• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENELITIAN KLASTER PEMBINAAN/PENINGKATAN KAPASITAS (PPK)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PENELITIAN KLASTER PEMBINAAN/PENINGKATAN KAPASITAS (PPK)"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENELITIAN

KLASTER PEMBINAAN/PENINGKATAN KAPASITAS (PPK)

TINGKAT LITERASI MEDIA BERBASIS KOMPETENSI INDIVIDU DI KALANGAN SISWA

SMA NEGERI 17 MAKASSAR

DI SUSUN OLEH :

RAHMAWATI LATIEF, S.Sos.M.Soc.Sc.

(UIN ALAUDDIN MAKASSAR)

DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI

TAHUN 2018

(2)

ii KATA PENGANTAR

Tidak ada yang penulis ingin sampaikan selain rasa syukur kepada Sang Maha Pemilik Semesta, Alloh subhanahuwataala. Tidak lupa pula, shalawat dan salam senantiasa tercurah untuk sang kekasih Allah yaitu Rasulullah Muhammad SAW.

Peneliti menyadari bahwa penelitian tidak hanya sekedar memenuhi kewajiban Tri Dharma Perguruan Tinggi melainkan penelitian sebagai aktivitas eksplorasi intelektual peneliti untuk melahirkan karya menarik dan memiliki kontribusi bagi pengembangan intelektual masyarakat ilmiah. Oleh karenanya haturan terima kasih saya sampaikan kepada Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin (Prof. Dr.H.Musafir Pababbari,M.Si), Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UIN Alauddin (Prof. Dr. Muhammad Saleh Tajuddin, MA), Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin (Prof.Dr.Abdul Rasyid Masri, S.Ag, M.Pd.M.Si,M.M) yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk mengikuti kompetisi penelitian.

Akhirnya tidak ada gading yang tidak retak, begitu pula halnya dengan laporan penelitian ini yang tidak luput dari kekurangan. Oleh karenanya, peneliti berharap sumbangsih saran dan kritik demi perbaikan untuk mencapai kesempurnaan dan mempersembahkan yang terbaik bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga laporan penelitian ini dapat memberi kontribusi dalam pemikiran dan perkembangan kajian Literasi Media.

Makassar, 4 Desember 2018

Rahmawati Latief, S.Sos.,M.Soc.

NIP. 19760917 2003 12 2 003

(3)

iii ABSTRAK

Dewasa ini media massa mengalami perkembangan yang sangat pesat. Berbagai dampak positif dan negatif tentunya tidak dapat diabaikan. Dampak ini menerpa ke kalangan orang tua, orang dewasa, remaja dan anak-anak. Remaja merupakan kelompok yang rentan terhadap terpaan dampak negatif media massa olehnya gerakan literasi media muncul sebagai tindakan solutif atas kekhawatiran terhadap pengaruh negatif media.

Kemampuan literasi media ini sangat diperlukan agar media dapat dipergunakan secara cerdas dan bijak.

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui tingkat technical skill siswa SMA Negeri 17 Makassar dalam mengakses media komputer dan internet;

(2) Untuk mendeskripsikan tingkat critical understanding siswa SMA Negeri 17 Makassar dalam menganalisis dan mengevaluasi konten media komputer dan internet; (3) Untuk memahami tingkat communicative abilities siswa SMA Negeri 17 Makassar dalam menjalin relasi sosial melalui media internet dan menciptakan konten media internet yang kreatif. (4). Untuk mengetahui tingkat literasi media siswa SMA Negeri 17 Makassar .

Penelitian ini dilaksanakan secara keseluruhan selama empat bulan, dimulai pada bulan Agustus hingga November 2018 di SMA Negeri 17 Makassar. Adapun populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 17 Makassar yang berjumlah 1065 dengan sampel 91.

Responden atau penetapan sampel ditentukan secara teknik Probability Sampling dengan menggunakan rumus Slovin, kemudian sampel yang terpilih ini diambil dengan menggunakan metode Proportionate Stratified Random Sampling. Kerangka kompetensi individu atau Individual Competence Framework ditetapkan oleh European

(4)

iv Commission yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur tingkat literasi media.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara akumulatif tingkat kemampuan technical skill berada pada nilai 99,5%, tingkat kemampuan critical understanding berada pada nilai 74,7%, tingkat kemampuan communicative abilities berada pada nilai 110, 3%.

Dengan merujuk nilai di atas maka tingkat literasi media siswa SMA Negeri 17 Makassar adalah 94,83% atau berada pada level Medium.

(5)

v DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I. PENDAHULUAN………...1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Tinjauan Pustaka/Penelitian Terdahulu ... 7

BAB II . TINJAUAN TEORITIS……..………9

A. Memahami Literasi Media... 9

B. Individual Competence Framework ... 11

BAB III. METODE PENELITIAN…….……….15

A. Jenis Penelitian ... 15

B. Pendekatan Penelitian ... 15

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 15

D. Populasi dan Sampel ... 16

E. Sumber Data ... 18

F. Teknik Pengumpulan Data ... 18

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 19

(6)

vi

H. Variabel Penelitian ... 19

BAB IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….20

A. Gambaran Umum Subjek Penelitian ... 20

1. Sejarah Singkat SMA Negeri 17 Makassar ... 20

2. Visi dan Misi SMA Negeri 17 Makassar ... 20

B. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 21

1. Blue Print Kuesioner Tingkat Literasi Media Berbasis Kompetensi Individu ... 21

2 .. Uji Validitas………..23

3. Blue Print Setelah Uji Validitas ... 28

4. Uji Reliabilitas ... 29

C. Deskripsi Data Responden ... 29

a. Jenis Kelamin ... 30

b. Usia ... 31

c. Kelas ... 32

d. Agama ... 34

D. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan Pernyataan 36 a. Kemampuan Technical Skill………36

b. Kemampuan Critical Understanding………..41

c. Kemampuan Communicative Abilities ... 49

E. Pembahasan Penelitian ... 53

1.Persentase Tingkat Kemampuan Literasi Media... ... 53

2. Persentase Akumulasi Sub Variabel ... 54

2.1 Akumulasi Technical Skill ... 54

2.2 . Akumulasi Critical Understanding…….……..55

(7)

vii

2.3 Akumulasi Communicative Abilities ... 56

3. Diskusi Temuan Penelitian ... 57

BAB V .. PENUTUP………59

A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA………..61

(8)

viii DAFTAR GAMBAR

Halaman

Bagan 2.1 Kerangka Konseptual ... 14 Grafik 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……….. 31 Grafik 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia

……….. 32 Grafik 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Kelas

………. 34 Grafik 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Agama

………..35

(9)

ix DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Jumlah Siswa SMA Negeri 17 Negeri Makassar

………. 16 Tabel 3.2 Jumlah Populasi dan Sampel……… 17 Tabel 4.1 Blue Print Kuesioner Tingkat Literasi Media Berbasis Kompetensi Individu ……… 22 Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Variabel Technical Skill………24 Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Variabel Technical Skill setelah gugur ……… 25 Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Variabel Critical Understanding……….. 25 Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Critical Understanding Setelah Gugur……….. 26 Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Communicative Abilities……… 27 Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Communicative Abilities Setelah Gugur……… 27 Tabel 4.8 Blue Print Kuesioner Tingkat Literasi Media Berbasis Kompetensi Individu Setelah Uji Validitas…28 Tabel 4.9 Uji Reliabilitas Skala Tingkat Literasi Media Berbasis Kompetensi Individu………. 29 Tabel 4.10 Distribusi Kuesioner dan Pengumpulan data……….30 Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………..30 Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Usia… 31 Tabel 4.13 Distribusi Data Responden Berdasarkan Kelas……….. 33 Tabel 4.14 Distribusi Responden Berdasarkan Agama……… 35

(10)

x Tabel 4.15 Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman mengenai Penggunaan Hardware Komputer……….. 36 Tabel 4.16 Distribusi Responden mengenai Pemahaman terhadap Instruksi pada Fitur Komputer ………. 36 Tabel 4.17 Distribusi Responden mengenai Pemahaman terhadap Kemampuan Menginstal dan Uninstal Aplikasi………. 37 Tabel 4.18 Distribusi Responden Berdasarkan Kemampuan dalam Mengatasi Virus……… 37 Tabel 4.19 Distribusi Responden Berdasarkan Kemampuan dalam Memahami Petunjuk Penggunaan Komputer……….. 38 Tabel 4.20 Distribusi Responden Berdasarkan Penguasaan Aplikasi Program………. 38 Tabel 4.21 Distribusi Responden Berdasarkan Menonton di Bioskop ……….. 39 Tabel 4.22 Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Akun Media Sosial……… 39 Tabel 4.23 Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Internet Banking ………. 40 Tabel 4.24 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan mengenai Cara Download dan Upload

………. 40 Tabel 4.25 Distribusi Responden Berdasarkan Kemampuan Membedakan Website dan Aplikasi ….. 41 Tabel 4.26 Distrubusi Responden Berdasarkan Kemampuan Membedakan Berita Hoaks………. 42 Tabel 4.27 Distribusi Responden Berdasarkan Kemampuan Membedakan Fakta dan Opini ………… 42 Tabel 4.28 Distribusi Responden Berdasarkan Kemampuan Memahami Fitur Media Sosial………… 43 Tabel 4.29 Distribusi Responden Berdasarkan Kemampuan Membedakan Jenis Bacaan ……… 43 Tabel 4.30 Distribusi Responden Berdasarkan Kemampuan Portal Berita……….. 44

(11)

xi Tabel 4.31 Distribusi Responden Berdasarkan Ujaran Kebencian pada Media Sosial ………. 44 Tabel 4.32 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Nama Kelompok Bisnis/Perusahaan……… 45 Tabel 4.33 Distribusi Responden Berdasarkan Kemampuan dalam Menyebutkan Nama Website …. 45 Tabel 4.34 Distribusi Responden Berdasarkan Kemampuan Menyebutkan Website Berita Nasional …46 Tabel 4.35 Distribusi Responden Berdasarkan Wewenang Pemblokiran Situs Pornografi ……….. 46 Tabel 4.36 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Regulasi Pemerintah dalam Pemblokiran Situs Pornografi……….. 47 Tabel 4.37 Distribusi Responden Berdasarkan Perbandingan Berita………. 47 Tabel 4.38 Distribusi Responden Berdasarkan Cross Check Informasi Berita……… 48 Tabel 4.39 Distribusi Responden Berdasarkan Kehati- hatian dalam Memasukkan Data Personal di Media Online……….. 48 Tabel 4.40 Distribusi Responden Berdasarkan Keaktifan Menulis Status di Sosial Media……….. 49 Tabel 4.41 Distribusi Responden Berdasarkan Upload Foto Selfie……….. 49 Tabel 4.42 Distribusi Responden Berdasarkan Update Blog Pribadi……… 50 Tabel 4.43 Distribusi Responden Berdasarkan Pemberian Komentar………. 50 Tabel 4.44 Distribusi Responden Berdasarkan Pemberian Kritik……….. 51 Tabel 4.45 Distribusi Responden Berdasarkan Update Profil Pribadi……….. 51 Tabel 4.46 Distribusi Responden Berdasarkan Pembuatan Video Pribadi……….. 52

(12)

xii Tabel 4.47 Distribusi Responden Berdasarkan Pertemanan di Aplikasi Media Sosial……….. 52 Tabel 4.48 Akumulasi Sub variabel Technical Skill.. 54 Tabel 4.49 Akumulasi Sub variabel Critical Understanding……….. 55 Tabel 4.50 Akumulasi Sub variabel Communicative Abilities……… 56

(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dunia kita ibarat supermarket besar yang dihiasi pesan-pesan media massa yang semakin beragam bentuk dan jenisnya. Kehidupan manusia disesaki dengan media massa (media-saturated), yang hadir di mana-mana dan menjadi kendaraan penghubung berbagai belahan dunia yang berbeda latar belakang geografis, budaya, suku, agama dan pendidikan. Ledakan perkembangan teknologi komunikasi turut memacu munculnya beragam media massa yang baru (new media) yang menyebabkan terjadinya kebanjiran informasi (the flood of information).

