• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Sains. Pemrograman Linier (Metode Simpleks) Eko Prasetyo Teknik Informatika Univ. Muhammadiyah Gresik 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Manajemen Sains. Pemrograman Linier (Metode Simpleks) Eko Prasetyo Teknik Informatika Univ. Muhammadiyah Gresik 2011"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

Pemrograman Linier

Manajemen Sains

Pemrograman Linier

(Metode Simpleks)

Eko Prasetyo Teknik Informatika Univ. Muhammadiyah Gresik 2011

(2)

Komponen dasar



Variabel keputusan

yang kita cari untuk ditentukan



Objective (tujuan)

yaitu ingin mengoptimalkan (memaksimalkan atau

meminimalkan)

meminimalkan)



Constraints

(3)

LP metode Simpleks



Mengonversi constraint yang masih dalam bentuk

pertidaksamaan menjadi persamaan

menggunakan bantuan variabel slack.



Nilai di sisi kanan harus non negatif.



Constraint yang menggunakan tanda ≤



merupakan representasi batas ketersediaan



sumber daya, dimana sisi kiri adalah representasi

penggunaan sumber daya oleh aktivitas (variabel)

model.



Perbedaan antara sisi kanan dan sisi kiri tanda ≤

merupakan sejumlah sumber daya yang belum

digunakan atau slack.

(4)

Langkah-langkah awal sebelum

menggunakan metode simpleks



Mengonversi pertidaksamaan (≤ atau ≥) menjadi

persamaan



Menambahkan variabel slack ke fungsi tujuan

dengan koefisien nol



Memindahkan komponen sisi kanan fungsi tujuan



Memindahkan komponen sisi kanan fungsi tujuan

(5)

Mengonversi pertidaksamaan (≤ atau

≥) menjadi persamaan

 Mengonversi pertidaksamaan (≤) menjadi persamaan (=), sebuah

variabel slack nonnegative ditambahkan pada sisi kiri constraint.

 Kasus Reddy Mikks, constraint yang menyatakan penggunakan bahan baku M1 diberikan oleh : 6x1 + 4x2 ≤ 24

 Definisikan s1 sebagai variabel slack dari M1, maka constraint dapat

dikonversi menjadi : 6x1 + 4x2 + s1 = 24, s1 ≥ 0

 Constraint dengan tanda ≥, menyatakan batas terendah aktivitas model

program linear, sehingga jumlah yang dinyatakan disisi kiri melewati batas minimal yang direpresentasikan sebagai surplus.

batas minimal yang direpresentasikan sebagai surplus.

 Konversi dari ≥ ke = dicapai dengan mengurangi dengan variabel

surplus non negatif dari sisi kiri pertidaksamaan. Misalnya, dalam kasus Ozark Farm, constraint yang menyatakan kebutuhan makanan :

x1 + x2 ≥ 800

 Definisikan r1 sebagai variabel surplus, constraint dapat dikonversi

(6)

Mengonversi pertidaksamaan (≤ atau

≥) menjadi persamaan (cont’d)



Untuk kasus dimana sisi kanan constraint bernilai

negatif, maka harus dilakukan perkalian kedua

sisi dengan -1 setelah langkah diatas dilakukan.

Misalnya constraint : -x

1

+ x

2

≤ -3



Maka bentuk persamaannya menjadi :



Maka bentuk persamaannya menjadi :

-x

1

+ x

2

+ r

1

= -3, r

1

≥ 0



Selanjutnya kedua sisi dikalikan dengan -1,

sehingga sisi kanan bernilai positif :

(7)

Menambahkan variabel slack ke

fungsi tujuan dengan koefisien nol



Pada kasus model Reddy Mikks, fungsi tujuan :

Z = 5x

1

+ 4x

2

dengan 4 variabel slack menjadi :

Z = 5x

1

+ 4x

2

+ 0s

1

+ 0s

2

+ 0s

3

+ 0s

4

(8)

Memindahkan komponen sisi kanan

fungsi tujuan ke sisi kanan



Pada kasus model Reddy Mikks, fungsi tujuan :

Z = 5x

1

+ 4x

2

+ 0s

1

+ 0s

2

+ 0s

3

+ 0s

4

Berubah menjadi :

(9)

Langkah-langkah metode Simpleks

1.

Menentukan awal basis solusi layak

2.

Memilih variabel masuk menggunakan syarat

keoptimalan. Berhenti jika tidak ada lagi

variabel masuk, solusi terakhir adalah solusi

optimal. Jika tidak maka ke langkah 3.

optimal. Jika tidak maka ke langkah 3.

3.

Memilih variabel keluar menggunakan syarat

kelayakan.

4.

Menentukan solusi dasar yang baru

menggunakan perhitungan Gauss-Jordan.

Kembali ke langkah 2.

(10)

Langkah-langkah metode Simpleks

(cont’d)



Syarat keoptimalan (optimality condition).



Variabel masuk dalam kasus pemaksimalan

(peminimalan) adalah variabel nonbasis yang

mempunyai koefisien negatif terbesar (pemaksimalan)

atau positif terbesar (peminimalan) dalam baris -z-row.



Syarat optimal dicapai pada iterasi dimana semua



Syarat optimal dicapai pada iterasi dimana semua

koefisien z-row dari variabel nonbasis tidak negatif

(pemaksimalan) atau tidak positif (peminimalan)



Syarat kelayakan (feasibility condition).



Untuk kedua masalah pemaksimalan dan peminimalan,

variabel keluar adalah variabel basis yang dikaitkan

(11)

Operasi baris Gauss-Jordan

1.

Menentukan baris kunci :



Gantilah variabel keluar dalam kolom basis

dengan variabel masuk



Baris kunci baru = Baris kunci ÷ elemen kunci

2.

Mengganti nilai baris yang lain :

2.

Mengganti nilai baris yang lain :



Baris baru = Baris lama – koefisien kolom kunci ×

(12)

Langkah-langkah metode Simpleks

(cont’d)



Variabel basis adalah variabel yang berkontribusi

(mempunyai nilai) memberikan solusi yang diminta.



Variabel nonbasis adalah variabel yang tidak

berkontribusi (bernilai 0) dalam pemberian solusi.



