 6
2.4.2.4 Pembuatan Larutan Induk Baku Parasetamol ... 7
2.4.2.5 Pembuatan Larutan Induk Baku Kafein ... 7
2.4.2.6 Pembuatan Larutan Induk Baku Asetosal ... 7
2.4.3 Prosedur Analisis ... 7
2.4.3.1 Penyiapan Alat KCKT... 7
2.4.3.2 Penentuan Komposisi Fase Gerak Dapar Amonium Asetat pH 4 : Metanol dan Laju Alir yang Optimum ... 8
2.4.3.3 Analisis Kualitatif ... 8
2.4.3.4 Analisis Kuantitatif ... 8
2.4.3.4.1 Penentuan Linieritas Kurva Kalibrasi Baku Pembanding Parasetamol, Kafein dan Asetosal ... 8
2.4.3.4.2 Penetapan Kadar Parasetamol, Kafein dan Asetosal dalam Sampel... 9
2.4.3.5 Analisis Data Penetapan Kadar secara Statistik.. 10
2.4.4 Metode Validasi ... 11
2.4.4.1 Akurasi ... 11
2.4.4.2 Presisi ... 12
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ... 13
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 27
4.1 Kesimpulan ... 27
4.2 Saran ... 27
DAFTAR PUSTAKA ... 28
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1 Data hasil analisis Parasetamol, Kafein dan Asetosal baku
pada berbagai perbandingan dengan komposisi fase
gerak dan laju alir.. ... 17 Tabel 2 Data hasil analisis Parasetamol, Kafein dan Asotosal baku
Pada berbagai Laju Alir dengan fase gerak Dapar Amonium.. ... Asetat pH 4 – Metanol (95 : 5) ... 18 Tabel 3 Hasil Pengukuran kadar sediaan Tablet dan Puyer dari campuran
Parasetamol Kafein dan Asetosal ... 24 Tabel 4 Hasil penetapan kadar Parasetamol, Kafein dan Asetosal
dalam berbagai sediaan tablet dan puyer ... 24 Tabel 5 Data hasil pengujian Akurasi dan Presisi Parasetamol dengan
Metode penambahan baku ... 25 Tabel 6 Data hasil pengujian Akurasi dan Presisi Kafein dengan metode
Penambahan baku... 25 Tabel 7 Data hasil Akurasi dan Presisi Asetosal dengan metode
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1 Spektrum Inframerah dari Parasetamol baku . ... 13 Gambar 2 Spektrum Inframerah dari Kafein baku. ... 14 Gambar 3 Spektrum Inframerah dari Asetosal baku... 15 Gambar 4 Kromatogram Analisis campuran Parasetamol, Kafein dan
Asetosal dengan fase gerak Dapar Amonium Asetat pH 4 dan
Metanol (80:20) dan laju alir 0,8 ml/menit. ... 16 Gambar 5. Kromatogram Analisis campuran Parasetamol, Kafein dan
Asetosal dengan fase gerak Dapar Amonium Asetat pH 4 dan
Metanol (95:5) dan laju alir 0,8 ml/menit. ... 19 Gambar 6. Kromatogram Analisis campuran Parasetamol, Kafein dan
Asetosal dengan fase gerak Dapar Amonium Asetat pH 4 dan
Metanol (95:5) dan laju alir 0,8 ml/menit. ... ... 20 Gambar 7 Kurva Kalibrasi Parasetamol baku menggunakan KCKT dengan
fase gerak Dapar Amonium Asetat pH 4 dan Metanol (95:5) dan laju alir 0,8ml/menit. ... 21 Gambar 8 Kurva Kalibrasi Kafein baku menggunakan KCKT dengan fase
gerak Dapar Amonium Asetat pH 4 dan Metanol (95:5) dan laju alir 0,8ml/menit. ... 22 Gambar 9 Kurva Kalibrasi Asetosal baku menggunakan KCKT dengan fase
gerak Dapar Amonium Asetat pH 4 dan Metanol (95:5) dan laju alir 0,8ml/menit. ... 22
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Alat KCKT (Shimadzu), kolom, pre kolom dan Syringe 100 µl.. .. 29 Lampiran 2. Gambar alat ultrasonic cleaner dan penyaring.. ... 30 Lampiran 3. Spektrum Inframerah Parasetamol pada literatur Pharmaceutical
Sub Stance (UV/IR).. ... 31 Lampiran 4. Spektrum Inframerah Kafein pada literatur Pharmaceutical
Sub Stance (UV/IR).. ... 32 Lampiran 5. Spektrum Inframerah Asetosal pada literatur Pharmaceutical
Sub Stance (UV/IR).. ... 33 Lampiran 6. Kromatogram Penyuntikan Parasetamol, Kafein dan Asetosal
baku untuk mencari Perbandingan fase gerak Dapar Amonium
Asetat pH 4 dan Metanol untuk analisis ... 34 Lampiran 7. Kromatogram Penyuntikan Parasetamol, Kafein dan Asetosal
baku dalam upaya mencari Laju Alir yang Optimum untuk
Analisis ... 36 Lampiran 8. Kromatogram Penyuntikan Parasetamol, Kafein dan Asetosal
pada pembuatan kurva Kalibrasi ... 38 Lampiran 9. Perhitungan persamaan regresi dari kurva kalibrasi
Parasetamol, Kafein dan Asetosal yang diperoleh pada KCKT pada Panjang gelombang 257 nm ... 41 Lampiran 10. Kromatogram hasil penyuntikan Tablet Poldan Mig
(PT. Sanbe Farma) ... 49 Lampiran 11. Analisis data statistik untuk mencari kadar Parasetamol, Kafein
dan Asetosal sebenarnya dari Tablet Poldan Mig
(PT. Sanbe Farma) ... 51 Lampiran 12. Kromatogram hasil penyuntikan Puyer Bintang Toedjoe
(PT. Bintang Toedjoe) ... 55 Lampiran 13. Analisis data statistik untuk mencari kadar Parasetamol, Kafein
dan Asetosal sebenarnya dari Puyer Bintang Toedjoe
Lampiran 14. Kromatogram hasil persen perolehan kembali dari sampel
Poldan Mig (PT. Sanbe Farma).. ... 61
Lampiran 15. Data hasil perolahan kembali Parasetamol , Kofein dan Asetosal Pada Tablet Poldan Mig (PT. Sanbe Farma) dengan metode penambahan baku ... 66
Lampiran 16. Analisa data statistik persen perolehan kembali pada Tablet Poldan Mig (PT. Sanbe Farma).. ... 68
Lampiran 17. Contoh perhitungan penimbangan sampel.. ... 73
Lampiran 18. Contoh perhitungan kadar perolehan kembali dengan metode penambahan bahan baku. ... 75
Lampiran 19. Contoh Perhitungan persen perolehan kembali ... 76
Lampiran 20 Contoh Perhitungan Kadar Kombinasi ... 80
Lampiran 21. Daftar spesifikasi sampel.. ... 81
Lampiran 22. Sertifikat pengujian Parasetamol BPFI.. ... 82
Lampiran 23. Sertifikat pengujian Kafein BPFI.. ... 83
Lampiran 24. Sertifikat pengujian Asetosal BPFI.. ... 84
Lampiran 25. Sertifikat pengujian Parasetamol baku... 85
Lampiran 26. Sertifikat pengujian Kafein baku.. ... 86
Lampiran 27. Sertifikat pengujian Asetosal baku... 87