• Tidak ada hasil yang ditemukan

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

100

5 BAB V KONSEP DASAR

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Konsep perancangan mengacu pada karakteristik arsitektur organik, yaitu 1. Bukan meniru bentuk dari alam tapi mengembangkan prinsip yang

ada di alam

 Mengembangkan sistem struktur berdasarkan prinsip pohon.

Pohon memiliki satu batang besar yang menyangga ranting-ranting.

Hal tersebut diterapkan pada kolom bangunan

Gambar 5.0.1Sistem struktur organik Sumber: archdaily

 Penggunaan sistem sirkulasi jaringan yang sesuai dengan sistem jaringan pada organisme. Sistem sirkulasi jaringan menghubungkan titik-titik massa bangunan menjadi satu kesatuan.

2. Integrasi fungsi dan bentuk, seperti prinsip pada organisme.

 Membuat bentuk-bentuk yang sederhana, sesuai dengan kebutuhan fungsi cottage

Gambar 5.0.2Bentuk bangunan sederhana Sumber: archdaily

(2)

101

 Menggunakan bentuk segi empat untuk menciptakan kesan luas

 Bentuk atap miring agar memudahkan drainase air hujan dan peneduh dari sinar matahari

 Memperpanjang bentuk penutup atap untuk membuat ruang transisi.

Gambar 5. 0.3Ruang transisi Sumber: archdaily

3. Kesatuan antara ruang dalam bangunan dengan ruang luar pada lingkungan alam

 Mendekatkan vegetasi dengan unit cottage

Gambar 5.0.4Rumah pohon Sumber: archdaily

 Merancang cottage apung berupa bangunan semi permanen.

Gambar 5.0.5Cottage Apung Sumber: archdaily

 Memperbanyak bukaan dan material transparan sehingga udara dan cahaya dapat masuk dalam bangunan.

Gambar 5.0.6Bukaan Sumber: archdaily

(3)

102

 Memasukkan unsur vegetasi dan air dalam bangunan sehingga menciptakan suasana outdoor

 Adanya ruang transisi seperti teras dan balkon sebagai penghubung antara ruang luar dan ruang dalam

4. Ide desain diilhami dari alam

 Garis atap bangunan sesuai dengan skyline pepohonan.

Gambar 5.0.7Garis Atap Sumber: archdaily dan analisis penulis

 Penggunaan ramps sebagai sarana sirkulasi vertikal yang diilhami dari kontur bukit

 Permainan bayangan cahaya pada bangunan seperti efek bayangan pepohonan

Gambar 5.0.8 Bayangan cahaya Sumber: archdaily

5. Dinamis dan dapat menyesuaikan dengan lingkungannya.

 Penataan massa bangunan menyesuaikan kontur

 Struktur cottage apung sesuai dengan kondisi perairan Karimunjawa

(4)

103

Gambar 5.0.9 Phontoon structure Sumber: Analisis penulis

 Bangunan dapat tumbuh berkembang sesuai dengan kebutuhan industri wisata Karimunjawa

Gambar 5.0.10 Pengembangan unit cottage Sumber: Analisis penulis

Desain awal terdiri dari 20 unit cottage dengan kapasitas 60 orang.

Desain tersebut dapat dikembangkan menjadi 30 unit cottage dengan kapasitas 90 orang

5.1 Konsep Bangunan 5.1.1 Konsep bentuk

 Menggunakan bentuk dasar segi empat dan bentuk lengkung (lingkaran). Bentuk segi empat menciptakan kesan luas sedangkan bentuk lengkung menciptakan kesan dinamis dan selaras dengan alam

 Bentuk simple, lebih menonjolkan elemen alam

 Bentuk garis atap mengadaptasi skyline pepohonan, sehingga bangunan selaras dengan alam sekitarnya.

(5)

104 5.1.2 Konsep tata massa

Menurut teori arsitektur organik, bentuk ruang merupakan perwujudan dari fungsi di dalamnya. Gubahan massa juga harus selaras dengan alam sekitarnya.

Konsep gubahan massa berupa bentuk segi empat. Bentuk segi empat menimbulkan kesan meruang yang luas sehingga menimbulkan suasana nyaman.

Penataan massa bangunan menggunakan pola kluster yang dinamis dan fleksibel mengikuti kontur tapak. Massa bangunan mengalir dari bukit hingga ke pantai.

5.1.3 Konsep sirkulasi

Tipologi bangunan cottage memiliki massa yang majemuk sehingga membutuhkan perancangan ruang sirkulasi antar massa bangunan.

