• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUTUSAN NOMOR 21/PHPU.D-X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PUTUSAN NOMOR 21/PHPU.D-X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

PUTUSAN

NOMOR 21/PHPU.D-X/2012

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

[1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, dalam perkara permohonan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, Tahun 2012 yang diajukan oleh:

[1.2] 1. Nama : H. Sulaiman Ibrahim Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Dusun Rasad, Desa Mancang, Kecamatan Lhoksukon, Aceh Utara

2. Nama : Drs. T. Syarifuddin

Pekerjaan : Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

Alamat : Jalan Petua Rumoh Rayeuk 31, Tumpuk Tengah, Lhokseumawe

Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Aceh Utara Periode 2012-2017, Nomor Urut 9;

Berdasarkan Surat Kuasa Khusus bertanggal 16 April 2012 memberi kuasa kepada Dr. Andi Muhammad Asrun, S.H., M.H., Sayuti Abubakar, S.H., dan Nurul Anifah, S.H., selaku Advokat dan Asisten Advokat pada “Dr. Muhammad Asrun and Partners (MAP) Law Firm” yang berkedudukan hukum di Gedung Guru Jalan Tanah Abang III Nomor 24, Jakarta Pusat, bertindak sebagai kuasa hukum pemberi kuasa;

Selanjutnya disebut sebagai --- Pemohon;

Terhadap:

[1.3] Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kabupaten Aceh Utara, berkedudukan hukum di Jalan Nyak Adam Khamil Nomor 4, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh;

(2)

Berdasarkan Surat Kuasa Khusus bertanggal 23 April 2012 memberi kuasa kepada Effendi Idris, S.H., MBA., Ainal Hotman, S.H., dan Sopan Susila, S.H.

selaku Advokat pada Kantor Hukum Effendi Idris, SH., MBA & REKAN yang berkedudukan hukum di Jalan Kenari Nomor 43, Simpang Kutablang, Kota Lhokseumawe, baik sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama bertindak sebagai kuasa hukum pemberi kuasa;

Selanjutnya disebut sebagai --- Termohon;

[1.4] 1. Nama : H. Muhammad Thaib Umur : 50 Tahun

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Dusun Permai, Gampong Paloh Gadeng, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara

2. Nama : Drs. Muhammad Jamil, M.Kes Umur : 51 Tahun

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil

Alamat : Jalan T. Hamid Nomor 12 Kampung Jawa Baro, Kota Lhokseumawe

Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Aceh Utara Periode 2012 – 2017, Nomor Urut 10;

Berdasarkan Surat Kuasa bertanggal 24 April 2012 memberi kuasa kepada Mukhlis Mukhtar, S.H., Safaruddin, S.H., Hendri Saputra, S.H.I., dan Muzakar, S.H.I. selaku Advokat/ Konsultan Hukum pada LAW FIRM MUKHLIS, SAFAR &

PARTNERS yang berkedudukan hukum di Jalan T. Iskandar Nomor 33, Beurawe, Banda Aceh, baik sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama bertindak sebagai kuasa hukum pemberi kuasa;

Selanjutnya disebut sebagai --- Pihak Terkait;

[1.5] Membaca permohonan Pemohon;

Mendengar keterangan Pemohon;

Mendengar keterangan dan membaca Jawaban Tertulis Termohon Komisi Independen Pemilihan Kabupaten Aceh Utara;

Mendengar dan membaca Keterangan Tertulis Pihak Terkait;

Mendengar dan membaca Keterangan Ahli Pemohon;

(3)

Memeriksa bukti-bukti Pemohon, Termohon, dan Pihak Terkait serta keterangan saksi-saksi Pemohon dan Pihak Terkait;

Membaca kesimpulan tertulis Pemohon, Termohon, dan Pihak Terkait;

2. DUDUK PERKARA

[2.1] Menimbang bahwa Pemohon di dalam permohonannya bertanggal 17 April 2012 yang kemudian terdaftar di Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi (selanjutnya disebut Kepaniteraan Mahkamah) pada hari Selasa, tanggal 17 April 2012, dengan Akta Penerimaan Berkas Permohonan Nomor 126/PAN.MK/2012 yang dicatat dalam Buku Registrasi Perkara Konstitusi dengan Nomor 21/PHPU.D- X/2012 pada tanggal 20 April 2012, dan telah menyerahkan Perbaikan Permohonan yang diterima dalam persidangan pada hari Kamis, tanggal 26 April 2012, yang pada pokoknya menyatakan:

I. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI

I.1. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 24C ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya disebut UUD 1945), Pasal 10 ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4316, selanjutnya disingkat UU MK) junctis Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844), Pasal 29 ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5076), salah satu kewenangan konstitusional Mahkamah adalah memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.

I.2. Bahwa semula, berdasarkan ketentuan Pasal 106 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (selanjutnya disebut UU 32/2004), (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) keberatan berkenaan dengan hasil penghitungan suara yang

(4)

mempengaruhi terpilihnya Pasangan Calon diajukan ke Mahkamah Agung.

Kewenangan Mahkamah Agung tersebut, dicantumkan lagi dalam Pasal 94 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Idonesia Nomor 4865).

I.3. Bahwa dalam Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4721) ditentukan, "Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah pemilihan umum untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ".

Bahwa Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, (selanjutnya disebut UU 12/2008), dalam Pasal 236C menetapkan,

"Penanganan sengketa hasil penghitungan suara pemilihan kepala daerah oleh Mahkamah Agung dialihkan kepada Mahkamah Konstitusi paling lama 18 (delapan belas) bulan sejak undang-undang ini diundangkan".

I.4. Bahwa ada beberapa hal penting yang diatur dalam peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 15 tahun 2008 tentang Pedoman Beracara Perselisihan di Pemilukada yaitu antara lain Pasal 13 ayat (3) huruf D yang menyatakan sebagai berikut: "permohonan dikabulkan apabila Pemohon terbukti beralasan, dan selanjutnya Mahkamah menyatakan membatalkan hasil Penghitungan Suara yang ditetapkan oleh KPU/KIP Kabupaten/Kota, serta menetapkan hasil penghitungan Suara yang benar menurut Mahkamah".

Dan Pasal 14 Peraturan Mahkamah Konstitusi a quo yang menyatakan "hal hal yang belum diatur dalam peraturan ini ditentukan lebih lanjut oleh rapat permusyawaratan hakim"

(5)

I.5. Mahkamah Konstitusi mempunyai kewenangan untuk menegakkan kepastian dan keadilan, khususnya dalam mengadili dan menyelesaikan Pemilu Kepala Daerah (Pemilukada). Oleh karena itu, Makamah Konstitusi telah menegaskan bahwa pemeriksaan dan putusan dalam sengketa Pemilukada tidak sekedar memutuskan sengketa rekapitulasi penghitungan suara saja, tetapi proses dan kualitas penyelenggara Pemilukada yang mempunyai pengaruh dan kaitan dengan hasil perolehan suara. Oleh karena itu harus dilihat proses tindakan penyelenggara Pemilukada, apakah tindakan pasangan calon beserta tim suksesnya serta lembaga lainnya yang mempunyai pengaruh pada hasil perolehan suara dari Pasangan Calon untuk memastikan dan menjamin agar pelaksanaan Pemilukada dilakukan sesuai asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.

Terkait dengan sengketa Pemilihan Umum Kepala Daerah, tidak sedikit perubahan-perubahan yang digagas dengan cerdas dan diterapkan oleh Mahkamah Konstitusi sebagai wujud kepekaan lembaga ini atas kebutuhan kepastian hukum dan keadilan konstitusional. Putusan yang dibuat oleh Mahkamah sering merupakan jawaban terhadap adanya indikasi kejahatan konstitusional yang dilakukan dalam proses pelaksanaan Pemilukada baik oleh penyelenggara, maupun oleh peserta Pemilukada dengan memanfaatkan kelemahan-kelemahan yang terkandung di dalam peraturan yang ada maupun pengingkaran terhadap peraturan yang ada dengan cara menghalangi terpenuhinya syarat bakal pasangan calon, berkonspirasi dengan calon-calon tertentu guna dapat lolos sebagai pasangan calon meskipun secara formil dan materiil pasangan calon tersebut sama sekali tidak memenuhi persyaratan yang berlaku. Demikian pula para peserta Pemilukada dengan berbagai cara dilakukan sebagai upaya memenangkan kompetisi dalam Pemilukada yang kadangkala tidak sesuai dengan aturan main. Terobosan hukum yang dilahirkan oleh Mahkamah Konstitusi tersebut adalah jawaban terhadap masalah yang muncul dalam proses pelaksanaan Pemilukada, tetapi belum bahkan tidak terselesaikan oleh penyelenggara dan pihak-pihak yang berwenang untuk itu, padahal sesungguhnya putusan-putusan Mahkamah tersebut telah menghantarkan lahirnya sebuah keadilan konstitusional dan kehidupan demokrasi yang berkeadilan.

(6)

I.6. Bertitik tolak putusan-putusan Mahkamah Konstitusi terkait sengketa Pemilukada di beberapa wilayah kabupaten/kota lainnya di Indonesia yang substansinya adalah pengingkaran terhadap putusan lembaga peradilan oleh Penyelenggara Pemilukada di Daerah (KPUD/KIP) dengan berbagai modusnya, maka kami selaku Pemohon yang berkepentingan, yang tidak saja terkait kepentingan subjektif melainkan kepentingan tegaknya kewibawaan lembaga peradilan serta tegaknya hukum/konstitusionalisme dan terciptanya demokrasi khususnya di Kabupaten Aceh Utara, yang sementara ini telah terabaikan akibat sikap tidak peduli KIP Aceh Utara yang telah meloloskan bakal pasangan calon yang tidak memenuhi persyaratan administratif untuk menjadi peserta dalam Pemilukada Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-2017, maka kami selaku Pemohon dengan ini mengajukan Permohonan Keberatan terhadap Berita Acara Rapat Komisi Independen Pemilihan Kabupaten Aceh Utara Nomor 30/BA/KIP-AUT/IV/2012, tanggal 15 April 2012 tentang Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara dalam Pemilihan Umum Bupati/Wakil Bupati Aceh Utara Tahun 2012 [vide Bukti P-1] dan Keputusan Komisi Independen Kabupaten Aceh Utara Nomor 35 Tahun 2012 tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih sebagai Pasangan Bupati dan Wakil Bupati Aceh Utara Periode 2012-2017 Pada Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2011 [vide Bukti P-2].

