• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI KENDALI OPTIMUM DALAM PENENTUAN INTERVAL WAKTU DAN DOSIS OPTIMAL PADA KEMOTERAPI KANKER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "APLIKASI KENDALI OPTIMUM DALAM PENENTUAN INTERVAL WAKTU DAN DOSIS OPTIMAL PADA KEMOTERAPI KANKER"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI KENDALI OPTIMUM DALAM

PENENTUAN INTERVAL WAKTU DAN DOSIS OPTIMAL PADA KEMOTERAPI KANKER

Yopi A. Lesnussa

1

, Subchan

2

1

Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Matematika, FMIPA-ITS

2

Dosen Jurusan Matematika, FMIPA-ITS

email : 1 [email protected]

2 [email protected]

ABSTRAK

Konstruksi model matematis dari suatu fenomena dalam bidang matematika biologi merupakan hal yang sangat penting. Salah satunya dapat diterapkan dalam proses kemoterapi kanker. Sebagai salah satu penyakit yang mematikan, pengobatan kemoterapi kanker perlu dioptimalkan untuk mencegah proliferasi sel yang tidak terkendali. Namun proses kemoterapi yang tidak tepat, dapat berakibat fatal bagi pasien penyakit kanker. Sehingga interval waktu dan dosis yang tepat dalam kemoterapi sangat efektif untuk mengurangi ukuran kanker. Permasalahan kemoterapi kanker dimodelkan sebagai permasalahan optimal dimana penentuan dosis obat optimum merupakan fungsi tujuannya. Permasalahan optimal selanjutnya ditransformasikan menjadi permasalahan pemograman nonlinier (PNL), yang selanjutnya diselesaikan dengan software pemograman nonlinier (PNL).

Kata Kunci : Kendali optimum, Kemoterapi kanker, Dosis optimum

PENDAHULUAN

Kanker adalah segolongan penyakit paling berbahaya yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali. Sel-sel tersebut mampu menyerang jaringan biologis lainnya dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut menyebabkan mutasi di gen vital yang mengendalikan pembelahan sel. Beberapa mutasi dapat mengubah sel normal menjadi sel kanker. Mutasi dapat terjadi secara spontan ataupun diwariskan. Penyakit kanker disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : virus, kecanduan rokok, radiasi sinar ultraviolet, zat kimia, makanan berlemak, faktor keturunan, dan lain-lain. (Macdonald, dkk., 2005)

Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia, oleh karena

itu perlu perawatan sejak awal. Beberapa jenis pengobatan penyakit kanker antara lain : bedah

(operasi), radioterapi, kemoterapi, terapi hormon, immunoterapi, dan kombinasi. (Pinky, dkk.,

2008). Kemoterapi adalah tindakan/terapi pemberian senyawa kimia (obat kanker) untuk

mengurangi, menghilangkan atau menghambat pertumbuhan parasit atau mikroba di tubuh

pasien (hospes). Obat-obatan yang sering digunakan dalam kemoterapi misalnya golongan

siklofosfamid, methotreksat, dan beberapa obat sitotoksik seperti amsacrine, cisplatin,

cyclophosphamide, cytarabine, mustine, anthracycline, dan lain-lain. Kemoterapi bertujuan

untuk membunuh atau minimumkan proliferasi sel kanker, sehingga sel tidak mampu

memperbanyak diri. Kemoterapi bisa diberikan secara tunggal atau kombinasi. Kemoterapi

dengan dosis obat yang berlebihan atau tidak tepat dapat membunuh atau merusak jaringan dan

sel tubuh yang normal, serta menyebabkan efek samping bagi penderita penyakit kanker seperti

lemas, mual dan muntah, gangguan pencernaan, rambut rontok, otak dan saraf mati rasa, kulit

kering dan berubah warna, dan lain-lain. Obat kanker merupakan obat spesialistik sehingga

batas keamanannya begitu sempit dan hanya dibenarkan penggunaannya oleh dokter yang

berpengalaman di bidang pengobatan ini. Karena itu durasi dan dosis obat yang tepat sangat

penting dalam pengobatan kanker (Nany, 2000).

