• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo merupakan satu-satunya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo merupakan satu-satunya"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo merupakan satu-satunya SMA di Kecamatan Paguyaman. Sekolah ini didirikan pada tanggal 28 Maret 1987. SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo beralamat di Desa Sosial Kecamatan Paguyaman terletak di Jalan Trans Sulawesi yang merupakan akses jalan lintas pulau Sulawesi. Secara rinci keadaan SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo dideskripsikan sebagai berikut:

a. Keadaan Guru

SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo saat ini memiliki guru sebanyak 39 orang yang terdiri dari 1 orang Kepala Sekolah, dan 38 orang guru.

Berdasarkan pendidikan terakhir terdapat 5 orang guru berijazah S2 dan 28 orang berijazah S1. Sedangkan dari status guru terdapat 28 orang berstatus PNS dan 5 orang berstatus Guru Abdi.

Berdasarkan uraian di atas tampak bahwa keadaan guru di SMA Negeri 1

Paguyaman Kabupaten Boalemo dari segi pendidikan sudah sesuai dengan standar

pendidikan sebagaimana profesi guru yaitu S1 dan untuk kedepan diharapkan

guru lain dapat mengambil pendidikan S2 dengan tidak mengganggu kegitan rutin

sebagai pendidik dan pengajar. Demikian pula dari segi status guru masih terdapat

enam orang guru yang perlu diangkat dan diperjuangkan menjadi PNS.

(2)

b. Keadaan Siswa

Keadaan siswa di SMA Negeri 1 Paguyaman ditahun pelajaran 2012-2013 yaitu Kelas X sebanyak 193 orang, Kelas XII sebanyak 157 orang dan Kelas XII sebanyak 150 orang. Dengan demikian jumlah siswa SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo sebanyak 500 orang. Siswa tersebut di tempat dalam kelas Paralel dengan jumlah siswa setiap rombongan belajar adalah 30 orang sehingga jika dirinci jumlah rombongan belajar di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo yaitu Kelas X sebanyak 7 kelas, Kelas XI sebanyak 6 Kelas dan Kelas XII sebanyak 6 kelas.

Pembagian kelas di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo khusus untuk Kelas XI dan Kelas XII dibagi pula per jurusan yaitu Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan IPA dan Jurusan IPS. Di Kelas XI Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia terdiri atas 1 Kelas, Jurusan IPA sebanyak 3 Kelas dan Jurusan IPS sebanyak 2 Kelas. Sedangkan di Kelas XII terdiri atas Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia sebanyak 1 kelas, Jurusan IPA sebanyak 3 Kelas dan Jurusan IPS sebanyak 2 kelas.

c. Keadaan Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan penunjang utama dalam kegiatan proses

pembelajaran di sekolah.di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo terdiri

atas Ruang Kelas sebayak 15 unit, Laboratorium sebnyak 4 Unit, Perpustakaan

sebanyak 1 unit, Bengkel Seni sebanyak 1 Unit, Ruang Data sebanyak 1 unit dan

Gedung Aula sebanyak 1 unit.

(3)

Berdasarkan uraian di atas tampak bahwa keadaan sarana dan prasarana ruang kelas belum mencukupi keadaan rombongan kelas di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo yang saat ini terdiri atas 18 rombongan belajar sedangkan kelas yang tersedia hanya 15 ruang kelas sehingga masih kurang 3 ruang kelas. Hal ini disiasati oleh sekolah dengan memanfaatkan ruangan lain seperti ruang laboratorium di samping sebagai laboratorium juga befungsi sebgai ruang kelas.

d. Keadaan Orang Tua Siswa

Orang tua merupakan pendukung dari kegiatan pendidikan siswa di sekolah. Latar belakang orang tua siswa di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo sebagian besar adalah petani yaitu sekitar 75%, dan sisanya dalam Pegawai Negeri 7% dan sisanya adalah pekerjan serabutan yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Latar belakang orang tua tersebut berdampak pada kegiatan pendidikan yang dilaksanakan oleh siswa, namun sebagian besar telah ditampung oleh dana pendidikan gratis oleh Pemerintah Propinsi.

Keadaan di atas merupakan gambaran umum SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo, yang merupakan pendukung pelaksanaan berbagai program di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo, baik program kegiatan kokurikuler maupun kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan visi misi dari penyelenggaraan pendidikan di jenjang SMA.

4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian

Hasil penelitian dalam upaya mengetahui kontibusi kegiatan Pramuka

dalam pembinaan karakter siswa di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten

(4)

Boalemo telah dilaksanakan dengan melakukan pengamatan terhadap berbagai kegiatan pramuka yang dilaksanakan di sekolah ini. Kegiatan pramuka di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo merupakan salah satu dari kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di luar jam pembelajaran.