1. Sirkulasi horizontal

a) Pola sirkulasi jaringan organik

Pola sirkulasi jaringan cocok diterapkan pada cottage yang memiliki banyak titik massa bangunan.

Pola jaringan juga sesuai dengan prinsip jaringan pada organisme.

Penataan massa organik menimbulkan pola sirkulasi yang organik. Kontur pada lahan membuat adanya sirkulasi vertikal sesuai kontur bukit yang menurun menuju pantai.

b) Pola sirkulasi linier

Sirkulasi linier memudahkan dan mempercepat sirkulasi. Pola sirkulasi linier diterapkan pada zona servis untuk efisiensi.

c) Pola sirkulasi radial

(6)

105 Pola radial mengarahkan sirkulasi ke sebuah pusat.

Pola ini diterapkan pada lobi untuk mengarahkan pengunjung.

2. Sirkulasi vertikal

Tapak yang berkontur menyebabkan adanya perbedaan ketinggian antar massa bangunan. Sebagai sarana sirkulasi vertikal digunakan ramps agar selaras dengan kontur alami.

5.1.4 Konsep zonasi 1. Zona Utama

 Water House

Gambar 5.0.12 Area water house Sumber: Analisis penulis

5 unit cottage terapung seperti rumah-rumah nelayan di area pesisir. Terdiri dari ruang tidur utama, ruang tengah, kamar mandi, pantry, teras. Setiap unit dapat dihuni 2-3 orang. Menggunakan sistem phontoon structure yang murah dan tidak merusak lingkungan

 Tree House

Gambar 5.0.11 Preseden cottage apung Sumber: archdaily

(7)

106

Gambar 5.0.13 Zona Tree House Gambar 5.0.14 Preseden Tree House Sumber: Analisis penulis Sumber: archdaily

Terdiri dari 10 unit cottage yang mengadaptasi dari konsep rumah pohon yang mendekatkan hunian dengan vegetasi. Setiap unit dapat dihuni 4-6 orang. Secara khusus, ditujukan bagi keluarga, terutama keluarga dengan anak-anak yang menyukai suasana rumah pohon. Terdiri dari ruang tidur utama, ruang tidur anak, ruang tengah, kamar mandi, pantry dan teras

 Sky House

Gambar 5.0.15 Zona Sky House Sumber: Analisis penulis

5 unit cottage eksklusif yang berada di bukit dengan ketinggian lebih dari 50m. Menawarkan view ke lautan sekaligus ke bukit hijau di belakangnya. Terdiri dari ruang tidur utama, ruang tengah, kamar mandi, pantry

(8)

107 dan teras serta kolam renang privat. Setiap unit dapat dihuni 2-3 orang.

2. Zona Rekreasi

 Rekreasi indoor: Restoran, spa, toko sovenir

 Rekreasi outdoor: Taman, gazebo

Rekreasi olahraga: Kolam renang, snorkling point 3. Zona servis

Front of the house: Parkir, resepsionis, lobi, booth informasi wisata, mushala

Back of the house: laundry, dapur, ruang genset, ruang mechanical electrical

4. Zona pengelolaan

 Ruang manajer

 Ruang administrasi

 Mess karyawan

Gambar 5.0.16 Pembagian zonasi Sumber: Analisis penulis

Keterangan 1. Zona Rekreasi

2. Zona Servis (Pelayanan) 3. Zona Pengelolaan

(9)

108 5.1.5 Konsep ruang

Konsep arsitektur organik dalam perancangan ruang adalah ruang yang bebas mengalir sehingga terjadi kesatuan antara alam, ruang luar hingga ke ruang dalam. Konsep tersebut menghasilkan ruang yang bersifat fleksibel, dinamis dan luas.

Konsep kedekatan ruang dalam dengan lingkungan dicapai dengan ruang yang terbuka, bukaan yang lebar dan penggunaan material kaca, sehingga menciptakan kesatuan baik secara visual, penghawaan maupun pencahayaan

Memasukkan unsur alam ke dalam ruang seperti vegetasi dan air. Adanya unsur alam juga menimbulkan suasana rileks bagi pengguna cottage.

5.1.6 Konsep Hubungan Ruang

Berdasarkan analisis, organisasi radial paling sesuai karena bersifat dinamis sekaligus membentuk suatu meeting point yang menjadi pusat dari massa massa bangunan. Dalam perancangan cottage ini, lobi menjadi meeting point dari semua zonasi.

