• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSALITAS AJARAN ISLAM DAN PRINSIP ISLAM BERKEMAJUAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam yang diampu oleh :

Amirullah, S.Pd.I.,M.A

Oleh : Kelompok 7

1. Intan Dihni Arsika 2101025257 2. Muhammad Azmi Daruri 2101025083 3. Siti Syaira 2101025011

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA

2021

(2)

i

KATA PENGANTAR

Pertama-pertama kami panjatkan puja dan puji syukur atas rahmat dan ridho Allah Subhanahu Wa Ta'ala. karena tanpa rahmat dan ridho-Nya, kita tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan selesai tepat waktu.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Amirullah, S.Pd.I.,M.A selaku Dosen Pengampu Pendidikan Agama Islam dan juga kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kami yang selalu setia membantu dalam hal pengumpulan data-data dalam pembuatan makalah ini.

Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahuai.

Maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari teman-teman maupun dosen, demi tercapainya makalah yang sempurna.

Jakarta, 13 Oktober 2021

Kelompok 7

(3)

ii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………...i

DAFTAR ISI………...ii

BAB I : PEMBAHASAN A. Islam Sebagai Agama Universal……….1

B. Tantangan Zaman dan Keluwesan Islam………3

C. Karakteristik Ajaran Islam………..5

D. Prinsip Islam Berkemajuan……….8

E. Indikator Muslim Berkemajuan………11

BAB II : PENUTUP A. Kesimpulan………...13

B. Saran dan Masukan………...13

DAFTAR PUSTAKA…...14

(4)

1 BAB I PEMBAHASAN

A. ISLAM SEBAGAI AGAMA UNIVERSAL

Latar Belakang Islam sebagai agama universal memberikan pedoman hidup bagi manusia menuju kehidupan yang bahagia yang pencapaiannya sangat tergantung pada aspek pendidikan. Salah satu ajaran Islam adalah dengan mewajibkan umatnya untuk melaksanakan pendidikan, karena dengan melaksanakan pendidikan manusia dapat memperoleh bekal kehidupan yang baik dan terarah. Pendidikan Islam adalah suatu usaha bimbingan atau asuhan terhadap anak didik supaya nantinya setelah dari pendidikan dapat memahami apa yang terkandung di dalam Islam secara keseluruhan, menghayati makna, maksud dan tujuannya sehingga dapat mengamalkannya serta menjadikan ajaran-ajaran Islam yang telah dianutnya itu sebagai pandangan hidupnya sehingga dapat mencapai kebahagiaan dunia akhirat kelak. (Daradjat, 2012).

Pengetahuan agama yang kurang akan berpengaruh terhadap kesadaran manusia dalam mengamalkan ibadah dan beragama. Norma atau hukum yang sudah ada susah diterapkan dalam. hidupnya sebagai disiplin diri, hal yang demikian itu dapat terjadi karena kurangnya penanaman sejak dini atau bisa pula karena pengaruh lingkungan sekitar yang jauh dari nilai-nilai agama, sehingga seringkali dalam sikap dan tingkah lakunya ada yang kurang sesuai dengan ajaran agama yang berlandaskan al-Qur’an dan al-Sunnah. perkembangan pendidikan dan pembentukan pribadi anak, seperti meluasnya peredaran obat terlarang, pergaulan bebas, tawuran remaja sehingga menumbuhkan kekhawatiran pada orang tua mereka. Ditambah globalisasi di bidang budaya, etika dan moral yang didukung oleh kemajuan teknologi di bidang transportasi dan teknologi. Bagi anak yang tidak dapat memanfaatkan perkembangan dunia dengan baik dan benar akan menghantarkan mereka pada perilaku yang menyimpang dari agama dan mangakibatkan krisis moral pada anak bangsa.Islam pada essensinya lahir demi keselamatan hidup manusia. Keselamatan tersebut sejatinya meliputi seluruh elemen hidup manusia di dunia. Tidak ada sekat dalam beragama, termasuk dalam Islam. Nabi Muhamad diutus ke dunia untuk menyampaikan agama damai dan keselamatan bagi seluruh umat manusia. Selain damai, Nabi menginginkan umatnya hidup saling berdampingan tanpa suatu halangan. slam tidak membedakan warna kulit,

(5)

2

bahasa, bangsa,pangkat, derajat. Inti ajaran islam bukanlah terletak pada kesukuan atau leluhur, melainkan keesaan Allah SWT (tauhid) suatu implikasi yang sangat penting dari ajaran tauhid tersebut adalah kesatuan umat manusia. Di segi hukum,keuniversalam Islam itu juga terlihat pada prinsip-prinsip hukum yang dimiliknya. Berdasarkan prinsip kesatuan umat manusia tersebut, hukum Islam memberikan jaminan dan perlindungan terhadap setiap orang, tanpa diskriminansi.

