KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Dokumen
Rencana Aksi Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat (BKTM) Makassar Tahun 2020-2024
Rencana Aksi BKTM Makassar merupakan rencana pembangunan di bidang kesehatan masyarakat khususnya bidang kesehatan tradisional selama lima tahun yang disusun untuk menjadi pedoman dan arahan bagi seluruh pelaksana kegiatan BKTM Makassar dalam upaya mencapai sasaran-sasaran pembangunan bidang kesehatan masyarakat khususnya bidang kesehatan tradisional yang telah ditetapkan.
Dokumen Rencana Aksi merupakan dokumen yang berisi analisis situasi dan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam mencapai tujuan/sasaranya dlm kurun waktu tahun 2020-2024. Dengan adanya dokumen ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan arahan dalam pelaksanaan kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program kesehatan masyarakat, mulai dari penyusunan kebijakan, perencanaan, penganggaran, dan evaluasi program / kegiatan tahun 2020-2024.
Dengan terjadinya pandemi covid-19 terdapat beberapa kegiatan BKTM Makassar yang terhambat pelaksanaanya. Oleh karena itu dipandang perlu untuk melakukan revisi terhadap target indikator
kinerja tahun 2020-2024. Hasil evaluasi terhadap indikator kinrja tersebut dituangkan dalam dokumen RAK 2020-2024 Revisi-1.
Atas segala masukan dan sumbangan pemikiran semua pihak yang telah berpartisipasi mewujudkan Rencana Aksi BKTM Makassar Tahun 2020 -2024 disampaikan penghargaan dan terima kasih. Semoga dokumen perencanaan ini bemanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dalam pembangunan kesehatan melalui penyelenggaraan kesehatan tradisional yang aman dan bermanfaat bagi kesehatan masyarakat.
Akhir kata, semoga dokumen ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya dalam mengevaluasi kinerja Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat (BKTM) Makassar.
Makassar, September 2020
Dr. dr. Anna Khuzaimah, M.Kes NIP 197104062002122001
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Maksud dan Tujuan ... 3
C. Landasan Hukum ... 3
D. Hubungan Rencana Aksi BKTM Makassar dengan Dokumen Perencanaan Lainnya ... 4
BAB II KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI ... 6
A. Struktur Organisasi ... 6
B. Jenis dan Kedudukan ... 8
C. Tugas pokok dan Fungsi ... 8
D. Pembagian Tugas ... 9
BAB III VISI, MISI, TUJUAN ... 11
A. Visi dan Misi ... 11
B. Tujuan ... 12
BAB IV STRATEGI PELAKSANAAN ... 17
A. Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran ... 17
B. Faktor-Faktor Pendukung ... 18
C. Analisa Situasi ... 19
D. Strategi ... 22
E. PROGRAM PRIORITAS ... 23
BAB V PENUTUP ... 26
A. Latar Belakang
Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005–
2025, mengamanatkan bahwa pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi–tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, manusia usia lanjut dan keluarga miskin. Untuk mewujudkan tujuan tersebut pemeliharaan kesehatan secara tradisional dengan baik dan benar diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bermakna.
Periode tahun 2020-2024 merupakan tahapan terakhir dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005- 2025, sehingga merupakan periode pembangunan jangka menengah yang sangat penting dan strategis. Sesuai dengan RPJPN 2005-2025, sasaran pembangunan jangka menengah 2020- 2024 adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai bidang yang didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa setiap kementerian perlu menyusun Rencana Strategis
(Renstra) yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Renstra Kementerian Kesehatan merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif memuat program-program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan dan menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Kementerian Kesehatan dan Rencana Kerja Pemerintah.
Dengan disahkannya Renstra Kementerian Kesehatan melalui Permenkes Nomor 21 tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024, maka penyusunan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) BKTM Makassar Tahun 2020-2024 ini telah mengacu pada kebijakan tersebut. Monitoring terhadap RAK 2020-2024 tetap dilaksanakan secara berkala.
