• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

CM-02 = Sistem Manajemen Lingkungan Proyek

(Environmental Management Project)

Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi

Kode : INA.56303.13.09.11.07– Judul : Sistem Manajemen

Lingkungan Proyek (Environmental Management Project)

PELATIHAN

AHLI MANAJEMEN KONSTRUKSI (AHLI MUDA)

(CONSTRUCTION MANAGEMENT)

2007

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

(2)

KATA PENGANTAR

Memperhatikan laporan UNDP (Human Development Report, 2004) yang mencantumkan Indeks Pengembangan SDM (Human Development Index HDI), Indonesia pada urutan 111, satu tingkat diatas Vietnam urutan 112, jauh dibawah negara-negara ASEAN terutama Malaysia urutan 59, Singapura urutan 25 dan Australia urutan 3.

Bagi para pemerhati dan khususnya bagi yang terlibat langsung pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), kondisi tersebut merupakan tantangan sekaligus sebagai modal untuk berpacu mengejar ketinggalan dan obsesi dalam meningkatkan kemampuan SDM paling tidak setara dengan negara tetangga ASEAN, terutama menghadapi era globalisasi.

Untuk mengejar ketinggalan telah banyak daya upaya yang dilakukan termasuk perangkat pengaturan melalui penetapan undang-undang antara lain :

- UU. No 18 Tahun 1999, tentang : Jasa Konstruksi beserta peraturan pelaksanaannya, mengamanatkan bahwa per orang tenaga : perencana, pelaksana dan pengawas harus memiliki sertifikat, dengan pengertian sertifikat kompetensi keahlian atau ketrampilan, dan perlunya “Bakuan Kompetensi” untuk semua tingkatan kualifikasi dalam setiap klasifikasi dibidang Jasa Konstruksi

- UU. No 13 Tahun 2003, tentang : Ketenagakerjaan, mengamanatkan (pasal 10 ayat 2). Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu pada standar kompetensi kerja

- UU. No 20 Tahun 2003, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).

- PP. No 31 Tahun 2006, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).

Mengacu pada amanat undang-undang tersebut diatas, diimplementasikan kedalam konsep Pengembangan Sistem Pelatihan Jasa Konstruksi yang oleh PUSBIN KPK (Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi) pelaksanaan programnya didahului dengan mengembangkan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia), SLK (Standar Latih Kompetensi), dimana keduanya disusun melalui analisis struktur kompetensi sektor/sub-sektor konstruksi sampai mendetail, kemudian dituangkan dalam jabatan-jabatan kerja yang selanjutnya dimasukkan kedalam Katalog Jabatan Kerja.

(3)

MODUL CMB-02

Sistem Manajemen Lingkungan Proyek (Environmental Management Project)

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) ii Modul pelatihan adalah salah satu unsur paket pelatihan sangat pnting karena menyentuh langsung dan menentukan keberhasilan peningkatan kualitas SDM untuk mencapai tingkat kompetensi yang ditetapkan, disusun dari hasil inventarsisasi jabatan kerja yang kemudian dikembangkan berdasarkan SKKNI dan SLK yang sudah disepakati dalam suatu Konvensi Nasional, dimana modul-modulnya maupun materi uji kompetensinya disusun oleh Tim Penyusun/Tenaga Profesional dalam bidangnya masing-masing, merupakan suatu produk yang akan dipergunakan untuk melatih dan meningkatkan pengetahuan dan kecakapan agar dapat mencapai tingkat kompetensi yang dipersyaratkan dalam SKKNI, sehingga dapat menyentuh langsung sasaran pembinaan dan peningkatan kualiatas tenaga kerja konstruksi agar menjadi lebih berkompeten dalam melaksanakan tugas pada jabatan kerjanya.

Dengan penuh harapan modul pelatihan ini dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga cita-cita peningkatan kualitas SDM khususnya dibidang jasa konstruksi dapat terwujud.

Jakarta, November 2007 Kepala Pusat

Pembinaan Kompetensi Pelatihan Konstruksi

Ir. Djoko Subarkah, Dipl. HE NIP. 110 016 435

(4)

PRAKATA

Usaha dibidang Jasa Konstruksi merupakan salah satu bidang usaha yang telah berkembang pesat di Indonesia, baik dalam bentuk usaha perorangan maupun sebagai badan usaha skala kecil, menengah dan besar. Untuk itu perlu diimbangi dengan kualitas pelayanannya. Pada kenyataannya saat ini mutu produk, ketepatan waktu penyelesaian, dan efisiensi pemanfaatan sumber daya relatif masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah kesediaan tenaga ahli / terampil dan penguasaan manajemen yang efisien, kecukupan permodalan serta penguasaan teknologi.

Masyarakat sebagai pemakai produk jasa konstruksi semakin sadar akan kebutuhan terhadap produk dengan kualitas yang memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan.

Untuk memenuhi kebutuhan produk sesuai kualitas standar tersebut SDM, standar mutu, metode kerja dan lain-lain.

Salah satu upaya untuk memperoleh produk konstruksi dengan kualitas yang diinginkan adalah dengan cara meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang menggeluti pekerjaan konstruksi baik itu desain pekerjaan jalan dan jembatan, desain hidro mekanik pekerjaan sumber daya air maupun untuk desain pekerjaan di bidang bangunan gedung. Kegiatan inventarisasi dan analisa jabatan kerja di bidang Cipta Karya telah menghasilkan sekitar 9 (sembilan) Jabatan Kerja, dimana Jabatan Kerja Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) merupakan salah satu jabatan kerja yang diprioritaskan untuk disusun materi pelatihannya mengingat kebutuhan yang sangat mendesak dalam pembinaan tenaga kerja yang berkiprah dalam Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung gambar arsitektur bidang cipta karya.

Materi pelatihan pada jabatan kerja Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) ini terdiri dari 3 (tiga) modul kompetensi umum 7 (tujuh) modul kompetensi inti dan 2 (modul) kompetensi khusus, yang merupakan satu kesatuan yang utuh yang diperlukan dalam melatih tenaga kerja yang menggeluti Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings).

Untuk itu dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik, saran dan masukan guna perbaikan dan penyempurnaan modul ini.

(5)

MODUL CMB-02

Sistem Manajemen Lingkungan Proyek (Environmental Management Project)

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) iv

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR ... i PRAKATA ... iii DAFTAR ISI ... iv DAFTAR LAMPIRAN ... vi

SPESIFIKASI PELATIHAN ... vii

PANDUAN PEMBELAJARAN ... viii BAB I : PENDAHULUAN ... I-1 1.1. Umum ... I-1 1.2. Ringkasan Modul ... I-2 1.3. Batasan Dan Rentang Variabel ... I-5 1.4. Panduan Penilaian ... I-5 1.4.1. Kualifikasi penilaian ... I-5 1.4.2. Pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku untuk

mendemonstrasikan kompetensi ... I-6 1.4.3. Konteks penilaian... I-6 1.4.4. Aspek penting penilaian ... I-7 1.5. Sumber Daya Pembelajaran ... I-7

BAB II : IDENTIFIKASI DAMPAK PELAKSANAAN PROYEK

TERHADAP LINGKUNGAN PROYEK ... II-1 2.1. Umum ... II-1 2.2. Evaluasi dan Tinjauan Ulang RKL & RPL ... II-2 2.3. Daftar Simak Berdasarkan Hasil Evaluasi Dan Peninjauan Ulang . II-5 RANGKUMAN

PANILAIAN MANDIRI

BAB III: PENGELOLAAN LINGKUNGAN PROYEK ... III-1 3.1. Umum ... III-1 3.2. Pengelolaan Lingkungan Sesuai Daftar Simak ... III-2 3.3. Jaminan Pelaksanaan Dalam Upaya Pengelolaan Lingkungan

Sesuai Daftar Simak ... III-5 RANGKUMAN

(6)

BAB IV: PEMANTAUAN LINGKUNGAN PROYEK ... IV-1 4.1. Umum ... IV-1 4.2. Pemantauan Lingkungan Sesuai Daftar Simak ... IV-1 4.3. Jaminan Pelaksanaan Dalam Upaya Pemantauan Lingkungan

Sesuai Daftar Simak ... IV-1 RANGKUMAN ... IV- LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI ... IV-

BAB V: AUDIT LIGKUNGAN PROYEK... V-1 5.1. Umum ... V-1 5.2. Monitor dan Evaluasi Hasil UKL (Upaya Kelola Lingkungan) & UPL

(Upaya Pengelolaan Lingkungan). ... V-1 5.3. Audit Lingkungan ... V-2 RANGKUMAN

LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI

KUNCI JAWABAN DAFTAR PUSTAKA

(7)

MODUL CMB-02

Sistem Manajemen Lingkungan Proyek (Environmental Management Project)

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) vi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 2.1 Contoh Daftar Simak Yang Dapat Dikembangkan ... II-8 Lampiran 2.2 Proses Penyusunan Amdal ... II-9 Lampiran 3.1 Struktur Organisasi Proyek (Terkait Dengan Pengelolaan Lingkungan) III-6 Lampiran 4.1 Tabel Matrix Evaluasi/ Pemantauan Dampak Hipotetik ... IV-7 Lampiran 5.1 Bagan Alir Audit Dampak Lingkungan ... V-5

(8)

SPESIFIKASI PELATIHAN

A. TUJUAN UMUM

Tujuan Umum Pelatihan

Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu mengelola pelaksanaan proyek konstruksi bangunan gedung.