Inisialisasi dalam metode simpleks :

x

11

, x

22

, … adalah variabel non basis

s

1

, s

2

, … adalah variabel basis



Dalam iterasi metode simpleks, satu persatu

variabel slack akan berubah menjadi variabel non

basis karena keluar dari solusi dasar (variabel

keluar), dan variabel keputusan akan berubah

menjadi variabel basis karena masuk ke basis

solusi (variabel masuk).

(13)

Program Linier pada kasus

memaksimalkan

 Perusahaan Reddy Mikks memproduksi cat interior dan exterior dari

dua bahan baku, M1 dan M2.

 Tabel dibawah ini adalah informasi mengenai kebutuhan bahan baku,

ketersediaan, dan keuntungannya.

 Survey pasar menunjukkan bahwa kebutuhan perhari untuk cat interior

tidak boleh melebihi cat exterior lebih dari 1 ton, juga kebutuhan harian maksimal untuk cat interior adalah 2 ton.

 Reddy Mikks ingin menentukan jumlah optimal (terbaik) produk antara  Reddy Mikks ingin menentukan jumlah optimal (terbaik) produk antara

cat interior dan exterior dengan memaksimalkan total keuntungan harian.

Produk

Kebutuhan bahan

baku (ton) Keuntungan (x1000)

M1 M2

Cat Ext 6 1 5

Cat Int 4 2 4

(14)

Program Linier pada kasus Reddy

Mikks(cont’d)



Konversi model Reddy Mikks menjadi :



Kendala :



6x

1

+ 4x

2

+ s

1

= 24

(bahan baku M1)

(1)



x

1

+ 2x

2

+ s

2

= 6 (bahan baku M2)

(2)



-x

1

+ x

2

+ s

3

= 1

(batas pasar)

(3)



x

2

+ s

4

= 2

(batas kebutuhan)

(4)



x

2

+ s

4

= 2

(batas kebutuhan)

(4)



x

1

, x

2

, s

1

, s

2

, s

3

, s

4

≥ 0



Maksimalkan Z = 5x

1

+ 4x

2

+ 0s

1

+ 0s

2

+ 0s

3

+0s

4



Variabel s

1

, s

2

, s

3

, dan s

4

adalah variabel slack yang

dikaitkan dengan constraint yang bersangkutan.

(15)

Program Linier pada kasus Reddy

Mikks(cont’d)

Basis Z x1 x2 s1 s2 s3 s4 Solusi Z 1 -5 -4 0 0 0 0 0 z-row s1 0 6 4 1 0 0 0 24 s1-row s2 0 1 2 0 1 0 0 6 s2-row s3 0 -1 1 0 0 1 0 1 s3-row s4 0 0 1 0 0 0 1 2 s4-row s4 0 0 1 0 0 0 1 2 s4-row

(16)

Syarat Optimal dan Layak



Solusi dari fungsi Z = 5x

1

+ 4x

2

yang ditunjukkan oleh tabel

dapat ditingkatkan dengan meningkatkan x

1

dan x

2

.



Untuk variabel yang akan masuk sebagai variabel basis

dipilih nilai variabel nonbasis yang mempunyai nilai

koefisien positif terbesar.



Karena fungsi tujuan dalam tabel simpleks adalah Z – 5x

1

– 4x

2

= 0, variabel masuk akan dikaitkan pada variabel

– 4x

2

= 0, variabel masuk akan dikaitkan pada variabel

dengan koefisien negatif terbesar dalam fungsi tujuan.



Aturan ini disebut dengan syarat optimal.



Mekanisme penentuan variabel keluar dari tabel simpleks

dilakukan dengan menghitung rasio non negatif dari sisi

kanan persamaan (kolom Solusi) pada koefisien constraint

yang bersangkutan dengan variabel masuk seperti yang

ditunjukkan pada tabel berikut :

(17)

Syarat Optimal dan Layak

Basis Masuk Solusi Rasio

x1 s1 6 24 x1 = 24/6 = 4  minimal s2 1 6 x1 = 6/1 = 6 s3 -1 1 x1 = 1/-1 = -1 (diabaikan) s 0 2 x = 2/0 = ∞ (diabaikan) s4 0 2 x1 = 2/0 = ∞ (diabaikan)

Kesimpulan : x1 masuk dan s1 keluar

 Proses penukaran didasarkan pada operasi Gauss-Jordan.

 Operasi ini menjadikan kolom variabel masuk sebagai kolom kunci dan

variabel keluar sebagai baris kunci.

 Elemen yang tepat menjadi anggota kolom kunci dan baris kunci

disebut elemen kunci.

(18)

Baris kunci dan kolom kunci

Masuk

Basis Z x1 x2 s1 s2 s3 s4 Solusi

Z 1 -5 -4 0 0 0 0 0

Keluar  s 0 6 4 1 0 0 0 24 Baris kunci

Keluar  s1 0 6 4 1 0 0 0 24 Baris kunci

s2 0 1 2 0 1 0 0 6

s3 0 -1 1 0 0 1 0 1

s4 0 0 1 0 0 0 1 2

Kolom kunci

(19)

Operasi Gauss-Jordan untuk

menghasilkan solusi baru (iterasi 1)

Baris kunci

Ganti s

1

pada kolom Basis dengan x

1

Baris x

1

baru = Baris s

1

÷ elemen kunci

= [0 6 4 1 0 0 0 24] / 6 = [0 1 2/3 1/6 0 0 0 4]

Baris yang lain

Baris z baru = Baris z – (-5) × Baris x baru

Baris z baru = Baris z – (-5) × Baris x

1

baru

= [1 -5 -4 0 0 0 0 0] – (-5) × [0 1 2/3 1/6 0 0 0 4] = [1 -5 -4 0 0 0 0 0] – [0 -5 -10/3 -5/6 0 0 0 -20] = [1 0 -2/3 5/6 0 0 0 20]

Baris s

2

baru = Baris s

2

– (1) × Baris x

1

baru

= [0 1 2 0 1 0 0 6] – (1) × [0 1 2/3 1/6 0 0 0 4] = [0 1 2 0 1 0 0 6] – [0 1 2/3 1/6 0 0 0 4]

(20)

Operasi Gauss-Jordan untuk

menghasilkan solusi baru (cont’d)

