• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN PERLINDUNGAN HAK PEREMPUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEBIJAKAN PERLINDUNGAN HAK PEREMPUAN"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN

PERLINDUNGAN HAK PEREMPUAN

disampaikan oleh

NYIMAS ALIAH, SE. M.IKOM

KEPALA BIDANG PENCEGAHAN KDRT

DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN HAK PEREMPUAN

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK RI JAKARTA, 12 MEI 2016

(2)

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK JALAN MERDEKA BARAT 15 JAKARTA

(3)

Papua

NAD

KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK

DI INDONESIA

(4)

TUGAS DAN FUNGSI

Tugas:

menyiapkan perumusan kebijakan dan koordinasi kebijakan di bidang perlindungan hak perempuan.

Fungsi:

 Penyiapan perumusan kebijakan di bidang perlindungan hak perempuan;

 Koordinasi kebijakan di bidang perlindungan hak perempuan;

 Pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang perlindungan hak

perempuan;

 Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri.

(5)

STRUKTUR KEDEPUTIAN

BIDANG PERLINDUNGAN HAK PEREMPUAN

SEKRETARIAT DEPUTI BIDANG

PERLINDUNGAN HAK PEREMPUAN

ASDEP PERLINDUNGAN HAK PEREMPUAN DARI

KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

ASDEP PERLINDUNGAN HAK PEREMPUAN DALAM

KETENAGA KERJAAN

ASDEP PERLINDUNGAN HAK PEREMPUAN

DALAM SITUASI DARURAT & KONDISI

KHUSUS

ASDEP PERLINDUNGAN HAK PEREMPUAN DARI

TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

(6)

PERMASALAHAN YANG MENGHALANGI PENGHAPUSAN KETIDAKSETARAAN GENDER

Pemahaman kesetaraan gender yang masih rendah,

akibatnya komitmen rendah, implementasi kebijakan tidak optimal, banyak perda yang bias gender

Pada umumnya penentu kebijakan menganggap bahwa seluruh kebijakan dan program pembangunan dibuat netral gender, tidak perlu lagi memakai perspektif gender.

Pada kenyataannya, perempuan tidak memperoleh manfaat dan hasil pembangunan yang sama dengan laki-laki.

Data dan informasi serta kelembagaan yang belum mendukung

Semakin tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak

(7)

PENYEBAB TERJADINYA KEKERASAN

• Nilai-nilai sosial budaya yang ada

masih kental dengan budaya patriarki.

• Ketimpangan relasi antara yang kuat dengan yang lemah.

• Pemahaman yang keliru tentang

makna kekerasan.

(8)

PRINSIP PERLINDUNGAN

PERLINDUNGAN

SETIAP ANGGOTA KELUARGA ADALAH SUBYEK ATAS

HAK-HAKNYA

SETIAP ORANGTUA BERTANGGUNGJAWAB THDP HIDUP DAN TUMBUH KEMBANG ANAK/

ANGGOTA KEL

MASYARAKAT

HARUS IKUT BERPARTISIPASI

DALAM TANGGUNG JAWAB ORANGTUA DAN KEWAJIBAN NEGARA

NEGARA MEMPUNYAI KEWAJIBAN MELINDUNGI SETIAP WARGA DAN

HAK-HAKNYA

(9)

9 9 PENCEGAHAN

1. Penyusunan kebijakan 2. Sosialisasi

advokasi

3. Penginterintegra sian dalam

RPJMD,

Renstra SKPD 4. KIE yang efektif

“STRATEGI”

9

 Standar Pelayanan Minimal

 Unit

Pelayanan Terpadu (UPT)

PELAYANAN

* Mandiri dalam ekonomi,

pendidikan, ketrampilan, pengambilan keputusan, ketahanan keluarga, masyarakat, negara

PEMBERDAYAAN

(10)

HASIL DAN CAPAIAN

TAHUN 2010 - 2015

(11)

Kondisi Awal

Perempuan dan anak merupakan kelompok paling rentan terhadap tindak kekerasan.

