,/
KEMENTERIAN
RISET,
TEKNOLOGI
DAN
PENDIDIKAN TINGGI
IJNIVERSITAS UDAYANA
UPT
PERPUSTAKAAN
Alamat
:Kampus
Unud
Bukit
Jimbaran Badung,
Bali
-
80364
i.itpl"
(0361) 702772,
Fax
(0361)
701907
perpustakaanudayana(@y?hoo.co'rq
Laman
:www'e-l
ib'unud'
ac'id
No:008ruN.14.|.2,||Perpus/00.09|20|6.
yang
bertanda tangan dibawah
ini
Kepala
upT
Perpustakaan
Universitas
Udayana menerangkan
batrwa:
Nama
NIP.
:
Ir.
Utami, MS
:
19540 5271983032001
Fakultas/ Program
studi
:
Pertaniar/ Agroekoteknologi
Memang benar telatr menyerahkan
l
eksemplar
Makalah
dan
I
keping
cD
di
UPT
Perpustakaan
Universitas UdaYana, dengan
judul:
Kendara-Kendala
Daram penanaman Bawang
putih Di
Dataran
Rendah
Demikian
surat pernyataan
ini
dibuat
untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya'
Universitas
UdaYana
.,Pengolahan
Koleksi
KEMENTERIAN
RISET,
TEKNOLOGI
DAN
PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
JPT
PERPUSTAKAAN
Alamat
:Kampus
unud Bukit
Jimbaran Badung,
e?li
-
80364
Telepon
rsrsPL'rr\\,JvL''v-''->,n
(0361) 702772'
Fax
(0361)
701907
:
www.g-lib.unud.ac.id
Yang bertanda tangan dibawah
ini:
Nama
NIP.
NO :008ruN.
I 4,1,2,1lP erpus/0O'09
12016:
Ir. Utami, MS
:
1 95405 27198303200
1Fakultas/ Program
studi
:
Pertaniarv
Agroekoteknologi
Menyatakan'
bersedia menyerahkan
hak
publikasi
kepada
UPT Perpustakaan
Universitas
Udayana. Judul
Makalah
yang akan
dipublikasikan
adalatr:
Kendara-Kendara
Dalam
penanaman Bawang
putih Di
Dataran
Rendah
Demikian
surat pernyataan
ini
dibuat
untuk
dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya'
Bukit
Jimbaran,
l5
Pebruari
2016
Universitas
UdaYana
Pengolahan
Koleksi
Yang memberi PernYataan,
{
KEDAI-,A-KTDAL
DALAM
PENANAMAN RAWANG PUTIH
DI
DATAAN RANDAH
Oleh:
IR.
UTAMI.
MS
FAKTJLTAS
PERTANIAN
T]NIVERSITAS T]DAYANA
KEDALA-KEDAL DALAM
PENANAMAN BAWANG
PT]TIH
DI
DATAAN RANDAH
Oleh:
R.
UTAMI,
MS
r9540527 198303 2001
FAKTJLTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
KATA
PENGANTAR
Angar u []a-uia Scntbahning
Ingulun Katur
Iting
Ida H1,ang Parama Wisesa
J'uhan
)atlg
N'1ahaI:sa
Atas,,\suns
\\'Aranr-rgraha-N1A
akhilrya
rnakalah yang
berdasarkan stucii
kcpLrstakaan clengan .juclul :..KI:NI)AI,A-KI:NI)AI-,,\
DAI,AM
PT:NANAMAN
tsAwANG
PUTIH
I)I
I)A'I
ARAN
ITENDA"
Makalah
ini
clapatdiselcsaikan
clcrruanbaik.
l)engan
selesainy,'ai'nalialah
ini.
pclllllis
nrctlr anlpaikan
rasatcritlatkitsrh vang scbesar-besarn),a kepada setnlla
pihak
scperti:
I
.
Pimpinan
[]rrir ersitas
Iidar
ana dernFakultas pertanian
ataskesempatan yang
diberikar-r
sel"ringgapentrlis
clapatnrenl'elesaikan makalah
ini
sesuai rencana
2'
Semua
llhak
y'angtidak
disebutkan satu per satll atas bantuan
fisik.
r-nateriil.
'
nlaLlpt'tt.l t-t-toril.schirrgga rrtakalah
ini
dapat
di
selesaikan depgan baik.
Disadari
scpenuhrllat bahwa nrakalarli ini .jauh clari sempllrna oleh karena itu.
kritik
dan saralt vang
trernbangun
akan diterinra
clenganterbgka demi
kesempunrelan rnakalah ini,
Mudah-rlludahan
Ilakalalr
irri
dapat
rrerrbcrikan
sumbangan
ilmu
pe
rrgctahLlilll
)ang bct'gtttta scbagai
LlcLranclarani rnernpeia.jari pananamAn bawang
putih
cii lapangan tcrutanta
di
datarart
rendah.Denpasar.
Januari
2015
DAFTAR
ISI
n
iii
I
1
J
4
4
6
.7
I
t4
14PEN{DAHULUAN
1.1
Permasalahan
Bawang
putih dan
bawang merah merupakan komuditas pertanian
yang
sangat dibutuhkan datam rumah tanggadi
Indonesia.
Tanaman bawangputih
merupakan salah satukomoditi
pertanian yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat, terutama dimanfaatkan sebagaibahan penyedap
-*\.-,
sebagai pewangi .;enis makanan, atzupun obat-obatan danrempah-rempah. Komoditas bawang putih merupakan rempah-rempah dan bumbu masakan populer di
Indonesia
Banyak sekalijenis
masakan yang menggunakan bawangputih
sebagai penyedap.Bawang putih
juga
mempunyainilai gizi
yangtinggi,
dan dapat pula digunakan sebagai obat berbagai penyakit seperti menurunkan tekanan darahtinggi,
bekasgigitan
serangga danlarn-lain
(Sunarjono,1977; Rismunandar,1986).