Rencana Aksi BKTM Makassar memuat program–program kesehatan tradisional yang bersifat indikatif yang akan dilaksanakan selama 5 (lima) tahun yaitu Tahun 2020-2024 yang merupakan penjabaran dari Permenkes Nomor 21 tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024.
Rencana Aksi ini bersifat dokumen perencanaan jangka menengah dan mempunyai peran yang sangat penting terutama dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT) setiap tahunnya, sebagai dasar penilaian kinerja pimpinan instansi dan menjadi acuan dalam menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
Sebagai dokumen yang menjadi pedoman pelaksanaan program dan kegiatan lingkup Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat (BKTM) Makassar maka rencana aksi kegiatan ini memuat: visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan serta indikator yang selanjutnya diuraikan di dalam program dan
B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud
Penyusunan rencana aksi kegiatan ini dimaksudkan sebagai acuan bagi penanggung jawab kegiatan di lingkup Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat (BKTM) Makassar dalam pelaksanaan kegiatan selama periode tahun 2020-2024.
2. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan BKTM Makassar tahun 2020- 2024 yaitu mendukung dan selaras dengan arah tujuan dari Kementerian Kesehatan dalam mewujudkan masyarakat sehat, produktif, mandiri, dan berkeadilan untuk menuju Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.
C. Landasan Hukum
1. Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
2. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 4. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 374/Menkes/SK/V/2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional 6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
375/Menkes/SK/V/2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang di Bidang Kesehatan RI 2005 - 2025
7. Permenkes nomor 64 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2358/MENKES/PER/XI/2011, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Kesehatan Tradisional Masyarakat.
Struktur organisasi.
9. Permenkes Nomor 21 tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024, maka penyusunan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) BKTM Makassar Tahun 2020- 2024
D. Hubungan Rencana Aksi Kegiatan BKTM Makassar dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
Hubungan Rencana Aksi Kegiatan BKTM Makassar dengan dokumen perencanaan lainnya dapat digambarkan bahwa dokumen tersebut disusun dengan berpedoman RPJM Bidang Kesehatan dan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan RI dan menjadi pedoman bagi dinas kesehatan provinsi, dinas kesehatan kabupaten/ kota maupun lintas sektor terkait dalam menyusun program/kegiatan kesehatan tradisional.
RPJM-K
RENCANA STRATEGIS KEMKES RI
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BKTM MAKASSAR
DINKES PROV.
JEJARING, SP3T DINKES KAB/KOTA
LINTAS PROGRAM LINTAS SEKTOR
Diagram 1
Hubungan Rencana Aksi BKTM Makassar dengan dokumen perencanaan lainnya
BAB II
KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI
A. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2358/MENKES/PER/XI/2011, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Kesehatan Tradisional Masyarakat.
Struktur Organisasi Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat Makassar terdiri dari :
1. Kepala
2. Subbagian Tata Usaha 3. Instalasi dan
4. Kelompok Jabatan Fungsional
Instalasi yang ada di BKTM Makassar yaitu Instalasi Pengembangan Model Pelayanan dan Instalasi Kemitraan dan Fasilitasi Rujukan Penapisan yang dipimpin oleh kepala instalasi.
Kepala Instalasi Pengembangan Pelayanan Model dibantu oleh Koordinator Keterampilan, Ramuan, dan Gizi. Sementara Kepala Instalasi Kemitraan dan Fasilitasi Rujukan Penapisan dibantu oleh Koordinator Kemitraan dan Koordinator Penapisan. Untuk lebih jelasnya struktur organisasi BKTM Makassar dapat dilihat pada diagram berikut ini:
KEPALA BKTM
KOORDINATOR FASILITASI RUJUKAN
PENAPISAN KOORDINATOR
KEMITRAAN
INSTALASI KEMITRAAN DAN
FASILITASI RUJUKAN PENAPISAN INSTALASI PENGEMBANGAN
PELAYANAN MODEL
KASUBAG TU
KOORDINATOR RAMUAN
KOORDINATOR GIZI
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL APOTEKER
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL ASISTEN APOTEKER
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL PERAWAT
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL FISIOTERAPI KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL NUTRISIONIS
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL ANALIS
LABORATORIUM KESEHATAN KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL DOKTER
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL PROMKES KOORDINATOR
KETERAMPILAN
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
ADMINKES
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL UMUM
Gambar 1
Struktur Organisasi BKTM Makassar
B. Jenis dan Kedudukan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2358/MENKES/PER/XI/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Kesehatan Tradisional Masyarakat, BKTM Makassar secara administratif dibina oleh Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.
