• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMAKANAAN INSTAGRAMMERS TERHADAP #EXPLORELOMBOK DI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA PROMOSI WISATA (Studi Resepsi pada Anggota Komunitas Instameet Lombok)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMAKANAAN INSTAGRAMMERS TERHADAP #EXPLORELOMBOK DI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA PROMOSI WISATA (Studi Resepsi pada Anggota Komunitas Instameet Lombok)"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

PEMAKANAAN INSTAGRAMMERS TERHADAP #EXPLORELOMBOK DI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA PROMOSI WISATA

(Studi Resepsi pada Anggota Komunitas Instameet Lombok)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan

Gelar Sarjana (S1)

DISUSUN OLEH :

Restu Rari Sukoco

201110040311322

KONSENTRASI PUBLIC RELATIONS

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Restu Rari Sukoco

NIM : 201110040311322

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Judul :PEMAKANAAN INSTAGRAMMERS TERHADAP

#EXPLORELOMBOK DI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA PROMOSI WISATA(Studi Resepsi pada Anggota Komunitas Instameet Lombok)

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Prodi Ilmu Komunikasi FISIP dan dinyatakan LULUS sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu

Komunikasi (S.Ikom)

Pada tanggal 29 April 2015

Dihadapan Dewan Penguji

Dewan Penguji

1. Sugeng Winarno, M.A ( )

2. M. Himawan Sutanto, M.Si ( )

3. Nasrullah, M.Si ( )

4. Widiya Yutanti, M.A ( )

Mengetahui,

Dekan Fakultas

(3)

KATA PENGANTAR

Bissmillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat, hidayah dan atas izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PEMAKANAAN INSTAGRAMMERS TERHADAP #EXPLORELOMBOK DI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA PROMOSI WISATA (Studi Resepsi pada Anggota Komunitas Instameet Lombok)”, yang ditujukan sebagai salah satu syarat meraih gelar sarjana (S-1) pada program studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mengakui banyak hambatan dan kesulitan yang dialami. Namun berkat kerja keras, keyakinan, semangat, doa, bimbingan serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu dan memberi dukungan selama proses pengerjaan skripsi ini hingga selesai. Dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada :

1. Allah SWT yang melimpahkan berkah dan rahmat-Nya, sehingga peneliti diberi kekuatan, kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Prof. Dr. Muhajir Effendy, MAPselaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang serta Bapak Sugeng Winarno, M.A selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Bapak Nasrullah, M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Widiya Yutanti, M.A selaku dosen pembimbing II yang sudah bersedia membagi ilmunya untuk membimbing dengan segala kesabaran dan meluangkan waktunya untuk peneliti hingga dapat terselesaikannya skripsi ini.

4. Segenap Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi UMM yang telah mengajar dan membagi ilmu pengetahuannya kepada peneliti, khususnya Bapak M. Himawan Sutanto, M.Si dan Bapak Budi Suprapto, Drs., M.Si yang sudah mau meluangkan waktunya untuk berbagi ilmu kepada peneliti mengenai Studi Resepsi.

(4)

Panji Buana Putra. Terima Kasih banyak sudah mau meluangkan waktunya dalam kegiatan FGD dan Wawancara. Serta Kang Pew (best known as @skinnymonkey) sang pelopor akun instagram Explore.

Malang, 27 April 2015 Yang menyatakan,

(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………...………..……… i

LEMBAR PERSETUJUAN……….. ii

LEMBAR PENGESAHAN……….. iii

PERNYATAAN ORISINALITAS………...……… iv

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI………..… v

KATA PENGANTAR………...………... vi

UCAPAN TERIMA KASIH………...…………... viii

DAFTAR ISI………...…………... x

ABSTRAK……….. xiii

ABSTRAK……….. xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………1

B. Rumusan Masalah……….. 8

C. Tujuan Penelitian………... 8

D. Manfaat Penelitian………. 9

D.1 Manfaat Akademis……….. 9

D.2 Manfaat Praktis……….……….. 9

E. Kajian Pustaka……….……….. 9

E.1 Pemaknaan Audiens………..……….. 9

E.2 Komunikasi dalam Jaringan Online……….………….. 11

E.3 Cybercommunity……….………….. 12

E.4 Promosi melalui Website dan Media Sosial……….…. 14

E.4.1 Website sebagai Media Promosi……….…. 14

E.4.2 Media Sosial sebagai Media Promosi Wisata……..………….. 15

E.4.2.1 Jenis-jenis Media Sosial……….…. 17

E.4.2.2 Instagram……….……….…... 19

E.4.2.3 #explorelombok di Media Sosial Instagram sebagai Media Promosi wisata……….……...…… 22

E.5 Analisis Resepsi……….………… 23

E.6 Fokus Penelitian……….……… 27

(6)

F. Metode Penelitian……….………... 29

F.1 Pendekatan Penelitian……… 29

F.2 Tipe dan Dasar Penelitian……….……….… 30

F.3 Ruang Lingkup Penelitian……….……….... 31

F.4 Tempat dan Waktu Penelitian……….………... 31

F.4.1 Tempat Penelitian……… 31

F.4.2 Waktu Penelitian……….. 32

F.5 Sumber Data / Informasi……… 32

F.6 Informan………. 32

F.7 Teknik Pengumpulan Data………..34

F.7.1 Wawancara (Interview)……….34

F.7.2 FGD (Forum Group Disscussion)……….36

F.7.3 Dokumentasi……….38

F.8 Teknik Analisis Data………...39

BAB II GAMBARAN UMUM A. Intagram………... 44

A.1 Sejarah Instagram……….. 45

A.2 Fitur-fitur Instagram……….. 46

A.2.1 Pengikut (Followers) ……….. 46

A.2.2 Mengunggah Foto (Upload)……… 47

A.2.3 Kamera (Camera)……… 47

A.2.4 Efek Foto (Photo Effect)………....…48

A.2.5 Judul Foto (Caption)………....… 49

A.2.6 Arroba (@)……….... 50

A.2.7 Tanda Suka (Like) ……….. 50

A.2.8 Popular (Explore) ………... 51

A.2.9 Label foto (Hashtag) ………...………... 51

B. #explorelombok……….………... 52

C. Komunitas Instagram………... 55

C.1 Komunitas Instameet Lombok……….. 56

BAB III SAJIAN DAN PEMBAHASAN A. Informan……….. 60

A.1 Profil Informan……….. 61

(7)

A.3 Data Informan Berdasarkan Pekerjaan………... 66

A.4 Data Informan Berdasarkan Daerah Asal...………... 67

B. Kategori Hasil Farum Group Disscussion (FGD)………..……….. 68

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan……….……101

B. Saran……….. 103

B.1 Saran Akademis………...103

B.2 Saran Praktis………104

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I

Draft Forum Group Discussion

LAMPIRAN II

Draft Pertanyaan

Lampiran III

Hasil Forum Group Disscusion

Lampiran IV

Catatan Hasil Notulen Forum Group Disscusion

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Baudrillard, Jean. 1983. Simulations. New York: Semiotext(e).

Fisher, B. Aubrey. 1986. Teori-teori Komunikasi. Penerjemah: Soejono Trimo.

Bandung: Remaja Karya

Flew, Terry. 2005. New Media “An Introduction” 2nd Edition. Australia: Oxford

University Press.

Hamidi. 2010. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi - Pendekatan Praktis

Penulisan Proposal dan Laporan Penelitian. Malang: UMM Press.

Lauer, D. A. 2008. Design Basics. Boston: Thomson Wadsworth.

Littlejohn, Stephen W. 1999. Theories of Human Communication, sixth edition.

Belmont: Wadsworth Publishing company.

Moelong, Lexy J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Remaja Rosda

Karya: Bandung.

Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Nurudin. 2011. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Nurudin. 2012. Media Sosial Baru dan Munculnya Revolusi Proses Komunikasi.

Yogyakarta: Buku Litera.

Nurudin. 2012. Tuhan Baru Masyarakat Cyber di Era Digital. Yogyakarta: Aditya

Media Publishing.

(10)

Non-Buku :

____. 2013. Focus Group Discussion (Diskusi Kelompok Terarah). Diakses Minggu,

7 Februari 2015 melalui

http://www.marketrends.asia/2013/02/focus-group-discussion-research.html

Chandler, Daniel. 2014. Semiotics for Beginners. Edisi 3 Juli 2014. Diakses Minggu,

7 Februari 2015 melalui

http://visual-memory.co.uk/daniel/Documents/S4B/sem08c.html

Facebook Newsroom. 2012. Facebook to Acquire Instagram. Edisi 9 April 2012.