Dengan demikian, pandangan sebahagian orang yang mengatakan bahwa Islam hanya sesuai untuk bangsa Arab saja, tidak mempunyai dasar yang kuat. Keuniversalan Islam dapat dilihat dari ciri-cirinya, antara lain:

1. Agama Allah. Agama Islam bersumber dari Allah, berupa wahyu langsung (Al- Quran);

2. Mencakup aspek seluruh kehidupan, baik individu,masyarakat, bernegara, dll;

3. Berlaku untuk semua umat sampai akhir zaman;

4. Sesuai dengan fitrah manusia;

5. Menempatkan akal pada tempat yang sebaik-baiknya;

6. Menjaga rahmat bagi alam semesta;

7. Berorientasi kedepan tanpa melupakan masa kini;

8. Menjanjikan al-Jaza.

Seiring perjalanan waktu, pemahaman keislaman begeser sedikit demi sedikit.

Hal itu dibuktikan dengan adanya aliran radikalime Islam yang memiliki pemahaman sempit terkait agama Islam. Islam adalah istilah yang digunakan dalam al-Quran untuk menamakan agama yang diturunkan Allah bagi umat manusia mulai sejak kewujudan manusia itu sendiri. Inti daripada ajaran Islam adalah penyerahan diri kepada Allah s.w.t, taat, setia, dan ikhlas kepada-Nya semata dalam melaksanakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya, tiada mempersekutukannya dengan yang lain. Islam sejak pertama diturunkan ke muka bumi ini membawa aqidah yang satu,tetapi tampil dalam bentuk syari’ah yang pelbagai ragam,sesuai dengan masa dan kondisi manusia pada berbagai kurun. Nabi Muhammad adalah rasul terakhir syari’ah yang beliau bawa adalah jaran Tuhan (al-Rabbaniyyah), yang sesuai dengan watak dasar manusia (al- Insaniyyah) untuk digunakan di mana saja dan kapan saja hingga akhir zaman (al-

‘Alamiyyah), mencakupi segala aspek yang diperlukan dalam kehidupan (al- Syumuliyyah), syari’ah yang sederhana (al-Wasittiyyah) yang tidak membedakan

(6)

3

derajat manusia (al-Musawah), memerintahkan menegakkan keadilan (al-‘Adalah), dan mewujudkan kasih sayang (al-Rahmah) di muka bumi ini.1

B. TANTANGAN ZAMAN DAN KELUWESAN ISLAM

Era Globalisasi menuntut kita untuk menjadi salah satu bagian di dalam masyarakat dunia yang dinamis dan kompetitif. Tanpa kedua kemampuan tersebut, musthail kita sebagai bangsa hidup sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Dimensi penting untuk bisa mengikuti perkembangan bangsa-bangsa lain dalam IPTEK adalah peningkatan kualitas SDM kita. Masyarakat memiliki kecenderungan selalu berubah dan berkembang, dan perubahan tersebut akan selalu berlaku pada semua masyarakat, setiap saat dimanapun mereka berada. Kadangkala perubahan itu berlangsung secara tiba-tiba dan serentak.Kemunduran umat islam dalam beberapa abad terakhir bersumber dari kesalahan dan penyimpangan sebagai besar umat islam dalam memahami ajaran agamanya. kata modern disebut dengan modernisme, maka kata ini berarti gerakan yang bertujuan menafsirkan kembali doktrin tradisional, menyesuaikannya dengan aliran-aliran modern seperti filsafat, sejarah, dan ilmu pengetahuan. Masyarakat Islam Modern berarti corak pemikiran dalam Islam yang berlaku sesuai dengan tuntutan zaman tajdid dalam bahasa Arab. Modernisasi dalam masyarakat barat adalah pikiran, aliran, gerakan, atau usaha untuk mengubah paham- paham, adat istiadat, institusi-institusi lama, dan sebagainya untuk disesuaikan dengan suasana baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern (Nasution, 1975). Terdapat tiga sikap islam terhadap hukum Islam dalam merespons perkembangan modern, yaitu :

1. Kelompok orang yang ingin memperthankan fiqh sebagaimana yang terdapat dalam kitab kuning. Kelompok ini tidak membedakan secara tegas hokum yang harus dan stabil, dan hokum yang bisa berubah.

