25
A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian yang berkaitan dengan pengujian hipotesis adalah:
1. Variabel tergantung : Perilaku karier proaktif 2. Variabel bebas : Modal Psikologi
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Perilaku Karier Proaktif
Perilaku karier proaktif adalah kegiatan mandiri yang dilakukan seseorang untuk mengelola karier. Dalam penelitian ini perilaku karier proaktif diungkap melalui skala perilaku karier proaktif yang diadaptasi dari skala perilaku karier proaktif yang dikembangkan oleh Strauss dkk (2012).
Penilaian perilaku karier proaktif subjek mengacu dari skor yang muncul pada skala ini. Semakin tinggi skor yang didapatkan, maka semakin tinggi juga tingkat proaktivitas karier subjek, begitupun sebaliknya semakin rendah skor yang didapat maka semakin rendah proaktivitas karier.
2. Modal Psikologi
Modal psikologi adalah keadaan psikologis yang positif yang ditandai dengan empat karakteristik, yaitu efikasi diri, optimisme, harapan, dan resiliensi. Modal psikologi dalam penelitian ini diungkap melalui skala Psychological Capital Questionnare (PCQ) (Luthans, Avolio, dkk, 2007;
Luthans, Youssef, dkk, 2007) yang telah dimodifikasi oleh Liran dan Miller (2017) dan diterjemahkan oleh peneliti. Skor akhir dari skala ini menunjukkan besaran modal psikologi subjek, semakin tinggi skor yang didapatkan maka semakin besar juga modal psikologi responden.
C. Responden Penelitian
Responden dalam penelitian ini merupakan mahasiswa akhir Universitas Islam Indonesia. Mahasiswa tingkat akhir yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang sudah mengambil mata kuliah penulisan skripsi atau sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Batas maksimal semester responden dalam penelitian ini adalah semester 14 dimana dalam Peraturan Rektor Nomor 30/PR/REK/XI/2012 semester 14 merupakan batas akhir perkuliahan.
D. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala dengan jenis skala likert. Skala yang digunakan untuk mengukur perilaku karier proaktif adalah skala perilaku karier proaktif yang diadaptasi dari skala perilaku karier proaktif yang telah disusun oleh Strauss dkk (2012) dan skala modal psikologi yang dikebangkan oleh Liran dan Miller (2017).
1. Perilaku Karier proaktif
Skala perilaku karier proaktif pada mahasiswa diadaptasi dari alat ukur yang telah disusun oleh Strauss dkk (2012). Alat ukur ini mengungkap perilaku karier proaktif melalui empat aspek utama, yaitu perencanaan karier, pengembangan keterampilan, konsultasi karier, dan berjejaring.
Skala perilaku karier proaktif terdiri dari 13 aitem yang mana masing- masing aspek memiliki tiga aitem kecuali perencanaan karier yang memiliki empat aitem. Skala ini disajikan dalam format skala likert dengan pilihan lima skala jawaban, yaitu sangat tidak sesuai, tidak sesuai, agak sesuai, sesuai, dan sangat sesuai. Seluruh aitem pada alat ukur ini merupakan aitem favorable.
Adapun sebaran aitem dalam skala ini dijabarkan melalui tabel berikut.
Tabel 1
Blueprint skala perilaku karier proaktif
No Aspek Nomor Aitem Jumlah
1 2 3 4
Perencanaan Karier
Pengembangan Keterampilan Konsultasi Karier
Berjejaring
1, 2, 3, 4 5, 6, 7 8, 9, 10 11, 12, 13
4 3 3 3
Jumlah 13
2. Modal Psikologi
Skala modal psikologi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan skala terjemahan dari skala yang telah dikembangkan oleh penelitian sebelumnya (Liran & Miller, 2017). Pengukuran modal psikologi pada alat ukur ini berdasarkan empat aspek modal psikologi yaitu efikasi diri, optimisme, harapan, dan resiliensi.
Skala ini disajikan dalam format skala likert dengan pilihan lima skala jawaban, yaitu sangat tidak sesuai, tidak sesuai, agak sesuai, sesuai, dan sangat sesuai. Total aitem pada alat ukur ini sebanyak 24 aitem yang mana 21 aitem favorable dan 3 aitem unfavorable, masing-masing aspek memiliki enam aitem dalam alat ukur ini. Secara rinci sebaran aitem pada alat ukur ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2
Blueprint skala Modal Psikologi
No Aspek Nomor Aitem Jumlah
1 Efikasi diri 1, 6, 10, 16, 21, 24 6
2 Harapan 2, 7, 12, 15, 20, 23 6
3 Optimisme 5, 9*, 11, 14, 17*, 19 6
4 Resiliensi 3, 4, 8, 13, 18, 22* 6
Jumlah 24
*Unfavorable items
E. Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang berarti ketepatan dan kecermatan alat ukur atau instrumen pengukuran (tes). Suatu tes dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila tes tersebut dapat memberikan hasil pengukuran yang tepat dan sesuai. Selain itu, konsep terpenting dari validitas adalah kecermatan pengukuran terhadap suatu variabel. Azwar (2011) mengemukakan bahwa validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam fungsinya. Tes yang memiliki nilai validitas yang tinggi tidak hanya menjalankan fungsi ukurnya dengan tepat, akan tetapi juga memiliki kecermatan yang tinggi, artinya adalah kecermatan dalam mendeteksi perbedaan-perbedaan kecil pada atribut variabel yang diukur (Azwar, 2011).
