• Tidak ada hasil yang ditemukan

kimia Yang berbeda untuk masing-masing lapisan tanah. Disamping itu, pengotoran juga masih terus berlangsung. Terutama pada permukaan air yang dekat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "kimia Yang berbeda untuk masing-masing lapisan tanah. Disamping itu, pengotoran juga masih terus berlangsung. Terutama pada permukaan air yang dekat"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

kimia (garam-garam terlarut) karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur- unsur kimia Yang berbeda untuk masing-masing lapisan tanah. Disamping itu, pengotoran juga masih terus berlangsung. Terutama pada permukaan air yang dekat dengan permukaan tanah, setelah menemui lapisan rapat air. Air akan terkumpul merupakan air tanah dangkal dimana air tanah ini dimanfaatkan untuk sumber air minum melalui sumur-sumur dangkal (Sutrisno, 1996).

2.2. Syarat Air Minum

Air minum ideal seharusnya jernih, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau, air minum pun seharusnya tidak mengandung kuman pathogen dan segala makhluk yang membahayakan kesehatan manusia, tidak mengandung zat kimia yang dapat mengubah fungsi tubuh, tidak dapat diterima secara estetis, dan dapat merugikan secara ekonomi. Air itu seharusnya tidak korosif, tidak meninggalkan endapan pada seluruh jaringan distribusinya (Slamet, 1994). Parameter air secara umum terbagi menjadi:

1. Paramater Fisik

Air minum yang berbau tidak akan disukai oleh masyarakat. Bau dari air dapat memberi petunjuk akan kualitas air. Misalnya bau amis dapat disebabkan oleh algae.

Air minum biasanya tidak memberi rasa/tawar. Air yang tidak tawar dapat menunjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat membahayakan kesehatan.

Efeknya tergantung pada penyebab timbulnya rasa tersebut.

Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi pelarutan

kimia yang ada pada saluran pipa, yang dapat membahayakan kesehatan. Suhu

(2)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Air Tanah

Air tanah merupakan air yang berada di bawah permukaan tanah. Pergerakan air tanah sangat lambat dan dipengaruhi oleh porositas, permeabilitas dari lapisan tanah dan pengisian kembali air. Karakteristik utama yang membedakan air tanah dari air permukaan adalah pergerakan yang sangat lambat dan waktu tinggal yang sangat lama, yaitu dapat mencapai puluhan bahkan ratusan tahun. Karena pergerakan yang sangat lambat dan waktu tinggal yang lama tersebut, air tanah akan sulit untuk pulih kembali jika mengalami pencemaran (Effendi, 2003).

Pada dasarnya, air tanah dapat berasal dari air hujan, baik melalui proses filtrasi secara langsung maupun secara tak langsung dari air sungai, danau, rawa, dan genangan air lainnya (Effendi,2003). Secara umum, air tanah terbagi menjadi:

1. Air tanah dalam

Air tanah dalam adalah air yang terdapat pada kedalaman 100 – 300 m.

Kualitas air tanah dalam pada umumnya tergolong bersih dilihat dari mikrobiologis, karena sewaktu proses pengaliran ia mengalami penyaringan alamiah dan dengan demikian kebanyakan mikroba sudah tidak lagi terdapat di dalamnya.

2. Air tanah dangkal

Air tanah dangkal terdapat pada kedalaman < 15 m. Terjadi karena daya proses

peresapan air dari permukaan tanah. Lumpur akan tertahan, demikian pula dengan

sebagian bakteri, sehingga air tanah akan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat

(3)

rendah dapat menghambat reaksi-reaksi biokimia di dalam saluran pipa dan mikroorganisme pathogen tidak mudah berkembang biak.

Air minum sebaiknya tidak berwarna untuk mencegah dari keracunan zat kimia maupun mikroorganisme.

2. Parameter Kimia

Air minum tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral atau zat-zat kimia tertentu dalam jumlah melampaui batas yang telah ditentukan.

3. Parameter Biologis

Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit (pathogen) sama sekali dan tak boleh mengandung bakteri-bakteri golongan Coli melebihi batas – batas yang telah ditentukan.

Air yang mengandung golongan Coli dianggap telah terkontaminasi dengan kotoran manusia (Sutrisno, 1996).

Di Indonesia, standar kualitas air minum diatur dalam Peraturan Pemerintah No 82 tahun 2001 berdasarkan kelas air. Yaitu:

Kelas satu, air peruntukkannya digunakan untuk air baku air minum dan atau peruntukkan lainnya yang mempersyaratkan air sama dengan kegunaan air tersebut.

Kelas dua, air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukkan lain yang memprasyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

Kelas tiga, air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk pembudidayaan

ikan air tawar, air untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukkan lain yang

memprasyaratkan air yang sama dengan kegunaan tersebut.

(4)

Kelas empat, air yang peruntukkannya untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukkan lain yang memprasyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

2.3. Logam Besi (Fe)

Besi adalah salah satu elemen kimiawi yang dapat ditemui pada hampir setiap tempat di bumi, pada semua lapisan geologis dan semua badan air. Pada air permukaan jarang ditemui kadar Fe lebih besar dari 1 mg/l tetapi di dalam air tanah kadar Fe dapat jauh lebih tinggi (Alaerts dan Santika, 1984).

Keberadaan besi pada kerak bumi menempati posisi keempat terbesar. Besi ditemukan dalam bentuk kation ferro (Fe

2+

) dan ferri (Fe

3+

). Pada pH sekitar 7,5 – 7,7 ion ferri mengalami oksidasi dan berikatan dengan hidroksida membentuk Fe(OH)

3

yang bersifat tidak larut dan mengendap di dasar perairan membentuk warna kemerahan pada substrat dasar (Effendi, 2003).

Kadar besi di perairan yang mendapat cukup aerasi hampir tidak pernah lebih

dari 0.3 mg/liter. Kadar besi di perairan alami berkisar anara 0.05 – 0.2 mg/liter. Pada

air tanah dangkal dengan kadar oksigen yang rendah, kadar besi dapat mencapai 10 –

100 mg/liter. Kadar besi > 1.0 mg/liter dianggap membahayakan kehidupan organisme

akuatik. Air yang dipergunakan bagi air minum sebaiknya memiliki kadar besi kurang

dari 0.3 mg/liter (Effendi,2003).

(5)

Adanya unsur besi dalam air diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan unsur tersebut. Zat besi merupakan suatu unsur penting dan berguna untuk metabolisme tubuh. Besi dibutuhkan tubuh dalam pembentukan haemoglobin. Untuk keperluan ini tubuh membutuhkan 7 – 35 mg unsur tersebut perhari, yang tidak hanya diperoleh dari air seperti dari sayuran yang mengandung banyak zat besi. Konsentrasi unsur ini dalam air yang melebihi 2 mg/l akan menimbulkan noda-noda pada peralatan dan bahan-bahan berwarna putih. Adanya unsur ini juga menimbulkan bau dan warna pada air minum. Konsentrasi melebihi 1 mg/l dapat menyebabkan warna air menjadi kemerah–merahan dan dapat menyebabkan endapan pada pipa logam (Sutrisno,1996).

Sekalipun Fe diperlukan oleh tubuh, tetapi dalam dosis besar dapat merusak dinding usus. Kematian sering kali disebabkan oleh rusaknya dinding usus ini. Debu Fe juga dapat terakumulasi di dalam alveoli dan menyebabkan berkurangnya fungsi paru-paru (Slamet,1994).

2.4. Logam Seng (Zn)

Seng (zinc) termasuk unsur yang terdapat dalam jumlah berlimpah di alam. Kadar

seng pada kerak bumi sekitar 70 mg/kg. kelarutan unsur seng dan oksida seng dalam

air relatif rendah. Seng yang berikatan dengan klorida dan sulfat mudah terlarut,

sehingga kadar seng dalam air sangat dipengaruhi oleh bentuk senyawanya. Jika

perairan bersifat asam, kelarutan seng meningkat. Kadar seng di perairan alami < 0.05

mg/liter (Effendi,2003).

(6)

Unsur ini penting dan berguna dalam metabolisme, dengan kebutuhan perhari 10-15 mg. pada konsentrasi 675 – 2280 mg/l dapat menyebabkan muntah. Dengan garam-garam seng akan menjadi seperti susu pada konsentrasi 30 mg/l dan menjadi berasa seperti logam pada konsentrasi 40 mg/l. Batas konsentrasi tertinggi sebagai standar yang akan ditetapkan harus di bawah batas konsentrasi yang dapat menimbulkan rasa. Dalam jumlah kecil merupakan unsur yang penting untuk metabolisme, karena kekurangan Zn dapat menyebabkan pertumbuhan anak terhambat. Dalam jumlah besar unsur ini dapat menimbulkan rasa pahit dan sepat pada air minum (Sutrisno, 1996). Davis dan Cornwell (1991) mengemukakan bahwa seng tidak bersifat toksik bagi manusia, akan tetapi pada kadar yang tinggi dapat menimbulkan rasa pada air.

Kadar seng pada air minum sebaiknya tidak lebih dari 5 mg/liter. Toksisitas seng menurun dengan meningkatnya kesadahan, dan meningkat dengan meningkatnya suhu dan menurunnya oksigen terlarut (Effendi, 2003).

2.5. Logam Mangan (Mn)

Mangan (Mn) adalah kation logam yang memiliki karekteristik kimia serupa dengan

besi. Mangan berada dalam bentuk Mn

2+

dan Mn

4+

. Di dalam tanah Mn

4+

berada

dalam bentuk senyawa mangan dioksida. Pada perairan dengan kondisi anaerob akibat

dekomposisi bahan organik dengan kadar yang tinggi. Mn

4+

pada senyawa mangan

dioksida mengalami reduksi menjadi Mn

2+

yang bersifat larut. Mn

2+

berikatan dengan

nitrat, sulfat, dan klorida, dan larut dalam air. Mangan dan besi valensi dua hanya

terdapat pada perairan yang memiliki kondisi anaerob (Cole,1988). Jika perairan

(7)

kembali mendapat cukup aerasi, Mn

2+

mengalami reoksidasi menjadi Mn

4+

yang selanjutnya mengalami presipitasi dan mengendap di dasar perairan (Moore,1991).

Kadar mangan pada perairan alami sekitar 0.2 mg/liter atau kurang. Kadar yang lebih besar dapat terjadi pada air tanah dalam dan pada danau yang dalam.

Perairan asam dapat mengandung mangan sekitar 10 – 150 mg/liter (Mc Neely et al, 1979).

Mangan merupakan nutrien renik yang essensial bagi tumbuhan dan hewan.

Logam ini berperan dalam pertumbuhan dan merupakan salah satu komponen penting pada system enzim. Defisiensi mangan dapat mengakibatkan pertumbuhan terhambat, serta system syaraf dan proses reproduksi terganggu. Pada tumbuhan, mangan merupakan unsur esensial dalam proses metabolisme (Effendi, 2003).

Meskipun tidak bersifat toksik, mangan dapat mengendalikan kadar unsur toksik di perairan, misalnya logam berat. Jika dibiarkan di udara terbuka dan mendapat cukup oksigen, air dengan kadar mangan (Mn

2+

) tinggi (> 0.01 mg/liter) akan membentuk koloid karena terjadinya proses oksidasi Mn

2+

menjadi Mn

4+

. Koloid ini mengalami presipitasi membentuk warna cokelat gelap sehingga air menjadi keruh.

(Stauber dan Florence, 1985).

