• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BALE BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KERJASAMA UNIVERSITAS BALE BANDUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BALE BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KERJASAMA UNIVERSITAS BALE BANDUNG"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Page 1 Pedoman Pengelolaan Kerjasama Universitas Bale Bandung

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BALE BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2017

TENTANG

PEDOMAN PENGELOLAAN KERJASAMA UNIVERSITAS BALE BANDUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS BALE BANDUNG

MENIMBANG : 1. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Statuta Universitas Bale Bandung yang mengatur perihal pengelolaan kerjasama dipandang perlu adanya pedoman kerjasama;

2. bahwa untuk memenuhi maksud sebagaimana tersebut poin di atas perlu ditetapkan dalam suatu Peraturan Rektor.

MENGINGAT : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2012 Nomor 158, tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2014 Nomor 16, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5670);

4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 14 Tahun 2014 tentang Kerjasama Perguruan tinggi;

5. Peraturan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi;

6. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor : 80/D/O/2008, tentang Pemberian Ijin Penyelenggaraan Program-Program Studi Baru dan Penggabungan STIPER Bale Bandung dan STKIP Bale Bandung Menjadi Universitas Bale Bandung di Bandung diselenggarakan oleh Yayasan Pendidikan Bale Bandung di Bandung;

(2)

Page 2 Pedoman Pengelolaan Kerjasama Universitas Bale Bandung

7. Surat Keputusan Ketua Pembina Yayasan Pendidikan Bale Bandung Nomor 6/YPBB-PB/SK/IX/2016 Tentang Pengesahan Penyempurnaan Statuta Universitas Bale Bandung

8. Surat Keputusan Ketua Pembina Yayasan Pendidikan Bale Bandung Nomor 02/YPBB-PB/SK/XII/2014 tentang Pengangkatan Rektor Universitas Bale Bandung Masa Bhakti 2012-2016 untuk Masa Jabatan 2014-2016.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BALE BANDUNG TENTANG PEDOMAN KERJASAMA UNIVERSITAS BALE BANDUNG

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Pengertian Umum

Yang dimaksud dengan:

(1) Universitas adalah Universitas Bale Bandung yang disingkat UNIBBA adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan akademik dalam bidang kependidikan dan non-kependidikan;

(2) Rektor adalah Rektor Universitas Bale Bandung;

(3) Kerjasama adalah kegiatan yang saling menguntungkan antara pihak Universitas dengan pihak lain (mitra), baik dalam negeri luar negeri yang dituangkan dalam bentuk Nota Kesepahaman/Memorandum of Understanding (MoU) dan/atau Nota Kesepakatan/Memorandum of Agreement (MoA);

(4) Kontrak kerjasama adalah suatu perjanjian yang dilakukan oleh Universitas/Fakultas/ Lembaga/Badan dengan Perguruan Tinggi/Perusahaan/Badan/ Lembaga/Instansi lain baik pemerintah maupun swasta, untuk melaksanakan suatu kegiatan dengan pembiayaan yang disepakati bersama yang diketahui oleh Rektor;

(5) Perintis kegiatan kerjasama adalah perorangan, kelompok, program studi, laboratorium, unit pelaksana teknis, fakultas, lembaga, badan, atau Universitas yang mengawali kegiatan kerjasama dan memiliki kepentingan untuk terlaksananya kerjasama dengan baik yang dilakukan dengan mitra kerja;

(6) Pelaksana kerjasama adalah Universitas, Fakultas, Lembaga, Badan, Unit Pelaksana Teknis, Program Studi, Laboratorium;

(7) Naskah perjanjian kerjasama adalah naskah kerjasama yang membahas perlunya dilakukan kerjasama antara pihak-pihak yang berkepentingan;

(8) Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) yang selanjutnya disingkat MoU adalah pernyataan minat untuk melakukan kerjasama dalam bidang-bidang tertentu, yang tidak mengikat secara hukum;