Diakses Minggu, 12 April 2015

melalui http://newsroom.fb.com/news/2012/04/facebook-to-acquire-Instagram/ .

Frommer, Dan. 2010. Here's How To Use Instagram. Business Insider. Edisi 1

November 2010. Diakses pada Minggu, 12 April 2015

melalui http://www.businessinsider.com/Instagram-2010-11?IR=T&

Tri Nugroho Adi. 2012. Mengkaji Khalayak Media dengan Metode Penelitian

Resepsi. Edisi 16 Februari 2012. Diakses Sabtu, 7 Februari 2015 melaui

http://sinaukomunikasi.wordpress.com/2012/02/16/mengkaji-khalayak-media-dengan-metode-penelitian-resepsi/

Tjutju Sundari. ____. Pengujian Keabsahan Data Kualitatif. Bandung: Jurusan PLB

FIP UPI. Diakses pada Rabu, 11 Februari 2015

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195602141980032-TJUTJU_SOENDARI/Power_Point_Perkuliahan/Penelitian_PKKh/Keabsahan_data.p

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Internet saat ini telah berkembang sedemikian rupa menjadi sebuah teknologi yang

mampu menciptakan dunia baru dalam realitas kehidupan manusia. Tapi dengan kemampuan

internet dalam menciptakan ruang-ruang maya yang amat cepat dalam kehidupan nyata, maka

seseorang ketika berselancar di internet bukan lagi sedang memakai internet sebagai

teknologi, tapi memakai internet seperti bagian dari kehidupannya. Di tengah masih

maraknya keberadaan media-media konvensional seperti televisi, koran maupun radio kini

masyarakat berada di tengah arus perubahan yang deras dengan keberadaan media-media

sosial.

Media sosial memberikan kemudahan pada penggunanya untuk berinteraksi. Hubungan

antara perangkat mobile dan halaman web internet melalui "jaringan sosial" telah menjadi

standar dalam komunikasi digital. Kemunculan teknologi internet turut pula mempengaruhi

perkembangan penggunaan media sosial di masyarakat. Media sosial adalah media online

yang mendukung interaksi sosial (Nurudin, 2012). Media sosial menjadi begitu penting

kehidupan media masyarakat di era internet sekarang.

Kegunaan media sosial yang beragam menjadikan media sosial tidak hanya sebagai

media bersosialisasi. Sebagai contoh, media sosial bisa menjadi media promosi wisata. Sektor

pariwisata merupakan salah satu sektor andalan pembangunan perekonomian Indonesia yang

semakin menunjukan peran yang signifikan. Dalam upaya meningkatkan citra Indonesia di

(12)

Indonesia ke dunia internasional dengan pemanfaatan internet atau media sosial sebagai alat

bantunya.

Ditambah dengan banyaknya gadget yang dipenuhi dengan aplikasi media sosial

membuat masyarakat mau tidak mau mengikutinya, sehingga pengguna media sosial dari

tahun ke tahun semakin meningkat. Hal tersebut dapat terlihat dari data yang diperoleh dari

[image:12.595.174.450.266.477.2]

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia dibawah ini :

Gambar A.1

Sumber : apjii.or.id

Keunggulan dari media-media sosial adalah tingkat interaksi yang tinggi antar

pengguna yang saling memiliki koneksi. Kemampuan media sosial yang sedemikian ini

dilihat oleh kapitalisme sebagai peluang dalam menciptakan kebutuhan di masyarakat.

Contoh mudah adalah bila dahulu telepon genggam memiliki fungsi hanya untuk menelepon

dan mengirim teks (SMS), kini telepon genggam menawarkan beberapa fungsi salah satunya

ialah kamera.

Kapitalisme menciptakan media sosial dan mengubah pola masyarakat terhadap

(13)

Media sosial ini diciptakan sehingga para pemilik smartphone akan merasa bahwa kamera

yang terpasang di gadgetnya tidak sia-sia.

Sistem sosial di dalam media sosial Instagram adalah dengan menjadi pengikut

Instagram (followers) dan mengikuti akun pengguna lainnya (following). Dengan demikian

komunikasi antara sesama pengguna Instagram sendiri dapat terjalin dengan memberikan

tanda suka dan juga mengomentari foto-foto yang telah diunggah oleh pengguna lainnya.

Pengikut juga menjadi salah satu unsur yang penting, dimana jumlah tanda suka dari para

pengikut sangat mempengaruhi apakah foto tersebut dapat menjadi sebuah foto yang populer

atau tidak.

Melalui aplikasi ini, pengguna “dituntut” untuk memaksimalkan fitur kamera pada

gadgetnya dengan maksimal. Pengguna hanya tinggal melakukan pemotretan, melakukan

koneksi dengan aplikasi ini dan mengedit bila perlu untuk kemudian diunggah ke server

Instagram. Foto yang telah diunggahakan otomatis di-share kepada follower sekaligus server

pusat. Setiap orang dapat ”berkomunikasi” dengan foto. Ini adalah bentuk komunikasi yang

baru dimana komunikasi tidak lagi berupa verbal tapi juga dalam bentuk foto/gambar.

Dalam media sosial Instagram tersedia fitur explore, dimana pengguna dapat melihat

foto maupun video yang disukai banyak orang. Sampai pada saat ini sesama pengguna sering

untuk menyukai sebuah foto dan memberi komentar terhadap foto tersebut. Dari para

pengguna yang secara berkelanjutan untuk berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya,

hubungan para pengguna pun menjadi lebih erat lagi, terlebih bila mereka tahu bahwa mereka

berada di satu lokasi yang sama. Hal inilah yang pada awalnya menjadi permulaan dari

komunitas-komunitas pengguna Instagram atau lebih sering dikenal dengan sebutan

Instagrammers.

Dengan adanya Instagrammers, semangat mendapatkan sebuah tanggapan dari

(14)

pengguna didorong untuk mengambil foto lebih banyak lagi dan memungkinkan para

pengguna untuk berpikir bahwa hasil foto mereka lebih artistik daripada sebelumnya.

Instagrammers tidak hanya dikategorikan dari negara-negara, melainkan kota-kota besar di

sebuah negara. Instagrammers juga rutin menggelar kegiatan gathering/meet-up antar

pengguna Instagram yang disebut Worldwide Instameet (WWIM).

Kegiatan ini dilakukan oleh komunitas mobile photographer yang memiliki passion

terhadap dunia mobile photography untuk saling berbagi dan menginspirasi audience dengan

menggunakan iPhone serta Android mobile sebagai tools-nya. Transformasi terbaru dari

media, yang dijuluki ‘mobile photography’, mungkin merupakan perubahan paling radikal

untuk dilihat, karena tidak hanya melibatkan perubahan dalam cara apa dan bagaimana

sebuah foto diambil, tetapi juga bagaimana peningkatan jumlah penggunanya, serta

bagaimana mereka terkoneksi, saling berbagi dan dilihat.

Dalam pendekatan aspek sosial, sebuah platform photo sharing yang dikenal sebagai

Instagram yang kini memiliki lebih dari 300 juta pengguna dan terus tumbuh — secara

radikal telah merubah lansekap fotografi yang memiliki makna berbeda. Dengan memiliki

kemampuan untuk berbagi (sharing), saling terkoneksi, dan membangun interaksi sosial

sehingga telah merubah pandangan kita terhadap dunia fotografi. Tidak sedikit

Instagrammers berkumpul untuk mengeksplorasi keindahan wisata Indonesia dan

mempromosikannya melalui foto yang mereka unggah ke Instagram.