Bentuk Radial dapat dikombinasikan dengan bentuk organik.

Garis-garis linier yang menuju pusat ditransformasikan sesuai keadaan tapak.

Gambar 0.18

Sumber: Analisis penulis

Gambar 5.17 Hubungan Ruang Radial Sumber: Analisis penulis

(10)

109 5.1.7 Konsep Besaran Ruang

Tabel 5.1 Besaran ruang

Kelompok Fasilitas Standar Ruang Kebutuhan Ruang

Ukuran

(m) Luas (m2) Ukuran

(m) Luas

(m2) A. Fasilitas

Akomodasi

Tree House

-Ruang tengah 3 x 3 9

-Ruang tidur utama 4,5 x 3,8 17,1 4 x 5 20

-Ruang tidur anak 7,25 3 x 3 9

-Kamar mandi 1,8x1,2 2,7 2 x 1,5 3

Pantry 2,2 x 1,8 3,96 2 x 3 6

-Teras 1,3 x 2 3,6 1,5 x 3 4,5

Jumlah 51,5

Sirkulasi 20%x51,5 10,3

Total 61,8

Total 10 unit 618

Water House

-Ruang tengah 2 x 3 6

-Ruang tidur utama 4,5 x 3,8 17,1 4,5 x 4 18

-Kamar mandi 1,8x1,2 2,7 2 x 1,5 3

Pantry 2,2 x 1,8 3,96 2,2 x 1,8 3,96

-Teras 1,3 x 2 3,6 1,2 x 3 3,6

Jumlah 34,56

Sirkulasi 20%x34,56 6,912

Total 41,472

Total 10 unit 414,72

Sky House

-Ruang tengah 3 x 3 9

-Ruang tidur utama 4,5 x 3,8 17,1 4 x 6 20

-Kamar mandi 1,8x1,2 2,7 2 x 2 4

Pantry 2,2 x 1,8 3,96 2 x 3 6

-Teras 1,3 x 2 3,6 1,5 x 3 4,5

-Kolam renang 2,25 x 5,25 11,8 3 x 6 18

(11)

110

Jumlah 61,5

Sirkulasi 20%x61,5 12,3

Total 73,8

Total 5 unit 369

A. Fasilitas

Pelayanan

Parkir Mobil=12,5/unit 12,5x30 375

Motor=2m2/unit 2x20 40

Mushala 3x2 6

Resepsionis 1,5x2 3

Lobi 6x8 48

Informasi wisata 1,5x2 3

Laundry 4x5 20

Dapur 4x5 20

Ruang mechanical

electrical 3x4 12

Ruang genset 5x7 35

Total 562

B. Fasilitas

Pengelola

Ruang manajer 3x3 9

Ruang administrasi 3x4 12

Mess Karyawan 5x8 40

Total 61

C. Fasilitas Rekreasi

Restoran 5x8 40

Spa 5x5 25

Toko sovenir 3x4 12

Area kolam renang 10x10 100

Taman 10x20 200

Total 377

Total keseluruhan 2401,72

Sumber: Analisis penulis

(12)

111 5.1.8 Konsep penghawaan

Perancangan sistem penghawaan mengutamakan penghawaan alami yang sesuai dengan pendekatan konsep arsitektur organik. Penghawaan alami pada bangunan diperoleh dengan memberikan bukaan pada tempat tertentu sesuai dengan pergerakan angin di daerah pantai Tanjung Gelam.

Pemanfaatan udara alam sebagai penghawaan menggunakan sistem cross ventilation. Penghawaan alami membawasuasana alam lebih dekat ke dalam ruang sehingga pengunjung dapat merasakan konsep organik pada bangunan cottage.

(13)

112

Gambar 0.19 Desain Penghawaan Sumber: Buku Pedoman Konsep

5.1.9 Konsep pencahayaan

Konsep arsitektur organik yang menyatu dengan alam membuat pencahayaan dalam ruang mengutamakan pencahayaan alami. Sinar matahari masuk ke dalam bangunan dapat melalui bukaan jendela, perlubangan fasade, kisi-kisi, skylight dan material yang dapat meneruskan cahaya seperti kaca.

Penggunaan pencahayaan buatan berupa lampu digunakan sebagai sumber pencahayaan di malam hari.

Pemilihan lampu diutamakan menggunakan lampu yang hemat energi. Penataan pencahayaan buatan juga dapat digunakan untuk memaksimalkan view alam yang ada pada tapak.