(2)

Di bidang matematika biologi, fenomena ini dapat diselesaikan dengan mengkonstruksi suatu model matematis dan menerapkan teori kendali optimal untuk menentukan kapan dan sejauh mana dosis yang tepat dalam proses kemoterapi kanker (Preziosi, 2003). Beberapa penelitian di bidang kendali optimum untuk kemoterapi kanker antara lain : Swan & Vincent (1977), meneliti tentang pertumbuhan Gompertzian dari Immunoglobulin G (IgG) pada berbagai jenis sel myeloma dan mengembangkan suatu persamaan differensial tunggal dari reaksi obat pada sel. Swan G. W. (1990), meneliti tentang interaksi teori kendali optimum dengan kemoterapi kanker yang meliputi 3 bidang yaitu melibatkan model kinetik pertumbuhan miscellaneous, model siklus sel dan klasifikasi model. Model meliputi populasi sel normal dan sel tumor. Martin (1992), meneliti obat-obatan anti kanker yang ditujukan untuk meminimalkan ukuran tumor dimana secara analitik gradien dari semua konstrain dikonstruksikan dan masalah diselesaikan secara umum dan dengan menggunakan persamaan Gompertz untuk menggambarkan pertumbuhan populasi dari sel kanker dan persamaan Bellman untuk konsentrasi obat pada kemoterapi kanker. Matveev, (2002) meneliti tentang teori kendali optimum untuk menganalisis bagaimana menghitung pengaruh negatif dan kendala dari tumor pada sel normal yang mempengaruhi penerapan obat optimum dalam kemoterapi kanker dan menentukan aturan optimum yang meminimalkan sel kanker pada akhir periode terapi dengan mempertahankan populasi sel normal. de Phillis, dkk., (2007) meneliti tentang hubungan kendali optimal dengan terapi obat dan menguji atau membandingkan berbagai strategi pengendalian optimal termasuk kendali kuadrat, kendali linier dan ruang kendala. Pinky (2008), meneliti tentang masalah kendali optimum yang dirumuskan dan diselesaikan untuk model sel cycle nonspesifik dan sel cycle spesifik sehingga mendapatkan jadwal kemoterapi yang efektif untuk meminimalkan ukuran tumor dan membatasi kerusakan pada sel normal. Itik, dkk. (2009), meneliti tentang model pertumbuhan tumor yang diselesaikan oleh suatu sistem persamaan populasi dinamik yang didasarkan pada persaingan antara sel normal dan sel tumor.

Simulasi model pertumbuhan kanker dilakukan untuk mengetahui pola pertumbuhan kanker dan aplikasinya untuk meningkatkan terapi kanker, yakni sebagai perangkat untuk memahami dinamika respon obat dalam tubuh. Kendali optimal kemoterapi sangat dibutuhkan untuk mengoptimalkan efek pemberian obat dengan cara mengatur dosis obat dan rentang waktu pemberian obat, sehingga dalam penelitian ini ditujukan untuk bagaimana menentukan interval waktu dan dosis optimal dalam kemoterapi kanker. Teknik optimal digunakan untuk mengembangkan strategi optimal kemoterapi. Model matematis dari masalah ini dapat disimulasi dengan menggunakan software DOTcvpSB (Dynamic Optimization Toolbox Control Vector Parameterizations System Biology), (Hirmajer, dkk., 2009).

BAHAN DAN METODE

Suatu sistem kendali secara umum diberikan oleh persamaan : )

, ( u x F

x & = (1)

Dimana xR

n

adalah variabel ruang dan uU adalah variabel kendali. Suatu problem kendali optimum, untuk meminimumkan indeks performa (cost functional) secara umum dapat ditulis ke dalam tiga bentuk :

Bentuk Bolza

[ ] +( )

=

T f U f

u

J x t p t L x t u t p t dt

0

, ), ( ), ( ,

), (

min ϕ (2)

Bentuk Lagrange

( )

=

T U

u

J L x t u t p t dt

0

, ), ( ), (

min (3)

Bentuk Mayer

[ x t

f

p t

f

]

J ( ), ,

min = ϕ (4)

(3)

