• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL STAD BERBANTUAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA SD KELAS V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH MODEL STAD BERBANTUAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA SD KELAS V"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH MODEL STAD BERBANTUAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

SISWA SD KELAS V

Rima Isti Navisha

1,

I Dewa Kade Tastra

2

, I Ketut Dibia

3

1,3

Jurusan PGSD,

2

Jurusan TP, FIP Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: rimanavisha@yahoo.com

1

, idk-tastra@undiksha.ac.id

2

, dibiaketut@yahoo.com

3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPS siswa antara kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) berbantuan media Video Pembelajaran tentang Perjuangan Kemerdekaan Indonesia dengan kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD kelas V di gugus V Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2016/2017 dengan jumlah 134 siswa. Sampel pada penelitian ini yaitu, SD N 3 Tamblang sebagai kelompok eksperimen sebanyak 32 siswa dan SD N 5 Tamblang sebagai kelompok kontrol sebanyak 35 siswa. Data penelitian berupa hasil belajar IPS siswa yang diperoleh melalui tes obyektif pilihan ganda sebanyak 31 butir soal. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan statistik inferensial uji-t dengan rumus polled varians. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPS siswa antara kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) berbantuan media Video Pembelajaran tentang Perjuangan Kemerdekaan Indonesia dengan kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional. Hal ini diketahui dari hasil thit = 3,28 dan ttab = 1,997. Ini berarti thit lebih besar dari ttab (thit > ttab). Maka, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) berbantuan media video pembelajaran tentang Perjuangan Kemerdekaan Indonesia berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V di SD Gugus V Kecamatan Kubutambahan Tahun Pelajaran 2016/2017.

Kata-kata kunci: STAD , Video Pembelajaran, Hasil Belajar Abstract

This research aims to know the difference in results between a group of students studying social science students who follow the model of learning Student Teams Achievement Division (STAD)-assisted Video media Learning about Indonesia's independence struggle with a group of students who follow the conventional learning model. This type of research is quasi experiment. The population in this study are all students of class V in the Kubutambahan subdistrict of District cluster V Buleleng 2016/2017 lesson with year number of 134 students. The samples on this research i.e., SD N 3 Tamblang as a group of as many as 32 students experiment and SD N 5 Tamblang as the control group as many as 35 students. Research data in the form of the results of the study, IPS students obtained through multiple choice objective test as

(2)

2

many as 31 grains of matter. The data were analyzed using descriptive statistics and analysis of inferensial test-t with the formula polled variance. From the results of the research indicate that there is a difference between student learning outcomes social science student group that follows the model of learning Student Teams Achievement Division (STAD)-assisted Video media Learning about Indonesia's independence struggle with a group of students who follow the conventional learning model. It is known from the results of thit = 3.28 and ttab = 1.997. This means the greater of the ttab thit (thit > ttab). Thus, it can be concluded that cooperative learning model of type Student Teams Achievement Division (STAD)-assisted video media learning about Indonesia's independence struggle have an effect on the results of studying social science grade V in Kubutambahan Sub-district V Force Elementary School Year Lessons 2016/2017.

Key words: STAD, Video learning, Learning Outcomes

PENDAHULUAN

Kata IPS sudah tidak asing lagi untuk di dengar karena IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang di ajarkan di sekolah. Dalam Kurikulum Pendidikan Dasar Tahun 1993 IPS yaitu, “mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, sosiologi, dan tata negara IPS sebagai salah satu mata pelajaran yang di ajarkan di sekolah memiliki tujuan yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik di masyarakat sehingga peserta didik mampu menghadapi masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat.

Berdasarkan tujuan IPS dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 IPS bukan hanya memberikan bekal pengetahuan saja, tetapi juga memberikan bekal nilai, sikap dan juga keterampilan bagi peserta didik. Agar semua itu dapat terwujud maka diperlukannya suatu upaya untuk menarik minat peserta didik dalam pelajaran IPS, mengingat pelajaran IPS menuntut peserta didik untuk menghafal. Upaya untuk meningkatkan minat belajar IPS dapat dimulai dari pembelajaran di sekolah.

Pembelajaran di sekolah dapat berjalan dengan baik apabila adanya interaksi positif antara guru dengan siswa, guru dengan guru, maupun siswa dengan siswa. Selain menumbuhkan interaksi yang baik upaya lain yang dapat dilakukan dengan

menggunakan model pembelajaran yang menarik. Namun pada kenyataannya, upaya-upaya yang telah dilakukan tersebut belum memberikan hasil yang optimal yang ditunjukkan oleh masih rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS.

