• Tidak ada hasil yang ditemukan

BABI PENDAHULUAN. alat canggih dapat menyelesaikan masalah, tanpa. adanya pengelolaan sumber daya manusia yang baik maka tidak akan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BABI PENDAHULUAN. alat canggih dapat menyelesaikan masalah, tanpa. adanya pengelolaan sumber daya manusia yang baik maka tidak akan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BABI

PENDAHULUAN

A. La tar Belakang Masalah

Sumber daya manusia tidak dapat diabaikan begitu saja, meskipun komputer dan alat - alat canggih dapat menyelesaikan masalah, tanpa adanya pengelolaan sumber daya manusia yang baik maka tidak akan memberikan hasil guna yang berarti. Sumber daya manusia ini menunjang organisasi dengan karya, bakat, kreatifitas dan dorongan untuk mencapai keberhasilan. Betapapun sempurnanya aspek teknologi dan ekonomi, tanpa aspek manusia sulit kiranya tujuan organisasi tercapai.

Faktor sumber daya manusia tidak dapat dipisahkan dengan unsur pemimpin dan yang dipimpin dalam organisasi. Oleh karena itu pimpinan perlu memahami sifat dan perilaku karyawan yang ada di sekitarnya atau yang dihadapi sehari - hari. Setiap individu pasti mempunyai kepentingan pribadi masing - masing. Seorang pemimpin harus mampu mengetahui dan memahami kepentingan dari karyawannya, sehingga membuat karyawannya senang bekerj a di dalam perusahaan.

Pada hakekatnya, kepemimpinan mempunyai dasar pengertian sebagai sifat, proses, kemampuan atau dengan kata lain harus mempunyai konsep yang dimiliki seseorang sedemikian rupa agar orang tersebut diikuti, dihormati, disenangi dan orang lain itu bersedia dengan penuh keikhlasan melakukan kegiatan yang dikehendaki oleh seseorang tersebut. Gaya

'""' ,_..., .... ~ ...

1

J • ' " ' \ ~

~ ~ i . j ~" i ~ t. · 1._ '. ~, 1 '. L i i !l • :~!

( ~..~Tl r

~.J l

(2)

kepemimpinan adalah pola perilaku konsisten yang diterapkan pemimpin dengan melalui orang lain, yaitu pola perilaku yang diperlihatkan pimpinan pada saat mempengaruhi orang lain, seperti dipersepsikan orang lain. Gaya bukanlah soal bagaimana pendapat pemimpin tentang perilaku mereka sendiri dalam memimpin, tetapi bagaimana persepsi orang lain, terutama bawahannya, tentang perilaku pimpinannya. o

Melalui gaya kepemimpinan yang dimilikinya, seorang pemimpin akan mentransfer beberapa nilai seperti penekanan kelompok, dukungan dari orang-orang atau karyawan, toleransi terhadap resiko, kriteria pengupahan dan sebagainya. Pada sisi lain, pegawai akan membentuk suatu persepsi subjektif mengenai dasar-dasar nilai yang ada dalam organisasi sesuai dengan nilai-nilai yang ingin disampaikan pimpinan melalui gaya kepemimpinan.

Seorang pemtmpm yang ideal adalah pem1mpm yang dapat menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi lingkungan perusahaan dan bawahannya. Para pekerja yang tugasnya berat (menekan) sering merasa ingin berhenti merupakan pekerja yang secara signifikan kurang berkomitmen terhadap pimpinan atau perusahaan mereka, hal ini disebabkan kondisi lingkungan kerja yang dirasakan oleh pekerja tidak sesuai dengan keinginan yang diharapkan.

Dalam organisasi pemerintah dikenal istilah pemtmpm birokrasi yakni pemimpin yang diangkat dalam suatu jabatan oleh pejabat yang berwenang. Dia menjadi pemimpin karena mengepalai suatu unit organisasi

(3)

3

tertentu. Dia mempunyai bawahan atau staf sebagai pengikutnya. Para bawahan itu berada dibawah garis komando dan diatur oleh yang berwenang. Seorang pimpinan dengan kewenangannya akan mempengaruhi orang - orang yang berada dibawah hirarkinya. Kelemahan dari perilaku kepemimpinan ini adalah perintah yang bersifat otoriter dengan ciri hubungan komunikasi satu arah. Problematik kepemimpinan dalam tubuh birokrasi ini menjadi hambatan bagi kemandirian para bawahan dalam bekerja.