I.7. Bahwa oleh karena permohonan Pemohon adalah sengketa hasil penghitungan suara Pemilukada, yaitu Berita Acara Rapat Komisi Independen Pemilihan Kabupaten Aceh Utara Nomor 30/BA/KIP-AUT/IV/2012, tanggal 15 April 2012 tentang Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara dalam Pemilihan Umum Bupati/Wakil Bupati Aceh Utara Tahun 2012 [vide Bukti P-1]

dan Keputusan Komisi Independen Kabupaten Aceh Utara Nomor 35 Tahun 2012 tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih sebagai Pasangan Bupati dan Wakil Bupati Aceh Utara Periode 2012-2017 Pada Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2011 [vide Bukti P-2], yang ditetapkan oleh Termohon (KIP Aceh Utara), maka Mahkamah berwenang untuk mengadili permohonan a quo.

(7)

II. KEDUDUKAN HUKUM PEMOHON

II.1. Bahwa berdasarkan Pasal 106 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (selanjutnya disebut UU 32/2004) sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan UU 12/2008 juncto Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh juncto Qanun Aceh Nomor 7 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum di Aceh juncto Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati dan Walikota/Wakil WalikotajunctoPasal 3 ayat (1) huruf a Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 15 Tahun 2008 tentang Pedoman Beracara Dalam Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah (selanjutnya disebut PMK 15/2008), Pemohon dalam perselisihan hasil Pemilukada adalah Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah peserta Pemilukada.

II.2. Keputusan KIP Aceh Utara Nomor 141 Tahun 2011 tertanggal 28 Desember 2011 tentang Penetapan Pasangan Calon Yang Memenuhi Persyaratan Sebagai Peserta Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Aceh Utara [Bukti P-3] telah menetapkan Pasangan Calon Bupati-Wakil Bupati sebagai berikut:

1. Tgk. Fajri M. Kasim, M.SSc dan Tgk. H. Muchtar A. Alkhutby, S.H.I;

2. Dr. Husnan Harun dan Ir.H.T. Muttaqien, MM;

3. Drs.H.Umar N dan Ir. Bakhtiar, MT;

4. Tgk. Ilyas A. Hamid dan Tgk. Abd. Wahab Mahmudy, S.Ag;

5. Drs.H.Marzuki Abdullah dan Drh. Nuraini Maida;

6. Martunis Hamzah dan Mustafa Arba;

7. Misbahul Munir, ST dan Mansur, SE;

8. Prof.H.A. Hadi Arifin, M.Si dan Ridwan Udan, S.E.;

9. H. Sulaiman Ibrahim dan Drs. H.T. Syarifuddin;

10. H. Muhammad Thalib dan Drs. Muhammad Jamil, M.Kes.

II.3. Oleh karena kedua Pemohon adalah Pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Aceh Utara berdasarkan Keputusan Komisi Independen Pemilihan Kabupaten Aceh Utara Nomor 141 Tahun 2011 tentang Penetapan Pasangan Calon Yang Memenuhi Persyaratan Sebagai Peserta Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Aceh Utara Tahun 2012 [vide Bukti P-3], maka dengan demikian Pemohon

(8)

memiliki kedudukan hukum (legal standing) untuk mengajukan permohonan keberatan a quo ke hadapan Mahkamah Konstitusi.

III. TENGGANG WAKTU

III.1. Bahwa berdasarkan Pasal 106 ayat (1) UU 32/2004 juncto Pasal 5 ayat (1) PMK 15/2008 tenggang waktu untuk mengajukan permohonan pembatalan penetapan hasil penghitungan suara Pemilukada ke Mahkamah paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah Termohon menetapkan hasil penghitungan suara Pemilukada di daerah yang bersangkutan.

III.2. Bahwa Berita Acara Rapat Komisi Independen Pemilihan Kabupaten Aceh Utara Nomor 30/BA/KIP-AUT/IV/2012 tentang Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara dalam Pemilihan Umum Bupati/Wakil Bupati Aceh Utara Tahun 2012, yang ditetapkan oleh Termohon (KIP Aceh Utara) pada tanggal 15 April 2012 [vide Bukti P-1], yang kemudian dilanjutkan dengan Keputusan Komisi Independen Kabupaten Aceh Utara Nomor 35 Tahun 2012 tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih sebagai Pasangan Bupati dan Wakil Bupati Aceh Utara Periode 2012-2017 Pada Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2011, yang juga ditetapkan oleh Termohon (KIP Aceh Utara) pada 15 April 2012 [vide Bukti P-2], sementara itu permohonan a quo diajukan tanggal 17 April 2012. Dengan demikian Permohonan a quo diajukan ke Mahkamah Konstitusi masih dalam batas waktu pengajuan Pemohon dihitung dari tanggal 15 April 2012 sejak objek Permohonan Keberatan diterbitkan.

Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 5 ayat (1) Peraturan Mahkamah Konstitusi No. 15 Tahun 2008 yang berbunyi; Permohonan pembatalan penetapan hasil penghitungan suara pemilukada diajukan ke Mahkamah paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah Termohon menetapkan hasil penghitungan suara pemilukada didaerah yang bersangkutan.

III.3. Bahwa tiga hari kerja setelah penetapan Keputusan KIP Aceh Utara a quo pada tanggal 15 April 2012 oleh Termohon (KIP Aceh Utara), yang mana kemudian permohonan Pemohon didaftarkan di Kepaniteraan Mahkamah pada 17 April 2012, maka dengan demikian permohonan Pemohon masih dalam tenggang waktu pengajuan permohonan keberatan a quo sebagaimana ditentukan

(9)

peraturan perundang-undangan. Dengan demikian, Mahkamah berwenang untuk mengadili permohonan a quo.

IV. DALIL-DALIL PERMOHONAN

Bahwa penyelenggaraan Pemilukada Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012 telah diwarnai dengan berbagai pelanggaran terhadap azas-azas Pemilu secara sistematis, terstuktur, dan masif baik yang dilakukan oleh Termohon (KIP Aceh Utara) maupun Pasangan Calon Nomor Urut 10 atas nama H. Muhammad Thaib dan Drs. Muhammad Jamil, M.Kes.

Bahwa tindakan Termohon yang membiarkan terjadinya pelanggaran yang bersifat terstruktur, sistimatis, dan masif sejak awal proses Pemilukada Aceh Utara sampai pada tahap rekapitulasi perolehan suara pasangan calon sangat tidak layak dilakukan oleh Penyelenggara Pemilukada bukan hanya telah melawan hukum melainkan telah juga melanggar hak-hak konstitusionil Pemohon yang secara langsung merugikan bagi Pemohon, secara formil tindakan yang dilakukan oleh Termohon tersebut bertentangan dengan asas Pemilu Kepala Daerah sebagaimana diatur dalam UU 32/2004 juncto Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh juncto Qanun Aceh Nomor 7 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum di Aceh juncto Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur , Bupati/Wakil Bupati dan Walikota/Wakil Walikota, yaitu:

a) mandiri;

b) jujur;

c) adil;

d) kepastian hukum;

e) tertib penyelenggaran Pemilu;

f) kepentingan umum;

g) keterbukaan;

h) proporsionalitas;

i) profesionalitas;

j) akuntabilitas;

k) efisiensi; dan l) efektifitas.

(10)

Berbagai pelanggaran yang dilakukan oleh Termohon (KIP Aceh Utara) dan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh Pasangan Calon Nomor Urut 10 atas nama H. Muhammad Thaib dan Drs. Muhammad Jamil, M.Kes yang dibiarkan berlangsung terus oleh Termohon dapat diuraikan berikut ini:

IV.A. CALON TIDAK MEMILIKI IJAZAH SEBAGAI SYARAT ADMINISTRATIF Bahwa tindakan yang dilakukan Termohon dengan meloloskan Pasangan Calon Nomor Urut 10 atas nama H. Muhammad Thaib sebagai Calon Kepala Daerah dan bersama dan Drs. Muhammad Jamil, M.Kes sebagai Wakil Kepala Daerah Kabupaten Aceh Utara menjadi peserta Pemilihan Umum Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2011 (Bukti-P4, Bukti P-4a, Bukti P-4b), padahal H. Muhammad Thaib diindikasikan tidak memiliki persyaratan ijazah pendidikan sebagai salah satu syarat administratif pencalonan. Pemohon telah mendapatkan ijazah milik orang lain sebagai pembanding [Bukti P-4c, Bukti P-4d, Bukti P-4e] untuk membuktikan dalilnya bahwa H. Muhammad Thaib tidak memiliki ijazah yang sesungguhnya. Pemohon akan membawa bukti-bukti dan saksi-saksi yang akan mendukung dalil permohonan a quo. Dengan demikian seharusnya sejak awal, Termohon (KIP Aceh Utara) tidak meloloskan pasangan H.

Muhammad Thaib dan Drs. Muhammad Jamil, M.Kes sebagai Pasangan Calon Nomor Urut 10 Bupati/Wakil Bupati dalam Pemilukada Kabupaten Aceh Utara Tahun 2011.

Bahwa tindakan Termohon tersebut merupakan bentuk pengingkaran terhadap asas-asas umum pemerintahan yang baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (1) UU 32/2004 sebagaimana diubah dengan UU 12/2008. Disamping itu tindakan Termohon juga bertentangan dengan ruh Peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nomor 13 Tahun 2010 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pencalonan Pemilihan Umum Kepala daerah dan Wakil kepala Daerah yaitu pada Pasal 7 ayat (4) berbunyi:" Proses penjaringan bakal calon dilakukan secara demokratis dan trasparan sesuai dengan mekanisme yang berlaku dalam partai politik atau gabungan partai politik yang bersangkutan" serta ayat (5) berbunyi"

Dalam proses penetapan nama bakal pasangan calon partai politik atau gabungan partai politik wajib memperhatikan pendapat dan tanggapan masyarakat".

Bahwa Termohon tidak menindaklanjuti temuan baik secara verifikasi faktual

maupun administrasi ini dan terus melanjutkan penetapan pencalonan H. Muhammad Thaib sebagai calon Bupati. Tindakan tersebut yang dilakukan

(11)

Termohon dan Pihak Terkait telah menciderai hak-hak dan keadilan konstitusi Pemohon, dan bertentangan dengan Peraturan KPU Nomor 68 Tahun 2009 Pasal 9 ayat (2): "ketentuan berkenaan dengan syarat pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c; sekurang-kurangnya SLTA atau sederajat, bakal pasangan calon wajib melampirkan; ... fotokopy ijazah SD, SLTP atau sederajat yang telah dilegalisasi oleh lembaga pendidikan yang berwenang" tentang persyaratan calon.

IV.B. PRAKTIK INTIMIDASI

Termohon (KIP Aceh Utara) juga membiarkan terjadinya praktik intimidasi yang dilakukan oleh Pasangan Calon Nomor Urut 10 atas nama H. Muhammad Thaib dan Drs. Muhammad Jamil, M.Kes terhadap Pemohon dan Tim Sukses baik mulai proses kampanye sampai proses pemberian suara serta intimidasi terhadap Tim Saksi yang bertugas selama proses pemberian suara dalam wilayah TPS-TPS di Kabupaten Aceh Utara.