Di
satupihak,
tanaman bawangputih
sangat dipentingkan,tetapi
dilain
pihak,
produksinyabelum mencukupi
kebutuhandalam
negen (Anonimous,1984).
Seperti uraiandi
atas, dengan besarnya manfaat baw'angputih,
sehinggadiperlukan
usaha peningkatanhesil
tanaman ba-wangputih
ir'i,
untuk
rnemenutri kebutuhanpenCuduk
hdonesia.
Sampai sekarang Indonesia belt-rm mampu memenuhi kebutuhan sendinakan bawang
putih,
sehingga masihperlu
mendatangkandari luar
negen (Sunarjono,l977;Rismunandar, 1 986; Santoso, I 988)
Bawang
putih
merupakan tanaman
yang
sangat populer
di
kalangan petani
di daerah sepertr: Brebes, Batu, Simalungun,Bali,
Lomook, dan Sumbawadi
manakeduaJcnls tanaman tersebut sebagai sumber tambahan pengha.silanbagi petani
(Rismunandar, 1975,Hukum,
1987).
Produksi bawangputih belum
dapat mengimbangi peningkatan komsumsi, makauntuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri, dewasaini
pemerintahperlu
menggalaxkanusaha penanaman bawaug
putih
secara besar-besaran dan intensif, sehingga tekad pemerintahuntuk
berswasembada bawangputih
dapat tercapai,di
lain pihak
dapat Juga meningkatkanpendapatan petani
(Hukum, 1987).
Secara nasional produksi bawangputih di
lndonesia masih rendah,yaitu
sekitartiga
ton
kering
panenper
hektar,jika
dibandingkan dengan produksinegara
lain
sepertiRepublik
RakaatCina yang telah
mencapai rata-rata13 ton per
hektar(Hukum,
1987)
Dari
beberapahasil
penelitianyang dilakukan
temyata potensi tanamanbawang
putih
di
Indonesia cukuptinggi,
seperti hasil penelitian Kusumo (1984)di
LembagaPenelitran Tanarnan Pangan
Jawa
Timur yang
menggunakan varietas
Lumbu
Hilauwalaupun
keperluan modal untuk berbudidaya bawang putih relatiptinggi (Liptan'
1988dan Santoso,
rggg). Meskipun
demikian, pemenuhan komsumsi bawangputih
dalam negeri masih berum dapat-inencukupi, sehingga masih harus mendatangkan bawangputih dari
luarutuk mencukupi kebutuhan akan bawang putih
(Lamin4
1989)'Usaha-usahauntukmemenuhikebutuhanakanbawangputih;sekarangtelatr
banyak dilakukan peneritian
penanamanbawang
putih
di
dataran rendah seperti
yang dilakukan oleh Rar(lggg);
Utami dan Sarjana (2001); Agung dan Tenaya(2001)'
Penanaman bawang putihdi
dataran rendah sebaiknyadilakukan
padasaat suhu relatif rendah antarazooc
sampal dengann 22'c
danhujan telah berakhir,
€ar
supaya keberhasilannya pembentukan umbi dapatdiharapkan. umumny4
petani menanam bawangputih di
dataran rendah sekitarbulan Mei-Juli
dan
dipanen sekitar
September- Nopember (Lopulalan
dkk'
1985;Santoso,1988;
Wibowo,l988;
Rai.
1998).
Penanaman bawangputih
di
dataran rendah didaerah Bari umumnya dirakukan seterah penanaman padi tanpa olah tanah
(Rai,
1998)'Jenis
bawa'g putih
dapattumbuh denga' baik
pada ketinggian 700m
sampai dengan1.100 rneter
di
atas permukaanlaut,
sehingga mernberikanhasil yang baik pula'
Sebagai contohdari
beberapahasil penelitian
menunlukkanhasii
antara 12ton
sampal30
ton
per hektar umbi kering(Azirin, l9g4
danAlliudin,
I 976). Sedangkan, hasil bawang putih ditingkatpetani pada umumnya baru mencapal lirna sanpai enam ton per hektar, bahkan ada yang lebih
rendah [agi.
lndon:sia
kalaudilihat
dar; segi penyediaan lahar^ can kondisi agronomis' mem'rngkinuntuk
dapat berswasembada bawangp,rtih
sangatbesar.
usaha-usaha yang telah dilakukan bert,rmpu melalui pendekatan intensrfikasi dan ekstenfikasi (Santoso,1988)' oleh
karenaitu'
daiarar. iendair rnerupekarr saleh sarudari sckiar
bariyal: aiternet;funtuk
pcngerrbangan ilanmeningkatkan hasil bawang
putih.
Jenis baw-angputih
dataran rendahcocok
ditanam padaketinggian 200
m
sampai250
m
dari
permukaan raut(santoso,
1988).Namun
demikianbawang
putih
dapat Juga dibudidayakandi
,Jaerah dataran rendah dengan ketinggian kurang dari 200 m ya}<ni antara enam meter sapai dengan 200 m dari permukaan laut, dengan produksikira_kira
delapanton umbi kering per helcar (Liptan,
lggg).
Berdasarkan hasrl wawancaradengan beberapa petani
di
desa. Sono Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul yangterletak diprnggir pantai dengan ketinggian
6
m dari permukaan laut, tingkat produksinya barunrencapai dua ton sampat enarn torr rrrnbi kering per hektar.