(14)

113

Gambar 0.20 Desain Pencahayaan Sumber: Buku Pedoman Konsep

Permainan bukaan pada dinding dan atap sehingga menghasilkan bayangan cahaya pada bangunan seperti efek bayangan pepohonan

Gambar 0.21 Desain bayangan cahaya Sumber: Archdaily

(15)

114 5.1.10 Konsep struktur

Pemilihan sistem struktur terbagi menjadi 3 bagian 1. Pondasi

Sistem pondasi menggunakan pondasi batu kali untuk tapak yang datar. Sedangkan pada lahan bukit yang berkontur menggunakan sistem angkur untuk memperkuat stabilitas dan mencegah longsor.

2. Dinding

Dinding menggunakan material yang banyak dipakai di lingkungan tersebut seperli dinding bata dan kayu. Finishing dinding menggunakan ornamen batu alam untuk menimbulkan kesan alami.

Banyak bukaan pada dinding untuk mencapai kesatuan dengan alam. Pembatas antar ruang tidak harus berupa dinding masif tapi dapat dengan konfigurasi lantai dan atap, perletakan kolom bangunan maupun dengan pembatas alami seperti vegetasi.

3. Kolom

Memakai prinsip pohon dengan ranting-rantingnya yang stabil dan kokoh pada alam.

Gambar 0.22 Sistem struktur pohon Sumber: archdaily

4. Atap

Sesuai dengan iklim tropis pantai, perancangan atap mengunakan transformasi atap miring. Atap miring memudahkan pengaliran drainase air hujan. Bentuk atap menggunakan atap lengkung sebagai transformasi dari bukit

(16)

115 dan pepohonan. Bentuk lengkung juga menambah nilai estetis dan meningkatkan daya tarik cottage.

Prinsip-prinsip dalam perancangan struktur antara lain 1. Struktur menahan beban hidup dan beban mati bangunan 2. Elemen struktur menjadi tempat menempelnya unsur

bidang pada bangunan

3. Kolom dan balok sebagai elemen utama dalam struktur membentuk sistem komposisi grid.

5.1.11 Konsep utilitas

1. Sistem Jaringan Air Bersih

Pemanfaatan sumber air tanah untuk sistem jaringan air bersih. Pengaliran air tanah terbantu dengan adanya kontur pada tapak.

2. Sistem Jaringan Air Kotor

Air kotor dikumpulkan kemudian diolah agar dapat dimanfaatkan kembali.

3. Sistem Jaringan Listrik

Di kepulauan Karimunjawa listrik dari PLN hanya menyala pada malam hari. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan listrik di siang hari perlu adanya genset sebagai sumber energi listrik.

4. Sistem Perlindungan Dari Kebakaran

Pada bangunan cottage dilengkapi alat-alat untuk mencegah maupun mengatasi kebakaran seperti

a) Hydrant

Perletakan hydrant di luar bangunan maupun di dalam bangunan

b) Alat pemadam portable

Alat pemadam ringan di tempatkan di bagian-bagian tertentu seperti unit cottage dan area servis

(17)

116 c) Sprinkler

Sprinkler dipasang di semua ruang kecuali ruang utilitas.

d) Smoke Detector

Smoke detector dipasang di semua ruang kecuali ruang utilitas.

e) Heat Detector

Alat pendeteksi panas di pasang di ruang-ruang utilitas.

5.2 Konsep Lingkungan 5.2.1 Konsep Topografi

Berkaitan dengan pendekatan konsep arsitektur organik, maka dipilih pengolahan kontur yang selaras dengan lingkungan dan tidak banyak merubah kontur tanah. Terdapat beberapa alternatif pengolahan kontur yang sesuai dengan teori arsitektur organik

1. Galian dan timbunan untuk landasan bangunan

Pengolahan ini tidak menghilangkan kontur bukit tapi memindahkan sebagian tanah bukit sehingga terdapat bidang datar sebagai landasan bangunan.

Gambar 0.23 Galian dan timbunan Sumber: Buku Pedoman Konsep

2. Sesuaikan bangunan dengan kontur

Massa unit-unit bangunan mengalir sesuai kontur tapak

(18)

117

Gambar 0.24 Penyesuaian dengan kontur Sumber: Buku Pedoman Konsep

3. Perhubungan diagonal

Terdapat sumbu garis linier antara satu massa bangunan dengan massa yang lain pada ketinggian yang berbeda

Gambar 0.25 Perhubungan diagonal Sumber: Buku Pedoman Konsep

5.2.2 Konsep tata lanskap 1. Aspek Tata Lanskap

a. Aspek Fungsi

Pengadaan landscape menurut kebutuhan fungsi bangunan cottage. Lanskap menjadi penghubung antar unit bangunan

b. Aspek Skala

Penyesuaian dimensi lanskap dengan dimensi manusia.