Belum optimalnya pelayanan dan pemberdayaan korban kekerasan

Kasus kekerasan cenderung meningkat

PENANGANAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN/PKDRT

Meningkatkan perlindungan dan pemenuhan hak perempuan, melalui upaya pencegahan, pelayanan dan pemberdayaan

Mengembangkan peraturan pelaksanaan

penanganan kekerasan tkt nasional dan daerah

Menyusun materi dan melaksanakan sosialisasi, advokasi dan KIE serta integrasi kebijakan tentang pencegahan kekerasan

Membangun kemitraan yang berkesinambungan dengan berbagai organisasi non-pemerintah yang memberikan layanan terhadap perempuan korban kekerasan

Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan bagi perempuan korban kekerasan

Hasil Capaian

Langkah Strategis

- Tersusunnya mekanisme koordinasi Penanganan KtPA

- Tersedianya Mapping psikososial penanganan KtPA - Hasil Evaluasi penerapan SPM

No.o1/2010 - Tersedianya kebijakan

Pelibatan Laki-laki dalam Pencegahan Kekerasan Berbasis

Gender,

P2TP2A di 34 provinsi dan 242 kab/kota

123 lembaga layanan korban kekerasan berbasis rumah sakit

UPPA di 510 Mapolres

(12)

Kondisi Awal

Perempuan lanjut usia dan penyandang disabilitas serta perempuan di daerah konflik dan bencana rentan mendapatkan perlakuan diskriminasi.

Kebutuhan mereka sering terabaikan, sehingga partisipasi mereka dalam pembangunan tidak optimal.

Aksesibilitas bagi lanjut usia dan penyandang disabilitas sangat rendah.

SITUASI DARURAT DAN KONDISI KHUSUS

Meningkatkan perlindungan dan pemenuhan hak perempuan lansia dan penyandang

disabilitas melalui berbagai kebijakan

Mengembangkan peraturan pelaksanaan

penanganan lansia dan penyandang disabilitas serta perempuan di daerah konflik/bencana baik nasional maupun daerah

Menyusun materi dan melaksanakan

sosialisasi, advokasi dan KIE serta integrasi kebijakan penanganan masalah sosial

perempuan

Hasil Capaian

Langkah Strategis

Peraturan Presiden RI Nomor 18 Tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak

Dalam Konflik Sosial

Permen PPPA No. 23/ 2010 tentang Panduan Umum Pembentukan Pusat

Informasi dan Konsultasi Bagi Perempuan Penyandang Cacat

Permen PPPA No.24/2010 tentang Model Perlindungan Perempuan Lanjut Usia Yang Responsif Gender

Profil Penduduk Lanjut Usia

MoU dengan Kepolisian Republik Indonesia dan Kemenko Polhukam

dalam penghentian konflik sosial

(13)

PERMEN PP-PA NOMOR 11 TAHUN 2016 P e r lin d u n g a n H a k P e r e m p u a n

P a d a S i t u a s i D a r u r a t d a n K o n d i s i K h u s u s

Situasi Darurat

Kondisi Khusus

Peremp di

wilayah Konflik

Perempuan di Wilayah

Bencana

Perempuan Lansia

Perempuan Penyandang

Disabilitas

Masalah Sosial Perempuan

lainnya

(14)

KONDISI PEREMPUAN

PADA SITUASI DARURAT DAN KONDISI KHUSUS

KONFLIK

• Rentan mengalami Kekerasan (Perkosaan, Penyiksaan, Ancaman, Sandera)

• Perlindungan belum optimal

• Pemberdayaan masih kurang

BENCANA

• Daya Tahan (Relisiansi)

• Kerentanan (Vulnerabilitas)

• Sebagai

Penjaga Utama (Primary

Caretakers)

• Bantuan Logistik tidak responsif gender

LANJUT USIA

• Jumlahnya lebih banyak dari laki-laki

• Diskriminasi berganda

• Menjadi beban keluarga

• Manusia tak berguna

PENYANDANG DISABILITAS

• Multi

diskriminasi

• Stigmatisasi

• Pelanggaran thdp Hak Kespro

• Kekerasan seksual

• Tidak

mendapatkan AMPK

(15)