2. Kelompok lain berdapat, umat islam harus maju dan dapat hidup tenang di abad modern ini dengan tetap mentaati ajaran agamanya.

3. Kelompok orang yang berpandanagan untukmengejar ketertinggalan umat Islam dan menyesuaikan diri dengan kemajuan abad modern,pintu ijtihad harus dibuka secara

1 Hadi Tedja, “Islam Sebagai Agama Universal”, diakses dari https://adoc.pub/bab-i-pendahuluan- islam-sebagai-agama-universal-memberikan-p.html, pada tanggal 13 Oktober 2021.

(7)

4

bebas tantpa memandang degan konsep metodologis yang telah dirumuskan mujtahid terdahulu. Ijtihad dilakukan tanpa harus membedakan antara ayat Al-Quran yang qath'I dan zanni. ayat-ayat ini dapat disesuaikan menurut mereka dengan situasi dan kondisi sekarang.

Di Era modern seperti sekarang ini, umat Islam sering dihadapkan pada sebuah tantangan, di antaranya adalah menjawab pertanyaan tentang di mana posisi Islam dalam kehidupan modern, serta bentuk Islam yang bagaimana yang harus ditampilkan guna menghadapi modernisasi dalam kehidupan publik, sosial, ekonomi, hukum, politik dan pemikiran. Yang dimaksud dari akibat modernisasi di sini adalah perubahan yang biasanya terjadi bersamaan dengan usaha modernisasi. Perubahan itu bisa terjadi dalam enam bidang besar: demografi, sistem stratifikasi, pemerintahan, pendidikan, sistem keluarga, dan nilai, sikap serta kepribadian.Modernisasi selalu melibatkan globalisasi dan berimplikasi pada perubahan tatanan sosial dan intelektual, karena dibarengi oleh masuknya budaya impor ke dalam masyarakat tersebut. Pertarungan kedua budaya tersebut tidak selalu berakhir dengan model antagonistik, tetapi unsur yang tersisih akhirnya tidak berfungsi dan digantikan oleh unsur baru yang kemungkinan besar dimenangkan oleh unsur impor. Biasanya, unsur lokal berangsur- angsur menurun dan tidak lagi diminati oleh masyarakat tradisional. kita dihadapkan pada masalah modernisasi yang semakin kompleks seperti sekarang ini maka tantangan kita untuk bisa memfilter semua itu dan tetap menjaga kemurnian akidah dan kemantapan iman serta bagaimana kita tetap menjaga keutuhan agama Islam. Dari itulah dalam merespon modernisasi, umat Islam terbagi menjadi beberapa kelompok.

Ada yang merespon secara berbalikan, yaitu dengan sikap anti modernisme dan pada akhirnya anti Barat. Ada yang menjadikan Barat sebagai kiblat dan role model dalam masa depan dan bahkan untuk way of lifemereka. Kelompok ini memandang bahwa konsepsi tradisional memiliki kelemahan dalam menghadapi modernisasi.Ada lagi kelompok ketiga yang bersikap kritis, namun tidak secara otomatis anti modernisasi dan anti Barat. Di mata kelompok yang disebutkan terakhir ini, modernisasi dimodifikasi sekiranya tidak bertentangan dengan hal-hal yang dianggap prinsip oleh mereka. Kelompok ketiga ini menganggap Barat tidak secara otomatis sebagai musuh, dan dalam waktu bersamaan tidak pula mengganggap Barat sebagai role model yang hebat dalam segalanya dan harus ditiru. Bagi mereka, Barat mengandung unsur kebaikan, sehingga mereka tidak berkeberatan untuk menerimanya selama tidak harus

(8)