Baris s

3

baru = Baris s

3

– (-1) × Baris x

1

baru

= [0 -1 1 0 0 1 0 1] – (-1) × [0 1 2/3 1/6 0 0 0 4]

= [0 -1 1 0 0 1 0 1] – [0 -1 -2/3 -1/6 0 0 0 -4]

= [0 0 5/3 1/6 0 1 0 5]

Baris s

4

baru = Baris s

4

– (0) × Baris x

1

baru

Baris s

4

baru = Baris s

4

– (0) × Baris x

1

baru

= [0 0 1 0 0 0 1 2] – (0) × [0 1 2/3 1/6 0 0 0 4]

= [0 0 1 0 0 0 1 2] – [0 0 0 0 0 0 0 0]

(21)

Tabel simpleks setelah iterasi 1

Basis Z x1 x2 s1 s2 s3 s4 Solusi Z 1 0 -2/3 5/6 0 0 0 20 x1 0 1 2/3 1/6 0 0 0 4 s2 0 0 4/3 -1/6 1 0 0 2 s3 0 0 5/3 1/6 0 1 0 5 s4 0 0 1 0 0 0 1 2 s4 0 0 1 0 0 0 1 2 

Fungsi tujuan Z = 20.



Dicari lagi variabel masuk pada baris Z (fungsi tujuan)

yang mempunyai koefisien negatif terbesar,

ditemukan x

2

dengan koefisien -2/3 sebagai variabel

masuk.



Syarat optimal ditunjukkan bahwa x

2

adalah variabel

(22)

Syarat Optimal dan Layak

Basis

Masuk

Solusi Rasio

x

2

x

1

2/3

4

x

2

= 4/(2/3) = 6

s

2

4/3

2

x

2

= 2/(4/3) = 3/2

 minimal

s

5/3

5

x = 5/(5/3) = 3

s

3

5/3

5

x

2

= 5/(5/3) = 3

s

4

1

2

x

2

= 2/1 = 2

(23)

Baris kunci dan kolom kunci

MasukBasis Z x1 x2 s1 s2 s3 s4 Solusi Z 1 0 -2/3 5/6 0 0 0 20 x1 0 1 2/3 1/6 0 0 0 4

Keluar  s2 0 0 4/3 -1/6 1 0 0 2 Baris kunci Keluar  s2 0 0 4/3 -1/6 1 0 0 2 Baris kunci

s3 0 0 5/3 1/6 0 1 0 5

s4 0 0 1 0 0 0 1 2

Kolom kunci

(24)

Operasi Gauss-Jordan untuk

menghasilkan solusi baru (iterasi 2)

Baris kunci

Ganti s2 pada kolom Basis dengan x2

Baris x2 baru = Baris s2 ÷ elemen kunci

= [0 0 4/3 -1/6 1 0 0 2] / (4/3) = [0 0 1 -1/8 3/4 0 0 3/2]

Baris yang lain

Baris z baru = Baris z – (-2/3) × Baris x baru

Baris z baru = Baris z – (-2/3) × Baris x2 baru

= [1 0 -2/3 5/6 0 0 0 20] – (-2/3) × [0 0 1 -1/8 3/4 0 0 3/2] = [1 0 -2/3 5/6 0 0 0 20] – [0 0 -2/3 1/12 -1/2 0 0 -1]

= [1 0 0 ¾ ½ 0 0 21]

Baris x1 baru = Baris x1 – (2/3) × Baris x2 baru

= [0 1 2/3 1/6 0 0 0 4] – (2/3) × [0 0 1 -1/8 3/4 0 0 3/2] = [0 1 2/3 1/6 0 0 0 4] – [0 0 2/3 -1/12 1/2 0 0 1]

(25)

Operasi Gauss-Jordan untuk

menghasilkan solusi baru (iterasi 2)

Baris s

3

baru = Baris s

3

– (5/3) × Baris x

1

baru

= [0 0 5/3 1/6 0 1 0 5] – (5/3) × [0 0 1 -1/8 3/4 0 0

3/2]

= [0 0 5/3 1/6 0 1 0 5] – [0 0 5/3 -5/24 5/4 0 0 5/2]

= [0 0 0 3/8 -5/4 1 0 5/2]

= [0 0 0 3/8 -5/4 1 0 5/2]

Baris s

4

baru = Baris s

4

– (0) × Baris x

1

baru

= [0 0 1 0 0 0 1 2] – (1) × [0 0 1 -1/8 3/4 0 0 3/2]

= [0 0 1 0 0 0 1 2] – [0 0 1 -1/8 3/4 0 0 3/2]

(26)

Tabel simpleks setelah iterasi 2

Basis Z x1 x2 s1 s2 s3 s4 Solusi Z 1 0 0 ¾ ½ 0 0 21 x1 0 1 0 ¼ -1/2 0 0 3 x2 0 0 1 -1/8 ¾ 0 0 3/2 s3 0 0 0 3/8 -5/4 1 0 5/2



Berdasarkan pada syarat optimal, tidak ada

dalam koefisien z-row yang variabel nonbasis (s

1

dan s

2

) nilainya negatif.

s3 0 0 0 3/8 -5/4 1 0 5/2

(27)

Hasil LP kasus Reddy Mikks

Variabel

keputusan

Nilai

Optimal

Rekomendasi

x

1

3

Produksi 3 ton cat exterior

perhari

Produksi

1.5

ton

cat

x

2

3/2

Produksi

1.5

ton

cat

interior perhari

Z

21

Keuntungan harian adalah

(28)

Klasifikasi constraint

Sumber daya

Nilai slack

Status

Bahan baku M1

s

1

= 0

Scarce

Bahan baku M2

s

2

= 0

Scarce

Batas pasar

s

3

= 5/2

Abundant

(29)

Solusi Awal Buatan



PL yang constraintnya menggunakan tanda ≤ dengan

nilai non negatif disisi kanan menyebabkan semua

variabel slack memulai solusi layak awal.



Model yang menggunakan tanda = dan atau ≥ tidak

seperti itu.



