• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL DALAM FILM JOKOWI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL DALAM FILM JOKOWI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 34 No 1, Juni 2021 http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb

335

ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL DALAM

FILM “JOKOWI”

Seli Anita1), Alfitriana Purba 2)

1Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah

email: Selianitaa01@gmail.com

2Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah

email: alfitriana2106@gmail.com Abstract

Jokowi is a child from a simple family who has a dream to change his life so that he became a solo mayor then became governor of DKI Jakarta and now a candidate for president of the Republic of Indonesia, a fictional film made based on his childhood life, the film Jokowi. Charles Sanders Pierce's theory is to see objects, icons, interpretants, indexes, and representamen signs (icons, indexes, symbols), these symbols work to produce meaning to answer questions, interpretants, what objects and representations are contained in the Jokowi film?, messages What are the morals in Jokowi's film? The research methodology applied in this research is descriptive qualitative. The data sources used are from Jokowi's film DVD and books that discuss films, moral messages, documentation, and interviews. This research is semiotic analysis. It can be concluded that this Jokowi film contains a moral message that can be imitated by children so that they can instill noble moral qualities in themselves. The ten scenes in Jokowi's film tell of the relationship to God, gratitude, to parents, devotion, help one another, diligence, tenacity, tolerance, and so on. Achieving a bright future by becoming a better person.

Keywords: Semiotics, Film, Jokowi, Moral , Scene, Symbol Abstrak

Jokowi seorang anak berasal dari keluarga sederhana yang punya mimpi mengubah kehidupannya sehingga dia menjadi walikota solo kemudian menjadi gubernur DKI Jakarta dan sekarang calon presiden Republik Indonesia, film fiksi dibuat berdasarkan kehidupan masa kecilnya yaitu film jokowi. Teori Charles Sanders Pierce adalah melihat object, ikon, interpretant, indeks dan tanda representamen (ikon, indeks, simbol), simbol-simbol tersebut bekerja untuk menghasilkan arti untuk menjawab pertanyaan , interpretant , object dan representamen apa saja yang terdapat difilm jokowi?, pesan moral apa yang terdapat di film Jokowi?. Metodologi penelitian yang diterapkan pada penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Sumber data yang digunakan dari DVD film Jokowi dan buku-buku yang membahas film, pesan moral, dokumentasi dan wawancara. Penelitian ini adalah analisis semiotika. Dapat disimpulkan film jokowi ini terdapat pesan moral yang dapat dicontoh anak-anak agar tertanam bagi diri mereka sifat-sifat moral yang mulia. sepuluh scane dalam film Jokowi ini menceritakan hubungan kepada tuhan, syukur, kepada orang tua, berbakti, tolong monolong, rajin, ulet, sifat toleransi, dan sebagainya. Mencapai masa depan yang cerah dengan menjadi pribadi yang lebih baik.

Kata kunci: Semiotika, Film, Jokowi, Moral , Scane, Simbol

1. PENDAHULUAN

Menurut Wibowo (2006) merupakan ide cerita dan gagasan yang diutarakan insan perfilman dan seniman. alat medium ekspresi artistik. Implikasi film secara substansial dan esensial film memiliki power pengaruh terhadap komunikasi masyarakat karena film merupakan media komunikasi unik dan kompleks berpengaruh keseluruh segmen masyarakat. Film memberikan rasa kehadiran tidak dapat tertandingi dengan tempat lain, dunia yang tidak bisa kita bayangkan, film media hiburan yang luar biasa. Film memiliki power yang sangat berpengaruh terhadap komunikasi masyarakat secara substansial dan esensial. Dalam kehidupan orang lain dan nyata dengan

(2)

Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 34 No 1, Juni 2021 http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb

336 dunia diluar sana melibatkan orang secara langsung dan memberikat perasaan intens yang diberikan film tersebut. Menonton film serasa berada didunia yang berbeda dari kehidupan sehari-hari. Penonton mengembangkan opini tentang sejarah Dalam film dan terpikat dengan suara artistik, cahaya, dan kombinasi warna Dallam situasi keadaan karakter fisik dan pikiran penonton.

Peran film dalam menceritakan atau menggambarkan tentang suatu kisah makna yang terkandung didalamnya yang dijelaskan penulis dapat diketahui dengan analisis semiotika berupa salah satu ilmu komunikasi, simbol-simbol, pesan, yang digambarkan secara tersirat maupun tersurat dari suatu adegan film. Menurut Franz Magnis (1987:14) Pesan moral adalah bagaimana manusia itu harus bertindak dan hidup, agar menjadi manusia baik dengan pesan yang berisi wejangan-wejangan, ajaran-ajaran, baik lisan maupun tulisan.