Instameet Indonesia didirikan guna mendukung perkembangan dunia mobile

photography serta penyebaran informasi melalui media digital serta dukungan anggota yang

tersebar di seluruh Indonesia dan diperkuat dengan jaringan komunitas mobile photographer

di dunia sehingga menjadikan Instameet Indonesia merupakan media yang memiliki

jangkauan yang sangat luas sekaligus efisien dalam melakukan setiap aktifitas penyebaran

(15)

Worldwide Instameet merupakan acara rutin yang bahkan dapat diadakan 2 hingga 3

kali dalam setahun. Puluhan kota di Indonesia turut memeriahkan Worldwide Instameet

diantaranya adalah Jakarta, Surabaya, Bandung, Probolinggo, Kalimantan, Bali, Gorontalo,

Medan, Kebumen, Ternate, Ciamis, Aceh, Dumai, Pekalongan, Bogor, Padang, Banten,

Jogja, Lampung, Palembang, Makassar, Kediri, Pekanbaru, Semarang, Manado, Maluku,

Solo, Karangasem, Pontianak dan Lombok. Persaingan foto antar daerah menjadi fenomena

promosi wisata yang menggembirakan, karena masing-masing daerah berlomba-lomba

mengeksplorasi keindahan daerah masing-masing agar foto yang diunggah lebih dikenal dan

disukai Instagrammers lainnya.

Instameet diadakan oleh Instagram agar Instagrammers tak sekedar melihat karya

melalui dunia maya, namun juga dapat berkumpul dan berbagi ilmu serta sharing mengenai

dunia Instagram. Kegiatan ini disambut secara antusias oleh masyarakat di 6 benua, tak heran

pada Oktober 2014 lalu pengguna Instagram banyak mendapati hashtag#WWIM10 di

timelineInstagram mereka.

Menurut rilis yang CHIP Online terima, tercatat lebih dari 50.000 foto dengan hashtag

#WWIM10 yang di-share oleh pengguna Instagram. Hashtag tersebut berhasil

menghubungkan ratusan pelaksanaanInstameet di 6 benua. (chip.co.id, 7 Oktober 2014 pukul 21:14 )

Kegemaran mengunggah foto dengan hashtag di akun Instagram melahirkan tren baru

di kalangan Instagrammers. Dengan menggunakan hashtag, orang dapat dengan mudah

mencari foto di mesin pencari. Banyak hashtag yang diciptakan oleh pengguna dan menjadi

terkenal sehingga dipakai oleh pengguna lainnya. Cara terbaik bagi Instagrammers untuk

memanfaatkan tren ini adalah dengan menciptakan hashtag mereka sendiri, seperti

#explorelombok.

Semua informasi yang kita cari dapat kita lihat melalui media sosial tanpa kita harus

pergi mencarinya. Contohnya saja kita ingin mengetahui tentang wisata alam di pulau

(16)

kita akan mendapatkan banyak foto yang berhubungan dengan hashtag yang kita cari.

Kemudahan dalam mengakses inilah yang membuat Instagram menjadi sangat diminati.

Salah satu komunitas Instagram yang konsisten menggunakan hashtag dalam setiap

postingannya adalah komunitas Instameet Lombok. Komunitas Instameet Lombok terbentuk

pada hari Minggu tanggal 18 Mei 2014 ketika di seluruh dunia menggelar event tersebut. Hal

tersebut diperoleh peneliti melalui wawancara dengan pendiri Intameet Lombok, yaitu Ingga

Suwandana. Berdasarkan hasil wawancara pada Sabtu, 4 Oktober 2014 dengan Ingga

Suwandana bahwa pada tahun 2014 merupakan event Worldwide Instameet yang ke 9,

sedangkan di Lombok sendiri merupakan event pertama. Selanjutnya Worldwide Instameet

10 digelar pada tanggal 4-5 Oktober 2014 dan Worldwide Instameet 11 dilaksanakan pada 22

Maret 2015. Hashtag yang digunakan untuk setiap postingan yang diunggah di Instagram

pada event Worldwide Instameet9 adalah #WWIM9_Lombok, Worldwide Instameet10 adalah

#wwim10_benangkelambu sedangkan untuk Worldwide Instameet11 adalah

#WWIM11_LOMBOK.

Di komunitas Instameet Lombok sendiri, seringkali para anggotanya menggunakan

hashtag di setiap postingan pada akunnya masing masing. Salah satu hashtag paling populer

populer yang sering digunakan oleh anggota komunitas Instameet Lombok adalah

#explorelombok. Ingga Suwandana selaku admin dari akun @explorelombok sekaligus

pencetus #explorelombok yang tujuannya untuk mempromosikan pulau Lombok melalui

media sosial Instagram dengan memanfaatkan potensi di sektor pariwisata dan tentu

potensi-potensi lainnya.

#explorelombok merupakan cara untuk memikat pengguna Instagram dengan

keindahan foto agar orang mau datang ke Lombok. Komunikasi melalui foto yang

menggunakan #explorelombok itulah yang selama ini dipakai untuk mempromosikan potensi

(17)

Banyaknya jumlah postingan foto yang menggunakan #explorelombok terus bertambah

menunjukkan ketertarikan anggota komunitas Instameet Lombok tentang foto dengan

hashtag itu sendiri. Tidak hanya dilihat dari itu, ketertarikan Instagrammers juga dapat dilihat

dari banyaknya like yang diberikan di setiap fotonya.

Hal tersebut menjadikan motivasi diri bagi masing-masing anggota komunitas

InstameetLombok untuk terus menghasilkan foto lainnya yang lebih menarik dan

menjadikannya fenomena promosi wisata melalui media sosial Instagram yang

menyenangkan. Hal ini membuat peneliti tertarik ingin mengetahui bagaimana penerimaan

(resepsi) anggota komunitas Instameet Lombok dalam memaknai #explorelombok di media

sosial Instagram sebagai media promosi wisata.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, identifikasi masalah dari penelitian ini,

yaitu:

“Bagaimana Pemaknaan Instagrammers terhadap #explorelombok di Media

Sosial Instagram sebagai Media Promosi Wisata?”

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemaknaan angota komunitas

Instameet Lombok terhadap #explorelombok di media sosial Instagram sebagai media

(18)

D. Manfaat Penelitian

D.1Manfaat Akademis

Manfaat penelitian bagi program studi Ilmu Komunikasi ini adalah untuk

mengembangkan ranah kajian tentang pemaknaan Instagrammers terhadap

#explorelombok di media sosial Instagram sebagai media promosi wisata serta

memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu komunikasi mengenai studi resepsi, serta

menjadi sebagai refrensi khususnya bagi mahasiswa atau peneliti yang akan melakukan

penelitian sejenis.

D.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan memberikan informasi baru bagi para pengguna Instagram

tentang pemaknaan hashtag yang tidak hanya untuk mempermudah pencarian foto tetapi

sebagai sarana informasi dan promosi.

E. Kajian Pustaka

E. 1Pemaknaan Audiens

Pemaknaan akan terjadi jika ada yang namanya audiens. Pada awalnya, sebelum

media massa ada, audiens adalah sekumpulan drama, permainan, dan tontonan. Setelah

ada kegiatan komunikasi massa, audiens sering diartikan sebagai penerima pesan-pesan

media massa. Pemaknaan menjadi inti komunikasi dikarenakan jika makna yang

diberikan tidak akurat, tidak mungkin akan terjadi komunikasi yang efektif. Semakin

tinggi derajat kesamaan antar individu, semakin mudah dan semakin cenderung

membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas. (Mulyana, 2005)

Ada tiga konsep makna menurut Tipologi Brodbeck (1963) yang dikutip oleh

Fisher, sebagai berikut:

(19)

istilah itu. Dengan kata lain, lambang atau istilah itu ‘berarti’ sejauh ia berhubungan dengan ‘sah’ dengan istilah konsep yang lainnya. Tipe makna yang ketiga, mencakup makna yang dimaksudkan (intentional) dalam arti bahwa arti suatu istilah lambang tergantung pada apa yang dimaksudkan pemakai dengan arti lambang itu. (Fisher, 1986: 344).

Sekalipun demikian, tiga makna dari makna Brodbeck itu hanyalah merupakan satu

hampiran saja untuk memahami konsep itu. Rubenstain mengemukakan tiga buah teori

makna yang cenderung formal dan bersifat amat berlainan, seperti yang dikutip oleh

Aubrey Fisher, yakni “Makna mencakup teori referensial, teori ideasional, dan berbagai

subvariasi dari teori psikologis.” (Fisher, 1986: 345).

Frank Bioca mengungkapkan 5 karakteristik audiens yang aktif yaitu :

1. Selectivity: Audiens yang aktif melakukan pertimbangan dan seleksi untuk

menentukan media yang akan mereka gunakan.

2. Utilarinism: Audiens yang aktif menggunakan media untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhannya dan mencapai tujuan mereka.

3. Intentionality: Menunjukkan bahwa salah satu kegunaan media adalah memberi

kepuasan.