Dengan fungsi vektor keadaan

{ x t R x

i

i n }

n

f

] , 1 , ...,

, 0 [

: → =

χ = (5)

Dan fungsi vektor kendali

{ u t U R u i m }

U = : [ 0 ,

f

] → ⊂

m i

, = 1 , ..., (6) Subjek untuk konstrain-konstrain sebagai berikut :

( x t u t ) f R

n m

R

n

f

x & = ( ), ( ) :

+

diketahui x

R x

x ( 0 ) =

0

n 0

( x t t ) R R R R p n t

f

diketahui

p

n p

f

f

), 0 : , ,

( = ∈ ψ ×

+

→ ≤

ψ (7)

( x t u t ) R

q

C R

n m

R

q

C ( ), ( ) ≤ 0 ∈ :

+

( ) x t R

s

S R

n

R

s

S ( ) ≤ 0 ∈ : →

dengan Indeks performa (fungsi objektif) menggambarkan suatu ukuran kualitatif dari performa sistem waktu (Subchan, 2009).

HASIL DAN DISKUSI

Model Matematika untuk Kanker

Model matematika yang dikembangkan dalam penelitian ini terdiri dari : tiga model populasi sel, diantaranya sel kanker, sel effektor-immun dan sel sirkulasi limposit serta satu model konsentrasi obat dalam peredaran darah. Komponen sistem kekebalan tubuh (immun), meliputi populasi sel effektor-immun yang secara aktif berfungsi membunuh sel tumor sedangkan populasi sel sirkulasi limposit berfungsi mengawasi atau menekan peningkatan kerusakan sel akibat efek samping kemoterapi.

Sehingga sistem dari persamaan differensial yang digunakan menggambarkan pertumbuhan, kematian, dan interaksi dari masing-masing populasi dengan pengobatan kemoterapi yang diberikan oleh sistem berikut (de Phillis L.G, dkk., 2007):

MT K NT c bT aT

T & = ( 1 − ) −

1

T

(8)

MN K pNT T N

h g T fN

N − −

N

+ +

= α

1

& (9)

MC K C

C & = α

2

− β −

C

(10)

) (t V M

M & = − γ +

M

(11)

Dengan populasi sel kanker, populasi sel kekebalan dan konsentrasi obat dalam waktu t dinotasikan sebagai berikut :

T(t) : Populasi sel kanker

N(t) : Populasi sel effektor-immun C(t) : Populasi sirkulasi limposit M(t) : Konsentrasi kemoterapi obat

Setiap persamaan diatas memiliki kondisi awal secara umum, yaitu :

0 0

0

0

, ( 0 ) , ( 0 ) , ( 0 )

) 0

( T N N C C dan M M

T = = = =

Dimana setiap nilai awal bernilai positif.

Pada persamaan (8) populasi sel kanker diasumsikan tumbuh secara logistik, walaupun sel

kanker dibunuh oleh sel effektor melalui aksi masa dinamik. Persamaan (9) pada sel effektor

memiliki laju konstanta sumber α

1

dan -fN merupakan laju kematian seimbang. Sel effektor

juga direkrut oleh sel kanker melalui persamaan Michael-Menten g

hT+T

. Sirkulasi sel limposit

pada persamaan (10) memiliki laju konstanta sumber α

2

dan − β C merupakan bentuk

(4)

kematian seimbangnya. Pada persamaan (11) V

M

(t ) menotasikan pengobatan pada konsentrasi kemoterapi dan γ M merupakan kemunduran sistem secara seimbang untuk konsentrasi.

Tabel 1. Estimasi Nilai parameter.