Kondisi Awal

Masih ada diskriminasi dalam ketenagakerjaan, misalnya dalam pengupahan

Peran dan partisipasi serta kondisi dan posisi perempuan dalam ketenagakerjaan masih tertinggal

Lebih dari 80% TKI adalah perempuan dan rentan mengalami kekerasan

PERLINDUNGAN TENAGA KERJA PEREMPUAN

Meningkatkan perlindungan dan pemenuhan hak perempuan pekerja melalui berbagai kebijakan

Mengembangkan peraturan pelaksanaan

perlindungan perempuan pekerja baik nasional maupun daerah

Menyusun materi dan melaksanakan

sosialisasi, advokasi dan KIE serta integrasi kebijakan perlindungan perempuan pekerja

Penguatan kemitraan dalam penerapan

kebijakan perlindungan tenaga kerja perempuan dengan lintas K/L, NGO, dan lembaga

internasional

Hasil Capaian

Langkah Strategis

Permen PPPA No 20/2010 Tentang Panduan Umum Bina Keluarga TKI

(BK-TKI)

Partisipasi dalam penanganan perlindungan TKI lintas K/L sebagai

Satgas Penanganan TKI

Permen PPPA No 7/2014 ttgPanduan Penilaian Perusahaan Pembina Terbaik

Perempuan Pekerja

Terbentuknya Kelompok Bina Keluarga TKI (BKTKI) di 27 Kabupaten/Kota kantong TKI

MoU tentang GP2SP dan Perluasan Kesempatan Kerja dg K/L terkait

(16)

Kondisi Awal

Salah satu bentuk kekerasan yang merupakan pelanggaran HAM berat

Kejahatan lintas daerah dan lintas negara (trans-national crime).

Korban TPPO yang paling dominan adalah perempuan dan anak.

Modus TPPO terus berkembang sesuai dengan kondisi dan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi

PERLINDUNGAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG

peningkatan pemahaman, pengetahuan dan kesadaran masyarakat dan aparat mengenai TPPO melalui sosialisasi, advokasi dan

koordinasi di daerah dan K/L terkait

Meningkatkan penyebaran informasi melalui media online (www.gugustugastrafficking.org)

Meningkatkan upaya pencegahan dan

penanganan TPPO secara terpadu dan sinergi melalui penyusunan RAD

Peningkatan penyediaan data TPPO

Hasil Capaian

Langkah Strategis

Permen PPPA No. 1/ 2012 tentang Panduan Pencegahan dan Penanganan TPPO Berbasis

Masyarakat dan Komunitas

Permen PPPA No. 09 Tahun 2011 tentang Kewaspadaan Dini Tindak Pidana

Perdagangan Orang

Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan TPPO di Pusat, 30

Provinsi dan 151 Kab/kota

Terbentuknya 29 Citizen Service di KBRI/KJRI terutama di Negara penempatan/tujuan pekerja migran

(17)

DASAR HUKUM

• UUD 1945

• UU No.1 Th 1946 TTG KUHP

• UU No.8 Th 1981 TTG HUKUM ACARA PIDANA

• UU No.23 Th 2002 TTG PERLINDUNGAN ANAK

• UU No.23 Th 2004 TTG PKDRT

• UU No.13 Th 2006 TTG APERLINDUNGAN SAKSI DAN ATAU KORBAN

• UU No.21 Th 2007 TTG PTPPO

• PP No.4 Th 2006 TTG PENYELENGGARAAN DAN KERJASAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

• PP No.9 Th 2008 TTG MEKANISME DAN TATACARA PENANGANAN TERPADU PADA KORBAN TPPO

• PERMENEG PP No.1 Th 2007 TTG FORUM KOORDINASI

PENYELENGGARAAN KERJASAMA PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KDRT

• PERMENEG PP No.2 Th 2008 TTG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN.