Permasalahan yang sama, tidak jarang ditemukan di beberapa sekolah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPS kelas V diketahui bahwa ada beberapa kendala yang dialami oleh guru dalam pembelajaran di kelas. Dalam pembelajaran di kelas guru sulit menemukan model pembelajaran yang sesuai untuk menarik perhatian siswa, kurangnya interaksi siswa baik itu dengan guru maupun dengan siswa lainnya. Selain itu pada saat guru menjelaskan materi banyak siswa yang tidak memperhatikan guru.

Berdasarkan hasil observasi proses pembelajaran di kelas, kenyataannya dalam kegiatan pembelajaran IPS guru masih menggunakan pembelajaran yang berpusat pada guru yang dalam proses belajarnya guru yang menyampaikan seluruh materi dan siswa hanya mendengarkan penjelasan guru. Kegiatan pembelajaran IPS seperti tersebut cenderung membentuk siswa ke arah pasif.

Guru jarang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dan jarang memotivasi siswa dalam proses belajar mengajar di kelas.

Pada saat pembelajaran di kelas, siswa juga kurang melakukan interaksi baik dengan guru maupun dengan siswa yang

(3)

3 lainnya. Siswa yang memiliki kemampuan akademik tinggi tidak mau bekerjasama dengan siswa lainnya Selain itu pada saat guru mengajar banyak siswa yang bermain dengan teman sebangkunya dan tidak memperhatikan guru saat menjelaskan materi.

Berdasarkan data nilai ulangan umum semester I tahun pelajaran 2016/2017 yang diberikan oleh guru IPS kelas V di SD

Gugus V Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng masih banyak siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah.

Berikut nilai rata-rata skor ulangan umum IPS Semester I siswa kelas V di SD Gugus V Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2016/2017 yang

disajikan pada tabel 01.

Tabel 01.

Rata-Rata Skor Ulangan Umum IPS Semester I Siswa Kelas V SD Gugus V Kecamatan Kubutambahan Tahun Pelajaran 2016/2017

No Sekolah KKM Jumlah

Siswa

Jumlah Siswa Rata-rata Hasil Belajar

Siswa Sudah

Mencapai KKM

Belum Mencapai

KKM

1 SDN 1 Tamblang 66 18 8 10 65

2 SDN 2 Tamblang 65 17 10 7 64

3 SDN 3 Tamblang 66 32 8 24 63

4 SDN 4 Tamblang 67 16 7 9 65

5 SDN 5 Tamblang 65 35 13 22 63

6 SDN 6 Tamblang 67 16 8 8 65

Jumlah 134 54 80 64

(Sumber: Arsip Nilai SD di Gugus V Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng) Dari data hasil ulangan umum

semester I seperti pada tabel di atas terlihat nilai KKM mata pelajaran IPS kelas V di SD Gugus V Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng masih berkisar 63-65 dan berkategorikan cukup. Dilihat dari KKM yang ditetapkan sekolah kenyataan masih 80 siswa dari jumlah 134 siswa yang belum mencapai KKM. Dari data tersebut maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa masih rendah.

Masalah rendahnya hasil belajar IPS tersebut perlu dicarikan suatu solusi agar pembelajaran yang dilaksanakan dapat memberikan hasil yang optimal dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Menurut Banks (dalam Susanto, 2013:

141), “IPS berhubungan erat dengan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang memungkinkan siswa

berperan serta dalam masyarakat. Salah satu solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah rendahnya hasil belajar IPS siswa adalah dengan model pembelajaran kooperatif. Salah satu contoh model pembelajaran kooperatif yang dapat ditawarkan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Students Team Achievement Division (STAD).

Slavin (2010, 143) menyatakan,

“STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif.” Inti dari pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) adalah guru menyampaikan suatu materi, kemudian para siswa bergabung dalam kelompoknya yang terdiri dari empat-lima orang siswa, dimana setiap kelompok

(4)

4 anggotanya adalah campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin dan suku untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru, setiap anggota dalam kelompok harus bekerja sama agar seluruh anggota tim menguasai materi yang telah dipelajarkan. Setelah selesai Guru memberi kuis atau pertanyaan kepada seluruh peserta didik, pada saat menjawab kuis atau pertanyaan peserta didik tidak boleh saling membantu. Tim yang mendapat skor tertinggi akan mendapatkan penghargaan, setelah itu guru akan memberikan evaluasi.

Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif. Selain itu juga siswa akan menjadi lebih aktif dalam belajar karena akan selalu berinteraksi dengan teman-teman yang lain dalam mengerjakan tugas. Penggunaan model pembelajaran STAD akan semakin efektif apabila di ikuti dengan penggunaan media. Salah satu penggunaan media yang dapat digunakan yaitu Video Pembelajaran tentang Perjuangan Kemerdekaan Indonesia. Ibrahim (dalam Mahadewi, dkk., 2012: 3) mengartikan video sebagai “penayangan ide atau gagasan pada layar televisi sesuai dengan kata video yang dalam bahasa Latin berarti saya melihat”.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar

IPS siswa antara kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) berbantuan media video pembelajaran tentang Perjuangan Kemerdekaan Indonesia dengan kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V di SD Gugus V Kecamatan Kubutambahan Tahun Pelajaran 2016/2017.

METODE

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini unit eksperimennya berupa kelas, sehingga penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (Quasi Eksperiment). Karena tidak semua variabel yang muncul dan kondisi eksperimen dapat diatur dan dikontrol secara ketat. Penelitian ini menggunakan rancangan non equivalent post-test only control group design.

Sesuai dengan tujuan yang dicapai dalam penelitian ini, yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di SD gugus V kecamatan Kubutambahan pada tahun pelajaran 2016/2017. Gugus ini terdiri dari enam sekolah, sehingga terdapat enam kelas V dengan jumlah seluruh siswanya sebanyak 134 orang. Dari enam kelas tersebut akan diambil dua kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tabel 02.

Data Jumlah Siswa di SD Gugus V Kecamatan Kubutambahan

Sekolah Kelas Jumlah

SDN 1 Tamblang V 18

SDN 2 Tamblang V 17

SDN 3 Tamblang V 32

SDN 4 Tamblang V 16

SDN 5 Tamblang V 35

SDN 6 Tamblang V 16

Jumlah 134

(5)

5 Sebelum menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol perlu dilakukan uji kesetaraan sampel penelitian untuk mengetahui tingkat kesetaraan populasi yang diteliti dengan menggunakan uji Anava satu jalur. Uji kesetaraan dalam penelitian ini dilakukan dengan menganalisis skor ulangan umum IPS siswa kelas V pada semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017 di SDN Gugus V kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng. Berdasarkan uji kesetaraan populasi dengan rumus ANAVA satu jalur, diperoleh nilai Fhitung= 1.30, sedangkan nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5%

dengan dbantar = 5 dan dbdal= 128 adalah 2,29. Ini berarti bahwa harga Fhitung lebih kecil daripada Ftabel yang berarti pula Fhitung

tidak signifikan. Dengan demikian, H0

yang menyatakan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar IPS siswa kelas V SD di gugus V Kecamatan Kubutambahan diterima.

Sampel pada penelitian ini diambil dengan cara simple random sampling yaitu dengan cara undian. Sampel yang di random dalam penelitian ini adalah kelas V, karena tidak memungkinkan untuk mengubah kelas yang ada.

Cara yang digunakan untuk menentukan sampel adalah masing- masing kelas V tiap sekolah diberi nomor urut, selanjutnya dipilih dua kelas secara random untuk dijadikan sampel. Kemudian dari dua kelas yang terpilih, di random lagi

dengan pengundian untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Didapatkan satu kelas sebagai kelas kontrol yang mendapat perlakuan model pembelajaran konvensional dan satu kelas sebagai kelas eksperimen yang mendapat perlakuan model pembelajaran Student Teams Achievement Division.