No. Parameter Unit Deskripsi Nilai Estimasi 1. a hari

-1

Laju pertumbuhan kanker 4,31 x 10

-3

2. b sel

-1

1b

adalah kapasitas kanker 1,02 x 10

-14

3. c

1

sel

-1

hari

-1

Pembagian sel kanker dibunuh oleh

sel effektor

3,41 x 10

-10

4. f hari

-1

Laju kematian sel effektor 4,12 x 10

-2

5. g hari

-1

Laju rekruitment sel effektor

maksimum oleh sel kanker

1,5 x 10

-2

6. h sel

2

Koefisien steepnes dari kurva

rekruitment sel effektor

2,02 x 10

1

7. K

C

, K

N

hari

-1

Pembagian sel effektor dan sirkulasi

limposit dibunuh oleh kemoterapi

6,00 x 10

-1

8. K

T

sel

-1

Pembagian sel kanker dibunuh oleh

kemoterapi

8,00 x 10

-1

9. p sel

-1

Laju inaktivasi sel effektor oleh sel

kanker

2,00 x 10

-11

10. α

1

sel hari

-1

Konstanta sumber dari sel effektor 1,20 x 10

4

11. α

2

sel hari

-1

Konstanta sumber dari sirkulasi

limposit

7,50 x 10

8

12. β hari

-1

Laju kematian dari sirkulasi limposit 1,20 x 10

-2

13. γ hari

-1

Laju penurunan kemoterapi obat 9,00 x 10

-1

Analisis Sistem Dinamik

Sistem dinamik dari persamaan (8)-(11) dapat dianggap sebagai suatu titik tetap dan dapat ditentukan karakteristik stabilitasnya. Jika V

M

(t ) adalah suatu konstanta dengan nilai

M

M

t V

V ( ) = , maka persamaan (11) dapat menjadi : )

(t V M

M & = − γ +

M

) ( 0 = − γ M + V

M

t

γ

M

M = V (12)

Substitusi nilai M pada persamaan (11) ke persamaan (10) diperoleh : MC

K C

C & = α

2

− β −

C

MC K C

C

= α

2

β 0

M C

V C K

= + β γ

γ α

2

(13) Juga untuk persamaan (8) didapat

MT K NT c bT aT

T & = ( 1 − ) −

1

T

[ a bT c N K M ]

T − − −

T

= ( 1 )

1

0 (14)

Untuk T = 0 terdapat suatu titik keseimbangan (equilibrium), sehingga jika disubstitusikan ke persamaan (9), diperoleh :

MN K pNT T N

h g T fN

N − −

N

+ +

= α

1

&

(5)

MN K pNT T N

h g T

fN − −

N

+ +

=

1

0 α

M N

V K N f

= + γ

γ α

1

(15) Untuk analisa kestabilan dari titik keseimbangan T = 0 , dapat dibentuk matriks Jacobian dari persamaan (8)- (11), sebagai berikut :

( )

( ) ( )

 

 

 

 

− +

− +

− +

+ +

γ β

0 0

0

0 0

0 0 2

2

1 1

C K M K

N K g

M K pT f gN

pN

T K T

c M

K N c a abT

C C

T N h

T T N

h h

T T

Dengan mensubstitusi nilai T = 0 , dapat diperoleh matriks berikut :

 

 

γ β

0 0

0

0 0

0

0 0

1

0

C K M K

N K M

K f pN

M K N c a

C C

N N

T

Dengan cara membentuk matriks diatas ke dalam bentuk matriks partisi 2 x 2 dan menggunakan prinsip matriks segitiga atas dan matriks segitiga bawah, maka dapat diperoleh nilai eigen, sebagai berikut :

M K N c a

e

1

= −

1

T

M K f

e

2

= − −

N

(16)

M K e

3

= − β −

C

γ

4

= e

Substitusi nilai M, C dan N pada persamaan (12)- (15) pada nilai-nilai eigen diatas, diperoleh γ

γ

γ

α

T M

M N

V K V K f a c

e

− +

=

1 1

1

γ

M

N

V f K

e

2

= − − (17)

β K

C

γ V

M

e

3

= − −

γ

4

= e

dimana semua parameter positif e

2

, e

3

, e

4

bernilai negatif. Sehingga pada titik keseimbangan

= 0

T berlaku stabil asimtotik lokal, dengan

1

0

1

− <

− +

γ γ

γ

α

T M

M N

V K V K f

a c (18)

Ketika V

M

= 0 (tidak ada pengobatan), substitusi nilai V

M

= 0 ke M, C, dan N persamaan (12)-(15), maka diperoleh :