• PERMENEG PP No.1 Th 2009 TTG SPM PELAYANAN TERPADU BAGI SAKSI/ATAU KORBAN TPPO KABUPATEN/KOTA

• PERMENEG PP DAN PA No.1 Th 2010 TTG SPM BIDANG LAYANAN TERPADU BAGI PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

(18)

KOMITMEN INTERNASIONAL

 Konvensi Penghapusan Segala Bentuk

Diskriminasi Terhadap Perempuan (CEDAW) diratifikasi dengan UU No. 7/1984

 Landasan Aksi Beijing (BPFA) tahun 1995 menghasilkan 12 area kritis; kemiskinan, pendidikan, kesehatan, kekerasan, konflik

bersenjata, ekonomi, kekuasaan dan pengambilan keputusan, mekanisme lembaga untuk kemajuan perempuan, hak asasi perempuan, media,

lingkungan, anak perempuan.

(19)

KOMITMEN NASIONAL

• Uu Nomor 19 Tahun 2011 ttg Penyandang Disabilitas

• UU ttg Hak Penyandang Disabilitas disahkan (17032016)

• UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan KDRT

• UU No.24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

• UU No. 07 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial

• PP No 04 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan dan Kerjasama Pemulihan Korban

• Inpres No.09 Tahun 2000 tentang PUG dalam Pemb Nasional

• Perpres No.43 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Lansia

• Permen PP-PA No. 01 tahun 2010 tentang SPM Bidang Layanan Terpadu Perempuan dan Anak Korban Kekerasan

(20)

20

1. PENANGANAN PENGADUAN

adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh

penyelenggara layanan terpadu untuk menindaklanjuti laporan adanya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak yang diajukan korban, keluarga atau masyarakat.

2.

PELAYANAN KESEHATAN

adalah upaya yang meliputi aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

3.

REHABILITASI SOSIAL

adalah pelayanan yang ditujukan untuk memulihkan dan mengembangkan kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar.

(21)

21

4. PENEGAKAN DAN BANTUAN HUKUM

Penegakan hukum adalah tindakan aparat yang diberi kewenangan oleh negara untuk

melaksanakan peraturan perundang-undangan.

Bantuan hukum adalah jasa hukum yang diberikan oleh pendamping hukum dan advokat untuk

melakukan proses pendampingan saksi dan/atau

korban kekerasan terhadap perempuan dan anak

yang sensitif gender.

(22)

22

5.

PEMULANGAN DAN REINTEGRASI SOSIAL

Pemulangan adalah upaya mengembalikan perempuan dan

anak korban kekerasan dari luar negeri ke titik debarkasi/entry point, atau dari daerah penerima ke daeah asal.

Reintegrasi sosial adalah upaya penyatuan kembali korban dengan pihak keluarga, keluarga pengganti, atau masyarakat yang dapat memberikan perlindungan dan pemenuhan

kebutuhan bagi korban.

(23)

STRATEGI KE DEPAN

 Peningkatan perlindungan hak perempuan, melalui implementasi kebijakan pencegahan, pelananganan dan pemberdayaan

 Peningkatan kualitas lembaga dan SDM penyedia layanan perlindungan hak perempuan

 Pengembangan model pelaksanaan kebijakan perlindungan dan pemenuhan hak perempuan nasional dan daerah

 Membangun kemitraan yang berkesinambungan

dengan organisasi non-pemerintah yang memberikan layanan perlindungan hak perempuan

 Peningkatan ketersediaan dan pemanfaatan data perlindungan hak perempuan.

(24)

PERAN KPP-PA SESUAI TUPOKSI

1. Menyusun kebijakan perlindungan hak perempuan sebagai acuan bagi Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan strategi pemenuhan hak asasi

perempuan;

2. Melakukan penguatan kelembagaan dalam pengembangan kebijakan, program dan kegiatan perlindungan hak

perempuan pada Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah;

3. Melakukan penguatan kelembagaan dalam penyusunan data dan informasi gender pada Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah; dan

4. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan perlindungan hak

perempuan pada Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah.