Prosedur untuk awal pemrograman linear dengan



Prosedur untuk awal pemrograman linear dengan

tanda = dan ≥ pada constraint adalah menggunakan

variabel buatan (artificial variables) yang

memainkan peranan slack diawal iterasi dan

kemudian mengatur keabsahannya diakhir iterasi.



Dua metode terkait adalah : metode M dan metode

(30)

Metode M



Metode M memulai LP dalam bentuk persamaan.



Jika persamaan i tidak mempunyai slack, sebuah

variabel buatan r

i

ditambahkan untuk membentuk

solusi awal yang menyerupai semua basis solusi

awal.



Karena variabel buatan bukan bagian dari model asli



Karena variabel buatan bukan bagian dari model asli

LP, kehadirannya memberikan pelanggaran yang

sangat berat dalam fungsi tujuan



Maka pemaksaan variabel buatan agar bernilai nol

harus dilakukan.



Hal ini akan terjadi dalam kasus jika masalah

(31)

Aturan pelanggaran pada variabel

buatan



Diberikan M, nilai positif yang cukup besar

(secara matematis M  ∞), koefisien tujuan

variabel buatan merepresentasikan pelanggaran

(penalty) yang tepat jika :



Koefisien obyektif variabel buatan =



Koefisien obyektif variabel buatan =

   an meminimalk masalah dalam M, kan memaksimal masalah dalam M,

(32)

-Contoh Kasus



Minimalkan Z = 4x

1

+ x

2



Constraint :



3x

1

+ x

2

= 3



4x

1

+ 3x

2

≥ 6



x + 2x ≤ 4



x

1

+ 2x

2

≤ 4



x

1

, x

2

≥ 0

(33)

Penyelesaian

 Menggunakan r1 sebagai variabel surplus dalam constraint kedua dan s1 sebagai slack

dalam constraint ketiga, bentuk persamaan masalah menjadi :

 Minimalkan Z = 4x1 + x2  Constraint :  3x1 + x2 = 3  4x1 + 3x2 – r1 = 6  x1 + 2x2 + s1 = 4  x1, x2, r1,s1 ≥ 0

 Persamaan ketiga mempunyai variabel slack yaitu s1, tetapi persamaan pertama dan kedua

tidak. tidak.

 Maka tambahkan variabel buatan R1 dan R2 dalam persamaan pertama dan kedua dan melanggar fungsi tujuan dengan MR1 + MR2(karena meminimalkan).

 Hasil LP menjadi :  Minimalkan Z = 4x1 + x2 + MR1 + MR2  Constraint :  3x1 + x2 + R1= 3  4x1 + 3x2 – r1 + R2= 6  x1 + 2x2 + s1 = 4  x1, x2, r1,s1, R1, R2 ≥ 0

(34)

Nilai M



Nilai M sebaiknya cukup besar yang relative

terhadap koefisien obyektif yang asli sehingga

dapat bertindak sebagai pelanggaran yang

memaksakan variabel buatan pada level nol

dalam solusi optimal.

dalam solusi optimal.



Tetapi nilai M juga tidak boleh terlalu besar

karena bisa membawa hasil tak terhingga.



Dalam kasus contoh ini, nilai koefisien obyektif x

1

dan x

2

adalah 4 dan 1, maka cukup beralasan jika

M = 100

(35)

Perubahan pada tabel simpleks

Basis x1 x2 r1 R1 R3 s1 Solusi Z -4 -1 0 -100 -100 0 0 R1 3 1 0 1 0 0 3 R2 4 3 -1 0 1 0 6 s1 1 2 0 0 0 1 4

 Dalam tabel, x1 = x2 = r1 = 0, yang merupakan solusi basis awal

R1 = 3, R2 = 6, dan s1 = 4.

 Solusi ini berarti Z = 100 (3) + 100 (6) = 900 (seharusnya 0,

seperti sisi kanan z-row yang tampak ditabel).

 Ketidakkonsistenan ini muncul dari fakta bahwa R1 dan R2

mempunyai koefisien nonzero (-100, -100) dalam z-row (bandingkan dengan semua solusi awal slack pada contoh sebelumnya) dimana koefisien z-row dari slack adalah nol.

(36)

Menghilangkan inkonsistensi



Mensubstitusi R

1

dan R

2

dalam z-row menggunakan

persamaan constraint yang tepat.



Elemen bernilai 1 yang dihighlight dalam R

1

-row dan R

2

-row, perkalian setiap R

1

-row dan R

2

-row oleh 100 dan

menambahkan jumlahnya ke z-row akan mensubstitusi R

1

dan R

2

dalam baris obyektif.



Sehingga :



Sehingga :

Z-row baru = Z-row lama + (100 × R1-row + 100 × R2-row)

Z-row baru = [-4 -1 0 -100 -100 0 0] + (100 × [3 1 0 1 0 0 3] + 100 × [4 3 -1 0 1 0 6]) Z-row baru = [-4 -1 0 -100 -100 0 0] + ([300 100 0 100 0 0 300] + [400 300 -100 0 100 0 600]) Z-row baru = [-4 -1 0 -100 -100 0 0] + [700 400 -100 100 100 0 900] Z-row baru = [696 399 -100 0 0 0 900]

(37)

Perubahan pada tabel simpleks

setelah substitusi

Basis

x

1

x

2

r

1

R

1

R

3

s

1

Solusi

Z

696

399

-100

0

0

0

900

R

1

3

1

0

1

0

0

3

R

2

4

3

-1

0

1

0

6



Dari tabel diatas, dapat dipastikan bahwa nilai

Z=900, konsisten/tepat dengan nilai solusi layak

awal : R

1

= 3, R

2

= 6, dan s

1

= 4.