Program kegiatan Pramuka di sekolah dilaksanakan setiap seminggu sekali yaitu setiap hari Jumat sore dengan jenis kegiatan berupa pelatihan pengetahuan kepramukaan, pelatihan komunikasi dalam Pramuka, pelatihan baris berbaris dan kegiatan perkemahan. Pengetahuan kepramukaan mencakup sejarah pramuka, tingkatan-tingkatan dalam pramuka, serta tujuan dan manfaat kegiatan Pramuka bagi siswa.

Pelatihan baris berbaris mencakup tata cara pelaksanaan upacara bendera, gerak jalan dan jenis-jenis perintah dalam baris berbaris yang langusng di praktekan siswa pada pelaksanaan kegiatan Pramuka. Di samping dalam pelatihan ini siswa dilatih untuk meningkatkan disiplin waktu yang merupakan modal awal dalam melaksanakan suatu aktifitas. Disiplin waktu mencakup pula ketepatan waktu dalam melaksanakan berbagai kegiatan siswa. Jenis kegiatan Pramuka dilaksanakan secara rutin setiap minggu satu jenis kegiatan untuk seluruh siswa di SMA Negeri 1 Paguyaman dengan jadwal yang telah disusun sedemikian rupa.

Pelaksanaan kegiatan Pramuka di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Bolamo secara rinci di deskripsikan sebagai berikut.

a. Kegiatan Pelatihan Pengetahuan Umum Kepramukaan

Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Rabu minggu pertama bulan berjalan

yaitu pada jam 15.00 sampai dengan 17.00 Wita di Aula SMA Negeri 1

(5)

Paguyaman. Kegiatan diikuti oleh seluruh siswa dalam bentuk ceramah umum oleh Pembina Pramuka dan kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab serta diskusi untuk memperdalam materi.

Kegiatan pelatihan pengetahuan umum kepramukaan sangat penting bagi seluruh siswa untuk memahami hakikat Pramuka. Hal ini dijelaskan dengan panjang lebar oleh Pembina Pramuka di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo (H. M, 45 Tahun) sebagai berikut:

Pengetahuan umum tentang kepramukaan Indonesia bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang kegiatan Pramuka. Pengetahuan dalam Pramuka itu sangat banyak sehingga siswa diwajibkan mengikuti kegiatan ini secara rutin. Berbagai jenis pengetahuan kepramukaan misalnya sejarah Pramuka, tingkatan-tingkatan dalam Pramuka seperti Siaga, Penggalang dan Pandega. Serta usia yang tepat sesuai tingkatan tersebut. Di samping itu siswa diajarkan karakter-karakter moral dalam pramuka sehingga kelak siswa memiliki karakter yang baik dalam kehidupannya (Hasil Wawancara, 04 Mei 2013)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dinyatakan bahwa pengetahuan umum tentang kepramukaan Indonesia bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan siswa. Melalui kegiatan ini siswa dapat memiliki pengetahuan kepramukaan sebagai modal awal dalam mengikuti kegiatan Pramuka. Dalam kegiatan ini siswa akan dapat memiliki karakter moral sesuai yang diharapkan sehingga kelak dapat digunakan dalam kehidupan masyarakat.

Jenis kegiatan pengetahuan tentang kepramukaan di SMA Negeri 1

Paguyaman dilaksanakan dengan berbagai kegiatan. Di samping ceramah umum

dan seminar dilaksanakan pula kegiatan pengetahuan Pramuka melalui cerdas

cermat kepramukaan, dan debat siswa. Banyaknya ragam kegiatan ini

(6)

sebagaimana dijelaskan salah seorang guru Pembina Osis di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo (A.R, 47 Tahun) sebagai berikut:

“Biasanya siswa itu cepat jenuh dengan kegiatan yang menoton, oleh karena itu kami bekerja sama dengan Pembina Pramuka telah menyarankan berbagai jenis dalam pemahamana siswa terhadap pengetahuan kepramukaan. Sebagian dari kegiatan itu telah dilaksanakan seperti diskusi kelompok dan debat siswa. Pada kegiatan tersebut berdasarkan pengamatan siswa sangat antusias dan termotivasi dalam kegiatan. Di samping itu melalui diskusi dan debat kita akan mempelajari siswa bekerja sama dan saling menghargai sesuai dengan pendidikan karakter yang diharapkan pada siswa (Hasil Wawancara, 02 Mei 2013) Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dinyatakan bahwa ragam model kegiatan dalam pengetahuan kepramukaan, seperti ceramah umum.

Seminar, debat dan diskusi merupakan cara pembina Pramuka sehingga siswa tidak jenuh dengan materi Pramuka. Di samping itu pula melalui model pelatihan yang ada siswa akan mengembangkan karakter seperti kerja sama dalam diskusi.

Saling menghargai pendapat orang lain dalam kegiatan debat serta karakter lain sebagaimana yang diharapkan dalam kegiatan Pramuka.