Semiotika ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa luasnya objek-objek, seluruh kebudayaan sebagai tanda yang dapat diidentifikasi. Pada dasarnya, analisis semiotika untuk merasakan sesuatu yang aneh berupa sebuah ikhtiar. Sesuatu yang dipertanyakan lebih lanjut ketika kita membaca teks atau narasi/wacana tertentu (Vera, 2014:30). Dalam telaah semiotika fenomena sosial dianggap pada masyarakat dan merupakan tanda-tanda kebudayaan, semiotika yang dipelajari aturan-aturan, sistem-sistem, dan konversi-konversi yang memberi tanda-tanda tersebut yang mempunyai arti. Penelitian semiotika ada dua paradigma yaitu paradigma kritis dan paradigma kontruktif. Film ini membuka pandangan banyak sekali anak-anak muda yang menyerah untuk kejenjang pendidikan yang lebih tinggi masalahnya biaya dan pada dasarnya di film “Jokowi” ini mengajarkan semangat giatnya belajar walaupun keadaan kedua orang tua tidak mampu namun kedua orang tua tetap mengusahakan anaknya tetap sekolah. Banyak hal yang penonton dan pembaca pelajari mengenai tentang kehidupan ketika menyaksikan film ini. Mendapatkan banyak pesan-pesan moral dan pelajaran. Film ini menarik untuk ditelaah karena memberikan banyak pesan moral kepada penontonnya yaitu tentang kasih sayang orang tua dan cinta, arti hidup yang sebenarnya, peduli sesama umat manusia, kejahatan, dan moral bangsa yang dibentuk sejak dini yang dapat ditelaah oleh penulis lebih dalam.

Dengan permasalahan diatas, maka penelitian ini jadi menarik untuk ditelaah lebih lanjut oleh peneliti dengan tanda-tanda komunikasi yang tersirat, makna simbolis pesan moral pada film Jokowi. Film Jokowi banyak Pesan-pesan moral yang menjadi nilai-nilai pendidikan menjadi contoh utama untuk keluarga khususnya bagaimana mendidik anak oleh orang tua sehingga menjadi manusia yang bermoral dengan petuah-petuah dan contoh perilaku yang diberikan kepada sianak. Karena pendidikan moral menjadi awal sumber pendidikan keluarga khususnya anak-anak. Agar penelitian fokus pada tujuan yang diinginkan, telah diidentifikasikan permasalahan yang harus dirumuskan secara jelas dan tegas. Berdasarkan permasalahan-permasalahan diatas maka dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah semiotika pada film Jokowi? 2. Bagaimanakah pesan moral pada film Jokowi?

2. KAJIAN LITERATUR Pengertian Semiotika

Semiotika adalah pelajaran tentang makna keputusan dimana tanda-tanda dan indikasi, proses tanda (semiosis), metafora, kesamaan, penunjukan, analogi, makna, simbolisme, dan komunikasi. Semiotika berkaitan erat dalam makna bahasa yang lebih jelas dan linguistik, yang mempelajari struktur. Tujuan analisis semiotik yakni “berupaya menemukan suatu makna berupa sebuah tanda yang tersembunyi (teks, iklan, berita) memiliki subuah tanda yang tersembunyi. maksud “tanda’ ini sangat luas. Peirce membedakan tanda atas lambang (symbol), ikon

(icon), dan indeks (index).” Dijelaskan sebagai berikut:

a. Lambang: berupa acuan yang merupakan hubungan yang sudah terbentuk secara konvensional dan hubungan antara tanda. Lambang ini adalah tanda yang diperoleh karena adanya consensus dari para pengguna tanda. lambang berani merupakan warna merah bagi masyarakat Indonesia.

b. Ikon: suatu tanda dimana acuannya berupa hubungan pada kemiripan dan hubungan antara tanda. maka, ikon adalah bentuk tanda yang diperoleh dengan bentuk menyerupai objek dari suatu tanda tersebut. ikon dari seekor kuda adalah Patung kuda.

(3)

Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 34 No 1, Juni 2021 http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb

337 c. Indeks: suatu tanda dimana acuannya timbul karena ada kedekatan eksistensi dan hubungan antara tanda. maka, indeks adalah suatu tanda yang mempunyai suatu hubungan langsung (kausalitas) dengan objeknya tersebut. indeks dari adanya api adalah asap.

Semiotika merupakan model dari studi sosial untuk memahami dunia sebagai sistem hubungan yang memiliki unit dasar yang di sebut dengan tanda. Dengan demikian semiotik mempelajari hakikat tentang keberadaan suatu tanda. Oleh karena itu, berarti tanda membentuk persepsi manusia, lebih dari yang merefleksikan realitas yang ada.

Jenis-jenis Semiotika

Ada Sembilan macam semiotik yaitu:

(1) Semiotik analitik, (2) Semiotik deskriptif, (3) Semiotik faunal, (4) Semiotik kultural, (5) Semiotik naratif, (6) Semiotik natural, (7) Semiotik normatif, (8) Semiotik sosial, (9) Semiotik struktural.