Sebagai contoh, di Amerika Serikat hampir 65.000 judul buku dipublikasikan setiap tahun yang tersedia di perpustakaan umum maupun toko buku online, belum lagi dengan penggunaan fasilitas komputer pribadi yang terhubung dengan internet sehingga kita mampu mengakses 3000 surat kabar online, bahkan World Wide Web menawarkan 2,5 trilyun dokumen yang dapat diakses dengan mudah tanpa mengenal batas dan waktu1.

Di Indonesia sendiri penggunaan media cetak, media elektronik dan media baru (internet), televisi merupakan media yang paling banyak di konsumsi oleh masyarakat. Penelitian yang diadakan surat kabar Kompas pada tanggal 20-21 Agustus 2003 dengan menggunakan responden sebanyak 950 orang dengan usia minimal 17 tahun dan dilakukan di kota Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Padang, Makassar, Banjarmasin, Pontianak, Manado dan Jayapura mengatakan bahwa dalam sehari jumlah responden yang menonton televisi adalah 1-2 jam

1 Kawamoto dalam W.James Potter. Media literacy, third edition. (California: Sage Publications, Inc, 2005) hal. 25

(14)

2 (25,5%); 3-4 jam (38,4%); 5-6 jam (22,5%); dan 7 jam atau lebih (13,6%) 2 . Hal ini menunjukkan bahwa pengunaan televisi cukup signifikan dan mengambil porsi waktu yang banyak dari khalayak.

Data riset dari MarkPlus Insight juga menunjukkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia pada tahun 2011 sudah mencapai 55 juta orang, meningkat dari tahun sebelumnya di angka 42 juta3. Sebagai tambahan, data terbaru menunjukkan bahwa pada tanggal 26 Januari 2017, perusahaan riset We Are Social kembali mengumumkan laporan terbaru mereka terkait perkembangan penggunaan internet di seluruh dunia. Hasilnya, mereka menyebut Indonesia sebagai negara dengan pertumbuhan jumlah pengguna internet terbesar di dunia. Hanya mempunyai sekitar 88,1 juta pengguna internet pada awal tahun 2016, jumlah pengguna internet di tanah air telah naik sebesar 51 persen ke angka 132,7 juta pengguna pada awal 2017 ini4. Paparan ini menunjukkan tidak dapat dipungkiri bahwa animo manusia terhadap penggunaan internet sebagai media komunikasi dan informasi terus meningkat.

Kehadiran internet telah membawa revolusi serta inovasi

2Rini Darmastuti, Turnomo Rahardjo, M. Antonius Birowo,

Dewi Kartika Sari, Husain, M.N.,Sunarto.,

Hastjarjo,S.,Febriyanto, Tomi.,Herfiady,Junaedi.F., & Budi, S.

Literasi media & kearifan lokal, konsep dan aplikasi.

(Salatiga : UKSW kerjasama UBCHEA, ASPIKOM &

BUKU, 2012) hal. 48

3Rini Darmastuti, Turnomo Rahardjo, M. Antonius Birowo, Dewi Kartika Sari, , Husain, M.N., Sunarto., Hastjarjo, S.,Febriyanto, Tomi.,Herfiady,Junaedi.F., & Budi, S. Literasi media & kearifan lokal, konsep dan aplikasi. (Salatiga : UKSW kerjasama UBCHEA, ASPIKOM & BUKU, 2012) hal. 70

4 Aditya Hadi Pratama, “Perkembangan Pengguna Internet di

Indonesia Tahun 2016 Terbesar di Dunia”,

https://id.techinasia.com/pertumbuhan-pengguna-internet-di- indonesia-tahun-2016 (diakses pada 22 Oktober 2017)

(15)

3 pada cara manusia berkomunikasi dan memperoleh informasi. Internet berhasil mengatasi masalah klasik manusia, karena keterbatasan jarak, ruang, dan waktu tidak lagi menjadi kendala berarti.

Data di atas mendeskripsikan bahwa terpaan media massa begitu sangat dominan dan signifikan dalam kehidupan masyarakat. Media massa tidak hanya berperan sebagai ruang publik yang menjadi wahana dialog antar bagian dalam masyarakat untuk kepentingan-kepentingan sosial, budaya, agama, pendidikan, politik dan ekonomi, tetapi yang tak kalah pentingnya media massa menjadi industri yang menggiurkan pihak korporat demi kepentingan komersial yang berorientasi pada keuntungan materi dan mengabaikan kepentingan publik.

Fenomena ini menjelma pada banyaknya tampilan konten media yang buruk khususnya media elektronik atau media penyiaran. Hal ini bisa dilihat dari pengaduan mengenai isi siaran yang dilayangkan ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) terkhusus pada data tahun 2012, KPI Pusat menerima jumlah pengaduan publik yang jauh lebih besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dan tahun-tahun setelahnya. Pengaduan yang masuk ke KPI berjumlah 43.552 pengaduan. Jumlah ini telah menjadi jumlah pengaduan terbesar yang telah diterima KPI. Pada tahun-tahun sebelumnya hingga 2015, secara berturut-turut jumlah pengaduan tentang isi siaran adalah sebagai berikut: 1.335 (2007), 3.588 (2008), 7.634 (2009), 26.489 (2010), dan 3.856 (2011) 9.661 (2013) 8.137 (2015)5

Kecenderungan tersebutlah yang tentunya menuntut pengguna media untuk memiliki pemahaman yang lebih tentang media. Pemahaman inilah yang akan memberikan pengaruh pada pola perilaku atau keputusan untuk menggunakan media tersebut atau tidak. Oleh karenanya, gerakan Literasi Media menjadi penting dalam