IV.B.1. INTIMIDASI TERHADAP PEMILIH

Tim Sukses Nomor Urut 10 (pasangan H. Muhammad Thaib dan Drs. Muhammad Jamil, M.Kes) juga melakukan intimidasi terhadap para pemilih di hari pemberian suara-suara di TPS-TPS, dengan mengatakan akan membunuh bila tidak memilih Pasangan Calon Bupati/Wakil Bupati dari Partai Aceh dan membakar rumah para pemilih yang mencoblos Pasangan Calon Nomor Urut 9 (Pemohon) atau pasangan calon selain dari Partai Aceh, yang terjadi:

1) Di Kecamatan Dewantara, anggota Tim Paloh Lada bernama Marzuki dari Partai Aceh telah menjemput pemilih untuk dibawa ke TPS Paloh Lada untuk memilih Pasangan Calon Nomor Urut 10 atas nama H. Muhammad Thaib dan Drs. Muhammad Jamil, M.Kes [Bukti P-5];

2) Di Kecamatan Syamtalira Bayu, Tim Sukses Nomor Urut 10 dari Partai Aceh mengancam para pemilih akan dibunuh, akan diusir dari tempat tinggal dan akan diusir dari rumahnya bila tidak memilih Pasangan Calon Bupati/Wakil Bupati dari Partai Aceh [Bukti P-5a];

3) Di Kecamatan Samudera, Tim Sukses Nomor Urut 10 dari Partai Aceh mengancam para pemilih akan dibunuh, akan diusir dari tempat tinggal dan akan diusir dari Aceh bila Pasangan Calon Bupati/Wakil Bupati dari

(12)

Partai Aceh kalah dalam Pemilu Bupati/Wakil Bupati [Bukti P-5b];

4) Di Kecamatan Meurah Mulia, Tim Sukses Nomor Urut 10 dari Partai Aceh mengancam para pemilih akan dibunuh bila tidak memilih pasangan calon bupati/wakil bupati dari Partai Aceh [Bukti P-5c];

5) Di Kecamatan Syamtalira Aron, Tim Sukses Nomor Urut 10 dari Partai Aceh mengancam para pemilih akan dibunuh dan dibakar rumahnya bila tidak memilih Pasangan Calon Bupati/Wakil Bupati dari Partai Aceh [Bukti P-5d];

6) Di Kecamatan Muara Batu, Tim Sukses Nomor Urut 10 dari Partai Aceh mengancam para pemilih untuk tidak memilih pasangan calon bupati/wakil bupati selain dari Partai Aceh [Bukti P-5e]. Pada papan informasi kandidat hanya ada calon dari Partai Aceh, yaitu Pasangan Calon Nomor Urut 10.

Masyarakat dilarang memilih calon selain dari Partai Aceh [Bukti P-5f];

7) Di Kecamatan Matang Kuli, masyarakat diteror anggota Partai Aceh supaya memilih calon Bupati/Wakil Bupati dari Partai Aceh [Bukti P-5g];

8) Di Kecamatan Paya Bakong dan Pirak Timu, terjadi teror terhadap warga pada hari pencoblosan dan setelah hari pencoblosan dari Tim Sukses Partai Aceh [Bukti P-5h];

9) Di Kecamatan Tanah Luas, anggota Partai Aceh mengancam akan membunuh warga bila tidak memilih calon dari Partai Aceh [Bukti P-5i];

10) Di Kecamatan Nibong, anggota Partai Aceh mengancam akan membakar rumah masyarakat bila kandidat Bupati/Wakil Bupati Nomor Urut 9 menang [Bukti P-5j];

11) Di Kecamatan Tanah Pasir, kader Partai Aceh mengancam masyarakat akan dibunuh dan dibakar rumahnya bila tidak memilih calon bupati/wakil bupati dari Partai Aceh [Bukti P-5k];

12) Di Kecamatan Lhoksukon, anggota Partai Aceh meneror akan mengusir dan membakar rumah warga bila H. Sulaiman Ibrahmim (Pasangan Calon Nomor Urut 9) menang menjadi bupati [Bukti P-5l];

13) Di Kecamatan Lhoksukon (Teungoh), kader Partai Aceh mengancam akan mengusir warga dari Aceh bila memilih H. Sulaiman Ibrahmim (Pasangan Calon Nomor Urut 9) [Bukti P-5m];

14) Di Kecamatan Cot Girek, kelompok mengancam akan mengusir semua transmigran lokal dan penduduk non-pribumi dari Aceh bila kader Partai

(13)

Aceh kalah dalam Pemilu Bupati/Wakil Bupati [Bukti P-5n];

15) Di Kecamatan Baktiya Barat, aparat Linmas (Perlindungan Masyarakat) menyuruh masyarakat untuk memilih Calon Bupati/Wakil Bupati Nomor Urut 10 dari Partai Aceh [Bukti P-5o];

16) Di Kecamatan Baktiya, anggota Partai Aceh mengancam masyarakat akan terjadi keributan bila tidak memilih pasangan calon dari Partai Aceh [Bukti P-5p];

17) Di Kecamatan Seunoddon, Ketua KPPS di TPS Blang Tuee Seunoddon membagi lembaran pencoblosan dengan menganjurkan agar mencoblos pasangan kandidat dari Partai Aceh [Bukti P-5q];

18) Di Kecamatan Tanah Jambo Aye, anggota Partai Aceh meneror warga masyarakat agar wajib memenangkan Pasangan Calon Bupati/Wakil Bupati dari Partai Aceh, bila tidak memilih calon Partai Aceh akan terjadi perang lagi di Aceh; dan juga kader Partai Aceh membagi kartu tanda pengenal kandidat pada Minggu tenang [Bukti P-r];

19) Di Kecamatan Langkahan, kader Partai Aceh mengawasi warga yang memberikan suara di dalam pekarangan tempat bilik suara [Bukti P-5s];

IV.B.2. INTIMIDASI TERHADAP SAKSI MANDAT

Bahwa dalam pelaksanaan proses Pemilukada terdapat pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh Tim Pemenangan salah satu Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Kabupaten Aceh Utara yakni adanya intimidasi masa dengan cara menggunakan dan atau menggerakan orang-orang tertentu untuk melakukan kekerasan, mengancam sampai dengan ancaman menculik penduduk yang akan menjadi saksi di TPS dan PPK untuk Pemohon [Bukti P-6, P-6a), yaitu:

1). Di Kecamatan Sawang, Tim Sukses Pasangan Nomor Urut 10 H. Muhammad Thaib dan Drs. Muhammad Jamil, M.Kes [vide Bukti P-6a] mengancam mereka yang mau menjadi saksi mandat. Bentuk intimidasi lainnya adalah mobil tim Partai Aceh menabrak mobil Tim Sukses Pemohon (SSC). Dalil a quo akan didukung dengan keterangan saksi dalam persidangan;

2) Di Kecamatan Muara Batu, di papan informasi kandidat hanya ada calon dari Partai Aceh, yaitu Pasangan Calon Nomor Urut 10. Masyarakat dilarang memilih calon selain dari Partai Aceh [vide Bukti P-6a];

(14)

3). Di Kecamatan Dewantara, saksi-saksi mandat dilarang memasuki areal TPS untuk menyaksikan proses pemberian suara dan penghitungan suara [vide Bukti P-6a]. Dalil a quo akan didukung dengan keterangan saksi dalam persidangan;

4). Di Kecamatan Syamtalira Bayu terjadi pengusiran saksi-saksi mandat dari pasangan Bupati/Wakil Bupati lainnya oleh Tim Sukses Nomor 10 agar tidak memasuji TPS, dengan ancaman akan dibakar rumah dan diusir dari tempat tinggalnya bila masih berada di areal TPS [vide Bukti P-6a]. Dalil a quo akan didukung dengan keterangan saksi dalam persidangan;

5). Di Kecamatan Samudera terjadi pengusiran terjadi pengusiran saksi-saksi mandat dari pasangan Bupati/Wakil Bupati lainnya oleh Tim Sukses Nomor 10 agar tidak memasuji TPS, dengan ancaman akan dipukul bila masih berada di areal TPS [vide Bukti P-6a]. Dalil a quo akan didukung dengan keterangan saksi dalam persidangan;

6). Di Kecamatan Meurah Mulia terjadi pembakaran mobil milik Tim Sukses Pemohon (Pasangan Bupati/Wakil Bupati Nomor Urut 9 atas nama H.

Sulaiman Ibrahim dan Drs. H.T. Syarifuddin) nomor polisi BK 1820 FA [Bukti P-6b], karena Muktar menjadi Tim Sukses Pemohon. Saksi mandat dari Pemohon juga diancam agar meninggalkan areal TPS bila tidak ingin selamat jiwanya [vide Bukti P-6a]. Dalil a quo akan didukung dengan keterangan saksi dalam persidangan;

7). Di Kecamatan Syamtalira Aron terjadi pengusiran terhadap saksi-saksi mandat dari Pemohon lain oleh Tim Sukses Pasangan Nomor Urut 10 dari Partai Aceh, dengan ancaman akan dipukul bila tetap berada di areal TPS. Saksi selama dari Partai Aceh dihalang-halangi untuk menyaksikan proses pemberian suara dan penghitungan suara. Tim Sukses Nomor Urut 10 juga melarang dibawa logistik untuk saksi-saksi mandat dari Pasangan Calon Bupati/Wakil Bupati lainnya [vide Bukti P-6a]. Dalil a quo akan didukung dengan keterangan saksi dalam persidangan;

8) Di Kecamatan Paya Bakong dan Kecamatan Pirak Timu, terjadi teror dan intimidasi terhadap saksi dari pihak Pemohon atas nama Sanusi oleh tim Sukses Nomor Urut 10, sehingga mengakibatkan Sanusi menjadi depresi [vide Bukti P-6a]. Saksi-saksi mandat di TPS dari Pasangan Calon Nomor Urut 9 sampai harus mengungsikan keluarganya ke kecamatan lain. Mobil Sanusi

(15)

(koordinator saksi mandat Nomor Urut 9) juga diancam untuk dibakar bila tetap menjadi Tim Sukses Nomor Urut 9. Dalil a quo akan didukung dengan keterangan saksi dalam persidangan. Satu hari setelah pencoblosan, Sanusi masih diteror oleh pihak Partai Aceh;

9). Di Kecamatan Matangkuli terjadi pengusiran dan penyobekan surat mandat saksi dari pasangan calon Bupati/Wakil Bupati lain oleh Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 10 dari Partai Aceh [vide Bukti P-6a]. Dalil a quo akan didukung dengan keterangan saksi dalam persidangan;

10). Di Kecamatan Tanah Luas, saksi-saksi mandat selain dari Partai Aceh dilarang masuk ke areal TPS [vide Bukti P-6a]. Dalil a quo akan didukung dengan keterangan saksi dalam persidangan;