Sehubungan dengan adanya reorganisasi di lingkungan Kementerian Kesehatan berdasarkan Permenkes nomor 64 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan maka saat ini BKTM Makassar berada dibawah naungan Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, secara administratif dibina oleh Sekertariat Direktorat Kesehatan Masyarakat.
C. Tugas pokok dan Fungsi 1. Tugas Pokok
Tugas pokok dari (BKTM) Makassar adalah melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelayanan kesehatan tradisional.
2. Fungsi
a. Penyusunan rencana program kegiatan pemantauan dan evaluasi pelayanan kesehatan tradisional, alternatif, dan komplementer;
b. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pelayanan kesehatan tradisional, alternatif, dan komplementer;
c. Fasilitas pengembangan dan penerapan model dan metode pelayanan kesehatan tradisional;
d. Fasilitas rujukan penapisan kesehatan tradisional, alternatif, dan komplementer;
e. Pemberian bimbingan teknis pelayanan kesehatan tradisional, alternatif, dan komplementer;
f. Pelaksanaan kemitraan di bidang kesehatan tradisional, alternatif, dan komplementer, dengan lintas program dan lintas sektor terkait termasuk dunia usaha; dan
g. Pelaksanaan urusan ketata usahaan.
D. Pembagian Tugas 1. Kepala BKTM
a. Kepala balai mempunyai tugas pokok melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelayanan kesehatan tradisional.
b. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, Kepala balai secara administratif dibina oleh Sekretaris Jenderal Kesehatan Masyarakat.
2. Sub Bagian Tata Usaha
Subbagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang kepala subbagian yang mempunyai tugas pokok melakukan penyusunan program dan laporan, keuangan, kepegawaian, urusan tata usaha, perlengkapan dan rumah tangga.
3. Instalasi
Instalasi dipimpin oleh seorang kepala sebagai jabatan nonstruktural yang mempunyai tugas mengkoordinasikan dan bertanggungjawab dalam penyelenggaraan kegiatan dan fasilitas pelayanan pada instansi.
4. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional sesuai dengan bidang keahliannya.
BAB III
VISI, MISI, TUJUAN,
A. Visi dan Misi 1. Visi
Memperhatikan visi kedua Presiden RI “Pembangunan SDM dengan menjamin Kesehatan Ibu Hamil dan Anak Usia Sekolah“ dan Visi kementerian Kesehatan “Terwujudnya Masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri, dan Berkeadilan untuk menuju Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong” serta berdasarkan analisis lingkungan strategis, maka dirumuskan Visi Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat (BKTM) Makassar berikut :
2. Misi
Untuk mewujudkan Visi yang telah ditetapkan maka dirumuskan misi sebagai berikut:
1. Kami adalah Unit Pelaksana Teknis di Bidang Kesehatan Tradisional Masyarakat
2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara holistic berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi melalui integrasi pelayanan kesehatan konvensional dan tradisional
“ Pusat Penggerak Pembangunan dan Pengembangan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Tradisional
Indonesia”
3. Berkontribusi dalam upaya mewujudkan masyarakat sehat, mandiri, dan berkeadilan
4. Berjuang mewujudkan generasi unggul dan berdaulat
B. Tujuan 1. Tujuan
Tujuan dalam dokumen RAK Tahun 2020-2024 yaitu menentukan target yang akan dicapai dalam jangka waktu lima tahun kedepan. Adapun tujuan BKTM Makassar dalam mendukung Visi dan Misi yaitu akselerasi integrasi pelayanan kesehatan konvensional dan tradisional dalam rangka mewujudkan masyarakat sehat, mandiri, dan berkeadilan.