Pesan Moral

Pesan moral yang terkandung dalam penafsiran cerita film. Dimana adengan gagasan atau materi yang terkandung menjadi ajaran baik dan buruknya kelakuan dan perbuatan atau nilai luluhur pada film tersebut. Berupa pesan moral yang ingin disampaikan kepada penonton oleh pembuat film. Hal ini berhubungan dengan kehidupan seperti sikap, tingkah laku, prinsip, pendirian, dan sebagainya. Penyampaian hal tersebut melalui penampilan aktor-aktor pada cerita. Maka Obyek suatu perilaku moral haruslah sesuatu yang berada di luar diri seseorang atau di luar seseorang sejumlah orang dari sejumlah orang lain. Pesan moral tiga elemen yaitu:

a. Elemen tuhan dengan hubungan manusia b. Elemen diri sendiri dengan hubungan manusia

c. Elemen manusia lain dalam lingkungan sosial termasuk dengan alam dengan hubungan manusia

3. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan kajian pustaka, artinya peneliti tertuju pada literatur perpustakaan yang sumber datanya berupa film dan teks, dalam hal ini yang dijadikan kajian ilmiah tentang film “Jokowi”. Sugiyono (2016) mengungkapkan metode penelitian secara umum dibagi 3 yaitu metode penelitian kualitatif, metode penelitian kuantitatif dan metode research & development. Metode penelitian kualitatif dan deskriptif yang diterapkan berdasarkan permasalahan ini. karena mengungkapkan dan memahami pada hakikatnya secara mendalam menurut bahasa peneliti yaitu mendeskripsikan.

Metode penelitian deskriptif adalah seorang peneliti mengumpulkan data dan menganalisis data secara kritis, mengambil kesimpulan berdasarkan analisis yang didapat fakta-fakta yang didapat saat penelitian berlangsung. Metode penelitian deskriptif bertujuan untuk memvisualisasikan serta menjelaskan berbagi fakta dan fenomena ynag ditemukan dari penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian deskriptif kualitatif.

Instrumen

Peneliti langsung terjun ke lapangan untuk mencari dan mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian. Jika kita memperhatikan penelitian dengan jelas, intrumen yang digunakan dipenelitian menjadi jelas kemungkinan akan dikembangkan, serta diharapkan melengkapi data. Tidak ada pilihan lain dalam penelitian kualitatif dari pada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Karena segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalahnya, fokus penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas semuanya. Penelitian ini masih perlu ditelaah, belum jelas dan tidak pasti tidak memiliki pilihan lain dalam penelitian ini sebagai alat satu-satunya dalam mencapainya.

(4)

Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 34 No 1, Juni 2021 http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb

338 Berdasarkan penjelasan diatas, intrumen pada penelitian ini yaitu peneliti itu sendiri. Peneliti akan terlibat langsung dalam proses selama penelitian itu dilaksanakan. Peneliti mendeskripsikan semiotika pesan moral yang terdapat dalam film “Jokowi”.

Teknik Pengumpulan data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti menggunakan dokumentasi berupa tangkapan layar pada film “Jokowi”, yang digunakan untuk mendapatkan data tentang pesan-pesan moral yang terkandug dalam film “Jokowi”. Langkah - langkahpengumpulan data yang dilakukan yaitu:

1) Menonton film dan mencatat pesan moral yang terkandung dalam film,

2) Tangkapan layar setiap scene yang mengandung semiotika pada pesan moral film “Jokowi”. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan model analisis data menurut Sugiyono (2016:224) Teknik pengumpulan data dalam sebuah penelitian adalah langkah yang paling strategi, karena tujuan penelitian yaitu memperoleh data yang akurat, peniliti tidak mungkin mendapatkan data standar yang ditetapkan tanpa mengatahui teknik pengumpulannya. Adapun cara peneliti lakukan adalah sebagai berikut :

1. Menelaah seluruh data yang telah diperoleh berupa pesan moral yang ada dalam film “Jokowi”. 2. Membuat kesimpulan.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Makna Representamen, Object, dan Interpretant

Pada bagian ini dipilih sepuluh scene yang akan dijabarkan makna representamen (ikon, indeks, dan simbol), object, interpretant, serta pesan moral yang terkandung dalam masing-masing scene. Penjabaran kategori tersebut berdasarkan visual (gambar) dan verbal (dialog) yang terdapat dalam scene tersebut. Pemilihan scene berdasarkan pada latar belakang masalah yang diusung.

Tabel 1. Scene 1: Kakek Bercerita Menggunakan Wayang Kepada Joko

No. Tipe Tanda Data

1 Representamen (X): Ikon

Seorang kakek menggunakan baju khas Jawa dan penutup kepala bermotif batik (Wiharjo). Dan seorang anak laki-laki (Joko). Keduanya memegang wayang. Terdapat sepeda yang terparkir dibelakangnya menunjukkan latar tempat berada di teras depan rumah.

