• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL. Judul. Oleh ARNO NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ARTIKEL. Judul. Oleh ARNO NIM"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL

Judul

Penerapan Model Pembelajaran Teknik Make A Match (Kartu Berpasangan) Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VIII G Semester Genap Di SMP Negeri 3

Singaraja Buleleng Bali Tahun Ajaran 2014/2015

Oleh ARNO NIM 1114021002

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA

2015

(2)

Penerapan Model Pembelajaran Teknik Make A Match (Kartu Berpasangan) Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VIII G Semester

Genap Di SMP Negeri 3 Singaraja Buleleng Bali Tahun Ajaran 2014/2015 Oleh

ARNO*

Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja, M.A.**, Dr. Tuty Maryati, M.Pd.***

Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: arnoa89@gmail.com, nengah_bawa_atmadja@gmail.com, tuty_maryati_ragil@yahoo.co.id.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, (2) mengetahui peningkatan hasil belajar ilmu pengetahuan sosial siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match, (3) mengetahui respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match pada pelajaran ilmu pengetahuan sosial.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Tahap-tahap yang dilakukan dalam peelitian tindakan kelas yaitu: (1) perencanaan penelitian, (2) pelaksanaan penelitian, (3) observasi dan evaluasi, (4) refleksi. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) persentase rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I yaitu 67,12 % dengan kategori kurang aktif, meningkat menjadi 80,60% pada siklus II dengan kategori aktif; (2) rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I yaitu 64,84 dengan kategori belum tuntas meningkat menjadi 80,90 pada siklus II dengan kategori tuntas, (3) rata-rata skor respon siswa kelas pada siklus I yaitu 44,00 dengan kategori respon “positif”, meningkat menjadi 45,00 pada siklus II dengan kategori respon “positif”. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar ilmu pengetahuan sosial siswa kelas VIII G SMP Negeri 3 Singaraja semester genap tahun pelajaran 2014/2015, serta respon yang positif.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif teknik Make a Match, Aktivitas Siswa, Hasil Belajar, Respon Siswa, Ilmu Pengetahuan Sosial.

ABSTRACT

This research aims to (1) know the enhancement student activity through the implementation of cooperative learning model technique make a match on social sciences lesson, (2) know the enhancement student learning outcomes through the implementation of cooperative learning model technique make a match, (3) know the response of students through the implementation of cooperative learning model technique make a match on social sciences lesson. This research is a Classroom Action Research. Phases performed within classroom action research, is: (1) research planning, (2) implementation reseacrh (3) observation and evaluation (4) reflection. The results of this research showed: (1) the average percentage of student learning activities in the first cycle is 67,12 % with less active category, increased to 80,60 % in the two cycle with the active category, (2) the average result of student learning in the first cycle is 64,84 with category incomplete, increased to 80,90 in the second cycle with category complete, (3) the average score student responses in the first cycle is 44,00 with a positif response category, increased to 45,00 in the second cycle with a positif response category. Based on these results it can be concluded that the implementation of cooperative learning model technique make a match may increase learning activities and student learning outcomes social sciences lesson in class VIII G SMP Negeri 3 Singaraja in the second semester of the school year 2014/2015, and received a positive response.

Keywords: Cooperative Learning Model Technique Make A Match, Student Activity, Learning Outcomes, Student Response, Social Science.

*Penulis

**Pembimbing I

***Pembimbing II

(3)

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan pengajaran, dan atau latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang (Mudyahardjo, 2001: 11).

Di sisi lain pendidikan pada hakikatnya adalah usaha untuk membudidayakan manusia, artinya pendidikan selalu berkenaan dengan upaya pembinaan manusia, maka keberhasilan pendidikan adalah pelaksanaan pendidikan yaitu guru, (Sudjana, 1989: 2). Dalam pembelajaran di kelas, salah satu harapan guru adalah siswa memiliki hasil belajar yang baik. Akan tetapi untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal maka diperlukan unsur-unsur dalam proses belajar mengajar, seperti guru dan personalnya, bahan pelajaran, metode mengajar, system evaluasi, sarana penunjang dan system administrasi dalam hal ini diusahakan mampu memberikan kontribusi maksimal pada proses belajar.

Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini nampak pada hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih

sangat memprihatinkan.

Permasalahan dalam proses pembelajaran disebabkan karena ketika proses belajar mengajar masih bersifat konvensional. Hal ini dapat dilihat pada mata pelajaran Ilmu pengetahuan Sosial (IPS).

Salah satu Mata pelajaran yang didapat oleh peserta didik di tingkat SMP adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Ilmu pengetahuan sosial merupakan mata pelajaran yang memadukan konsep- konsep dasar dari berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaannya bagi siswa dan kehidupannya (Fakih Samlawi dan Maftuh, 1998: 1). Dengan pembelajaran IPS ini, siswa/peserta didik dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap dan kepekaan untuk menghadapi hidup dengan berbagai tantangan hidup yang ada.

Pada dasarnya tujuan dari IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta sebagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (Solihatin dan Raharjo, 2009: 15).

Dengan pelajaran IPS, siswa diharapkan dapat mengetahui seputar dunia sosial kemasyarakatan yang akan selalu diperlukan nantinya.

Akan tetapi, jika dilihat kenyataan yang ada di lapangan (sekolah), bahwa harapan pembelajaran IPS belum dapat direalisasikan dengan optimal.

Setelah peneliti melakukan identifikasi terhadap permasalahan belajar siswa, peneliti memperoleh informasi bahwa ada beberapa hal yang dapat diidentifikasi sebagai faktor kelemahan dalam proses pembelajaran yang dilakukan diantaranya: (1) Model pembelajaran konvensional (ceramah), (2) pembelajaran masih didominasi oleh guru (kurang melibatkan siswa), (3) Guru hanya berusaha menjejali siswa secara terus menerus dengan materi pelajaran tanpa memperhatikan

(4)

kemampuan siswa menyerap materi tersebut, (4) Pada kelas VIII G siswa belum mampu mengelaborasi pengetahuan awal dengan pengetahuan yang baru yang diberikan secara maksimal. Akhirnya penekanan pada pengetahuan siswa cenderung diabaikan, (5) Penulis menemukan bahwa siswa-siswa di SMP Negeri 3 Singaraja khususnya kelas VIII G memandang bahwa mata pelajaran IPS itu merupakan mata pelajaran yang bersifat normatif membosankan, apalagi dalam pembelajaran siswa diajarkan dengan metode ceramah, (6) Dalam proses pembelajaran guru kurang mengaitkan materi dengan memberikan contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari siswa.

Maka permasalahan-

permasalahan di atas tersebut menimbulkan masalah dalam proses pembelajaran, seperti permasalahan yang terjadi di dalam kelas khususnya pada kelas VIII G SMP N 3 Singaraja yaitu permasalahan terkait aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Sebagai contoh di kelas VIII G yang berjumlah 33, aktivitas belajar di dalam kelas ini sangatlah kurang, kurangnya interaksi antara teman dan guru, tidak jarang siswa sering mengobrol saat guru menjelaskan materi pelajaran, terkadang ada siswa yang mengganggu temannya yang lain sehingga proses belajar mengajar menjadi ribut dan mengakibatkan hilangnya konsentrasi siswa lain saat mengikuti pembelajaran. Berdasarkan data hasil evaluasi siswa di lapangan menunjukkan bahwa perolehan rata- rata nilai IPS siswa khususnya kelas VIII G hanya 57 dan 63 sehingga belum mencapai KKM. Sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang harus dicapai pada mata pelajaran IPS adalah di atas 71. Maka sesuai dengan data hasil observasi