Kegiatan pengetahuan kepramukaan melalui berbagai model di atas sangat memotivasi siswa dalam mengikuti kegiatan Pramuka. Hal ini sesuai hasil wawancara dengan salah satu peserta kegiatan dan merupakan pula Ketua OSIS SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo (O.M, 17 Tahun) menjelaskan sebagai berikut:

“Walaupun kegiatan ceramah merupakan ciri khas dari kegiatan

pengetahuan umum kepramukaan tetapi sering diselingi dengan model lain

seperti debat dan diskusi. Debat dan diskusi sangat disukai siswa karena

pada kegiatan tersebut siswa diberi kesempatan menyalurkan pendapat dan

kemudian pendapat tersebut ditanggapi oleh siswa lain sehingga membuat

penasaran. Model kegiatan ini memotivasi siswa karena menurut

pengamatan saya jika model debat yang digunakan semua siswa akan

(7)

masuk ruangan dan terlibat langsung dalam kegiatan” (Hasil Wawancara, 5 Mei 2013)

Berdasarkan hasil wawancara di atas tampak bahwa kegiatan pengetahuan umum kepramukaan yang divariasi dengan model debat dan diskusi sangat disukai siswa karena pada kegiatan tersebut siswa diberi kesempatan menyalurkan pendapat. Di samping itu pendapat siswa ditanggapi oleh siswa lain sehingga kegiatan ini memotivasi siswa dalam memahami pengetahuan tentnag kepramukaan.

Berdasarkan data kehadiran siswa pada kegiatan pengetahuan umum kepramukaan bahwa dari rata-rata siswa yang hadir dapat dipresentasikan 80%.

Bagi siswa yang tidak hadir dalam kegiatan tersebut disebabkan oleh alasan- alasan seperti sakit. Di samping itu pula terdapat siswa yang meminta izin untuk tidak ikut kegiatan yang disebabkan oleh kegiatan lain yang lebih penting di kelaurganya, namun hal ini harus mendapat persetujuan dari pembina kegiatan.

Bagi siswa yang tidak ikut kegiatan tanpa alasan atau membolos diberikan sanksi pada besok harinya berupa mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan kepramukaan dan diberikan pembinaan.

b. Kegiatan Pelatihan Cara Berkomunikasi

Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Rabu Sore pada minggu ke 2 bulan

berjalan. Pelatihan tata cara berkomunikasi diikuti oleh siswa secara bergiliran

setiap kelas dan dilaksanakan di halaman sekolah pada sore hari yaitu dari jam

15.00 Wita sampai dengan 17.00 Wita. Kegiatan pelatihan cara berkomunikasi

mencakup kegiatan latihan salam pramuka, penghormatan dan janji-janji

pramuka. Dalam kegiatan ini dilatih pula tata cara sopan santun sebagai anggota

(8)

pramuka baik sesama teman, guru, maupun dengan orang tua. Pelatihan cara berkomunikasi mencakup pula komunikasi melalui semaphore, morse, dan Sandi- sandi Pramuka. Sebagaimana hasil wawancara dengan salah seorang Pembina Pramuka di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo (Z.B, 28 Tahun) sebagai berikut:

“Kegiatan pelatihan Pramuka tata cara bekomunikasi sangat penting bagi siswa karena dalam kegiatan ini siswa dilatih untuk memahami salam Pramuka, penghormatan dan janji-janji Pramuka yang merupakan pijakan bagi siswa dalam memahami hakikat kegiatan Parmuka bagi Siswa.

Dalam kegiatan tata cara berkomunikasi mencakup pula sopan santung siswa dalam mengembangkan karakter interaksi seperti berbicara sopan santun. Hal ini berkenaan pula dengan pendidikan karakter siswa yang saat ini semakin merosot karena peradaban negara lain yang masuk ke negeri ini” (Wawancara, 12 Mei 2013)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwa kegiatan pelatihan Pramuka tata cara bekomunikasi sangat penting bagi siswa. Pentingnya kegiatan tersebut karena berkenaan dengan pembinaan karakter siswa yang mencakup sopan santun dalam berhubungan sosial dalam kehidupan sehari-hari.

Pelatihan tata cara berkomunikasi berkenaan pula dengan pendidikan karakter siswa dalam meningkatkan pergaulan bersama teman-teman. Hal ini sebagiamana hasil wawancara dengan salah seorang siswa peserta pelatihan tata cara berkomunikasi di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo (L.L,16 Tahun) sebagai berikut:

“Kami sangat senang dengan pelatihan tata cara berkomunikasi yang

dilaksanakan di sekolah ini. Melalui kegiatan ini kami sebagai siswa akan

dapat melatih pergaulan dengan teman-teman. Kami berusaha untuk saling

menghargai sesama teman melalui komunikasi yang bermuatan sopan

santun.Kami sadari bahwa pergaulan selama ini telah dipengaruhi oleh

pergaulan barat, seperti baju yang terbuka, rambut pirang dan pergaulan

bebas. Oleh Karena itu melalui kegiatan ini kami sangat bersyukur bahwa

kegiatan pramuka dapat membina karakter kami. Di samping itu pula

(9)

melalui kegiatan ini kami mulai membenahi diri bagaimana bersikap dan bertingkah laku dalam masyarakat (Hasil Wawancara, 12 Mei 2013) Berdasarka hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pelatihan tata cara berkomunikasi yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo sangat penting dalam melatih pergaulan siswa. Melalui tata cara berkomunikasi siswa dapat meningkatkan karakter sopan yang sesuai dengan norma dan etika-etika moral. Pembinaan karakter siswa dalam tata cara bekomunikasi berfungsi membina karakter siswa dalam berinteraksi sosial sebagaimana yang diharapkan.