Dalam menghadapi kondisi tersebut diperlukan ik:lim organisasi yang baik. Sebab ik:lim organisasi sangat berperan dalam menciptakan suasana kerja yang ideal bagi terlaksananya tugas - tugas organisasi.

Hubungan interpersonal antar karyawan akan lebih harmonis jika terdapat kebersamaan dan saling mempercayai. Selain itu ik:lim kerja dengan semangat kerja kelompok yang rendah terjadi apabila dalam perusahaan itu tidak ada lagi hubungan yang harmonis antar karyawan, adanya anggota organisasi yang saling mencurigai, tidak ada saling percaya dan kebersamaan di antara anggota organisasi itu.

Praktik - praktik dan kebijakan sumber daya manusia yang diterima oleh anggota organisasi mempengaruhi iklim organisasi. Setiap organisasi akan memiliki ik:lim organisasi yang berbeda, sehingga kompleksitas pekerja yang dirancang di dalam organisasi, atau sifat individu yang ada akan menggambarkan perbedaan tersebut. Iklim organisasi penting untuk diciptakan karena sebagai persepsi pegawai tentang apa yang diberikan oleh

(4)

4

organisasi tersebut dan dijadikan dasar bagi penentuan perilaku karyawan untuk selanjutnya.

Sasaran kinerja yang sudah ditetapkan bersama antara karyawan dan pimpinan dapat mewujudkan tujuan organisasi, karena sasaran kineija yang dirumuskan akan menjadi pengarah yang menuntun karyawan kepada kejelasan beban tugas, tanggung jawab dan target kineijanya sepanjang tahun, sekaligus menjadi penantang yang melecut moral keija dan motivasi karyawan dalam upaya mengejar harapan prestasi yang telah ditetapkannya.

Tantangan yang dihadapi dapat diatasi jika ada komitmen yang berasal dari diri karyawan untuk menyelesaikan berbagai tugas, tanggung jawab dan wewenang berdasarkan pada alasan dan motivasi yang dimiliki.

Pemberdayaan sangat terkait dengan komitmen internal karyawan. Proses pemberdayaan akan berhasil hila ada motivasi dan kemauan yang kuat untuk mengembangkan diri dan memacu kreativitas individu dalam menerima tanggungjawab yang lebih besar.

Komitmen karyawan merefleksikan budaya organisasi, kualitas kepemimpinannya, dimana hal itu muncul untuk diatasi, dan apakah para pekeija terdorong untuk menyumbangkan ide - idenya. Berdasarkan penjelasan tersebut di atas dapat diketahui bahwa gaya kepemimpinan sangat perlu diterapkan sesuai dengan situasi dan kondisi organisasi yang akan berpengaruh terhadap komitmen karyawan, oleh karena itu banyak organisasi pada tahun - tahun terakhir ini mencari berbagai earn untuk

(5)

meningkatkan keterlibatan dan kontribusi karyawan demi peningkatan kinerja.

Dalam usaha untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja karyawan, sangat diperlukan seorang pemimpin yang menggunakan gaya kepemimpinan situasional, yaitu pemimpin yang selain mempunyai kemampuan pribadi, juga mampu membaca keadaan bawahannya serta lingkungan kerjanya. Dalam hal ini kematangan bawahan berkaitan langsung dengan gaya kepemimpinan yang tepat untuk diterapkan, agar pemimpin memperoleh ketaatan atau pengaruh yang memadai. Untuk itu pemimpin harus mampu menciptak:an suasana kerja yang mendukung para bawahan untuk selalu berprestasi.

Pada unit pelaksana teknis dinas pendapatan propinsi Jawa Timur Malang kabupaten I, para pimpinan belum menerapkan gaya kepemimpinan situasional. Mak:sudnya, mereka belum dapat membaca adanya perbedaan kematangan karyawan dalam memahami dan melak:sanak:an peraturan.

Sehingga pendekatan kepemimpinan kepada para karyawan tidak: sesuai dengan tingkat kematangan mereka. Hasil wawancara dengan beberapa karyawan menunjukkan mereka tidak: mengerti pencapaian hasil yang bagaimana yang diinginkan oleh pimpinnanya untuk meningkatkan kinerja instansi secara keseluruhan, sehingga kornitmen untuk meraih pencapaian- pencapian yang lebih baik terhadap pekerjaanjuga rendah.