11) Di Kecamatan Nibong, saksi-saksi mandat selain dari Partai Aceh dilarang masuk dan diusur dari areal TPS [vide Bukti P-6a]. Dalil a quo akan didukung dengan keterangan saksi dalam persidangan;

12) Di Kecamatan Tanah Pasir, saksi-saksi mandat selain dari Partai Aceh diancam akan dibakar rumahnya agar tidak masuk ke areal TPS untuk menyaksikan pencoblosan dan penghitungan suara [vide Bukti P-6a]. Dalil a quo akan didukung dengan keterangan saksi dalam persidangan;

13) Di Kecamatan Lhoksukon, terjadi pengusiran saksi-saksi mandat dari pihak Pemohon dan pasangan calon lain selain dari Partai Aceh. Tim Sukses Pemohon diancam akan ditembak [vide Bukti P-6a]. Dalil a quo akan didukung dengan keterangan saksi dalam persidangan;

14) Di Kecamatan Baktiya Barat, saksi-saksi mandat dari pemohon dan tim sukses diteror tim sukses Partai Aceh supaya tidak melakukan tugasnya [vide Bukti P-6a]. Dalil a quo akan didukung dengan keterangan saksi dalam persidangan;

15) Di Kecamatan Seunuddon, saksi-saksi mandat dari Pemohon dilarang memasuki areal TPS, sehingga Ketua KPPS dapat secara bebas membagikan lembaran pencoblosan kepada para pemilih untuk memilih kandidat dari Partai Aceh [vide Bukti P-6a]. Dalil a quo akan didukung dengan keterangan saksi dalam persidangan;

16) Di Kecamatan Tanah Jambo Aye terjadi intimidasi terhadap calon-calon saksi mandat dari pihak Pemohon, dengan cara Tim Sukses Partai Aceh mengepung rumah Tim Sukses Pemohon atas nama H. Mansur dan Dedi

(16)

Murtala yang hendak membagikan Surat Mandat kepada para saksi. Anggota tim sukses dari pihak Pemohon atas nama Dedi Murtala juga diteror karena merekrut calon saksi untuk Pemohon [vide Bukti P-6a]. Dalil a quo akan didukung dengan keterangan saksi dalam persidangan;

17) Di Kecamatan Langkahan, kader Partai Aceh mengawasi pemilih di dalam pekarangan tenda pencoblosan setelah saksi-saksi mandat selain wakil Partai Aceh diusir dari areal TPS [vide Bukti P-6a]. Dalil a quo akan didukung dengan keterangan saksi dalam persidangan. 

 

IV.C. PELANGGARAN SAAT PEMBERIAN SUARA

Pihak H. Muhammad Thaib dan Drs. Muhammad Jamil, M.Kes juga melakukan intimidasi terhadap para pemilih ataupun tindakan kecurangan lainnya, yaitu:

1) Di TS 87 Desa Tengoh, Kemukiman Lhoksukon Tengah, Kecamatan Lhoksukon anggota KPPS berkaos gambar Pasangan Calon Nomor Urut 10 (H. Muhammad Thaib dan Drs. Muhammad Jamil, M.Kes ) mengawasi pemilih sampai depan bilik suara [Bukti P-7];

2) Mendatangani rumah penduduk malam hari sebelum hari pemberian suara dan menyuruh paksa penduduk agar memilih H. Muhammad Thaib dan Drs.

Muhammad Jamil, M.Kes pada saat pemberian suara di TPS [vide Bukti P- 6a].

3) Di Kecamatan Baktiy Barat, Kepala Desa menyoblos berulang-ulang untuk memberikan suara kepada calon Bupati/Wakil Bupati Nomor Urut 10 [vide Bukti P5-o].

IV.D. REKAPITULASI PENGHITUNGAN SUARA

Pada saat dilangsungkan penghitungan suara juga terjadi kecurangan yang dapat digambarkan sebagai berikut:

1) Pada saat penghitungan suara di TPS-TPS, petugas KPPS secara sengaja menjadikan hasil pencoblosan yang memberikan suara kepada Pemohon sebagai tindakan pencoblosan tidak sah dengan cara mencoblos lagi gambar pasangan lain, yaitu terjadi:

1) di Kecamatan Sawang [vide Bukti P-6a];

2) di Kecamatan Muara Batu [vide Bukti P-6a];

(17)

3) di Kecamatan Dewantara [vide Bukti P-6a];

4) di Kecamatan Syamtalira Bayu [vide Bukti P-6a];

5) di Kecamatan Syamtalira Aron [vide Buktti P-6a];

6) di Kecamatan Paya Bakong dan Pirak Timu [vide Bukti P-6a];

7) di Kecamatan Matang Kuli [vide Bukti P-6a];

8) di Kecamatan Tanah Luas [vide Bukti P-6a];

9) di Kecamatan Nipong [vide Bukti P-6a];

10) di Kecamatan Lhoksukon [vide Bukti P-6a];

11) di Kecamatan Cot Girek [vide Bukti P-6a];

12) di Kecamatan Baktiya Barat [vide Bukti P-6a];

13) di Kecamatan Baktiya [vide Bukti P-6a];

14) di Kecamatan Tanah Jambo [vide Bukti P-6a];

15) di Kecamatan Langkahan [vide Bukti P-6a];

16) di Desa Meuria Kecamatan Lhoksukon (Teungoh), Desa Keude Kecamatan Paya Bakong, dan Desa Parang 9 (Sembilan) Kecamatan Matangkuli.

2) Pada saat Rapat Pleno penghitungan suara di tingkat kecamatan, saksi-saksi mandat Pemohon dihalang-halangi memasuki ruang rapat dan tidak diperkenankan melakukan protes terhadap pelanggaran-pelanggaran yang terjadi.

V. Bahwa secara otomatis beberapa rangkaian peristiwa kecurangan di atas sangat mempengaruhi hasil penghitungan suara dalam Pemilukada Kabupaten Aceh Utara serta menciderai asas luber, jujur, adil, dan tertib penyelenggara Pemilu. Bahwa adanya tekanan, ancaman, dan intimidasi terhadap kedaulatan rakyat telah menimbulkan rasa takut yang luar biasa dan menciderai keadilan konstitusi bagi masyarakat yang ingin menyalurkan hak politiknya kepada Calon Bupati dan Wakil Bupati yang dikehendakinya, sehingga Pemilukada yang diselenggarakan pada hari Senin tanggal 9 april 2012 merupakan Pemilukada yang banyak dipenuhi oleh kecurangan dan pelanggaran yang dapat diartikan sebagai masif, sistemik, dan terukur, sehingga banyak pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya karena merasa ketakutan dalam Pemilukada di Aceh Utara.

Dengan uraian segenap pelanggaran tersebut di atas, maka Pemohon menilai tidak sah perolehan suara yang ditetapkan Termohon (KIP Aceh Utara) dalam

(18)

Berita Acara Rapat Komisi Independen Pemilihan Kabupaten Aceh Utara Nomor 30/BA/KIP-AUT/IV/2012, tanggal 15 April 2012 tentang Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara dalam Pemilihan Umum Bupati/Wakil Bupati Aceh Utara Tahun 2012 dan Keputusan Komisi Independen Kabupaten Aceh Utara Nomor 35 Tahun 2012 tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih sebagai Pasangan Bupati dan Wakil Bupati Aceh Utara Periode 2012-2017 Pada Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012, yaitu:

1. Tgk. Fajri M. Kasim, M.SSc dan Tgk. H. Muchtar A. Alkhutby,S.HI, (Perolehan suara: 14.752 suara)

2. Dr. Husnan Harun dan Ir.H.T. Muttaqien, MM;

(Perolehan suara: 12.807 suara) 3. Drs.H.Umar N dan H. Bakhtiar,MT;

(Perolehan suara: 2.467 suara)

4. Tgk. Ilyas A. Hamid dan Tgk. Abd. Wahab Mahmudy, S.Ag; (Perolehan suara; 8.632 suara)

5. Drs.H.Marzuki Abdullah dan Drh. Nurauii Maida;

(Perolahan suara: 18.184 suara)

6. Martunis Hamzah dan Mustafa Arba;

(Perolehan suara: 2.541 suara)

7. Misbahul Munir, ST dan Mansur, SE;

(Perolehan suara: 7.863 suara)

8. Prof.H.A. Hadi Arifin, M.Si dan Ridwan Udan, S.E.;

(Perolehan suara: 9.457 suara)

9. H. Sulaunan Ibrahim dan Drs. H.T. Syarifuddin (Perolehan suara: 20.693 suara)

10. H. Muhammad Thalib dan Drs. Muhammad Jamil, M.Kes (Perolehan suara: 174.503 suara).

 

VI. PETITUM

Jikalau dalam pelanggaran-pelanggaran yang didalilkan, dianggap terbukti oleh Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi berdasarkan alat bukti yang telah diajukan Pemohon, baik surat maupun saksi, dan diterima sebagai bukti yang mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna dan sah, ternyata juga salah seorang

(19)

peserta Pemilukada melakukan intervensi yang menyebabkan kemandirian, netralitas dan integritas penyelenggara Pemilukada menjadi hilang atau terganggu, maka MK juga dapat menyatakan pasangan calon sebagai peserta Pemilukada demikian didiskualifikasi dari keseluruhan proses.

Berdasarkan hal-hal sebagaimana tersebut di atas, Pemohon mohon kepada Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi untuk memberikan putusan sebagai berikut:

1. Mengabulkan permohonan keberatan yang diajukan oleh Pemohon untuk seluruhnya;

2. Menyatakan tidak sah dan tidak mengikat Berita Acara Rapat Komisi Independen Pemilihan Kabupaten Aceh Utara Nomor 30/BA/KIP-AUT/IV/2012, tanggal 15 April 2012 tentang Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara dalam Pemilihan Umum Bupati/Wakil Bupati Aceh Utara Tahun 2012;

3. Menyatakan tidak sah dan tidak mengikat Keputusan Komisi Independen Kabupaten Aceh Utara Nomor 35 Tahun 2012 tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih sebagai Pasangan Bupati dan Wakil Bupati Aceh Utara Periode 2012-2017 Pada Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2011;

4. Menyatakan dan memerintahkan agar Komisi Independen Pemilihan Kabupaten Aceh Utara selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak putusan ini diucapkan untuk menyelenggarakan pemberian suara ulang diseluruh wilayah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012 tanpa keikutsertaan Pasangan Bupati dan Wakil Bupati Nomor Urut 3 Pasangan H. Muhammad Thalib dan Drs.

Muhammad Jamil, M.Kes

Atau, apabila Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi berpendapat lain maka mohon putusan yang seadil-adilnya berdasarkan prinsip ex a quo et bono.