Untuk
memenuhi kebutuhan
alian
bawang
putih,
sekarang
telah
banyakciilakukan penanar-nan barvang
putih
di
dataranrendah' Umumny4
petani menanalrl ban'angdataran rendah
di
daerahBali
umumnya dilakukan setelah penanaman padi tanpa olah tanah(Rai, 1998).
Dengan ditemukan varietas bawangputih
asli dari indonesia yang dapat tumbuh dan berhasil dengan barkdi
dataran rendah,yang
berasal dari GunungKidul
(Magelang) yang sekarang telah dikenal dengan n€una"Lumbu putih"
(Kuncoro,l989)
Selarlutnya
dijelaskanbahwa varietas
Lumbu putih
dapattumbuh dari
ketinggian sampai ketinggian 200m
di
ataspermukaan laut pada musim kemarau
(Mei
sampai dengan Oktober), dengan potensi hasil 70 gper tanaman atau enarn ton per
hektar.
Dengan demikian memungkinkan penanurman bawangputih
secara meluas dan peningkatan produksi bawang putih di Indonesia.TUJUAN
Berdasarkan pada beberapa permasalahan
yang telah
diungkapkan tersebut, makapenyajian paper
ini
bertujuan untuk :1.2.1
Mencari informasi tentangberb4ar
kendala yang dihadapi petani guna meningkatkan hasil bawang putihdi
daerah dataran rendah,1.2.2
Mengkaji
secara pendekatan pustaha tentang kendala-kendala yang dihadapi dalam.
budidaya tanaman bawang putih dataran rendah.II
PENDEKATAN
MASALAH
DAN PEMBAHASANNYA
2.1
Ekologi Tanaman
Bawang
Putih
Tanaman bawang
putih
adalah tanaman sayuranyang
mempunyainilar
komersialcukup
tinggi
dan umumnya diusahakan pada lahan kering(Kusumo,
1984; Hadiningrat, 1988. Rar, 1998).Untuk
memperoleh pertumbuhan dan hasil yang memuaskan dari tanaman bawangputih dituntut
satu halyaitu
ketinggian tempat yang mempunyai hubungan erat dengan suhuudara
(Wibowo,
1988). Berdasarkan hasil survei yangdilakukan oleh Bank
lndonesia tahun1984 disimpulkan bahwa semakin
tinggi
suatu daerah
dari
permukaan
laut,
semakinmenguntungkan bagi penanaman bawang putih (Santoso, 1988). Hal
ini
dapat disebabkan olehbeberapa hal yaitu:
l.
Produksinyarelatif tinggi,
karena didaerah datarantinggi (1.700
m
sampai 2000m
dan permukaan laut) selain suhunya rendah dan udaranyakering,
seran,san hama dan penyakitrelatif kecil dibandingkan dengan penanaman di dataran rendah.
2.
Di
daerah datarantinggi,
konversi atau rendemen bawangputih kenng
dari bawang putihbasah lebih
tinggi
dari pada yang ciiperoleh dari daerah dataranrendah.
Pada ketinggiar,
tempat antara 1.700m
sampai2.000
m
dari
permukaanlaut
rendemen basah menjadikering
dapat mencapai 40o/osmpai
45o/o, sedangkandi
daerah dararan rendah bsrkisarantara 30% sampar 4Aoh.
3
Bawang putih kering yang berasal dari penamanandi
daerah datarar,tinggi
inemihki mutu yang lebih baik, aromanya lebih keras dan umbinyalebih
padat, sehingga harganya relatip lebih tinggi.4
Di
daerah datarantinggi
bawangputih
dapat ditanam duakali
setahun, yaitu pada awalmusim hulan
Nopember sampai Desember cianakhir musim hujan Maret
sampai Mei.dengan hasil per hektar yang bark.
5.
Penanaman bawangputih
dr dataran rendah biasanya dilakukan hanva padaakhir
musim hulan Maret sampai Mei yaitu sekali penanaman dalam setahun (Rat, 1998).Tanaman bawang
putih
berbentuk seperti rumput dengantinggi
sekitar 30 cm salnpar 60 cm,memiliki
perakaran yang terbatas, daunnya paruang,kecil, pipitu
dantidak
berluban_e.Tunas-tunas batangnya berubah menladi
siung
kecil.
Siung-siung tersebut terbungkus olehlapisan kuat yang terbentuk dari kelopak daun sehingga membentuk umbr yang besar (Louis.
te52)
Selama
periode
pertumbuhandan
perkembangan, tanaman barvangputih
melalurbeberapa fase (Edmond el
al.,
1957) sebagar berikut:1.
Fase dari bibiVumbi sampar tumbuh keluar permukaan2.
Fase dar-i saat munculdi
perrnukaastanah sampai pembentukan urnbi3.
Fase pembentukan umbiSetiap
jenis
tanaman untuk dapat mempertahankan pertumbuhan dan memberikan hasilyang
baik
memerlukan ekosistem tertentu. Faktor-falCor lingkungan utama yang menentukan nertrrmhrrhan tsnarnano.bawangputh
tersebutantara larn tanah,
iklim,
ketinggian
tempat,yvr tsrrrvsrrwr
kelembaben lingkungan atau adanya arr perairan (Rismunandar,
l98b).
2.L.1
Tanah
Tanaman bawang putih tumbuh dan memberikan hasil yang baik pada tanah yang subur,
gembur,
dan banyak
mengandung bahanorganik.
