• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 KONSEP PERANCANGAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4

KONSEP PERANCANGAN

4.1 Mind Mapping Concept

Diagram 4.1 Mind Mapping Concept

Penggunaan konsep “My Tootsie Bear” berasal dari brand dengan tujuan dapat menyampaikan visi & misi melalui perancangan interior, sehingga antara brand dengan konsep dapat menyatu dan menciptakan ambience yang menyenangkan untuk anak. Dan pemilihan tema nature bertujuan karena identik dengan dunia anak – anak yang menyenangkan dan bebas. Bebas diartikan tanpa batas, pada usia dini anak-anak senang beraktifitas tanpa dibatasi orang lain, aktifitas dapat mengacu aspek motorik dan kreatifitas, selain itu anak dapat menenangkan diri dari kejenuhan dan

(2)

bervarian aktifitas dapat dilakukan. Tujuan lainnya adalah mengenalkan anak-anak dan memberi kesenangan tak terlupakan di luar lingkungan rumah.

Seperti kita ketahui kota Jakarta didominasi oleh bangunan dan gedung-gedung tinggi, sangat sulit menemukan tempat rekreasi yang berhubungan dengan alam. Anak-anak masa kini ditawarkan dengan permainan elektronik, hal ini kurang melatih aspek motorik serta kognitif anak, serta kurangnya percaya diri. Menurut penilitian, anak-anak yang dominan beraktifitas di luar ruangan akan lebih ekspresif, imajinatif dan percaya diri. Percaya diri dalam melakukan segala hal yang dia anggap mampu dan belum tentu anak lain dapat melakukannya.

Dalam hal ini penulis menerapkan konsep pada area TPA yang aktifitasnya didominasi oleh anak-anak. Agar anak-anak dapat menikmati seperti berada di luar gedung. Tentunya hal ini didukung oleh pemilihan material, bentuk, furniture, dan aspek-aspek lain yang mendukung terciptanya sebuah desain.

4.2 Brainstorming Theme Concept

Diagram 4.2 Brainstorming Theme Concept Keluarga Beruang Natural Warna Tempat Tinggal The Second Home

Pink Biru Coklat Spiritual, feminin Menenangkan, aman, sabar Hangat, nyaman, aman Tempat berlindung Tempat beristirahat Tempat bermain Tempat berkumpul Melindungi Mengajari Mengawasi Membimbing Memberi kasih sayang Friendly Hutan Alam Coklat Hangat Kayu Membumi Rileks Fun Colourful

(3)

4.3 Konsep Ambience Ruangan

TPA merupakan bagian dari salah satu bisnis dalam bidang anak-anak. Berada pada bangunan apartemen, tidak menutup kemungkinan untuk menciptakan sebuah desain seperti di tempat terbuka. Desain dibuat senyaman mungkin, membuat anak-anak tidak cepat jenuh berada di lingkungan TPA. Menciptakan suatu ruangan yang colourful, energic, playful, cheerful, imaginative dan creative. Hal ini berkaitan erat dengan tumbuh kembang anak dan dapat mempengaruhi mood anak dalam suatu ruangan.

Pemilihan warna-warna cerah menggambarkan keceriaan. Sedangkan dalam hal bentuk, dapat merangsang kreatifitas dan imajinasi anak. Sebab pada usia ini anak senang bermain dengan imajinasi dan penuh dengan khayalan pada hal-hal yang mereka jumpai. Ambience tidak hanya dipengaruhi oleh elemen interior saja, melainkan didukung dengan pemilihan furniture, pencahayaan, penghawaan, tata suara dan pemilihgan material yang digunakan. Berikut beberapa image ambience, sebagai gambaran penulis untuk membantu proses desain : (Sumber :

www.google.com)

Pada image ini mengambil bentuk-bentuk organik dari alam yang diterapkan pada dinding dan furnitur. Keadaan ambience ini cocok untuk ruang menyusui, dimana ibu perlu merasa rileks dan merasa hangat.

Gbr. 4.1 Ambience Image concept

Ruangan ini berkonsep kehidupan bawah laut, didukung dengan mural pada dinding. Melalui

wall painting seperti ini, anak-anak dapat

mengetahui dan mempelajari dunia bawah laut dan beragam jenis makhluk hidup di dalamnya.

Ambience ini cocok untuk ruang kelas, anak tidak

cepat jenuh. Gbr. 4.2 Ambience Image concept

(4)

Ruangan ini berkonsep taman bermain, memberi kesan energic, cheerful dan imajinatif. Anak-anak merasa berada di sebuah taman, hal yang jarang dijumpai di kota Jakarta. Keadaan ini cocok untuk ruang perpustakaan.