Berdasarkan uji kesetaraan populasi dengan rumus satu jalur dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar IPS siswa kelas V SD di Gugus V Kecamatan Kubutambahan. Dengan kata lain, hasil belajar IPS siswa kelas V SD di gugus V Kecamatan Kubutambahan adalah relatif sama atau setara. Karena sebaran populasi telah setara, selanjutnya dilakukan penarikan sampel dengan simple random sampling dengan cara pengundian untuk menentukan dua kelas yang akan dijadikan sampel. Berdasarkan hasil simple random sampling, diperoleh sampel yaitu siswa kelas V SD N 3 Tamblang yang berjumlah 32 orang dan siswa kelas V SD N 5 Tamblang yang berjumlah 35 orang. Selanjutnya, dilakukan pengundian untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Berdasarkan hasil pengundian untuk menentukan kelas eksperimen dan kontrol, diperoleh sampel yaitu siswa kelas V SD N 3 Tamblang sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas V SD N 5 Tamblang sebagai kelas kontrol.

Tabel 03.

Sebaran Sampel pada Masing-masing Perlakuan

Model Pembelajaran Kelas Jumlah

Student Team Achievement Division (STAD)

SDN 3 Tamblang

(Kelas V SD) 32

Konvensional SDN 5 Tamblang

(Kelas V SD)

35

Total Sampel 67

(6)

6 Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPS pada siswa kelompok eksperimen setelah penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) berbantuan media video pembelajaran dan hasil belajar IPS pada siswa kelompok kontrol setelah penerapan model pembelajaran konvensional. Untuk memperoleh data tentang hasil belajar IPS siswa kelas V di SD gugus V kecamatan Kubutambahan digunakan metode tes.

Metode tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa adalah tes pilihan ganda sebanyak 31 butir. Sebelum tes digunakan, terlebih dahulu dianalisis dengan menggunakan uji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran tes dan daya beda tes. Soal yang telah dianalisis dan memenuhi syarat tersebut, digunakan sebagai post-test.

Data hasil post-test yang telah dikumpulkan kemudian akan dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mean, median, modus dan standar deviasi. Statistik inferensial ini digunakan untuk menguji hipotesis melalui uji-t yang diawali dengan analisis prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data hasil belajar IPS siswa di kelompok eksperimen diperoleh melalui post-test dalam bentuk pilihan ganda terhadap 32 orang siswa. Berdasarkan hasil tes tersebut, diperoleh skor tertinggi 26 dan skor terendah 11. Setelah dilakukan perhitungan nilai mean (M) yaitu 19,16 nilai median (Md) yaitu 19,79, nilai modus (Mo) yaitu 22,25, nilai varians (s2) yaitu 17,39 dan nilai standar deviasi yaitu 4,17.

Untuk mengetahui tinggi rendahnya hasil belajar IPS siswa kelompok eksperimen, skor rata-rata hasil belajar IPS siswa kelompok eksperimen dikonversikan dengan menggunakan

kriteria rata-rata ideal (Mi) dan standar deviasi (SDi). Berdasarkan hasil konversi, diperoleh bahwa skor rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen dengan M = 19,16 tergolong kriteria tinggi.

Data hasil belajar IPS siswa di kelompok kontrol diperoleh melalui post- test dalam bentuk pilihan ganda terhadap 35 orang siswa. Berdasarkan hasil tes tersebut, diperoleh skor tertinggi 25 dan skor terendah 10. Setelah dilakukan perhitungan nilai mean (M) yaitu 16,94, nilai median (Md) yaitu 16,75 , nilai modus (Mo) yaitu 16,21, nilai varians (s2) yaitu 14,14 dan nilai standar deviasi yaitu 3,76.

Untuk mengetahui tinggi rendahnya hasil belajar IPS siswa kelompok eksperimen, skor rata-rata hasil belajar IPS siswa kelompok kontrol dikonversikan dengan menggunakan kriteria rata-rata ideal (Mi) dan standar deviasi (SDi).

Hasil analisis data diperoleh bahwa mean hasil belajar IPS siswa kelompok kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu 16,94.

Dari tabel di atas, didapatkan bahwa klasifikasi hasil post-test kelompok eksperimen berada pada klasifikasi sedang.

Dilihat dari

skor rata-rata hasil belajar kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement division (STAD) berbantuan media video pembelajaran lebih tinggi dibandingkan skor rata-rata kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional.

Uji normalitas data dilakukan terhadap data post-test siswa pada mata pelajaran IPS kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Normalitas sebaran data diuji dengan menggunakan rumus Chi-Kuadrat dengan kriteria pengujian data distribusi normal jika xhitung2 < xtabel2 pada taraf signifikasi 5% dan drajat kebebasan dk = (jumlah kelas – 1).