Dalam rangka mewujudkan tujuan maka BKTM Makassar berupaya agar pelayanan kesehatan tradisional dapat diintegrasikan dengan pelayanan kesehatan konvensional.
Pada tahap awal BKTM Makassar berupaya integrasi pelayanan kesehatan tradisional dilaksanakan di fasyankes dasar yaitu puskesmas. Dengan demikian tujuan BKTM Makassar yaitu tersedianya puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional di wilayah jejaring BKTM Makassar sebanyak 235 puskesmas pada akhir tahun 2024.
Selain indikator kinerja di bidang kesehatan tradisional, BKTM Makassar juga mengikuti indikator kinerja Sekertariat Jenderal Kesehatan Masyarakat. Oleh karena itu ditetapkan pula tujuan lima tahun kedepan pada akhir tahun 2024 yaitu Nilai Reformasi Birokrasi pada Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat sebesar 60% dan Presentasi kinerja RKAKL pada Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat sebesar 90%.
2. Sasaran
Dalam rangka mewujudkan tujuan yaitu akselerasi integrasi pelayanan Kesehatan tradisional, maka BKTM Makassar berupaya agar pelayanan kesehatan tradisional dapat diintegrasikan dengan pelayanan kesehatan konvensional. Pada tahap awal BKTM Makassar berupaya integrasi pelayanan kesehatan tradisional dilaksanakan di fasyankes dasar yaitu puskesmas. Dengan demikian ditetapkan sasaran yaitu tersedianya puskesmas di wilayah kerja BKTM Makassar yang melaksanakan pelayanan kesehatan tradisional.
Selain itu untuk mewujudkan tujuan Nilai Reformasi Birokrasi pada Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat maka BKTM Makassar menetapkan sasaran terlaksananya kegiatan di delapan area perubahan menuju zona integritas yaitu manajemen perubahan, penataan tatalaksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan pengawasan, dan penguatan akuntabilitas kinerja, dan penguatan kualitas pelayanan publik.
Kemudian untuk mewujudkan presentasi kinerja RKAKL pada Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat maka ditetapkan sasaran terlaksananya kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan dalam dokumen RKAKL.
3. Indikator
Sesuai dengan sasaran BKTM Makassar maka disusun indicator yang dapat digunakan untuk menilai tercapainya sasaran. Untuk menilai sasaran puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan tradisional maka digunakan indicator jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan tradisional di wilayah kerja BKTM Makassar. Definisi operasional puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan tradisional yaitu puskesmas yang memenuhi kriteria:
a. Melakukan pelayanan kesehatan tradisional seperti akupresur atau konseling ramuan;
b. Melakukan pembinaan kelompok asuhan mandiri kesehatan tradisional;
c. Melakukan pendataan penyehat tradisional;
d. Memiliki Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk tanaman obat.
Dengan terjadinya pandemi covid-19 terdapat beberapa kegiatan BKTM Makassar yang terhambat pelaksanaanya. Oleh karena itu dipandang perlu untuk melakukan revisi terhadap target indikator kinerja tahun 2020-2024. Adapun analisis penetapan target telah dijabarkan dalam dokumen Analisis Penetapan Target Revisi-1. Hasil revisi target indicator tahun 2020-2024 ditampilkan pada tabel berikut ini:
Tabel 1
Target Indikator Kinerja Khusus (IKK) BKTM Makassar Tahun 2020 – 2024
No INDIKATOR KINERJA
TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 1 Puskesmas yang
menyelenggarakan pelayanan
Kesehatan tradisional
91 puskes
mas
127 puskes
mas
163 puskes
mas
199 puskes
mas
235 puskes
mas
Sehubungan dengan adanya reorganisasi di lingkungan Kementerian Kesehatan berdasarkan Permenkes nomor 64 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan maka mulai tahun 2016 BKTM Makassar berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat yang secara teknis administratif dibina oleh Sekertariat Jenderal Kesehatan Masyarakat. Sehingga selain indicator kinerja di