5

mengorbankan agamanya. Dalam waktu bersamaan mereka juga sadar bahwa Barat harus disikapi dengan kritis, bahkan dalam batas tertentu harus ditolak.2

C. KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM

Islam mempunyai karakteristik tersendiri, di antaranya seperti sebagai agama yang paling benar, agama penyempurna dari agama-agama Allah sebelumnya, menjadi pedoman hidup umatnya, bahkan umat non islam, sekaligus faktor pendorong kemajuan di segala bidang, dan sekian banyak ciri-ciri sebagaimana diterangkan sebagai berikut:

1. Melanjutkan Tradisi Tauhid

Ajaran Islam sebenarnya telah ada sejak Nabi Adam, dilanjutkan oleh Nabi Nuh, Ibrahim, Daud, Musa, Isa dan terakhir yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad SAW. sampai sekarang ini.

Rangkaian tersebut merupakan mata rantai sejarah yang membuktikan kesempurnaan Dinul Islam yang diturunkan Allah untuk menguatkan tradisi tauhid, yaitu perintah untuk hanya mengakui dan menyembah kepada-Nya.

Hal ini sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qur'an Surat Al-Anbiyaa' ayat 25 sebagai berikut :

Artinya : "Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya : "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak) melainkan Aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku."

Dengan ajaran tauhid, manusia akan mendapatkan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat, karena tauhid merupakan tujuan utama dari Dinul Islam, sebagaimana do'a yang selalu kita lantunkan setiap saat terutama setelah shalat, yaitu :

2 Busthomi Ibrohim, “Tantangan Hukum Islam di Abad Modern”, diakses dari https://darunnajah.com/tantangan-hukum-islam-di-abad-modern-part-2/amp/ , pada tanggal 14 Oktober 2021.

(9)

6

Artinya : "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia maupun kebaikan di akhirat, serta peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Al Baqarah : 201)

2. Menyempurnakan Agama yang Terdahulu

Dalam sejarah jauh sebelum Islam datang, di bumi ini sudah terdapat beragam agama dengan macam-macam kitab sucinya, yang pada dasarnya terbagi menjadi 2 jenis agama, yaitu Agama Samawi (Agama Langit) yang datangnya dari suatu kekuatan ghaib, dan Agama Ardhi (Agama Bumi) yang datangnya dari suatu benda yang nampak, yang dipercayai mempunyai kekuatan.

Dalam Pengantar Buku Agama Islam, Ibrahim Lubis mengatakan bahwa, sebelum Islam telah ada agama di Mesir, Hindu dan Budha di India, Majusi di Iran, Kong Hu Chu di Tiongkok, Shinto di Jepang, Yahudi di Israel dan Nasrani di Palestina.

Akan tetapi dalam perkembangannya, agama-agama tersebut mempunyai kelemahan dan keterbatasan masing-masing, yaitu di antara lain agama tersebut hanya diperuntukkan bagi umat tertentu, sebagaimana tersebut di atas, agama yang berkembang di Iran misalnya, tidak dapat diterima di India dan Israel, begitu sebaliknya.

Sedangkan Agama Islam, mempunyai ajaran dan misi yang dapat diterima oleh berbagai suku dan bangsa di dunia ini, hal ini sebagaimana difirmankan Allah dalam Al-Qur'an Surat Al-Furqan ayat 1, sebagai berikut :

Artinya : "Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam."

Hukum-hukum yang terdapat dalam agama-agama tersebut berbeda-beda. Hal itu disebabkan, kitab-kitab mereka selalu dirubah sesuai dengan kehendak pemimpin

(10)

7

mereka, dan yang sedang berkuasa saat itu, apabila pemimpinnya berganti, maka kitab mereka bisa akan berubah lagi sewaktu-waktu, begitu seterusnya.

Taurat, telah diganti oleh para pengikut Nabi Musa sesuai dengan hawa nafsu mereka, sehingga sampai periode berikutnya, keaslian Taurat tidak pernah ditemukan.

Begitu juga Injil oleh pengikut Nabi Isa, ajaran- ajaran yang suci banyak dirubah sesuai dengan kehendak mereka, sehingga sudah tidak ada lagi Ahli Kitab (orang yang mengikuti injil yang asli) yang berarti, injil yang sekarang ada adalah hasil dari campuran rekayasa Umat Kristiani.