Tujuan Khusus Pelatihan

Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu:

1. Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja / SMK3

(Safety & Health Management).

2. Menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan (Environmental Management) 3. Menerapkan Sistem Manajemen Keuangan (Financing Management)

4. Menerapkan Sistem Manajemen Ruang Lingkup (Scope Management) 5. Menerapkan Sistem Manajemen Waktu (Time Management)

6. Menerapkan Sistem Manajemen Biaya (Cost Management)

7. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu (Quality Management)

8. Menerapkan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia (Human Resources Managemett)

9. Menerapkan Sistem Manajemen Komunikasi (Communication Management)

10. Menerapkan Sistem Manajemen Pengadaan (Procurement Management)

11. Menerapkan Sistem Manajemen Risiko (Risk Management)

12. Menerapkan Sistem Manajemen Klaim (Claim Management)

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

Kode / Judul Modul : Sistem Manajemen Lingkungan (Environmental Management) mempresentasikan unit kompetensi : “Menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan (Environmental Management)”.

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari modul, peserta mampu Menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan (Environmental Management)).

Kriteria Penilaian

Pada akhir pelatihan peserta mampu :

1. Mengidentifikasi dampak pelaksanaan proyek terhadap lingkungan proyek. 2. Melakukan upaya pengelolaan lingkungan proyek.

(9)

MODUL CMB-02

Sistem Manajemen Lingkungan Proyek (Environmental Management Project)

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) viii

PANDUAN PEMBELAJARAN

A. KUALIFIKASI PENGAJAR / INSTRUKTUR

 Instruktur harus mampu mengajar, dibuktikan dengan serfitikat TOT (Training of Trainer) atau sejenisnya.

 Menguasai substansi teknis yang diajarkan secara mendalam.  Konsisten mengacu SKKNI dan SLK

 Pembelajaran modul-modulnya disertai dengan inovasi dan improvisasi yang relevan dengan metodologi yang tepat.

B. PENJELASAN SINGKAT MODUL

B.1 Modul-modul yang diajarkan di program pelatihan ini :

Nomor

Modul Kode Judul Modul

1 CMB – 01 Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja / SMK3 (Safety & Health Management)

2

CMB– 02

Sistem Manajemen Lingkungan

(Environmental Management).

3 CMB – 03 Sistem Manajemen Keuangan (Financing

Management) .

4 CMB – 04 Sistem Manajemen Ruang Lingkup (Scope

Management).

5 CMB – 05 Sistem Manajemen Waktu (Time Management). 6 CMB – 06 Sistem Manajemen Biaya (Cost Management).

7 CMB – 07 Sistem Manajemen Mutu (Quality Management)

8 CMB – 08 Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia (HR

Management)

9 CMB – 09 Sistem Manajemen Komunikasi (Communication

Management)

10 CMB – 10 Sistem Manajemen Pengadaan (Procurement

Management)

11 CMB – 11 Sistem Manajemen Risiko (Risk Management)

(10)

B.2 Uraian Modul

Seri / Judul : CMB-02 / Sistem Manajemen Lingkungan (Environmental Management).

Deskripsi Modul : Sistem Manajemen Lingkungan (Environmental Management) merupakan salah satu modul untuk membekali seorang Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) dengan harapan dapat : mengidentifikasi dampak pelaksanaan proyek terhadap lingkungan proyek, melakukan upaya pengelolaan lingkungan proyek, Melakukan upaya pemantauan lingkungan proyek, melakukan audit lingkungan proyek

C. PROSES PEMBELAJARAN

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

1. Ceramah : Pembukaan/ Bab I, Pendahuluan  Menjelaskan tujuan

instruksional umum(TIU) dan Tujuan instruksional khusus (TIK)

 Menjelaskan maksud dan tujuan menerapkan sistem manajemen lingkungan.  Menjelaskan pengertian

sistem manajemen lingkungan.

Waktu : 5 menit

 Mengikuti penjelasan TIU dan TIK dengan tekun dan aktif

 Mengikuti penjelasan maksud dan tujuan sistem manajemen lingkungan.  Mengikuti penjelasan

pengertian sistem manajemen lingkungan.  Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

OHT LCD

2. Ceramah / Demonstrasi : Bab II, Identifikasi dampak

pelaksanaan proyek terhadap lingkungan proyek

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai :

 Evaluasi dan tinjau ulang RKL & RPL

 Daftar simak berdasarkan hasil evaluasi dan peninjauan ulang

 Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.

 Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

OHT LCD

(11)

MODUL CMB-02

Sistem Manajemen Lingkungan Proyek (Environmental Management Project)

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) x 3. Ceramah / Demonstrasi : Bab

III, Pengelolaan lingkungan proyek

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai :

 Pengelolaan lingkungan sesuai daftar simak

 Jaminan pelaksanaan dalam upaya pengelolaan lingkungan sesuai daftar simak

Waktu : 70 menit

 Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.

 Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

OHT LCD

4. Ceramah / Demonstrasi : Bab IV, Pemantauan lingkungan proyek

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai :

 Pemantauan lingkungan sesuai daftar simak

 Jaminan pelaksanaan dalam upaya pemantauan lingkungan sesuai daftar simak

Waktu : 50 menit

 Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.

 Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

OHT LCD

5. Ceramah / Demonstrasi : Bab V, Audit ligkungan proyek Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai :

 Monitor dan evaluasi hasil UKL (Upaya Kelola Lingkungan) & UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan)

 Audit lingkungan Waktu : 55 menit

 Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.

 Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

OHT LCD

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. UMUM

Modul CMB-02: Sistem Manajemen Lingkungan Proyek (Project Environmental Management) mempresentasikan salah satu unit kompetensi dari program pelatihan Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management)

Sebagai salah satu unsur, maka pembahasannya selalu memperhatikan unsur-unsur lainnya, sehingga terjamin keterpaduan dan saling mengisi tetapi tidak terjadi tumpang tindih (overlapping) terhadap unit-unit kompetensi lainnya yang dipresentasikan sebagai modul-modul relevan, RKL (Rencana Kelola Lingkungan) & RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan) dievaluasi dan ditinjau ulang konsistensinya terhadap pelaksanaan proyek, Daftar simak dibuat berdasarkan hasil evaluasi dan peninjauan ulang untuk memudahkan pelaksanaan, Upaya pengelolaan lingkungan dilaksanakan sesuai daftar simak, Upaya pengelolaan lingkungan dijamin pelaksanaanya sesuai daftar simak, Upaya pemantauan lingkungan dilaksanakan sesuai daftar simak, Upaya pemantauan lingkungan dijamin dilaksanakan sesuai daftar simak, Hasil pelaksanaan UKL (Upaya Kelola Lingkungan) & UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan) dimonitor dan dievaluasi untuk tujuan konsisten terhadap pelaksanaan proyek dan amdal, Audit lingkungan dilakukan terus menerus sepanjang waktu proyek

Adapun unit-unit kompetensi untuk mendukung kinerja efektif yang diperlukan dalam kualifikasi Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung(Construction Management) sebagai berikut :

KELOMPOK KOMPETENSI UMUM :

NO. KODE UNIT JUDUL UNIT KOMPETENSI

1. INA.56303.13.09.01.07

Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek /SMK3 (Project Safety & Health Management)

2. INA.56303.13.09.02.07

Menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan Proyek (Project Environmental Management)

(13)

MODUL CMB-02

Sistem Manajemen Lingkungan Proyek (Environmental Management Project)

BAB I

Pendahuluan

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I - 2 3. INA.56303.13.09.03.07

Menerapkan Sistem Manajemen Keuangan Proyek (Project Financing Management)

KELOMPOK KOMPETENSI INTI :

NO. Kode Unit Judul Unit Kompetensi

4. INA.56303.13.09.04.07

Menerapkan Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Project Scope Management)

5. INA.56303.13.09.05.07 Menerapkan Sistem Manajemen Waktu Proyek (Project Time Management)

6. INA.56303.13.09.06.07 Menerapkan Sistem Manajemen Biaya Proyek (Project Cost Management)

7. INA.56303.13.09.07.07 Menerapkan Sistem Manajemen Mutu Proyek (Project Quality Management)

8. INA.56303.13.09.08.07

Menerapkan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Proyek (Project Human Resources Management)