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam mengupayakan dan menjamin validitas alat ukur penelitian :
1. Memilih alat ukur psikologis yang sudah tervalidasi dalam jurnal internasional—terdapat informasi psikometrik dari alat ukur yang dipilih
2. Melakukan translasi alat ukur dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia untuk menemukan konteks yang lebih tepat dari setiap aitem dan diharapkan akan lebih mudah dipahami oleh responden penelitian 3. Meminta professional judgment kepada dosen pembimbing skripsi terkait
validitas isi alat ukur yaitu dimensi relevansi (apakah aitem-aitem yang ada di alat ukur berisi aitem-aitem yang benar-benar berhubungan dengan tujuan pengukuran) dan dimensi komprehensif (apakah aitem-aitem yang ada di alat ukur sudah mewakili semua aspek teoritis yang mendasari konstrak alat ukur).
4. Melakukan analisis uji validitas diskriminan pada setiap aitem.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari kata reliability. Konsep dari reliabilitas ini adalah untuk melihat sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya ketika pengukuran dilakukan beberapa kali pada kelompok subjek yang sama dan mendapatkan hasil yang relatif sama selama aspek-aspek yang mempengaruhi subjek tidak berubah (Azwar, 2011). Tinggi rendahnya reliabilitas alat ukur diuji dengan menggunakan koefisienCronbach, yang
bergerak dari 0 sampai 1.Pengujian reliabilitas skala ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program Stastical Package for Social Science (SPSS) 17.0 for Windows.
F. Metode Analisis Data
Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan analisis dengan menggunakan perhitungan statistik. Analisis data yang dilakukan menggunakan teknik analisis korelasi.
Merujuk pada Gravetter dan Wallnau (2013), untuk menguji hipotesis penelitian, peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menetapkan hipotesis nol (H0)
Merujuk pada hipotesis alternative (Ha) yang disusun oleh peneliti di bagian akhir Bab II, maka hipotesis nihil (H0) yang diajukan untuk diuji secara statistic adalah diprediksikan tidak akan ada hubungan positif antara modal psikologi dan perilaku karier proaktif.
2. Menentukan kriteria untuk penerimaan atau penolakan terhadap hipotesis nihil Peneliti menggunakan level signifikansi atau tingkat Alpha ()=0.05 (5%) sebagai dasar penerimaan atau penolakan hipotesis nol (H0). Hipotesis nol ditolak—artinya hipotesis alternative (Ha) diterima—jika level signifikansi dari koefisien korelasi lebih kecil dari 0.05 (Sig<0.05). Sebaliknya, penelitian ini dikatakan gagal menolak hipotesis nol (H0)—artinya Ha ditolak—jika level signifikansi dari koefisien korelasi lebih besar dari 0.05 (Sig>0.05).
3. Melakukan uji asumsi
Analisis korelasi product moment Pearson dapat digunakan secara tepat jika dua asumsi berikut terpenuhi, yaitu:
a. Normalitas Sebaran
Distribusi data penelitian dikatakan normal jika nilai signifikansi dari statistic test of normality (Kolmogorov-Smirnov atau Saphiro-Wilk) lebih besar dari 0.05. Itu artinya distribusi data penelitian memiliki bentuk distribusi yang sama dengan bentuk distribusi teoritis kurva normal karena tidak ada perbedaan yang signifikan di antara kedua bentuk distribusi.
b. Linieritas Hubungan
Asumsi linieritas hubungan terpenuhi—artinya variabel independen dan variabel dependen membentuk garis linier (lurus)—jika nilai signfikansi dari F Linearity lebih kecil dari 0.05 (Sig<0.05). Asumsi linieritas semakin kuat jika nilai signifikansi dari F Deviation from Linearity lebih besar dari 0.05 (Sig>0.05).
4. Menghitung koefisien korelasi (r), koefisien determinasi (r2), dan Interpretasi Koefisien korelasi Pearson mengukur tingkat dan arah hubungan linier di antara dua variabel. Koefisien korelasi bergerak antara ± 0 sampai ± 1. Tanda + menunjukkan arah positif dari korelasi antara variabel sementara – menunjukkan adanya korelasi negatif di antara kedua variabel. Semakin mendekati 0 berarti kekuatan hubungan di antara variabel melemah, sedangkan semakin mendekati 1 berarti kekuatan hubungan di antara variabel menguat.
Berikut adalah rumus untuk menghitung koefisien korelasi Pearson :
Perhitungan koefisien korelasi dengan rumus tersebut dibantu dengan program komputer Statistical Package for Social Science (SPSS) version 22 for windows.
Sementara itu, koefisien determinasi (r2) menunjukkan proporsi variabilitas pada satu variabel yang dapat ditentukan dari hubungannya dengan variabel lain.
Perhitungan koefisien determinasi dilakukan secara manual dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi.