• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Karate merupakan olahraga bela diri yang mempunyai ciri khas yang dapat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Karate merupakan olahraga bela diri yang mempunyai ciri khas yang dapat"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang

Karate merupakan olahraga bela diri yang mempunyai ciri khas yang dapat dibedakan dari jenis olahraga bela diri lainnya seperti Silat, Judo, Kung Fu, Kempo dan bela diri lainnya. Perbedaan ini dapat dilihat baik secara filosofi,

teknik gerakan maupun atribut yang digunakan selama menjalani proses latihan dan pertandingan. Karate juga merupakan suatu cabang olahraga prestasi yang di pertandingkan baik di area nasional maupun internasional. Karate merupakan salah satu olahraga yang mempunyai karakteristik gerak dan tehnik tersendiri, untuk itu harus dipelajari dan dilatih secara baik dan intensif.

Sebagai salah satu cabang olahraga prestasi, terdapat nomor yang dipertandingkan dalam olahraga Karate yaitu, Kata dan Kumite. Kata adalah rangkaian beberapa Kihon yang disusun melalui proses panjang pada masa lalu ke dalam sebuah bentuk khusus yang memiliki nilai keindahan, arti filosofis yang tinggi, serta diatur oleh sebuah standardisasi yang baku dalam penerapannya.

Kumite adalah pertarungan dua orang yang saling berhadapan, saling

menampilkan teknik-teknik terbaik dan tetap tunduk dalam aturan yang sangat ketat (Wahid, 2007).

Seiring dengan banyaknya pertandingan yang dilaksanakan, prestasi olahraga karate di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat.

Parameter kemajuan olahraga tersebut dapat dilihat dari hasil kejuaraan yang diikuti para karateka Indonesia di tingkat regional dan internasional. Peningkatan

(2)

prestasi tersebut tidak terlepas dari latihan dan pembinaan yang terprogram dengan pendekatan metode kepelatihan secara ilmiah. Banyak unsur-unsur karate yang bisa dilatih secara ilmiah misalnya : kekuatan dan kecepatan. Seorang atlet karate harus memiliki kekuatan karena tanpa kekuatan otot-otot yang terlatih dan kuat untuk melakukan suatu teknik adalah hal yang sia-sia.

Olahraga karate merupakan salah satu olahraga yang membutuhkan kecepatan dan lebih dominan kecepatan gerakan tunggal tapi berbeda gerak.

Gerakan tunggal yang berbeda gerak dapat di lihat dari tendangan oshiro geri, kekomi geri, ashi mawasi geri dan mawasi geri. Power juga salah satu unsur yang

sangat penting dalam olahraga karate seperti yang tertuang dalam buku program latihan fisik penunjang atlet karate bahwa power adalah hasil dari kekuatan dan kecepatan yang dipadu pada kesempatan yang sama. Jadi teknik dalam karate sangat memerlukan kekuatan, kecepatan dan apabila dipadukan akan menghasilkan power (Nala, 2011).

Dalam karate dikembangkan teknik keterampilan pukulan dan tendangan hingga ke tingkat mahir yaitu tingkatan dimana seseorang dapat melakukan suatu gerak pukulan dan tendangan yang cepat dan tepat. Untuk memiliki gerakan pukulan dan tendangan yang cepat dan tepat diperlukan latihan yang cukup lama (minimal 3 tahun). Dengan demikian tendangan merupakan salah satu teknik yang dominan dalam karate, karena dalam teknik gerakan beladiri karate secara khusus ditentukan oleh gerakan pukulan dan tendangan. Salah satu teknik tendangan dalam karate adalah mawasi geri jodan, artinya tendangan ke arah kepala yang digunakan untuk menendang sasaran adalah punggung kaki. Pergelangan kaki

(3)

harus lurus dan di kunci. Teknik dasar tendangan dalam olahraga beladiri karate adalah sebagai berikut : Mae geri (tendangan menggunakan bola-bola kaki), mawashi geri (tendangan menggunakan punggung kaki), oshiro geri (tendangan

telapak kaki), kekomi geri (tendangan menggunakan sisi kaki) (Situmeang, 2006).

Pelatihan karate meliputi 4 unsur yaitu teknik, taktik, mental dan fisik.

Sedangkan untuk latihan melatih kondisi fisik seorang atlet ada berbagai metode latihan di antaranya dengan menggunakan beban. Salah satu dari unsur tersebut adalah fisik yang merupakan salah satu prasyarat yang sangat diperlukan dalam setiap usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan landasan titik tolak suatu awalan olahraga prestasi (Sajoto,1988).

Pada pertandingan karate, kemenangan sangat ditentukan oleh banyaknya jumlah serangan yang dapat disarangkan ke lawan baik berupa pukulan maupun tendangan. Serangan yang dilakukan dengan pukulan hanya memperoleh nilai 1 (yuko), sedangkan serangan yang dilakukan dengan tendangan lurus ke depan memperoleh nilai 2 (waza-ari) dan serangan yang dilakukan dengan tendangan bagian atas akan memperoleh nilai 3 (ippon). Pada kenyataannya, dalam pertandingan banyak karateka yang tidak mampu melakukan serangan tendangan bagian atas ke arah kepala (mawashi geri jodan) dengan sempurna, sehingga tidak menghasilkan nilai.