Indeks Kakek bercerita ke Joko sambil memegang wayang menunjukkan kakek memperkenalkan

Simbol Kesenian Jawa

2 Objek (Y) Wayang Semar dan Raden Janoko

3 Interpretan (X=Y) Representasi orang yang bermain wayang menunjukkan kaum priyayi.

Berdasarkan pada analisis penulis, gambar di atas mempresentasikan seorang kakek yang menggunakan baju khas Jawa dan kepala yang diikat kain batik menunjukkan seseorang yang masih menjaga nilai-nilai kebudayaan. Seperti yang ditujukan juga pada kolam indeks memperkenalkan kepada cucunya kebudayaan jawa oleh sang kakek dengan bermain wayang. Untuk memberi nasihat simbol yang tercantum pada wayang. Dalam setiap pertunjukkan nasihat positif melalui para tokohnya yang diperagakan oleh wayang. Selalu ingat kepada Tuhan Yang Maha Esa, nasihat kakek kepada Joko, objek yang digunakan adalah wayang.

Kakek dan cucunya memainkan wayang tersebut. Wayang merupakan pertunjukan kesenian di jawa dan di bali yang berkembang pesat. Dalam dialog dikatakan wayang tersebut merupakan adalah Pandawa Lima, tokoh Semar dan Raden Janoko. Pandawa Lima adalah putra dari Pandu Dewanata yakni Nakula, Yudistira, Bima, sebutan lima bersaudara, Sadewa, dan Arjuna. Semar adalah wayang yang ketinggian ilmunya sangat sakti. Dia

(5)

Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 34 No 1, Juni 2021 http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb

339 memiliki tubuh bulat seperti bumi yang dapat diartikan ia memiliki pribadi yang rendah hati, bulat sempurna dan punya sifat bumi. Raden Janoko adalah memiliki sifat suka melindungi yang lemah, lemah lembut budinya, berani, pandai, dan cerdik. Dan kakek Joko sifat-sifat terpuji yang dimiliki tokoh itu beharap sekali Joko kelak akan memiliki sifat tersebut.

Penulis menginterpretasikan gambaran ini adalah gambaran orang priyayi. Priyayi menganggap bahwa wayang adalah salah satu perwujudan kesenian yang alus.dan kesenian itu mengekspresikan nilai- nilai. Dari scene di atas baik secara verbal maupun visual menunjukkan pesan moral yang dapat kita ambil yaitu:

1. Melestarikan budaya Indonesia. Ini termasuk pesan moral manusia dan lingkungannya dengan manusia lain. 2. untuk membantu sesama dan selalu mengingatkan tuhan yang maha esa. Ini termasuk pesan moral kategori

hubungan manusia dengan Tuhan.

Tabel 2. Scene 2: Tarti Mengajak Joko Pergi Bersama

No. Tipe Tanda Data

1 Representamen (X): Ikon

- Gambar seorang anak perempuan menggunakan kalung rosario, baju rok, dan rambut diikat rapi dengan menaiki sepeda (Tarti). Peci sambil membawa buku dan menggunakan baju koko seorang anak laki-laki (Joko) Latar menunjukkan perkampungan rumah penduduk dan kegiatan warga.

- Gambar dengan sepeda Tarti membonceng Joko. Latar jalan perkampungan dimana terlihat anak sedang beruduk depan langgar dan berjalan dengan seorang bapak menggunakan paci dan baju koko menuju tempat itu.

Indeks Gambar paci dan baju koko menunjukkan joko beragama islam. Sedangkan Tarti dengan menggunakan kalung Rosario menunjukkan dia beragama Katolik.

Simbol Islam dan Kristen

2 Objek (Y) Gereja dan langar

3 Interpretan (X=Y) Menunjukkan orang yang agamis dan perbedaan agama antara keduanya.

Berdasarkan analisis penulis, gambar ini merepresentasikan seorang anak perempuan dengan menggunakan kalung rosario dan seorang anak laki-laki dengan menggunakan baju koko dan peci. Keduanya menunjukkan identitas dirinya masing-masing.

Gambar tersebut menunjukkan identitas dari kedua anak tersebut. Tarti beragama Katolik dan Joko beragama Islam. Hal itu terlihat dari atribut yang mereka gunakan. Tarti menggunakan kalung rosario yang banyak dikenal bagi para umat Katolik, yang biasanya dipakai dalam doa yang dipanjatkan sebagai devosi kepada Bunda Maria. Sedangkan baju koko dan peci sangat identik dengan busana muslim yang lazim digunakanan oleh pria muslim di Indonesia. Diperkuat dengan data verbal sebagai objek yang menunjukkan Tarti akan pergi ke gereja yang merupakan tempat ibadah umat Katolik dan Joko akan ke langgar yang merupakan tempat ibadah umat Islam. Kita tahu di Indonesia agama mayoritas adalah Islam dan Katolik sebagai minoritas. Tetapi inkulturasi budaya Jawa dan Katolik sudah terjadi sejak abad ke 19.