5 www.kpi.go.id

(16)

4 masyarakat. Media literacy atau Literasi Media pada mulanya dikonsepsikan sebagai keterampilan untuk memahami bagaimana media menyampaikan pesan-pesan dan mengapa demikian. Melek media merupakan upaya pembelajaran bagi khalayak media sehingga menjadi khalayak yang berdaya hidup di tengah dunia yang disebut dunia sesak media (media-saturated)6

Gerakan literasi media muncul sebagai bentuk kekhawatiran akan pengaruh media yang lebih berdampak buruk bagi masyarakat. Di samping itu dengan kemampuan literasi media masyarakat maka kekuatan pemilik dan pelaku media bisa lebih di kontrol sehingga kekuatan antara media dengan masyarakat konsumen media bisa berimbang, tidak ada yang lebih dominan dan pada akhirnya dampak negatif media mampu direduksi dengan pemahaman literasi media atau melek media yang berkonsentrasi melahirkan khalayak yang cerdas dalam mengakses, menganalisis, mengevaluasi pesan media massa bahkan mampu menghasilkan produk media massa yang positif.

Salah satu kerangka konsep yang digunakan untuk mengukur tingkat literasi media pada seseorang adalah Individual Competence Framework (Kerangka Kompetensi Individu) yang telah diuji penggunaannya dalam mengukur tingkat literasi media pada masyarakat di beberapa negara Eropa oleh EAVI (European Association For Viewers Interests) consortium, The Ministère de I’Education Nationale Française (CLEMI), The Universitat Autonòma de Barcelona (UAB), The Université Chatolique de Louvain (UCL) dan The Univerity of Tampere (UTA). Framework ini pada dasarnya merupakan hasil penelitian yang dipersiapkan

6 Yosal Iriantara. Literasi Media, apa, mengapa dan bagaimana. (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2009) hal. 79.

(17)

5 untuk European Commission dan telah diberlakukan di negara-negara Eropa sejak tahun 2009.

Individual Competence Framework adalah kemampuan seseorang untuk mengggunakan dan memanfaatkan media yang dilihat berdasarkan kompetensi personal (Personal Competence) dan kompetensi sosial (Social Competence) seseorang. Personal Competence terdiri atas dua kriteria atau indikator yaitu technical skill (kemampuan teknik) dan critical understanding (kemampuan mengkritisi/menganalisis). Sedangkan Social Competence terdiri atas satu kriteria atau indikator yaitu communicative abilities (kemampuan berkomunikasi dengan media). Kerangka inilah yang nantinya digunakan untuk mengukur tingkat literasi media di kalangan siswa SMA Negeri 17 Makassar.

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tingkat literasi media berbasis kompetensi individu di kalangan siswa SMA Negeri 17 Makassar. Alasan pemilihan siswa SMA karena berdasarkan standar usia mereka dikategorikan golongan remaja yang rentan terterpa dampak buruk konten media sedangkan alasan pemilihan SMA Negeri 17 karena merupakan salah satu sekolah unggulan di Kota Makassar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat technical skill siswa SMA Negeri 17 Makassar dalam mengakses media komputer dan internet?

2. Bagaimana tingkat critical understanding siswa SMA Negeri 17 Makassar dalam menganalisis dan mengevaluasi konten media komputer dan internet?

(18)

6 3. Bagaimana tingkat communicative abilities siswa SMA Negeri 17 Makassar dalam menjalin relasi sosial melalui media internet dan menciptakan konten media internet yang kreatif?

4. Bagaimana tingkat literasi media siswa SMA Negeri 17 Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan permasalahan yang dikemukakan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tingkat technical skill siswa SMA Negeri 17 Makassar dalam mengakses media komputer dan internet.

2. Untuk mendeskripsikan tingkat critical understanding siswa SMA Negeri 17 Makassar dalam menganalisis dan mengevaluasi konten media komputer dan internet.

3. Untuk memahami tingkat communicative abilities siswa SMA Negeri 17 Makassar dalam menjalin relasi sosial melalui media internet dan menciptakan konten media internet yang kreatif.

4. Untuk mengetahui tingkat literasi media siswa SMA Negeri 17 Makassar.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan kajian ilmu komunikasi khususnya studi tentang literasi media.

2. Secara praktis penelitian ini diharapkan menjadi rekomendasi atau saran bagi berbagai pihak yang merancang dan melakukan gerakan- gerakan literasi media demi menciptakan

(19)

7 khalayak yang berdaya di dunia sesak media seperti sekarang ini. Selain itu penelitian ini juga dapat menambah wawasan pembaca tentang pengukuran literasi media yang berbasis individual competence framework (kerangka kompetensi individu).

E. Tinjauan Pustaka/Penelitian Terdahulu

Kajian tentang pengukuran tingkat literasi media memang bukan pertama yang dilakukan oleh para peneliti baik dalam bentuk artikel ilmiah, buku, karya ilmiah yang disidangkan seperti skripsi, tesis maupun disertasi khususnya lagi penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan luar negeri yang jauh lebih awal memulai riset mereka tentang topik ini dibanding dengan peneliti dari Indonesia.

Hal ini dibisa dipahami karena kajian literasi media baru dimulai di Indonesia sekitar awal tahun 2000.

Sejauh penelusuran yang telah dilakukan peneliti menemukan hasil penelitian yang memiliki kolerasi dengan judul yang dipilih dalam penelitian ini. Berikut beberapa literatur yang menjadi acuan pustaka sebagai komparasi akan keotentikan penelitian ini.