4. Involvement of Effort: Audiens mengkuti dan berpikir dengan aktif dan aktif

menggunakan media.

5. Impervious to Influence: Khalayak atau audiens tidak mudah di persuasi oleh

media tunggal. (Littlejhon, 1999:377)

Dikaitkan dengan dengan penelitian ini, audiens yang dimaksudkan adalah anggota

komunitas Instameet Lombok. Peneliti akan mencari tahu bagaimana pemaknaan yang

dimiliki oleh audiens terhadap #explorelombok di media sosial Instagram sebagai media

(20)

E. 2 Komunikasi dalam Jaringan Online

Komunikasi manusia adalah komunikasi yang mengisyaratkan penyampaian pesan

searah dari seseorang atau suatu lembaga kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya,

baik secara langsung (tatap muka) atau pun melalui media, seperti surat (selebaran), surat

kabar, majalah, radio, atau televisi. (Mulyana, 2005)

Menurut John R. Wenburg dan William W. Wilmot, komunikasi adalah usaha

untuk memperoleh makna. Menurut Raymond S. Ross komunikasi adalah suatu proses

menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga

membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikiran yang serupa

dengan dimaksudkan komunikator. Menurut Harold Laswell, komunikasi adalah siapa

mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan pengaruh bagaimana? (who

says what in which channel to whom with what effect?) (Mulyana, 2005)

Pesan yang disampaikan dalam berkomunikasi juga tidak terbatas hanya antara

beberapa individu, namun juga dapat disampaikan kepada khalayak banyak yang umum

disebut komunikasi massa. Komunikasi massa memiliki pesan yang bersifat umum

tentang hal disekitar, lokal, nasional, maupun internasional yang patut untuk diketahui

khalayak. Menurut Jay Black dan Frederick C. Withney (1988) disebutkan, “mass

communication is a process whereby mass-produced message are transmitted to large,

annonymous, and heterogeneous masses of receivers (komunikasi massa adalah sebuah

proses dimana pesan-pesan yang diproduksi secara masal/tidak sedikit itu disebarkan

kepada massa penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen)” (Nurudin, 2012).

Beberapa contoh media massa dari paradigma baru adalah internet. Istilah

“komunikasi online” mengacu pada membaca, menulis, berbagi video kamera dan

(21)

adalah cara berkomunikasi dimana penyampaian dan penerimaan pesan dilakukan

dengan melalui cyberspace atau biasa disebut dunia maya.

Komunikasi virtual pada abad ini dapat ditemukan dimana saja dan kapan saja.

Salah satu bentuk komunikasi virtual adalah pada penggunaan internet. Komunikasi

virtual membuat manusia menyukai pola komunikasi yang menggunakan media dari

pada pola komunikasi tradisional yaitu tatap muka. Kesenangan akan komunikasi yang

bermedia ini menimbulkan suatu komunitas baru yang disebut komunitas virtual.

E. 3Cybercommunity

Masyarakat global dalam pembentukan cybercommunity merupakan sekelompok

orang yang menepati suatu wilayah tertentu dan hidup relatif lama, saling

berkomunikasi, memiliki simbol dan aturan tertentu serta sistem hukum yang mengontrol

segala tindakan masyarakat tersebut. Teknologi informasi mengubah bentuk masyarakat

dunia lokal menjadi dunia global yaitu dimana dunia yang menjadi sangat transparan

terhadap perkembangan informasi, transportasi serta teknologi yang begitu cepat dan

besar mempengaruhi kehidupan manusia. (slideshare.net-Univ Andalas, 2014)

Teknologi informasi membuat manusia hidup di dua dunia kehidupan, yaitu dunia

nyata dan dunia maya. Inilah yang disebut sebagai cybercommunity. Masyarakat nyata

yaitu kehidupan manusia yang secara inderawi dapat dirasakan. Sedangkan masyarakat

maya yaitu kehidupan manusia yang tidak secara langsung dapat diindera oleh

penginderaan manusia namun dapat dirasakan dan disaksikan sebagai realitas.

Masyarakat maya dapat disebut sebagai fantasi manusia yang lebih dari realitasnya.

Fantasi hiper-realitas manusia tentang nilai, citra, dan makna kehidupan manusia sebagai

lambang dari pembebasan manusia dari kekuasaan materi dan alam. Namun teknologi

(22)

Kemampuan teknologi saat ini memungkinkan masyarakat maya merancang agenda

setting untuk menciptakan hiper-realitas tersebut. Media mampu mengkonstruksi

pengetahuan melalui pencitraan media dimana manusia dapat mendiami realitas

perbedaan yang nyata dan maya.

Dikaitkan dengan penelitian ini, bahwa subyek penelitian disini adalah anggota

komunitas Instameet Lombok yang mana cara mereka berkomunikasi dan

mempromosikan wisata di pulau Lombok adalah melalui foto yang diunggah ke media

sosial Instagram (cyberspace) dengan menggunakan #explorelombok.

E. 4 Promosi melalui Website dan Media Sosial

E.4.1 Website sebagai Media Promosi

Promosi pada hakekatnya adalah suatu komunikasi pemasaran, artinya

aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,

mempengaruhi/membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan

dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang

ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Tjiptono (2001 : 219)

Website yaitu sebuah fasilitas yang menawarkan ruang bincang, e-mail, maupun pesan instan dimana para surfer internet dapat menjelajahi World

Wide Web dengan menggunakan software browser untuk mendapatkan

berbagai macam informasi, hiburan maupun untuk kepentingan bisnis. (O’Brien, 2006)

Promosi website dapat dilakukan baik secara online melalui internet

maupun secara offline melalui kegiatan marketing sehari – hari. Promosi secara

online akan lebih murah dibandingkan promosi secara offline. Bahkan promosi

secara online bisa tanpa biaya, hanya biaya pemakaian internet. Yang paling

(23)

Bentuk – bentuk media yang bisa digunakan untuk melakukan promosi

secara online antara lain adalah :

1. Text. Bentuk media text ini digunakan untuk menuliskan text ads,

e-mail promosi, signature, artikel, dan bentuk promosi lainnya dalam

bentuk text.

2. Image (gambar / foto). Bentuk media ini digunakan dalam bentuk

banner ads, gambar promosi, kartu ucapan digital, foto, dan bentuk image

lainnya.

3. Report atau ebook. Bentuk media ini digunakan dengan menuliskan

sebuah report / ebook mengenai sebuah topik dan mendistribusikannya

melalui internet dan biasanya didistribusikan dalam bentuk file PDF.

4. Audio. Bentuk media ini digunakan dengan menampilkan audio dalam

bentuk mp3, yang bisa diunduh dan didengarkan.

5. Video. Bentuk media ini digunakan dengan membuat content video

yang berisi promosi website yang menjelaskan manfaat dan cara

penggunaan produk, kemudian video tersebut dididstribusikan secara

gratis melalui internet seperti melalui website video sharing terbesar

youtube.com.

6. Software. Bentuk media ini digunakan dengan memberikan software

yang didistribusikan secara gratis atau free version dan didalamnya

terdapat promosi website untuk membeli produk full versionnya.

7. Game. Bentuk media ini bisa digunakan dengan memberikan free game

(24)

E.4.2 Media Sosial sebagai Media Promosi Wisata

Media sosial merupakan interaksi sosial yang berbasis web di jaringan

internet, atau sering disebut sebagai situs jejaring sosial. Jejaring soial merupakan

struktur sosial antara pelaku, sebagaian besar individu atau organisasi yang

menunjukkan cara mereka terhubung melalui berbagai hubungan sosial seperti

persahabatan, rekan kerja atau pertukaran informasi melalui dunia maya. Situs

jejaring sosial serupa dengan jenis lain dari media sosial dan komunitas online

yang mendukung komunikasi melalui gadget atau apapun yang memilki fitur dan

akses internet.

Banyak layanan jejaring sosial berbasiskan web yang menyediakan

kumpulan cara yang beragam bagi pengguna untuk dapat berinteraksi seperti

chat, messaging, email, video, voice chat, blog, diskusi grup dan lain lain. Media

sosial mempunyai ciri-ciri sebagai berikut yaitu pesan yang disampaikan tidak

hanya untuk satu orang sja namun bisa kepada banyak orang.