(6)

Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 34 No 1, Juni 2021 http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb

340 Penulis mengintrepetasikan bahwa dalam gambar tersebut menunjukkan orang yang agamis. Terlihat dari atribut yang keduanya. Dan tempat yang akan dituju keduanya, yakni Tarti akan ke gereja dan Joko akan ke langgar untuk beribadah. Dan perbedaan agama diantara keduanya justru menunjukkan kerukunan yang sangat besar. Tarti mengajak Joko untuk berangkat bersama. Dan ia mengantar Joko terlebih dahulu ke langgar kemudian dia baru ke gereja.

Dari scene di atas baik visual maupun secara verbal ditunjukkan pesan moral yang diberikan yaitu:

1. Seseorang yang beragama yang melihat identitas diri kita termasuk pesan moral manuisa dengan diri sendiri.

2. antar umat beragama ada toleransi dan kerukunan. Berbuat baik dan saling menghormati tidak adanya perbedaan.

Tabel 3. Scene 3: Anto Memberi Joko Uang

No.

Tipe Tanda

Data

1

Representamen

(X): Ikon

-

Seorang anak laki-laki dengan kain sarung

memberikan uang logam (Anto). Dan orang

anak laki-laki dengan baju koko dan paci

(Joko) dengan sarung dipundak seorang anak

laki - laki (Toto).

-

Anto dengan kedua temanya (Rulli dan Jupri)

ditinggalkan pergi oleh joko dan toto. Latar

ditunjukkan jalan dipinggi sungai.

Indeks

Joko tidak melaporkan kepada Ustadz bahwa

Anto kabur dari pengajian, anto berusaha

memberikan uang kepada joko agar tidak

melapor.

Simbol

Alat tukar atau pembayaran

2

Objek (Y)

Uang logam

3

Interpretan (X=Y)

Suap menyuap di kalangan anak-anak

Sehingga penulis menginterpretasikan gambar ini adalah suap menyuap yang terjadi di kalangan anak-anak. Anto menyuap Joko dengan uang dengan syarat Joko tidak melapor ke Pak Ustadz kalau mereka kabur dari pengajian. Joko menolak uang tersebut. Ini menunjukkan budaya suap menyuap sudah lama terjadi. Pada zaman penjajahan pun sudah ada dan lebih dikenal dengan upeti. Kejadian pada gambar terjadi pada tahun 1973 yakni masa orde baru. Dimana momentum akbar tumbuh suburnya korupsi bermula pada masa tersebut. Dari scene di atas baik visual maupun verbal ditunjukkan pesan moral sebagai berikut: Jangan menerima suap. Dan jangan pernah melakukan suap. Karena suap hukumnya haram. Ini termasuk pesan moral kategori dirinya sendiri. Dengan hubungan manusia

Tabel 4. Scene 4: Ibu Guru Mengumumkan Nilai Ulangan

No. Tipe Tanda Data

1 Representamen (X): Ikon

- seorang Ibu guru bawahan kain dengan rambut disanggul dan kebayak warna hijau. Depan ibu guru seorang anak laki-laki memakai seragam putih-putih yaitu joko. Kepada joko, Ibu guru memperlihatkan kertas kepada Joko.

- Sedang bertepuk tangan muka terkena tepung anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Latar berada diruang kelas.

(7)

Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 34 No 1, Juni 2021 http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb

341 Indeks Ibu Guru memuji nilai Joko karena dari kelas satu

nilainya selalu bagus selalu seratus.

Simbol Prestasi cemerlang

2 Objek (Y) Nilai ulangan Joko

3 Interpretan (X=Y) Representasi anak berprestasi di sekolah

Joko siswa berprestasi di sekolah pada bagian ini penulis menginterpretasikan scene pada bagian ini. Berpikir cukup tinggi Dallam mencapai kemampuannya. Dengan nilai yang seratus kegiatan belajar yang dicapai joko terbilang amat baik. Dari scane diatas baik secara visual maupun verbal pesan moral yang ditujukkan sebagai berikut: diperlukan sifat ulet dan rajin berasal diri sendiri untuk mencapai kesuksesan prestasi.

Tabel 5. Scene 5: Bapak dan Joko sedang Memancing di Sungai

No. Tipe Tanda Data

1 Representamen (X): Ikon

- Terdapat gambar seorang bapak dan anaknya. Itu adalah menggunakan celana dan kaus badaknya dan joko sedang memanci disebuah batu. ibu-ibu mencuci baju dipinggir sungai dan anak-anak berenang menggunakan ban. Berlatar tempat di sungai. Terdapat rumah dan pepohonan di pinggir sungai dan jemuran berisi kain.