Penelitian tentang Tingkat Literasi Media Berbasis Kompetensi Individu pernah dilakukan oleh Sugeng Winarno. Dosen Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Penelitian ini berjudul Pemahaman Media Literacy Televisi Berbasis Personal Competences Framework (Studi Pemahaman Media Literacy Melalui Program Infotainment Pada Ibu-Ibu Perumahan Tegal Gondo Asri Malang) yang dilakukan pada tahun 2014. Obyek penelitian ini mengenai tingkat literasi media berbasis personal competences. Subyek penelitian ini adalah ibu-ibu rumah tangga, sedangkan jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif dengan metode pengumpulan data observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat literasi media ibu-

(20)

8 ibu perumahan Tegal Gondo Asri Malang berada di level basic (rendah).

Persamaan penelitian ini dengan riset peneliti adalah memiliki kesamaan dalam obyek penelitian hanya saja Sugeng Winarno lebih mengkhususkan ke kajian personal competences, sedangkan perbedaan penelitian dari riset peneliti adalah dari subyek penelitian, jenis penelitian dan pendekatan penelitian.

Penelitian yang hampir senada adalah penelitian yang dilakukan oleh Moch. Choirul Arif, seorang dosen ilmu komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Sunan Ampel Surabaya, yang memilih judul Tingkat Literasi Media Berbasis Kompetensi Individual Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi IAIN Sunan Ampel Surabaya. Riset ini dilakukan pada tahun 2013. Obyek penelitian ini mengenai tingkat literasi media berbasis kompetensi individu. Subyek penelitiannya adalah mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Sunan Ampel Surabaya. Menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif, dengan pendekatan metode survei yang menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tingkat literasi media mahasiswa berada pada level medium (menengah).

Persamaan penelitian ini dengan riset peneliti adalah dari segi obyek penelitian, jenis penelitian dan pendekatan penelitian, sedangkan perbedaannya adalah segi subyek penelitian yang mana penelitian diatas subyek penelitiannya adalah mahasiswa sedangkan riset peneliti adalah kalangan remaja atau siswa SMA Negeri 17 Makassar.

(21)

9 BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Memahami Literasi Media

Literasi media memiliki sejarah yang cukup panjang yang dimulai tahun 1964 saat UNESCO mengembangkan prototipe model program media yang akan dijalankan di seluruh dunia, tapi konon jauh sebelumnya, yakni pada tahun 1930, Inggris sudah mulai mengembangkan literasi media. Pada waktu itu, baru dua negara yang menaruh perhatian pada literasi media yakni Inggris dan Australia. Kalangan pendidik di dua negara itu menyarankan pelaksanaan pendidikan untuk mencapai melek media agar anak-anak dan remaja dapat secara kritis melihat dan membedakan apa yang baik dan apa yang buruk dari media massa. 7

Di Indonesia sendiri, kajian literasi media baru popular di sekitar awal tahun 2000-an yang ditandai dengan kampanye literasi media ke publik yang digagas oleh perguruan tinggi yang memiliki program studi ilmu komunikasi, sejumlah LSM seperti Masyarakat Peduli Media (MPM), Yayasan Pengembangan Media Anak (YPMA), lembaga pemerintah seperti Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat dan Daerah dan kelompok- kelompok masyarakat tertentu. Di pertengahan tahun 2000-an, seminar, workshop dan konferensi literasi media di perguruan tinggi semakin marak, tidak hanya pada tingkat lokal dan nasional bahkan pada tingkat

7 R. Hobbs (1999). “The acquisition of media literacy skills among Australian adolescent”. Journal of Broadcasting and Media.

http://www.interact.uoregon.edu/MediLit/mls/readingarticles/

hobbs/australia.html.

(22)

10 internasional. Demikian pula publikasi literasi media, tidak sebatas artikel popular dalam media massa tetapi juga telah merambah artikel ilmiah pada jurnal lokal maupun nasional yang telah terakreditasi.

Istilah literasi media memiliki banyak padanan misalnya melek-media, media education, paedagogy of media literacy dan media studies8, critical thinking, information processing9 namun perbedaan istilah ini tidak menunjukkan perbedaan substansi. Lalu apa sebenarnya makna dari literasi media?. 10menjelaskan bahwa “literacy is the ability to access, analyze, evaluate, and communicate messages in a variety of forms” Literasi adalah kemampuan mengakses, mengevaluasi, menganalisis dan mengkomunikasikan pesan dalam berbagai bentuknya. Senada dengan itu The New Mexico Media Literacy menjelaskan bahwa “media literacy as the ability to access, analyze, evaluate, and create messages in various media” Literasi media adalah kemampuan mengakses, menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan pesan-pesan dalam berbagai media.

Lebih spesifik lagi Silverblatt dan Eliceiri 11 menjelaskan bahwa “media literacy is a critical-thinking skill that enables audiences to decipher the information that they receive through the channels of mass communications and empowers them to develop independent judgments about media content” Literasi

8Yosal Iriantara. Literasi Media, apa, mengapa dan bagaimana.

(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2009) hal. 85.

9 W. James Potter. Theory of media literacy, a cognitive approach. (California: Sage Publications, Inc,2004) hal. 130

10 R. Hobbs, (1997). Expanding the concept of literacy. In R.

Kubey (Ed.), Media literacy in the information age (pp. 163- 183), New Brunswick, NJ: Transaction.

11 A. Silverblatt,., & E.M.E Eliceiri, Dictionary of media literacy. (Westport, CT: Greenwood Press.1997) hal 60.

(23)

11 media adalah kecakapan berpikir kritis yang memungkinkan khalayak menguraikan informasi yang mereka terima melalui saluran komunikasi massa (media massa) dan memberdayakan kemampuan khalayak untuk mengembangkan penilaian independen tentang isi media.

Pernyataan ini didukung oleh definisi literasi media yang diberikan oleh Northwest Media Literacy Project “the ability to critically asses media messages in order to understand their impact on us, our communities, our society, and our planet; it is also a movement to raise awareness of media and their influence” Literasi media adalah kemampuan menilai secara kritis pesan-pesan media agar memahami impaknya terhadap kita, komunitas, masyarakat dan dunia. Kegiatan ini juga merupakan sebuah pergerakan untuk meningkatkan kesadaran terhadap media dan pengaruhnya

B. Individual Competence Framework

Dalam penelitian ini, analisis yang dilakukan dengan menggunakan Individual Competence Framework (Kerangka Kompetensi Individu). Kemampuan literasi media dapat diukur dengan menggunakan Individual Competence Framework dalam Final Report Study on Assessment Criteria for Media Literacy Levels tahun 2009 yang dilaksanakan oleh European Commision.