9. INA.56303.13.09.09.07

Menerapkan Sistem Manajemen Komunikasi Proyek (Project Communication Management)

10. INA.56303.13.09.10.07

Menerapkan Sistem Manajemen Pengadaan Proyek (Project Procurement Management)

KELOMPOK KOMPETENSI KHUSUS :

NO. Kode Unit Judul Unit Kompetensi

11. INA.56303.13.09.11.07 Menerapkan Sistem Manajemen Risiko Proyek (Project Risk Management)

12. INA.56303.13.09.12.07 Menerapkan Sistem Manajemen Klim Proyek (project Claim Management)

1.2. RINGKASAN MODUL

Ringkasan modul ini disusun konsisten dengan tuntunan atau isi unit kompetensi ada judul unit, elemen kompetensi dan KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dengan uraian sebagai berikut:

(14)

a. Judul unit :

Sebuah unit mengacu kepada kebutuhan kompetensi yang apabila digunakan dalam suatu situasi kerja secara logika dapat berdiri sendiri, judul / title unit dapat diungkapkan dalam istilah hasil yang harus dicapai (biasanya menggunakan kata kerja operasional)

b. Deskripsi unit :

Merupakan informasi tambahan terhadap judul unit yang menjelaskan atau mendeskripsikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap perilaku kerja yang dibutuhkan dalam rangka mencapai standar kompetensi seperti yang diungkapkan dalam judul unit.

c. Elemen kompetensi :

Mengidentifikasikan tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai kompetensi berupa pernyataan yang menunjukkan komponen-komponen pendukung unit kompetensi.

d. Kriteria unjuk kerja :

Menggambarkan kegiatan yang harus dikerjakan untuk memperagakan kompetensi secara jelas dan terukur disetiap elemen, apa yang harus dikerjakan pada waktu dinilai dan apakah syarat-syarat dari elemen dipenuhi (berbentuk kalimat pasif dan berfungsi alat penilaian)

Adapun unit kompetensi yang dipresentasikan dalam modul ini sebagai berikut:

1. KODE UNIT : INA.56303.13.09.02.07

2. JUDUL UNIT : Menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan Proyek (Project Environmental Management)

3. DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan untuk mampu menerapkan Keahlian dalam Manajemen Lingkungan Proyek (Project Environmental Management)

(15)

MODUL CMB-02

Sistem Manajemen Lingkungan Proyek (Environmental Management Project)

BAB I

Pendahuluan

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I - 4 ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Mengidentifikasi dampak pelaksanaan proyek terhadap Lingkungan proyek

1.1 RKL (Rencana Kelola Lingkungan) & RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan) dievaluasi dan ditinjau ulang konsistensinya terhadap pelaksanaan proyek.

1.2 Daftar simak dibuat berdasarkan hasil evaluasi dan peninjauan ulang untuk memudahkan pelaksanaan. 2. Upaya pengelolaan lingkungan

proyek

2.1 Upaya pengelolaan lingkungan dilaksanakan sesuai daftar simak. 2.2 Upaya pengelolaan lingkungan

dijamin pelaksanaanya sesuai daftar simak.

3. Upaya pemantauan lingkungan proyek

3.1 Upaya pemantauan lingkungan dilaksanakan sesuai daftar simak. 3.2 Upaya pemantauan lingkungan

dijamin dilaksanakan sesuai daftar simak.

4. Melakukan audit lingkungan proyek

4.1 Hasil pelaksanaan UKL (Upaya Kelola Lingkungan) & UPL (Upaya Pemantauan Lingkungan) dimonitor dan dievaluasi untuk tujuan konsisten terhadap pelaksanaan proyek dan amdal.

4.2 Audit lingkungan dilakukan secara berkala sepanjang waktu proyek

Sewaktu menulis dan menguraikan isi modul secara detail betul-betul konsisten mengacu tuntutan elemen kompetensi dan masing-masing KUK (Kriteria Unjuk kerja) yang sudah dianalisis indikator kinerja / keberhasilan (IUK)

Berangkat dari IUK (Indikator Unjuk kerja/keberhasilan) yang pada dasarnya sebagai tolok ukur alat penilaian, diharapkan uraian detail setiap modul pelatihan berbasis kompetensi betul-betul menguraikan pengetahuan keterampilan dan sikap kerja yang mendukung terwujudnya IUK sehingga, dapat dipergunakan untuk melatih tenaga kerja yang hasilnya jelas, lugas dan terukur.

(16)

1.3. BATASAN / RENTANG VARIABEL

Adapun batasan atau rentang variable untuk unit kompetensi ini adalah :

1. Kompetensi ini diterapkan dalam kaitannya dengan pelaksanaan konstruksi berbasis Lingkungan

2. Peraturan perundang undangan terkait lingkungan tersedia secara lengkap 3. Ketentuan dan peraturan daerah setempat yang berkaitan dengan

pelaksanaan pekerjaan dapat dikumpulkan

4. Dokumen tertulis tentang metode kerja pelaksanaan konstruksi tersedia secara lengkap

1.4. PANDUAN PENILAIAN

Untuk membantu menginterpresentasikan dan menilai unit kompetensi dengan mengkhususkan petunjuk nyata yang perlu dikumpulkan untuk memperagakan kompetensi sesuai tingkat kecakapan yang digambarkan dalam sikap kriteria unjuk kerja yang meliputi :

- Pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan untuk seseorang dinyatakan kompeten pada tingkatan tertetu.

- Ruang lingkup pengujian menyatakan dimana, bagaimana dan dengan metode apa pengujian seharusnya dilakukan.

- Aspek penting dari pengujian menjelaskan hal-hal pokok dari pengujian dan kunci pokok yang perlu dilihat pada waktu pengujian.

1.4.1. Kualifikasi Penilaian

a. Penilaian harus kompeten paling tidak tentang unit-unit kompetensi sebagai assesor (penilai) antara lain :

 Merencanakan penilaian, termasuk mengembangkan MUK (Materi Uji Kompetensi)

 Melaksankan penilaian dan  Mereview Penilaian.

b. Penilaian juga harus kompeten tentang teknis substansi dari unit-unit yang akan didemonstrasi dan bila ada syarat-syarat industri perusahaannya lainnya muncul bias disyartkan untuk :

 Mengetahui praktek-praktek / kebiasaan industri / perusahaan yang ada sekarang dalam pekerjaan atau peranan yang kinerjanya sedang dinilai.

(17)

MODUL CMB-02

Sistem Manajemen Lingkungan Proyek (Environmental Management Project)

BAB I

Pendahuluan

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I - 6  Memperaktekkan kecakapan inter-personal seperlunya yang

diperukan dalam proses penilaian.

c. Rincian Opsi-opsi untuk menggunakan penilai yang memenuhi syarat dalam berbagai konteks tempat kerja dan institusi. Opsi-opsi tersebut termasuk :

 Penilai di tempat kerja yang kompeten substansi yang relevan dan dituntut memiliki pengetahuan tentang praktek-praktek / kebiasaan industri / perusahaan yang ada sekarang

 Suatu panel penilai yang didalmnya termasuk paling sedikit satu orang yang kompeten dalam kompetensi subtansial yang relevan  Pengawas tempat kerja dengan kompetensi dan pengalaman

subtansial yang relevan yang disarankan oleh penilai eksternal yang kompeten menurut standar penilai

Ikhtisar (gambaran umum) tentang proses untuk mengembangkan sumber daya penilaian berdasar pada Standar Kompetensi Kerja (SKK) perlu dipertimbangkan untuk memasukan sebuah flowchart padapross tersebut Sumber daya penilaian harus divalidasi untuk menjamin bahwa penilaian dapat mengumpulkan informasi yang cukup valid dan terpercaya untuk membuat keputusan penilaian berdasar standar kompetensi.

Adapun acuan untuk melakukan penilaian yang tertuang dalam SKKNI adalah sebagai berikut :

1.4.2. Pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku untuk mendemonstrasikan kompetensi

terdiri dari :

1. Perjanjian kerja yang tertuang dalam dokumen kontrak beserta lampirannya.

2. Metode kerja pelaksanaan konstruksi. 3. Prosedur dan penerapan RKL & UKL.

1.4.3. Konteks Penilaian

1. Penilaian harus mencakup melakukan peragaan memperagakan dan mempraktekkan dalam pekerjaan sebenarnya

(18)

2. Unit ini dapat dinilai di dalam maupun di luar tempat kerja yang menyangkut pengetahuan teori

3. Unit ini harus didukung oleh serangkaian metode untuk menilai pengetahuan dan ketrampilan yang ditetapkan dalam Materi Uji Kompetensi (MUK)

1.4.4. Aspek Penting Penilaian

1. Ketelitian dan kecermatan dalam memahami apa yang tersurat dan tersirat didalam dokumen kontrak khususnya yang menyangkut AMDAL. 2. Kecermatan dan ketelitian dalam memahami metode kerja pelaksanaan

konstruksi dalam penerapan RKL & UKL.

