• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA STRUKTUR ESTETIKA MOTIF DAN WARNA BATIK TRUSMI JENIS CEPLOKAN, MOTIF IKAN KOI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA STRUKTUR ESTETIKA MOTIF DAN WARNA BATIK TRUSMI JENIS CEPLOKAN, MOTIF IKAN KOI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)Vol. 2 No. 1 – Februari 2021 P-ISSN: 2716-215X. E-ISSN: 2722-5283. ANALISA STRUKTUR ESTETIKA MOTIF DAN WARNA BATIK TRUSMI JENIS CEPLOKAN, MOTIF IKAN KOI MELALUI TEORI SEMIOTIKA Oleh: Savitri Sasongko Universitas Mercu Buana. Savitri.sasongko@mercubuana.ac.id ABSTRAK Batik Cirebon merupakan batik pesisir karena letak geografisnya berada di pinggir pantai. Salah satu diantaranya adalah batik yang berasal dari daerah Trusmi. Biasanya batik pesisir menggunakan warna yang cerah, ceria dan mencolok. Namun dalam pembahasan ini membuktikan bahwa tidak semua batik pesisir menggunakan warna yang mencolok. Salah satunya adalah batik jenis ceplokan (semarangan) motif ikan koi. Dimana batik tersebut menggunakan warna yang redup atau gelap. Penelitian yang akan dilakukan yaitu dengan tahapan membedah struktur estetika pada motif dan warna batik jenis semarangan (ceplokan) motif ikan koi, untuk mengetahui bagaimana motif batik tersebut terbentuk serta meneliti akulturasi budaya pada motif dan warna. Dalam penelitian ini strategi analisis yang digunakan adalah analisis kultural dengan pendekatan semiotika, melalui ikon, indeks dan simbol . Langkah pertama adalah membedah struktur estetika yang terdapat pada batik ceplokan tadi, dimana motif ikan koi menjadi inti motif. Selain itu ada juga motif-motif lainnya sebagai pendukung. Yang dibedah selanjutnya adalah struktur estetika warna yang terdapat pada batik tersebut, dijabarkan secara mendetail warna-warna apa saja yang terdapat pada batik motif yang diteliti. Kemudian menelaah lebih lanjut dengan mencari akulturasi budaya yang mempengaruhi terbentuknya motif dan warna pada batik ceplokan motif ikan koi. Selanjutnya dengan menggunakan pendekatan semiotika akan dijelaskan apa saja ikon, indeks dan simbol yang terdapat pada batik tersebut. Kata kunci : Batik ceplokan, motif ikan koi, akulturasi budaya, semiotika.. 69.

(2) Safitri Sasongko. IMAGINARIUM Vol. 2 No. 1 - Februari 2021. PENDAHULUAN Batik trusmi berasal dari kata terus bersemi, yang artinya terus tumbuh. Hal ini diharapkan bahwa industri batik yang terdapat didaerah trusmi dapat terus bersemi, tumbuh dan berkembang dengan pesat. Pada penelitian ini yang akan diteliti adalah batik trusmi jenis semarangan (ceplokan) motif ikan koi. Dimana maksud dari ceplokan itu sendiri adalah pengulangan. Hal ini terlihat dari adanya pengulangan motif yang terdapat pada motif ikan koi. Dengan membedah struktur motif dan warna pada batik tersebut, serta mencari akulturasi yang mempengaruhi terbentuknya motif batik yang diteliti serta menggunakan pendekatan semiotika maka akan ditemukan kelebihan filosofi akibat dari alkuturasi batik Trusmi yang tertera dari motif dan warnanya yang membedakan dengan batik-batik lainnya. Dari penelitian ini diharapkan kajian berguna bagi produsen agar mengetahui lebih spesifik dari motif batik yang di produksi, sehingga dalam pembuatannya memiliki konsep yang lebih jelas dan bermakna, serta memiliki nilai jual yang tinggi. Bagi konsumen bermanfaat agar mengetahui lebih mendalam bahwa batik-batik yang dikonsumsi memiliki motif dan warna yang bermakna, tidak hanya sebuah goresan gambar diatas kain saja, tetapi mempunyai filosofi. Penelitian dilakukan dengan membedah struktur estetika, motif dan warna yang terdapat pada batik trusmi jenis ceplokan atau semarangan, motif ikan koi. Teori yang digunakan adalah teori semiotika, dalam teori ini diuraikan apa saja ikon, indeks dan simbol yang terdapat pada batik tersebut.. Copyright © 2020, Jurnal IMAGINARIUM, P-ISSN:2716-215X E-ISSN: 2722-5283. 70.