Media sosial pada umumnya berfungsi sebagai hiburan, sumber informasi,

atau bahkan bisa dijadikan sebagai media promosi. Salah satunya di bidang

promosi wisata Media sosial sebagai media promosi yang digunakan pun cukup

beragam yaitu website, Twitter, Facebook, dan Instagram. Promosi pariwisata

pun sudah mulai banyak yang menggunakan media internet untuk

mempromosikan objek wisata tersebut. Melalui internet, calon wisatawan

menjadi lebih tahu mengenai informasi pariwisata sehingga para pemasar

(25)

E.4.2.1 Jenis-jenis Media Sosial

Menurut Fandi dalam Nurudin (2012:54-63) melalui bukunya

Media Sosial Baru, media sosial secara substansial mengubah cara

komunikasi antar organisasi, masyarakat, serta individu. Adapun

jenis-jenis dari media sosial, sebagai berikut:

a. Collaborative Project

Collaborative Project merupakan suatu media sosial yang dapat

membuat konten. Khalayak pun dapat mengakses konten tersebut

secara global. Ada dua sub kategori yang masuk dalam

Collaborative Project dalam media sosial, yaitu Wiki dan

Bookmark Sosial.

b. Blogs and Microblogs

Blogs adalah sebuah website yang memfasilitasi penyampaian

sebuah opini, pengalaman, atau kegiatan sehari-hari dari

penulisnya. Pada kenyataannya, blogs dan microblogs banyak

digunakan oleh perusahaan untuk memasarkan sebuah produk.

Begitu pula para selebritis. Mereka memanfaatkan blogs sebagai

sarana untuk menginformasikan kegiatan-kegiatan yang mereka

lakukan. Beberapa contoh yang memanfaatkan blogs dan

(26)

c. Content Communities

Content Community merupakan sebuah aplikasi yang bertujuan

untuk saling berbagi foto dan video dengan orang yang dituju,

yang termasuk dalam subkategori content community, yaitu

Youtube.

d. Social Networking

Situs jejaring sosial adalah aplikasi yang memungkinkan

pengguna untuk terhubung dengan pengguna lain melalui profil

pribadi atau akun pribadinya. Profil pribadi mencakup semua jenis

informasi termasuk semua jenis informasi termasuk foto, video,

file, audio, dan blog. Situs jejaring sosial pada umumnya memiliki

fitur seperti pesan instan dan email. Selain itu, situs tersebut juga

dapat membantu seseorang untuk melakukan apa yang mereka

inginkan. Dalam jejaring sosial ini terdapat beberapa macam jenis,

diantaranya Geocities, Six Degrees, Friendster, Yahoo Massenger,

Facebook, Twitter, Myspace, Blackberry Messanger, WhatsApp,

Google+, Instagram, Skype, Gizno, Camfrog, Yahoo Koprol,

Yuwie, Virtual Games Worlds dan Virtual Sosial Words.

Berdasarkan dari penjelasan tentang adanya hubungan antara

pemilik akun dengan pemilik akun yang lain, peneliti merasa

adanya kesinambungan antara penjelasan sebelumnya dengan

penelitian ini. Media sosial selain dapat sebagai jembatan antar

tiap individu untuk berbagi informasi baik berupa tulisan maupun

(27)

E.4.2.2 Instagram

Berbicara mengenai aplikasi ini, foto adalah tanda dan simbol.

Tanda yang menggambarkan mengenai visual yang terlihat pada foto

tersebut. Dalam buku Design Basics, Lauer menjelaskan bahwa tanda

visual merupakan sekumpulan elemen dengan makna tertentu. Sebuah

gambar terbentuk dari elemen-elemen yang variatif terkomposisi

sedemikian rupa sehingga membentuk persepsi pada orang yang

melihatnya. (Lauer, 2008).

Instagram adalah sebuah aplikasi pada smartphone untuk

mengirimkan informasi berupa berbagi foto. Aplikasi ini memungkinkan

pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya

ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri.

(Dan. Businessinsider.com. 2010)

Instagram berasal dari pengertian dari keseluruhan fungsi aplikasi

ini. Kata "insta" berasal dari kata "instan", seperti kamera polaroid yang

pada masanya lebih dikenal dengan sebutan "foto instan". Instagram juga

dapat menampilkan foto-foto secara instan, seperti polaroid di dalam

tampilannya. Sedangkan untuk kata "gram" berasal dari kata "telegram"

yang cara kerjanya untuk mengirimkan informasi kepada orang lain

dengan cepat. Sama halnya dengan Instagram yang dapat mengunggah

foto dengan menggunakan jaringan Internet, sehingga informasi yang

ingin disampaikan dapat diterima dengan cepat. Oleh karena itulah

(28)

Satu fitur yang unik di Instagram adalah memotong foto menjadi

bentuk persegi, sehingga terlihat seperti hasil kamera Kodak Instamatic

dan Polaroid.Hal ini berbeda dengan rasio aspek 4:3 yang umum

digunakan oleh kamera pada peralatan bergerak.Instagram dapat

digunakan di iPhone, iPad atau iPod Touch versi apapun dengan sistem

operasi iOS 3.1.2 atau yang terbaru dan telepon kamera. Android apapun

dengan sistem operasi 2.2 (Froyo) atau yang terbaru. Aplikasi ini tersebar

melalui Apple App Store dan Google Play.

Instagram dapat digunakan di iPhone, iPad atau iPod Touch versi

apapun dengan sistem operasi iOS 3.1.2 atau yang terbaru, dan telepon

genggam Android apapun dengan sistem operasi versi 2.2 (Froyo) ke atas.

Aplikasi ini dapat diunggah melalui Apple App Store dan Google Play.

Pada tanggal 9 April 2012, diumumkan bahwa Facebook setuju

mengambil alih Instagram dengan nilai sekitar $1

miliar.(newsroom.fb.com)

Sekilas Instagram mirip seperti aplikasi Facebook dimana kita

bisa melakukan upload foto-foto dan memberi komentar. Yang menjadi

perbedaan adalah, Instagram sangat fokus pada tujuannya untuk menjadi

mediator komunikasi melalui gambar atau foto. Komunikasi di era cyber

merupakan komunikasi yang berdasar pada pemaknaan interpretative

orang-orang terhadap simbol-simbol yang berkeliaran didalamnya.

Fungsi Instagram adalah :

a.Mengunggah photo (upload)

(29)

c.Menambahkan filter digital photo (photo effect)

d.Memberi judul photo (caption)

e.Memberi lokasi photo (location)

f.Memberi komentar photo (comment)

g.Memberi like photo, dan

h.Membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial termasuk

jejaring sosial milik Instagram itu sendiri.

Aplikasi Instagram yang berbasis pada foto merupakan bentuk

komunikasi baru yang didominasi oleh gambar atau visual. Baudillard

mendeskripsikan dunia post-modern sebagai dunia yang dicirikan oleh

simulasi. (Baudrillard, 1983).

E.4.2.3 #explorelombok di Media Sosial Instagram sebagai media

promosi wisata

Dalam sistem online komputer, hashtag adalah kata kunci non

hierarki atau tidak bertingkat yang tugasnya adalah menunjukkan

potongan-potongan informasi (seperti petunjuk internet, gambar digital,

atau file komputer). Hashtag merupakan jenis metadata yang membantu

untuk menjelaskan suatu hal dan memungkinkan hal tersebut ditemukan

ketika melakukan pencarian (browsing).

Hashtagatau tanda pagar explor eLombok (#explorelombok)

diciptakan pertama kali oleh Ingga Suwandana yaitu admin dari akun

resmi @explorelombok di media sosial Instagram. Ingga merupakan

seorang traveller yang kini berdomisili di Lombok. Baginya traveling

(30)

keindahan dan kenikmatan dari suatu pemandangan yang menakjubkan,

budaya yang unik, makanan yang lezat, penduduk lokal dan turis yang

menawan, atraksi yang spektakuler, dan berbagai macam bentuk kepuasan

lainnya dapat menginspirasi dunia mengenai kecantikan dan kisah-kisah

perjalanan mereka di Indonesia dengan cara yang unik, khas, dan

gambar-gambar yang kreatif

Ingga Suwandana menciptakan #explorelombokpada media sosial

Instagram agar memudahkan masyarakat untuk mencari informasi terkait

dengan pulau Lombok. Dengan menggunakan #explorelombokdi

Instagram, orang-orang dapat menemukan informasi melalui foto yang

keluar di hasil pencarian.Selain itu, tujuan lainnya dalam menciptakan

#explorelombokini adalah masyarakat tau adanya akun @explorelombok

yang juga berisikan tentang foto-foto keindahan yang dimiliki oleh pulau

Lombok.