= 0 T ,

N = α f

1

, β

α

2

=

C dan M = 0

Titik-titik ini dengan menggunakan nilai-nilai estimasi parameter yang diberikan pada tabel 1, hasilnya tidak akan memenuhi persamaan (18). Tetapi ketika V

M

= 1 maka diperoleh :

= 0 T ,

γ

= 1 M ,

γ

α

KN

N f

= +

1

, dan β γ

α

KC

C = +

2

(6)

Titik-titik T, M, N dan C, yang baru ini merupakan titik tetap stabil karena memenuhi persamaan (18). Ini mengindikasikan bahwa jika pengobatan diterapkan secara optimal pada waktu yang tepat maka keseimbangan kanker akan semakin stabil atau menuju ke nol.

Masalah Kendali Optimum

Masalah kendali optimum yang akan dioptimalkan adalah dosis obat optimal untuk meminimalkan ukuran populasi sel kanker. Bentuk kendali optimum yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah bentuk kendali kuadratik, yang dikenakan pada suatu fungsi objektif untuk meminimalkan ukuran populasi sel kanker, sehingga dapat diperoleh dosis optimal yang tepat.

Fungsi objektif (indeks performa) yang akan diminimalkan yaitu :

+

=

tf

M

M

T t V t dt

V J

0

2

( ) ) 2

( )

( ε

(19)

Simulasi Numerik dan Analisa Hasil Simulasi

Simulasi dari model matematika untuk populasi sel kanker, sel effektor-immun, sel limposit dan konsentrasi obat, diselesaikan dengan menggunakan program DOTcvpSB versi R2010_E3 (Dynamic Optimization Trajectory Control Vector Parameterization System Biology) yang adalah suatu toolbox matlab untuk optimisasi dinamik dalam sistem biologi (Hirmajer, dkk., 2009). Hasil simulasi ini bertujuan untuk mendapatkan nilai optimasi secara numerik dari fungsi kendali kuadratik yang mengindikasikan dosis obat optimal, dengan menggunakan estimasi nilai parameter pada tabel (1).

Proses simulasi sel kanker, sel kekebalan dan konsentrasi obat dilakukan dengan waktu awal t

0

= 0 dan waktu akhir tetap t

f

= 100 , nilai variabel kendali untuk dosis obat V

M

berkisar antara 0 dan 1. Simulasi dilakukan untuk waktu proses kemoterapi kanker selama 100 hari. Kondisi awal masing-masing populasi sel sebagai berikut : ukuran populasi awal sel kanker 1 x 10

7

sel, populasi awal sel effektor-immun sebesar 3 x 10

5

, populasi awal sirkulasi limposit sebesar 6 , 25 x 10

10

. Pada gambar (1)-(4) berikut menunjukan trayektori variabel ruang dan variabel kendali dari hasil simulasi model matematika kemoterapi kanker.

Gambar 1. Grafik Populasi Sel Kanker untuk

0

0

C

T < dan T

0

> N

0

Dari Gambar 1. diatas dapat disimpulkan bahwa bahwa trayektori populasi sel kanker akan

menurun atau berkurang drastis pada awal periode pengobatan ( t < 10 ) dan setelah t > 20 hari

trayektori sudah berada pada titik keseimbangan kanker nol.

(7)

Gambar 2. Grafik Populasi Sel Effektor-Immun untuk T

0

< C

0

dan T

0

> N

0

Dari Gambar 2. menunjukan bahwa trayektori sel effektor-immun akan menurun drastis pada saat t < 10 hari dan pada saat 10 < t < 20 hari posisi trayektori akan berada mendekati titik keseimbangan kanker nol namun tidak tepat pada titik keseimbangan nol. Pada saat t > 20 hari sel effektor-immun akan meningkat drastis.

Gambar 3. Grafik Populasi Sel Sirkulasi Limposit untuk T

0

< C

0

dan T

0

> N

0

Gambar 3. menunjukan bahwa trayektori sel limposit akan menurun drastis pada saat t < 10 hari dan pada saat 10 < t < 20 hari posisi trayektori akan berada mendekati titik keseimbangan kanker nol namun tidak tepat pada titik keseimbangan nol. Pada saat t > 20 hari sel effektor- immun akan meningkat secara perlahan dibandingkan dengan populasi sel effektor-immun.