menunjukkan bahwa total skor hasil belajar siswa pada Ulangan Tengah Semester Ganjil tahun ajaran 2014/2015 sebesar 2709 dengan rata- rata hasil belajar 57 dan 63. Jadi rentang hasil belajar siswa yang belum memenuhi KKM 85% dan siswa yang tuntas belajarnya hanya berjumlah 15%, sehingga dapat dikatakan tergolong sangat kurang.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dan untuk menjawab tentang kurangnya aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII G tersebut maka diperlukan suatu pembelajaran yang inovatif. Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran tersebut di atas dan keadaan siswa yang lebih senang bermain dibandingkan untuk belajar adalah model pembelajaran kooperatif teknik make a match (teknik mencari pasangan). Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match ini mempunyai tujuan agar pemahaman siswa terhadap materi pelajaran melalui model pembelajaran teknik make a match yang diberikan dalam bentuk tugas perkelompok, agar siswa dapat saling menambah kekurangan pembendaharaan kata dalam merangkai kembali materi yang dipelajarinya, karena ada kerjasama itulah diharapkan siswa tidak mengalami kesulitan atau kesukaran dalam menceritakan kembali apa yang telah dipelajarinya. Selain itu dengan model pembelajaran teknik make a match ini siswa dituntut untuk saling berinteraksi satu sama lain di dalam kelas dan bertukar fikiran secara bersama-sama untuk memecahkan masalah yang dihadapi, dan masing- masing siswa harus mengetahui jawaban atas apa yang telah mereka kerjakan, secara otomatis masing- masing siswa akan merasa mengemban tanggungjawab untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut.

(5)

Penerapan model pembelajaran ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.

Setelah semua siswa dapat mencocokkan kartunya kemudian dibentuk menjadi beberapa kelompok diskusi. Secara garis besar make a match adalah teknik belajar mencari pasangan, siswa mencari pasangan sambil belajar. Dengan teknik ini diharapkan guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban paling tepat, selain itu teknik yang terdapat di dalamnya juga mendorong siswa untuk semangat kerjasama. Sehingga hal ini diharapkan oleh peneliti dapat membantu siswa mengatasi kesulitan belajar IPS di kelas.

Keunggulan teknik ini ialah siswa akan belajar mengenai suatu konsep dalam suasana yang menyenangkan dan teknik ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran serta semua tingkatan usia anak didik Lorna curran dalam (Huda, 2011: 118).

Dengan menerapkan model Cooperative Learning teknik make a match siswa diajak untuk belajar sambil bermain, dengan cara saling menjodohkan kartu yang dimilikinya.

Pembelajaran IPS menjadi lebih menarik, siswa dapat menyukai pembelajaran IPS, siswa lebih mudah memahami isi materi yang disampaikan oleh guru sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa akan meningkat.

Metode ini juga merupakan cara yang baik sekali untuk menambah tanggung jawab perseorangan dalam kelompok. Teknik make a match memberikan kesempatan pada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan

mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka judul pada penelitian ini yaitu “Penerapan Model Pembelajaran Teknik Make a match (Mencari Pasangan) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VIII G Semester Genap SMP N 3 Singaraja Buleleng Bali Tahun Ajaran 2014/2015”.

Penelitian sejenis juga pernah dilakukan oleh I Nyoman Putu Wijaya, pada tahun 2012 dengan judul

“Penerapan Metode Pembelajaran Make a match Dalam Meningkatkan aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Geografi Kelas X.3 Semester 1 Tahun Ajaran 2012/2013 Di SMA Karya Wisata Singaraja”. Dari hasil penelitian tersebut dijelaskan bahwa terjadinya perubahan yang signifikan dalam proses pembelajaran geografi. Dimana aktivitas dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan menggunakan metode pembelajaran make a match.

Selanjutnya yaitu penelitian Dali (2011) tentang “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Make a match”

mengemukakan bahwa teknik Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar IPS kelompok V, hal ini dapat dibuktikan pada hasil belajar siswa yang meningkat. Pada siklus satu mengalami peningkatan nilai rata-rata 9,4 angka yaitu dari nilai rata-rata 55 sebelum penerapan model pembelajaran make a match menjadi 64,4. Pada siklus II terjadi hasil belajar siswa mencapai rata-rata 80,88, dan ketuntasan belajar mencapai 76%.