[2.2] Menimbang bahwa untuk menguatkan dalil-dalil permohonannya, Pemohon mengajukan bukti surat yang telah disahkan dalam persidangan pada hari Kamis, tanggal 3 Mei 2012 yang diberi tanda Bukti P-2 sampai dengan Bukti P-32, sedangkan untuk Bukti P-1, sebagaimana telah dinyatakan dalam persidangan tanggal 3 Mei 2012, Pemohon diberi kesempatan untuk memperbaiki Bukti P-1 tersebut yang kemudian oleh Pemohon diserahkan melalui Kepaniteraan pada hari Jumat, 4 Mei 2012, yaitu berupa:

(20)

1. Bukti P-1 : Fotokopi Berita Acara Penetapan Rekapitulasi Hasil Perolehan Suara Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Pada Pemilukada Aceh Utara Tahun 2012;

2. Bukti P-2 : Fotokopi Keputusan Komisi Independen Kabupaten Aceh Utara Nomor 35 Tahun 2012 tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih sebagai Pasangan Bupati dan Wakil Bupati Aceh Utara Periode 2012-2017 Pada Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012;

3. Bukti P-2a : Fotokopi Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Bupati/Wakil Bupati Aceh Utara Tingkat Kabupaten Aceh Utara;

4. Bukti P-3 : Fotokopi Keputusan Komisi Independen Pemilihan Kabupaten Aceh Utara Nomor 141 Tahun 2011 tentang Penetapan Pasangan Calon yang Memenuhi Persyaratan Sebagai Peserta Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Aceh Utara Tahun 2012;

5. Bukti P-3.1 : Fotokopi Berita Harian Waspada, Minggu tanggal 8 April 2012 "Cabup Aceh Utara, Simeleu Minta Tunda Pilkada"

6. Bukti P-3.2 : Fotokopi Laporan dari Asian Network for Free Elections (ANFREL Foundation) tentang Pelaksanaan Pilkada di Aceh Tahun 2012;

7. Bukti P-4 : Fotokopi Tanda Tamat Belajar Sekolah Dasar Negeri Nomor I di Matang Panyang Kabupaten Aceh Utara Propinsi Daerah Istimewa Aceh Atas Nama Muhammad T, lahir pada tanggal tahun 1961 di MNS. A R A Mulieng Kecamatan Syamtalira Aron;

8. Bukti P-4a : Fotokopi Surat Tanda Tamat Belajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Lhoksukon di Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara Provinsi Daerah Istimewa Aceh atas nama Muhammad T, lahir pada tanggal tahun 1961 di Tanah Luas;

9. Bukti P-4b : Fotokopi Surat Tanda Tamat Belajar Sekolah Teknologi Menengah (STM) Negeri Jurusan Mesin Produksi di

(21)

Kabupen Aceh Timur atas nama Muhammad T, lahir pada tanggal Tahun 1961 di Aceh Utara;

10. Bukti P-4c : Fotokopi Tanda Tamat Belajar Sekolah Dasar Negeri Nomor I di Matang Panyang Kabupaten Aceh Utara Provinsi Daerah Istimewa Aceh atas nama Rush lahir pada tanggal Tahim 1959 di Mulieng Kecamatan Syamtalira Aron;

11. Bukti P-4d : Fotokopi Surat Tanda Tamat Belajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Lhoksukon di Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara atas nama Nurmalawati lahir pada tanggal 10 Desember 1960 di Lhoksukon;

12. Bukti P-4e : Fotokopi Surat Tanda Tamat Belajar Sekolah Teknologi Menengah (STM) Negeri Jurusan Listrik di di Kabupaten Aceh Timur atas nama Muhammad Hasbi lahir pada tanggal 27 Juli 1962 di Aceh Utara;

13. Bukti P-5 : Fotokopi Surat Pernyataan pelanggaran-pelanggaran dalam Pelaksanaan Pilkada Aceh Utara Calon Bupati/Wakil Bupati Periode 2012-2017 di Kecamatan Dewantara oleh Yuhelmi Yunus, BSC;

14. Bukti P-5a : Fotokopi Surat Pernyataan pelanggaran-pelanggaran dalam pelaksanaan Pilkada Aceh Utara Calon Bupati/Wakil Bupati Periode 2012-2017 di Kecamatan Syamtalira Bayu oleh Abdul Aziz, B;

15. Bukti P-5a-1 : Fotokopi Laporan Investigasi Intimidasi, Teror dan pelanggaran Proses Pemilukada Aceh Utara Tahun 2012-2017 Terhadap Tim Sukses dan Saksi Kandidat Bupati Nomor Urut 1 Pasangan Tgk. Fajri-Tgk. H.

Mukhtar (Seramoe Fajar) Kecamatan Syamtalira Bayu oleh Tgk. Muhibbuddin;

16. Bukti P-5b : Fotokopi Surat Pernyataan Pelanggaran - Pelanggaran dalam Pelaksanaan Pilkada Aceh Utara Calon Bupati/Wakil Bupati Periode 2012-2017 di Kecamatan Samudera oleh Fachri;

17. Bukti P-5c : Fotokopi Surat Pernyataan Pelanggaran - Pelanggaran

(22)

dalam Pelaksanaan Pilkada Aceh Utara Calon Bupati/Wakil Bupati Periode 2012-2017 di Kecamatan Meurah Mulia oleh M. Salem;

18. Bukti P-5d : Fotokopi Surat Pernyataan Pelanggaran - Pelanggaran dalam Pelaksanaan Pilkada Aceh Utara Calon Bupati/Wakil Bupati Periode 2012-2017 di Kecamatan Syamtalira Aron oleh Amiruddin YS;

19. Bukti P-5e : Fotokopi Surat Pernyataan Pelanggaran - Pelanggaran dalam Pelaksanaan Pilkada Aceh Utara Calon Bupati/Wakil Bupati Periode 2012-2017 di Kecamatan Muara Batu oleh M. Yusuf Jalil;

20. Bukti P-5f : Fotokopi Foto papan informasi yang ditempel contoh surat suara yang harus di coblos;

21. Bukti P-5g : Fotokopi Surat Pernyataan Pelanggaran - Pelanggaran dalam Pelaksanaan Pilkada Aceh Utara Calon Bupati/Wakil Bupati Periode 2012-2017 di Kecamatan Matang Kuli oleh H. Abdullah HS;

22. Bukti P-5h : Fotokopi Surat Pernyataan Pelanggaran - Pelanggaran dalam Pelaksanaan Pilkada Aceh Utara Calon Bupati/Wakil Bupati Periode 2012-2017 di Paya Bakong dan Pirak Timu oleh Sanusi;

23. Bukti P-5i : Fotokopi Surat Pernyataan Pelanggaran - Pelanggaran dalam Pelaksanaan Pilkada Aceh Utara Calon Bupati/Wakil Bupati Periode 2012-2017 di Kecamatan Tanah Luas oleh Muhammad Nasir Ibrahim;

24. Bukti P-5j : Fotokopi Surat Pernyataan Pelanggaran - Pelanggaran dalam Pelaksanaan Pilkada Aceh Utara Calon Bupati/Wakil Bupati Periode 2012-2017 di Kecamatan Nipong oleh M. Dahlawi;

25. Bukti P-5k : Fotokopi Surat Pernyataan Pelanggaran - Pelanggaran dalam Pelaksanaan Pilkada Aceh Utara Calon Bupati/Wakil Bupati Periode 2012-2017 di Kecamatan Tanah Pasir oleh Sulaiman;

(23)

26. Bukti P-5l : Fotokopi Surat Pernyataan Pelanggaran - Pelanggaran dalam Pelaksanaan Pilkada Aceh Utara Calon Bupati/Wakil Bupati Periode 2012-2017 di Kecamatan Lhoksukon oleh H. M. Diah;

27. Bukti P-5m : Fotokopi Surat Pernyataan Pelanggaran - Pelanggaran dalam Pelaksanaan Pilkada Aceh Utara Calon Bupati/Wakil Bupati Periode 2012-2017 di Kecamatan Lhoksukon (Teungoh) oleh M. Daud;

28. Bukti P-5n : Fotokopi Surat Pernyataan Pelanggaran - Pelanggaran dalam Pelaksanaan Pilkada Aceh Utara Calon Bupati/Wakil Bupati Periode 2012-2017 di Kecamatan Cot Girek oleh M. Kareeb Matsyah dan Abdul Razak;

29. Bukti P-5o : Fotokopi Surat Pernyataan Pelanggaran - Pelanggaran dalam Pelaksanaan Pilkada Aceh Utara Calon Bupati/Wakil Bupati Periode 2012-2017 di Kecamatan Baktiya Barat oleh M. Yati dan Nasmui Irfan;

30. Bukti P-5p : Fotokopi Surat Pernyataan Pelanggaran - Pelanggaran dalam Pelaksanaan Pilkada Aceh Utara Calon Bupati/Wakil Bupati Periode 2012-2017 di Kecamatan Baktiya oleh Tarmizi dan T. M. Jalil, SE;

31. Bukti P-5q : Fotokopi Surat Pernyataan Pelanggaran - Pelanggaran dalam Pelaksanaan Piikada Aceh Utara Calon Bupati/Wakil Bupati Periode 2012-2017 di Kecamatan Seunuddon oleh Asnawi Idris dan Hamdani;

32. Bukti P-5r : Fotokopi Surat Pernyataan Pelanggaran - Pelanggaran dalam Pelaksanaan Pilkada Aceh Utara Calon Bupati/Wakil Bupati Periode 2012-2017 di Kecamatan Tanah Jambo Aye oleh Rafli AH;

33. Bukti P-5r.1 : Fotokopi Laporan Investigasi Intimidasi, Teror dan Pelanggaran Proses Pemilukada Aceh Utara Taliun 2012- 2017 Terhadap Tim Sukses dan Saksi Kandidat Bupati Nomor Urut 1 Pasangan Tgk. Fajri-Tgk. H. Mukhtar (Seramoe Fajar) Kecamatan jamboe Aye oleh Tgk. M.

Yusuf;

(24)

34. Bukti P-5s : Fotokopi Surat Pernyataan Pelanggaran - Pelanggaran dalam Pelaksanaan Pilkada Aceh Utara Calon Bupati/Wakil Bupati Periode 2012-2017 di Kecamatan Langkahan oleh Nurdin Kasem;

35. Bukti P-6 : Fotokopi Nama-nama saksi di TPS untuk pemilihan Pasangan Calon Bupati/Wakil Bupati Kabupaten Aceh Utara Nomor Urut 9 (H. Sulaiman Ibrahim dan Drs. H. T.