Gambar 4. Grafik Konsentrasi Obat untuk T

0

< C

0

dan T

0

> N

0

(8)

Gambar 4. menunjukan trayektori konsentrasi obat akan meningkat pada awal periode pengobatan t < 10 hari sampai mencapai dosis optimal (titik optimum) pada 10 < t < 20 hari dan akan berkurang drastis setelah t > 20 hari menuju titik keseimbangan kanker nol sampai pada akhir periode pengobatan.

Gambar 4. Grafik Variabel Kontrol (Kendali) untuk T

0

< C

0

dan T

0

> N

0

Gambar 5. Variabel kendali mewakili dosis obat yang digunakan dalam proses pengobatan, sehingga dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa trayektori kendali akan berada pada titik optimal (titik V

M

= 1 ) pada awal pengobatan dan pada saat t > 15 hari, trayektori akan semakin menurun drastis diantara 10 < t < 30 hari dan akan menurun secara perlahan pada saat t > 40 hari menuju ke titik keseimbangan kanker nol sampai pada akhir periode pengobatan.

Dari hasil simulasi secara numerik dengan menggunakan DOTcvpSB diperoleh nilai numerik dari fungsi objektif yang diminimumkan terhadap dosis obat sebagai variabel kendali sebesar J ( V

M

) = 19369559 , 78659123 dan interval waktu pemberian dosis optimal akan diterapkan pada awal periode pengobatan kemoterapi yaitu pada saat t < 20 hari dan konsentrasi obat akan sangat minimum bahkan selesai diberikan pada akhir periode pengobatan yaitu pada saat t > 90 hari pada saat trayektori variabel kendali mendekati titik keseimbangan kanker nol. Ini merupakan dosis optimal yang dicapai dalam menekan ukuran populasi sel kanker seminimal mungkin. Proses ini menunjukan bahwa penggunaan dosis obat dalam suatu periode pengobatan kemoterapi kanker akan dikurangi dosisnya seiring dengan berkurangnya ukuran populasi sel kanker dan meningkatnya populasi sel kekebalan tubuh. Setelah populasi ukuran tumor dalam tubuh mencapai titik keseimbangan nol, dan reaksi dari proses pengobatan kemoterapi berhenti, maka fungsi pertahanan dan kekebalan tubuh akan digantikan oleh sel limposit sebagai salah satu sistem kekebalan tubuh.

KESIMPULAN

Kondisi awal yang mewakili ukuran populasi sel kanker ( T

0

), populasi effektor-immun ( N

0

) dan populasi sel sirkulasi limposit ( C

0

) sangat berpengaruh terhadap dosis obat optimal ( V

M

) yang diterapkan dalam proses pengobatan, yaitu semakin besar ukuran populasi sel kanker, maka semakin besar pula dosis obat optimal yang dicapai. Titik keseimbangan (equilibrium)

= 0

T , merupakan titik stabil dan dapat dipenuhi ketika nilai variabel kendali V

M

= 1

(mencapai dosis optimal). Trayektori konsentrasi obat menurun drastis pada saat ukuran

populasi kanker mencapai keseimbangan kanker nol, pada saat titik keseimbangan kanker nol

maka populasi sel effektor-immun dan populasi sel sirkulasi limposit akan meningkat drastis.

(9)

Variabel kendali V

M

menurun drastis, hal ini mengindikasikan kekuatan dosis obat dalam menekan dan membunuh pertumbuhan sel kanker sehingga mendekati titik keseimbangan nol.

DAFTAR PUSTAKA

1 Afenya E., (1996), “Mathematical Model of Cancer and their Relevant Insights”, Mathematical Biology and Medicine 9, 173-223.

2 Betts, J.T. (2001), Practical Methods for Optimal Control Using Nonlinear Programming, SIAM, University science center, Philadelphia.

3 de Phillis L.G., Gu W., Fister K.R, Head T., Maples K., Murugan A., Neal T., dan Yoshida K., (2007), “Chemoterapy for Tumors : an Analysis of the Dynamics and a Study of Quadratic and Linear Optimal Control”, Mathematical Biosciences 29, 292-315.