(9) Nota Kesepakatan (Memorandum of Agreement) yang selanjutnya disingkat MoA atau disebut juga Perjanjian Kerjasama adalah bentuk kesepakatan mengikat untuk melaksanakan kegiatan yang disetujui oleh pihak-pihak yang menyelenggarakan kerjasama di bidang-bidang yang disepakati bersama;

(10) Pedoman pengelolaan kerjasama adalah acuan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan kerjasama untuk meningkatkan produktivitas, efektivitas, dan efisiensi pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil kerjasama dalam rangka pengembangan Universitas;

(3)

Page 3 Pedoman Pengelolaan Kerjasama Universitas Bale Bandung

BAB II

TUJUAN, PRINSIP, SIFAT DAN RUANG LINGKUP Pasal 2

Tujuan Kerjasama

Tujuan kerjasama yaitu untuk:

1. Meningkatkan kualitas tridharma perguruan tinggi;

2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana akademik; 3. Mengoptimalkan efisiensi dan efektivitas asset;

4. Meningkatkan kesejahteraan doseen dan karyawan; 5. Memperluas jaringan kerjasama.

Pasal 3 Prinsip Kerjasama

Prinsip-prinsip kerjasama yaitu:

1. Sesuai dengan visi dan misi Universitas;

2. Berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku; 3. Mengutamakan kepentingan pembangunan nasional;

4. Kesetaraan, kemitraan, dan kebersamaan; 5. Transparansi dan akuntabilitas;

6. Kebermanfaatan dan saling menguntungkan 7. Musyawarah untuk mufakat;

8. Pemanfaatan potensi dan sumberdaya sendiri; 9. Penghormatan keberagaman kultur

10. Berkesinambungan

Pasal 4 Sifat Kerjasama

Kerjasama yang dilakukan bersifat: 1. Kelembagaan dan menguntungkan 2. Berbasis indikator kinerja

3. Dapat dipertanggungjawabkan 4. Berkala dan berkelanjutan

Pasal 5

Ruang Lingkup Kerjasama

(1) Ruang lingkup kerjasama meliputi bidang akademik dan bidang non akademik (2) Bidang kerjasama akademik sebagaimana dimaksud oleh ayat (1) meliputi

pendidikan dan pengajaran; penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni; serta bidang pengabdian kepada masyarakat, yang terdiri atas:

a. program kembaran (twinning program);

b. pengalihan dan/atau pemerolehan angka kredit dan/atau satuan lain yang sejenis;

c. pemberian beasiswa dan/atau bantuan biaya pendidikan; d. pertukaran dosen, mahasiswa dan/atau karyawan; e. pembinaan perguruan tinggi/institusi;

(4)

Page 4 Pedoman Pengelolaan Kerjasama Universitas Bale Bandung

g. penyelenggaraan pertemuan ilmiah;

h. pendidikan dan pelatihan sumberdaya manusia; i. penelitian bersama;

j. pengabdian pada masyarakat; k. penjaminan mutu internal;

l. kerjasama lainnya yang ditetapkan oleh Rektor.

(3) Bidang kerjasama non akademik sebagaimana dengan dimaksud oleh ayat (1) meliputi:

a. kerjasama pendayagunaan asset; b. kerjasama penyertaan modal; c. kerjasama bisnis;

d. kerjasama penggalangan dana;

e. kerjasama jasa dan royalti penggunaan hak kekayaan intelektual; f. kerjasama pengembangan sumberdaya; dan/atau

g. kerjasama lain yang ditetapkan oleh Rektor.

BAB III

PARA PIHAK DALAM KERJASAMA Pasal 6

Pihak Universitas Bale Bandung

(1) Rektor dalam Nota Kesepahaman (MoU) bertindak untuk dan atas nama Universitas;

(2) Rektor dalam hal MoU berwenang melakukan kerjasama di bidang akademik dan/atau non akademik;

(3) Dalam hal MoA, Wakil Rektor, Kepala Lembaga, Kepala Badan dan/atau Dekan bertindak untuk dan atas nama Rektor;

(4) Dekan dalam hal MoA berwenang melakukan kerjasama akademik.