1.5. SUMBER DAYA PEMBELAJARAN

Sumber daya pembelajaran di kelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu : a. Sumber daya pembelajaran teori :

- OHT dan OHP (Over Head Projector) atau LCD dan Lap top. - Ruang kelas lengkap dengan fasilitasnya.

- Materi pembelajaran. - Fasilitator.

b. Sumber daya pembelajaran praktek :

- PC/ Lap top bagi yang familiar dengan komputer atau kalkulator bagi yang tidak familiar dengan computer.

- Alat tulis, kertas dan lain-lain yang diperlukan untuk membantu peserta pelatihan dalam menghitung dan merencanakan manajemen konstruksi bangunan gedung.

c. Sumber daya manusia/kualifikasi Pengajar/Instruktur : seperti yang dijelaskan pada Panduan Pembelajaran halaman viii.

- Kualifikasi Instruktur harus mampu mengajar, dibuktikan dengan serfitikat TOT (Training of Trainer) atau sertifikat keahlian atau sejenisnya.

(19)

MODUL CMB-02

Sistem Manajemen Lingkungan Proyek (Environmental Management Project)

BAB II Identifikasi Dampak Pelaksanaan Proyek Terhadap Lingkungan Proyek

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) II - 1

BAB II

IDENTIFIKASI DAMPAK PELAKSANAAN PROYEK

TERHADAP LINGKUNGAN PROYEK

2.1 UMUM

Identifikasi Dampak pelaksanaan proyek terhadap kegiatan konstruksi fisik yang diperkirakan menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan hidup, memerlukah data dan informasi mengenai berbagai komponen kegiatan proyek yang berpotensi menimbulkan dampak penting serta komponen lingkungan disekitar lokasi kegiatan yang berpotensi terkena dampak akibat kegiatan.

Penelaahan terhadap kedua hal tersebut menjadi sangat penting karena ketepatan dan ketelitian Analisis Dampak Lingkungan sepenuhnya tergantung dari kelengkapan dan kedalaman data dan informasi yang diperoleh.

Dengan melakukan analisis dampak lingkungan dapat diperkirakan dan dievaluasi jenis, besaran atau intensitas serta tingkat pentingnya dampak yang terjadi.

Intensitas dampak dapat diperkirakan atau dihitung besarnya denan memakai berbagai metode yang sesuai untuk komponen lingkungan tertentu, seperti metode statistik, matematik, metode survey, experimental, analogi ataupun professional judgement. Sedangkan tingkat pentingnya dampak dapat mengacu pada Pedoman Penentuan Dampak Penting yang ditetapkan oleh Kepala Bapendal No. 056 Tahun 1994, dimana tingkat pentingnya dampak ditentukan oleh faktor-faktor:

a. Jumlah penduduk yang akan terkena dampak. b. Luas wilayah sebaran dampak.

c. Lamanya dampak berlangsung. d. Intensitas dampak.

e. Banyaknya komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak. f. Sifat kumulatif dampak.

g. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.

Informasi tentang intensitas atau bobot dampak tersebut diatas secara sistematis tertuang dalam dokumen AMDAL, dan menjadi acuan dalam perumusan upaya penanganan dampak yang timbul, yang dituangkan dalam dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).

(20)

Dokumen RKL dan RPL ini harus dapat dijabarkan dalam gambar-gambar kerja dan syarat-syarat pelaksanaan, serta acuan dalam melaksanakan pekerjaan:

Selanjutnya dokumen RKL dan RPL ini dipakai pula sebagai dasar untuk pelaksanaan pengelolaan lingkungan (KL) dan pelaksanaan pemantauan lingkungan (PL), selama masa pra konstruksi, konstruksi maupun pada pasca konstruksi.

2.2. EVALUASI DAN TINJAUAN RKL (RENCANA KELOLA LINGKUNGAN) & RPL (RENCANAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN)

Penjabaran RKL dan RPL pada Tahap Perencanaan Teknis.

Perencanaan teknis dimaksudkan untuk menyiapkan gambar-gambar teknis, syarat dan spesifikasi teknis kegiatan, sehingga dapat menggambarkan produk yang akan dihasilkan, didasarkan atas kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam studi kelayakan. Untuk mewujudkan suatu perencanaan teknis yang berwawasan lingkungan, maka perumusan RKL dan RPL harus dijabarkan dalam gambar-gambar teknis dan spesifikasi teknis tersebut, serta perlu dituangkan dalam dokumen kontrak, sehingga mengikat pelaksana proyek.

Evaluasi dan Tinjauan Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan hanya dilakukan pada macam kegiatan yang menimbulkan dampak/lebih penting/sangat penting terhadap komponen lingkungan.

Prakiraan Dampak, maka macam kegiatan yang akan menimbulkan dampak pada komponen lingkungan adalah mencakup 3 tahap, yaitu tahap Pra Konstruksi, Tahap Konstruksi dan Pasca Konstruksi ( tahap operasional ).

1) Tahap pra konstruksi

a. Perijinan (legalitas usaha)

b. Pembebasan tanah (pemindahan hak)

c. Studi kelayakan (sejauh mana kelayakan usaha yang akan didirikan dan pendekatan ke masyarakat untuk mengetahui persepsinya terhadap proyek yang akan dibangun)

d. Pematangan lahan.

e. Dampak yang akan timbul segi sosial ekonomi dan budaya (contoh tanah pertanian jadi gedung hotel/kantor

2) Tahap pelaksanaan konstruksi

(21)

MODUL CMB-02

Sistem Manajemen Lingkungan Proyek (Environmental Management Project)

BAB II Identifikasi Dampak Pelaksanaan Proyek Terhadap Lingkungan Proyek

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) II - 3

b. Pembangunan pagar pengaman dan jalan masuk proyek c. Pembangunanan kantor proyek

d. Fasilitas dan utilitas pendukung proyek

e. Sistim penerimaan tenaga kerja (berapa jumlah tenaga kerja) f. Sistim pengadaan dan penyimpanan material

g. Sistim operasi peralatan dan alat pendukung h. Sistim penggunaan alat perancah/alat pengaman i. Sistem trafik lalu lintas disekitar proyek

j. Berapa lamanya proyek

Pembangunan Bangunan Utama proyek (dilihat karakteristiknya)

a. Sistim Penggalian tanah & Urugan b. Sistim Dewatering

c. Sistim pelaksanaan Pondasi dan dinding bawah tanah d. Sistim pelaksanaan struktur atas

e. Sistim pelaksanaan finishing & penggunaan material f. Sistim pelaksanaan instalasi listrik standar

g. Sistim pelaksanaan instalasi listrik non standar

h. Sistim pelaksanaan instalasi plumbing untuk air kotor,bersih dan panas i. Sistim iluminasi/pencahayan luar dan dalam

j. Sistim ventilasi (alami atau mekanikal)

k. Sistim pelaksanaan dan pengolahan air limbah l. Syistem transportasi dalam bangunan

m. Sistim tata suara

n. Sistim pentanahan dan penangkal petir o. Sistim pewarnaan proyek

p. Sistim sirkulasi ruang dalam dan luar q. Sistim pertanaman

r. Sistim irrigasi

s. Sistim operasi seluruh peralatan

t. Sistim pemadam kebakaran dalam dan luar u. Sistim evakuasi keadaan darurat.

v. Lama Pelaksanaan pembangunan proyek diantara (0.6 – 2 tahun)

Percobaan bangunan sebelum operasi (3 – 6 bulan)

a. Testing Commisioning b. Training operasional

(22)

 Fisika kimia, biologi dan

 Sosial ekonomi budaya (Penggunaan listrik genset, penggunaan

motor2

 Bersuara, penggunaan pompa2 penghisap air tanah, kendaraan dan

lalu lintas dll).

Contoh Jenis dampak dari :

a. Fisika Kimia

Kualitas udara (kebisingan)

Dengan meningkatnya kebisingan yang dapat melampaui baku mutu di wilayah studi yang diakibatkan oleh kegiatan proyek, hal ini dampak yang ditimbulkan akan berlangsung selama pengerjaan proyek dan luasannya akan mencapai radius tertentu sesuai studi & dan hasil evaluasi.

b. Hidrologi (Kualitas Air)

Kegiatan proyek akan berdampak pada perubahan kualitas dan kuantitas air dilingkungan/disekitar proyek

c. Hayati

Dampak yang timbul akibat menurunya kualitas dan kuantitas air atau meningkatnya konsentrasi beberapa parameter tertentu yang terlarut dalam air dapat berakibat buruk bagi kehidupan organisme fito plankton dan biota air lainnya.

d. Sosial & Budaya

Dampak sosial yang akan dihadapi proyek adalah penyerapan tenaga kerja dan penyesuaian kualifikasi yang ada disekitar proyek menjadi pertimbangan penting. Dampak yang akan timbul terhadap kultur masyarakat sekitar.

e. Sumberdaya Proyek

Timbulnya dampak terhadap pengelolaan material, alat dan tenaga kerja proyek

3) Tahap pasca konstruksi

Evaluasi pasca proyek ditujukan : untuk menilai dan pengupayakan peningkatan daya guna dan hasil guna dari prasarana yang telah dibangun dan dioperasikan. Evaluasi pengelolaan dan pemantauan lingkungan

dimaksudkan untuk memantapkan SOP (standard operation procedure)

dengan mengacu pada pengalaman yang didapat dilapangan selama kegiatan proyek berlangsung.