Syarifuddin);

36. Bukti P-6a : Laporan Pelanggaran-Peianggaran dalam Pelaksanaan Pilkada Aceh Utara Calon Bupati/Wakil Bupati Periode 2012-2017 tanggal 8-9 April 2012 yang dilakukan oleh kader Timses Partai Aceh oleh Tim SSC;

37. Bukti P-6b : Foto Mobil milik Muktar Tim Sukses Pasangan Nomor Urut 9 (H. Sulaiman Ibrahim dan Drs. H. T. Syarifuddin) Nomor polisi BK 1820 FA yang dibakar oleh Timses Partai Aceh;

38. Bukti P-7 : Foto Anggota KPPS di TPS 87 Desa Tengoh, Kemukiman Lhoksukon Tengah Kecamatan Lhoksukon yang memakai kaos bergambar pasangan nomor urut 10 (H.

Muhammad Thaib dan Drs. Muhammad Jamil, M. Kes) yang mengawasi pemilih sampai depan bilik suara;

39. Bukti P-8 : Hasil Kajian Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten Aceh Utara tanggal 09 April 2012;

40. Bukti P-8a : Surat Pengaduan dari drh. Nuraini Maida;

41. Bukti P-9 : Surat Penyataan dari Drs. Mansyur Abdullah;

42. Bukti P-10 : Surat Penyataan dari Syaiful M. Ali;

43. Bukti P-11 : Surat Penyataan dari Eriina;

44. Bukti P-12 : Surat Penyataan dari Caryono;

45. Bukti P-13 : Surat Penyataan dari Amir Julieanda;

46. Bukti P-14 : Surat Penyataan dari Suroto;

47. Bukti P-15 : Surat Penyataan dari Ramli;

48. Bukti P-16 : Surat Penyataan dari M. Husen Loktan;

49. Bukti P-17 : Surat Penyataan dari Tu Umar;

(25)

50. Bukti P-18 : Surat Penyataan dari Najib Khamaruzaman;

51. Bukti P-19 : Surat Penyataan dari Syahrial;

52. Bukti P-20 : Surat Penyataan dari Munir;

53. Bukti P-21 : Surat Penyataan dari Arwan;

54. Bukti P-22 : Surat Penyataan dari Karimuddin;

55. Bukti P-23 : Surat Penyataan dari Abd. Karim;

56. Bukti P-24 : Surat Penyataan dari Anwar;

57. Bukti P-25 : Surat Penyataan dari Azhar;

58. Bukti P-26 : Surat Penyataan dari Suri Nina Dewi;

59. Bukti P-27 : Surat Penyataan dari M. Ali Ismail;

60. Bukti P-28 : Surat Penyataan dari M. Ali Ismail;

61. Bukti P-29 : Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penelitian Laporan dari Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Aceh Resor Lhokseumawe kepada M. Yakop;

62. Bukti P-30 : Surat mandat Sebagai Saksi dan Laporan Investigasi Intimidasi, Teror dan pelanggaran Proses Pemilukada Aceh Utara Tahun 2012-2017 Terhadap Tim Sukses dan Saksi Kandidat Bupati Nomor Urut 1 Pasangan Tgk.

Fajri-Tgk. H. Mukhtar (Seramoe Fajar) Kecamatan Gerudong Pase oleh Tgk. A. Hamid Arbi;

63. Bukti P-31 : Surat mandat Sebagai Saksi Foto Pelanggaran Pelaksanaan Pemilukada Aceh dan Laporan Investigasi Intimidasi, Teror dan pelanggaran Proses Pemilukada Aceh Utara Taliun 2012-2017 Terhadap Tim Sukses dan Saksi Kandidat Bupati Nomor Urut 1 Pasangan Tgk.

Fajri-Tgk. H. Mukhtar (Seramoe Fajar) Kecamatan Langkahan oleh Mustafa Kamal;

64. Bukti P-32 : Surat Pernyataan dari Firman Saputra, Afrida, Wahyudi Fahmi, Munawir, Jowoiriah, dan Baharuddin.

Bahwa Pemohon juga mengajukan 26 (dua puluh enam) orang saksi dan satu orang Ahli yaitu Dr. Dian Puji N. Simatupang, S.H., M.H. yang telah didengar keterangannya pada persidangan hari Senin, 30 April 2012, Selasa 1 Mei

(26)

2012, dan Kamis 3 Mei 2012, yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:

Keterangan Saksi 1. Nurmalawati

• Saksi selaku Penilik Luar Sekolah;

• Saksi mengenal Pihak Terkait Muhammad Thaib sejak masih menjadi ajudan bupati sebelumnya yaitu Bupati Ilyas Pase;

• Tahun ijazah Muhammad Thaib sama dengan tahun ijazah Saksi yaitu tahun 1976, sama-sama dari SMP Negeri 1 Lhoksukon. Saksi mendapat fotokopi ijazah Muhammad Thaib dari Pemohon. Saksi menerangkan bahwa Saksi tidak pernah mengenal dan melihat Muhammad Thaib pada saat masih sekolah di SMP Negeri 1 Lhoksukon. Belum ada penyidikan dari pihak kepolisian maupun dari putusan pengadilan yang menyatakan bahwa ijazah Muhammad Thaib tersebut palsu;

• Saat masih sekolah di SMP tersebut, jumlah siswa per kelas adalah 20 siswa, sehingga total ada 40 siswa se-angkatan Saksi. Saksi bersekolah hingga mengikuti ujian akhir. Tidak ada murid dari sekolah lain yang mengikuti ujian di sekolah Saksi saat itu. Adapun SMP PGRI adalah kelas sore yang melakukan ujian tersendiri yang juga berlokasi di SMPN 1 Lhoksukon;

• Saksi menerangkan bahwa warna baju di foto Muhammad Thaib berbeda dengan Saksi. Saksi memakai baju seragam, sedangkan Muhammad Thaib memakai baju motif kotak-kotak.

2. M. Dahlan

• Saksi selaku Guru. Saat SD dulu, Saksi bersekolah di SD Alui Putih;

• Saksi mengaku tidak pernah satu sekolah dengan Muhammad Thaib, tidak mengenal Muhammad Thaib, dan tidak tinggal satu kampung dengan Muhammad Thaib.

3. Ismailsyah B

• Saksi selaku Tim Sukses Pemohon sebagai koordinator tingkat kabupaten;

• Mengenai ijazah, Saksi telah menyiapkan keterangan tertulis;

• Saksi menerangkan telah menerima intimidasi sebelum pemungutan suara atau pada masa kampanye, di daerah Cot Bada, saat perjalanan berombongan. Mobil rombongan Saksi dilempari batu. Saksi menduga

(27)

bahwa yang melempari mobil rombongan Saksi adalah dua orang yang sebelumnya terlihat memakai baju Partai Aceh menaiki sepeda motor dan menyalip rombongan Saksi. Lemparan batu tersebut memecahkan kaca mobil dan melukai orang di dalamnya. Saksi juga sering memperoleh intimidasi melalui pesan singkat di telepon genggam. Adapun mengenai pelemparan batu tersebut, Saksi telah laporkan kepada pihak kepolisian dan masih belum tahu hasil tindak lanjutnya. Pelaku belum ditemukan dan ditangkap. Saksi mendapat laporan dari tim Saksi bahwa di wilayah kecamatan lainnya juga terjadi intimidasi supaya tidak mendukung Pemohon berupa ancaman pembunuhan yang dialami oleh Saudara Pute di daerah Tanah Luas yang diancam oleh seseorang bernama Nazir warga Kecamatan Syamtalira Aron. M. Nazir telah dilaporkan ke pihak kepolisian dan diproses, kemudian berakhir damai;

4. Muktar

• Saksi mencoblos di TPS 25 Kecamatan Meurah Mulia. Di TPS tersebut dimenangi oleh Pihak Terkait;

• Pada 25 Maret 2012, Saksi mengaku diancam oleh orang Partai Aceh saat membawa mobil Pasangan Calon Nomor Urut 9 (Pemohon) dan berhenti di suatu kedai, di daerah Meurah Mulia. Saksi mengenal si pengancam yang bernama Nurdin yang tinggal di kecamatan lain. Dua hari kemudian, dini hari, mobil Saksi tersebut dibakar. Namun Saksi tidak melihat siapa yang membakar mobil tersebut. Saksi laporkan hal tersebut kepada aparat kepolisian, namun sampai keterangan ini diberikan, pelakunya belum diketahui;

• Pada hari pemungutan suara, Saksi membawa saksi mandat untuk bertugas ke TPS 25. Di TPS tersebut, Saksi diancam oleh seseorang bernama Saiful dan menyuruh Pemohon untuk tidak mencoblos Pasangan Calon Nomor Urut 9. Pihak Terkait memenangi perolehan suara di TPS 25 tersebut.

5. Sanusi

• Saksi tinggal di Kecamatan Baktiya Barat dan menjadi koordinator untuk pemenangan Pemohon di Kecamatan Paya Bakong dan Kecamatan Pirak Timur;

(28)

• Saksi menerangkan bahwa pada 30 Maret 2012, Saksi bersama keluarganya diintimidasi oleh keponakan sendiri bernama Heri dengan mengirim tiga orang dan mereka meminta Saksi untuk tidak mendukung Pemohon. Keluarga Saksi kemudian mengungsi dari rumah;

• Di daerah tempat tinggal Saksi terdapat seseorang bernama Khaidir Abdurrahman yang pada malam hari sebelum pemungutan suara menyembelih kambing dan melarang Saksi ikut bergabung makan karena Saksi bukan orang Partai Aceh. Namun pada saat pemungutan suara, tidak ada perolehan suara untuk Partai Aceh di TPS setempat.

6. Muhammad Nasir Ibrahim

• Saksi selaku Tim Sukses sebagai koordinator di Kecamatan Tanah Luas.

Saksi menerima laporan dari para saksi-saksi mandat di TPS, bahwa pada hari H pemungutan suara dilarang memasuki TPS. Hal itu terjadi di daerah pedalaman di kecamatan tersebut;

• Sepuluh hari menjelang hari H pemungutan suara, Saksi menerima ancaman melalui telepon gelap, seseorang tidak dikenal. Suara di ujung telepon itu mengatakan bahwa jika Saksi memenangkan Pemohon artinya Saksi sudah menjual bangsa. Si penelepon menyatakan bahwa selain orang Partai Aceh tidak dibenarkan untuk menang;

• Terdapat pula saksi mandat dari Pemohon yang menerima ancaman pembunuhan, namun Saksi lupa siapa nama saksi mandat tersebut dan TPS tempat dia bertugas;

7. Abdul Aziz

• Saksi selaku warga biasa yang mendukung Pemohon;

• Pada bulan April 2012, Saksi memperoleh ancaman dari seseorang bernama Agus dari Partai Aceh, di Kecamatan Kuta Makmur, bahwa jika Pemohon tidak menang, Saksi akan diusir keluar dari Aceh. Saksi juga diancam akan dibunuh. Saksi tidak laporkan peristiwa ini kepada kepolisian, karena ada hal lain yang sudah dilaporkan Saksi ke kepolisian namun tidak ada tindak lanjutnya;

• Pada malam hari saat perjalanan pulang dari Lhoksukon, dari arah berlawanan, kaca mobil Saksi dihancurkan oleh seseorang yang memakai seragam baju Partai Aceh. Saksi tidak kenal pelakunya;

(29)

• Pada hari pemungutan suara, Saksi diusir oleh masyarakat setempat dan tidak boleh menjadi Saksi Mandat di TPS tersebut. Saat itu petugas keamanan belum hadir;

• Sebelum masa kampanye, Saksi pernah diancam dibunuh oleh seseorang bernama Dungo orang Partai Aceh, di Kecamatan Syamtalira Aron. Saksi dilarang masuk ke kecamatan itu. Saksi laporkan hal ini ke aparat kepolisian.