Dari keberhasilan penelitian yang dilakukan oleh I Nyoman Putu Wijaya dan Somantri Tisep Dali dengan menggunakan metode pembelajaran

(6)

make a match, penulis mencoba menerapkan model yang sama di SMP Negeri 3 Singaraja. Adapun rumusan masalah yang penulis paparkan dalam penelitian ini yaitu: (1) Apakah penerapan model pembelajaran teknik make a match (mencari pasangan) dapat meningkatkan aktivitas belajar IPS pada siswa kelas VIII G semester genap di SMP N 3 Singaraja tahun ajaran 2014/2015; (2) Apakah penerapan model pembelajaran teknik make a match (mencari pasangan) dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas VIII G semester genap di SMP N 3 Singaraja tahun ajaran 2014/2015; (3) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran teknik make a match (mencari pasangan) pada pelajaran IPS siswa kelas VIII G semester genap di SMP N 3 Singaraja tahun ajaran 2014/2015.

KAJIAN PUSTAKA

Adapun kajian pustaka yang penulis paparkan dalam penelitian ini yaitu:

1) Pengertian model pembelajaran.

Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelompok maupun tutorial (Suprijono, 2011: 46). Sejalan dengan pendapat di atas, model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajar dan para guru

dalam melaksanakan

pembelajaran (Trianto, 2010: 51).

2) Model pembelajaran teknik make a match.

Teknik make a match adalah teknik mencari pasangan, siswa digabung kemudian disuruh mencari pasangan dari kartu yang mereka pegang. Keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik (Curran dalam Huda, 2011: 113).

3) Tinjauan tentang pendidikan IPS.

Ilmu pengetahuan sosial merupakan mata pelajaran yang memadukan konsep-konsep dasar dari berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaanya bagi siswa dan kehidupanya (Samlawi dan Maftuh, 1998: 1) 4) Kajian tentang belajar

Belajar merupakan perubahan tingka laku atau penampilan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya (Sudirman, 1968).

5) Kajian tentang aktivitas belajar dan hasil belajar.

Menurut Mulyono (2001: 26),

aktivitas artinya

“kegiatan/keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas.

Sedangkan belajar menurut Hamalik (2001: 28) adalah “suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interkasi dengan lingkungan”. Sedangkan Hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

(7)

belajarnya (Sudjana, 2009: 22).

6) Pengertian respon

Respon adalah istilah yang digunakan oleh psikologi untuk menamakan reaksi terhadap rangsang yang diterima oleh panca indera. Respon biasanya diwujudkan dalam bentuk perilaku yang dimunculkan setelah dilakukan perangsangan.

METODE

Jenis penelitian yang penulis lakukan ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).

Dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa siklus tindakan yang yang dirancang dengan tujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki proses kegiatan pembelajaran di sekolah terutama mengenai aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Menurut Arikunto, dkk (dalam Sutrisna, 2011: 38) penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tahap- tahap yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu: (1) perencanaan tindakan (2) pelaksanaan tindakan, (3) melakukan observasi dan evaluasi (4) melakukan refleksi. Sumber data pada penelitian ini terbagi menjadi data primer dan sekunder. Data primer yaitu diperoleh dari hasil nilai ulangan harian dan persentase aktivitas siswa dalam pembelajaran sebelum dan sesudah diterapkannya tindakan. Sumber sekunder di luar subjek penelitian didapatkan dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPS di SMP Negeri 3 Singaraja dan hasil observasi peneliti.

Metode pengumpulan data dan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara, observasi, dan tes.