E. 5 Analisis Resepsi

Analisis resepsi merupakan bagian khusus dari studi khalayak yang mencoba

mengkaji secara mendalam proses aktual di mana wacana media dileburkan melalui

praktek wacana dan budaya khalayaknya. Ada tiga elemen pokok dalam metodologi

resepsi yang secara eksplisit bisa disebut sebagai “The collection, analysis, and

interpretation of reception data “ ( Jensen, 1999: 139, dalam Mengkaji Khalayak Media

dengan Metode Penelitian Resepsi: 2012) . Ketiga elemen tersebut adalah sebagai

berikut:

a. Mengumpulkan data dari khalayak. Data bisa diperoleh melalui wawancara

(31)

perolehan data melalui wawancara kelompok yang disebut focus group interview,

sebagaimana pernah dilakukan oleh Jensen (1999). Perlu ditekankan bahwa

dalam analisis resepsi, perhatian utama dalam wawancara mendalam secara

kelompok tetap harus berpegang pada “wacana yang berkembang setelah

diantarai media di kalangan pemirsa”, artinya, wawancara berlangsung untuk

menggali bagaimana sebuah isi pesan media tertentu mendorong wacana yang

berkembang dalam diri khalayaknya.

b. Menganalisis hasil dari wawancara atau rekaman proses jalannya forum group

discussions (FGD). Setelah wawancara dan FGD seperti langkah pertama di atas

dilakukan, maka tahap berikutnya peneliti akan mengkaji catatan wawancara

tersebut yang berupa transkrip wawancara yang di dalamnya bisa

diidentifikasikan dalam berbagai kategori pernyaatan, pertanyaan, komentar, dan

sebagainya dari peserta diskusi. Dalam tahap ini peneliti bisa memanfaatkan

metode analisis wacana sebagaimana umumnya dipakai dalam studi literer untuk

menelaah makna intersubjektif dan menginterpretasikan makna yang tersirat

dibalik pola ketidaksepakatan pendapat di antara peserta dan sebagainya yang

mungkin muncul dalam diskusi. Peneliti tidak sekedar melakukan kodifikasi dari

seberapa pendapat yang sejalan atau yang tidak sejalan melainkan lebih

merekonstruksi proses terjadinya wacana dominan dan sebaliknya, dilihat dari

berbagai latar belakang sosio kultural peserta diskusi.

c. Tahap ini peneliti melakukan interpretasi terhadap pengalaman bermedia dari

khalayaknya. Perlu dicatat bahwa dalam tahap ini sebenarnya seorang peneliti

tidak sekedar mencocokkan model pembacaan sebagaimana yang telah

(32)

temuan yang sesungguhnya terjadi di lapangan sehingga memunculkan model

atau pola penerimaan yang riil dan lahir dari konteks penelitian sesungguhnya.

Pada Teori Pemaknaan (Reception Theory) oleh Stuart Hall (1973) dalam

Semiotics for Beginners, analisis resepsi mengacu pada studi tentang makna, produksi

dan pengalaman khalayak dalam hubungannya berinteraksi dengan teks media. Fokus

dari teori ini ialah proses decoding, intrepretasi, serta pemahaman inti dari konsep

analisis resepsi. Pada ilmu komunikasi massa, proses komunikasi dikonseptualisasikan

sebagai sirkuit atau loop. Model ini dikritisi karena bentuknya yang linear

(sender/message/receiver) yang ditekankan pada level pertukaran pesan dan ketiadaan

konsep yang telah terstruktur dari berbagai momen sebagai struktur hubungan yang

[image:32.595.156.493.399.663.2]

kompleks.

Gambar E.1

(33)

Dalam teori ini Stuart Hall mengatakan bahwa makna yang dimaksudkan dan

yang diartikan dalam sebuah pesan bisa terdapat perbedaan. Kode yang digunakan atau

disandi (encode) dan yang disandi balik (decode) tidak selamanya berbentuk simetris.

Derajat simetri dalam teori ini dimaksudkan sebagai derajat pemahaman serta

kesalahpahaman dalam pertukaran pesan dalam proses komunikasi – tergantung pada

relasi ekuivalen (simetri atau tidak) yang terbentuk diantara encoder dan decoder. Selain

itu posisi encoder dan decoder, jika dipersonifikasikan menjadi pembuat pesan dan

penerima pesan.

Ketika khalayak menyandi balik (decoding) dalam suatu komunikasi, maka

terdapat tiga posisi hipotekal, yaitu :

a. Dominant-hegemonic position, terjadi ketika tanpa sengaja khalayak

memaknai pesan yang terkonotasi. Posisi ini disebut ideal dalam sebuah

komunikasi transparan, dimana setiap individu bertindak terhadap sebuah kode

sesuai apa yang dirasakan mendominasi untuk memiliki kekuatan lebih pada kode

lainnya,

b. Negotiated position ialah ketika khalayak sudah mampu menerima ideologi

yang dominan dan mereka akan bergerak untuk menindaklanjutinya dengan

beberapa pengecualian, dan

c. Oppositional position, digambarkan ketika khalayak menerima dan telah

mengerti, baik secara literal maupun konotasi-konotasi yang diberikan, namun

khalayak menyandinya dengan sangat bertolak belakang. Ini hanya terjadi ketika

khalayak memiliki sudut pandang kritis dalam menolak segala bentuk pesan yang

(34)

E. 6 Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada resepsi / pemaknaan anggota komunitas

InstameetLombok terhadap #explorelombokdi media sosial Instagram sebagai media

promosi wisata dan tujuan penggunaan #explorelombokpada setiap postingan foto di

media sosial Instagram, dengan judul “Pemaknaan Instagrammers terhadap

#explorelombokdi Media Sosial Instagram sebagai Media Promosi Wisata (Studi

Resepsi pada Komunitas InstameetLombok)”. Aspek-aspek yang menjadi fokus

penelitian ini adalah:

1. Foto yang diunggah di media sosial Instagram dengan menggunakan

#explorelombokdan pernah di-feature (istilah dalam Instagram untuk repost)oleh

akun resmi @explorelombok.

2. Pemaknaan anggota komunitas InstameetLombok terhadap foto yang

diunggah dan menggunakan #explorelombokdi media sosial Instagram sebagai

media promosi wisata

3. Pengetahuan dan pemahaman anggota komunitasInstameetLombok

terhadap#explorelombokdi media sosial Instagram

4. Tujuan mengunggah foto dengan #explorelombokdi media sosial Instagram

E. 7 Asumsi Dasar

Mengetahui resepsi para anggota komunitas InstameetLombok terhadap

#explorelombokdi media sosial Instagram. Dalam kajian Soerjono Soekanto, menurut

Gillin dan Gillin (1988:285) menjelaskan bahwa perubahan sosial sebagai suatu

variasi dari cara – cara hidup yang diterima, baik karena perubahan kondisi geografis,

kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun karena adanya difusi

(35)

secara terus menerus, tidak semua perubahan sosial mengarah ke arah yang positif.

Perubahan sosial merupakan segala aspek perubahan pada lembaga ke masyarakat

didalam suatu masyarakat, mempengaruhi sistem sosial, termasuk nilai – nilai, sikap,

dan perilaku diantara kelompok di masyarakat.

Dilihat dari anggota komunitas InstameetLombok itu sendiri, mereka yang

aktif mengakses media sosial Instagram dan juga aktif mengunggah foto dengan

#explorelombokdi media sosial Instagram. Untuk mengetahui pemaknaan anggota

InstameetLombok terhadap #explorelombokdi media sosial intagram sebagai media

promosi wisata dengan menggunakan FGD diharapkan dapat membuka wawasan dan

pemaknaan terhadap #explorelombok.

F. Metode Penelitian

F.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif

merupakan suatu paradigma penelitian untuk mendeskripsikan peristiwa, perilaku orang,

atau suatu keadaan pada tempat tertentu secara rinci dan mendalam dalam bentuk narasi.