Kurangnya pemahaman para pemimpin terhadap kematangan karyawan secara tidak: langsung mempengaruhi iklim organisasi di dinas

(6)

6

pendapatan propinsi Jawa Timur Malang kabupaten I, karena tidak semua karyawan mengerti tentang standar kualitas dan kuantitas yang diberikan oleh pihak instansi dalam memotivasi karyawan dalam mencapa1 peningkatan prestasi yang lebih baik. Hal ini mengakibatkan komitmen mereka mencapai hasil yang lebih baikjuga rendah.

Pada perusahaan pemerintah secara umum gaya kepemimpinan yang digunakan cenderung menggunakan gaya kepemimpinan otoriter. Dengan digunakan gaya kepemimpinan situsional diharapkan pada perusahaan pemerintah akan berbentuk iklim organisasi yang baik dan sikap karyawan dalam berkomitmen pada organisasi dilakukan dengan hati yang tulus tanpa ada paksaan. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kesesuaian antara gaya kepemimpinan situasional dengan tingkat kematangan karyawan dan iklim organisasi terhadap komitmen karyawan pada unit pelaksana teknis dinas pendapatan propinsi Jawa Timur Malang kabupaten I

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, peneliti berkeinginan mengangkat permasalahan yang dianggap mendasar yaitu :

1. Apakah variabel kesesuaian antara gaya kepemimpinan situasional dengan tingkat kematangan karyawan dan iklim organisasi berpengaruh secara simultan terhadap variabel komitmen karyawan pada unit

(7)

7

pelaksana teknis dinas pendapatan propinsi J awa Timur Malang kabupaten I ?

2. Apakah variabel kesesuaian antara gaya kepemimpinan situasional dengan tingkat kematangan karyawan dan iklim organisasi berpengaruh secara parsial terhadap variabel komitmen karyawan pada unit pelaksana teknis dinas pendapatan propinsi Jawa Timur Malang kabupaten I?

3. Dari kedua variabel yang diteliti, variabel manakah yang memberikan pengaruh dominan terhadap variabel komitmen karyawan pada unit pelaksana teknis dinas pendapatan propinsi J awa Timur Malang kabupaten I ?

C. Tujuan Penelitian

Dari latar belakang dan perumusan masalah dapat dikemukakan tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Untuk mengetah~i pengaruh secara simultan antara variabel gaya kepemimpinan situasional dan iklim organisasi terhadap komitmen karyawan pada unit pelaksana teknis dinas pendapatan propinsi Jawa Timur Malang kabupaten I.

2. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara variabel gaya kepemimpinan situasional dan iklim organisasi terhadap komitmen karyawan pada unit pelaksana teknis dinas pendapatan propinsi J awa Timur Malang kabupaten I.

(8)

8

3. Untuk mengetahui dari kedua variabel yang diteliti, variabel manakah yang memberikan pengaruh dominan terhadap komitmen katyawan pada unit pelaksana teknis dinas pendapatan propinsi Jawa Timur Malang kabupaten I.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi perusahaan dapat memberikan masukan yang positif dalam pengembangan atau peningkatan kelangsungan hidup pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Propinsi Jawa Timur Malang Kabupaten I 2. Bagi akademik dapat menjadi acuan dalam penelitian selanjutnya

tentang pengaruh gaya kepemimpinan situasional dan iklim organisasi terhadap komitmen karyawan pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendapatan Propinsi Jawa Timur Malang kabupaten I.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan sebagai informasi bahan pembanding bagi penelitian lain serta sebagai wujud Darma Bakti kepada perguruan tinggi STIESIA pada umumnya dan fakultas ekonomi pada khususnya.

Referensi

Dokumen terkait

Statistika deskriptif pada penelitian ini menjelaskan karakteristik data pada Lampiran 3 yaitu variabel pendapatan perbulan, pengeluaran perbulan, usia kepala rumah

metode proyek dan eksperimen agar dalam proses pembentukan pengetahuan siswa dapat berlangsung dengan baik dan berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. Tidak adanya

Menurut Slameto (2011: 7) pendekatan PBL merupakan pendekatan pembelajaran yang melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada

[r]

“You didn’t look anywhere else,” Gorgoth said.. “I found what I

(ROE) yaitu rasio yang menggambarkan besarnya kembalian atas total modal untuk menghasilkan keuntungan, Return on Assets (ROA) yaitu rasio yang menunjukkan

tersebut adalah untuk memproduktifkan penggunaan tanahtanah pertanian dan meningkatkan kesejahteraan para petani serta tujuan-tujuan lain yang berdimensikan keadilan

untuk melihat hubungan konsumsi air dengan kadar klorida yang tinggi terhadap tekanan darah, melakukan penelitian atau kajian lebih mendalam tentang faktor-faktor