R

2

4

3

-1

0

1

0

6

(38)

Penentuan variabel masuk dan

keluar

Basis

Masuk

Solusi

Rasio

x

1

R

1

3

3

x

1

= 3/3 = 1

 minimal

R

2

4

6

x

1

= 6/4 = 3/2

s

1

4

x = 4/1 = 4



Nilai rasio positif terkecil menjadi baris kunci dan

kolom pada fungsi tujuan dengan koefisien positif

s

1

1

4

x

1

= 4/1 = 4

(39)

Kolom dan baris kunci yang terpilih

(iterasi 1)

MasukBasis x1 x2 r1 R1 R3 s1 Solusi Z 696 399 -100 0 0 0 900 Keluar  R1 3 1 0 1 0 0 3 Baris Keluar  R1 3 1 0 1 0 0 3 Baris kunci R2 4 3 -1 0 1 0 6 s1 1 2 0 0 0 1 4 Kolom kunci

(40)

Operasi Gauss-Jordan untuk

menghasilkan solusi baru (iterasi 1)

Baris kunci

Ganti R1 pada kolom Basis dengan x1

Baris x1 baru = Baris R1 ÷ elemen kunci

= [3 1 0 1 0 0 3] / 3 = [1 1/3 0 1/3 0 0 1] Baris yang lain

Baris z baru = Baris z – (696) × Baris x baru

Baris z baru = Baris z – (696) × Baris x1 baru

= [696 399 -100 0 0 0 900] – (696) × [1 1/3 0 1/3 0 0 1] = [696 399 -100 0 0 0 900] – [696 232 0 232 0 0 696] = [0 167 -100 -232 0 0 204]

Baris R2 baru = Baris R2 – (4) × Baris x1 baru

= [4 3 -1 0 1 0 6] – (4) × [1 1/3 0 1/3 0 0 1] = [4 3 -1 0 1 0 6] – [4 4/3 0 4/3 0 0 4]

(41)

Operasi Gauss-Jordan untuk

menghasilkan solusi baru (iterasi 1)

Baris s1 baru = Baris s1 – (1) × Baris x1 baru = [1 2 0 0 0 1 4] – (1) × [1 1/3 0 1/3 0 0 1] = [1 2 0 0 0 1 4] – [1 1/3 0 1/3 0 0 1]

= [0 5/3 0 -1/3 0 1 3]

Solusi baru adalah (x1, R2, s1) dan tabel simpleks berubah menjadi :

Basis x1 x2 r1 R1 R3 s1 Solusi Basis x1 x2 r1 R1 R3 s1 Solusi Z 0 167 -100 -232 0 0 204 x1 1 1/3 0 1/3 0 0 1 R2 0 5/3 -1 -4/3 1 0 2 s1 0 5/3 0 -1/3 0 1 3

• Dari tabel diatas, terlihat bahwa fungsi tujuan Z = 204.

• Selanjutnya dicari lagi variabel masuk pada baris Z (fungsi

tujuan) yang mempunyai koefisien positif terbesar, ditemukan x2

(42)

Penentuan variabel masuk dan

keluar

Basis

Masuk

Solusi

Rasio

x

2

x

1

1/3

1

x

2

= 1/(1/3) = 3

R

5/3

2

x = 2/(5/3) = 6/5

 minimal

R

2

5/3

2

x

2

= 2/(5/3) = 6/5

 minimal

s

1

5/3

3

x

2

= 3/(5/3) = 9/5

(43)

Kolom dan baris kunci yang terpilih

(iterasi 2)

MasukBasis x1 x2 r1 R1 R3 s1 Solusi Z 0 167 -100 -232 0 0 204 x1 1 1/3 0 1/3 0 0 1 x1 1 1/3 0 1/3 0 0 1

Keluar  R2 0 5/3 -1 -4/3 1 0 2 Baris kunci

s1 0 5/3 0 -1/3 0 1 3

Kolom kunci

(44)

Operasi Gauss-Jordan untuk

menghasilkan solusi baru (iterasi 1)

Baris kunci

Ganti R2 pada kolom Basis dengan x2 Baris x2 baru = Baris R2 ÷ elemen kunci

= [0 5/3 -1 -4/3 1 0 2] / (5/3) = [0 1 -3/5 -4/5 3/5 0 6/5] Baris yang lain

Baris z baru = Baris z – (167) × Baris x2 baru

Baris z baru = Baris z – (167) × Baris x2 baru

= [0 167 -100 -232 0 0 204] – (167) × [0 1 -3/5 -4/5 3/5 0 6/5] = [0 167 -100 -232 0 0 204] – [0 167 -501/5 -668/5 501/5 0 1002/5]

= [0 0 1/5 -492/5 -501/5 0 18/5]

Baris x1 baru = Baris x1 – (1/3) × Baris x2 baru

= [1 1/3 0 1/3 0 0 1] – (1/3) × [0 1 -3/5 -4/5 3/5 0 6/5] = [1 1/3 0 1/3 0 0 1] – [0 1/3 -1/5 -4/15 3/15 0 6/15]

(45)

Operasi Gauss-Jordan untuk

menghasilkan solusi baru (iterasi 1)

Baris s1 baru = Baris s1 – (1) × Baris x2 baru

= [0 5/3 0 -1/3 0 1 3] – (5/3) × [0 1 -3/5 -4/5 3/5 0 6/5] = [0 5/3 0 -1/3 0 1 3] – [0 5/3 -1 -4/3 1 0 -2]

= [0 0 1 1 -1 1 5]

Solusi baru adalah (x1, x2, s1) dan tabel simpleks berubah menjadi :

Basis

x

1

x

2

r

1

R

1

R

3

s

1

Solusi

Basis

x

1

x

2

r

1

R

1

R

3

s

1

Solusi

Z

0

0

1/5

-492/5 -501/5

0

18/5

x

1

1

0

1/5

3/5

-3/5

0

3/5

x

2

0

1

-3/5

-4/5

3/5

0

6/5

s

1

0

0

1

1

-1

1

5

(46)

Penentuan variabel masuk dan

keluar

 Dari tabel diatas, terlihat bahwa fungsi tujuan Z = 18/5.

 Selanjutnya dicari lagi variabel masuk pada baris Z (fungsi

tujuan) yang mempunyai koefisien positif terbesar, ditemukan r1

dengan koefisien 1/5 sebagai variabel masuk. Syarat optimal

ditunjukkan bahwa r1 adalah variabel masuk

Basis Masuk Solusi Rasio

r1 r1

x1 1/5 3/5 r1 = (3/5)/(1/5) = 3  minimal

x2 -3/5 6/5 r1 = (6/5)/(-3/5) = -2 (diabaikan)

s1 1 5 r1 = 5/1 = 5

Kesimpulan : tidak ada syarat kelayakan yang memenuhi

 Dari tabel diatas, terlihat bahwa rasio minimal terdapat pada

(47)

Metode dua fase



Dalam metode M, penggunaan penalty M,

dimana didefinisikan nilainya harus relative besar

terhadap koefisien obyektif actual dari model,

dapat menghasilkan kisaran error yang dapat

melemahkan akurasi perhitungan simpleks.