- Gambar 2, Joko dan Bapak duduk di sebuah batu. Indeks Bapak dan Joko sedang memancing dan

membicarakan orang-orang pinggiran sungai karena bapak tidak ingin memiliki kehidupan seperti itu.

Simbol Berusaha merubah nasib 2 Objek (Y) Orang-orang pinggiran sungai.

3 Interpretan (X=Y) Representasi masyarakat bantaran sungai yang Miskin

Berdasarkan analisis penulis scene di atas merepresentasikan seorang Bapak dan anaknya (Pak Notomiharjo dan Joko) sedang memancing di sebuah batu menggunakan kaos dan celana. Mereka memperhatikan dan membicarakan orang-orang yang mereka lihat dipinggir sungai. Dari scene di atas baik secara verbal maupun visual pesan moral yang diberikan, yaitu:

1. kehidupan kita yang lebih baik daripada orang lain perlu kita syukuri. Ini berupa pesan moral kategori umat dengan tuhannya.

2. Berusaha dengan kemampuan yang kita miliki untuk dapat memperbaiki hidup kita menjadi lebih baik lagi. Bahwa Allah memberikan kemampuan kepada kita agar kita berusaha mecapai kemajuan. Ini termasuk pesan moral kategori hubungan manusia dengan diri sendiri.

(8)

Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 34 No 1, Juni 2021 http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb

342 Tabel 6. Scene 6: Joko Akan Berangkat Sekolah

No. Tipe Tanda Data

1 Representamen (X): Ikon

- lelaki dewasa menggunakan baju jawa dan penutup kepala batik, dan seorang wanita dewasa mengggunakan kebaya sedang bersebelahan duduk dikursi. Dia adalah Notomiharjo (bapaknya Joko) dan Sujiatmi (ibunda Joko). Di depannya secangkir kopi dan terdapat piring berisi makanan diatas meja. Terlihat lemari kaca dibelakang mereka.

- Pak Notomiharjo terlihat sedang pegang bajunya dibagian pundak.

- dibelakangnya terdapat lemari kaca Joko menggunakan seragam SMA. Dari ketiga penjelasan menunjukkan ruang keluarga ditunjukkan latar tempat.

Indeks Joko murung dan tidak bersemangat karena sekolah barunya tidak sesuai dengan keinginannya.

Simbol Penilaian seseorang

2 Objek (Y) Sekolah baru Joko yang tidak bermutu

3 Interpretan (X=Y) Representasi sikap anak yang tidak setuju dengan pilihan orang tuanya.

representasi sikap seorang anak yang tidak setuju dengan pilihan orang tuanya penulis menginterpretasikan pada scene ini. Joko mencoba memberikan pendapatnya kepada kedua orang tuanya dengan sikap murung. Namun pada akhirnya dengan musyawarah dan memberikan nasihat kepada Joko. Akhirnya Joko pun mengerti.

Dari scene di atas baik secara visual maupun verbal pesan moral yang diberikan, yaitu kita dapat baik buruknya sesuatu untuk kita sudah ditentukan oleh Allah SWT dengan rasa bersyukur dan kita hanya dapat berusaha. Ini termasuk pesan moral kategori umat dengan tuhannya.

Tabel 7. Scene 7: Joko Sedang Membeli Kaset Musik Rock

No. Tipe Tanda Data

1 Representamen (X): Ikon

- Gambar seorang pria menggunakan baju seragam sekolah dan membawa tas dipundaknya (Joko). Dan seorang lelaki berambut ikal dengan menggunakan kemeja. Dia adalah pedagang kaset yang memegang kertas dan pulpen. Di depan joko terdapat lapak berisi kaset- kaset lagu.

- Gambar 2, Hampir sama dengan gambar 1. Hanya saja terdapat pengemis seorang nenek. Latar tempat kedua gambar menunjukkan di sebuah jalan yang berisi bermacam-macam pedagang.

(9)

Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 34 No 1, Juni 2021 http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb

343 Penulis menginterpretasikan scene ini adalah memberi uang kepada orang miskin dan lemah. Ini penggambaran dari pengemis tua. Joko lebih mementingkan orang lain daripada diri sendiri. Dia rela memberikan sebagian uangnya dan tidak jadi membeli semua kaset pilihannya melainkan hanya sebagian saja. Dari scene di atas baik secara verbal maupun visual menunjukkan pesan moral untuk selalu bersedekah kepada orang yang membutuhkan. Ini termasuk pesan moral kategori hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkungan sosial.

Tabel 8. Scene 8: Ibunda Joko sedang Berdo’a Setelah Shalat

Penulis menginterpretasikan scene ini adalah representasi rasa sayang seorang ibu kepada anaknya. Tidak ada yang bisa menggantikan kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Dari scene di atas baik secara verbal maupun visual menunjukkan sikap Ibu Sujiatmi memberikan pesan moral kekuatan do’a seorang ibu. Ini termasuk pesan moral kategori hubungan manusia dengan Tuhan.