Jenis
tanahyang dikehendaki
adalah regosol, latosol, dan aluvial,dorgan
struktur tanah lempung berpasir atau lempung berdebu.Kemasaman tanah berkisar antara agak mesarn atau dengan
pH
5,5 sampar netral atau denganpH7
(Santoso, 1988;Liptan,
1988).2.1.2
lklim
Bawang
putih
dataran
tinggi
memerlukan suhrr yang
paling bark
antara
20"
C sar^rpai25" C.
dengan curahhujan l.200mm
sampai 2.400 mrn pertahrrn.
iika
suhtr te;lalupanas, menyebabkan lembaga
tidak
dapattumbuh.
Sebalikny4
apabila suhuterlalu dingin
berada
di
bawah 15"
C
menyebabkan perkembangan lembaga terhambatdan
pertumbuhan daunjuga
akan terlambat (Rismunandar,1986).
Nientrrut I-amina (1989) kisaran suhu urrtukbawang
putih
adalah15"
C
sampai26"
C
dan suhucptimalnya2}"
C.
Seda-ngkan, untuk bawangputih
yang ditanamdi
dataran rendah suhu yang dikehendaki berkrsar antara27"
C sampai30"
C
(Santoso,1988).
Selarnitu,
bawangputih
juga
menghendaki penyinaranmatahari
yang cukup
dan berawan cerah, karena bawangputih tidak
tal^an terhadap curahhu1an yang
tinggi
(Santoso, 1988 dan Rismunandar, 1986).2.1..3
Ketinggiantempat
Tanaman
bawang
putih
dapattumbuh
baik
pada ketinggian antara 700
m
sampar1.100
m di
atas permukaan
laut,
sedangkanuntuk
bawang
putih
yang ditanaman
di dataran rendah cocok ditanam pada ketin-egian 200m
sampai 250m
di
atas permukaan laut (Santoso, 1988; Kusumo,1984).
Akan tetapi, pada kenyataannya bawangputih
dapat ditanam2.1.4
Air
atau
Pengairan
pada
masa pertumbuhandaun,
bawangputih
sebagai penghasilumbi yang
banyak mengandung air, mernerlukan persedian air ),angcukup.
Persediaan air dipakai untuk menJ€akelembaban tanah sangat dibutuhkan, khususnya untuk bawang putrh yang ditanam pada akhir musim
hujar,.
Adapun keperluan air yang harus tersedia tergantung padajenis
tanah,jumlah
pupuk kandang,
dan
adanyacurah hujan
saat penanam(Liptan,
1988; Santoso,
1988)' pemberianarr
disesuaikan denganumur
tanaman bawangputih.
Padaawal
pertumbuhanmemerlukan
air
yang banyak, tetapi pada fase
pertumbuhanakhir
atau fase
generatipyaitu
pada pembentukkanumbi
sudahtidak
memerlukanair
pengairan yangterlalu
banyak (Santoso, 1988;Lamin4
1989).Mengairi tanaman pada pertanaman bawang putih dapat dilaksanakan dengan cara dileb,
setelah
pupuk
susulandiberikan (Lamin4
1989).
Selainitu
dapatjugu dilakukan
denganmenyiram setiap bedengan,
caraini
lebih bark karena selarn membasahi permukaan bedengansekaligus mempercepat pelarutan
pupuk
masuknyapupuk ke
dalam tanah, sehingga dapat lebih cepat cliserap akar tanaman tanaman (Santoso, 1988,Wibowo,
1988)'Z.Z
Budidaya
Penanaman Bawang
Putih di
Daerah
Dataran
Rendah
Dipanclang
dari
segi ekonomi, r,leskipun modal budiCaya barvangputih relatif
tinggi, hasil panenp3r
hektar dapat mencapai lutaanrupiah. Tidak
mengherankan apabila bawangputih
dikategotikar,kornoditi
primariona rnasakini
arau "emasputih".
Akan tetapi
sampaisekarang lndonesia
belum
dapat mencukupi kebutuhan akan bawangputih untuk
konsumsisendiri,
sehingga masrh harus mengimpor ('Santoso,1988)
Oleh
karenaitu,
dala,n rangkakeb4aksanaan menghemat cievrsa cia,r mengembar,gkar:
prcouksi
balvar,gp.rrih,
perneriniahbermaksud membatasi
impor
bawangputih
secarabertahap.
Dengandemikian,
diharapkan gairah petani untuk menanarn bawang putih akan meningkat (Kusumo, 1984)Menghadapi masalah tersebut telah dilaksanakan peningkatan budidaya bawang
putih
didaerah-daerah
potensial
(Santoso,1988), dan
luga
telah mulai dilakukan penelitian
danpengembangan bawang
putih di
daerah dataran rendah, khususnya pada daerah dengan sistempertanaman
padi
gunauntuk
meningkatkan pendapatan petani(Asandhi dan
Sastrosiswojo, 1988;Liptan,
1988; Rai 1988; Utami dan Sarjan4 2001; Agung dan Tenayq2001)'Upaya
penanamanbawang
putih
di
datarur rendah
mulai terlihat
hasilnya
yaitu dengzurmulai
bekembangnya budidaya bawangputih
dibeberapa daerah dataran rendah drJawa dan dan
Bali
memberikanhasil
.vangbark, walaupun masih banyak
keldala
ymg
Sebagai
contoh
di
daerah KabupatenBantul
DaerahIstimewa Joglakart4
budidayabawang
putih
semakin
berkembangdan
hasilnyapun semakinmeningkat
seperti
yangditunjukkan pada Tabel
l.
Tabel
l.
Perkembangan luas areal dan produksi bawangputih di
daerahKabupaten Bantul Daerahlsti mewa J og1 akarta.