Gbr. 4.3 Ambience Image concept

Konsep pelabuhan dengan kesan colourful dan

cheerful, mampu mengembangkan imajinasi anak

dan sebagai objek pembelajaran mengenai pelabuhan dan aktifitasnya. Lewat hal sederhana, sebuah desain yang efektif mampu memberi manfaat selain keindahan estetika. Cocok untuk ruang bermain anak.

Gbr. 4.4 Ambience Image concept

4.4 Konsep Bentuk

Pemilihan bentuk yang diterapkan pada desain harus didasarkan pada konsep yang colourful, energic, playful, cheerful, imaginative dan creative. Bentuk-bentuk yang digunakan disesuaikan dengan makna dari garis maupun bentuk itu sendiri, sehingga anak mendapatkan ilmu sederhana mengenai bentuk sejak dini dan pemilihan bentuk dapat merangsang imajinasi dan kreatifitas anak.

Bentuk-bentuk yang diterapkan adalah dinamis, flowing dan organik yang kemudian dikreasikan menjadi bentuk lain yang bervariatif, hindari bentuk-bentuk berujung tajam yang dapat membahayakan anak-anak. Berikut beberapa image yang menggambarkan konsep bentuk yang diinginkan penulis : (Sumber :

(5)

Menerapkan bentuk dinamis, dimana bentuk tersusun rapi dan konsisten. Bersifat stabil dan simetris terhadap satu sumbu atau lebih, hindari bentuk-bentuk berujung tajam, beri sedikit lengkungan pada objek yang bersudut. Cocok untuk ruang perpustakaan.

Gbr. 4.5 Konsep bentuk

Menerapkan bentuk flowing, memiliki arti mengalir dan kesan bebas. Pada gambar ini terlihat kebebasan berekspresi pada wall

treatment dan pemilihan furnitur. Cocok untuk

ruang kelas, arena bermain dan perpustakaan. Gbr. 4.6 Konsep bentuk

Menerapkan bentuk organik, bentuk organik merupakan bentuk-bentuk dari alam. Memberi kesan natural dan imajinatif. Bentuk organik seperti ini cocok untuk area bermain anak.

Gbr. 4.7 Konsep bentuk

4.5 Konsep Furnitur

Dalam memilih furniture untuk anak harus mengutamakan faktor keamanan. Karakter anak usia dini sangat aktif bergerak dan besarnya rasa ingin tahu untuk mengeksplorasi lingkungannya menuntut kemauan mereka. Bentuk furniture anak harus disesuaikan dengan aktivitas bermain anak. Berdasarkan kebutuhan tersebut, terdapat hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam merancang bentuk furniture anak, sebagai berikut :

• Produk furnitur anak baik dengan menggunakan multipleks dengan finishing nitrocellulosa, terbuat dari bahan alami dan tidak berbau.

(6)

• Penggunaan material yang paling banyak digunakan adalah plastik polipropilen. Material ini memiliki kelebihan seperti ringan, mudah dibentuk, dan tidak sekeras material lain dalam penggunaan furnitur.

• Sudut furniture sebaiknya tidak tajam melainkan membulat. Bentuk sudut ini dapat menghindarkan anak dari akibat yang lebih fatal jika terbentur sudut furnitur.

• Hindari bentuk furnitur dengan menggunakan roda, hal ini untuk menghindari resiko kecelakaan akibat perilaku hiperaktif anak. • Pertimbangkan pemilihan warna pada furniture sebaiknya makna

warna yang berdampak pada psikologis anak.

• Kekuatan dan kestabilan material pada furniture menjadi pertimbangan utama.

• Faktor ergonomis merupakan syarat utama kenyamanan untuk semua desain furniture anak.

• Dalam segi ergonomi, untuk ketinggian dudukan kursi balita usia 3-5 tahun berkisar antara 30-35,5 cm, sedangkan untuk lebar dan dalam kursi berkisar antara 27-33 cm.