Berbeda dengan Al-Qur'an, sejak Zaman Nabi Muhammad SAW. sampai sekarang, tidak ada perubahan sedikit pun, baik isi maupun kandungannya, baik kuantitas maupun kualitasnya, hal ini sudah dijamin keasliannya oleh Allah SWT., sebagaimana Firman-Nya dalam Al-Qur'an, Surat Al-Hijr ayat 9 sebagai berikut :

Artinya : "Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur'an, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya."

3. Agama Fitrah

Apabila seseorang mengamalkan ajaran Islam, dengan penuh keikhlasan hanya mengharap Ridla Allah SWT. Maka, orang tersebut akan mendapatkan kedamaian, kebahagiaan dan kemuliaan di dalam hatinya dan kehidupannya.

Sedangkan yang dimaksud agama fitrah yaitu, syariat Islam yang diamalkan oleh manusia, dapat menopang fitrah manusia dan kebutuhan dasarnya, yaitu menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga keturunan, menjaga harta, dan menjaga akal.

Dalam ajaran Islam, penjagaan tersebut dinamakan Maqashid Al-Khamsah.

Dengan mengamalkan dan menjaga kelima hal tersebut, diharapkan manusia mencapai kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat.

(11)

8 4. Mengintegrasikan Iman, Ilmu dan Amal

Iman merupakan dasar, ilmu adalah apa yang diketahui serta cara melakukan dan amal merupakan implementasi atau pelaksanaan dari apa yang diyakini (iman) dan dari apa yang diketahuinya (ilmu).

Jadi, ketiga unsur tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan untuk beramal dan beribadah, seseorang harus mempunyai iman yang kuat serta mengetahui ilmu dari apa yang diamalkannya.3

D. PRINSIP ISLAM BERKEMAJUAN

Definisi dari istilah Islam Berkemajuan yaitu dengan mengembangkan etos dari surah Al-'Ashr bukan sekedar berbicara tentang kewajiban menyantuni orang-orang miskin, tetapi juga berkewajiban berproses untuk membentuk peradaban utama.

Muhammadiyah merupakan gerakan pencerahan menuju Indonesia Berkemajuan.

Prinsip “Islam Berkemajuan.” Secara historis, term “Islam Berkemajuan” memang bukan murni berasal dari Muhammadiyah. Sebab, istilah ini telah masyhur dalam perdebatan di Sarekat Islam, terutama di jajaran CSI. Mengutip sumber Takashi Shiraishi (2005), pengertian “Islam Berkemajuan” yang berkembang di SI tampaknya lebih pada usaha mengimplementasikan ajaran Islam sejalan dengan perkembangan zaman (modernis). Namun demikian, Muhammadiyah mampu merebut istilah dan mengisi tafsir Islam Berkemajuan sesuai dengan kepentingan persyarikatan pada waktu itu. Adapun islam berkemajuan ini diperkuat oleh 5 pilar yang tentu luar biasa kokohnya di antaranya :

1. Tauhid yang murni

Tauhid adalah doktrin sentral ajaran Islam. Tauhid adalah pintu gerbang Islam.

Salah satu misi utama Muhammadiyah adalah menegakkan tauhid yang murni.

Muhammadiyah sering kali disebut sebagai gerakan Islam Puritan karena keteguhannya dalam mengajak masyarakat untuk senantiasa berpegang pada aqidah yang lurus, bersih dari anasir yang merusak. Dengan Tauhid yang murni manusia bisa mendapatkan kekuatan dalam hidup. Tauhid membentuk manusia yang berjiwa merdeka. Keyakinannya kepada Allah dengan sifat-sifat dan keagungan-Nya

3 Sakolaku.com, “Ciri Khas Karakter Agama Islam” diakses dari https://www.sakolaku.com/2020/11/ciri-khas-karakter-agama-islam.html?m=1 , pada tanggal 14 Oktober 2021.

(12)

9

membuat mausia tabah dalam menghadapi kesulitan hidup, berbuat baik kepada sesama dan tidak takabur ketika sedang berkuasa.

2. Memahami Al Qur’an dan As Sunnah secara mendalam

Bagi Muhammadiyah, beragama harus berdasarkan pada Al Qur’an dan As Sunnah.