8. Amiruddin YS

• Saksi selaku Ketua Tim Sukses Pemohon di tingkat Kecamatan Syamtalira Aron;

• Pada 25 Februari 2012, Saksi pernah diancam oleh orang Partai Aceh di Kecamatan Syamtalira Aron yang bernama Teuku Rasyid. Saksi dikatakan telah menjadi pengkhianat bangsa dan akan dibuat lumpuh sampai jadi pengemis;

• Pada 18 Maret 2012, Pihak Terkait melakukan kampanye malam hari di Kecamatan Syamtalira Aron dalam bentuk menggelar acara syukuran.

Pada acara tersebut saudara Teuku Rasyid mengatakan bahwa jika Pihak Terkait menang, Saksi akan diusir dari Aceh atau dibunuh melalui kata-kata “cari tangga naik ke langit.”;

9. Firman Saputra

• Saksi selaku Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 8 yang bertanggungjawab memberikan pembekalan kepada para saksi mandat di seluruh Kabupaten Aceh Utara;

• Di TPS 16 Kecamatan Baktiya, KPPS tidak memberikan Formulir C-1 kepada saksi mandat. Di TPS 64 Kecamatan Dewantara, pemungutan suara baru dimulai pukul 9.30 WIB. Terlambat menurut Saksi mungkin karena ketidaksiapan KPPS. Di Kecamatan Nisam, saksi mandat tidak diberi Formulir C-1 dan saksi mandat disuruh memilih Pihak Terkait.

Kemenangan Pihak Terkait di TPS tersebut tidak mutlak. TPS 12 Kecamatan Baktiya baru dimulai pukul 09.00 WIB dan 10.00 WIB sedangkan pihak kepolisian dan panwaslukada hanya mengamati dari jauh. Bilik TPS 43 Muara Batu tertutup dan tidak transparan. Saksi sudah laporkan adanya pelanggaran tersebut kepada Panwaslukada namun tidak digubris.

(30)

10. Dedi Murthala

• Saksi tinggal di Desa Matang Kumbang, Kecamatan Baktiya;

• Saksi selaku Tim Sukses Pemohon;

• Pada 25 Maret 2012, saat mempersiapkan kampanye perdana, berbarengan dengan orang Partai Aceh memasang umbul-umbul. Saat itu, Saksi diancam dan diminta untuk pulang saja oleh orang Partai Aceh yang bernama Dorce alias Lukman. Keesokan pagi harinya, baliho yang semalam sebelumnya dipasang oleh Saksi sudah roboh dan terkoyak;

• Pada 8 April 2012, di Desa Bukit Padang, sehari sebelum hari H pemungutan suara, saat Saksi berkunjung ke rumah saksi mandat Pemohon, Saksi dihalang-halangi oleh penduduk setempat dan meminta Saksi untuk pulang saja daripada bermasalah di tempat tersebut. Di daerah tersebut hanya diperbolehkan ada saksi dari Pihak Terkait saja.

Hal yang sama juga dialami Saksi di kampung lainnya, bahkan saksi mandat menjadi takut dan tidak bersedia menjadi saksi mandat;

• Baliho yang dipasang oleh Saksi di 27 kecamatan di Kabupaten Aceh Utara banyak yang hilang, dirusak, dan dibakar. Terhadap kejadian tersebut, Saksi hanya melapor kepada Tim Sukses Kabupaten saja;

11. Mustafa Kamal

• Saksi selaku Koordinator Tim Sukses di Kecamatan Langkahan untuk Pasangan Calon Nomor Urut 1;

• Pada 2 April 2012, Saksi memasang atribut kampanye dan besoknya atribut tersebut sudah dirobek, ada yang dicat menggunakan oli, ada yang dibakar;

• Paman Saksi diancam oleh orang Partai Aceh bernama Ucok dan mengatakan jika Saksi masih terlibat sebagai Tim Sukses, maka Saksi akan dimasukkan karung dibawa ke hutan dan akan dilepaskan setelah Pemilukada usai;

• Berdasarkan keterangan saudara Hendra Purnomo, di Kampung Alu Krak Kayee [sic!] Kecamatan Langkahan, sebelum hari pemungutan suara, masyarakat didatangi oleh Partai Aceh dan diintimidasi supaya memilih Pihak Terkait sekaligus membagi-bagikan kaos Pihak Terkait;

• Di TPS 3 Tanjung Dalam Selatan, Saksi melihat bahwa terdapat kader Partai Aceh berdiri dalam TPS dan mengarahkan masyarakat memilih

(31)

Pihak Terkait, bahkan meminta masyarakat membuka terlebih dahulu surat suara untuk memastikan masyarakat sudah memilih Pihak Terkait;

• Di Kecamatan Langkahan, selain saksi mandat dari Saksi tidak diperbolehkan mengikuti pemungutan suara, juga banyak saksi mandat yang tidak diberi Formulir Model C-3;

12. M. Yacob

• Saksi selaku Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 4 sebagai keamanan di lapangan;

• Saat perjalanan pulang, pada tengah malam, Saksi dikejar orang Partai Aceh bernama Marzuki dan diancam. Saksi sempat melapor ke aparat kepolisian namun belum tahu bagaimana tindak lanjutnya meskipun sudah didengar dua orang saksi;

13. Hidayatullah

• Saksi selaku Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1;

• Pada 8 April 2012, saat Saksi akan memberikan honor untuk para saksi mandat di Dusun Sukajadi, Saksi dihadang oleh salah seorang warga setempat dan melarang Saksi masuk daerah tersebut, namun Saksi masih tetap memasuki daerah tersebut. Saat perjalanan pulang Saksi dihadang oleh delapan orang Partai Aceh, yang salah satunya bernama panggilan Kliwon. Saksi disangka membagi-bagi uang kepada masyarakat. Saksi diancam dibunuh. Saksi kemudian digiring masuk kampung lagi dan dipermalukan di hadapan masyarakat setempat di suatu warung dan dikatakan sebagai pengkhianat bangsa. Saksi mandat bernama Jeffri di Dusun Sukajadi tersebut yang baru saja diberi honor oleh Saksi juga turut dibawa ke warung tersebut dan diancam akan dianiaya. Di warung tersebut terdapat contoh spesimen surat suara dan terdapat tanda silang untuk pasangan calon kecuali Pihak Terkait yang ada gambar dicoblos. Kemudian aparat keamanan datang ke warung tersebut dan melerai, kemudian persoalan diselesaikan di Polsek untuk didamaikan;

• Pada malam hari sebelum hari H, para saksi mandat menelepon Saksi dan mengatakan mereka pilih aman saja dan mengundurkan diri karena mereka takut diintimidasi;

(32)

• Pada 3 April 2012, orang Partai Aceh mengintimidasi imam pengajian dan meminta supaya harus mendukung Pihak Terkait;

• Saksi mendapat informasi bahwa pada 5 April 2012, terdapat orang Partai Aceh datang ke sekolah dan mengatakan bahwa pada tanggal 7 April 2012, anak-anak bangsa Jawa tidak boleh masuk sekolah. Harus memilih Partai Aceh atau jika tidak, akan disuruh pulang ke Jawa.

14. Abdullah HS

• Saksi selaku Tim Sukses Pemohon di Kecamatan Matangkuli;

• Saksi menerangkan bahwa secara keseluruhan di wilayah kecamatan tersebut terjadi intimidasi yang mengatakan bahwa jika Partai Aceh tidak menang, maka akan terjadi keributan lagi;

• Hampir semua saksi mandat Pemohon di TPS-TPS disuruh pulang dan tidak bisa datang ke TPS, bahkan ada yang tanda saksi mandat dirampas dan dikoyak-koyak;

15. Yulhelmi Yunus

• Saksi selaku Koordinator tim sukses Pemohon di Kecamatan Dewantara;

• Pada Kamis, 29 Maret 2012, pukul 18.15 WIB, saat perjalanan ke daerah Bayu, Saksi berpapasan dengan Tim Partai Aceh yang baru selesai kampanye, dan mobil Saksi dilempari batu oleh rombongan Partai Aceh tersebut. Saksi laporkan hal tersebut kepada Tim Sukses Kabupaten;

• Tim Saksi bernama Tengku Nuriman Sidiq di Desa Geulumpang Sulu Barat pada hari Senin, 2 April 2012, diancam melalui SMS yang isinya melarang mendukung Pemohon dan apabila mendukung akan diambil rumah dan yang bersangkutan dimasukkan karung. Pada hari pemungutan suara, menurut laporan Tengku Nuriman, di desa tersebut Partai Aceh berkampanye untuk memilih Pihak Terkait. Dari pihak Saksi kemudian menghubungi Kapolsek dan Danramil yang kemudian mendatangi TPS tersebut;

• Saksi juga mendapat laporan dari tim Saksi bernama Marzuki bahwa di Desa Paloh Lada tim Partai Aceh menggunakan mobil pick up melakukan penjemputan untuk orang yang mau memilih di TPS tersebut;

16. Asnawi Idris

• Saksi selaku Koordinator saksi mandat untuk Pemohon di Kecamatan Seunuddon;

(33)

• Pada 8 April 2012, Saksi diancam oleh orang Partai Aceh bernama M.

Nasir saat berada di warung kopi di daerah saksi tersebut. Nasir mengatakan jika Pihak Terkait tidak menang maka Saksi akan dibunuh.

Saksi juga menerima informasi bahwa di Desa Blang Tue, KPPS-nya mengarahkan pemilih untuk memilih Pihak Terkait;

17. M. Daud

• Saksi selaku tim relawan Pemohon di Desa Meunasah Dayah;

• Saksi menerangkan bahwa pada 24 Maret 2012 menerima intimidasi dari Partai Aceh saat perjalanan dari Kecamatan Panton Labu menuju ke Kecamatan Langkahan. Mobil Saksi dilempari oleh orang Partai Aceh.