Indeks Joko tidak jadi membeli semua kaset pilihannya karena sebagian uangnya dia berikan kepada pengemis.

Simbol Sedekah

2 Objek (Y) Pengemis tua

3 Interpretan (X=Y) Memberi uang kepada orang miskin dan lemah.

No. Tipe Tanda Data

1 Representamen (X): Ikon

- Gambar 1, Seorang Ibu sedang duduk memakai mukena dengan mata terpejam dan menangis. Dia adalah Sujiatmi (ibunda Joko). Kedua tangannya diangkat mengadah ke atas.

- Gambar 2, Ibu memengang rambut Joko. Dan Joko yang mengenakan seragam sekolah duduk didepannya. Latar kedua tempat menunjukkan sebuah kamar.

- Teknik pengambilan gambar pada ketiga gambar menggunakan teknik medium close up.

Indeks Ibu menggunakan mukena menunjukkan ibu selesai shalat. Dan dia mengadahkan tangan ke atas menunjukkan ibu sedang berdo’a untuk anaknya.

Simbol Harapan ibu kepada anaknya.

2 Objek (Y) Joko

(10)

Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 34 No 1, Juni 2021 http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb

344 Tabel 9. Scene 9: Joko Menebus Jam Tangan Bapak

No. Tipe Tanda Data

1 Representamen (X): Ikon

- Gambar 1, Dua orang lelaki dewasa. Keduanya sama-sama menggunakan kemeja dan celana panjang. Mereka sedang duduk di ruang tamu sebuah rumah. Adanya mebel, pajangan, dan pintu menguatkan latar tempat ini. Di meja terdapat piring berisi bemacam-macam jam tangan. Itu adalah Joko dan Ilham anak Pak Darmo.

- Gambar 2, Joko mencari jam milik bapaknya diantara puluhan jam.

Indeks Joko menebus jam tangan bapaknya yang sudah puluhan tahun digadaikan karena jam tersebut sangat berarti bagi bapaknya.

Simbol Kewajiban seorang anak 2 Objek (Y) Jam tangan bapak

3 Interpretan (X=Y) Representasi anak yang berbakti kepada orang tua

Penulis merepresentasikan scene ini adalah representasi anak yang berbakti kepada orang tua. Berbakti kepada kedua orang tua adalah kewajiban seorang anak setelah seorang anak telah melakukan kewajiban utamanya kepada Tuhan. Berdasarkan data visual dan verbal pesan moral yang ditunjukkan dalam scene ini adalah anak yang berbakti kepada orang tua.

Tabel 10. Scene 10: Joko Mengantar Nenek Tua Pulang

No. Tipe Tanda Data

1 Representamen (X): Ikon

- Gambar 1, Seorang anak lelaki menggunakan kemeja dan celana pendek membawa daun pisang yang dijadikan sebagai payung. Dia adalah Joko. Terdapat seorang nenek tua miskin yang hanya menggunakan kain sebagai penutup badannya.

- Gambar 2, Joko dan nenek yang berjalan di jembatan rel kereta api menggunakan daun pisang.

Joko menuntun nenek tersebut.

Indeks

Joko menolong nenek tua itu pulang karena nenek itu sedang bingung tidak dapat pulang sendiri dan hujan.

Simbol Sifat terpuji

2 Objek (Y) Nenek tua miskin

3 Interpretan (X=Y) Representasi tolong menolong dalam masyarakat

Objek pada scene ini adalah nenek tua yang miskin. Terlihat dari pakaian yang digunakan hanya kain yang menutupi badannya tanpa alas kaki. Dan dia berada dipinggir jalan sendirian tanpa seorang pun. Berdasarkan data

(11)

Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 34 No 1, Juni 2021 http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb

345 visual dan verbal pesan moral yang ditunjukkan dalam scene ini adalah saling tolong menolong kepada sesama dan memanusiakan orang miskin. Ini termasuk pesan moral kategori hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkungan sosial.

5. KESIMPULAN

Objek dalam penelitian ini adalah sepuluh scene film Jokowi karya Azhar Kinoi Lubis tahun 2013. Sepuluh

scene itu dikaji menggunakan semiotika Charles S. Pierce dengan menganalisis tipologi tanda (ikon, indeks, dan

simbol). Berdasarkan analisis yang dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa film Jokowi ini mengandung pesan moral dalam berbagai sisi kehidupan melalui tanda- tanda yang muncul baik visual maupun verbal di dalam masing-masing ceritanya. Tokoh yang sering muncul dalam film ini adalah Joko. Kehadiran Joko disetiap scene menjadi tanda bahwa ia adalah tokoh yang menjadi pemeran paling utama di antara Bapak, Ibu, atau lainnya. Peran Joko yang menjadi salah satu tokoh utama ini memang selalu muncul dalam setiap scene dan menjadi simbol sebagai seorang anak yang cerdas, berbakti kepada kedua orang tua, dan bermoral. Ini dapat dikategorikan sebagai tanda visual. Penokohan yang ada dalam cerita ini mewakili lapisan masyarakat, khususnya masyarakat menengah kebawah. Dan setting cerita dalam film ini menggambarkan kehidupan sehari-hari masa lalu seorang Joko Widodo.