Permainan ketinggian agar lanskap terasa hangat dan dekat dengan pengguna.

c. Aspek Estetika

Keselarasan bangunan dengan lingkungan. Bangunan tidak menonjol sendiri tapi juga didukung oleh tata lanskap yang sesuai dengan alam sekitarnya

(19)

118 d. Aspek Citra

Perancangan citra kawasan yang alami. Hal tersebut sesuai dengan kondisi alam sekitar yang dipenuhi pepohonan

2. Elemen Tata Lanskap

Elemen tata lanskap lebih banyak berupa soft space, yaitu ruang yang terbentuk oleh adanya penataan vegetasi. Soft space membuat ruang terasa mengalir ke alam.

5.2.3 Konsep pencapaian Pencapaian Tersamar

Jalur pencapaian diubah untuk menghambat atau memperpanjang urutan pencapaian untuk memberikan view pada publik sehingga merasakan keindahan pantai. Pencapaian tersamar tersebut sekaligus menjadi link visual.

Gambar 0.26 Konsep pencapaian tersamar Sumber: Analisis penulis

Cara pencapaian tersamar membelokkan dulu jalur masuk menuju ke arah pantai. Jalur masuk dibuat organik sesuai dengan bentuk tapak. Cara pencapaian ini menghadirkan view pantai yang menjadi salah satu daya tarik cottage kepada pengunjung.

(20)

119 5.2.4 Konsep tata ruang luar

Ruang luar memiliki fungsi penting dalam perancangan bangunan, yaitu

1. Sebagai ruang tangkap visual 2. Pendukung penampilan bangunan 3. Pengarah sirkulasi

4. Pembentuk suasana

Gambar 5.0.27 Konsep tata ruang luar Sumber: Buku Pedoman Konsep

5.2.5 Konsep tata hijau (vegetasi)

 Memasukkan vegetasi ke dalam bangunan

 Vegetasi menjadi elemen utama dalam perancangan ruang unit cottage

Gambar 5.0.28 Vegetasi Sumber: archdaily

Gambar

Gambar 5.0.1Sistem struktur organik  Sumber: archdaily
Gambar 5. 0.3Ruang transisi  Sumber: archdaily
Gambar 5.0.7Garis Atap  Sumber: archdaily dan analisis penulis
Gambar 5.0.9 Phontoon structure  Sumber: Analisis penulis
+7

Referensi

Dokumen terkait

24/Kpts- II/1999 tapi pada saat yang sama Pemerintah menggunakan otoritasnya untuk memberikan hak pemanfaatan sumber daya alam kepada perusahaan CPM seperti pemberian

Berdasarkan hasil pengujian ini, dapat disimpulkan bahwa kompetensi sosial siswa yang mengikuti kegiatan pramuka yang disertai dengan permainan tradisional memiliki

Berdasarkan hasil pada Tabel 1 dan grafik Gambar 4 terlihat bahwa perbandingan kinerja dari sistem menggunakan dengan dan tanpa teknik pengkodean kanal type RS

Pada buku bergambar dan mewarnai tentang objek bersejarah yang ada di Sulawesi Selatan ini, akan dibuat semenarik mungkin dengan menggunakan media dalam

Menurut Munad (2017) dari total tumbuh- tumbuhan obat yang dikenal didunia, hanya 1.200 jenis tanaman yang sudah dimanfaatkan baik untuk bahan baku obat herbal, jamu

Dari Tabel 4.3, dapat diketahui bahwa semakin dekat material dengan sensor ultrasonic 2 maksimal jarak 10 cm maka voice recorder akan memutar suara 2 yaitu

Pada tahap ini yang dapat dilakukan oleh Pramuka dalam menanamkan kedisiplinan yaitu melalui pertama adalah pelaksanaan ekstrakulikuler wajib yang dimasukkan ke

Dasar teori Manajemen Pemasaran yang menguraikan pengertian Manajemen Pemasaran dan membahas Analisa biaya pemasaran yang dilanjutkan dengan pembahasan manajemen penjualan