(23)

MODUL CMB-02

Sistem Manajemen Lingkungan Proyek (Environmental Management Project)

BAB II Identifikasi Dampak Pelaksanaan Proyek Terhadap Lingkungan Proyek

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) II - 5

Bangunan beroperasi

a. Dampak Peralihan proyek ke operasi usaha b. Dampak operasional

c. Dampak yang akan timbul diperkirakan komponen : 1. Fisika kimia, biologi dan,

2. Sosial ekonomi budaya (Penggunaan listrik genset, penggunaan motor2.

3. Bersuara, penggunaan pompa2 penghisap air tanah, kendaraan dan lalu lintas di dalam/luar/disekitar bangunan.

2.3. DAFTAR SIMAK BERDASARKAN HASIL EVALUASI DAN PENINJAUAN ULANG Dibuatkan daftar simak atau checklist terhadap yang akan berdampak pada pelaksanaan proyek (Lampiran 2.1)

Yaitu suatu alat yang terstruktur, pada umumnya memiliki item khusus digunakan untuk memverifikasi bahwa satu bahasan diperlukan langkah-langkah yang telah dilakukan, mungkin sederhana atau kompleks. Pada umumnya diutarakan sangat mendesak atau seperti mengintrogasi ... ( sudahkah anda melakukan ini?)

Daftar simak yang khusus harus dikembangkan untuk manajemen lingkungan dengan memperhatikan :

 Berdasarkan Undang undang/peraturan seperti :

Kebijakn-kebijakan pemerintah di bidang lingkungan hidup tersebut diatas, selanjutnya dijabarkan dalam berbagai peraturan perundangan seperti:

1. Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup,

2. Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan. 3. Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1986 yang kemudian disempumakan

dengan PP No. 51 Tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

4. Berbagai Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup/Kepala Bappedal tentang Pedoman Umum Pelaksanaan AMDAL, sebagai penjabaran dari PP No. 51 Tahun 1993.

5. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 30 Tahun 2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Audit Lingkungan Hidup yang diwajibkan.

6. Berbagai Keputusan Menteri-Menterj Sektoral tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan AMDAL untuk masing-masing. sektor sebagai penjabaran

(24)

dari Pedoman Umum Pelaksanaan AMDAL dari Menteri Negara Lingkungan Hidup.

7. SNI 19 -14001 - 2005 Persyaratan dan Panduan Penggunaan Sistem Manajemen Lingkungan.

8. SNI 19 - 14004 – 2005 Panduan Umum tentang Prinsip, sistem dan teknik pendukung Sistem Manajemen Lingkungan.

9. ISO 14000 Sistem Manajemen Lingkungan.

Selain itu berbagai peraturan perundangan yang diterbitkan akhir-akhir ini juga banyak yang mengacu pada permasalahan Lingkungan Hidup seperti Undang-Undang Penataan Ruang, Undang-Undang-Undang-Undang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistemnya, Peraturan Pemerintah tentang Pengelolaan Kawasan Lindung dan sebagainya. Dalam pekerjaan "Konstruksi akan terdapat banyak komponen kegiatan yang daoat menimbulkan dampak penting terhadap Lingkungan Hidup, sehingga untuk mengantisipasi hal tersebut diatas, maka sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam peraturan perundangan yang berlaku, kegiatan tersebut di atas wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang pelaksanaannya mengacu pada berbagai pedoman dan petunjuk teknis AMDAL yang relevan (lihat Lampiran 2.2), dengan memperhatikan sasaran dan ciri-ciri atau karakteristik kegiatan proyek yang bersangkutan.

1. Berdasarkan dokumen kontrak. 2. Berdasarkan standard dan prosedur. 3. Berdasarkan kondisi lingkungan.

(25)

MODUL CMB-02

Sistem Manajemen Lingkungan Proyek (Environmental Management Project)

BAB II Identifikasi Dampak Pelaksanaan Proyek Terhadap Lingkungan Proyek

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) II - 7

RANGKUMAN

Identifikasi Dampak Pelaksanaan Proyek Terhadap Lingkungan Proyek

Melakukan identifikasi dampak pelaksanaan proyek konstruksi fisik yang diperkirakan akan menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan hidup disekitarnya, sehinggga diperlukan data atau informasi mengenai berbagai kemungkinan komponen kegiatan proyek konstruksi berpotensi menimbulkan dampak penting lingkungan disekitar lokasi kegiatan.

Informasi tersebut secara sistematis tertuang pada dokumen AMDAL, dan menjadi acuan dalam perumusan upaya penanganan dampak yang timbul yang tertuang dalam dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). Dokumen RKL dan RPL menjadi acuan didalam menyusun Upaya pengelolaan Lingkungan (UKL) dan pemantauan lingkungan (UPL) yang akan digunakan sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan.

Prakiraan dampak ditinjau pada komponen lingkungan pada tahapan konstruksi yaitu : 1) Tahap pra konstruksi,

2) Tahap pelaksanaan konstruksi 3) Tahap pasca konstruksi

Prakiraan dampak dibuatkan cheklist/daftar simak dengan memperhatikan

Undang-undang/peraturan, standar, Keputusan Menteri, karakteristik kegiatan proyek seperti dokumen kontrak, kondisi lingkungan dan SOP.

Jenis pelaporan dampak dari pelaksanaan proyek terdiri dari : a. Pendahuluan.

b. Identifikasi Pengguna jasa dan penyedia jasa utama. c. Uraian produk yang menggambarkan system utama.

d. Karakteristik dari pengaruh terhadap lingkungan proyek (langsung dan tidak langsung).

e. Lingkungan sekitar proyek f. Penilaian Lingkungan.

g. Analisis dampak dari pelaksanaan proyek.

h. Identifikasi dan penilaian dampak terhadap lingkungan.

i. Uraian penanganan peringanan terhadap dampak negative dan j. memaksimalkan tindakan dampak positif.

k. Monitoring program untuk menjamin konservasi lingkungan ( mungkin secara formal atau non formal, sangat terinci atau secara luas tercakup, sesuai persyaratan proyek dan standar dan peraturan.)

(26)

LAMPIRAN 2.1

CONTOH DAFTAR SIMAK YANG DAPAT DIKEMBANGKAN

Lingkungan Kegiatan :

    

A. PRA KONSTRUKSI BANGUNAN HOTEL

1. Perubahan tanah 2. Studi Kelayakan 3. Pendapatan

masyarakat 4. Perijinan

B. KONSTRUKSI BANGUNAN HOTEL

1. Pemasangan pondasi/ pancang

2. Penggalian tanah untuk kolam renang 3. Pengangkutan

material

4. Rekruitmen tenaga kerja untuk pembang-unan gedung

5. Pembangunan gedung/ sarana dan Prasarana

C. PASCA KONSTRUKSI (OPERASI HOTEL) 1. Rekruitmen tenaga kerja 2. Training tenaga kerja 3. Kegiatan restoran 4. Pencucian fasilitas hotel 5. Aktivitas tamu

6. Transportasi 7. Pemanfaatan energi

(27)

MODUL CMB-02

Sistem Manajemen Lingkungan Proyek (Environmental Management Project)

BAB II Identifikasi Dampak Pelaksanaan Proyek Terhadap Lingkungan Proyek

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) II - 9

LAMPIRAN 2.2

PROSES PENYUSUNAN AMDAL

DIAGRAM ALIR JENIS DOKUMEN

Informasi Proyek Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)

 Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RKL dan RPL)

 Gambar Kerja dan sayarat-syarat pelaksanaan yang mencakup rencana pengelolaan dan

pemantauan lingkungan yang dituangkan dalam dokumen kontrak.

 Standar operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana pengelolaan lingkungan.

 Tata cara penilaian hasil pelaksanaan RKL dan RPL.