(3) Safitri Sasongko. IMAGINARIUM Vol. 2 No. 1 - Februari 2021. PEMBAHASAN Struktur Estetika dan Warna Batik Jenis Ceplokan, Motif ikan koi alam kompleks. Menurut Bapak H. Komarudin Kudiya S.IP, M.Ds. Ketua Harian Yayasan Batik Jawa Barat, batik semarangan (ceplokan) ini merupakan Cirebon kategori ragam hias berdasarkan pengulangan bentuk yang saling berhubungan (Komarudin, 2011). Motifnya bisa bermacam-macam, namun biasanya yang sering digunakan adalah gambar flora dan fauna. Warna dasar yang digunakan biasanya satu warna solid. Semakin gelap warnanya maka estetikanya semakin tinggi. Arti dari ceplokan ini adalah sekuntum atau sekumpulan gambar yang diulang-ulang secara teratur. Motifnya bebas. Intinya motif semarangan (ceplokan) ini bebas, tidak terikat. Yang terpenting dari gambar yang telah dipilih terjadi pengulangan kembali secara teratur. Dalam analisis ini, yang akan di analisa adalah batik semarangan (ceplokan) motif ikan koi. Struktur Estetika pada Motif. Copyright © 2020, Jurnal IMAGINARIUM, P-ISSN:2716-215X E-ISSN: 2722-5283. 71.

(4) Safitri Sasongko. IMAGINARIUM Vol. 2 No. 1 - Februari 2021. a. Motif Ikan Koi Motif Ikan Koi yang terlihat sedang berenang dengan lincah dan berani sangat mendominasi dan menjadi tema utama, diibaratkan sebagai seorang prajurit samurai yang berani menghadapi perang. Beberapa legenda mengatakan bahwa ikan koi dapat memanjat air terjun dengan gesit dan berani, jika ditangkap maka akan berbaring diatas talenan tanpa bergetar. b. Motif Ganggang (alga) Pada motif ganggang (flora) berbentuk sulur-sulur yang indah, tanpa batang dan akar, menempel pada bebatuan. Merupakan salah satu tumbuhan yang terdapat dalam habitat ikan koi, termasuk dalam kelompok tumbuhan halus, penghasil oksigen. Dalam batik ini menginterpretasikan bahwa untuk mencapai unsur keseimbangan dalam habitat ikan koi, dilengkapi dengan adanya motif tumbuhan ganggang (alga). c. Motif Air Pada batik ini, menggunakan gambar air sebagai penjelasan habitat atau tempat ikan koi berenang. Terlihat riakan-riakan dan percikan air sebagai tanda lincahnya ikan koi saat berenang. Tanpa gambar air, tentu motif ikan koi ini akan terasa kurang lengkap. d. Motif Bunga Kenanga Bunga kenanga yang mempunyai ujung-ujung tajam, digambarkan oleh motif bunga yang terdapat pada batik ini. Merupakan bunga yang jatuh ke dalam air. Hal ini ditunjukkan dari tidak adanya batang dan ranting yang terlihat. Sementara habitat bunga kenanga ini tidak di air. e. Motif Daun Suplir Motif daun yang terdapat dalam batik ikan koi ini, merupakan bentuk interpretasi dari daun suplir. Daun suplir hidup di daerah tropis. Seperti bunga kenanga, daun suplir ini juga dedaunan yang jatuh kedalam air. f. Motif Batu Motif batu, digunakan sebagai pelengkap pada motif ikan koi ini. Batu-batu Copyright © 2020, Jurnal IMAGINARIUM, P-ISSN:2716-215X E-ISSN: 2722-5283. 72.