Saksi tidak mengenali orang tersebut karena si pelempar memakai topeng. Saksi kemudian lapor ke Polres Lhoksukon, namun pelakunya belum diketahui;

• Pada malam hari sebelum hari pemungutan suara, terdapat empat orang Partai Aceh yang mengatakan ke masyarakat bahwa masyarakat yang memilih Pemohon adalah PKI dan akan ditembak. Saksi tidak laporkan hal tersebut kepada aparat keamanan;

18. Muhammad Ali Ismail

• Saksi selaku Tim Sukses dari Pasangan Calon Nomor Urut 5 di Tingkat Kecamatan Lhoksukon;

• Pada 25 Maret 2012 Saksi didatangi oleh lima orang Partai Aceh yang antara lain bernama Junaedi, Wahab, Jafar, dan M. Isal. Mereka meminta Saksi berhenti menjadi Tim Sukses Paslon Nomor Urut 5 supaya hidup Saksi aman dan tenteram;

• Pada saat pemungutan suara, saksi-saksi mandat di bawah koordinasi Saksi melaporkan bahwa mereka diancam dan disuruh pulang dan tidak menjadi saksi mandat di TPS untuk Paslon Nomor Urut 5;

• Saat datang ke beberapa TPS, yaitu di TPS 64, TPS 65, TPS 66, TPS 67, dan TPS 92, Saksi melihat banyak surat suara rusak utamanya untuk Paslon Nomor Urut 5, Nomor Urut 9, dan Nomor Urut 10;

19. Misbahul Munir

• Saksi selaku Calon Bupati dari Pasangan Calon Nomor Urut 7;

• Saksi mendapat teror berupa rumah dibom, dibakar, dan ditembak. Hal ini terjadi pada awal Januari 2012. Saat itu Saksi sedang tugas di luar

(34)

daerah. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Pelakunya, dari laporan kepolisian, belum ada yang secara resmi dinyatakan sebagai pembakar atau penembak rumah Saksi, sehingga belum ada yang dihukum, meskipun sudah ada pelaku yang ditangkap. Hal ini terjadi karena dari pertama kebetulan Saksi bergabung dengan Partai Aceh dan juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kabupaten Aceh Utara yang pada awalnya menolak adanya calon independen, namun karena sudah ada Putusan MK yang menyatakan calon independen tetap ada, maka Saksi mohon izin ke pimpinan Partai Aceh untuk maju dari calon independen, namun tidak diberi izin. Akan tetapi, Saksi tetap maju dalam Pemilukada melalui jalur perseorangan. Oleh karena itu, Saksi dianggap sebagai pengkhianat dan rumah Saksi dibom. Akibat pengeboman rumah Saksi tersebut, tim sukses Saksi menjadi takut dan trauma dan bahkan turut serta mendapat ancaman bahwa jika masih mendukung Saksi maka akan bernasib sama seperti Saksi yaitu rumahnya akan dibom dan keselamatan tidak terjamin. Selain itu, Saksi juga mengalami penganiayaan oleh orang Partai Aceh di depan Kantor Partai Aceh.

Bahkan satu hari setelah pemungutan suara masih terjadi penganiayaan kepada masyarakat pendukung Saksi. Sudah Saksi laporkan ke kepolisian tapi tidak tahu bagaimana hasilnya;

• Partai Aceh melakukan kampanye di depan rumah Saksi secara terbuka di luar jadwal kampanye yang telah dikeluarkan KIP yang dihadiri oleh Calon Wakil Bupati dari Pihak Terkait. Hal tersebut sudah dilaporkan Saksi kepada Panwaslukada namun Panwaslukada menjawab bahwa pihak Partai Aceh sudah memberitahu mereka secara lisan.

20. Irwandi

• Saksi selaku Tim Sukses dari Pasangan Calon Nomor Urut 4 dan sekaligus sebagai Tim Keamanan Pasangan Calon Nomor Urut 4;

• Dalam perjalanan pulang menuju Kecamatan Muara Baru, Saksi dihadang oleh empat orang pada 6 April 2012, pukul 18.30 WIB, Saksi ditanya apakah dalam jangka waktu dua hari akan menyerah ke Partai Aceh atau memilih Senjata AK-47 dengan tiga butir peluru. Saksi menjawab bahwa nyawa Saksi tidak di ujung tiga peluru dan dari dulu Saksi orang Partai Aceh. Saksi diancam rumahnya akan dibakar dan istri

(35)

diculik. Saksi kemudian dianiaya. Ban depan mobil ditusuk sangkur dan Saksi disuruh pergi. Saksi kemudian melapor ke Koramil dan sampai sekarang belum ada informasi mengenai perkembangan kasus tersebut.

21. A. Hamid Arbi

• Saksi selaku Tim Sukses dan Koordinator Kecamatan untuk Pasangan Calon Nomor Urut 1;

• Pada 9 April 2012, pagi hari, Saksi berangkat menuju Kampung Sukadamai untuk mengantar surat mandat dan SK untuk kecamatan.

Setibanya di Kecamatan Gereudong Pase, Saksi dihadang dan disuruh berhenti oleh orang Partai Aceh, tapi Saksi melarikan diri dan langsung menuju ke rumah kepala desa dan minta tolong kepala desa untuk memberikan uang honor bagi saksi-saksi mandat di TPS di wilayah tersebut. Saksi masih dikejar oleh orang Partai Aceh. Saksi kemudian lari ke hutan dan menunggu tiga jam. Saksi melihat semua berkas di kendaraan Saksi diambil. Saksi kenal dengan orang Partai Aceh yang mengejar Saksi. Mereka satu kecamatan tapi lain kampung. Kemudian Saksi menelepon Danramil untuk minta tolong dijemput di hutan di Simpang UKM. Saksi kemudian dibawa ke pos Koramil. Saksi minta tolong Danramil untuk melapor ke Polres Lhokseumawe. Saksi tidak tahu bagaimana kelanjutan laporan tersebut.

22. M. Dahlawi

• Saksi selaku koordinator kecamatan untuk Pasangan Calon Nomor Urut 9;

• Pada hari pemungutan suara, Saksi bersama saksi mandat dalam perjalanan dicegat oleh dua pemuda dari Partai Aceh. Mereka merebut tanda pengenal Pasangan Calon Nomor Urut 9 dan membakarnya.

Mereka meminta Saksi memilih untuk terus ke TPS atau kembali pulang.

Saksi mengatakan jika akan menuju ke TPS 21. Mereka kemudian meminta Saksi untuk pulang saja dan jangan ikut Pemohon karena dia merusak citra bangsa Aceh. Saksi kemudian memilih kembali bersama saksi mandat. Saksi tidak dianiaya, hanya diancam.

• Tanggal 16 Maret 2012, saat membagikan kalender Pemohon ke masyarakat, ada yang mengatakan bahwa Pemohon adalah pengkhianat

(36)

bangsa. Saksi kemudian dipukul oleh orang itu. Saksi tidak laporkan peristiwa itu. Saksi langsung pulang.

23. M. Daud Riji

• Pada Januari 2012, Saksi dianiaya oleh sekumpulan massa setelah mengantarkan delapan orang polisi yang berupaya mencari seseorang bernama Sulaiman. Saksi justru menjadi korban dari sekitar 100 orang warga setempat, bahkan mobil Saksi ikut dirusak massa.

24. M. Kareb Matsyah

• Saksi selaku Tim Sukses Pemohon di Kecamatan Cot Girek;

• Pada 14 Maret 2012, Saksi pergi ke Desa Alue Leuhob dengan mobil berstiker Pemohon. Kemudian Saksi didatangi beberapa orang Partai Aceh, salah satunya bernama Syaf. Di desa itu Saksi akan melakukan pembekalan untuk saksi mandat, namun dilarang karena Saksi sudah bergabung dengan Pemohon. Saksi sudah mengatakan bahwa untuk tingkat provinsi, Saksi bergabung dengan Partai Aceh, tapi Saksi justru dikatakan sebagai pengkhianat;

• Pada 25 Maret 2012, sepulangnya Saksi dari Lhoksukon untuk persiapan kampanye di Lhoksukon, Saksi jumpa lagi dengan Syaf dan teman- temannya yang kemudian melarang mobil Saksi keluar.

25. M. Salem

• 25 Maret 2012, saksi memakai mobil nomor 9 dan bertemu Dodi “jika mobil ini masih pakai stiker nomor 9 akan dibakar” hal itu terjadi di Lumba Gajah. Saksi tidak menjawab apa-apa. Tanggal 28 maret, mobil saksi dibakar. Saksi tidak tahu dibakar oleh siapa. Mobil dibakar pada malam hari. Saksi sudah lapor ke polisi tapi belum ketemu siapa pelakunya.

Saksi tetap jadi TS meski mobil sudah dibakar

• Kemudian pada hari coblosan, kawan saksi bernama Muhtar diancam oleh Saiful orang PA di Kota Pateh karena motornya ada stiker nomor 9.

26. Syaifunnur M. Ali

• Saksi selaku Tim Sukses Pemohon di Kecamatan Sawang;

• Saat kampanye pada 26 Maret 2012 di Lhoksukon, mobil Saksi ditabrak dan rusak bagian depan. Pada saat kampanye tanggal 28 Maret 2012, saat perjalanan pulang beriringan dengan Pemohon, mobil Saksi

Referensi

Dokumen terkait

Setelah melakukan berbagai persiapan, praktikan dituntut untuk mengimplementasikan ilmu yang sudah didapatkan. Dalam kesempatan ini praktikan telah

buat ka wilona mkasih kak buat TPA nya gw jdi bsa ngerjain dg cepat (walopun sbm nya gagal) trus juga buat tutor2 lain yg ga sempat gw sebutin namanya satu-satu yg udh membimbing

59 Abd. 61 Azhar Sitompul. Dakwah Islam dan Perubahan Sosial.. Nabi tak menuntut truth claim atas nama dirinya. Ia mengambil sikap agree in disagreement. Dia tak

Tumbuhan, Tunjangan Pengawas Benih Tanaman, Tunjangan Pengawas Bibit Ternak, Tunjangan Medik Veteriner, dan Tunjangan Paramedik Veteriner dihentikan apabila Pegawai

Sistem ini dilihat berdasarkan kebutuhan dari permasalahan yang terjadi dimana sistem ini dapat membantu dalam melakukan pendataan spasial dan pendataan non

kemungkinan terjadinya ketidakseimbangan jika salah satu komponen musnah (misalnya semakin sedikit ular pemakan tikus di area persawahan akibat penangkapan) Jenis tagihan:

Peneliti menggunakan alat ukur dukungan sosial dan work-family balance yang sudah ada, hasil validitas dari pengukuran penelitian sebelumnya adalah dukungan sosial

Kemudian yang mendapatkan batu terakhir dia jadi kodok (biasanya dimainkan untuk petak umpet dan si kodok jadi tukang jaga pos). Hal ini dipilih karena kegiatan bermain