 Dokumen RKL dan RPL yang telah dimantapkan  Dokumen pelaksanaan pemantauan lingkungan. Komponen Kegiatan yang berpotensi menimbulkan Komponen Kegiatan yang berpotensi terkena dampak

Prakiraan dan evaluasi dampak

Rumusan penanganan dampak

Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan (KL) dan Pemantauan Lingkungan

Penilaian hasil pemantauan Perbaikan

RKL & RPL

Memadai

Lanjutkan KL dan PL sampai dampak negatif sekecil mungkin dan manfaat

(28)

ELEMEN KOMPETENSI & KRITERIA

UNJUK KERJA (KUK) LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI

Mengidentifikasi dampak

pelaksanaan proyek terhadap Lingkungan proyek

1 RKL (Rencana Kelola

Lingkungan) & RPL

(Rencana Pemantauan

Lingkungan) dievaluasi

dan ditinjau ulang

konsistensinya terhadap

pelaksanaan proyek.

1. Apa yang dimaksud AMDAL?

2. Terdiri dari dokumen apa saja AMDAL itu?

3. Apa guna AMDAL?

4. Siapa yang menyiapkan Dokumen

AMDAL?

5. Pada tahap apa prakiraan dampak dari pelaksanaan proyek konstruksi?

6. Sebutkan klasifikasi jenis dampaknya.

2 Daftar simak dibuat

berdasarkan hasil

evaluasi dan peninjauan ulang untuk memudahkan pelaksanaan.

1. Apa yang dimaksud dengan daftar simak?

2. Apa yang harus diperhatikan didalam membuat daftar simak?

3. Siapa yang bertugas membuat daftar simak?

4. Kalau ditemukan adanya ketidak

padanan dalam menilai hasil pemantauan apa yang diperbuat?

(29)

MODUL CMB-02

Sistem Manajemen Lingkungan Proyek (Environmental Management Project)

BAB III

Pengelolaan Lingkungan Proyek

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 1

BAB III

PENGELOLAAN LINGKUNGAN PROYEK

3.1. UMUM

RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan) adalah dokumen yang mengandung upaya penanganan dampak penting terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan oleh rencana kegiatan.

Prinsip Pengelolaan Lingkungan.

Pengelolaan lingkungan adalah upaya terpadu dalam melakukan permanfaatan,

penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian dan pengembangan

lingkungan hidup, sehingga pelestarian potensi sumber daya alam dapat tetap dipertahankan, dan pencemaran atau kerusakan lingkungan dapat dicegah.

Perwujudan dari usaha tersebut antara lain dengan menerapkan teknologi.yang tepat dan sesuai dengan kondisi lingkungan.

Untuk itu berbagai prinsip yang dipakai untuk pengelolaan lingkungan antara lain : a. Preventif (pencegahan), didasarkan atas prinsip untuk mencegah timbulnya

dampak yang tidak diinginkan,, dengan mengenali secara dini kemungkinan timbulnya dampak inegatif, sehingga rencana pencegahan dapat disiapkan sebelumnya. Beberapa cbntoh dalam penerapan prinsip ini adalah melaksanakan AMDAL secara baik dan benar, pernanfaatan sumber daya alam dengan efisien sesuai pbtensinya, serta mengacu pada tata ruang yang telah ditetapkan.

b. Kuratif (penanggulangan), didasarkan atas prinsip menanggulangi dampak yang terjadi atau yang diperkirakan akan terjadi, namun karena keterbatasan teknologi, hal tesebut tidak dapat dihindari. Hal ini dilakukan dengan pemantauan terhadap komponen lingkungan yang terkena dampak seperti kualitas udara, kualitas air dan sebagainya. Apabila hasil pemantauan lingkungan mendeteksi adanya perubahan atau pencemaran lingkungan, maka perlu ditelusuri penyebab/sumber dampaknya, dikaji pengaruhnya, serta diupayakan menurunnya kadar pencemaran yang timbul.

c. Insentif (kompensasi), didasarkan atas prinsip dengan mempertemukan kepentingan 2 pihak yang terkait, disatu pihak pemrakarsa/pengelola kegiatan yang mendapat manfaat dari proyek tersebut harus memperhatikan pihak lain yang terkena dampak, sehingga tidak merasa dirugikan.

(30)

Perangkat insentif ini dapat juga berupa pengaturan oleh pemerintah seperti peningkatan pajak atas buangan limbah, iuran pemakaian air, proses perizinan dan sebagainya.

3.2. PENGELOLAAN LINGKUNGAN SESUAI DAFTAR SIMAK

Tujuan pengelolaan lingkungan yang hendak dicapai adalah :

a. Mengembangkan dampak positif kegiatan proyek terhadap lingkungan dan sebaliknya yaitu mengembangkan dampak lingkungan terhadap kegiatan proyek.

b. Menekan dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan proyek terhadap lingkungan dan dampak negatif lingkungan terhadap kegiatan proyek.

c. Meningkatkan daya guna faktor faktor lingkungan.

d. Meningkatkan kualitas fungsi lingkungan dan daya dukung lingkungan.

Kegunaan pengelolaan lingkungan

Salah satu kegunaan pengelolaan lingkungan adalah untuk mewujudkan usaha pengembangan dampak positif dan menekan dampak negatif.

Ditinjau dari kegiatan lain yang terkait, kegunaan pengelolaan ini adalah untuk menghindarkan dampak negatif yang timbul, kerja sama dalam pengelolaan lingkungan dan keterikatan dalam menyelesaikan masalah yang mungkin timbul. Di lain pihak ditinjau secara macro yaitu kepentingan nasional, pengeloaan lingkungan ini merupakan suatu dukungan untuk menciptakan pemangunan yang berkelanjutan dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur.

Lokasi pengelolaan lingkungan

Lokasi pengelolaan terbatas pada tapak proyek dan secara administrative terletak di….., kecamatan…. Kabupaten…. Dengan batas-batas persil seperti sebelah Utara…., Selatan…., Timur…., Barat…..

Pendekatan pengelolaan lingkungan

Pengelolaan dampak, baik positif dan negative dapat dilakukan dengan 3 pendekatan yaitu pendekatan teknologi, pendekatan ekonomi, dan pendekatan institusional. Seperti uraian berikut ini :

a. Pendekatan Teknologi.

Dalam pengelolaan lingkungan terutama untuk : pengelolaan air bersih, pengelolaan limbah (sumber cair), Pengelolaan limbah padat, pengelolaan

(31)

MODUL CMB-02

Sistem Manajemen Lingkungan Proyek (Environmental Management Project)

BAB III

Pengelolaan Lingkungan Proyek

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 3

kebisingan, pengelolaan pencegahan kebakaran, pengelolaan daur ulang material proyek, dan pengelolaan sosial ekonomi dan budaya.

b. Pendekatan Ekonomi.

Pendekatan ekonomi pada hakekatnya adalah penerapan system terpadu dari pendekatan teknologi dan institusional sehingga secara ekonomi layak untuk dilaksanakan. Dalam hal ini juga mempertimbangkan kebijakan ekonomi untuk mempermudah terselenggaranya pengelolaan lingkungan, baik ditujukan kepada kepentingan perusahaan, pemerintah maupun masyarakat. Secara umum pendekatan ekonomi yang dapat diterapkan antara lain adalah :

1. Memberikan kemudahan dan keringanan dalam proses pengadaan peralatan untuk pengelolaan lingkungan.

2. Selalu merencanakan/menentukan anggaran biaya pengelolaan lingkungan tiap periode sehingga dapat di cek perkembangan biaya pengelolaan lingkungan, baik untuk pemeliharaan alat maupun pengelolaan lingkungan. 3. Kemudaha perbankan untuk memperoleh kredit jika diperlukan.

4. Kerugian biaya dan prosedur yang mudah dalam pengelolaan limbah.

5. Pemberian ganti rugi atau kompensasi yang wajar terhadap masyarat yang terkena dampak.

6. Pemberdayaan masyarakat dalam proses pelaksanaan kegiatan dan penggunaan tenaga kerja.

7. Dalam hal penyediaan bahan baku untuk makanan sepanjang memenuhi syarat kesehatan diusahakan dari daerah setempat.

8. Diprioritaskan menggunakan tenaga kerja lokal sesuai kebutuhan. 9. Efisien dalam menggunakan material dan alat kegiatan proyek.

c. Pendekatan Institusional /Kelembagaan.

Pendekatan institusional adalah pengelolaan lingkungan dengan

mengembangkan kerja sama antara pemrakarsa dengan lembaga atau organisasi industri lain yang terkait.

Pendekatan institusional atau kerjasama yang dapat dilakukan antra lain adalah: 1. Dalam hal pengadaan air bersih Dapat bekerjasama dengan PDAM dan

dinas kesehatan.

2. Untuk pengelolaan limbah dapat bekerjasama dengan laboratorium kesehatan, baik BPPI maupun BPOM

3. Untuk pemantauan sumur dapat bekerjasama dengan dinas pertambangan 4. Untuk mengelola dalam kesehatan dapat bekerjasa dengan dinas

(32)

5. Dalam hal pengelolaan limbah padat dapat bekerjasama dengan dinas kebersihan.

6. Dalam pengelolaan aspek Sossekbud dapat bekerjasama dengan BKLH, Depdikbud, Depnaker, Pemda setempat dll.

d. Pendekatan Sosial & Budaya

Dampak sosial yang akan dihadapi proyek adalah penyerapan tenaga kerja dan penyesuaian kualifikasi yang ada disekitar proyek menjadi pertimbangan penting. Dampak yang akan timbul terhadap kultur masyarakat sekitar.