4 de Pinho M.R., Ferreira M.M., Ledzewicz U., dan Schaettler H., (2005), “A Model for Cancer Chemoterapy with State-Space Constrains”, Nonlinear Analysis 63, e2591-e2602.

5 Harold J.M., dan Parker R.S., (2009), “Clinically Relevant Cancer Chemoterapy Dose Scheduling via Mixed Integer Optimization”, Computer and Chemical Engineering 33, 2042-2054.

6 Itik M., Salamci M.U. dan Banks, S.P (2009), “Optimal Control of Drug Therapy in Cancer Treatment”, Nonlinear Analysis 71, e1473-e1486.

7 Macdonald, F., Ford, C.H.J, dan Casson, A.G., (2005), Molecular Biology of Cancer, Second Edition, Garland Science/BIOS Scientific Publishers, London.

8 Martin, R.B. (1992), “Optimal Control Drug Scheduling of Cancer Chemoterapy”, Pergamon Press Ltd, Automatica 28, 1113-1123

9 Matveev A.S., dan Savkin A.V., (2002), “Application of Optimal Control Theory to Analysis of Cancer Chemoterapy Regimens”, Systems & Control Letters 46, 311-321.

10 Naidu, D.S. (2002), Optimal Control Systems, CRC PRESS, New York.

11 Pinky D., Vivek D., dan Pistikopoulos, E.N., (2008), “Optimal Delivery of Chemotherapeutic Agents in Cancer”, Computers and chemical engineering 32, 99-107.

12 Preziosi, L., (2003), “Cancer Modeling and Simulation”, Chapman & Hall/CRC Mathematical Biology and Medicine, New York.

13 Subchan, S., dan Zbikowski, R., (2009), Computational Optimal Control Tools and Practise, John Willey and Sons, Ltd, publication, United Kingdom.

14 Swan, G.W. (1990), “Role of Optimal Control Theory in Cancer Chemotherapy”,

Mathematical Biosciences 101, 237-284.

Gambar

Tabel 1. Estimasi Nilai parameter.
Gambar 1. Grafik Populasi Sel Kanker untuk
Gambar 2. Grafik Populasi Sel Effektor-Immun     untuk   T 0 &lt; C 0  dan  T 0 &gt; N 0
Gambar  4.  menunjukan  trayektori  konsentrasi  obat  akan  meningkat  pada  awal  periode  pengobatan  t &lt; 10 hari sampai mencapai dosis optimal (titik  optimum) pada   10 &lt; t &lt; 20  hari  dan  akan  berkurang  drastis  setelah  t &gt; 20   hari

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis penelitian ini, dapat diambil kesimpulan bahwa PCR-RFLP dikatakan cukup baik untuk mendeteksi penyakit tinea kruris pada orang yang

Tujuan dari penelitian ini yaitu terancangnya strategi kreatif yang tepat dan konsep meda visual yang akan diimplementasikan menjadi media kreatif dan komunikatif untuk para

Program studi Sistem Informasi telah melaksanakan kegiatan ini yang dilakukan untuk mengenalkan metode pembelajaran berbasis teknologi informasi dengan memanfaatkan Learning

Hal ini sesuai dengan penelitian yang menyatakan bahwa penggunaan bahan ajar/ modul berbasis kearifan lokal dalam meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik

Apabila kerugian karena pengurangan produksi aluminium lebih kecil dari jumlah uang yang dibayarkan, maka pabrik aluminium akan bersedia untuk mengurangi produksi

2.1.4 Pendugaan Curah Hujan Menggunakan Sensor Radar Satelit Penggunaan radar pada media luar angkasa pertama kali digunakan pada satelit TRMM, karena pada umumnya pengukuran

Hinaan (penodaan) agama Islam dari tokoh Gatholoco dalam pupuh x adalah saat menebak isi teka-teki yang diajukan oleh Dewi Perjiwati. Dewi Perjiwati mengajukan lima

Dengan adanya kendala tersebut maka dibutuhkan furnitur sebagai sarana duduk untuk mencoba sepatu di area kids zone toko sepatu bagi anak berusia 3-5 tahun, yang menarik bagi