Metode dua fase mengurangi kelemahan ini



Metode dua fase mengurangi kelemahan ini

dengan menghilangkan konstanta M.



Metode ini menyelesaikan kasus LP dalam dua

fase :



Fase I berusaha untuk mencari solusi layak awal,



dan jika ditemukan, maka Fase II dijalankan untuk

(48)

Langkah-langkah metode dua fase



Fase I



Kondisikan masalah dalam bentuk persamaan, dan

tambahkan variabel buatan yang diperlukan pada

constraint (seperti metode M) untuk mengaman basis

solusi awal.



Cari solusi basis dari persamaan yang didapatkan itu,

tanpa memandang LP adalah memaksimalkan atau

tanpa memandang LP adalah memaksimalkan atau

meminimalkan, selalu meminimalkan jumlah dari

variabel buatan.



Jika nilai minimum penjumlahan adalah positif, masalah

LP tidak mempunyai solusi layak, sehingga merupakan

akhir proses. Jika tidak, lanjutkan ke fase II.



Fase II

(49)

Mengacu pada contoh di metode M



Minimalkan Z = 4x

1

+ x

2



Constraint :



3x

1

+ x

2

= 3



4x

1

+ 3x

2

≥ 6



x + 2x ≤ 4



x

1

+ 2x

2

≤ 4



x

1

, x

2

≥ 0

(50)

Penyelesaian



Menggunakan r

1

sebagai variabel surplus dalam

constraint kedua dan s

1

sebagai slack dalam

constraint ketiga, bentuk persamaan masalah

menjadi :



Minimalkan Z = 4x

1

+ x

2



Minimalkan Z = 4x

1

+ x

2



Constraint :



3x

1

+ x

2

= 3



4x

1

+ 3x

2

– r

1

= 6



x

1

+ 2x

2

+ s

1

= 4



x

, x

, r

s

≥ 0

(51)

Penyelesaian dengan metode dua

fase – Fase I

 Minimalkan R = R1 + R2  Kendala :  3x1 + x2 + R1 = 3  4x1 + 3x2 – r1 + R2 = 6  x1 + 2x2 + s1 = 4  x1, x2, r1, s1, R1, R2 ≥ 0

 Tabel simpleksnya tampak sebagai berikut :

 Tabel simpleksnya tampak sebagai berikut :

Basis

x

1

x

2

r

1

R

1

R

3

s

1

Solusi

R

0

0

0

-1

-1

0

0

R

1

3

1

0

1

0

0

3

R

2

4

3

-1

0

1

0

6

(52)

Penyelesaian dengan metode dua

fase – Fase I (cont’d)



Dengan metode M, R1 dan R2 disubstitusikan dalam

R-row dengan menggunakan perhitungan :

R-row baru = R-row lama + (1 × R1-row + 1 × R2-row)

R-row baru = [0 0 0 -1 -1 0 0] + (1 × [3 1 0 1 0 0 3] + 1 × [4 3 -1 0 1 0 6]) R-row baru = [0 0 0 -1 -1 0 0] + ([3 1 0 1 0 0 3] + [4 3 -1 0 1 0 6]) R-row baru = [0 0 0 -1 -1 0 0] + [7 4 -1 1 1 0 9] R-row baru = [0 0 0 -1 -1 0 0] + [7 4 -1 1 1 0 9] R-row baru = [7 4 -1 0 0 0 9]



Tabel simpleks berubah menjadi :

Basis x1 x2 r1 R1 R3 s1 Solusi

R 7 4 -1 0 0 0 9

R1 3 1 0 1 0 0 3

(53)

Penyelesaian dengan metode dua

fase – Fase I (cont’d)

(54)

Penyelesaian dengan metode dua

fase – Fase I (cont’d)



x

1

terpilih sebagai kolom kunci (memenuhi syarat optimal

meminimalkan karena mempunyai koefisien positif

terbesar).



Perhitungan rasio dan syarat kelayakan ditampilkan dalam

tabel dibawah ini :

Basis x1 x2 r1 R1 R3 s1 Solus Rasio i

R 7 4 -1 0 0 0 9

R1 3 1 0 1 0 0 3 3/3 = 1 

minimal

(55)

Penyelesaian dengan metode dua

fase – Fase I (cont’d)



R

1

menjadi variabel keluar dan x

1

menjadi variabel

masuk.



Perubahan pada tiap baris dengan Operasi

Gauss-Jordan untuk menghasilkan solusi baru



Baris kunci

 Ganti R1 pada kolom Basis dengan x1

 Baris x baru = Baris R ÷ elemen kunci  Baris x1 baru = Baris R1 ÷ elemen kunci

= [3 1 0 1 0 0 3] / 3 = [1 1/3 0 1/3 0 0 1]



Baris yang lain

 Baris R baru = Baris R – (7) × Baris x1 baru

= [7 4 -1 0 0 0 9] – (7) × [1 1/3 0 1/3 0 0 1] = [7 4 -1 0 0 0 9] – [7 7/3 0 7/3 0 0 7]

(56)

Penyelesaian dengan metode dua

fase – Fase I (cont’d)

 Baris R2 baru = Baris R2 – (4) × Baris x1 baru = [4 3 -1 0 1 0 6] – (4) × [1 1/3 0 1/3 0 0 1]

= [4 3 -1 0 1 0 6] – [4 4/3 0 4/3 0 0 4] = [0 5/3 -1 -4/3 1 0 2]

 Baris s1 baru = Baris s1 – (1) × Baris x1 baru = [1 2 0 0 0 1 4] – (1) × [1 1/3 0 1/3 0 0 1] = [1 2 0 0 0 1 4] – [1 1/3 0 1/3 0 0 1]

= [0 5/3 0 -1/3 0 1 3] = [0 5/3 0 -1/3 0 1 3]

 Perubahan tabel simpleks menjadi :

Basis x1 x2 r1 R1 R3 s1 Solusi

R 0 5/3 -1 -7/3 0 0 2

x1 1 1/3 0 1/3 0 0 1

(57)

Penyelesaian dengan metode dua

fase – Fase I (cont’d)

 x2 terpilih sebagai kolom kunci (memenuhi syarat optimal

meminimalkan karena mempunyai koefisien positif terbesar).