(8)

2.6. Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)

Metode Spektroskopi Serapan Atom (SSA) adalah metode analisis yang didasarkan pada prinsip absorbsi cahaya oleh atom - atom netral. Atom – atom akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya.

Spektroskopi serapan atom digunakan untuk analisa kuantitatif unsur – unsur logam dalam jumlah sekelumit (trace) dan sangat kelumit (ultratrace). Cara ini cocok untuk analisis kelumit logam karena mempunyai kepekaan yang tinggi (batas deteksi kurang dari 1 ppm), pelaksanaannya relatif sederhana, dan interferensinya sedikit. (Rohman, 2007).

2.6.1 Prinsip Analisa

Interaksi materi dengan berbagai energi seperti energi panas, energi radiasi, energi kimia, dan energi listrik selalu memberikan sifat-sifat yang karakteristik untuk setiap unsur (atau persenyawaan), dan besarnya perubahan yang terjadi biasanya sebanding dengan jumlah unsur atau persenyawaan yang terdapat. Di dalam kimia analisis yang mendasarkan pada proses interaksi atu antara lain cara analisis spektrofotometri atom yang bisa berupa cara emisi dan cara absorbsi (serapan) (Rohman, 2007).

Pada cara absorbsi, jika pada populasi atom yang berada pada tingkat dasar

dilewatkan suatu berkas radiasi maka akan terjadi penyerapan energi radiasi oleh

atom-atom tersebut. Frekwensi radiasi yang paling banyak diserap adalah frekwensi

radiasi resonan dan bersifat karakteristik untuk tiap unsur. Pengurangan intensitasnya

sebanding dengan jumlah atom yang berada pada tingkat dasar (Rohman, 2007).

(9)

Jika suatu larutan yang mengandung suatu garam logam yang dihembuskan ke dalam suatu nyala, dapatlah terbentuk uap yang mengandung atom – atom logam itu.

Beberapa atom logam dalam gas ini dapat dieksitasi ke tingkatan energi yang cukup tinggi untuk memungkinkan pemancaran radiasi yang karakteristik dari logam tersebut. Tetapi jumlah jauh lebih beesar dari atom logam bentuk gas itu normalnya tetap berada dalam keadaan tak tereksitasi atau dalam keadaan dasar. Atom-atom keadaan dasar ini mampu menyerap energi cahaya yang panjang gelombang resonansinya khas untuknya, yang pada umumnya adalah panjang gelombang radiasi yang akan dipancarkan atom –atom itu bila tereksitasi dari keadaan dasar. Jadi jika cahaya dengan panjang gelobang resonansi itu dilewatkan nyala yang mengandung atom – atom bersangkutan, maka sebagian cahaya itu akan diserap, dan jauhnya penyerapan akan berbanding lurus dengan banyaknya atom keadaan dasar yang berada dalam nyala. Inilah asas yang mendasari spektroskopi serapan atom (Vogel,1994)

2.6.2. Instrumentasi SSA

Sistem peralatan spektrofotometer serapan atom dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Monokromator

Sumber sinar Nyala Detektor

Tempat sampel

Gambar 2.1. Sistem Peralatan Spektrofotometer Serapan Atom

(10)

1. Sumber sinar

Sumber sinar yang lazim dipakai adalah lampu katoda berongga (hollow cathode lamp). Lampu ini terdiri dari tabung kaca tertutup yang mengandung suatu

katoda dan anoda. Katoda sendiri berbentuk silinder berongga yang terbuat dari logam atau dilapisi dengan logam tertentu. Tabung logam ini diisi dengan gas mulia (Neon atau Argon) dengan tekanan rendah (10 -15 torr). Neon biasanya lebih disukai karena memberikan intensitas pancaran lampu yang lebih rendah.

2. Tempat Sampel

Dalam analisis dengan spektrofotometri serapan atom, sampel yang akan dianalisis harus diuraikan menjadi atom – atom netral yang masih dalam keadaan asas.