Muhammadiyah melarang sikap taklid, beribadah tanpa dasar-dasar dan pemahaman yang mendalam. Muhammadiyah mengajak umat Islam untuk senantiasa berpegang teguh pada Al Qur’an dan As Sunnah dan menjadikannya dasar dalam beribadah dan bermuamalah. Muhammadiyah berpendapat bahwa pemahaman terhadap Al Qur’an dan As Sunnah masih terbuka. Begitu pula pemahaman terhadap Islam. Muhammadiyah tidak menolak eksistensi Madzhab tertentu, tetapi tidak mengikuti Madzhab tertentu secara taken for granted, pasrah bongkokan. Dengan berlandaskan pada Al Qur’an dan As Sunnah setiap amal manusia memiliki dimensi transendental dan fondasi yang kokoh. Dengan penafsiran dan pengkajian kembali Al Qur’an dan As Sunnah diharapkan diperoleh pemahaman yang genuine dan aktual.

3. Melembagakan amal shalih yang fungsional dan solutif

Iman tidak akan sempurna tanpa amal shalih. Tetapi bagi Muhammadiyah amal shalih bukan semata-mata ritual ibadah mahdhah semata, tetapi berupa karya yang bermanfaat, merefleksikan kerahmatan Islam dan kasih sayang Allah. Amal shalih bagi Muhammadiyah bukanlah eskapisme, menunaikan ibadah dengan mengasingkan diri dari manusia dan berbagai permasalahan hidup dengan asyik masyuk ritual dan dzikir spiritual. Amal shalih adalah amal yang bermanfaat dan solutif.

4. Berorientasi kekinian dan masa depan

Salah satu sebab kemunduran umat Islam adalah romantisme masa lalu yang berlebihan. Tidak ada keraguan bahwa kaum Muslim telah berhasil mencapai kejayaan melalui karya-karya yang mengagumkan. Intelektual Muslim Masa Pertengahan mampu menyusun karya-karya cemerlang yang menyinari dunia dan menuntun masyarakat Barat yang masih hidup dalam gelap gulita. Tetapi mengagungkan masa lalu yang sudah terkubur oleh waktu bisa menjadi “candu”

yang membuat kita mabuk dengan impian semu dan nostalgia yang menina bobo.

(13)

10

Prestasi gemilang itu milik para intelektual dan tokoh yang menciptakannya, bukan milik kita sekarang ini. Umat Islam perlu bersikap realistis terhadap keadaan masa kini. (Syafi’I Maarif, 2009) Para pendiri Muhammadiyah memberikan contoh bagaimana membangun Islam yang bekemajuan. Pertama, melihat Islam sebagai realitas kekinian dan kedisinian. Kedua, mejadikan realitas, konteks situasi dan kondisi untuk merancang masa depan yang lebih baik. Semangat ini terwujud melalui pemikiran dan langkah cerdas yang dilakukan para pendiri Muhammadiyah sehingga saat ini kita bisa melihat visi mereka dengan berdirinya amal usaha Muhammadiyah di tiap sudut wilayah negeri ini, yang kian hari kian berkembang baik dari kuantitas dan kualitasnya. Yang dengan kesadaran penuh hal ini dilakukan untuk memaksimalkan potensi dan pemberdayaan umat Islam.

5. Bersikap toleran, moderat dan suka bekerjasama

Sebagian masyarakat masyarakat menilai anggota Muhammadiyah bersikap elitis dan eksklusif. Fanatisme dan militansi menegakkan Islam murni yang berlebihan terkadang membuat kita over reaktif kepada mereka yang berbeda paham. Kita tidak leluasa bergaul hanya karena masalah-masalah agama yang sepele, khilafiyah furuiyah, ecek- ecek.

Padahal generasi awal Muhammadiyah begitu toleran, sangat menghormati dan mengakomodasi berbagai hal selama tidak mempengaruhi prinsip penegakan tauhid.