Berdasarkan data kehadiran siswa pada kegiatan pengetahuan umum kepramukaan bahwa dari rata-rata siswa yang hadir dapat dipresentasikan 80%.

Bagi siswa yang tidak hadir dalam kegiatan tersebut disebabkan oleh alasan- alasan seperti sakit. Di samping itu pula terdapat siswa yang meminta izin untuk tidak ikut kegiatan yang disebabkan oleh kegiatan lain yang lebih penting di kelurganya, namun hal ini harus mendapat persetujuan dari pembina kegiatan.

Bagi siswa yang tidak ikut kegiatan tanpa alasan atau membolos diberikan sanksi pada besok harinya berupa mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan kepramukaan dan diberikan pembinaan.

c. Kegiatan Pelatihan Baris Berbaris

Kegiatan pelatihan baris berbaris bertujuan untuk melatih fisik siswa

dalam meningkatkan derajat kesehatan dalam kehidupan. Kegiatan ini

dilaksanakan siswa terintergrasi dengan kegiatan tata cara berkomunikasi yaitu

setiap hari Rabu Sore pada minggu ke 2 bulan berjalan. Jenis kegiatan dalam

(10)

Baris Berbaris mencakup latihan tata cara upacara bendera, aba-aba yang sesuai dengan prosedur tata upacara.

Kegiatan baris berbaris diikuti oleh seluruh siswa karena bertujuan dalam membina karakter siswa untuk menanamkan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan pada terbentuknya perwatakan. Dengan demikian baris-berbaris bukan sekedar tahu tata cara tetapi memiliki makna dalam pembentukan karakter anggota Pramuka dan membentuk karakter konsekuensi, ketegasan dan berperilaku disiplin. Sebagaimana hasil wawancara dengan salah seorang siswa peserta Pramuka (C.R, 16 Tahun) sebagai berikut:

“Dalam latihan baris berbaris kami dapat menerima materi berupa latihan baris berbaris dan aba-aba. Dalam latihan tersebut karaketr yang dikembangkan adalah disiplin dan konsekuensi diri. Oleh karena itu dalam kegiatan ini siswa akan dapat membenahi diri dan membentuk watak serta kepribadian yang baik dalam meningkatkan dispilin sekolah (Hasil Wawancara, 16 Mei 2013)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dikatakan bahwa dalam latihan baris berbaris siswa dapat menerima materi berupa latihan baris berbaris dan aba- aba. Dalam latihan tersebut karakter yang dikembangkan adalah disiplin dan konsekuensi diri. Oleh karena itu dalam kegiatan ini siswa akan dapat membenahi diri dan membentuk watak serta keperibadian yang baik dalam meningkatkan disiplin sekolah.

Berdasarkan data kehadiran siswa pada kegiatan pengetahuan umum kepramukaan bahwa dari rata-rata siswa yang hadir dapat dipresentasikan 80%.

Bagi siswa yang tidak hadir dalam kegiatan tersebut disebabkan oleh alasan-

alasan seperti sakit. Di samping itu pula terdapat siswa yang meminta izin untuk

tidak ikut kegiatan yang disebabkan oleh kegiatan lain yang lebih penting di

(11)

kelaurganya, namun hal ini harus mendapat persetujuan dari pembina kegiatan.

Bagi siswa yang tidak ikut kegiatan tanpa alasan atau membolos diberikan sanksi pada besok harinya berupa mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan kepramukaan dan diberikan pembinaan

d. Kegiatan Perkemahan Pramuka

Kegiatan perkemahan merupakan kegiatan yang sangat disenangi siswa.

Kegiatan ini biasanya dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah. Kegiatan perkemahan di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo memiliki 2 jenis program perkemahan yaitu kegiatan perkemahan akhir semester dan kegiatan perkemahan sesuai dengan program Dinas Pendidikan Kabupaten yang diselenggarkan sertiap Hari Pramuka yaitu taggal 14 Agustus tahun berjalan.

Program kegiatan Pramuka akhir semester dilaksanakan sesudah pelaksanan ujian semester yaitu terintegrasi dalam kegiatan Meeting Class yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo. Kegiatan perkemahan pramuka di sekolah di ikuti oleh seluruh kelas dan masing-masing kelas memiliki dua tenda yaitu tenda Putera dan Tenda Puteri. Kegiatan ini dibina langsung oleh wali-wali kelas.