Ada berbagai macam alat yang dapat digunakan untuk mengubah suatu sampel menjadi uap atom – atom yaitu dengan nyala dan dengan tanpa nyala.

Tabel 2.1 Temperatur nyala dengan pelbagai gas pembakar:

Gas Bakar Temperatur

Udara Dinitrogen Oksida

Asetilen 2400 3200

Hydrogen 2300 2900

Propane 2200 3000

Gas kota 2100 -

Sumber:Vogel (1994)

3. Monokromator

Pada SSA, monokromator dimaksudkan untuk memisahkan dan memilih

panjang gelombang yang digunakan dalam analisis. Di samping system optic, dalam

monokromator juga terdapat suatu alat yang digunakan untuk memisahkan radiasi

resonansi dan kontinyu yang disebut chopper.

(11)

4. Detektor

Detektor digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang melalui tempat pengatoman. Biasanya digunakan tabung penggandaan foton (photomultiplier tube).

ada 2 cara yang dapat digunakan dalam system deteksi yaitu : (a) yang memberikan respon terhadap radiasi resonansi dan radiasi kontinyu; dan (b) yang hanya memberikan respon terhadap radiasi resonansi.

Pada cara pertama, output yang dihasilkan dari radiasi resonansi dan radiasi kontinyu disalurkan pada system galvanometer dan setiap perubahan yang disebabkan oleh radiasi resonan akan menyebabkan peruabahan output. Pada cara kedua, output berasal dari resonan dan radisiasi kontinyu yang dipisahkan. Dalam hal ini, sistem penguat harus cukup selektif untuk dapat membedakan radiasi. Cara terbaik adalah dengan menggunakan detektor yang hanya peka terhadap radiasi resonan yang termodulasi.

5. Readout

Readout merupakan suatu alat penunjuk atau dapat juga diartikan sebagai

system pencataat hasil. Pencatatan hasil dilakukan dengan suatu alat yang telah

terkalibrasi untuk pembacaan suatu transmisi atau absorbsi. Hasil pembacaaan dapat

berupa angka atau berupa kurva dari suatu recorder yang menggambarkan absorbansi

atau intensitas emisi. (Rohman, 2007)

Gambar

Gambar 2.1. Sistem Peralatan Spektrofotometer Serapan Atom
Tabel  2.1 Temperatur nyala dengan pelbagai gas pembakar:

Referensi

Dokumen terkait

Jika kalimat itu disusun dalam bentuk majemuk setara atau majemuk campuran, gaya penyajian kalimat itu disebut berimbang karena strukturnya memperlihatkan kesejajaran yang

Untuk itu untuk mewujudkan akuntabilitas dan tertib administrasi dalam penatausahaan dan pengelolaan keuangan daerah, maka dipandang perlu untuk membentuk Peraturan Daerah

Rainfall intensity and soil characteristics are related to soil erosion and runoff The objective of this research was to study the relationship of rainfall intensity, soil erosion

perangkat lunak untuk pengembangan dan data-data tentang model pembelajaran hadis itu sendiri. b) Pemeriksaan kelengkapan data yang digunakan. Tahap ini akan melakukan

Jumlah Saham yang ditawarkan 1.254.000.000 Saham Biasa Atas Nama Seri B dengan Nilai Nominal Rp.

Saran yang diberikan kepada SMK 1 Kedungwuni adalah agar sekolah lebih memperhatikan siswa dalam hal pribadi, misalnya untuk kelas tiga banyak yang berambut kurang rapi

Dalam berinvestasi, return menjadi salah satu motivasi investor, yaitu imbal hasil yang diterima atas keberanian dalam menghadapi risiko investasi (Tandelilin, 2010,

Secara umum, dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa perbedaan persentase serangan rayap yang tidak nyata dijumpai pada permukaan unit pengujian dengan formulasi umpan