 Perhitungan rasio dan syarat kelayakan ditampilkan dalam tabel

dibawah ini :

Basis x1 x2 r1 R1 R3 s1 Solusi Rasio

R 0 5/3 -1 -7/3 0 0 2 R 0 5/3 -1 -7/3 0 0 2 x1 1 1/3 0 1/3 0 0 1 1/(1/3) = 3 R2 0 5/3 -1 -4/3 1 0 2 2/(5/3) = 1.2  minimal s1 0 5/3 0 -1/3 0 1 3 3/(5/6) = 3.6

 Dari tabel tersebut, R2 menjadi variabel keluar dan x2 menjadi

(58)

Penyelesaian dengan metode dua

fase – Fase I (cont’d)



Operasi Gauss-Jordan untuk menghasilkan solusi

baru



Baris kunci



Ganti R

2

pada kolom Basis dengan x

2



Baris x

22

baru = Baris R

22

÷ elemen kunci

= [0 5/3 -1 -4/3 1 0 2] / (5/3) = [0 1 -3/5 -4/5 3/5 0 6/5]



Baris yang lain



Baris R baru = Baris R – (5/3) × Baris x

2

baru

= [0 5/3 -1 -7/3 0 0 2] – (5/3) × [0 1 -3/5 -4/5 3/5 0 6/5] = [0 5/3 -1 -7/3 0 0 2] – [0 5/3 -1 -4/3 1 0 2]

(59)

Penyelesaian dengan metode dua

fase – Fase I (cont’d)



Baris x

1

baru = Baris x

1

– (1/3) × Baris x

2

baru

= [1 1/3 0 1/3 0 0 1] – (1/3) × [0 1 -3/5 -4/5 3/5 0 6/5] = [1 1/3 0 1/3 0 0 1] – [0 1/3 -1/5 -4/15 1/5 0 2/5] = [1 0 1/5 3/5 -1/5 0 3/5]



Baris s

1

baru = Baris s

1

– (5/3) × Baris x

2

baru

= [0 5/3 0 -1/3 0 1 3] – (5/3) × [0 1 -3/5 -4/5 3/5 0 6/5] = [0 5/3 0 -1/3 0 1 3] – (5/3) × [0 1 -3/5 -4/5 3/5 0 6/5] = [0 5/3 0 -1/3 0 1 3] – [0 5/3 -1 -4/3 1 0 2]

= [0 0 1 1 -1 1 1]

(60)

Penyelesaian dengan metode dua

fase – Fase I (cont’d)

Basis x1 x2 r1 R1 R3 s1 Solusi

R 0 0 0 -1 -1 0 0

x1 1 0 1/5 3/5 -1/5 0 3/5

x2 0 1 -3/5 -4/5 3/5 0 6/5

s1 0 0 1 1 -1 1 1

 Tidak ada syarat optimal yang ditemui pada tabel (tidak ada

koefisien positif terbesar di z-row).

 Sehingga untuk fase I selesai dan mencapai optimal.

 Karena minimal R = 0. Fase I menghasilkan basis solusi optimal

x1 = 3/5 dan x2 = 6/5 dan s1 = 1.

 Pada titik ini, variabel buatan telah mecapai tujuan, dan kita

dapat menghilangkan kolom tersebut dari tabel dan dilanjutkan

(61)

Penyelesaian dengan metode dua

fase – Fase II



Setelah penghapusan kolom variabel buatan,

masalah asli menjadi :



Minimalkan Z = 4x

1

+ x

2



Constraint :



x

1

+ 1/5 r

1

= 3/5



x

1

+ 1/5 r

1

= 3/5



x

2

– 3/5 r

1

= 6/5



r

1

+ s

1

= 1



x

1

, x

2

, r

1

, s

1

≥ 0

(62)

Penyelesaian dengan metode dua

fase – Fase II (cont’d)

Basis x1 x2 r1 s1 Solusi

Z -4 -1 0 0 0

x1 1 0 1/5 0 3/5

x2 0 1 -3/5 0 6/5

s1 0 0 1 1 1

 Karena variabel basis x1 dan x2 mempunyai koefisien nonzero dalam

z-row, keduanya harus disubstitusikan menggunakan perhitungan berikut :

Z-row baru = Z-row lama + (4 × x1-row + 1 × x2-row)

Z-row baru = [-4 -1 0 0 0] + (4 × [1 0 1/5 0 12/5] + 1 × [0 1 -3/5 0 6/5]) Z-row baru = [-4 -1 0 0 0] + ([4 0 4/5 0 12/5] + [0 1 -3/5 0 6/5])

Z-row baru = [-4 -1 0 0 0] + [4 1 1/5 0 18/5] Z-row baru = [0 0 1/5 0 18/5]

(63)

Penyelesaian dengan metode dua

fase – Fase II (cont’d)

Basis x1 x2 r1 s1 Solusi

Z 0 0 1/5 0 18/5

x1 1 0 1/5 0 3/5

x2 0 1 -3/5 0 6/5

s 0 0 1 1 1



Kasusnya adalah meminimalkan, sehingga dicari koefisien

variabel dalam z-row yang mempunyai nilai positif

terbesar.