Wawancara dilakukan terhadap guru IPS dan siswa khususnya kelas VIII G untuk mendapatkan gambaran situasi pembelajaran IPS di SMP Negeri 3 Singaraja secara umum dan di kelas VIII G secara khusus. Wawancara menggunakan lembar pedoman wawancara. Observasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran situasi pembelajaran IPS di kelas VIII G secara khusus pada pra-siklus dan data aktivitas siswa. Observasi menggunakan lembar pedoman observasi proses pembelajaran dan aktivitas belajar siswa. Tes dilakukan untuk mendapatkan nilai hasil belajar siswa. Tes menggunakan tes soal objektif sebanyak 20 butir soal.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian Siklus I

Berdasarkan hasil analisis data siswa kelas VIII G pada siklus I diperoleh data sebagai berikut: (1) persentase rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 67,12 %, bila dikonversikan kedalam penggolongan aktivitas belajar siswa berada pada kriteria 51-69 % atau berada pada kategori kurang aktif. Artinya bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus I belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu skor 76-84 % atau berada pada kategori aktif. (2) data hasil belajar diperoleh jumlah skor tes hasil belajar (∑X) adalah 2.140 dengan jumlah siswa sebanyak 33 orang, sehingga skor rata-rata hasil belajar yaitu 64,84 bila dikonversikan kedalam penggolongan skor hasil belajar siswa berada pada kriteria 50-69 yang berada pada kategori kurang baik

(8)

(belum tuntas), daya serap 64,84 % dan ketuntasan klasikal yaitu sebesar 54,54 %. Sedangkan rata-rata skor respon siswa pada siklus I (x) yaitu 44,00 dengan kategori respon “positif”.

Berdasarkan data di atas, secara umum siswa sudah dapat dikatakan mampu mengikuti proses pembelajaran dengan model yang diterapkan, namun belum dapat dikatakan berhasil, karena masih banyak ditemukan kendala dalam prosesnya dan beberapa siswa yang belum mencapai KKM yang telah ditentukan pada mata pelajaran IPS.

Sehingga penelitian ini dilanjutkan pada tindakan siklus II untuk mencapai peningkatan persentase aktivitas belajar dan nilai hasil belajar siswa sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditentukan

Selama pembelajaran siklus I, berdasarkan hasil refleksi terhadap pelaksanaan tindakan siklus I, adapun beberapa hal yang terlihat yang menghambat kelancaran proses pembelajaran antara lain: 1)

Siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran teknik make a match (mencari pasangan), karena siswa masih dalam proses adaptasi, 2) pada saat guru memberikan menjelaska materi di depan kelas terlihat masih banyak siswa yang ribut dan tidak memperhatikan sehingga materi yang disampaikan oleh guru kurang dapat dimengerti oleh beberapa siswa, 3) Terkadang ada beberapa siswa yang masih malu untuk mengeluarkan pendapatnya, dan sebagian siswa justru sangat ingin untuk mewakili temannya dalam menyampaikan hasil diskusi, 4) Pada saat proses diskusi berlangsung, masih ada beberapa siswa terlihat berbicara dengan temannya dan tidak ikut serta dalam proses diskusi, 5) Siswa dalam menjawab pertanyaan masih asal bicara untuk mendapatkan

nilai tanpa mengaitkan dengan materi yang mereka dapatkan.

Adapun perbaikan-perbaikan yang dilakukan pada siklus II yaitu: (1) Sebelum peneliti melaksanakan tindakan siklus II, siswa lebih ditekankan kembali mengenai langkah- langkah dalam pembelajaran teknik make a match (mencari pasangan) yang akan diterapkan, (2) Kemudian siswa dituntun lebih aktif, serius, dan focus dalam proses pembelajaran sehingga dapat menjawab tugas atau soal-soal yang diberikan selanjutnya.

Tidak lupa juga peneliti memberikan motivasi belajar kepada siswa untuk lebih semangat belajar, (3) peneliti akan lebih meningkatkan pengawasan terhadap siswa yang dianggap sering ribut di kelas, (4) Melatih siswa untuk berkomunikasi dan bekerjasama dengan orang lain, agar siswa berani mengemukakan pendapat tanpa rasa kaku dan malu, (5) Pada setiap akhir pertemuan, peneliti memberitahukan kepada siswa mengenai materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya, dengan tujuan agar siswa lebih mempersiapkan diri dan semangat dalam mengikuti pelajaran.