Berdasarkan analisis data yang dilakukan, dapat disajikan hasil uji

(7)

7 normalitas sebaran data post-test siswa pada mata pelajaran IPS kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol pada tabel 04.

Table 04.

Hasil Normalitas Sebaran Data

No Kelompok data hasil belajar

2 hitung

X

Nilai kriteria dengan taraf signifikasi 5%

Status 1 Post-test Eksperimen 5,25 11,07 Normal 2 Post-test Kontrol 4,08 11,07 Normal

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus chi-kuadrat, diperoleh 𝒙𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈𝟐 hasil post-test kelompok eksperimen adalah 5,25 dan 𝒙𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍𝟐 dengan taraf signifikansi 5% dan db = 5 adalah 11,07. Ini berarti, 𝒙𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈𝟐 hasil belajar post-test kelompok eksperimen lebih kecil dari 𝒙𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍𝟐 . Sehingga data hasil post-test kelompok eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan diperoleh 𝒙𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈𝟐 hasil post-test kelompok kontrol adalah 4,08 dan 𝒙𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍𝟐 dengan taraf signifikansi 5% dan db = 5 adalah 11,07.

Ini berarti, 𝒙𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈𝟐 hasil belajar post-test kelompok kontrol lebih kecil dari 𝒙𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍𝟐 . Sehingga data hasil post-test kelompok eksperimen berdistribusi normal.

Uji homogenitas varians dilakukan terhadap varians pasangan antar kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Uji yang digunakan adalah uji F dengan kriteria data dan homogen jika Fhitung < Ftabel. Rangkuman hasil uji homogenitas varians antar kelompok eksperimen dan kontrol disajikan pada tabel 05.

Tabel 05.

Uji Homogenitas Varians

No Sumber Data Varians(S2) Fhitung Ftabel Status 1 Kelompok

Eksperimen 17,39

1,22 1,79 Homogen 2 Kelompok Kontrol 14,14

Berdasarkan tabel di atas, diketahui Fhitung hasil post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah 1,22 sedangkan sedangkan Ftabel dengan dbpembilang = 32 dan dbpenyebut adalah 35, dan taraf segnifikasi 5% adalah 1,79. Hal ini berarti Fhitung lebih kecil dari pada Ftabel

(1,22>1.79), sehingga dapat dinyatakan bahwa varian data hasil post-test kelompok eksperimen dan kontrol adalah homogen.

Berdasarkan uji prasyarat analisis data, diperoleh bahwa data hasil post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah normal dan homogen.

Setelah diperoleh hasil dari uji prasyarat analisis data, dilanjutkan dengan pengujian hipotesis penelitian (H1) dan hipotesis nol (H0). Pengujian hipotesis tersebut dilakukan dengan menggunakan uji-t sampel independent (tidak berkorelasi) dengan rumus polled varians dengan kriteria H0 tolak jika thit > ttab dan H0

(8)

8 terima jika thit < ttab. Rangkuman hasil perhitungan uji-t antar kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol disajikan pada tabel 06.

Tabel 06.

Rangkuman Hasil Uji-t

Kelompok N Db Mean (X) s2 thitung ttabel

Eksperimen 32

65 19,16 17,39

3,28 1,997

Kontrol 35 16,94 14,14

Berdasarkan hasil perhitungan uji-t di atas, diperoleh thitung yaitu 3,28.

Sedangkan ttabel yaitu 1,997 dengan taraf signifikansi 5% dan db = 65. Hal ini berarti, thitung lebih besar dari ttabel (thitung > ttabel), sehingga Ho ditolak dan H1 diterima. Jadi, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar hasil belajar IPS antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) berbantuan media video pembelajaran dan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V tahun pelajaran 2016/2017 di SD Gugus V Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng.

Untuk mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) berbantuan media video pembelajaran tentang Perjuangan Kemerdekaan Indonesia terhadap hasil belajar siswa, dapat dilihat dari rata-rata skor post-test hasil belajar antara kedua kelompok sampel. Dari rata-rata (X) hitung, diketahui X kelompok eksperimen adalah 19,16 dan X kelompok kontrol adalah 16,94 . Hal ini berarti, X eksperimen lebih besar dari X kontrol (X eksperimen > X kontrol). Berdasarkan hasil temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) berbantuan media video pembelajaran tentang Perjuangan Kemerdekaan Indonesia berpengaruh

terhadap hasil belajar dalam mata pelajaran IPS siswa kelas V di Gugus V Kecamatan Kubutambahan Tahun pelajaran 2016/2017.