Sedangkan tanda-tanda verbal yang muncul dalam setiap scene film Jokowi dikategorikan sebagai tanda simbol. Dan tanda ini muncul di setiap pembicaraan para tokoh. Disanalah pesan moral terkait kehidupan Jokowi tertuang. Dengan demikian dapat disimpulkan tokoh dan pembicaraan yang ada disetiap scene ini merupakan representasi dari pesan moral.

6. REFERENSI

Haricahyo, Cheppy. Dimensi Pendidikan Moral. Semarang: IKIP Semarang Pers, 1995.

Husen, Ida Sundari dan Hidayat, Rahayu. Meretas Ranah: Bahasa, Semiotika, dan Budaya. Jakarta: Bentang. 2001.

Sobur, Alex, Drs., M.Si. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2009.

Ayu Diah Pasha, artikel ini diakses padata tanggal 3 April 2021 pukul 12.03 WIB dari http://ayudyahpasha.wordpress.com/filmografi/

Azhar Kinoi Lubis, About Me, artikel ini diakses pada tanggal 3 April 2021 pukul 12.10 WIB dari

http://www.azharkinoilubis.com/About_Me.html

Azhar Kinoi Lubis, Filmography, artikel ini diakses pada 3 April 2021 pukul 12.10 WIB dari

http://www.azharkinoilubis.com/Filmography.html

Indosinema, Sinopsis: Film Jokowi (2013), artikel ini diakses pada Rabu, 3 April 2021 pukul dari

http://indosinema.com/2013/05/sinopsis-film- jokowi/

Landung Simatupang, artikel ini diakses padata tanggal 3 April 2021 pukul 12.15 WIB dari

http://www.indonesianfilmcenter.com/cc/yohanes-rusyanto-landung-laksono-simatuandung-simatupang.html

Metrotvnews.com, Profil Tokoh: Prisia Nasution, artikel ini diakses pada tanggal 3 April 2021 pukul 9.54 WIB dari http://profile.metrotvnews.com/read/53/prisia-nasution

Rahasia, Biodata Prisia Nasution, artikel ini diakses pada tanggal 3 April 2021 pukul 10.04 WIB dari

http://mencari-rahasia.blogspot.com/2013/05/biodata-prisia-nasution.html

Rangga Adithia, Review: Jokowi (2013), artikel ini diakses pada tanggal 3 April 2021 pukul 15.00 WIB dari

http://raditherapy.com/2013/06/review-jokowi-2013/

Susilo Badar, artikel ini diakses pada tanggal 3 April 2021 pukul 12.09 WIB dari

http://www.imdb.com/name/nm2682075/

Teuku Rifnu Wikana, artikel ini diakses pada tanggal 3 April 2021 pukul 10.00 WIB http://www.ceritamu.com/info/pemain-film/Teuku-Rifnu-Wikana

Gambar

Tabel 1. Scene 1: Kakek Bercerita Menggunakan Wayang Kepada Joko
Tabel 2. Scene 2: Tarti Mengajak Joko Pergi Bersama
Tabel 3. Scene 3: Anto Memberi Joko Uang
Tabel 5. Scene 5: Bapak dan Joko sedang Memancing di Sungai
+4

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa hubungan kepadatan lalat, personal hygiene dan sanitasi dasar dengan kejadian diare pada balita

Aberasi Kromosom dan Penurunan Daya Tetas Telur pada Dua Populasi Ayam Petelur.. Ilmu

1. Mediasi yudisial di Pengadilan Agama Semarang sudah diterapkan sejak ditetapkannya PERMA No. Bisa dikatakan pelaksanaan mediasi di Pengadilan Agama Semarang

Karena, memang ilmu nahwu adalah salah satu cabang dari ilmu bahasa Arab yang membahas tentang bagaimana menyusun kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa Arab, baik yang

Pembagian kewenangan perlu diperjelas untuk pengalokasian sumberdaya, dimana adanya  kerjasama  sinergi  pada  pembiayaan  akan  mempercepat  terwujudnya 

Good Governance pada perguruan tinggi, lebih banyak diarahkan pada pelaksanan tugas di lapangan sehari hari, untuk lebih memperoleh manfaat yang optimal maka perlu

Oleh karena itu, dari berbagai metabolit sekunder yang terkandung pada fraksi metanol daun kesum seperti flavonoid, alkaloid, saponin, triterpenoid, polifenol, dan

Penelitian ini bertujuan untuk membuat membran kitosan yang digunakan untuk mengolah limbah cair dari industri penyamakan kulit untuk menurunkan kadar krom,