Kerjasama juga dilakukan dengan para tokoh organisasi sosial di masa itu untuk tujuan bersama yang lebih besar yaitu mengangkat kehormatan kaum bumi putera dari keterpurukan akibat kolonialisme. Semoga kita mampu menangkap spirit generasi awal pendiri Muhammadiyah. Bukan untuk menjiplak karya-karya monumental mereka dan mereplika secara utuh, akan tetapi dengan semangat pembaharuan, tajdid, yang sudah menjadi karakter Muhammadiyah kita bisa melakukan kreasi dan inovasi yang lebih baik sebagai bentuk pelaksanaan amanah terhadap tegaknya Islam dan kehormatan kaum muslimin.4

4 Santoko Kunariyo, “5 Fondasi Islam Berkemajuan”, diakses dari https://santoko.wordpress.com/2011/08/18/5-fondasi-islam-berkemajuan/ , pada tanggal 14 Oktober 2021.

(14)

11 E. INDIKATOR MUSLIM BERKEMAJUAN

Indikator Muslim berkemajuan, yaitu : 1. Nilai tauhid

Terkait nilai tauhid, Amin Abdullah mengatakan; “Nilai tauhid itu tidak hanya mengekang, tapi liberation. Di dalam tauhid itu, ada nilai-nilai yang berat dijalankan. Yaitu bagaiamana mengombinasikan antara ar-ru’yah al-ilahiyyah (nalar teologis), ar-ru’yah al-falsafiyyah (nalar filosofis), dan al-qiyam al- asasiyyah (nalar etis). Jangan cukup puas dengan teologis, karena itu akan menjadi partikularistik-sektarian. Itu yang jadi masalah kita sekarang, maka harus mengintegrasi semuanya. Majelis Tarjih sudah sering menyebut al-qiyam al- asasiyyah, itu bagus sekali. Dulu nggak pernah menyebut itu sama sekali. Sering kali, kita jatuh pada theology without philosophy and without ethics. Itu menjadi penyakit internasional umat Islam, yaitu (Lower Order of Thinking) bukan (Higher Order of Thinking)” kata Amin. Menurutnya, pendidikan kita itu jatuh pada al-‘aql al-ijro’i yaitu nalar prosedural (hanya cukup Al-Qur’an, sunah, ijma’, qiyas) dan juga al-aql al-ifta’i (nalar fatwa). Jika memang jatuh pada lubang itu, kata Amin, maka kita akan jauh dari nilai al-karomah al-insaniyyah, al-‘adalah, al-musawaah, dan as-syura. Padahal itu semua ada di dalam Al-Qur’an. Jadi menurutnya, sekarang kita itu kita kurang tawazun (adil) antara ahl al-hadis dan muktazilah.

Maka jatuhnya nanti menjadi al-‘aql as-siyasi (kekuasaan; seperti adanya polarisasi cebong-kampret) karena nalar teologis tidak bisa kawin dengan nalar filosofis dan tidak bisa akrab dengan nalar etis.

2. Visi peradaban

Terkait visi peradaban, Amin Abdullah mengatakan bahwa ar-ru’yah al-hadharah (visi peradaban) harus selalu dinamis, dialektis, dan tidak statis. Selalu berubah- ubah karena tantangan zaman juga berubah-ubah.

3. Strategi keilmuan

Perlunya multi-disiplin, inter-disiplin, dan trandisiplin, itulah kunci Islam Berkemajuan. Kalau anda hanya berpikir mono-disiplin/linieritas “wassalam”, anda ditinggalkan oleh zaman. Islam wasathiyyah salah satu tugasnya ialah harus menuntaskan problem muwathonah, equal citizenship dan kesetaraan gender.

Intinya adalah bagaimana multidisiplin, transdisiplin, dan inter-disiplin, harus

(15)

12

masuk ke dalam komponen meneliti fatwa-fatwa keagamaan, opini, pandangan, bahkan yel-yel.5

4. Generasi berkemajuan bisa menjaga kebersihan 5. Gemar menuntut ilmu

Dengan membaca banyak buku, ilmu kita dapat bertambah.

6. Generasi berkemajuan adalah generasi yang mampu ikhlas

Dengan ikhlas semua akan menjadi mudah dan penuh kenikmatan.

7. Giat Beramal6

5 Yahya FR, “Amin Abdullah : Empat “ceklis” Islam Berkemajuan”, diakses dari https://ibtimes.id/amin-abdullah-empat-checklist-islam-berkemajuan/ , pada tanggal 14 Oktober 2021.

6 PWMU.co, “Indikator Sederhana Islam Berkemajuan : Toilet yang Bersih”, diakses dari https://pwmu.co/20673/12/12/indikator-sederhana-islam-berkemajuan-toilet-yang-bersih/, pada tanggal 14 Oktober 2021.