Gbr. 4.8 Konsep furniture (Sumber : www.google.com)

4.6 Konsep Warna

Warna bengaruh untuk memberikan sebuah vibrasi dalam suatu desain. Oleh karena itu warna dikatakan sebagai senyawa interior. Warna memiliki kekuatan untuk mempengaruhi emosi anak. Berhati-hatilah dalam memilih warna untuk

(7)

anak, terutama pada ruang-ruang utama anak seperti ruang tidur, kamar mandi, ruang bermain, dan ruang belajar. Ruang lain seperti lobby dan ruang makan tidak berpengaruh besar pada anak. Warna-warna yang disarankan adalah warna-warna cerah yang dioptimalkan dapat merangsang kreativitas, memberi semangat, memengaruhi estetika, memperkuat daya imajinasi, dan memperkuat rangsangan motorik anak. Selain itu, anak memiliki reaksi positif terhadap warna cerah, seperti pink, biru, maupun merah. Terdapat reaksi negatif yang diberikan pada warna-warna gelap seperti coklat, hitam, serta abu-abu. Berikut efek warna secara universal yang berpengaruh pada anak-anak :

Merah : dinamis, bersemangat, menstimulasi, aktif, kuat, hangat, agresif. Akan tetapi bila terlalu banyak menerapkan warna ini dapat menimbulkan kemarahan, tekanan, ketidaksabaran, intimidasi, dendam, dan suasana ribut. Sebaiknya, jangan diterapkan pada kamar bayi (di bawah 1 tahun).

Kuning : sulit ditangkap mata, ceria, hangat, dan berenergi. Warna ini tidak cocok digunakan pada kamar tidur anak, terutama untuk kuning yang terlalu terang, karena dapat menyebabkan silau dan sulit untuk beristirahat.

Biru : paling nyaman untuk mata, menenangkan, aman, menerima, dan

sabar. Akan tetapi bila terlalu banyak warna biru dapat menyebabkan rasa dingin dan membuat anak jadi pasif. Jika ingin menggunakan warna biru, pilih warna yang tidak terlalu pucat sehingga tidak terkesan dingin. • Hijau : rileks, sepi, natural, menenangkan dan terkesan malu-malu.

Terlalu banyak hijau membuat anak menjadi malas, sehingga untuk menetralisir dapat dikombinasikan dengan merah atau orange.

Orange : percaya diri, ramah, penuh keceriaan. Warna orange pada kamar dapat membuat anak selalu terjaga, sehingga harus dikombinasikan dengan warna lain. Jika terlalu banyak orange, dapat membuat ruangan terasa gelap, sehingga memerlukan banyak cahaya yang masuk.

Ungu : meningkatkan imajinasi anak dan kreativitas. Jika terlalu banyak ungu juga bisa membuat mood anak terganggu dan menyebabkan anak terlalu ingin berkuasa.

(8)

Lilac : terkesan spiritual. Jangan diterapkan pada kamar anak laki-laki karena dapat membangkitkan sifat feminin. Agar tak terasa sepi, padukan dengan warna hitam atau perak.

Coklat : warna bumi, memberikan kesan hangat, nyaman dan aman. Namun warna coklat dapat memberikan kesan ‘sophisticated’ karena dekat dengan warna emas. Warna berdampak : suka merebut, tidak suka memberi hati, kurang toleran dan pesimis.

Abu-abu : warna ini tidak memiliki arti spesifik karena cenderung netral. Tidak terang dan sama sekali bebas dari kecenderungan psikologi.

Hitam : kesan kehampaan, kematian, kegelapan, kebinasaan, kerosakkan dan kepunahan.

4.7 Konsep Material

Pemilihan material sangat mempengaruhi keindahan dan kesempurnaan sebuah desain. Oleh karena itu dalam tahap mendesain kita harus mengetahui pengguna dan aktifitas apa yang dilakukan, sehingga dapat disesuaikan dengan pemilihan material yang tepat. Berikut elemen-elemen interior :

o Lantai

Anak-anak banyak melakukan aktifitas di lantai, dari aktifitas merangkak, berjalan, tidur-tiduran, duduk, berlari, melompat, bermain, berinteraksi dengan teman sebaya maupun orang dewasa. Material-material yang dapat digunakan untuk anak-anak :

 Parkit

Parkit cenderung lebih lunak dibandingkan keramik, sehingga dapat mengurangi resiko cedera pada anak ketika jatuh. Parkit memberi kesan hangat dan mewah. Cocok digunakan pada ruang kelas dan ruang menari yang banyak melibatkan kegiatan gerak.

(9)

 Vinyl

Vinyl memiliki motif seperti marmer, granit maupun parkit. Terdapat

beragam jenis vinyl, baik dalam bentuk gulungan maupun modular. Kelebihan dari vinyil adalah tahan air, larutan minyak dan zat kimia, empuk, menyerap suara, hangat, akan tetapi vinyl mudah tergores.