HASIL PENELITIAN SIKLUS II

Berdasarkan hasil analisis data siswa kelas VIII G yang peneliti lakukan pada siklus II diperoleh data sebagai berikut: (1) persentase rata- rata aktivitas belajar siswa sebesar 80,60 % Bila dikonversikan kedalam penggolongan aktivitas belajar siswa berada pada kriteria 76,84 % atau berada pada kategori aktif. Artinya, aktivitas belajar siswa pada siklus II sudah mencapai kriteria minimal yang telah ditentukan sebesar 76-84 % atau berada pada kategori aktif. (2) data hasil belajar diperoleh jumlah skor tes

(9)

hasil belajar (∑X) adalah 2.670 dengan jumlah siswa sebanyak 33 orang, sehingga skor rata-rata hasil belajar yaitu 80,90 bila dikonversikan ke dalam penggolongan skor hasil belajar siswa berada pada kriteria 80-89 yang berada pada kategori baik (tuntas).

daya serap 80,90 % dan ketuntasan klasikal yaitu sebesar 87,87 %.

Sedangkan respon siswa pada siklus II meningkat menjadi 45,00 pada siklus II dengan kategori respon “positif”.

Ini berarti penelitian pada siklus II sudah berhasil memenuhi target penelitian yaitu sesuai KKM 71. Hal ini dapat di lihat dari adanya peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II, dan sudah mencapai target yang telah ditentukan yaitu ≥ 75 %.

PEMBAHASAN

Melihat dari hasil penelitian siklus I dan siklus II menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match (mencari pasangan). Untuk data peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dapt dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 01. Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II

Persentase rata-rata aktivitas belajar siswa kelas VIII G SMP Negeri

3 Singaraja pada siklus I adalah 67,12

% dengan kategori kurang aktif, meningkat menjadi 80,60% pada siklus II dengan kategori aktif; kemudian rata- rata hasil belajar siswa kelas VIII G SMP Negeri 3 Singaraja pada siklus I adalah 64,84 dengan kategori kurang baik (belum tuntas) meningkat menjadi 80,90 pada siklus II dengan kategori baik (tuntas), dan skor rata-rata respon siswa yaitu 44,00 pada siklus I dengan kategori “positif” meningkat menjadi 45,00 pada siklus II dengan kategori

“positif”.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Make A Match (mencari pasangan) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas VIII G SMP Negeri 3 Singaraja semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Dan mendapatkan respon yang positif.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

(1) penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match (mencari pasangan) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas VIII G SMP Negeri 3 Singaraja semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Ini dapat dilihat dari hasil persentase rata-rata aktivitas belajar IPS siswa kelas VIII G pada siklus I adalah 67,12 % dengan kategori kurang aktif, meningkat menjadi 80,60 % pada siklus II dengan kategori aktif; (2) penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match mencari pasangan) dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa No Variabel Siklus Kategori

1 Aktivitas belajar

I 67,12 % Kurang aktif II 80,60 % aktif

2 Hasil belajar

I

54,54 % 64,84

Kurang baik (belum tuntas) II

87,87 % 80,90

Baik (tuntas) 3 Respon

siswa

I 44,00 Positif II 45,00 Positif

(10)

kelas VIII G SMP Negeri 3 Singaraja semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Ini dapat dilihat dari hasil rata-rata hasil belajar siswa kelas VIII G SMP Negeri 3 Singaraja pada siklus I adalah 64,84 dengan kategori kurang baik (belum tuntas) dengan ketuntasan belajar sebesar 54,54 %, meningkat menjadi 80,90 pada siklus II dengan kategori baik (tuntas) dengan ketuntasan belajar siswa sebesar 87,87 %. (3) serta memperoleh respon

“positif” terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match pada pelajaran IPS.