Kegiatan perkemahan Pramuka bertujuan membina karakter siswa yang

kompleks karena kegiatan ini mencakup seluruh kegitan Pramuka. Kegiatan

perkemahan merupakan kegiatan evaluasi untuk pelatihan-pelatihan Pramuka

yang dilaksanakan dalam 1 semester. Hal ini sebagaimana penjelasan seorang

Wali Kelas (A.U, 42 tahun) di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo

sebagai berikut:

(12)

“Kami seluruh Wali Kelas wajib melibatkan diri dalam kegiatan Perkemahan karena kegiatan ini dilaksanakan oleh seluruh kelas. Khusus dalam kegiatan perkemahan Wali Kelas bertindak sebagai pembimbing siswa selama perkemahan berlangsung yang biasanya dilaksanakan selama 2 hari. Kegiatan perkemahan jika diamati sangat penting dalam membiasakan siswa dalam berdisiplin dan mandiri. Kegiatan perkemahan pramuka diisi dengan melakukan evaluasi terhadap seluruh jenis kegiatan Pramuka seperti pengetahuan tentang Pramuka, Baris Berbaris, Tata cara berkomunikasi dan sebagainya” (Hasil Wawancara, 12 Mei 2013)

Berdasarka hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan perkemahan melibatkan seluruh Wali Kelas sebagai pembina Pramuka.Kegiatan Pramuka sangat penting dalam membiasakan siswa dalam berdisiplin dan mandiri karena dalam kegiatan ini dilakukan evaluasi terhadap seluruh jenis kegiatan Pramuka.

Kegiatan perkemahan yang dilaksanakan di Sekolah sangat memotivasi siswa dalam membentuk karakter terutama kedisiplinan, konsekuensi, kejujuran dan kemandirian. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan salah seorang siswa peserta perkemahan akhir semester (A.K, 16 Tahun) sebagai berikut:

“Kami sangat senang dengan kegiatan Perkemahan Pramuka karena dalam kegiatan ini kami dilatih kedisiplinan dan kemadirian. Setiap pagi kami harus bangun berolah raga dan latihan baris berbaris, kemudian kami harus mempersiapkan konsumsi untuk kebutuhan kami. Dalam kegiatan ini kami merasakan hidup mandiri dialam bebas tanpa bergantung pada orang tua dan guru. Kami dapat merasakan bahwa kehidupan itu memerlukan kemandirian sebagai bekal kami setelah terjun dalam masyarakat” (Hasil Wawancara 14 Mei 2013)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dikatakan bahwa siswa sangat

senang dengan kegiatan Perkemahan Pramuka karena dalam kegiatan ini siswa

dilatih kedisiplinan dan kemadirian. Dalam kegiatan Pramuka siswa akan terlepas

dari ketergantungan kepada orang tua dan dapat hidup mandiri di alam bebas

tanpa tergantung pada orang lain.

(13)

Berdasarkan data kehadiran siswa pada kegiatan pengetahuan umum kepramukaan bahwa dari rata-rata siswa yang hadir dapat dipresentasikan 90%.

Bagi siswa yang tidak hadir dalam kegiatan tersebut disebabkan oleh alasan- alasan seperti sakit. Di samping itu pula terdapat siswa yang meminta izin untuk tidak ikut kegiatan yang disebabkan oleh kegiatan lain yang lebih penting di kelaurganya, namun hal ini harus mendapat persetujuan dari pembina kegiatan.

Bagi siswa yang tidak ikut kegiatan tanpa alasan atau membolos diberikan sanksi pada besok harinya berupa mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan kepramukaan dan diberikan pembinaan.

4.2 Pembahasan

Kegiatan Pramuka yang dilaskanakan di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo telah memberikan kontribusi terhadap pembinaan karakter siswa. Membentuk sikap dan kepribadian generasi muda sehingga dapat berkiprah dalam ketahanan bangsa dan negara melalui berbagai kegiatan yang menumbuhkan patriotisme serta hubungan sosial yang baik dalam masyarakat (Abidin, 2002:14).

Kegiatan pramuka di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo

dilaksanakan melalui program-program kegiatan rutin yang wajib dilaksankan di

sekolah. Kegiatan itu mencakup pelatihan pengetahuan kepramukaan, latihan tata

cara berkomunikasi, latihan baris-berbaris dan perkemaan pramuka yang

dilaksanakan baik di sekolah maupun di luar sekolah.