Vinyl sangat cocok untuk anak-anak. Cocok digunakan para area

makan, kelas sains dan ruang dokter yang pada ruang ini melibatkan aktifitas dengan menggunakan larutan/cairan dan untuk arena tidur anak untuk mencegah kebisingan.

Gbr. 4.10 Konsep Material - Vinyl  Keramik dan marmer

Keramik dan marmer baik digunakan pada lantai kamar mandi karena sangat rawan licin. Untuk area aktifitas anak sebaiknya menggunakan keramik bertekstur untuk mencegah terpleset dikarenakan licin dan pilihlah warna cerah yang menarik utnuk anak-anak.

Gbr. 4.11 Konsep Material – Keramik bertekstur  Karpet

Penggunaan karpet dapat diterapkan pada area bermain anak, maupun area lain yang banyak melibatkan aktifitas di lantai (ex : area bermain, ruang audio dan video). Dapat sebagai pengganti alas duduk. Terdapat beberapa tips dalam memilih karpet yang baik untuk anak :

(10)

- Hindari material karpet berbahan dasar wol maupun bulu, agar terhidar dari debu.

- Karpet yang baik, berbahan dasar nilon / bahan estesis lain.

- Gunakan karpet wall to wall agar lantai terlihat rapi dan nyaman. Selain dapat meredam suara, karpet dapat menangkap debu, menyerap air dan kotoran. Perawatannya cenderung sulit dan relatif mahal. Untuk itu penggunaan karpet hanya pada ruang tertentu saja agar mudah dibersihkan.

- Jangan memasang karpet secara permanen agar mudah dibersihkan. - Pilih motif karpet yang dapat merangsang kreatifitas anak.

Gbr. 4.12 Konsep Material – Karpet  Karet atau karet sintetis

Karet hanya digunakan sebagai alas bermain. Material ini cukup empuk sehingga aman bagi anak-anak dan dapat berfungsi sebagai isolator lantai yang dingin. Selain dapat dipakai sebagai alas senam, terdapat juga potongan karet satuan modular yang dapat disambung menjadi alas lantai. Material ini dapat digunakan pada area bermain maupun kamar mandi pada area basah sebagai pelapis agar tidak terpleset.

(11)

o Dinding

Pemilihan material pada dinding harus berdampak pada perkembangan imajinasi dan kreatifitas anak. Pilihlah warna-warna yang sesuai dengan psikologis anak. Gunakan gambar maupun pola beragam bertemakan anak-anak agar terkesan menarik untuk anak-anak. Beberapa material yang dapat digunakan pada dinding :

• Cat tembok

Cat merupakan aplikasi dominan pada dinding dan dapat memilih varian warna. Warna-warna yang dipilih harus disesuaikan dengan aktifitas anak di dalam ruangan dan disesuaikan dengan psikologi warna, sehingga dapat memberi mood baik untuk anak dalam area tersebut. Dapat diaplikasikan dengan sesuatu yang bertekstur dan dapat digunakan untuk wall painting. Untuk wall painting dapat diterapkan pada area belajar dan bermain anak.

Gbr. 4.14 Konsep Material – Wall painting (Sumber : www.google.com)

Wallpaper

Material ini yang banyak digunakan pada masa sekarang dikarenakan

tahan lama dan memiliki motif serta warna yang bervariasi. Material

wallpaper mudah dipasang dan tidak berbahaya bagi anak-anak,

namun perekatnya mengandung racun. Sebaiknya menunggu hingga bau perekatnya hilang sebelum ruangan digunakan oleh anak-anak.

Wallpaper cocok diguanakan pada semua area yang melibatkan

anak-anak. Pemilihan motif atau gambar dapat disesuaikan dengan aktifitas anak-anak.

(12)

Gbr. 4.14 Konsep Material – Wallpaper (Sumber : www.google.com)

4.8 Konsep Pencahayaan

Pencahayaan tidak semuanya baik, semua itu disesuaikan dengan kebutuhan pengguna dan tingkat keterangan cahaya. Pencahayaan untuk anak-anak menggunakan lampu TL yang baik digunakan pada ruang kelas, lampu pijar untuk memberikan suasana hangat dan terang dibanding dengan lampu fluorescent yang cocok digunakan pada ruang tidur anak. Adapun penggunaan lampu LED guna menghemat pemakaian listrik.