Pasal 7 Mitra Kerjasama

Mitra kerjasama dapat dibangun dengan berbagai pihak: 1. Perguruan tinggi lain di dalam dan/atau luar negeri; 2. Pemerintah Pusat dan Daerah;

3. Pemerintah asing atau institusi asing sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

4. Korporasi dalam negeri;

5. Korporasi luar negeri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 6. Lembaga swadaya masyarakat (LSM); dan/atau

(5)

Page 5 Pedoman Pengelolaan Kerjasama Universitas Bale Bandung

BAB IV

MATERI KERJASAMA Pasal 8

(1) Naskah MoU dan/atau MoA paling sedikit memuat materi tentang: a. Logo para pihak;

b. Nomor naskah kerjasama;

c. Waktu penandatanganan kerjasama;

d. Identitas para pihak yang membuat kerjasama; e. Maksud dan tujuan kerjasama;

f. Ruang lingkup kerjasama; g. Jangka waktu kerjasama;

h. Hak dan kewajiban masing-masing pihak secara timbal balik; i. Pelaksanaan kerjasama;

j. Pembiayaan kerjasama; k. Keadaan force majeur;

l. Penyelesaian sengketa para pihak dalam kerjasama; m. Sanksi atas pelanggaran kerjasama.

(2) Dalam hal salah satu pihak dalam perjanjian kerjasama adalah pihak asing, perjanjian kerjasama harus dibuat dalam Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan bahasa asal pihak asing;

(3) Formalisasi perjanjian kerjasama dilaksanakan dengan menggunakan format naskah kerjasama yang disepakati oleh kedua belah pihak dengan memprioritaskan format naskah kerjasama dari Universitas.

BAB V

PROSEDUR DAN MEKANISME KERJASAMA Pasal 9

Prosedur dan mekanisme kerjasama diatur berdasarkan tahapan kerjasama sebagai berikut: 1. Penjajakan kerjasama

2. Pengesahan kerjasama 3. Pelaksanaan kerjasama

4. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kerjasama 5. Penghentian kerjasama

6. Pengembangan kerjasama 7. Pelaporan kerjasama

Pasal 10

Penjajakan Kerjasama

(1) Pelaksanaan kegiatan awal suatu kerjasama harus dilakukan melalui penjajakan terhadap calon mitra kerja yang didasarkan pada tugas pokok dan fungsi Unit Kerja;

(2) Pelaksanaan kegiatan penjajakan kerjasama dilakukan oleh Perintis kegiatan kerjasama;

(3) Penjajakan kerjasama sebagaimana dimaksud oleh ayat (1) meliputi tahap analisis dan penilaian terhadap calon mitra kerja, yaitu meliputi:

a. Kejelasan status hukum calon mitra; b. Rekam jejak calon mitra;

(6)

Page 6 Pedoman Pengelolaan Kerjasama Universitas Bale Bandung

c. Nilai strategis calon mitra;

d. Dukungan manajemen yang handal dari calon mitra;

e. Kesediaan menanggung risiko akibat hukum dari perjanjian kerjasama; f. Kesediaan dan kemudahan bertukar informasi;

g. Ketersediaan sumberdaya dari calon mitra;

h. Nilai sinergi yang akan dihasilkan dari kerjasama dengan calon mitra.

(4) Prosedur penjajakan yang dilakukan harus seijin setidaknya pimpinan Unit Kerja, yang selanjutnya dilaporkan secara tertulis kepada Rektor;

(5) Rencana kerjasama yang dinilai layak untuk dilaksanakan, selanjutnya dibahas antar pejabat terkait dan ditindaklanjuti oleh pihak-pihak pelaksana teknis.

