NNNK
RGUNG
GDE
PUTRN
6GUI$
Sqj
araw
an
dan
Buday
aw,an
Ba[
i
Editor
I
KetutArdhana
Slamat
Trisila
Pustaka
Larasan
Bekerja sama dengan
Pusat
l(efian Bali Universitas
UdayranaKontributor:
I
Gde Parimartha
- I
Ketut
Ardhana
-
ErniBudiwanti
-
I Wayan Wesna Astara-
Nyoman Wijaya-
I
MadePageh
- I
Putu
GedeSuwitha I
Wayan Tagel
Eddy
-Muchammadun
-
Nuryahman-
Mansur Hidayat-
A.a. Ayu Dewi Girindrawardani-
SiamatTrisila-
Sulandjari-
Dayu Mahyuni.lliuuuitunll[[tt
oraBa traru.o Bekerja sama dengan
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar
Ucapan Terima Kasih
I. SEKITAR PERSOALAN SEIARAH
Aktualisasi Nilai-Nilai'Puputan' dalam pembangunan Karakter
Bangsa
I Gde Parimartha
-3
Diplomasi
Budaya
Antar-Bangsa:Sebuah Refleksi
dalamPerjalanan Sejarah Bangsa
I KetutArdhana
-
17Spiritual Dynamics of Balinese in Lombok: Sacred Site and Holy Water
Erni
Budiwanti*
47Politik
Kebudayaandan
Hukum
Desa pakraman
Bali (Membongkar Hegemoni Negara)I
WayanWesna Astara-79
Setelah Setengah Abad Fakultas Sastra Unud: Menyusun Strategi Revolusi Moralitas
NyomanWijaya-95
f asmerah "Puputan" Margarana: Menyoal Aktualisasi Nilai-Nilai
Sejarah di Era Globalisasi I Made Pageh
-
133 Tokoh Puri dan Pilkada LangsungI Putu Gede Suwitha
-
14SPembangunan Ekono mi Pertanian B erbasis Kerakyatan
I
Wayan Tagel Eddy-
153KATA PENGANTAR
ejak kembali dari Belanda pada akhir tahun 1966 setelah meraih gelar dokto4, Begawan Sejarah Sartono Kartodirdjo mendeklarasikan pendekatan
ilmu-ilmu sosial
untuk ilmu sejarah sehingga sejarah menjadi social scientific history. Pasca-SartonoKartodirdjo belum muncul
lagi
sejarawan diIndonesia yang menggulirkan gagasan sekaliber "Pendekatan Multidimendsional" yang saintifik dan modern. Tigapuluh tahun kemudian Sartono Kartodirdjo mempromotori karyasiswa S-3
dari Bali dengan mengaplikasikan berbagai pendekatan
ilmu-ilmu sosial dalam diseratasinya yang berjudul "Peralihan Sistem Birokrasi Kerajaan Karangasem 1890-1938." Putra Bali pertama yang dimentori oleh Sartono Kartodirdjo yang berhasil meraih
gelar
doktor
adalah seorangPutra
Raja Karangasem, yakni Anak Agung Gde Putra Agung. Proses Anak Agung Gde putraAgung menjadi seorang intelektual (sejarawan dan budayawan) dengan falsafah "pohon pisang"
(tidak
berhenti hanya sekaliberkarya) memang
tidak
mudah karena Sartono Kartodirdjoselalu menggembleng anak didiknya dengan displin keras dan
mampu menyerap dengan
baik
apa yang disampaikan sertaharus
tetap
membumi. Memangtidak
semua anak didiknya mengikuti jejak Sartono Kartodirdjo dengan segudang gagasanyang brilian, namun beliau membentuk anak didiknya menjadi orang yang berkarakter dan punya
prinsip
dalam bersikap di ranah keilmuan.Anak
Agung Gde Putra Agung yangdilahirkan
di
puri
Karangasem-Bali secara singkat dipanggil
pak
putra
Agungtelah
menerapkan semua yang didapatkanketika
menimbailmu
Sejarahdi
Universitas Gadjah Mada yograkartadari
S-1hingga S-3. Pak Putra Agung bahu-membahu bersama pak Rai
Mirsha mendirikan dan membesarkan furusan Sejarah Fakultas