Sebelumnya framework tersebut digunakan untuk mengukur tingkat literasi media pada masyarakat di negara-negara Uni Eropa.

Individual Competence adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan dan memanfaatkan media.

Di antaranya kemampuan untuk menggunakan, memproduksi, menganalisis dan mengkomunikasikan pesan melalui media. Individual competence ini terbagi dalam dua kategori:

1. Personal competence, yaitu kemampuan seseorang dalam menggunakan media dan menganalisis

(24)

12 konten-konten media. Personal competence ini terdiri dari dua kriteria, yaitu:

a. Technical skills, yaitu kemampuan teknik dalam menggunakan media. Artinya, seseorang mampu mengoperasikan media dan memahami semua jenis instruksi yang ada didalamnya. Technical skills ini mencakup beberapa kriteria, yaitu :

1). Kemampuan untuk menggunakan komputer dan internet (computer and internet skills)

2). Kemampuan untuk menggunakan media secara aktif (balances and active use of media)

3). Kemampuan menggunakan internet yang tinggi (advanced internet use)

b. Critical understanding, yaitu kemampuan kognitif dalam menggunakan media seperti kemampuan memahami, menganalisis dan mengevaluasi konten media.

Kriterianya antara lain:

1). Kemampuan memahami konten dan fungsi media (undestanding media content and its functioning)

2). Memiliki pengetahuan tentang media dan regulasi media (knowledge about media and media regulation)

3). Perilaku pengguna dalam menggunakan media (use behavior)

2. Social competence, yaitu kemampuan seseorang dalam berkomunikasi dan membangun relasi sosial lewat media serta mampu memproduksi konten media. Social competence ini terdiri dari Communicative abilities, yaitu kemampuan komunikasi dan partisipasi melalui media.

Communicative abilities ini mencakup kemampuan untuk membangun relasi sosial serta berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat melalui media. Selain itu communicative abilities ini juga mencakup kemampuan dalam membuat dan memproduksi konten media mengukur tingkat kemampuan literasi media.

(25)

13 Communicative abilities ini mencakup beberapa kriteria, yaitu :

1) Kemampuan berkomunikasi dan membangun relasi sosial melalui media (sosial relations) 2) Kemampuan berpartisipasi dengan masyarakat

melalui media (citizen participation)

3) Kemampuan untuk memproduksi dan mengkreasikan konten media (content creation) Setelah mengetahui bobot tiap komponen penilaian literasi media tersebut, selanjutnya adalah menganalisis hasil perhitungan kuesioner dan memadukannya dengan bobot masing-masing komponen. Hasil perhitungan tersebut selanjutnya akan menentukan tingkat kemampuan literasi media. Dalam hal ini, tingkat kemampuan literasi media dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu basic, medium, dan advanced.

1. Basic, kemampuan dalam mengoperasikan media tidak terlalu tinggi, kemampuan dalam menganalisis konten media tidak terlalu baik dan kemampuan berkomunikasi lewat media terbatas.

Nilai untuk tingkat kemampuan basic ini adalah di bawah 70%.

2. Medium, kemampuan mengoperasikan media cukup tinggi, kemampuan dalam menganalisis dan mengevaluasi konten media cukup bagus, serta aktif dalam memproduksi konten media dan berpartisipasi secara sosial. Nilai untuk tingkat kemampuan medium ini adalah 70-130%.

3. Advanced, kemampuan mengoperasikan media sangat tinggi, memiliki pengetahuan yang tinggi sehingga mampu menganalisis konten media secara mendalam, serta mampu berkomunikasi secara aktif melalui media. Nilai untuk tingkat kemampuan ini adalah di atas 130%.

(26)

14 Bagan 2.1. Kerangka Konseptual

Sumber : Data olahan hasil peneliti, 2018 Tingkat Literasi

Media Berdasarkan Kerangka Kompetensi

Individu.

Personal Competence : a. Technical Skill b. Critical

Understanding

Tingkat Literasi Media di Kalangan Siswa SMAN 17 Makassar Social Competence :

a. Communicative Abilities

(27)

15 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan format deskriptif yang bertujuan untuk menjelaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi.

Kemudian mengangkat ke permukaan karakter atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun variabel tersebut12. Penelitian deskriptif hanyalah memaparkan situasi ataupun peristiwa penelitian, tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah metode survei. Survei merupakan tipe pendekatan dalam penelitian, yang ditujukan pada sejumlah besar individu atau kelompok; unit yang ditelaahnya, apakah individu ataukah kelompok, jumlahnya relatif besar. Survei adalah metode riset dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian dilakukan di SMA Negeri 17 Makassar sejak 8 Oktober hingga 5 November yang beralamat di Jln. Sunu No. 11, Makassar.

12 Burhan Bungin. Metode Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. (Jakarta: Kencana, 2005) hal 36

(28)

16 D. Populasi dan Sampel

Dalam konteks penelitian ini, peneliti mengambil populasi yaitu siswa kelas X, XI, XII SMA Negeri 17 Makassar dengan jumlah keseluruhan siswa adalah 1065 siswa dengan rincian 410 siswa laki-laki dan 655 siswa.

Oleh karena itu populasi dalam penelitian ini berjumlah 1065 siswa. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1 Jumlah Siswa SMA Negeri 17 Negeri Makassar

No. Kelas Laki-

Laki

Perempuan Jumlah

1 X1-X10 136 222 358

2 XI1-XI8 106 177 283

3 XII1-XII12 168 256 424

Total Populasi

410 655 1065

Sumber : Data sekunder yang diperoleh dari SMAN 17 Makassar, 2018

Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampling probabilitas atau probability sampling. Yaitu, sampel ditarik berdasarkan probabilitas, yang membuat setiap unsur populasi memiliki kemungkinan yang sama untuk dipilih melalui perhitungan secara sistematis.