(5) Safitri Sasongko. IMAGINARIUM Vol. 2 No. 1 - Februari 2021. yang digambarkan berbentuk tidak sama diantara satu dan lainnya, karena bentuk sesungguhnya dari bebatuan yang berasal dari alam, memang tidak teratur. Struktur Estetika pada Warna. Pada umumnya batik batik pesisir menggunakan warna terang, berani dan semarak. Namun menurut Bapak H. Komarudin Kudiya, S.IP, M.Ds, warna dasar yang sering dipakai pada batik ceplokan ini adalah warna gelap, matang dan solid. Tidak menggunakan gradasi warna. Terlihat pada batik yang diteliti menggunakan warna dasar coklat tua. Semakin gelap warnanya maka estetikanya semakin tinggi. Dalam satu batik warna yang digunakan tidak terlalu bervariasi atau tidak terlalu banyak. Seperti yang terlihat pada warna motifnya, hanya menggunakan warna biru, hijau dan merah. Bahkan terkadang hanya menggunakan 2 warna. Motif ini menggunakan warna yang lebih terang dibandingkan warna dasarnya. Akulturasi Budaya pada Motif Batik ceplokan ini mendapat pengaruh dari daerah Pekalongan (Jawa Tengah). Sebagian ada pula yang terpengaruh dari China, misalnya saja pada batik ceplokan yang menggunakan gambar ikan koi. Hal ini dikarenakan kondisi lingkungan geografis kota Cirebon yang menjadi jalur perniagaan, memungkinkan masyarakat luas dapat masuk ke kota ini. Ditambah lagi dengan masyarakatnya yang dinamis, luwes dan terbuka terhadap hal-hal yang baru. a. Akulturasi Motif Ikan koi Motif ikan koi terakulturasi dari para pedagang China yang berniaga di sekitar Jawa barat, salah satunya adalah Cirebon sebagai jalur lintas perdagangan. Bahkan permaisuri Sunan Gunung Jati yang bernama Ratu Ong Tien pun berasal dari Copyright © 2020, Jurnal IMAGINARIUM, P-ISSN:2716-215X E-ISSN: 2722-5283. 73.

(6) Safitri Sasongko. IMAGINARIUM Vol. 2 No. 1 - Februari 2021. China. Hal ini sangat mempengaruhi akulturasi budaya yang terjadi di Cirebon. Selanjutnya motif-motif yang mendapat pengaruh dari luar ini disesuaikan dengan filosofi dan falsafah yang dianut oleh masyarakat Cirebon. b. Akulturasi Motif Ganggang atau Alga Motif ganggang atau alga, mengadaptasi dari alam, dimana tumbuhan ini merupakan tumbuhan air yang tidak mempunyai batang dan akar, termasuk tumbuhan halus. Untuk menambah keindahan motif batik. c. Akulturasi Motif Air Motif air merupakan unsur yang juga mengadaptasi dari alam, bermakna sebagai penyejuk yang befungsi melengkapi rancangan atau motif batik. d. Akulturasi Motif Bunga dan Daun Motif bunga dan daun yang digunakan pada batik-batik cirebon menggunakan bunga dan daun yang hidup di kota Cirebon, maupun yang hidup di daerah-daerah lain. Tujuannya adalah untuk melestarikan flora yang dimiliki oleh alam. Contohnya adalah sebagai berikut:. e. Akulturasi Motif Batu Motif batu juga merupakan hasil kekayaan alam yang banyak ragamnya. Beberapa batu berasal dari sekitar kota Cirebon (Jawa Barat), namun beberapa jenis batu berasal pula dari daerahJawa Tengah, Jawa Timur dan Sumatera.. f. Akulturasi Budaya pada Warna Batik Semarangan (ceplokan) motif ikan koi menggunakan warna-warna yang terpengaruh dari daerah Jawa Tengah (Pekalongan). Terlihat dari warna dasarnya Copyright © 2020, Jurnal IMAGINARIUM, P-ISSN:2716-215X E-ISSN: 2722-5283. 74.

(7) Safitri Sasongko. IMAGINARIUM Vol. 2 No. 1 - Februari 2021. yang cokelat (berasal dari unsur alam yaitu tanah). Selain itu warna yang digunakan pada ikan koi adalah biru muda sebagai variasi, yang terakulturasi juga dengan pengaruh China, yaitu ada unsur merahnya, meskipun sangat muda. Pada ganggang menggunakan warna hijau dan biru karena pigmen (kholorif) yang terdapat pada ganggang, menunjukkan akulturasi dari dunia science. Sedangkan pada bunga, daun, dan batu menggunakan warna-warna pastel seperti hijau muda, biru muda dan merah muda karena terpengaruh dari daerah Pekalongan (Jawa Tengah). Pendekatan Semiotika 1. Ikon Menurut Pierce ikon adalah benda yang menunjukkan kemiripan dengan obyeknya. Dalam batik semarangan (ceplokan) motif ikan koi, benda-benda yang digunakan sebagai ikon adalah: Ikan koi dalam motif ikan. Tumbuhan ganggang atau alga dalam motif daun bersulur. Gelombang air dalam motif air. Bunga kenanga dalam motif bunga. Daun suplir dalam motif daun. Batu dalam motif batu. Copyright © 2020, Jurnal IMAGINARIUM, P-ISSN:2716-215X E-ISSN: 2722-5283. 75.