Didapatkan r

1

bernilai positif terbesar, sehingga menjadi

kolom kunci (memenuhi syarat optimal meminimalkan

karena mempunyai koefisien positif terbesar)

(64)

Penyelesaian dengan metode dua

fase – Fase II (cont’d)

Basis x1 x2 r1 s1 Solusi Rasio

Z 0 0 1/5 0 18/5

x1 1 0 1/5 0 3/5 (3/5)/(1/5) = 3

x 0 1 -3/5 0 6/5 (6/5)/(-3/5) = -2 (diabaikan)



s

1

menjadi variabel keluar dan r

1

menjadi variabel

masuk

x2 0 1 -3/5 0 6/5 (6/5)/(-3/5) = -2 (diabaikan)

(65)

Penyelesaian dengan metode dua

fase – Fase II (cont’d)



Operasi Gauss-Jordan untuk menghasilkan solusi

baru



Baris kunci



Ganti s

1

pada kolom Basis dengan r

1 

Baris r

11

baru = Baris s

11

÷ elemen kunci

= [0 0 1 1 1] / 1 = [0 0 1 1 1]



Baris yang lain



Baris Z baru = Baris Z – (1/5) × Baris r

1

baru

= [0 0 1/5 0 18/5] – (1/5) × [0 0 1 1 1] = [0 0 1/5 0 18/5] – [0 0 1/5 1/5 1/5] = [0 0 0 -1/5 17/5]

(66)

Penyelesaian dengan metode dua

fase – Fase II (cont’d)



Baris x

1

baru = Baris x

1

– (1/5) × Baris r

1

baru

= [1 0 1/5 0 3/5] – (1/5) × [0 0 1 1 1] = [1 0 1/5 0 3/5] – [0 0 1/5 1/5 1/5] = [1 0 0 -1/5 2/5]



Baris x

22

baru = Baris x

22

– (-3/5) × Baris r

1 1

baru

= [0 1 -3/5 0 6/5] – (-3/5) × [0 0 1 1 1] = [0 1 -3/5 0 6/5] – [0 0 -3/5 -3/5 -3/5] = [0 1 0 3/5 9/5]

(67)

Penyelesaian dengan metode dua

fase – Fase II (cont’d)

Basis

x

1

x

2

r

1

s

1

Solusi

Z

0

0

0

-1/5

17/5

x

1

1

0

0

-1/5

2/5

x

2

0

1

0

3/5

9/5



Solusi baru adalah (x

1

, x

2

, r

1

) dan tabel simpleks

dan memberikan nlai x1 dan x2 yang optimal

yaitu masing-masing 2/5 dan 9/5

x

2

0

1

0

3/5

9/5

(68)

Hal-hal yang perlu diperhatikan

 Penghilangan variabel buatan dan kolomnya diakhir fase I hanya

bisa dilakukan ketika semua variabel buatan tersebut sudah menjadi variabel nonbasis.

 Jika satu atau lebih variabel buatan adalah basis (pada level nol)

di akhir fase I, maka langkah tambahan berikut ini harus

dilakukan untuk menghilangkannya sebelum masuk ke fase II

 Langkah 1

 Pilih variabel buatan nol untuk meninggalkan basis solusi dan  Pilih variabel buatan nol untuk meninggalkan basis solusi dan

rangcanglah baris sebagai baris kunci.

 Variabel masuk bisa sembarang variabel nonbasis (non buatan)

dengan koefisien nonzero (positif atau negatif) dalam baris kunci. Lakukan iterasi simpleks.

 Langkah 2

 Hilangkan kolom variabel buatan (yang baru saja keluar) dari

tabel.

(69)

Tugas

 Baca Modul 4 Analisis Sensitivitas  Kerjakan soal Modul 3 :

 Kelompok 1 : 3.2 dan 3.6(a)  Kelompok 2 : 3.3 dan 3.6(b)  Kelompok 3 : 3.4 dan 3.6(c)  Kelompok 4 : 3.7 dan 3.6(d)  Kelompok 5 : 3.8 dan 3.1(a)  Kelompok 6 : 3.5(a) dan 3.1(b)  Kelompok 6 : 3.5(a) dan 3.1(b)  Kelompok 7 : 3.5(c) dan 3.1(c)  Kelompok 8 : 3.5(d) dan 3.1(d)  Kelompok 9 : 3.5(b) dan 3.5(e)

 Pengerjaan :

 Satu kelompok berisi maksimal 5 orang

 Ditulis tangan pada kertas folio bergaris oleh masing-masing anggota  Dikumpulkan pada pertemuan berikutnya

Gambar

Tabel simpleks setelah iterasi 1 Basis Z x 1 x 2 s 1 s 2 s 3 s 4 Solusi Z 1 0 -2/3 5/6 0 0 0 20 x 1 0 1 2/3 1/6 0 0 0 4 s 2 0 0 4/3 -1/6 1 0 0 2 s 3 0 0 5/3 1/6 0 1 0 5 s 4 0 0 1 0 0 0 1 2s400100012  Fungsi tujuan Z = 20
Tabel simpleks setelah iterasi 2 Basis Z x 1 x 2 s 1 s 2 s 3 s 4 Solusi Z 1 0 0 ¾ ½ 0 0 21 x 1 0 1 0 ¼ -1/2 0 0 3 x 2 0 0 1 -1/8 ¾ 0 0 3/2 s 3 0 0 0 3/8 -5/4 1 0 5/2

Referensi

Dokumen terkait

atra belum banyak dilakukan mengingat keberadaan teripang yang semakin sedikit di alam, sehingga perlu adanya penelitian kelimpahan teripang di ekosistem padang lamun

bencana Menganalisis informasi, dokumentasi dan publikasi Mengelola pelayanan informasi, dokumentasi dan publikasi Melakukan pemberdayaan masyarakat Mengidentiifikasi

Karena jika seseorang hanya mengandalkan kecerdasan intelektualnya saja tanpa diimbangi dengan kemampuan mengendalikan emosi (kecerdasan emosional yang cukup tinggi),

Saya melaporkan kejadian ini ke Polsek Duri Mandau namun mereka tidak menanggapi masalah keluarga kemudian saya melaporkan ke RT tempat tinggal mereka atas kelakuan mereka selama

Menentukan solusi optimal dari diantara semua titik sudut solusi layak (cont’d).. Contoh kasus

Law of closure menjelaskan bahwa jarak dapat mempengaruhi field of view, mengakibatkan pada jarak tertentu objek dapat berkamuflase dengan latar belakang (figure-ground tidak

Guru kemarin lebih banyak berharap kepada pemerintah, dan tentu ini saya respon dengan baik, agar misalnya fasilitas perpustakaan itu bisa dibikin lebih baik lagi, kemudian

Persatuan Tuna Netra Indonesia (2004) mendefinisikan ketunanetraan sebagai berikut: Orang tunanetra adalah mereka yang tidak memiliki penglihatan sama sekali (buta