Rencana Pengelolaan Lingkungan

Rencana lingkungan ini membahas tentang pengelolaan terhadap komponen komponen lingkungan yang terkena dampak baik yaitu berupa dampak positif maupun dampak negatif, yang timbul karena adanya rencana kegiatan proyek baik diwilayah tapak proyek maupun disekitar proyek. Komponen lingkungan yang akan dibahas meliputi aspek fisika, kimia, biologi dan sosial ekonomi yang masing masing mencakup sumber dampak, bobot dan tolok ukur dampak.

Pada tahap pra konstruksi

Kegiatan pra konstruksi dalam hal ini pengadaan tanah dan pemindahan penduduk harus didukung dengan data yang lengkap dan akurat tentang lokasi, luas, jenis peruntukan serta kondisi penduduk yang memiliki atau menempati tanah yang dibebaskan tersebut.

Ketentuan-ketentuan yang rinci tentang masalah pembebasan tanah dalam RKL harus dapat digunakan dan dimanfaatkan sebagai acuan dalam pelaksanaan pembebasan tanah dan pembebasan tanah tersebut.

Pada tahap konstruksi.

Kegiatan pada tahap ini merupakan pelaksanaan fisik konstruksi sesuai dengan gambar dan syarat-syarat teknis yang telah dirumuskan dalam kegiatan perencanaan teknis.

Kegiatan pengelolaan lingkungan yang tercakup pada tahap ini meliputi penerapan:

 Metode: konstruksi, spesifikasi serta persyaratan kualitas dan kuantitas pekerjaan yang terkait dengan penanganan dampak penting.

(33)

MODUL CMB-02

Sistem Manajemen Lingkungan Proyek (Environmental Management Project)

BAB III

Pengelolaan Lingkungan Proyek

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 5

 Tata cara penilaian hasil pelaksanaan pengelolaan lingkungan dan tindak lanjutnya.

Sedangkan tahap Pasca Konstruksi tidak masuk dalam tugas CM.

3.3. JAMINAN PELAKSANAAN DALAM UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN SESUAI DAFTAR SIMAK

Mekanisme pengelolaan dan Upaya Pemantauan Lingkungan.

a. Pada prinsipnya pengelolaan lingkungan tersebut menjadi tugas dan tanggung jawab pemrakarsa/pengelola kegiatan, dilaksanakan selama pelaksanaan dampak negatif, maupun pengembangan dampak positif.

b. Kegiatan pengelolan lingkungan terkait dengan berbagai instansi, dan masyarakat setempatj sehingga perlu dijabarkan keterkaitan antar instansi dalam melaksanakan pengelolaan lingkungan tersebut. Penentuan instansi terkait, disesuaikan dengan fungsi, wewenang dan bidang:tugas serta tanggung jawab instansi tersebut.

c. Mengingat bahwa pengelolaan lingkungan harus dilakukan selama proyek berlangsung, maka perlu ditetapkan unit kerja yang bertanggunga jawab melaksanakan pengelolaan lingkungan, serta tata cara kerjanya. Unit kerja tersebut dapat berupa pembentukan unit baru atau pengembangan dari unit kerja yang sudah ada. Pemrakarsa/pengelola kegiatan harus mengambil inisiatif dalam melakukan pengelolaan lingkungan, sedangkan instansi terkait diarahkan untuk menyempurnakan dan memantapkannya.

d. Pembiayaan merupakan faktor yang penting atas terlaksananya pengelolaan lingkungan, untuk itu sumber dan besatnya biaya harus dijabarkan dalam RKL. Pada prinsipnya pemrakarsa/pengelola kegiatan harus bertanggung jawab atas penyediaan dana untuk pengelolaan lingkungan yang diperlukan.

(34)

Lampiran 3.1

Struktur Organisasi Proyek

(Terkait dengan Pengelolaan Lingkungan)

Manajer Proyek

Bag. Produksi Bag. Umum

Seksi. Pengelolaan Lingkungan

Kesehatan K 3 Penanganan Sos.ek.bud Teknis Penanganan Limbah Keamanan Bag. Teknik

(35)

MODUL CMB-02

Sistem Manajemen Lingkungan Proyek (Environmental Management Project)

BAB III

Pengelolaan Lingkungan Proyek

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 7

RANGKUMAN

Pengelolaan lingkungan khususnya dari dampak pelaksanaan proyek di laksanakan dengan jaminan bahwa pelaksanaan sesuai dengan yang ada pada daftar simak.

Prinsip yang dipakai untuk pengelolaan lingkungan antara lain : a. Melakukan Preventif (pencegahan).

b. Melakukan Kuratif (penanggulangan). c. Memberikan Insentif ( kompensasi).

Mengembangkan tujuan pengelolaan lingkungan yang akan dicapai antara lain : a. Mengembangkan dampak positif.

b. Menekan dampak negatif .

c. Meningkatkan daya guna faktor faktor lingkungan.

d. Meningkatkan kualitas fungsi lingkungan dan daya dukung lingkungan.

Pengelolaan dampak, baik positif maupun negatif dapat dilakukan dengan 4 pendekatan antara lain :

a. Pendekatan teknologi, b. Pendekatan ekonomi,

c. Pendekatan institusional/kelembagaan. d. Pendekatan sosial & budaya.

Pengelolaan komponen lingkungan pada 3 (tiga) tahapan konstruksi yaitu : a. Pada Tahap Pra konstruksi.

b. Pada Tahap Pelaksanaan konstruksi. c. Pada Tahap Pasca konstruksi.

Deskripsi kerja pengelola lingkungan antara lain mencakup tugas sebagai berikut : a. Menyusun program kerja pengelolaan lingkungan jangka panjang dan pendek. b. Mengadakan evaluasi kerja pengelolaan lingkungan secara periodik

c. Membuat laporan kerja pengelolaan lingkungan secara periodik.

d. Melakukan dan menganalisis kegiatan pengelolaan limbah padat, cair dan gas serta sosial ekonomi budaya.

e. Melakukan montoring dan evaluasi kualitas air bersih, baik untuk makan, minum, mandi dan kebutuhan lainnya.

Mekanisme dalam upaya pengelolaan dan upaya pemantauan harus sesuai dengan yang terdapat pada daftar simak.

(36)

ELEMEN KOMPETENSI & KRITERIA

UNJUK KERJA (KUK) LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI 2. Upaya pengelolaan

lingkungan proyek

1 Upaya pengelolaan

lingkungan dilaksanakan sesuai daftar simak.

1. Apa prinsip yang dipakai didalam

pengelolaan lingkungan?

2. Apa tujuan pengelolaan lingkungan?

3. Ada berapa pendekatan didalam

mengelolan dampak?

4. Tahapan apa saja didalam pelaksanaan proyek konstruksi akan berdampak pada lingkungan?

2 Upaya pengelolaan

lingkungan dijamin

pelaksanaanya sesuai

daftar simak.

1. Bagaimana mengupayakan pengelolaan lingkungan dilaksanakan sesuai dengan daftar simak?

2. Siapa yang menjamin bahwa upaya pengelolaan lingkungan akan dilaksanakan sesuai dengan daftar simak?

(37)

MODUL CMB-02

Sistem Manajemen Lingkungan Proyek (Environmental Management Project)

BAB IV

Pemantauan Lingkungan Proyek

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) IV - 1

BAB IV

PEMANTAUAN LINGKUNGAN PROYEK

4.1. UMUM

Sebagai tindak lanjut untuk mewujudkan lingkungan hidup yang sehat, serasi dan berfungsi sebagai daya dukung penghidupan, maka setelah dilakukan analisis dampak lingkungan dan penyusunan dokumen RKL, maka di lengkapi dengan dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).

Ruang lingkup kegiatan pemantauan lingkungan meliputi aspek fisika kimia, biologi, ekonomi dan budaya.

Pada aspek fisika kimia antara lain pemantauan terhadap kemungkinan terjadinya penurunan kualitas udara, berupa kebisingan, penurunan kualitas air sebagai akibat pembuangan limbah cair dan padat serta tumpahan bahan bakar dari kendaraan bermotor dan lain-lain.

Pada aspek biologi antara lain pemantauan terhadap penurunan fitoplankton (flora akuatik) dan fauna akuatik. Sedangkan pada aspek sosekbud antara lain diarahkan pada kemungkinan terjadinya penularan penyakit, keramaian lalu lintas, kamtibmas dan lain lain.

