PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) MELALUI MEDIA MONSTER TERHADAP HASIL
BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI REJOSARI 01 KARANGAWEN
SKRIPSI
OLEH
DWI OKTAVIANA SARI NPM 14120301
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara dalam (Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013). Menurut penjelasan diatas, bahwa pendidikan merupakan suatu wadah untuk mengembangkan potensi yang dimiliki setiap orang yang dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan bakat dan minatnya. Setiap orang berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Melalui pendidikan ini, setiap orang dapat memperoleh pengalaman yang bermanfaat bagi dirinya, keluarga, masyarakat dan negara.
Pendidikan yang layak pada hakikatnya adalah suatu proses kegiatan belajar mengajar yang ditandai adanya interaksi antar siswa dan guru. Kegiatan ini dapat berlangsung secara efektif apabila seluruh komponen yang saling mendukung. Komponen-komponen dalam pembelajaran tersebut meliputi tujuan, materi yang akan disampaikan, metode pembelajaran yang sesuai, waktu yang tersedia, media pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
Untuk mendapatkan pendidikan yang layak siswa harus mengenyam bangku sekolah, karena disekolah siswa akan diajarkan berbagai mata pelajaran, seperti Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, PKN, IPS dan lain sebagainya.
berkembang sebagai bagian dari masyarakat, dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan sekitarnya. Pendidikan IPS berusaha membantu mahasiswa dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga akan menjadikannya semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakatnya (Kosasih, 1994).
Tujuan dari pendidikan IPS dalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Berdasarkan pengertian dan tujuan dari pendidikan IPS, tampaknya dibutuhkan suatu pola pembelajaran yang mampu menjebatani tercapainya tujuan tersebut. Kemampuan dan keterampilan guru dalam memilih dan menggunakan model, metode, dan strategi pembelajaran senantiasa terus ditingkatkan (Kosasih, 1994). Oleh karena itu, rancangan pembelajaran guru hendaknya diarahkan dan difokuskan sesuai dengan kondisi dan perkembangan potensi siswa agar pembelajaran yang dilakukan benar-benar berguna dan bermanfaat bagi siswa (Kosasih, 1994; Hamid Hasan, 1996).
Melalui rancangan pembelajaran, memilih model dan metode yang sesuai yang dengan perkembangan peserta didik, maka peneliti mengambil model pembelajaran Cooperative Learning tipe TAI (team assisted individualization) dalam pembelajaran IPS.
Menurut Slavin (1984) mengatakan bahwa cooperative learning adalah suatu model pembelajaran diamana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen.
Berdasarkan uraian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa model pembelajaran cooperative learning mendorong peningkatan kemampuan siswa sekolah dasar dalam memecahkan berbagai permasalahan yang ditemui selama pembelajaran, siswa dapat bekerja sama dengan siswa yang lainnya dalam menemukan dan merumuskan alternatif pemecahan terhadap masalah materi pelajaran yang dihadapinya.
Salah satu tipe model pembelajran cooperative learning adalah TAI (Team Assisted Individualization). Model pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang terdiri dari 4-6 orang anggota dengan stuktur kelompok heterogen (Slavin dalam isjoni, 2009:12 ).
Ada tiga konsep utama yang menjadi karakteristik pembelajaran menurut Slavin (Isjoni,2009:21) yaitu penghargaan kelompok,pertanggung jawaban secara individu,dan kesempatan yang sama untuk berhasil. Tujuan utama penerapan pembelajaran kooperatif adalah agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok dengan saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok.
Pada dasarnya penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar sangatlah besar pengaruhnya dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Dengan penggunan media monopoli ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi kegiatan belajar siswa pada saat kegiatan belajar mengajar dikelas tujuannya untuk membantu peserta didik memahami materi yang disampaikan melalui pengalaman-pengalaman yang didapatnya melalui permainan monopoli. Media monopoli ini juga diharapkan mampu merangsang daya pikir siswa menjadi kreatif, inovatif, dan kritis sehingga mereka mampu menangkap materi yang disampaikan oleh guru.
monster dapat memotivasi dan meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa. Sehingga siswa tidak merasa bosan pada saat proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh model pembelajaran kooperatif learning tipe TAI (Team Assisted Individualization) dengan media monster terhadap hasil belajar pada mata pelajaran IPS.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari uraian diatas, maka masalah dapat teridentifikasi adalah : 1. Hasil belajar siswa yang masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM).
2. Guru belum menggunakan model pembelajaran yang variatif. 3. Siswa kurang tertarik dengan gaya mengajar guru.
4. Siswa kurang memahami materi yang disampaikan oleh guru.
5. Kurangnya media yang digunakan guru dalam mengajarkan IPS sehingga membuat anak kurang tertarik.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka peneliti perlu memeberikan pembatasan masalah yang akan diteliti. Pembatasan masalah ini bertujuan agar tidak keluar dari topik pembahasan. Penelitian ini akan dibatasi pada masalah pengaruh model pembelajaran kooperatif learning tipe TAI (team assisted individualization) dengan media monster terhadap hasil belajar pada mata pelajaran IPS pada siswa kelas IV SD Rejosari 01 Karangawen dengan KD 1.5 Menghargai berbagai peninggalan sejarah di lingkungan setempat (kabupaten/kota, provinsi) dan menjaga kelestariannya.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka peneliti dapat merumuskan masalah yaitu : “Adakah pengaruh model pembelajaran kooperatif learning tipe TAI (team assisted individualization) dengan media monster terhadap hasil belajar pada mata pelajaran IPS pada siswa kelas IV SD Rejosari 01 Karangawen?”
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk : “Mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran kooperatif learning tipe TAI (team assisted individualization) dengan media monster terhadap hasil belajar pada mata pelajaran IPS pada siswa kelas IV SD Rejosari 01 Karangawen.”
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan tingkat teoritis kepada pembaca dan guru dalam menggunakan model pembelajaran yang bervariasi serta media yang sesuai sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa
1) Siswa memiliki rasa percaya diri dalam berpendapat.
2) Siswa dapat memahami materi pembelajaran tanpa harus menghafal.
3) Siswa mempunyai rasa antusias pada mata pelajaran IPS. 4) Siswa merasa senang karena menggunakan model
pembelajaran dan media yang menarik sehinggan pembelajaran tidak membosankan.
b. Bagi guru
1) Menambah pengetahuan dan memperluas model pembelajaran yang bervariasi dalam proses belajar mengajar.
2) Dapat menciptakan media yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
c. Bagi sekolah
1) Meningkatkan kualitas pembelajaran yang berujung pada mutu output sekolah.
2) Memberikan perkembangan mutu pada proses pembelajaran. 3) Meningkatkan hasil belajar siswa sehingga dapat meningkatkan
mutu pendidikan sekolah.
1) Untuk memperkaya ilmu pengetahuan dan menambah wawasan.
2) Untuk berlatih mengembangkan diri secara profesional.