Tahun Luas areal (ha) Hasil
(T/Ha)
Produksi(T)
I
lesl
I
0,002
2,00
0,004I
1982I
I
0,008
2,87
0,023i
re83 0,0502.80
0,140i
re84 0,4007.00
2,8001985 4,000
5,50
22,0001986 r987
:
rt88
-I
rq8q-!eeo
-f-
leet
18,000
e2260
-
486p00
559.000
+s,ooo
50p00
6,00
108,0005
4,00
1 944,000'r,02
-
]|:^2glso
-4.52
203,400Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Bantul. Daerah Istimcna Jogjakarta
DariTabel
l
tersebutdiatas,terlihatbahwamulaidantahun
1981 sampaitahun 1988 luas daerah penanzu:lan dan hasilnyameningkat
Akan tetapi padatahun
1989 luas arealnyameningkat, sedangakan l^asilnya menurun dengan drastis yaitu
2,02 ton per
hektar dan pada tahun 1990 luas areal penanamannya sangat menurun. Berdasarkan data tersebutdi
atas terlihat dengan jelas bahwa banyak kendala yang dihadapi untuk meningkatkan hasil bawangputih
di daerah dataran rendah.Berbagar kendala
yang dihadapi dalam
usaha mengembangkan budidaya tanamanbawang
putih
di
daerah dataran rendah mencangkup bebagai aspek seperti agronomis, sosial, [image:13.595.136.519.169.407.2]2.2.1
Aspek agronomis
Pada umumnya bawang
putih
dapattumbuh
secara baik dan dapat memberikan hasil yang baik pula padaketilggian
700 meter samapilebih dari
I .100 meter dari permukaan laut(Santoso,
1988).
Ketinggian
tempatdihubungkan
dengantingginya suhu udar4
di
mana bawang putih untuk pertumbuhannya menghendaki suhu antara 20" C sampai 25" C.Menurut
Arifin
(1989)ketinggian
suatu daerah mengakibatkan teqadinya perubahan suhu, setiap perubahanketinggian
100m
dari
permukaanlaut
suhu udara akan mengalami penurunan sebesar0,61"
C.
Apabila
suhu rata-ratadi
daerah pantar28,2" C (BPS,
l98l),
maka untuk mencapai suhu udara 25"C, harus
dicari
ternpat lebih dari 500 m dari permukaanlaut
Pada suhudi
atas25" C pertumbuhannya terhambat dan pada suhu 27" C umbi tidak mautumbuh.
Bila
suhu
beradadibawah
l5o C,
pertumbuhan tanamanbawang
putih
akanterhambat
(Kuo
Fu Chang(---);
Rismunandar, 1986).Suatu hal yang sangat mencolok adalah penanetman bawang putih
di
daerah KabupatenBantul, Daerah Istimewa Jogjakarta dengan alarn pertanian dalaran rendah, dengan ketinggian
0
m
sampar400
m
clari permukaanlaut, yang
pada umutnnyatidak
coookuntuk
menanarnbawang
putih
berdasarkan uraiandi
atas.
Akan
tetapi, pada kenyataannya tanaman bawangputih
suciah banyak dibudidayakandi
daerah bantul, bahkan pada daerah pantai seperti CesaSono Parangtritis yang
menriliki ketinggiar
enarn meter dari pemrukaan merupakan salair satu sentra budidaya bawang putih dataran rendahBudidaya bawang
putih
dataran rendah
di
Kabupaten Bantul, Daerah
Istimewa Jogakartaini
memungkinkan dengan adanya varietas LumbuPutih
yang merupakan varietasyang sangat cocok ditanam didataran
rendah
Adapun varietas l,umbu Putih adalah merupakan varietaslokal
Suren (nama salah satubulak
di
desa Logandeng, Playen,Gunungkidul)
yang berdasarkanSurat Keputusn Menteri
PertanianNomor:
27311<PTS/T.P.2001411988, diberi narna varietasLumbu Putih
(LIPTAN,
1988).
Bawang putih
varietasLumbu
Putih
atau varietas Surenmemiliki ciri-ciri
seperti yang diurarkan pada Tabel 2.Di
Daerah Bali terutama disekitar kota Denpasar, khusussnyadi
daerah Sanur, Renon,dan
Sidakarya, petaninyatelah
biasa menanarn bawang
putih
di
dataran rendah
pada ketingggian8 m
sampai 15m
di
atas permukaanlaut.
Varietas yang ditanam sering ciisebutvarietas
lokal
Sanur atau varietaslokal
Renon, yangciri-cirinya
hampimirip
dengan LumbuNo
KarakteristikCiri-ciri
I lJmuptanalnan panen 90 hari sampai I 14 hari
2
Tinggi
tanaman 52 cm sampar 65 cma
J Diameter batang 1,25 cm sampai 1,50 cm
4 Bentuk daun silindris
pipih,
dengan panjang 35cm sampar43 c m, lebar 1,3cm samPai 1,5 cm
5 Kemampuan berbunga tidak dapat berbunga
Banyak daun Shelai sampai
t
helai7 Besar umbi diameter 3 cm sampai 5,6 cm, panJang 2,5cm sampai 4,0 cm
17 buah sampai2T buah
8 Jumlah Siung
9 Berat umbi 5E,55g sampal /U,EJ g
l0
Berat siungl,79 sanpa
3,6 gll
Produksi Ston sampar8 ton umbt kenng per hektarTabel
2
Sifat danciri-ciri
bawang putih varietas Lumbu Putih (SumberLiptan,
1988).Menurut
Kuo
Fu Chang(---)
varietasLumbu
Putih tergolong jenis yang telah melalui penanaman dan penyesuaiarr selanra $slgrapa tahun atau adaptasinya sudah mantap, sehinggatelah
menjadi tanarran bawangputih
bersifat tahan panas.Oleh
karenany4 selama muslmkema'au diwaktu curah hujan
ber-kurang Cenganiklir^r uJara yang kering dan
kuiangberkabut, dapat
ditanamndan
menghasilkanbawang putih, terlebih
pada keadaaniklim
daerah pantai, lebih mudah untuk memperoleh trasil )'ang tinggi.Scdangkal,
rlttrurllt
Santoso (1988)crri-ciri
warietas be.vang putih Suren atarr va-riela. [image:15.595.121.533.96.364.2]No Karakteristikr
Ciri-ciri
Il
ptmen 85
hari
iI
I
umur
tzlnamanz Tinggi tanaman 40cm sampai 50 cm
a
J Bentuk daun aeak bulat
4 Warna daun hUau kekuningan
5 Helai daun tebak bulat. kecil
6 Pangkal helar daun putih
7 Wama
kulit
putih bersih8
|
Bentuk umbiI
----
n
t-i
Jumlah siung per umbilebih
kecil
dari
bau'ang
putih
datarantinggi
17 siung sampai
l8
srungTabel
3
Sifat danciri-ciri
bawang putih varietas Lumbu Putih (Santoso, 1988)6 ton -7,5 ton umbi basah per hektar
Keterangan
baik untuk
daerah dengan ketinggian200
;m sampai 250 meter dari permukaan
laut
,
U;rtuk
dapattun.buh
da.r mcmberikanhasil
1'angbark
barvangputiir
I'arietas Lurnbu Putih memerlukan teknik bididaya" seperii diuraikan di bawah ini.I
Tenah tlan
iklim.