4.2. PEMANTAUAN LINGKUNGAN SESUAI DAFTAR SIMAK

Tujuan pemantauan ini adalah untuk mengetahui dampak yang diperkirakan akan terjadi selama berlangsungnya kegiatan. Di samping itu juga bertujuan mengetahui hasil dari kegiatan pengelolaan lingkungan.

Adapun kegunaan pemantauan lingkungan adalah sebagai bahan informasi atau umpan balik dalam rangka pengelolaan lingkungan proyek maupun instansi lain yang terkait. Kegunaan lain yang dapat diperoleh adalah sebagai bahan evaluasi atas pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan dan selanjutnya dipergunakan untuk bahan pertimbangan pengelolaan lingkungan berikutnya.

4.3. JAMINAN PELAKSANAAN DALAM UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN SESUAI DAFTAR SIMAK

Penerapan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) pada tahap ini mencakup :

 Pemantauan proyek konstruksi agar sesuai dengan gambar dan spesifikasi teknis yang telah mengikuti Kaidah lingkungan.

(38)

 Penilaian hasil pelaksanaan pengelolaan lingkungan dan pemantauan lingkungan untuk masukan bagi penyempurnaan pelaksanaan RKL dan RPL.

1) Tahap Pra Konstruksi

Pada tahap ini pekerjaan telah dilakukan dan dampak yang terjadi pada aspek sosekbud.

a. Sumber dan Karakteristik Dampak

Dampak yang terjadi adalah hilangnya pemilikan tanah dan penerimaan pendapatan sebagai akibat kegiatan jual beli lahan dari pemilik pertama ke pemrakarsa. Sifat dampak pada pemilikan tanah ini adalah positif sedangkan dampak terhadap pendapatan adalah negatif.

Dampak lain yang terjadi adalah berubahnya status penggunaan tanah sebagai akibat langsung pengalihan fungsi lahan dari sawah menjadi lahan proyek/Bangunan.

b. Metode Pemantau dan Tolok Ukur Dampak

Pemantauan dapat langsung dilakukan dengan wawancara dan observasi langsung ke masyarakat. Tolak ukur dampaknya adalah :

- Untuk pendapatan, jumlah penerimaan dan penggunaan hasil jual beli.

- Untuk hak pemilikan tanah adalah sertifikat tanda bukti pemilikan.

- Untuk status penggunaan tanah, fungsi lahan yang ditetapkan saat jual beli.

c. Waktu Pemantauan

Waktu yang dibutuhkan adalah saat jual beli dilakukan sampai dengan Pemrakarsa mulai beroperasi, dengan frekuensi 1 kali menjelang pengoperasian Bangunan Gedung/Proyek.

d. Lokasi Pemantauan

Pemantauan lingkungan khususnya dilakukan di tapak proyek yaitu di Desa …….., Kecamatan ……, kabupaten …… dan Desa ……., Kecamatan ……, Kabupaten …….

(39)

MODUL CMB-02

Sistem Manajemen Lingkungan Proyek (Environmental Management Project)

BAB IV

Pemantauan Lingkungan Proyek

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) IV - 3

2) Tahap Konstruksi

Fisika – Kimia

a. Sumber dan Karakteristik Dampak

Pada tahap konstruksi ini, komponen lingkungan yang akan terkena dampak negatif penting adalah meningkatnya kebisingan dan menurunnya nilai kualitas air.

a). Meningkatnya kebisingan udara

Meningkatnya kebisingan di wilayah studi dan daerah sekitarnya akan sangat mengganggu kenyamanan dan ketenangan baik bagi karyawan/ pekerja di dalam wilayah proyek maupun bagi warga kampung yang berada tidak jauh dari lokasi proyek. Sumber kebisingan berasal dari pemasangan tiang pancang beton pada saat pembangunan berlangsung.

b). Menurunya kualitas air

Menurunya nilai kualitas air (parameter fisika-kimia) dapat membahayakan bagia kehidupan biota air (plankton, benthos dan nekton). Menurunnya kualitas air bersumber dari partikel tanah yang hanyut ke sungai akibat galian tagnah untuk pondasi maupun terbukanya lahan di beberapa lokasi. Sumber pencemaran juga berasal dari tercecernya minyak, solar, olie dari aktivitas kendaraan bermotor di wilayah studi.

b. Metode Pemantauan dan Tolok Ukur Dampak

a). Kebisingan ; metode pemantauan kebisingan suara dengan alat Sound Level Meter (SLM) model digital yang peka terhadap suara (getaran). Sebagai tolak ukur digunakan Tingkat Kebisingan LSM sesuai Permenkeas No. 718/ MENKES/PER/XI/1987 untuk lingkungan kerja seperti kantor dan hotel adalah 70 dBA dan di lingkungan permukiman sebesar 55 dBA.

b). Kualitas Air; Metode yang digunakan adalah pengambilan sampek sampai air di lokasi yang telah ditentukan, kemudian dianalisis di lab induk setelah sebelumnya diberi pengawet. Beberapa parameter seperti suhu dan pH diukur secara insitu. Sebagai tolak ukur yang digunakan adalah membandingkan hasil pengukuran/analisis sample air dengan Baku Mutu Air Sungai Golongan B.

(40)

c. Waktu dan Periode Pemantauan

Waktu pemantauan dilakukan sejak dimulai awal pembangunan (mulai menggali tanah/pemasangan tiang pancang pondasi) hingga pekerjaan konstruksi selesai. Untuk kebisingan, periode pemantauan dilakukan setiap seminggu sekali dilakukan selama 24 jam yang terbagi atas 5 kali pemantauan pada siang hari dan 3 kali pada malam hari.

Sedangkan untuk kualitas air, periode pemantauan di lakukan setiap bulan. Masing-masing stasiun yang akan dipantau dilakukan pada kondisi/waktu yang bersamaan.

d. Lokasi Pemantauan

Lokasi pemantauan untuk kebisingan dilakukan didalam wilayah studi pada jarak yang berbeda antara stasiun. Lokasi terbagi dari di bagian depan atau di pinggir jalan raya; di bagian halaman parkir, di tempat orang turun dari mobil, di bagian tengah dan di bagian belakang yang dekat dengan ruangan mesin generator/diesel serta satu satiun berada diperkampungan yang terdekat dengan lokasi hotel berada.

Untuk pemantauan kualitas air, sebanyak 5 stasiun terbagi atas satu di inlet air yang masuk ke wilayah proyek; dua stasiun terletak di dalam wilayah proyek; satu stasiun terletak setelah air limbah keluar dari wilayah proyek dan satu stasiun lagi di sumur penduduk setempat.

Biologi

a. Sumber dan Karakteristik Dampak

Komponen lingkungan yang akan terkena dampak pada aspek biologi ini adalah flora akuatik (plankton) dan fauna akuatik (zooplankton, benthos dan nekton).

Menurunya kelimpahan flora dan fauna akuatik dapat disebabkan oleh menurunya kualitas air di wilayah proyek terutama yang disebabkan oleh limbah cair yang berasal dari kegiatan proyek. Penurunan kelimpahan biota air dapat menyebabkan menurunya sumber daya perairan dan kurang berfungsinya tata guna perairan bagi kehidupan organisme air dan mahluk hidup lainnya.

Gambar

DIAGRAM ALIR  JENIS DOKUMEN

Referensi

Dokumen terkait

Kalusul arbitrase ini dapat dimuat dalam perjanjian pokok ataupun dapat dibuat dalam perjanjian tersendiri. Landasan pembentukan perjanjian ini dapat dibuat

Ruang lingkup kegiatan dalam pekerjaan ini adalah mengembangkan Sistem Informasi Aset Migas dengan spesifikasi teknis perusahaan yang telah ditentukan, antara

Dengan sistem bagi hasil migas konvensional dan harga gas saat ini sangat kurang cocok untuk diterapkan pada industri Shale Hidrokarbon, karena dari perhitungan keekonomian

Prosedur yang memadai untuk memberikan keyakinan kepada Pemerintah Daerah mengenai jumlah Dana Perimbangan yang akan dialokasikan kepada suatu daerah termasuk menyebutkan

Sepanjang merupakan kelaziman di salah satu Negara pihak pada Persetujuan, menurut perundang-undangannya, untuk menetapkan besarnya laba yang dapat dianggap berasal dari suatu

Suatu negara pihak pada Persetujuan tidak dapat mengenakan pajak atas deviden yang dibayarkan oleh suatu perusahaan yang bukan merupakan penduduk Negara tersebut, kecuali sepanjang

sedangkan untuk Fasilitas Produksi yang tidak memiliki fasilitas pemrosesan impurities hidrokarbon, maka KKKS wajib mencantumkan perbandingan antara spesifikasi fasilitas

Contoh: AMIBIOS, AWARD BIOS, dll ROM untuk BIOS terdapat beragamjenis diantaranya jenis Flash EEPROM BIOS yang memiliki kemampuan untuk dapat diganti programnya dengan software