indikator kinerja Sekertariat Jenderal Kesehatan Masyarakat yaitu :
1) Nilai Reformasi Birokrasi pada Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat
2) Presentasi kinerja RKAKL pada Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat
Sasaran program/ kegiatan, indikator kinerja, dan target per tahun dirincikan pada tabel 2 berikut ini:
Tabel 2
Target Indikator Kinerja Utama (IKU) Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat Makassar Tahun 2020 – 2024 NO SASARAN
PROGRAM/
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 1 Dukungan
Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat
1 Nilai Reformasi Birokrasi pada Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat
56,5% 57,5% 58,5% 59,5% 60%
2 Presentasi kinerja RKAKL pada Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat
80% 82,5% 85% 87,5% 90%
Adapun definisi operasional indicator yang ditetapkan yaitu:
1. Nilai Reformasi Birokrasi pada Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat
1) Definisi Operasional
Hasil penilaian dari Kementerian PAN dan RB terkait pelaksanaan 8 area perubahan pada Reformasi Birokrasi di Ditjen Kesmas
2) Rumus Perhitungan Indikator
Berdasarkan hasil penilaian Kementerian PAN dan RB
2. Persentase Kinerja RKAKL pada Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat
1) Definisi Operasional
Persentase kinerja RKA-K/L Program pembinaan Kesehatan Masyarakat yang efektif dan efisien adalah hasil penilaian kinerja RKA KL dengan menggunakan tools aplikasi SMART DJA Kementerian Keuangan
2) Rumus Perhitungan Indikator
Berdasarkan hasil penilaian kinerja dari SMART DJA Kementerian Keuangan untuk masing masing Satker
BAB IV
STRATEGI PELAKSANAAN
A. Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran
Strategi pencapaian tujuan dan sasaran merupakan penjabaran operasional dari kebijakan dan program sebagai upaya pencapaian target unit kerja. Oleh karena itu dalam mencapai tujuan dan sasaran dari BKTM Makassar diperlukan kebijakan- kebijakan sebagai sebuah strategi untuk mencapai target dari indikator kinerja yang telah ditentukan.
Tujuan BKTM Makassar yaitu akselerasi integrasi pelayanan kesehatan konvensional dan tradisional dalam rangka mewujudkan masyarakat sehat, mandiri, dan berkeadilan. Untuk itu ditetapkan sasaran tersedianya puskesmas di wilayah kerja BKTM Makassar yang melaksanakan pelayanan kesehatan tradisional. Untuk menilai tercapainya sasaran maka ditetapkan indicator jumlah puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional.
Keterkaitan antara tujuan, sasaran, dan indicator pengukuran tercapainya sasaran ditampilkan pada tabel berikut ini:
Tabel 3
Tujuan, Sasaran, Indikator Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat Makassar Tahun 2020 – 2024
Tujuan Sasaran Indikator
Mewujudkan integrasi pelayanan kesehatan konvensional dan tradisional dalam rangka mewujudkan masyarakat sehat, mandiri, dan berkeadilan
Tersedianya puskesmas di wilayah kerja BKTM Makassar yang melaksanakan pelayanan kesehatan tradisional.
Jumlah puskesmas yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional.
Guna mencapai indicator tersebut maka ditetapkan strategi BKTM Makassar yaitu :
1. Penguatan kelembagaan Balai kesehatan Tradisional Masyarakat (BKTM) Makassar
2. Sosialisasi dan advokasi regulasi dan NSPK penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional, alternatif dan komplementer 3. Peningkatan dan penguatan jejaring kemitraan dengan lintas
program/lintas sektor termasuk institusi pendidikan dan dunia usaha
4. Penguatan sumber daya BKTM Makassar baik kuantitas dan kualitas
5. Penguatan sumber daya daerah dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional. alternatif dan komplementer 6. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pemeliharaan
kesehatan mandiri melalui pemanfaatan TOGA.