Bawangputih
va;-ietasl-umbu
Putih dapat tumbuh denganbaik
paciaketinggian antara
6
m
sampu
200m dari
permukaan laut, tanah lempung berpzsir dan gembur, kemasamanpH
5 sampaipH
5-7, curah hu.ian 100 mm sampar 200 mm perbulandan suhu 15"
C
sampai26"C
Jaditidak
pada semualenis
tanah tanaman bawang putihdapat tumbuh dan memberikan hasil yang baik, tetapi menghendakr tanah
liat
atau tanah berpasiryang
subur dengan saluranair
yangbaik.
Pada tanah yan-sterlalu
pasir, umbi bau'angputih
lebih cepat masak, selaputkulit
luar agaktipis,
siung-siung bawang mudahterlepas.
Pada tanah yang terlampauliat,
pertumbuhan akarnyakurang
sempurn4 danmempengaruhi membesarnya
umbi (Kuo
Fu-Chang,---).
Reaksi tanahpaling
bark pada tanahyang sedikit
bersifat asam.Jika
tanah terlampau €tsaln,bagian pangkal
akarnvamembesar, sehingga akarnya
tidak
dapat tumbuh berkembang dan batang/daunn)'a tidakumbuh.
Apabila tanah terlampau basah, bagizur akarnya tumbuh kurang sempurna. [image:16.595.121.530.88.393.2]3.
Saat
tanam.
Pada musim kemarau antarabulan
Mei
sampaiJuni, tetapi
dapat lugadiusahakan
diluar musim
dengan perawatanyang intensif
(Liptan,
1988).
MenurutKuo
Fu Chang(--)
penanamum <iiiakukan pada musim kemarau antara bulan lvfei sampar Juni karena pada saatitu
suhu udara sudah menjadisejuk.
Penanaman yallg terlalu awal,karena
suhu yang
tinggi
padaawal
pertumbuhan kecambahlebih
lambat dan
tidak serempak. Dan sebaliknyajika
penanaman terlambat, maka pada saat akhir pertumbuhan sudah mular turunhujan.
Halini
akan mengakibatkan batang-batang daun cepat layu dan mati, sebelum umbi bawang cukup besar dan masak sehingga mengurangi hasil panen.Bibit.
Bibit
merupakan salahsatu faktor yang
menentukan keberhasilan budidayabawang
putih
(Santoso, 1988). Mengadakan persediaanbibit yang terpilih
kualitasny4adalah tindakan yang lebih baik dari pada pembeli dari luar (Risrnunandar,
1986).
Akantetapi, petani
sering kurang memperhatikanhal
ini
yaitu
denganmenjual
seluruh hasilpenennya apabila terdesak dan mengharapkan dapat memperoleh
bibit dari
petani yanglain.
Selainitu,
petanijuga
sering menggunakanbibit
atau siung yangtidak
seragarrLdengan anggapan untuk merrghemat
bibit
karena kebutuhanbibit
yang banyak dan tidakberpangaruh terhadap pertumbuhan dan hasilnya karena dapat diatasi dengan mengatur
jatak tanam.
Jaral< tanam yang dipergunakanadlait
12 cmx
12cm untuk
siung besar,l0
cm
xlO
cm
untuk siung
y?uig sedang,dan
8
cm
x
8
cm
untuk
siung
kecil.Menurut Rismunandar (1986) langan menanam
bibit
dengan ukurandi
bawah 3 g, karenamudah
membusukdan
pertumbuhannyatidak
normal (Santoso,
1988)
Sedangkan,menurut
Kuo
Frr Chang(---)
umbi bawang putih yang baik untukbibit
adalah umbi yangbesar, kalena kemungkinan umbr mengiCap
virus lebih kecil,
dan benih dariumbi
besarbakal tumbuh
tanamanlebih
sehatdan sempurna. Siung
besarkalau ditanam
akan t'rmbuir lebih cepat, batang tariamankokoh
dan sehat, serta membentuk umbi leoih besar.Perr,isahan
siung
besardan
kecil
dengan
menggunakanjarak
tanam yang
berbedabertuluan
untuk
memperrnudah perawatan tanamanoi
lahan.
Selanjutnya"bibit
dapallangsung ditanam, dan empat hari sampai lima hari kemt'dian sudah nampak tunas-tunas
baru.