24

(25)

REKOMENDASI STRATEGIS DAERAH

Menempatkan isu perlindungan perempuan dan anak sebagai isu prioritas dalam perencanaan pembangunan daerah dengan fokus pada pencegahan

Terintegrasi dal;am RPJMD dan Renstra SKPD

Meningkatkan peran strategis legislatif dan TAPD (Tim Anggaran Pemerintah Daerah) untuk meningkatkan

implementasi kebijakan perlindungan perempuan dan anak dari tindak kekerasan

Membentuk atau Memperkuat Forum koordinasi pencegahan dan penanganan KtPA yang sudah terbentuk

Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penanganan perempuan dari tindak kekerasan

Meningkatkan jejaring dengan dunia usaha (CSR) erlindungan perempuan dan anak

(26)

UPAYA PERLINDUNGAN HAK PEREMPUAN

• Upaya untuk menghapus diskriminasi dan

kekerasan berbasis gender tidak dapat dilakukan

sendiri oleh pemerintah, tapi juga perlu

melibatkan masyarakat, dalam bentuk kemitraan

dan kerjasama antar unsur pemerintah dengan

kementerian/lembaga terkait dan pemerintahan

daerah termasuk lembaga swadaya masyarakat

dan swasta, serta mengacu pada koridor

pembagian kewenangan antara pusat dan

daerah.

(27)

Mari kita bersama – sama menghentikan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak

Dengan terus gencarnya dilakukan sosialisasi mengenai permasalahan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak, diharapkan ibu-ibu lebih memahami apa yang disebut dengan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak serta bagaimana seharusnya bersikap jika mengalami masalah tersebut selama menjalani hubungan kehidupan rumah tangga.

(28)

PERAN ORGANISASI PEREMPUAN BERSAMA PEMERINTAH MELALUI;

• P2TP2A adalah Pusat Pelayanan Terpadu

Pemberdayaan Perempuan dan Anak, sudah ada di 33 Provinsi dan 242 Kabupaten/ Kota

• Lembaga Layanan Korban Kekerasan berbasis Rumah Sakit ada di 123 RS

• UPPA (Unit Pelayanan Perempuan dan Anak) ada di 456 Polres

• Gugus Tugas Trafiking, ada di 28 Provinsi dan 90

Kabupaten/Kota.

(29)
(30)

NILAI KEARIFAN LOKAL

• Aset Spiritual dan etika agama apa pun yang ada di Indonesia, melarang adanya kekerasan.

• Pancasila sebagai ideologi negara , seperti nilai gotong royong untuk menolong sesama

• Salah satu sila Pancasila, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, tidak ada diskriminasi.

• UUD 1945 , terutama dalam Pasal 33

• wawasan kebangsaan dan nilai-nilai kearifan lokal

yang mencerminkan sikap dan kepribadian bangsa

Indonesia, rasa cinta tanah air, menjunjung tinggi

kesatuan dan persatuan.

(31)

Nyimas Aliah, SE M.Ikom Hp. 082117340965

FB. Nyimas Aliah BB. 7ED8163C

WA. 08979880182

Email: [email protected]

(32)

32

TERIMA KASIH

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

Referensi

Dokumen terkait

Dengan memperhatikan pengertian di atas nampak bahwa manajemen/administrasi pendidikan pada prinsipnya merupakan suatu bentuk penerapan manajemen atau administrasi

Narasumber yang merupakan guru bahasa Indonesia saat pembelajaran menggunakan K13 sebagai metode pengajaran, namun untuk menambah pemahaman siswa terhadap materi

S eminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK), merupakan agenda tahunan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana, dan tahun 2015

menunjukan perolehan yang bagus, dan sejajar dengan rating program acara pendahulunya yaitu Kick Andy.. 5 informasi, motif identitas pribadi, motif interaksi sosial,

Harus dapat menampilkan peran yang dibawakan barongsai. Saat melewati jembatan tersebut, langkah barongsai menjadi pelan, barongsai yang tadinya lincah menjadi

Efek antimikoba yang dihasilkan dari asap cair “waa sagu” selama proses pengasapan ikan tuna dimana selain pemanas dan pengeringan, ternyata yang paling utama yakni adanya

.erdasarkan proses %an$ dipilih maka di$unakan h%dro$en dan &hlorine seba$ai bahan baku dalam pembuatan asam klorida# Antuk bahan baku ters ebut dapat diperoleh

Dari hasil penelitian Kecamatan Kendari juga diketahui bahwa, ada beberapa faktor sosial-budaya penyebab tetap terjadinya kesemrawutan arsitektur dan buruknya kualitas