Pasal 11

Pengesahan Kerjasama

(1) Pengesahan kerjasama merupakan rangkaian kegiatan yang diawali dengan penyusunan MoU dan/atau MoA sampai terlaksananya penandatanganan MoU dan/atau MoA;

(2) Teknis pembuatan naskah MoU dan/atau MoA mencakup hal-hal:

a. Substansi isi MoU dan/atau MoA harus dibicarakan terlebih dahulu oleh Unit Kerja terkait dengan calon mitra;

b. Butir-butir kesepakatan selanjutnya dimasukkan ke dalam naskah MoU dan/atau MoA;

c. Draf naskah MoU dan/atau MoA dikirim ke Bagian Kerjasama untuk dikaji; d. Hasil koreksi dari Bagian Kerjasama dikirimkan kembali ke Perintis Kegiatan

Kerjasama untuk dikomunikasikan ulang dengan pihak calon mitra;

e. Naskah MoU yang sudah disepakati bersama oleh Unit Kerja dan Calon Mitra dikonsultasikan kepada Wakil Rektor I untuk dipelajari ulang substansinya dengan ketentuan:

1) Jika ada koreksi maka segera diperbaiki oleh Bagian Kerjasama 2) Jika disetujui maka diberikan paraf persetujuan

f. Naskah MoA yang sudah disepakati bersama oleh Unit Kerja dan Calon Mitra dikonsultasikan kepada Pimpinan Unit Kerja untuk dipelajari ulang

substansinya dengan ketentuan:

g. Naskah MoU yang sudah mendapatkan persetujuan dibuat dalam rangkap 2 (dua), masing-masing dilengkapi dengan meterai yang cukup untuk nantinya ditandatangani oleh Rektor dan pihak Calon Mitra kerja pada hari pelaksanaan penandatanganan;

h. Naskah MoA yang sudah mendapatkan persetujuan dibuat dalam rangkap 2 (dua), masing-masing dilengkapi dengan meterai yang cukup untuk nantinya ditandatangani:

1) Oleh Wakil Rektor untuk MoA yang dirintis dan menyangkut kepentingan Universitas;

2) Oleh Dekan fakultas untuk MoA yang dirintis dan menyangkut kepentingan fakultas yang bersangkutan;

3) Oleh Ketua Lembaga untuk MoA yang dirintis dan menyangkut kegiatan penelitian dan/atau pengabdian pada masyarakat;

4) Oleh Ketua Badan untuk MoA yang dirintis dan menyangkut kegiatan penjaminan mutu.

(7)

Page 7 Pedoman Pengelolaan Kerjasama Universitas Bale Bandung

Pasal 12

Pelaksanaan Kerjasama

(1) Pelaksanaan kerjasama dilakukan setelah selesainya penandatanganan naskah MoU dan/atau MoA;

(2) Untuk kelancaran pelaksanaan kerjasama sesuai dengan kesepakatan bersama, maka ditunjuk unit pelaksana kerjasama;

(3) Unit pelaksana kerjasama ditetapkan oleh Rektor berdasarkan tugas pokok dan fungsi unit kerja serta pertimbangan lain yang mencerminkan profesionalisme kerja;

(4) Tugas unit pelaksana kerjasama yaitu:

a. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan perjanjian kerjasama;

b. Membahas, merumuskan, dan membuat petunjuk pelaksanaan dan/atau petunjuk teknis pelaksanaan kerjasama bersama dengan mitra kerja;

c. Membuat laporan secara berkala kegiatan kerjasama kepada Rektor;

d. Memproses pencairan, penggunaan, dan pengadministrasian dana kegiatan dalam pelaksanaan kegiatan kerjasama sesuai dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 13

Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kerjasama

(1) Kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kerjasama dilakukan oleh Pimpinan Universitas dan/atau unit pelaksana yang relevan di Universitas dan mitra kerja; (2) Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk menjamin agar tahapan-tahapan kegiatan

dapat terlaksana dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan;

(3) Dalam melakukan tugas monitoring dan evaluasi, Rektor dapat membentuk Tim Monitoring dan Evaluasi;

(4) Tim Monitoring dan Evaluasi terdiri atas orang yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidang dan ruang lingkup kerjasama;

(5) Hasil monitoring dijadikan sebagai bahan evaluasi kegiatan suatu kerjasama dapat dilanjutkan, diperbaiki, atau diambil keputusan lainnya.