(16)

13 BAB II PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan makalah di atas diketahui bahwa Islam sebagai agama universal memberikan pedoman hidup bagi manusia menuju kehidupan yang bahagia yang pencapaiannya sangat tergantung pada aspek pendidikan. Salah satu ajaran Islam adalah dengan mewajibkan umatnya untuk melaksanakan pendidikan, karena dengan melaksanakan pendidikan manusia dapat memperoleh bekal kehidupan yang baik dan terarah. Pendidikan Islam adalah suatu usaha bimbingan atau asuhan terhadap anak didik supaya nantinya setelah dari pendidikan dapat memahami apa yang terkandung di dalam Islam secara keseluruhan, menghayati makna, maksud dan tujuannya sehingga dapat mengamalkannya serta menjadikan ajaran-ajaran Islam yang telah dianutnya itu sebagai pandangan hidupnya sehingga dapat mencapai kebahagiaan dunia akhirat kelak.

B. SARAN DAN MASUKAN

Menurut pendapat kami, setiap muslim harus berpegang teguh kepada nilai-nilai ketauhidan serta berpedoman kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah, dengan demikian mereka tidak akan tersesat. Pendidikan islam juga harus diajarkan kepada anak-anak sejak dini, supaya mereka mengerti bagaimana menjalani hidup dengan baik, sesuai dengan pedoman Al-Qur’an dan As-Sunnah, agar kelak mereka bisa menjadi generasi berkemajuan, yang insyaallah akan membawa islam pada kejayaannya lagi.

(17)

14

DAFTAR PUSTAKA

Tedja, Hadi. 2021. Islam Sebagai Agama Universal. Diakses pada 13 Oktober 2021, melalui https://adoc.pub/bab-i-pendahuluan-islam-sebagai-agama-universal-memberikan- p.html.

Ibrohim, Busthomi. 2014. Tantangan Hukum Islam di Abad Moder. Diakses pada 14 Oktober 2021, melalui https://darunnajah.com/tantangan-hukum-islam-di-abad-modern-part- 2/amp/.

Ciri Khas Karakter Agama Islam. 2020. Diakses pada 14 Oktober 2021, melalui https://www.sakolaku.com/2020/11/ciri-khas-karakter-agama-islam.html?m=1.

Kunariyo, Santoko. 2011. 5 Fondasi Islam Berkemajuan. Diakses pada 14 Oktober 2021, melalui https://santoko.wordpress.com/2011/08/18/5-fondasi-islam-berkemajuan/.

FR, Yahya. 2020. Amin Abdullah : Empat “Ceklis” Islam Berkemajuan. Diakses pada 14 Oktober 2021, melalui https://ibtimes.id/amin-abdullah-empat-checklist-islam- berkemajuan/.

Indikator Sederhana Islam Berkemajuan. 2016. Diakses pada 14 Oktober 2021, melalui https://pwmu.co/20673/12/12/indikator-sederhana-islam-berkemajuan-toilet-yang- bersih/.

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan jumlah spesies pada tiap rentang ketinggian tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi tempat, maka semakin sedikit jumlah spesies tumbuhan pangan dan

39 Tahun 2009, dokumen pengembangan dan perencanaan Sistem Informasi Akademik baseline, dan rencana strategi TI institut XYZ serta output dari Architecutre Vision yang berupa

Mulai dari proses penerimaan zakat, infak/sedekah yang diakui sesuai dengan nominal yang disetorkan kepada BAZNAS dari muzzaki, penyaluran zakat, infak/sedekah yang diakui ketika

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkah, rahmat, dan karunianya sehingga penulis mampu menyelesaikan sebuah Skripsi Penelitian yang menjadi tugas akhir

Data Surat Berharga dalam pos penyaluran dana Data surat berharga yang ditampilkan merupakan surat berharga yang diterbitkan oleh pihak ketiga bukan bank.. Data yang ditampilkan

Kecuali apabila ditentukan lain oleh Pengekspor Data, Data Pribadi yang ditransfer berhubungan dengan kategori subjek data berikut: pegawai, kontraktor, mitra bisnis atau

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis mayor dalam penelitian ini diterima, yaitu terdapat hubungan negatif