Strategi PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM EKONOMI DAN PENGASUHAN ANAK
Jakarta, 14 Oktober 2021
Woro Srihastuti Sulistyaningrum
Direktur Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda dan Olahraga Kementerian PPN/Bappenas
Disampaikan pada acara:
Webinar “Menuju Pengasuhan Anak Berkualitas dan Terjangkau oleh Semua di Indonesia”
BERSAMA KITA PROFESIONAL AKUNTABEL DINAMIS INFORMATIF
KEBIJAKAN TERKAIT PENGASUHAN DAN PARTISIPASI PEREMPUAN DI EKONOMI
DALAM DOKUMEN PERENCANAAN
NASIONAL
3
BERSAMA KITA PROFESIONAL AKUNTABEL DINAMIS INFORMATIF
VISI MISI PRESIDEN- WAKIL PRESIDEN
Terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian
berlandaskan gotong royong
MISI:
Menguatkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
PROGRAM AKSI:
Penitipan anak secara masif untuk menjaga
buah hati di saat orangtua bekerja
JANJI:
VISI:
Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI TERKAIT PENGASUHAN DALAM RPJMN (1/3) ARAH KEBIJAKAN
Penguatan koordinasi dan sinergi upaya pencegahan perkawinan anak dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan
Penguatan regulasi dan penegakkan hukum yang proporsional terhadap kepentingan terbaik anak.
Penguatan efektivitas kelembagaan melalui peningkatan kapasitas SDM, penyedia layanan, koordinasi, sistem data dan informasi, serta fungsi pembinaan dan pengawasan.
STRATEGI
Peningkatan pemahaman tentang perlindungan anak bagi para pemangku kepentingan, masyarakat, keluarga, dan anak.
Penguatan jejaring antara pemerintah dengan komunitas, media massa, dunia usaha, dan lembaga masyarakat.
1
2
3
4
Penguatan upaya pencegahan dan penanganan berbagai tindak kekerasan, eksploitasi termasuk isu pekerja anak, dan penelantaran pada anak.
Peningkatan partisipasi anak dalam pembangunan sesuai dengan tingkat kematangan usianya.
5
6
7
Penguatan pengasuhan di lingkungan keluarga dan pengasuhan sementara di institusi lainnya.
8
Peningkatan akses layanan dasar yang terpadu, ramah dan inklusif bagi seluruh anak terutama bagi anak yang berada pada situasi dan kondisi khusus.
9
Peningkatan layanan dan rehabilitasi bagi anak yang membutuhkan perlindungan khusus.
10
10
Meningkatkan kualitas anak, perempuan, dan pemuda
Pewujudan Indonesia Layak Anak melalui penguatan Sistem
Perlindungan Anak yang responsif terhadap keragaman dan
karakteristik wilayah dan anak untuk memastikan anak menikmati
haknya, mencakup:
4
BERSAMA KITA PROFESIONAL AKUNTABEL DINAMIS INFORMATIF
VISI MISI PRESIDEN- WAKIL PRESIDEN
Terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian
berlandaskan gotong royong
MISI:
Menguatkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
PROGRAM AKSI:
Penitipan anak secara masif untuk menjaga
buah hati di saat orangtua bekerja
JANJI:
VISI:
Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI TERKAIT PENGASUHAN DALAM RPJMN (2/3)
ARAH KEBIJAKAN
Penyiapan kehidupan berkeluarga dan kecakapan hidup.
Peningkatan kualitas keluarga berdasarkan siklus hidup dengan memperhatikan kesinambungan antar generasi, sebagai upaya penguatan fungsi dan nilai keluarga.
STRATEGI
Pewujudan lingkungan yang kondusif melalui penguatan masyarakat, kelembagaan, regulasi, penyediaan sarana dan prasarana, serta partisipasi media dan dunia usaha.
1
2
3
10
Revolusi mental dan pembinaan ideologi Pancasila untuk
memperkukuh ketahanan budaya bangsa dan membentuk mentalitas bangsa yang maju, modern, dan berkarakter.