Bawang putih yang baru dipanen, dengan hati-hati kulitnya dikupas hingga tinggaldagingnya
saja.
Bawangputih yang
sudahdikupas
tersebutdit:mpatkan
pada rigen(tempat ya.ng
dibuat
dari
anyamanbambu), dan ditaruh ditempat yang terbuk4
agarterkena sinar
mataharidan
hulan.
Karena
pengaruhalam, akan terjadi
perubahan-perubahan, terutama
terlihat
padawarna umbi yaitu
dari putih
ke
kuning-kuningan menjadikehijau-hgauan
Waktu yang dibutuhkan kuranglebih 40
hari,terhitung
mulaidari
pengupasankulit
sampaiterjadinya
w€unakehijau-hrjauan
Sesudahitu
bibit
langsung dapat ditanam.
Bibit
bawang putih yang telah disimpan 6 bulan sampai delapanbulan, kemudian
dipipil
dan direndam air selama I Sjam (Liptan,
1988).Pemupukan.
Bawangputih
menghendaki banyak bahan organik, selainpupuk
organik. Bahan organik dapat berasal dan pupuk kanciang atau kompos(Liptan,l988).
Kebutuhanpupuk per hektar dan jadwal pemupukan seperti terlihat pada Tabel 4
4.
Tabel
4.
Dosis pupuk danjadwal
pemupukan Pupuk Kebutuhanbibit
:per
hektar(kg)
i
Jadwal pemupukan
-'.-_
Susulanl
i
SusulanII
15
hr) i
i:o
nr;Susulan
III
(a5 hr)50
400
25
200
250
!
t25
20
o0o i
zo oooI
Kompos
Z.A
TSP
200300
Kanda:rg
I
Kompos5'
Hama dan penyakit.
l'anaman bawang putih cii datarantinggi
relatip lebih aman dari
serangan harna liarena hama tidak tahan hidup didaerah yang
beriklim dingin(
Santoso,lggg)
Hama yang banyak
menyerang tanamanbawang putih
dataranrendah
adata^hkutu
daun(
lhrips
tabacr)
Scderglien, peni'akit yang meir)'eiang uukup barryak sepcrii. penyakir !.rrus
(I"irus
desease), penyakit bercak hitam (Purpte bloreh), penyakit busuklunak
(sofi
rot),
danpenyakit karat daun (rust), dan lain-lainnya
(Kuo
Fu chang,---).
Dengan melihat banyaknyahama
dan penyakit yang
menyerang tanamanbawang putih
tersebutperlu
ditanggulangidengan intektisida
dan
fungisida
yang
direkomendasikan
kurang handal;
sehinggamengakibatkan kualitas dan kuantitas bawang putih menurun (Hadiningrat,
lggq).
[image:18.595.122.532.86.409.2]2.2.2
Aspek sosial
Teknologi
budidaya bawangputih yang
padatmodal dan
padatkatya
memerlukan proses yzulg rntensip dan terus menerus. Oleh kerenaitu,
didalam upaya meningkatkan hasil bawang putih ditemukan berbagai kendala sosial antaralain
:a.
Pada umumnyapetani
adalahpetani padi dan palawij4
sehingga pengetahuan teknis budidaya bawangputih
khususnya masih sangat kurang. Merekatelah
bertahun-tahunmenanarn
padi dan palawija
secaratradisional dan
turun-menurun.Dari
pengalaman pelaksanaan Supralnsus melalui
10teknologi
terapan setelah dievaluasibaru
mzrmpumenyerap maksimal 50% (Hadiningrat, 1989). Apalagi teknologi budidaya bawang putih
yang memerlukan perhdian dan penanganan lebih
banyak-b.
Budidaya bawangputih
sangat bergantung kepadamusim,
sehingga memaksa petaniuntuk
menanam seca.ra serempak antara bulanMei
danJuni. Hal
ini
berakibat produksi berlebih pada musim p&rr€n ray4 sehingga fluktuasi harga sangat mencolok.Bagi
petani sangatsulit untuk
dapat menunda penjualan panen bawangputihnya
menunggu hat:gayang layak, karena kebutuhan petani dari hasrl sawah tersebut sangat mendesak.
c.
Penanggulangan hamadan penyakit
pada tanaman bawangputih
sangat memerlukan penanganan yang cepat dan tepat, agar tidak terjaCr kerugian yang besar. Oleh ka.rena ituperlu ditingkatkan
profesionalisnre petugas penl'ulrrh pertanian khususnya pengetahuan mengenai budidaya bawang putih dataran rerrdah.2.2.3
Aspek ekononri
Apabila diamati
perkembangan harga kebutuhanpokok
masyarakat, maka fluktuasi harga sayur-sayJran sangattajam.
Hal
ini
beradadiluar
batas kemampuan petani, karena rrrenyangkut perdagangan atau pengusanE ba"k Oitingkat regionai maupurr oittrrgkat nasrotrai(Hadiningrat,
1989). Oleh karenaitu
diperlukanteknik
pem€Naran yang bark,untuk ditingkat
petani, yang dapat dilaksanakan dengan membentuk Koperasi
Unit
Desa dan larn sebagarnya. Faktorlain
yang menyebabkan petani enggan mengusahakan bawangputih
walaupunagroklimat dan harga memungkinkan,
adalah keterbatasanmodal (Santoso,
1988).
Halinidisebabkan, bahwa petani Indonesia sebagian besar adalah petani
kecil
dan subsisten. Guna mengatasihal
tersebut dapatdilakukan
dengan cara memberikankredit
kepadapetani
danpenyebaran informasi yatrg benar serta dilengkapi dengan petunjuk teknis pra dan pasca panen bawang
putih.