Berdasarkan data populasi yang ada, maka untuk menghitung jumlah sampel peneliti menggunakan Rumus Slovin. Rumus Slovin digunakan untuk menetukan ukuran sample dari populasi yang diketahui jumlahnya13 Perhitungannya sebagai berikut:

13 Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi:

Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran.

(Jakarta: Kencana, 2006). Hal 26.

(29)

17 𝑛 = 𝑁

1 + 𝑁𝑒2 Keterangan:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir, dalam penelitian ini akan digunakan persentase kelonggaran yaitu 10%, kemudian e ini dikuadratkan.

Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel sebagai berikut :

𝑛 = 𝑁

1 + 𝑁𝑒2 = 1065 1 + 1065 . (0,1)2

= 1065

1 + 1065 . (0,01) = 1065 1 + 10, 65

= 1065

11,65 = 91,41 Orang

= 91 siswa

Kemudian sampel yang terpilih ini akan diambil dengan menggunakan metode penarikan sampel probabilitas Proportionate Stratified Random Sampling, metode ini digunakan apabila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.

Adapun rincian pengambilan sampel adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Jumlah Populasi dan Sampel

No. Kelas Populasi

(N)

Sampel (n)

1 X1-X10 358 31

2 XI1-XI8 283 24

(30)

18

3 XII1-XII12 424 36

Jumlah 1065 91

Sumber : Data Sekunder yang diperoleh dari SMAN 17 Mks, 2018

E. Sumber Data

Sumber data yang digunakan adalah data primer (primary data) yaitu data yang diperoleh dari sumber data pertama di lapangan yaitu melalui kuesioner.

Sedangkan data sekunder (secondary data), adalah data yang peneliti peroleh dari literatur kepustakaan dan sumber lainnya sebagai landasan pendukung penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi

Merupakan teknik pengumpulan data yang pertama kali dilakukan untuk mengetahui secara langsung kondisi lapangan.

b. Kuesioner

Merupakan teknik pengumpulan data yang berupa daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Pertanyaan pada kuesioner dibuat dan disusun berdasarkan Individual Competence Framework yang telah dituliskan di atas. Tahap selanjutnya adalah, responden diminta untuk mengisi kuisioner yang telah disediakan untuk melakukan analisis dan penarikan kesimpulan di tahap berikutnya.

(31)

19 G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang akan digunakan adalah analisis kuantitatif, data yang diperoleh dari pengisian kuesioner atau angket. Data tersebut diolah dan dianalisis dengan tabel tunggal yang menggunakan aplikasi SPSS (Statistical Product Service Solution) versi 22.

H. Variabel Penelitian

Untuk menghindari bias pertanyaan, maka pertanyaan disusun berdasarkan indikator-indikator dari variabel kompetensi individual ini terbagi 2 sub variabel, yaitu pertama. keahlian teknis (Technical Skill) dengan indikator (a) kemampuan menggunakan komputer dan internet, (b) keseimbangan penggunaan media, dan (c) frekuensi penggunaan media. Kedua, sub variabel pemahaman kritis (Critical Understanding) dengan indikator (a) Pemahaman konten / teks media, (b) Pengetahuan regulasi media, (c) perilaku bermedia.

Variabel kompetensi sosial dengan sub variabel kemampuan berkomunikasi (Communicative Abilities) dengan indikator (a) kemampuan interaksi sosial, (b) partisipasi sosial, dan (c) menciptakan kreasi konten media.

(32)

20 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Subjek Penelitian 1. Sejarah Singkat SMA Negeri 17 Makassar

SMA Negeri 17 Makassar mulai beroperasi sejak 2 Januari 1993 atas prakarsa para tokoh pendidikan di Daerah Sulawesi Selatan, Kanwil Depdikbud yang mendapat dukungan sepenuhnya dari Pemda Tingkat I Sulawesi Selatan kerjasama dengan Pengurus Yayasan Latimojong berupaya untuk mendirikan sebuah sekolah unggulan di setiap daerah provinsi di seluruh Indonesia.

Sekolah ini menempati areal yang luasnya kurang lebih tiga Hektar dengan fasilitas gedung-gedung peninggalan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin di Jalan Sunu Nomor 11 Makassar. Selama berdirinya banyak sekali mendapat perhatian, baik dari Pemerintah Daerah Tingkat I Provinsi Sulawesi Selatan maupun dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sendiri. Ini terlihat adanya peningkatan dari berbagai hal, baik dari segi sarana prasarana maupun dari pengelolaan dan manajemennya. Pada tanggal 25 Agustus 1993, SMA Negeri 17 Makassar secara resmi disahkan keberadaannya oleh pemerintah dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor : 0313/O/1993 Tahun Ajaran 1992/1993.

2. Visi dan Misi SMA Negeri 17 Makassar

Visi SMA Negeri 17 Makassar adalah mewujudkan sekolah yang unggul dalam prestasi, berkarakter dan berdaya saing global berlandaskan Imtaq dan iptek

(33)

21 Adapun misi SMA Negeri 17 Makassar adalah sebagai berikut.

1. Menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran.

2. Mendorong dan membantu setiap peserta didik untuk mengenali potensi dirinya sehingga dapat dikembangkan secara optimal.

3. Menumbuhkembangkan semangat keunggulan dan budaya belajar yang tinggi kepada seluruh warga sekolah.

4. Menumbuhkembangkan karakter warga sekolah yang religius, disiplin, jujur, bertanggungjawab, kreatif, dan inovatif.

5. Meningkatkan komitmen dan loyalitas seluruh pendidik dan tenaga kependidikan terhadap tugas pokok dan fungsinya.

6. Meningkatkan apresiasi terhadap seni dan budaya bangsa.

7. Melaksanakan pembelajaran yang berbasis lingkungan.

8. Menumbuhkan budaya hidup bersih dan sehat.

9. Menumbuhkembangkan semangat mencintai, mengelola, dan memelihara lingkungan oleh seluruh warga sekolah.

10. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran dan pengelolaan sekolah.