(14)

Kontribusi kegiatan Pramuka terhadap pembinaan karakter siswa di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo tampak pada makna dari berbagai kegiatan Pramuka yang telah dilaksanakan yang akan dibahas sebagai berikut:

4.2.1 Kegiatan Pelatihan Pengetahuan Umum Kepramukaan

Pengetahuan umum tentang kepramukaan Indonesia bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan siswa. Melalui kegiatan ini siswa dapat memiliki pengetahuan kepramukaan sebagai modal awal dalam mengikuti kegiatan Pramuka. Dalam kegiatan ini siswa akan dapat memiliki karakter moral sesuai yang diharapkan sehingga kelak dapat digunakan dalam kehidupan masyarakat.

beragam model kegiatan dalam pengetahuan kepramukaan, seperti ceramah umum, Seminar, debat dan diskusi merupakan cara pembina Pramuka sehingga siswa tidak jenuh dengan materi Pramuka.

Melalui kegiatan pengetahuan kepramukaan siswa akan mengembangkan karakter seperti rasa tanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan. Memiliki rasa kewarnegaraan, dan konsekuesni terhadap kegiatan Pramuka. ini memotivasi siswa dalam memahami pengetahuan tentang kepramukaan.

Guna kejelasan kontribusi kegiatan Pramuka dalam pembinaan karakter

siswa di bidang pengetahuan umum kepramukaan dapat disajikan pada tabel

berikut:

(15)

Tabel 1

Kontribusi Kegiatan Pramuka dalam Pembinaan Karakter Siswa SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo

Pada Kegiatan Pengetahuan Kepramukaan No Jenis Karakter

Persentase Kemampuan Siswa

Persentase Kehadiran Siswa

01 Tanggung Jawab 65% 80%

02 Kewarganegaraan 70% 80%

03 Kejujuran 75% 80%

Persentase Rata-Rata 70% 80%

Sumber:Hasil Pengamatan Kemampuan Siswa

Berdasarkan tabel di atas tampak kemampuan karakter siswa SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo, khususnya pada kegiatan pengetahuan umum kepramukaan. Kemampuan siswa pada karakter tersebut rata-rata hanya 70%

sehingga masih terdapat kelemahan-kelemahan yang perlu dilakukan pembenahan. Namun dalam kegiatan ini belum diikuti siswa secara keseluruhan tetapi hanya wakil-wakil kelas sehingga siswa yang terdaftar aktif dalam kegiatan Pramuka hanya 100 orang dari 530 siswa di sekolah tersebut.

Pramuka telah memberikan kontribusi terhadap pembinaan karakter siswa.

Kemampuan siswa pada disiplin tampak pada kehadiran siswa pada kegiatan perkemahan, kemampuan siswa dalam menghargai waktu setiap kegiatan.

Sedangkan pada kemandirian siswa dapat melakukan pekerjaan secara mandiri

misalnya menyiapkan makanan, mengatur peralatan dan sebagainya. Demikian

pula pada karaktaer tanggung jawab tampak sebagian besar siswa bertanggung

jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan dalam proses pelaksanaan kegiatan

perkemahan. Berdasarkan temuan ini Koesoema (2011:99) menjelaskan bahwa

(16)

dalam konsep pendidikan, karakter merupakan penggerak nilai-nilai individu yang merengkuh domain sosial dan membentuk individu yang dewasa dan bertanggung jawab bagi kelangsungan hidup bersama dan melalui pendidikan karakter dipandang mampu mengatasi determinasi dalam dirinya,sehubungan dengan itu juga Aunillah (2011:18) mengemukakan dalam bukunya bahwa “pendidikan karakter adalah sebuah sistim yang menanamkan nilai-nilai terhadap Tuhan, sesama manusia, lingkungan maupun bangsa sehingga akan terwujud insan kamil.

4.2.2 Kegiatan Pelatihan Cara Bekomunikasi

Kegiatan pelatihan Pramuka tata cara bekomunikasi sangat penting bagi siswa karena berkenaan dengan pembinaan karakter siswa yang mencakup sopan santun dalam berhubungan sosial dalam kehidupan sehari-hari. Pelatihan tata cara berkomunikasi berkenaan pula dengan pendidikan karakter siswa dalam meningkatkan pergaulan. Di samping itu pula sangat penting dalam melatih pergaulan siswa. Melalui tata cara berkomunikasi siswa dapat meningkatkan karakter sopan yang sesuai dengan norma dan etika-etika moral.

Melalui pelatihan cara berkomunikasi ini pula siswa terlihat dapat

menghargai dengan siapa dia berkomunikasi sehingga dapat melatih

kesopanan.Guna kejelasan kontribusi kegiatan Pramuka dalam pembinaan

karakter siswa di bidang pengetahuan umum kepramukaan dapat disajikan pada

tabel berikut:

(17)

Tabel 2

Kontribusi Kegiatan Pramuka dalam Pembinaan Karakter Siswa SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo

Pada Tata Cara Berkomunikaasi No Jenis Karakter

Persentase Kemampuan Siswa

Persentase Kehadiran Siswa

01 Rasa Hormat 80% 80%

02 Kepedulian 50% 80%

03 Konsekuen 80% 80%

Persentase Rata-Rata 70% 80%

Sumber:Hasil Pengamatan Kemampuan Siswa

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa kegiatan Pramuka khususnya pada kegiatan tata cara berkomunikasi telah memberikan kontribusi terhadap pembinaan karakter siswa. Karakter rasa hormat tampak pada sikap siswa dalam bebrbicara dengan guru maupun sebagian rekan-rekannya dengan cara memperhatikan sikap dalam bebicara. Tetapi dalam karakter ini masih ada kelemahan yaitu siswa yang terbiasa berbicara dengan teman-teman sekelas dengan kata-kata yang kasar.