Kondisi tersebut di atas disebabkan antara lain waktu reaksi dan kecepatan menendang para karateka masih lambat. Hal tersebut menyebabkan karateka tidak mempunyai keberanian, ragu-ragu atau kurang yakin untuk melakukan serangan mawashi geri jodan. Di samping itu, model dan takaran pelatihan yang diberikan

(4)

oleh para pelatih belum tepat, khususnya pelatihan untuk mempercepat waktu tendangan, yaitu waktu dari saat menerima rangsangan sampai karateka bereaksi melakukan tendangan tepat ke arah sasaran. Pada cabang olahraga karate, waktu reaksi dan kecepatan menendang merupakan dua komponen fisik yang tidak bisa dipisahkan dalam satu gerakan (reaksi dan aksi). Kedua komponen fisik tersebut sangat penting bagi karateka pada waktu bergerak menghindar, menangkis, memukul dan menendang. Untuk mendapatkan waktu reaksi dan kecepatan tendangan yang cepat bagi para karateka, maka perlu dilakukan pelatihan fisik yang spesifik (Nala, 2011).

Pada saat ini kecepatan tendangan mawashi geri jodan dari karateka di SMP N 11 Denpasar masih di atas 0,50 detik (4 m/detik). Hal ini jauh dari kecepatan tendangan karateka tingkat nasional yang mencapai 0,30 detik (6,67 m/detik) maka dapat disimpulkan bahwa tendangan karateka mawashi geri jodan SMP N 11 Denpasar masih kurang maksimal. Artinya kecepatan tendangan siswa masih perlu ditingkatkan dengan bentuk-bentuk pelatihan yang mendukung kepada kecepatan tendangan mawashi geri jodan. Untuk memaksimalkan frekuensi tendangan pada teknik karate mawashi geri jodan sikap kamae-te dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan beban 0,5 kg pada pergelangan kaki, sehingga gerakan kaki akan lebih cekatan ketika beban dilepas. Dengan latihan menggunakan pemberat kaki diharapkan kecepatan tendangan dapat meningkat karena di dalamnya terdapat latihan kombinasi yaitu kombinasi antara kuda-kuda, konsentrasi, dan keseimbangan.

Berdasarkan permasalahan di lapangan tersebut, maka perlu dicarikan bentuk pelatihan yang cocok, serta takaran yang sesuai untuk mempercepat waktu

(5)

tendang khususnya tendangan ke arah kepala (mawashi geri jodan) pada atlet karate. Selanjutnya dalam penelitian ini dicoba diberikan metode pelatihan mawashi geri jodan kanan sikap kamae-te dengan beban 0,5 kg di pergelangan

kaki kanan, 10 repetisi empat set dan pelatihan tanpa beban sebagai kontrol.

Besaran repetisi dan set dipilih karena pelatihan ini diberikan terhadap siswa SMP N 11 Denpasar sebagai atlet pemula supaya semua sampel yang dipilih dapat melakukan pelatihan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dikemukakan dalam research questions sebagai berikut:

Apakah pelatihan mawashi geri jodan sikap kamae-te dengan beban 0,5 kg di kaki dapat meningkatkan kecepatan tendangan pada pelatihan karate siswa SMP N 11 Denpasar ?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian merupakan suatu kegiatan untuk mencari, menggali, menghubungkan dan meramalkan suatu kejadian. Setiap penelitian yang dilakukan memiliki tujuan yang jelas dan terarah. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

Untuk membuktikan pelatihan mawashi geri jodan sikap kamae-te dengan beban 0,5 kg di kaki dapat meningkatkan kecepatan tendangan pada pelatihan karate siswa SMP N 11 Denpasar.

(6)

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Menambah pemikiran atau melengkapi teori pelatihan khususnya memberikan alternatif pelatihan yang lebih efisien dan efektif dalam membantu meningkatkan kecepatan tendangan mawashi geri jodan sikap kamae-te dengan metode pelatihan beban di kaki.

2. Menambah pengetahuan dalam teori fisiologi olahraga khususnya tentang pengembangan otot dengan menggunakan beban.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Untuk Guru/Pelatih, Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan atau wawasan tambahan tentang meningkatkan kecepatan tendangan mawashi geri jodan dengan menggunakan metode yang baru dan membuat menjadi

lebih kreatif dan inovatif.

2. Untuk Siswa, penelitian ini dapat membantu meningkatkan kecepatan tendangan mawashi geri jodan, mengingat bahwa point tinggi pada kumite dapat diperoleh dengan tendangan, bukan pukulan.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sumber dan pengetahuan bagi penulis dan masyarakat mengenai bentuk, fungsi dan makna bangunan Pagoda Shwedagon di Berastagi

Apakah pelatihan menarik katrol beban lima kg, duabelas repetisi, dan tiga set dengan frekuensi tiga kali seminggu selama enam minggu lebih baik dari pada pelatihan menarik

Pemaparan hasil analisis diharapkan menjawab apa yang menjadi rumusan dalam penelitian, sehingga tujuan yang diharapkan dapat terpenuhi yaitu menyimpulkan gaya bahasa simile dalam

Kepengurusan Federasi Olahraga Karate-do Nasional (FORKI) terdiri dari tiga tingkatan yaitu Pengurus Besar (PB) merupakan kepengurusan yang memimpin seluruh organisasi

Mengingat betapa pentingnya tujuan dalam suatu kegiatan, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: untuk meningkatkan hasil bantingan lengan melalui menggunakan

Melihat permasalahan tersebut peneliti mencoba untuk mengungkapkan suatu permasalahan dengan perbedaan pengaruh latihan bola yang digantung dan latihan bola yang diumpan

Jadwal latihan karate yang dilaksanakan di perguruan tersebut yaitu: 4 (empat) kali dalam seminggu yakni pada hari Senin, Rabu, Jumat dan Sabtu pada pukul 15.30 Wib-17.30. Adapun

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pengumpulan data merupakan teknik yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang diperlukan dari