Gbr. 4.15 Konsep Material – Lampu TL (Sumber : www.google.com)

Gbr. 4.15 Konsep Material – Lampu pijar & LED (Sumber : www.google.com)

(13)

4.9 Konsep Penghawaan

Untuk temperatur anak-anak, sama dengan orang dewasa. Akan tetapi respon tubuh anak dalam menerima perbedaan suhu terlalu drastis sangat kurang, anak lebih mudah sakit. Oleh karena itu, suhu pada tempat anak-anak perlu diperhatikan dan diatur, penghawaan yang baik antara 22 – 24 derajad celcius. Pengaturan suhu ruangan disesuaikan negan aktifitas anak. Pada ruangan yang banyak melibatkan aktifitas gerak, gunakan suhu sejuk. Sedangkan pada area yang lebih rileks seperti ruang kamar tidur, dapat menggunakan suhu yang tidak terlalu sejuk (dingin), sehingga anak dapat beristirahat dnegan tenang tanpa rasa gelisah kedinginan.

4.10 Konsep Tata Suara

Tempat anak-anak identik dengan kebisingan sehingga perlu dicegah dengan pemilihan material seperti gypsum dan acoustic ceiling, karpet dan lain-lain. Pengaruh letak ruang juga berpengaruh seperti ruangan yang membutuhkan tingkat privasi cukup tinggi dan membutuhkan ketenangan dapat ditempatkan pada sudut bangunan dan letaknya dijauhkan dari area yang memiliki tingkat kebisingan dengan intensitas tinggi.

4.11 Konsep Green Design

Penulis menerapkan konsep green design pada perencanaan interior, dengan adanya pemanasan global maka konsep ini sangat tepat dipergunakan. Pada konsep ini lebih ditekankan pada proses penghematan energi, baik dari segi pemilihan material, penghawaan dan pencahayaan. Dikarenakan bentuk bangunan sudah menerapkan konsep green desain dengan banyaknya jendela-jendela, terdapat taman-taman diantara gedung satu dengan gedung lain, hal ini mendukung penghematan energi dari segi pencahayaan pada interior bangunan.

TPA dapat mengoptimalkan pemakaian pencahayaan matahari langsung (alami), dan penggunaan kaca film pada kaca-kaca untuk mengatur intensitas cahaya masuk sangat penting, dikarenakan tidak semua area membutuhkan cahaya dalam intensitas tinggi. Adapun pengunaan cahaya lampu digunakan hanya pada saat tertentu dan cahaya lampu menggunakan lampu LED yang dikenal sebagai lampu ramah lingkungan.

(14)

Gbr. 4.16 Konsep Green Design – Kaca Film (Sumber : www.google.com)

Gbr. 4.17 Konsep Green Design – Lampu Led (Sumber : www.google.com)

Penghematan dari segi pemilihan material, sebaiknya menggunakan material yang berusia jangka panjang dan mudah dibersihkan. Untuk furniture dengan bahan dasar kayu menggunakan batang kayu jabong atau sengon, dimana kayu ini lebih cepat tumbuh, berdiameter besar dan baik untuk furniture. Pada parkit atau furniture dapat menggunakan bambu sebagai bahan dasar, bambu dikenal sebagai material alami yang bersifat elastis, kuat dan mampu menahan tekanan beban, tarik, geser maupun tekuk dengan baik.

Gbr. 4.18 Konsep Green Design – Parkit Bambu (Sumber : www.google.com)

Gambar

Diagram 4.1 Mind Mapping Concept
Diagram 4.2 Brainstorming Theme Concept

Referensi

Dokumen terkait

Sampel dalam penelitian ini ialah semua konsumen yang mengkonsumsi ikan bandeng yang dibeli pada pedagang ikan bandeng di pasar Peureulak Kabupaten Aceh

berarti terjadi perbedaan yang signifikan rata-rata volume perdagangan saham pada saat penetapan dengan 1 hari sebelum penetapan Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek

selaku Sekertaris Jurusan Manajemen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung atas kemudahan dan masukan yang

Stress dan kortikosteroid mempunyai pengaruh berbeda terhadap sel-sel Th1 dan Th2, mengarahkan sistem imun menjadi respons Th2, yang akan menekan imunitas seluler dan

Keunggulan menggunakan koefisien variasi Williamson didalam menjelaskan disparitas ialah mampu dijalankan untuk jumlah pengamatan kecil di dalam suatu wilayah atau di satu

Komputer Departemen Pendidikan Teknik Elektro Lt.. Komputer Departemen Pendidikan Teknik

Hasil analisis dari penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, diantaranya adalah penelitian yang dilakukan Indah Kusumawati

Profesor Adu mendesak para peneliti Nigeria untuk meningkatkan usaha dalam rangka memperbaiki genetik tanaman asli dengan berbagai sifat yang diinginkan, juga menambahkan bahwa