(8) Safitri Sasongko. IMAGINARIUM Vol. 2 No. 1 - Februari 2021. 2. Index: Ikan koi. Ganggang atau alga. Gelombang air. Bunga kenanga. Daun suplir. Copyright © 2020, Jurnal IMAGINARIUM, P-ISSN:2716-215X E-ISSN: 2722-5283. 76.

(9) Safitri Sasongko. IMAGINARIUM Vol. 2 No. 1 - Februari 2021. Batu. 3. Simbol Menurut Pierce, sebuah simbol adalah tanda yang memiliki hubungan obyeknya berdasarkan konvensi, kesepakatan atau aturan. Dalam simbolisme, ikan koi ini disamakan dengan seorang prajurit samurai yang berani menghadapi perang. Beberapa legenda mengatakan bahwa ikan koi dapat memanjat air terjun dengan berani, dan jika ditangkap, akan berbaring di atas talenan tanpa bergetar. Tema ini kembali ke China kuno, dimana legenda menceritakan bahwa setiap koi yang berhasil mendaki air terjun pada sungai kuning disebut Dragon Gate dan akan berubah menjadi seekor naga. Berdasarkan legenda tersebut, koi menjadi simbol aspirasi duniawi dan kemajuan. Saat ini banyak juga yang tertarik menggunakan motif ikan koi dalam mentato tubuhnya sebagai simbolis. Mereka berpikir jika koi berenang ditubuhnya maka melambangkan orang tersebut sedang mencoba untuk mengatasi kesulitan hidupnya dengan berani. Ikan koi melambangkan banyak karakteristik, seperti keberanian, kemampuan mencapai tujuan yang lebih tinggi dan kekuatan yang memungkinkan seseorang dapat mengatasi kesulitan hidup dengan tangguh. Ikan koi ini juga identik dengan keberuntungan, kemakmuran dan kekayaan. PENUTUP Batik Trusmi jenis ceplokan motif ikan koi sebagai karya seni masyarakat Cirebon keberadaannya tidak berdiri sendiri, tetapi sudah melalui suatu proses akulturasi yang banyak dari budaya luar masyarakat Cirebon karena sebagai masyarakat pesisir mereka memiliki budaya terbuka dengan budaya lain, maka karya batik Cirebon selalu dinamis. Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk Copyright © 2020, Jurnal IMAGINARIUM, P-ISSN:2716-215X E-ISSN: 2722-5283. 77.

(10) Safitri Sasongko. IMAGINARIUM Vol. 2 No. 1 - Februari 2021. para peneliti batik lainnya yang ingin melihat seberapa jauh perubahan, dan kecepatan perubahan ciri khas batik akibat akulturasi budaya. Batik ceplokan motif ikan koi tidak hanya merupakan karya seni visual di atas kain, tetapi setelah melalui penelitian semiotika yang terkandung dalam struktur estetika motif dan warna ternyata motif dan warna batik memperlihatkan nilai filosofi masyarakat tersebut dan terbukti adanya akulturasi budaya lain yang sangat mempengaruhi nilai filosofi masyarakat Cirebon. Penelitian ini membuktikan adanya relevansi yang kuat antara karya seni batik yang ada baik secara grafis, motif dan warna, dengan nilai filosofi budaya yang terkandung di dalamnya. Diharapkan penelitian dapat bermanfaat untuk penelitian selanjutnya, terutama penelitian yang dilakukan melalui pendekatan metode yang sama. Melihat perkembangan batik Trusmi yang terus dinamis diharapkan penelitian selanjutnya dapat membuktikan sejauh mana perubahan itu masih dapat diterima sebagai ciri khas batik Cirebon.. Copyright © 2020, Jurnal IMAGINARIUM, P-ISSN:2716-215X E-ISSN: 2722-5283. 78.