Kepedulian siswa dalam tata cara berkomunikasi tampak pada perhatian pada pada jenis pembicaraan baik oleh guru maupun temannya, Sebagian besar siswa memperhatikan kegiatan pembicaraan yang dilakukan. Demikian pula dengan konsekuensi siswa tampak pada memikirkan apa yang diucapkan sesuai dengan hati dan diolah oleh pikiran dan harus dilakukan secara konsekuen.

Sehubungan dengan itu temuan ini diperkuat oleh Fitri (2012: 20) beliau mengemukakan bahwa Secara etimologi karakter berasal dari bahasa Latin

“character” yang artinya watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti,

(18)

kepribadian dan akhlak sedangkan secara termonologi karakter adalah sifat manusia pada umumnya yang bergantung pada faktor kehidupannya sendiri, sifat kejiwaan, akhlak, budi pekerti, yang menjadi ciri khas seseorang atau sekolompok orang dan kemudian disusul oleh Dali Gulo (dalam Asmani, 2011:28) karakter adalah “keperibadian yang ditinjau dari titik tolak etis atau moral yang biasanya sifat-sifatnya relatif tetap pada seseorang”. Berdasarkan pendapat ini dapat dismpulkan bahwa karakter berkenaan dengan pola etika yang dimiliki individu yang ditampilkan dalam kesehariannya.melalui pengenalan etika individu dapat memahami sendi-sendi kehidupan yang bermanfaat dalam berinteraksi.

4.2.3 Kegiatan Pelatihan Baris Berbaris

Kegiatan baris berbaris diikuti oleh seluruh siswa karena bertujuan dalam membina karakter siswa untuk menanamkan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan pada terbentuknya perwatakan. Dengan demikian baris-berbaris bukan sekedar tahu tata cara tetapi memiliki makna dalam pembentukan karakter anggota Pramuka dan membentuk karakter konsekuensi, ketergasan dan berperilaku disiplin.

Guna kejelasan kontribusi kegiatan Pramuka dalam pembinaan karakter siswa

di bidang pengetahuan umum kepramukaan dapat disajikan pada tabel berikut:

(19)

Tabel 3

Kontribusi Kegiatan Pramuka dalam Pembinaan Karakter Siswa SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo

Pada Kegiatan Baris Berbaris No Jenis Karakter

Persentase Kemampuan Siswa

Persentase Kehadiran Siswa

01 Disiplin 80% 80%

02 Keberanian 70% 80%

03 Sportifitas 60% 80%

Persentase Rata-Rata 70% 80%

Sumber:Hasil Pengamatan Kemampuan Siswa

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa kegiatan Pramuka khususnya pada kegiatan Baris Berbaris telah memberikan kontribus terhadap pembinaan karakter siswa. Kemampuan siswa pada disiplin tampak pada kehadiran siswa pada kegiatan perkemahan, kemampuan siswa dalam menhargai waktu setiap kegiatan. Namun dalam kegiatan ini masih terdapat pula kelemahan sebagian siswa datang terlambat. Hal ini dilakukan arahan dan pembinaan oleh guru pembina dengan baik.

Pada karakter keberanian sebagian siswa mulai memperlihatkan

keberanian seperti maju memimpin kegiatan, menjawab pertanyaan-pertanyaan

guru dengan baik. Tetapi masih terdapat pula siswa yang kurang berani maju

dalam memimpin kegiatan sehingga dilakukan arahan oleh pembina dengan

maksimal. Keberanian tampak pula pada siswa dapat melakukan pekerjaan secara

dengan mengambil inisiatif sendjri pada setiap kegiatan baruis berbaris.temuan ini

diperkuat oleh Suparlan (dalam Asmani,2011:49) mengklasifikasi jenis-jenis

karakter dalam 9 pilar karakter yaitu; a) tanggung jawab (resfonsibility), b) rasa

(20)

hormat (respect), c) keadilan (fairness) d) keberanian (courage) e) kejujuran (honesty) f) kewargenegaraan (cityzenship) g) disiplin diri (self dicipline) h)

peduli (caring) i) ketekunan (perseverance).dan kemudian untuk lebih memperkuat disusul oleh Abidin (2011:42) bahwa pelatihan baris berbaris dalah wujud latihan fisik yang diperlukan untuk menanamkan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan pada terbentuknya perwatakan. Dengan demikian baris-berbaris bukan sekedar tahu tata cara tetapi memiliki makna dalam pembentukan karakter anggota pramuka.