Revolusi mental dalam sistem sosial untuk memperkuat ketahanan,
kualitas dan peran keluarga dan masyarakat dalam pembentukan
karakter anak melalui pengasuhan berbasis hak anak berdasarkan
karakteristik wilayah dan target sasaran, yang mencakup:
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Terkait Peningkatan Partisipasi Perempuan di Ekonomi
INDIKATOR DAN TARGET
Indikator Baseline 2021
Indeks Pembangunan Gender (IPG) 90,99
(2018)
91,27*
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan (TPAKP)
Indeks Pemberdayaan Gender
(IDG) 72,10
(2018)
73,50* 74,18*
51,88
(2018)
53,13 55,00*
2024 91,39*
*target akan dihitung kembali dengan capaian 2019
STRATEGI
STRATEGI
Pengembangan sistem data terpadu KtP dan TPPO
Pengembangan sistem layanan terpadu penanganan KtP dan TPPO
Penguatan jejaring dan kerja sama antara pemerintah (pusat dan daerah), komunitas, media massa, dunia usaha dan
lembaga bantuan hukum Pengembangan inovasi dalam upaya pencegahan KtP dan TPPO
Penguatan kebijakan dan regulasi pencegahan, penanganan,
rehabilitasi, pemulangan, dan reintegrasi
Peningkatan pengetahuan dan pemahaman individu, keluarga, masyarakat, dunia usaha, dan pemangku kepentingan lainnya tentang kekerasan terhadap perempuan (KtP) dan TPPO.
Peningkatan kapasitas aparat penegak hukum dan pemerintah tentang KtP dan TPPO
Penguatan kelembagaan perlindungan perempuan dari tindak kekerasan
1
2
3
4
5
6
7
8
INDIKATOR DAN TARGET
Indikator Baseline 2021
Prevalensi Kekerasan terhadap
Perempuan
(2016)9,40 Menurun
2024 Menurun
1. Penguatan kebijakan dan regulasi
2. Percepatan pelaksanaan PUG di K/L, pemerintah daerah, dan pemerintah desa melalui penguatan pelembagaan PUG dan perencanaan dan
penganggaran yang responsif gender (PPRG)
3. Peningkatan pengetahuan dan pemahaman individu baik perempuan maupun laki - laki, keluarga, komunitas, lembaga masyarakat, media massa dan dunia usaha
4. Peningkatan peran dan partisipasi perempuan secara bermakna di berbagai bidang pembangunan (pendidikan, kesehatan, ekonomi, tenaga kerja, serta politik, jabatan publik dan pengambilan keputusan
5. Peningkatan jejaring dan koordinasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat, media massa, dunia usaha dan lembaga masyarakat.
1 2
3
4
5
Peningkatan Perlindungan Perempuan, termasuk Pekerja Migran dari kekerasan dan TPPO
Meningkatkan kualitas anak, perempuan dan pemuda
ARAH KEBIJAKAN
Peningkatan kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan
5
UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS
KEBUTUHAN PENGASUHAN
6
KEBUTUHAN PENGASUHAN ALTERNATIF BAGI PEREMPUAN BEKERJA
2017
2018 50,89% 2019
51,88%
51,89%
Meningkatnya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Sumber: Sakernas, 2017,2018,2019
Peningkatan TPAK yang cenderung kecil, dipengaruhi oleh keputusan perempuan dalam melakukan peran domestiknya
• Terdapat peningkatan TPAK, walaupun tidak tinggi.
• Semakin banyak wanita bekerja, akan berpotensi terjadinya perubahan pola pengasuhan pada anak karena kedua orangtua yg bekerja
• Terdapat sekitar 15,17% kepala rumah tangga perempuan
• Dengan peran ibu sebagai pencari nafkah utama, maka berpotensi untuk meningkatkan kebutuhan akan layanan pengasuhan
Sumber: Susenas, 2018
Cameron et.al, 2018. Female Labour force Participation in Indonesia
• Faktor yang mempengaruhi tingkat patisipasi kerja dari sisi Supply side, antara lain adalah: status perkawinan,
Pendidikan, dan kepemilikan anak uasia 0-2 tahun
• Pendidikan pada perempuan menjadi faktor meningkatnya partisipasi kerja. Sedangkan tanggungjawab domestik merupakan hambatan dalam partisipasi kerja
• Rekomendasi: dukungan layanan bagi perempuan seperti penyediaan daycare, part-time, dan family-friendly work akan meningkatkan akses perempuan di tempat kerja TEMUAN
KUNCI
Cameron L. and Suarez D.C., 2017. Womens Transitions in the labour market
• Lebih dari 40% perempuan tidak bekerja selama satu tahun setelah melahirkan anak pertamanya.