(11) Safitri Sasongko. IMAGINARIUM Vol. 2 No. 1 - Februari 2021. DAFTAR PUSTAKA Atik, S. Ken, Kudiya, Komarudin, dkk. 2010. Buku Saku Batik Jawa Barat. Bandung: Yayasan Batik Jawa Barat Baryadi, Praptomo. 2007. Teori Ikon Bahasa. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Umberto. 2009. Teori Semiotika. Yogyakarta: Kreasi Wacana Hoed, Benny. 2014. Semiotik & Dinamika Sosial Budaya. Depok: Komunitas BambuKudiya Komarudin. 2011. Batik Ekstensi untuk Tradisi. Jakarta: Dian Rakyat Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi Offset Koetjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Abdullah, Faufik & Leeden, A.C. van Der. 1986. Durkheim dan Pengantar Sosiologi Moralitas. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Doja, Albert. 2006. Claude Le´vi-Strauss and his legacy in current anthropology, Social Science Information vol.45. Kriyantono, Rachmat. 2009. Teknis Praktis Riset Komunikasi Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Prenada Media. Koentjaraningrat. 1985. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia Koentjaraningrat. 1990. Sejarah Teori Antropologi II, Jakarta: UIPC Handra, Irawan Soekamto. 1984. Pola Batik. Jakarta: Akadoma D. Hamzuri. 1981. Classical Batik. Jakarta: Penerbit Djambatan. Wiyoso Yudoseputro. 2000. Pendidian Seni Rupa Indonesia. Bandung: ITB. Widodo. 1983. Batik Seni Tradisional. Jakarta: Penebar Swadaya. Prof. M.M. Djojodiguno. 1965. Asas-asas Sosiologi. Yogyakarta: Jajasan Badan Penerbit Gadjah Mada. Drs. Hasanudin, M.Sn. 2001. Batik Pesisiran : Melacak Pengaruh Etos Dagang Santri pada Ragam Hias Batik. Bandung: Kiblat Buku Utama. Proyek BIPIK. 1978.Teknik Membuat Batik Tradisionil dan Batik Moderen. Jakarta: Departemen Perindustrian. Asti Musman & Ambar B. Arini.2011. Batik :Warisan Adiluhung Nusantara. Yogyakarta: Penerbit Andi. Kumpulan Makalah Diskusi Ilmiah. 1996. Cirebon sebagai Bandar Jalur Sutra. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Rohaedi, Ayat. 1986. Kepribadian Budaya Bangsa. Bandung: Pustaka Jaya.Suwarsih Warnaen. 1987.Pandangan Hidup orang Sunda seperti tercermin dalam Tradisi Lisan dan Sastra Sunda. Jakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKiS Yogyakarta. Sulaiman, H. & Gumilar Setia. 2013. Teori-teori Kebudayaan. Bandung: Pusaka Setia. Interview: (Kamis, 19 Juni 2014) H. Komarudin Kudiya S.IP, M.Ds. Ketua Harian Yayasan Batik Jawa Barat. Copyright © 2020, Jurnal IMAGINARIUM, P-ISSN:2716-215X E-ISSN: 2722-5283. 79.

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Rencananya, kata Irwandi, di lahan yang dibeli tersebut akan dibangun tempat sehingga bisa menampung sejumlah pedagang yang berjualan di trotoar dan bahu jalan. “Nanti

It also summarized some discussions among the head of the three university libraries in Surabaya, i.e, Intitut Teknologi Sepuluh (ITS) Nopember Surabaya, Petra

Penelitian pengembangan LKS project based learning telah dilakukan dengan tujuan untuk melatih keterampilan proses sains dan menumbuhkan sikap ilmiah siswa, di

Pada penelitiannya selanjutnya diharapkan dapat menentukan pengaruh penambahan aditif PEG dengan berat molekul yang lain, diutamakan lebih rendah dari PEG 6000, dan

Terkait dengan kewajaran penyajian Laporan keuangan yang disusun terdiri dari Neraca, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan arus kas, Laporan Pembagian Hasil Usaha di

Objek Pajak Konstruksi Umum Objek Pajak Konstruksi Khusus Penilaian Individual LKOK Proses CAV Program CAV Pengecekan Nilai Nilai Objek.. Nilai tidak Dapat

Terkait dengan faktor ekonomi sebagai salah satu tujuan dilakukannya nikah sirri online, hal tersebut tentunya bertentangan dengan ajaran Islam. Selain perbuatan nikah sirri

Similarly, the concept of the symbolic use of knowledge tends towards the dominance of political rationality as it assumes the relevant politico- administrative actors tap and