4.2.4 Kegiatan Perkemahan Pramuka

Kegiatan Pramuka sangat penting dalam membiasakan siswa dalam berdisiplin dan mandiri karena dalam kegiatan ini dilakukan evaluasi terhadap seluruh jenis kegiatan Pramuka. Dalam kegiatan siswa dilatih kedisiplinan dan kemadirian. Kegiatan Pramuka siswa akan terlepas dari ketergantungan kepada orang tua dan dapat hidup mandiri di alam bebas tanpa tergantung pada orang lain.

Perkemahan merupakan kegiatan yang paling disenangi siswa sehingga mereka termotivasi untuk mengikutinya dan merupakan evaluasi dari semua Janis kegiatan dalam pramuka, sehingga dalam kegiatan perkemahan ini dapat terlihat karakter siswa seperti yang diharapkan. Salah satu kegiatan ekstra kurikuler yang sangat penting di lembaga sekolah adalah kegiatan Pramuka yang mencakup kegiatan-kegiatan non akademik siswa.sehingga dapat membentuk karakter siswa.

Berdasarkan pembahasan di atas tampak kegiatan Pramuka yang

dilaksanakan di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo telah

(21)

memberikan kontribusi dalam pembinaan karakter siswa. Melalui kegiatan Pramuka siswa akan dibiasakan memiliki keperibadian berdasarkan nilai-nilai karakter sesuai dengan pengembangan pendidikan karater yang diharapkan di lembaga pendidikan.

. Guna kejelasan kontribusi kegiatan Pramuka dalam pembinaan karakter siswa di bidang pengetahuan umum kepramukaan dapat disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4

Kontribusi Kegiatan Pramuka dalam Pembinaan Karakter Siswa SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo

Pada Kegiatan Perkemahan Pramuka No Jenis Karakter

Persentase Kemampuan Siswa

Persentase Kehadiran Siswa

01 Kemandirian 90% 100%

02 Kerja Sama 95% 100%

03 Percaya Diri 85% 100%

Persentase Rata-Rata 90% 100%

Sumber:Hasil Pengamatan Kemampuan Siswa

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa kegiatan Pramuka khususnya

pada kegiatan Perkemahan Pramuka telah memberikan kontribus terhadap

pembinaan karakter siswa. Kemampuan siswa pada disiplin tampak pada

kehadiran siswa pada kegiatan perkemahan, kemampuan siswa dalam mengargai

waktu setiap kegiatan. Sedangkan pada kemandirian siswa dapat melakukan

pekerjaan secara mandiri misalnya menyiapkan makanan, megatur peralatan dan

sebagainya. Demikian pula pada karaktaer tanggung jawab tampak sebagian besar

siswa bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan dalam proses

(22)

pelaksanaan kegiatan perkemahan. Hal ini sesuai teori yang dikemukakan

pemerintah (dalam, Aunilah (2011:97) bahwa tujuan Pendidikan Karakter Versi

adalah; membentuk manusia Indonesia yang bermoral,cerdas, inovasi yang suka

bekerja keras, optimis dan percaya diri dan membentuk manusia Indonesia yang

berjiwa patriot. Seiring dengan itu Wayudin (2008:822) menjelaskan “Pada

dasarnya kegiatan pendidikan merupakan usaha sadar untuk mewujudkan suasana

proses belajar agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki spritual, keagamaan, pengendalian diri, keperibadian serta

keterampilan yang digunakan dalam lingkungan masyarakat kelak. Kegiatan

tersebut disamping kegiatan kurikuler terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler.

Referensi

Dokumen terkait

Seperti pada perusahaan ritel yang dibangun menggunakan sistem ERP berbasis odoo, permasalahan yang terjadi pada perusahaan dapat di identifikasi dengan adanya

Nuryawan et al.(2005) menyatakan bahwa papan partikel adalah suatu lembaran papan tiruan yang terbuat dari potongan-potongan kecil kayu atau bahan berlignoselulosa lainnya

Mengembangkan sikap sikap ilmiah melalui kegiatan pembelajaran berbasis inkuiri, artinya pada setiap langkah dari kegiatan pembelajaran berbasis inkuiri harus

Pada peta batimetri umumnya menggunakan suatu bidang air rendah (Chart Datum) sebagai bidang referensi tinggi, sehingga semua kedalaman yang diperhatikan pada peta

Selanjutnya dalam pasal 7.6 di sebutkan tentang langkah-langkah pengelolaan yang memastikan dan mengharuskan/mewajibkan setiap negara untuk tingkat penangkapan

Bagi pihak manajemen perusahaan Cipaganti Travel, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berguna agar manajemen Cipaganti Travel dapat lebih

Berdasarkan beberapa penelitian di atas dimana sense, feel, think, act dan relate merupakan indikator-indikator terbentuknya experiential marketing, maka berdasar