Dengandemikian,
kemungkinan caraini
dapat mendoron,edan
merangsang petani berusaha dalam penanaman bawang putih (Hadiningrat, 1989; Santoso. 1988)III
KESIMPULAN
DAN
SARAN
3.1
KesimPulan
Dari
aPa Yang telahdiurarkarrdarrdrbahasdiatas,dapatdrambilkesimpulansebagat
dataran
tinggi,
nalnundaerah dataran rendah berikut
I
Tanaman bawangputih
produksinyarelatip lebih tinggi
di
daerahdemikran. tanaman
bawang
putih
dapatluga
dibudidayakan ditergantung pada varietas yang diusahakan'
2.
Untuk
membudidayakan tanaman bawangputih
di
daerah c,ataran rendah,sekarang telah
didapatkan varietas yang sesuai adalah vanetas Lumbu
putih
atau varietasLokal
Suren danvarietaslokal Sanur atau varietas lokas Renon' yang merupakan varietas
lokal
yang telahberadaptasr dan teru.,i serta mempunyar srfat tahan terhadap
ikrim di
daerah dataran rendahyang relatif berikhm Panas
3
tjntuk
dapat mengembangkan dan meningkatkan hasil budidaya bawangputih di
dataranrendah terdapat banyak kendar4
baik
a-spek agronomis, sosiardan
ekonomis
Maka dariitu dierlukan penelitian dalam penrbudidayaannya^
3.2
SaranAgardapatdiketahuiSecaialebihtepa..,terutamadalampenrngkatanhasilbawang
p.,tih ciataran rendahperlu
sekalr dilakuka-r penelrtian yutgl:bih
mendalam guna pcmecahan kendala-kendala yang drhadapi, khususnya darr aspek agronomis sepertt.
i.
Pengka;ran terhadap besar siung yang kartannya dengan penumbuhan dan hasil bawangPutrh
2
pengkairanteknik
untuk
mendapatkanbibit
rebih
cepat daram hubungannya denganpertumbuhan dan hasrl'
DAFTAR
PTJSTAKA
Agung,
ID
G
dpopulasr
o'*
l'v
N
Tenaya
20ol'
Rancangan kipas (Fan design)dalam mempelalari Faku r ta s."t#'T ri;yfriJ
ii
j:#
jfr
;""
d;-'
*., i
pen er i tian
il,;"
Mu d a
Alliudin.
te76.Malang
,o ltn*utran
pada BawangPutih
cabang
Lembaga peneritianHortikultura
Anfin'
Iggg'
Dasar-dasarKlimatorogi
pertanian
Fakurtas pertanian
LINIBRAW
I 14 h,1.
Sasrrosiswojo.
lggg
ResearchWorkshop
on
6ollaboratl.,r"
Vl!"t"Of.
pp
95-104T
V*egetable
in
Indonesia. nesearchin
SoutheastAsia.
Azirin,
O1_
yg,O
.Beberapaffusil
penelitiiEkspos
reknorogi
sr*u'e
daram
r;il";1*ili,iT:1*Hi*"fl:trr#ril,x;*
frH*
rungu;-nu'ut
penelitian
J;
r"ng".;*#
no,rturtu.u
pasar
Minggu_ Edmon' Mus;er and Andrews.1957
lrundamen.d, of Horticurture.A
Text BookDesigned
for
,i:::T;':il:i::
#ffi1ld;ffi:,
ed
M;
il*
Hi,
Book
co,p*y
in"
Hadiningrat'
S
1989
Titik
Berat PengembangarBudidaya
,uy:g_
putih
Dataran Rendah di Kabupaten
Banrul
Kan-tor
u"ti
F""*"ffi*"
ru*ang
F"nr.,KuD
runi
e;tur.
t2
h.Ktro
Fucl'ang'
(---)
cara
Bercocok Tanam Bawang putih
Jenis Tahan panas Lumbu putih
tJ
hKtrsumo,
S l9g4
Budidaya Bav,,ang
putih CV
r:**un4
Jakarta.43 h
Lamina
l9g9
petunyukTeknik Budidaya Bawang
putih
gy
SimRle>i, Jakart a. 52 h
t'o'i"f?n.""T:T;"",L
Hffi
?,?ffi.
lt*f#T
n*"no*
vari etas Lumbu
puti hLouis'
K'M
'2t'
-'Anatomi
{ f:
Garlic Burb
and FactorAffecting Burb
DeveropmenrRai,
,rJ-',i"
i:::,:;_:,,"riro--i;i*i*,*,"r
e.ili?fr
r,.,,o:n;;.(r;"i ss_2sl
-b-u**g
p:lih
"**;;k
anatomrs
dan
t,"Fl9gis
s€rra
sifa
dsik
dan
hmia
umbiudayan'a'32.56-62---
'-"'al Sanur
Malalah
rrri,rrrfriu'rt*
p..t-i*
Universitas
Rismunandar
l9g6
Mernbudidayakan
LrmaJenis
Bawang
C
V
SinarBaru Bandung. Il3
hSantoso'
H
B
r
ggg
Bawangputih
penerbitKanrsius_yogyakart
a. 64 h.
u'""':lfrA
i
rl-
Liffi
;":,r
!,fi
i
::
:
r#''
o u han t anarn an
!,awans p u t i h
No.
r.
26_3r
.-*
Lrvr_z+ pada beberapa m€rcarn seresah.ns?i;;";,,vol
20.
t''"yft*];3?
n
Budidava Bawang
putih,
Ba*,ang Merah, Bawang
Bombay pT
swadaya.Asandhi,
A.A
andAVRDC ADB
AVRDC-}ai
pei