11. Menerapkan sistem manajemen mutu.

B. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Blue Print Kuesioner Tingkat Literasi Media Berbasis Kompetensi Individu

Skala tingkat literasi media berbasis kompetensi individu ini disusun berdasarkan Individual Competence Framework dalam Final Report Study on Assessment

(34)

22 Criteria for Media Literacy Levels tahun 2009 yang dilaksanakan oleh European Commission. Individual competence dibagi dua menjadi personal competence dan social competence. Personal competence terbagi menjadi dua, yakni technical skill dan critical understanding, sedangkan social competence terdiri dari communicative abilities. Setiap indikator memiliki aitem yang berkategori favorable dan unfavorable, serta memiliki empat alternatif pilihan jawaban dari setiap aitem.

Tabel 4.1 Blue Print Kuesioner Tingkat Literasi Media Berbasis Kompetensi Individu

No. Aspek Indikator Aitem

Total

F UF

1 Technical skill

Computer and

internet skills 1,2,3,4,5,7,8,9 6 9 Balanced and

active use of media

10,11,12,13 - 4

Advanced

internet use 14,15,16,17,18,19 20,21,22 9

2 Critical understanding

Understanding media content

and its functioning

1,2,3,4,5,7,8 6 8

Knowledge About media

And media Regulation

9,10,12,13 11,14 6

User

Behaviour 15,16,18,19 17,20 6

3 Communicative abilities

Social

relations 1,2,3,4 4

Citizen

participation 5,6,7 - 3

(35)

23 Content

creation 8, 9 10 3

Total 42 10 52

Sumber: Analisis Peneliti, 2018

2. Uji Validitas

Nisfianoor dalam Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial (2009:229) mengemukakan bahwa untuk menyatakan butir valid atau tidak valid digunakan patokan 0,2 dan dibandingkan dengan angka-angka yang ada di kolom Corrected Item-Total Correlation pada output uji validitas melalui Scale Reliability dengan bantuan program IBM SPSS Statistics 22. Bila angka korelasi yang terdapat pada kolom Corrected Item-Total Correlation berada dibawah 0,2 (r < 0,2) atau bertanda negative (-), maka dinyatakan tidak valid (gugur). Sebaliknya bila angka korelasinya diatas 0,2 (r > 0,2) maka dinyatakan valid.

Valid atau tidak butir adalah sama dengan fungsi yang dinyatakan oleh daya beda butir. Penggunaan patokan 0,2 untuk menyatakan bahwa butir telah valid.

Berdasarkan hasil pengujian validitas terhadap kuesioner penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dengan bantuan program IBM SPSS Statistics 22 melalui menu Scale Reliability yang terdapat pada kolom Corrected Item-Total Correlation maka dapat diketahui hasil uji validitas instrument penelitian sebagai berikut.

(36)

24 Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Variabel Technical Skill No. Corrected Item-Total Correlation Status

1 ,193 Tidak Valid

2 ,345 Valid

3 ,529 Valid

4 ,417 Valid

5 ,464 Valid

6 ,211 Valid

7 ,442 Valid

8 ,175 Tidak Valid

9 ,130 Tidak Valid

10 ,124 Tidak Valid

11 ,238 Valid

12 ,048 Tidak Valid

13 ,183 Tidak Valid

14 ,321 Valid

15 ,181 Tidak Valid

16 ,067 Tidak Valid

17 ,124 Tidak Valid

18 ,467 Valid

19 ,408 Valid

20 ,182 Tidak Valid

21 -,105 Tidak Valid

22 ,063 Tidak Valid

Sumber: Data primer diolah dari kuesioner, 2018

Variabel Technical Skill menggunakan 22 butir pertanyaan. Setelah melakukan analisis data maka terdapat 12 butir pertanyaan yang berada dibawah 0,2, yakni pada nomor 1, 8, 9, 10, 12, 13, 15, 16, 17, 20, 21, dan 22. Oleh karena itu, dilakukan analisis uji validitas dengan membuang butir-butir yang tidak valid. Setelah membuang butir-butir yang tidak valid sebanyak 4 kali pengguguran, maka didapatkan hasil sebagai berikut.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun kegiatan pokok yang dilakukan dalam mengelola laboratorium meliputi 4 hal, yaitu: (1) mengadakan langkah-langkah yang perlu untuk terus mengupayakan agar kegiatan

Variabel bebas yang memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku nasabah dalam memilih perbankan syariah di kabupaten Mandailing Natal adalah bagi hasil, pelayanan, dan

Hasil penelitian Sudirman (2018) yang dilaksanakan di 3 Pondok Pesantren di Makassar, menyimpulkan kondisi sanitasi lingkungan Pondok Pesantren di Kota Makassar dari

Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data penelitian kinerja kepala laboratorium Madrasah Aliyah Tahun 2018 dengan menggunakan intrumen Angket penilaian

Pegawai mencatatkan kehadirannya sendiri pada kartu yang disediakan oleh perusahaan. Pegawai yang tidak masuk seharian penuh, terlambat atau pulang sebelumnya waktunya

Setelah mengetahui fitur apa saja yang akan terdapat dalam aplikasi, langkah selanjutnya adalah melakukan perancangan sistem dengan menentukan kelas- kelas apa

Maksud Perjalanan : Melaksanakan perjalanan dinas dalam rangka Pengumpulan Data Penelitian untuk Klaster Penelitian Pembinaan/Peningkatan Kapasitas dengan Judul

Berdasarkan Gambar 4.9 dapat dilihat bahwa sistem yang dikembangkan mampu memberikan hasil deteksi yang sesuai dengan kondisi lingkungan yaitu pada kondisi nyata menunjukkan