7. Mendukung pencapaian SDG’s baik secara langsung maupun tidak langsung
B. Faktor-Faktor Pendukung 1. Internal
a) hasil Riset Kesehatan dasar pada tahun 2018 menunjukkan bahwa 31,4% rumah tangga telah memanfaatkan pelayanan kesehatan tradisional untuk mengatasi masalah kesehatan dan memelihara kesehatanya
b) Amanat UU 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 48 agar 17 jenis Pelayanan (termasuk Pelayanan Tradisional) terintegrasi dalam Pelayanan Kesehatan Formal
c) Rencana Strategis (Renstra) kemenkes 2020-2024 Integrasi Pelayanan Kesehatan Tradisional pada 475 puskesmas d) Riset/Produk tentang Ramuan dan Keterampilan telah
banyak ditapis di Sentra P3T, Libangkes, LIPI, dan PT.
Swasta 2. Eksternal
a) Trend gaya hidup kembali kea lam (back to nature)
b) Cina dan Jerman : Aplikasi obat herbal secara paralel dan komplementer dengan obat modern
c) Pasar herbal dunia : Asia (39%), diikuti oleh Eropa (34%), Amerika Utara (22%) dan belahan dunia lainnya sebesar 5%
C. Analisa Situasi
Berdasarkan latar belakang yang ada dilakukan analisa Strength, Weakness, Opourtunities dan Treath (SWOT) dan kecenderungan faktor internal ditinjau dari kemampuan pemerintah dan situasi di daerah sebagai berikut :
1) Kekuatan
a) Amanat UU 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 48 agar 17 jenis Pelayanan (termasuk Pelayanan Tradisional) terintegrasi dalam Pelayanan Kesehatan Formal
b) Rencana Strategis (Renstra) Kemenkes 2020-2024 Integrasi Pelayanan Kesehatan pada 50% Kab/Kota dan 70 RSU Pemerintah (Visi Kemenkes : Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan)
c) Komitmen Internasional dalam pengembangan Pelayanan Kesehatan Tradisonal, Alternatif dan Komplementer
d) Riset/Produk tentang Ramuan dan Keterampilan telah banyak ditapis di Sentra P3T, Badan Litbangkes, LIPI, dan PT. Swasta
e) hasil Riset Kesehatan dasar pada tahun 2013 menunjukkan bahwa 30,4% rumah tangga telah memanfaatkan pelayanan kesehatan tradisional untuk mengatasi masalah kesehatan dan memelihara kesehatanya
f) Sekitar 30 ribu jenis tanaman dapat tumbuh tersebar di seluruh tanah air (Kesesuaian Agroklimat), sekitar 960 spesies berhasiat obat dan 300 spesies diantaranya digunakan sebagai bahan baku obat tradisional oleh industri obat tradisional yang saat ini semakin berkembang cukup pesat.
g) Pendidikan formal kesehatan tradisional, alternatif dan komplementer sudah ada dibeberapa provinsi
h) Beberapa kab/kota sudah berinisiatif untuk mengembangkan pelayanan kesehatan tradisional, alternatif dan komplementer di fasilitas pelayanan kesehatan.
2) Kelemahan
a) Kebijakan dan regulasi bidang pelayanan kesehatan tradisional, alternatif dan komplementer masih terbatas.