Selain itu, pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan yang berperspektif emik, yakni

pendekatan penelitian yang perolehan datanya dalam bentuk narasi, cerita detail,

ungkapan dan bahasa asli konstruksi para responden atau informan tanpa ada evaluasi

dan interpretasi dari peneliti (Hamidi, 2010:124). Pendekatan kualitatif digunakan karena

menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis atau lisan berupa sebaran –

sebaran informasi yang tidak perlu dikuantifikasikan.

Alasan memilih pendekatan kualitatif karena berkaitan dengan konsep judul dan

(36)

resepsi. Dalam hal ini peneliti bisa mendeskripsikan tentang objek yang akan diteliti

secara sistematis yang berkaitan dengan objek yang diteliti yaitu Resepsi Anggota

Komunitas InstameetLombok terhadap #explorelombokdi Media Sosial Instagram

sebagai media promosi wisata.

F.2 Tipe dan Dasar Penelitian

Adapun penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

kualitatif deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan berupa kata – kata, gambar, dan bukan

angka – angka. Peneliti berusaha mendeskripsikan atau menggambarkan

kenyataan-kenyataan atau fakta –fakta dengan mengemukakan keadaan mengenai objek penelitian

sebagaimana adanya secara rinci. Laporan penelitian akan berisi kutipan – kutipan data

untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari

naskah wawancara, cacatan lapangan, foto, video-tape, dokumen pribadi, catatan atau

memo, dan dokumen resmi lainnya (Moleong, 2014: 11). Desain penelitian deskriptif

bermaksud mengamati secara lengkap dan mencari hubungan dengan konsep yang lain

tanpa pengujian hipotesa atau hubungan tersebut dalam kaitan dengan penelitian ini,

maka objek penelitian ini adalah mengkaji pemaknaan atau resepsi dari anggota

komunitas InstameetLombok terhadap #explorelombokdi media sosial Instagram sebagai

media promosi wisata.

Dalam penelitian ini memusatkan perhatian kepada pemaknaan atau resepsi anggota

komunitas Instameet Lombok terhadap #explorelombok di media sosial Instagram pada

akun masing-masing anggota yang akan diteliti. Sehingga pemanfaatan penelitian ini

berlaku dan tidak memerlukan adanya hipotesis. Dalam penelitian kualitatif deskriptif ini

analisisnya lebih mendalam (mengungkapkan makna apa yang ingin disampaikan

(37)

F.3Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah anggota komunitas Instameet Lombok

yang konsistan menggunakan #explorelombok dalam setiap postingannya serta admin dari

akun resmi @explorelombok.

F.4 Tempat dan Waktu Penelitian

F.4.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dapat dilakukan melalui group line “InstameetLombok” dan juga

dapat dimana saja melalui smartphone yang bisa mengakses internet karena

pembahasan yang akan diangkat terdapat pada media online, yaitu hashtag pada

media sosial Instagram, sehingga yang diperlukan adalah jaringan internet maupun

jaringan wi-fi. Namun untuk pelaksanaan FGD (Forum Group Discussion) bertempat

di Kopitan Café, yakni di Jl. Majapahit No. 21 (Belakang Polda NTB). Pemilihan

tempat penelitian dikarenakan bertepatan dengan Pameran Foto Instagram “Lombok

Setil”.

F.4.2 Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan dalam penelitian untuk pengumpulan permasalahan

berdasarkan judul dan pengumpulan data dilakukan dimulai dari Februari-April 2015,

dan waktu pelaksanaan FGD (Forum Group Discussion) dilaksanakan pada Sabtu, 28

(38)

F.5Sumber Data / Informasi

Sumber data / informasi difokuskan pada pernyataan para Informan yang telah

ditentukan sebelumnya oleh peneliti dan data yang didapat oleh peneliti sebagai penunjang

penelitian ini.

F.6Informan

Peneliti akan mengambil Informan yaitu anggota komunitas Instameet Lombok, yang

sebelumnya peneliti melakukan pra-survey kepada anggota komunitas Instameet Lombok

yang sering menggunakan #explorelombok dalam postingan foto di akun Instagram

mereka. Akhirnya peneliti memutuskan untuk menggunakan accidental sampling /

convenience sampling dan purposive sampling.

Accidental sampling adalah cara memperoleh Informan yang telah memenuhi kriteria

yang kebetulan ditemui atau ada di suatu tempat (Hamidi, 2010:138). Peneliti menemukan

10 orang untuk dijadikan sebagai subyek penelitian/informan sebagai perwakilan dari

komunitas InstameetLombok yang mana 10 orang tersebut mewakili berbagai latar

belakang keluarga serta pekerjaan yang berbeda beda.

Purposive sampling yakni cara memilih subyek penelitian berdasarkan pada kelompok,

wilayah, atau sekelompok individu melalui pertimbangan, tertentu yang diyakini mewakili

semua unit analisis yang ada. Pemilihan kelompok atau wilayah tertentu dilakukan setelah

peneliti melakukan pengamatan atau penjajakan di lokasi penelitian (Hamidi, 2010:139).

Purposive sampling digunakan agar memudahkan peneliti dalam menentukan informan

penelitian, dikarenakan banyaknya jumlah #explorelombok.

Adapun persyaratan informan / subyek penelitian yang digunakan sebagai berikut :

a. Instagrammers yang aktif dalam setiap kegiatan komunitas

(39)

b. Instagrammers yang sering mengunggah foto dengan #explorelombok

c. Instagrammers yang fotonya pernah di-feature oleh akun resmi

@explorelombok

Alasan peneliti memilih 10 orangInforman sebagai perwakilan anggota komunitas

InstameetLombok karena sekitar 165 anggota komunitas InstameetLombok lainnya

kurang aktif mengunggah foto di media sosial Instagram dengan #explorelombok. Maka

dari itu, 10 orang tersebut dijadikan subyek penelitian/informan oleh peneliti dan mereka

mau diajak untuk berpartisipasi pada kegiatan selanjutnya yang akan dilakukan oleh

peneliti sebagai pemenuhan informasi dan pengumpulan data penelitian.

F.7 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang akan dilakukan oleh peneliti

adalah dengan tiga cara yakni, Wawancara (Interview) , FGD (Forum Group Discussion)

dan Dokumentasi

F.7.1.Wawancara (Interview)

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik

tertentu. Selain itu, digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin

melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan

juga apabila peneliti ingin mengetahui hal – hal dari responden yang lebih mendalam.

Jadi, melalui wawancara, peneliti akan mengetahui hal – hal yang lebih mendalam

tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi,

dimana hal tersebut tidak bisa ditemukan pada observasi (Sugiyono, 2014:72).

Esterberg (2002, dalam Memahami Penelitian Kualitatif) mengemukakan

(40)

terstruktur. Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti ini termasuk dalam

wawancara semiterstruktur. Dalam pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan

wawancara terstruktur dan tujuannya untuk menemukan permasalahan secara lebih

terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan idenya. Dalam

melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa

yang dikemukakan oleh informan (Sugiyono, 2014:73 – 74).

Pada saat proses wawancara alat bantu sangat bermanfaat agar mempermudah

pewawancara ketika akan menganalisis hasil wawancara. Buku catatan diperlukan

karena pewawancara khawatir tidak dapat mengingat semuanya selepas wawancara.

Buku catatan berfungsi untuk mencatat hal – hal penting dan kunci – kunci kata atau

simbol yang dipahami oleh pewawancara yang selanjutnya akan dicatat secara

lengkap. Penggunaan tape recorder juga sangat penting karena dapat merekam semua

percakapan atau pembicaraan.

Begitupun dengan kamera, dapat digunakan untuk mengabadikan kegiatan

penelitian tersebut sebagai bukti dilakukannya pengumpulan data. Selain itu

wawancara dilakukan dengan face to face. Namun dengan alasan tertentu wawancara

bisa dilakukan melalui telepon, tele-conference, atau internet, apabila informasi yang

diinginkan untuk melengkapi informasi dasar.

Wawancara mempunyai keunikan yang menguntungkan, yaitu tidak

memerlukan kesimpulan, tetapi memerlukan kelanjutan. Topik pembicaraan berkisar

pada upaya mengakrabkan hubungan kemudian melakukan pembicaraan baik formal

ataupun informal lalu pewawancara membandingkan seluruh catatan untuk melihat

(41)

F.7.2.FGD (Forum Group Disscussion)

Focus Group Discussion (FGD) atau diskusi kelompok terarah adalah suatu

proses pengumpulan informasi suatu masalah tertentu yang sangat spesifik melalui

diskusi kelompok (Irwanto, 1998, dalam Focus Group Discussion (Diskusi Kelompok

Terarah): 2013). Menurut Henning dan Colombia (1990), diskusi kelompok terarah

adalah wawancara dari sekelompok kecil orang yang dipimpin oleh seorang

narasumber atau moderator yang secara halus mendorong peserta untuk berani

berbicara terbuka dan spontan tentang hal yang dianggap penting yang berhubungan

dengan topik diskusi saat itu.