(6) Evaluasi hasil kegiatan monitoring dilakukan oleh pihak Universitas, Mitra Kerja, dan/atau pihak lain yang memiliki otoritas untuk melakukan evaluasi yang disetujui secara bersama.

Pasal 14

Penghentian Kerjasama

(1) Kerjasama dihentikan sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati dan dapat diperpanjang atas persetujuan para pihak;

(2) Kegiatan kerjasama dapat dihentikan oleh salah satu pihak jika terdapat penyimpangan-penyimpangan terhadap MoU dan.atau MoA yang tidak dapat diperbaiki;

(3) Penghentian kerjasama dilakukan setelah kedua belah pihak melakukan musyawarah dan tidak dapat menemukan kata sepakat.

(8)

Page 8 Pedoman Pengelolaan Kerjasama Universitas Bale Bandung

Ditetapkan di Baleendah at 5 Juli 2017 SEP RACIIMAT gjen TNI-AD (Purn)

M.Sc

.

Pasal 15 Pengembangan Kerjasama

(1) Kemungkinan pengembangan kerjasama dilakukan manakala berdasarkan hasil evaluasi, kedua belah pihak menyatakan bahwa kerjasama layak untuk dilanjutkan; (2) Pengembangan kerjasama didasarkan atas:

a. Selama kegiatan kerjasama teridentifikasi terdapat hal baru yang muncul; b. Hasil analisis kemungkinan pengembangan kerjasama untuk waktu yang akan

datang.

Pasal 16

Pelaporan Kerjasama

(1) Laporan pelaksanaan kerjasama secara tertulis wajib disampaikan oleh pelaksana kegiatan kerjasama kepada Rektor;

(2) Dalam hal kegiatan kerjasama dilaksanakan multi tahun, unit pelaksana kegiatan kerjasama wajib menyampaikan laporan secara tertulis kepada Rektor minimal satu tahun sekali.

BAB VI

KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 17

(1) Pedoman kerjasama ini merupakan pedoman penyelenggaraan kerjasama bagi seluruh unit kerja di lingkungan Universitas;

(2) Universitas tidak bertanggung jawab atas kerjasama yang tidak sesuai dengan Pedoman Kerjasama ini.

BAB VII PENUTUP

Pasal 18

(1) Hal-hal yang belum cukup diatur dalam peraturan ini akan ditetapkan dengan keputusan tersendiri;

Referensi

Dokumen terkait

Bahan komposit dibuat untuk memperbaiki sifat-sifat dari bahan penyusunnya. Komposit meningkatkan kekuatan tarik matrik dan mengurangi regangan matrik. Komposit juga

Untuk menghasilkan padi/beras dan bahan pangan lainnya pada tingkat kecukupan kebutuhan konsumsi domestik (taraf swasembada pangan nasional) dari tahun 2010 sampai dengan

Dilihat dari jumlah usaha hotel dan restaurant yang terdaftar pada PHRI tahun 2012 ini (151), menunjukkan motivasi para anggota untuk memberdayakan diri melalui

PROGRAM STUDI TEKNIK OTOMASI LISTRIK INDUSTRI. PROGRAM STUDI TEKNIK OTOMASI

Pengujian dilakukan untuk mengetahui bagaimana respon sistem pengendalian posisi stamping rod berbasis pneumatic dapat bekerja dengan baik sesuai dengan setpoint

Dari fenomena dan latar belakang inilah, maka peneliti tertarik untuk melakukan kajian tentang Analisis Rasio NPL, LDR, BOPO Terhadap ROE Dan Deviden (Studi Kasus Pada Bank

(Persero) Tbk, dan Koperasi Karyawan Semen Tonasa (KKST) yang membawahi dewan komisaris. Perusahaan dipimpin oleh direktur utama yang dibantu oleh empat orang direktur.

Berbagai kendala muncul saat proses belajar mengajar berlangsung, diantaranya siswa-siswi kelas X sebagian besar merasa senang dengan pelajaran komputer Sejarah khususnya materi,