b) Jumlah dan jenis SDM bidang pelayanan kesehatan tradisional, alternatif dan komplementer masih sangat terbatas
c) Dukungan system pembiayaan nasional lemah d) Infrastruktur belum memadai
f) Pengaturan Pengobat Tradisional Asing belum optimal g) Jaringan program pada semua tingkatan masih rendah h) Kemitraan dan advokasi belum optimal
3) Peluang
a) Trend gaya hidup kembali kea lam (back to nature)
b) Cina dan Jerman : aplikasi obat herbal secara parallel dan komplementer dengan obat modern
c) Pasar herbal dunia : Asia (39%), diikuti oleh Eropa (34%), Amerika Utara (22%) dan belahan dunia lainnya sebesar 5%
d) Saintifiasi Jamu mempercepat penyediaan jumlah dan jenis Obat Herbal Terstandar (OHT)
e) Potensi pasar local dan global obat tradisional cenderung meningkat
f) Penyerapan tenaga kerja dalam industri obat tradisional g) Pengembangan sektor lain : pertanian, kehutanan dan
perkebunan serta parawisa
h) Dukungan swasta, LSM dan masyarakat i) Mendukung pencapaian target SDGs 4) Ancaman
a) Maraknya produk herbal asing masuk ke Indonesia b) Adanya produk jamu yang mengandung bahan kimia c) Jenis/metode pengobat berbagai macam cara d) Praktek Batra semakin meingkat
e) Pengobat belum terorganisir dengan baik
D. Strategi
1. Tahun 2020
Akselerasi menuju Integrasi/sinergi di bidang Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer pada pelayanan kesehatan nasional melalui penguatan regulasi, perluasan jejaring/kemitraan, peningkatan kualitas SDM dan kelembagaan dengan mengedepankan aspek promotif dan preventif
2. Tahun 2021
Akselerasi pencapaian sasaran Renstra Kemenkes di bidang Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer pada pelayanan kesehatan nasional melalui implementasi regulasi, perluasan jejaring/kemitraan, peningkatan kualitas SDM dan pelaksanaan program prioritas yang mendukung pencapaian SDGs serta peningkatan pemberdayaan masyarakat melalui TOGA
3. Tahun 2022
Akselerasi pencapaian sasaran Renstra Kemenkes di bidang Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer pada pelayanan kesehatan nasional melalui pemantapan regulasi, perluasan jejaring/kemitraan, peningkatan kualitas SDM dan pelaksanaan program prioritas yang mendukung pencapaian SDGs serta peningkatan pemberdayaan masyarakat melalui TOGA
4. Tahun 2023
Pengembangan dan peningkatan kualitas pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer sasaran renstra Kemenkes bidang kesehatan Kesehatan Tradisional, Alternatif
jejaring/kemitraan, peningkatan kualitas SDM, dan pelaksanaan program prioritas yang mendukung pencapaian SDGs serta peningkatan pemberdayaan masyarakat melalui TOGA.
5. Tahun 2024
Pengembangan dan peningkatan kualitas pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer sasaran renstra Kemenkes bidang kesehatan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer dan pemantapan regulasi, peran jejaring/kemitraan, peningkatan kualitas SDM, dan pelaksanaan program prioritas yang mendukung pencapaian SDGs serta peningkatan pemberdayaan masyarakat melalui Asuhan Mandiri.
E. Kegiatan Prioritas
Dalam rangka mewujudkan tujuan maka BKTM Makassar berupaya agar pelayanan kesehatan tradisional dapat diintegrasikan dengan pelayanan kesehatan konvensional. Pada tahap awal BKTM Makassar berupaya integrasi pelayanan kesehatan tradisional dilaksanakan di fasyankes dasar yaitu puskesmas. Dengan demikian tujuan BKTM Makassar yaitu tersedianya puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional di wilayah jejaring BKTM Makassar sebanyak 235 puskesmas pada akhir tahun 2024.
Untuk mencapai target indicator tersebut maka ditetapkan beberapa kegiatan prioritas pertahunya yang dirincikan pada table berikut:
Tabel 4
Kegiatan Prioritas 2020-2024
BAB V P E N U T U P
Rencana Aksi Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat (BKTM) Makassar Tahun 2020-2024 merupakan komitmen perencanaan yang memuat visi, misi,tujuan, sasaran, dan strategi serta Indikator program dan kegiatan. Dokumen ini sekaligus memberikan arah kepada pemangku kepentingan (stakeholder) di wilayah kerja BKTM Makassar untuk berperan aktif dalam pembangunan kesehatan tradisional.
Rencana Aksi BKTM Makassar akan menjadi acuan di dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT) BKTM Makassar di bidang kesehatan tradisional. Evaluasi terhadap Rencana Aksi akan dilaksanakan setiap tahunnya melalui pengukuran kinerja dan secara keseluruhan akan dievaluasi pada akhir periode. Hasil dari evaluasi tersebut akan menjadi bahan untuk pengembangan instansi dimasa yang akan datang.
Rencana Aksi ini merupakan komitmen bersama seluruh pimpinan dan staf pada lingkup BKTM Makassar. Oleh karena itu perlu adanya tanggung jawab bersama untuk melaksanakannya.