FGD merupakan suatu teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada

penelitian kualitatif. Teknik ini dimaksud untuk memperoleh data dari suatu

kelompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu.

Melalui FGD ini informasi yang ditangkap peneliti adalah informasi kelompok, sikap

kelompok, pendapat kelompok, dan keputusan kelompok. FGD berbeda dengan

wawancara, fasilitator tidak selalu bertanya tetapi mengemukakan suatu persoalan,

kasus, atau pun kejadian.

Dalam prosesnya, fasilitator akan sering bertanya tetapi hanya bagian dari

keterampilan mengelola diskusi agar tidak didominasi oleh sebagian peserta atau agar

diskusi tidak macet (M. Rahman Heriyadi, 2007). Teknik ini digunakan untuk

memperoleh jawaban yang lebih bervariasi dari subyek penelitian tentang pemaknaan

#explorelombokdi media sosial Instagram.

Dalam kegiatan diskusi kelompok pada penelitian ini, para peserta akan diberi

draft yang berisi data serta beberapa foto yang menggunakan #explorelombokpada

masing-masing akun Instagrammers anggota komunitasInstameetLombok yang

(42)

Dalam kegiatan diskusi kelompok pada penelitian ini, para peserta akan diberi

data berupa foto yang menggunakan #explorelombokyang selanjutnya hasil dari

diskusi tersebut akan dianalisis oleh peneliti.

Proses diskusi kelompok atau FGD yang akan dilakukan oleh peneliti antara

lain :

a. Memilih informan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.

b. Mengumpulkan informan tersebut di suatu tempat untuk melakukan diskusi

dengan cara mengundang mereka.

c. Memberikan data berupa foto yang menggunakan #explorelombokyang sudah

dipilih berdasarkan banyaknya likedan pernah di-feature oleh akun

@explorelombok yang kemudian akan didiskusikan pada forum tersebut.

d. Melakukan diskusi kelompok di tempat yang telah ditentukan oleh peneliti.

Peserta teridiri dari 10 orang dengan maksud agar setiap individu mendapat

kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya. Umumnya diskusi kelompok

dilaksanakan pada populasi sasaran yang homogen (mempunyai ciri-ciri yang sama)

ciri-ciri yang sama tersebut ditentukan oleh tujuan dari penelitian.

F.7.3. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan sebagai alat pelengkap dari focus group discussion

sehingga menjadi informasi penelitian yang adapat mendukung, melengkapi, atau

menambahkan informasi yang berasal dari hasil wawancara. Teknik ini merupakan

teknik pengumpulan data sekunder mengenai obyek dan lahan penelitian yang

didapatkan dari sumber tertulis, seperti arsip, dokumen resmi, tulisan – tulisan yang

ada di situs internet dan sejenisnya yang dapat mendukung analisa penelitian tentang

(43)

data yang diperoleh dari catatan / data yang telah tersedia oleh pihak lain (Hamidi,

2010: 140).

Teknik ini digunakan untuk :

a. Menambah kelengkapan data

b. Mengetahui keadaan yang sangat kompleks

c. Mengingat kemampuan kita yang terbatas

d. Mengetahui keaslian data

F.8Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dimulai dengan menelaah data yang telah tersedia dari berbagai

sumber berupa wawancara, FGD, dan dokumentasi. Pada dasarnya tujuan dari analisis

data dalam suatu penelitian adalah untuk menggambarkan fakta hasil penelitian sehingga

menjadi data yang mempunyai makna serta mudah dipahami dan diinterpretasikan. Tahap

analisis yang pertama membuat transkip dari keseluruhan hasil FGD dan dokumentrasi.

Selanjutnya menganalisis mulai dari membandingkan persamaan pandangan informan

penelitian, perbedaan pendapat, pengalaman yang berbeda atau ide inovatif sebagai saran

dan masukan dari para informan.

Proses analisis data pada penelitian kualitatif pada prinsipnya dilakukan secara

berkesinambungan yaitu sejak sebelum memasuki lapangan, memasuki lapangan, selama

di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Proses analisis telah dimulai sejak

merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun meneliti hingga penulisan hasil

penelitian. Akan tetapi yang lebih alot dan lebih terfokus dalam menganalisis data adalah

selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data (Satori & Komariah,

(44)

Penelitian Kualitatif) aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya mencapai jenuh. Analisis data

terdiri atas: data collection, data reduction, data display, dan conclusion

drawing/verification. Adapun siklus dari dari keseluruhan proses analisis data oleh Miles

[image:44.595.83.454.224.415.2]

& Huberman digambarkan dengan skema berikut.

Gambar F.1

Komponen-komponen Analisis Data: Model Interaktif

1. Pengumpulan Data (Collection)

Hal yang pertama kali dilakukan adalah mencari data, dikumpulkan, kemudian

dikoleksi. Peneliti mencari data – data yang berkaitan dengan penelitian baik itu dari

media sosial Instagram baik dari #explorelombokmaupun foto-foto di akun

Instagram@explorelombok. Tentunya peneliti dalam proses pengumpulan data ini

akan mendapatkan data yang banyak dan yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan

oleh peneliti.

2. Reduksi Data (Reduction)

Peneliti tentu saja akan mendapatkan data yang banyak dan relatif beragam

dan bahkan sangat rumit. Itu sebabnya, perlu dilakukan analisis data melalui reduksi

data. Data yang diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau data yang terperinci. Conclusion : 

drawing/verification  DataReduction 

Data  Collection 

(45)

Laporan yang disusun berdasarkan data yang diperoleh direduksi, dirangkum, dipilih

hal–hal yang pokok, difokuskan pada hal–halyang penting. Data hasil mengikhtiarkan

dan memilah – milah berdasarkan satuan konsep, tema dan kategori tertentu akan

memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan juga

mempermudah peneliti untuk mencari kembali data sebagai tambahan atas data

sebelumnya yang diperoleh jika diperlukan.

3. Penyajian Data (Data Display)

Langkah selanjutnya sesudah mereduksi data adalah menyajikan data (Data

Display). Teknik penyajian data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dalam

berbagai bentuk seperti tabel, grafik, dan sejenisnya. Lebih dari itu, penyajian data

bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

flowchart dan sejenisnya. Adapun fungsi display data disamping untuk memudahkan

dan memahami apa yang terjadi, juga untuk merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang dipahami tersebut. Oleh karena itu, diperlukan sajian data yang

jelas dan sistematis dalam membantu peneliti menyelesaikan pekerjaannya. Penyajian

data dalam hal ini adalah menghubungkan kesimpulan informasi interaktif subyek

penelitian tentang pemaknaan anggota InstameetLombok

terhadap#explorelombokpada media sosial Instagram.

4. Conclusion Drawing/ Verification

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah

penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih

bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti–buktiyang kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan

yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti–bukti yang valid dan

(46)

yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Dengan demikian

kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah

yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah

dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitiankualitatif masih

bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan.

F.9 Uji Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep kesahihan

(Validitas) dan Keandalan (Reliabilitas). S

Gambar

Gambar A.1
Gambar E.1
Gambar F.1

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, segala puji dan syukur penulis selalu panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan segala berkah, nikmat, taufik, rahmat dan hidayah-Nya,

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, segala puji dan syukur penulis selalu panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan segala berkah, nikmat, taufik, rahmat dan

Alhamdulillahirabbil „alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan segala rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat

Puji syukur penulis panjatkan atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan berkat rahmat, ridhonya dan kasih sayang yang dicurahkan serta terlimpahkan, sehingga

Alhamdulillahirabbil „alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan segala rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat

Alhamdulillahirabbil ‘alamin penulis ucapkan dan segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadiratan Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya pula penulis

Alhamdulillahirabbil alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis diberikan kekuatan dan kemudahan

Alhamdulillahirabbil ‘alamin penulis ucapkan dan segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadiratan Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia- Nya pula penulis