Saran

Dengan memperhatikan berbagai kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif teknik make a match (mencari pasangan) pada hasil penelitian ini, maka saran- saran yang dapat diberikan yaitu: (1) Dengan menggunakan model pembelajaran ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu model pembelajaran yang efektif dan efesien di dalam meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS kelas VIII G SMP Negeri 3 Singaraja, (2) Saran untuk penelitian selanjutnya agar peneliti melakukan lebih dalam proses observasi dan pengenalan terhadap subjek penelitian. Sehingga peneliti benar-benar mengenali bagaimana etnografi kelas, karakterisitik serta kelebihan dan kekurangan dari subjek penelitian, (3) Untuk hasil penelitian ini baik berupa temuan, masalah, dan solusi perbaikan serta hasil secara kuantitatif agar bisa dipakai acuan dan bahan pembenahan untuk pelaksanaan penelitian selanjutnya, (4) Bagi calon peneliti yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan metode

pembelajaran yang sama agar lebih mempertimbangankan berbagai hal yang dapat mmpengaruhi hal tersebut, (5) Bagi guru, sebagai salah satu alternatif untuk menangani berbagai masalah yang sejenis yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik make a match (kartu berpasangan).

UCAPAN TERIMA KASIH

Terselesaikannya artikel ini tidak terlepas dari kontribusi dan bantuan berbagai pihak yang telah memberikan motivasi, arahan dan bimbingannya dalam menyusun artikel ini. Untuk itu dalam kesempatan yang berbahagia ini, penulis mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada Beliau: (1) Bapak Prof. Dr.

Nengah Bawa Atmadja, M.A., selaku dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan serta dukungan kepada penulis mulai dari perencanaan, pelaksanaan penelitian sampai pada penyusunan artikel ini; (2) Ibu Dr. Tuty Maryati, M.Pd selaku dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan, dan masukan serta dukungan kepada penulis dalam pelaksanaan penelitian sampai pada penyusunan artikel ini;

(3) Bapak Dr. I Ketut Margi, M.Si., selaku Penguji & Pembimbing III dalam penelitian ini yang telah banyak memberikan masukan dan saran yang membangun kepada penulis selama pelaksanaan penelitian sampai pada penyusunan artikel ini.

Serta kepada semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Hanya ucapan terimakasih dan doa yang bisa penulis ucapkan, semoga semua amal

(11)

kebaikan dan pengorbanan mendapatkan imbalan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Khoiru Iif dan Amri Sofan.

2011. Pengembangan Pembelajaran IPS Terpadu.

Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya.

Etin Solihatin dan Raharjo. 2007.

Cooverative Learning “Analisis Model Pembelajaran IPS” . Jakarta: Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Lorna curran dalam (Miftahul Huda).

2011. Teknik Make a Match.

http://www.google.com, diunduh 15 November 2014.

Nurkancana dan Sunartana. 1990.

Evaluasi Hasil Belajar.

Surabaya: Usaha Nasional.

Sanjaya, H. Wina. 2012. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran.

Jakarta: Kencana.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif:Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

Gambar

Tabel  01.  Hasil  Penelitian  Siklus  I  dan  Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Penyimpangan yang dilakukan oleh para mahasiswa dengan keikutsertaan mereka dalam permainan judi online, dapat terjadi karena terdapat sesuatu yang membuat mereka tertarik

This indicates that the peak recorded by detector-4 at 14:33:05 hours is not related to any leakage in the exchanger but this peak is due the fact that detector-4 has seen

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif yaitu menganalisa mengenai sanksi bagi pelaku penyedia pekerja seks komersial terhadap semua golongan,

Pengaruh Katalis TiO2 terhadap efektivitas fotoreduksi Cu(II) dengan adanya ion Hg(II) dalam limbah cair industri kerajinan perak, dipelajari dengan cara melakukan proses

Pembelajaran berbasis kecerdasan emosional dan spiritual akan membuat peserta didik berinteraksi satu dengan lainnya untuk mendapatkan solusi terbaik terhadap permasalahan yang

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah menganalisis kebutuhan informasi dan merancang basis data untuk membuat sistem inventory berbasis web yang ada dalam ruang lingkup

Pada penelitian selanjutnya, dapat digali lebih lanjut mengenai faktor risiko yang berhubungan dengan rendahnya kadar serum seng dan Z-Score TB/U pada populasi anak usia

Pada mulanya multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Dalam