• Sekitar 8,6 juta perempuan pekerja usia 20-24 berhenti bekerja.
• Menikah dan mengasuh anak menyebabkan pekerja perempuan berhenti kerja dan mengurangi partisipasi perempuan pada sektor kerja formal di semua kelompok, kecuali pada kelompok
berpendidikan tinggi.
• Hanya sedikit perempuan yang memulai usaha sendiri setelah berhenti kerja, sebagian besar keluar dari pasar kerja
TEMUAN KUNCI
7
Penggunan internet berdasarkan urban dan rural, 2018
Penggunan internet Bukan penggunan internet
Penggunan internet berdasarkan usia, 2018
Proporsi Umur Pertama Kali Merokok berdasarkan usia
• 52,1% penduduk pertama kali merokok di usia 15-19 tahun
• 23,1% di usia 10-14 tahun
• 2,5% di usia 5-9 tahun
MENGHINDARI PERILAKU BERISIKO DAN POTENSI PERLAKUAN SALAH PADA ANAK
• Perilaku berisiko dan potensi terjadinya kekerasan pada anak sangat terkait dengan lingkungan dimana anak tersebut berada serta pola asuh yang diterapkan
• Oleh karena itu, diperlukan lingkungan yang aman, pengasuhan yang tepat, dan
pengawasan yang optimal bagi anak untuk memastikan anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Source: Survei penetrasi dan perilaku pengguna Internet Indonesia , 2018
Sumber: Riskesdas 2018
431.471 kasus kekerasan selama tahun 2019 71% KDRT | 28% ranah publik
(perkosaan, pencabulan, dan kekerasan seksual)
Sumber: Komnas Perempuan, 2019
Kekerasan dalam Rumah Tangga
Kekerasan berdasarkan tempat kejadian
Sumber: Simfoni – PPA, 22 Agustus 2020
8
MENJAWAB KEBUTUHAN
PERUBAHAN STRUKTUR & DINAMIKA KELUARGA
• Perubahan bentuk keluarga yang tadinya extended family menjadi nuclear family
JANJI PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN (2019-2024)
MENDUKUNG KEBIJAKAN DAN TARGET PEMBANGUNAN
Penitipan anak secara masif untuk menjaga buah hati di saat orangtua bekerja
TARGET RPJMN 2020-2024;
Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan
3 2 1
STRATEGI RPJMN 2020-2024;
Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda
1. Pewujudan Indonesia Layak Anak melalui penguatan Sistem Perlindungan Anak yang responsif terhadap keragaman dan karakteristik wilayah dan anak untuk memastikan anak menikmati haknya;
• Penguatan pengasuhan di lingkungan keluarga dan pengasuhan sementara di institusi lainnya.
2. Peningkatan peran dan partisipasi perempuan secara bermakna di berbagai bidang pembangunan: pendidikan, kesehatan, ekonomi, tenaga kerja, serta politik, jabatan publik dan pengambilan keputusan-
Ada sebagian anak yang tinggal tidak dengan struktur keluarga yang lengkap
• Kecenderungan penerapan pola neolocal pada pasangan yang sudah menikah
(menempati tempat tinggal baru / berpisah dengan keluarga besarnya. )
Anak yang tinggal dengan:
Bapak dan ibu kandung
Perdesaan: Perkotaan:
85,34% 83,15%
Bapak kandung 2,68% 2,37%
Ibu kandung 8,38% 8,31%
Keluarga lain 5,77% 3,91%
Perubahan bentuk keluarga dan dinamikanya memunculkan kebutuhan untuk pengasuhan alternatif yang tepat bagi anak.
Perubahan struktur keluarga membuka potensi meningkatkan kebutuhan layanan pengasuhan alternatif sementara.
Sumber: Susenas, 2018
9
Indikator Baseline 2021
Indeks Pembangunan Gender (IPG) 90,99
(2018)
91,27*
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan (TPAKP)
Indeks Pemberdayaan Gender
(IDG) 72,10
(2018)
73,50* 74,18*
51,88
(2018)
53,13 55,00*
2024 91,39*
*target akan dihitung kembali dengan capaian 2019