Perbedaan hasil belajar tersebut disebabkan oleh berbagai faktor yaitu sebagai berikut. Pertama pembelajaran dengan kelompok kecil pada model pembelajaran student teams achievement division dapat menumbuhkan motivasi belajar. Hal ini dapat dilihat saat pembelajaran di kelas siswa lebih termotivasi untuk belajar, hal ini disebabkan karena belajar dalam kelompok lebih menyenangkan dan siswa dapat berinteraksi langsung dengan anggota sesama kelompoknya. Pendapat ini sesuai dengan temuan Sutarsih (2013) yang menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa karena pembentukan kelompok secara heterogen, memungkinkan siswa saling bertukar pikiran dan ide.

Pernyataan ini didukung oleh Budiharjo (dalam Rahayudi, 2013) yang menyatakan bahwa kegiatan diskusi kelompok merupakan kegiatan yang memungkinkan adanya interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi pelajaran dalam mengikuti proses pembelajaran.

Kedua, pembelajaran ini dapat meningkatkan keaktifan siswa, karena dalam pembelajaran diperlukan kerjasama antara sesama kelompok. Setiap anggota

(9)

9 kelompok harus ikut memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru dan apabila ada salah satu anggota kelompok yang tidak mengerti maka tugas anggota lainlah yang harus membantu.

Kegiatan kerjasama dalam kelompok ini akan menjadikan siswa aktif. Pendapat ini sejalan dengan temuan Nikmah (2014) yaitu STAD sebagai model pembelajaran yang menuntut kerjasama akan dapat meningkatan keaktifan siswa selama proses pembelajaran di kelas. Temuan ini dapat diperkuat dengan pernyataan Slavin (2008:12) yang menyebutkan bahwa

”gagasan utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu siswa lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru”.

Ketiga, dengan penayangan media video pembelajaran tentang Perjuangan Kemerdekaan Indonesia dalam pembelajaran dapat menarik perhatian siswa dan menjadikan siswa lebih konsentrasi dalam pembelajaran. Temuan ini sejalan dengan Sari (2016) yang menemukan bahwa manfaat dari video pembelajaran dalam proses pembelajaran yaitu dapat menarik siswa dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks pelajaran, sehingga siswa lebih mudah mengerti dan memahami materi yang dipelajarinya.

Berbeda halnya dengan kelas kontrol yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Dalam pembelajaran guru lebih banyak mendominasi kelas. Rasana (2009: 20) menyatakan, “pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang penyampaian materinya dilakukan melalui ceramah, tanya jawab, dan penugasan yang berlangsung secara terus menerus”.

Karena hal tersebut, menyebabkan siswa cenderung menjadi pasif dan hanya mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru. Selain itu interaksi antara siswa dan guru jarang terlihat. Dalam hal ini,

siswa berperan hanya sebagai pendengar.

Pembelajaran seperti ini dapat dikatakan kurang melatih siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan kreatifitasnya.

Perbedaan tersebut dapat memberikan dampak yang berbeda pula terhadap hasil belajar IPS antara kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) berbantuan media video pembelajaran tentang Perjuangan Kemerdekaan Indonesia dengan kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) berbantuan media video pembelajaran tentang Perjuangan Kemerdekaan Indonesia berpengaruh positif terhadap hasil belajar IPS siswa SD kelas V Sd di Gugus V Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017.

Temuan hasil penelitian diatas sesuai dengan temuan sebelumnya.

Temuan penelitian tersebut antara lain sebagai berikut.

Widiastiti (2014) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD berbantuan media audio visual dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. Hal ini disebabkan model pembelajaran kooperatif STAD adalah satu langkah pembelajaran di kelas yang menekankan interaksi untuk bekerjasama dan membantu satu sama lain dalam kelompok.

Sudiarpa (2015) yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran STAD dengan siswa yang belajar dengan menggunakan model konvensional. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan

(10)

10 perlakuan yang diberikan pada masing- masing kelompok.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPS antara kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) berbantuan media video pembelajaran tentang Perjuangan Kemerdekaan Indonesia dengan kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional di Gugus V Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017. Hal ini ditunjukkan pada hasil hipotesis uji-t yang diketahui bahwa thitung= 3,28 >ttabel = 1,997 berarti H0 ditolak dan H1 diterima.

Kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) berbantuan media video pembelajaran tentang Perjuangan Kemerdekaan Indonesia menunjukkan hasil belajar IPS lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional di Gugus V Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017 (M = 19,16 > M = 16,94).

Adanya perbedaan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan bahwa penerapan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division berbantuan media video pembelajaran berpengaruh positif terhadap hasil belajar IPS.

Saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai 1) kepada siswa SD yaitu agar lebih fokus dan aktif dalam proses pembelajaran untuk dapat mengembangkan pemikirannya serta melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) berbantuan media video pembelajaran tentang Perjuangan

Kemerdekaan Indonesia ini siswa bisa menumbuhkan motivasi belajarnya; 2) Guru SD hendaknya lebih mengkreasikan pembelajaran dengan cara menerapkan model-model pembelajaran, salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dan didukung media pembelajaran yang relevan untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPS, sebab telah terbukti pada penelitian ini bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) berbatuan media video pembelajaran dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional; 3) Kepala Sekolah hendaknya mampu mengambil tindakan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pengarahan kepada guru-guru sebagai alternatif pilihan menggunakan model pembelajaran, salah satunya model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD).; 4) peneliti yang berminat untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dalam bidang IPS maupun bidang ilmu lainnya yang sesuai agar memperhatikan kendala-kendala yang di alami dalam penelitian ini sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan dan penyempurnaan penelitian yang akan dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

Agung, A. A. Gede. 2016. Statistika Dasar untuk Pendidikan. Yogyakarta: CV Budi Utama.

Ibrahim, Muslimin dkk. 2000.

Pembelajaran Kooperatif.

Surabaya: UNESA- University PRESS.

(11)

11 Mahadewi, Luh Putu Putrini dkk. 2012.

Media Video Pembelajaran.

Singaraja: Undiksha Press.

Nikmah, Erlita Hidayah dkk. 2014. “Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD), Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa”.

Malang: Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang.

Sari, Yenny Renita. 2016. “Pemanfaatan Video Pembelajaran untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Pembagian Bilangan pada Siswa Kelas II SD Negeri Jatitengah 1, Sukodono, Sragen, Tahun Ajaran 2015/2016”.

Sragen.

Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik.

Bandung: Nusa Media.

Slavin, Robert E. 2010. Cooperatif Learning Teori, Riset dan Praktik.

Bandung: Nusa Media.

Sudiarpa, I Km. 2014. “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas IV di SD No 3 Songan ”. E- journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. Singaraja:

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah

Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan UNDIKSHA.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta: Kencana.

Sutarsih, Elsya. 2003. ”Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif STAD dengan VCD untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SDN 1 Ketewel”. E-journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha.

Singaraja: Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik.

Jakarta: Perpustakaan Nasional.

Widiastiti, Ni Pt. Ayu. 2014. “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbantuan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas V SD Gugus 1 Mengwi Badung ”. E-journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha.

Singaraja: Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan UNDIKSHA.

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai content provider, pada tanggal 30 Agustus 2011 Kompas TV melakukan siaran percobaan dengan kerjasama dengan stasiun TV lokal Ktv atau PT Komando Media Televisi

Hasil dari penelitian adalah sebagai berikut: (1) Batik Majapahit adalah batik yang dikerjakan oleh masyarakat yang tinggal di wilayah bekas kerajaan Majapahit

Peristiwa orang kampung yang sepakat membantu Saleha yang mengalami kemurungan. Penduduk kampung membantu Dahlia membawa ibunya yang berkeliaran di kebun getah supaya

Kapal ikan ini akan mengolah hasil tangkapan ikan kurisi yang diperoleh dari para nelayan di atas kapal dengan hasil akhir tepung ikan yang dikemas pada

[r]

Karena berdasarkan dalam kehidupan nyata Pocari Sweat lebih banyak digemari dan difavoritkan sebagai minuman pengganti cairan tubuh daripada minuman isotonik

Pembangkit listrik tenaga air dapat dikatakan bebas dari emisi gas rumah kaca, sedangkan pembangkit listrik tenaga panas bumi hanya menghasilkan seperenam dari emisi gas rumah

Analysis of data in the Unified Database for Social Protection Programs according to the sex of the head of the household and where possible, other members of