• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Motif Prososial Pada Anggota akltif Legio Maria Senior Kuria 'X' di Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Motif Prososial Pada Anggota akltif Legio Maria Senior Kuria 'X' di Kota Bandung."

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK

Penelitian ini adalah suatu penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran motif prososial Anggota Aktif Legio Maria Senior Kuria

”X” di kota Bandung. Responden dari penelitian ini adalah legioner Maria yang

minimal berada pada tahap perkembangan dewasa awal, dan telah bergabung di Legio Maria selama minimal 6 bulan.

Sampel dipilih dengan metode purpossive sampling, dan seluruhnya berjumlah 49 orang. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skenario, yang bersifat semi proyektif dan divalidasi dengan menggunakan expert validity. Alat ukur ini terdiri atas 15 situasi.

Dari data yang diperoleh, dapat dilihat bahwa 87.76% legioner di Kuria

”X” kota Bandung memiliki motif intrinsic, dan 12.24% memiliki motif prososial

endocentric. Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa sebagian besar legioner

(2)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRACT

This research is a descriptive study to give an overview of prosocial

motive in Active Member of Legio Maria Senior Kuria ”X” in Bandung.

Responders of this research are legioner Maria, with minimal age of early adult growth phase, and have joined Legio Maria at least for six months.

Samples are chosen by purposive sampling technique, which have 49 legioner in total. The instrument used in this research is scenario, which is semi-projective and standarized with expert validation. This instrument consists 15 items.

From the final result we can see that 87.76% legioner in Kuria

”X”Bandung have intrinsic prosocial motivation, and 12.24% have endocentric

prosocial motivation. The conclusion is that most of legioner Maria in Kuria

”X”Bandung have intrinsic prosocial motivation. Researcher suggest for the next

(3)
(4)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL... i

LEMBAR PENGESAHAN... ii

ABSTRAK... iii

ABSTRACT... iv

KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR BAGAN... x

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 8

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 8

1.4 Kegunaan Penelitian... 9

1.5 Kerangka Pikir... 10

1.6 Asumsi... 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prososial... 20

2.1.1 Definisi Tingkah Laku Prososial... 20

(5)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

2.1.3 Macam-Macam Motif Prososial... 22

2.1.4 Faktor yang Dapat Mempengaruhi Perkembangan Motif Prososial... 24

2.2 Karakteristik Perkembangan Pada Masa Dewasa... 28

2.2.1 Karakteristik Kognitif Pada Masa Dewasa... 28

2.2.2 Karakteristik Moral Pada Masa Dewasa... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan dan Prosedur Penelitian... 30

3.2 Bagan Rancangan Penelitian... 30

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional... 30

3.3.1 Variabel Penelitian... 30

3.3.2 Definisi Operasional... 31

3.4. Alat Ukur... 33

3.4.1. Alat Ukur Motif Prososial... 33

3.4.1.1Sistem Pemberian Nilai... 34

3.4.1.2 Kisi-Kisi Alat Ukur... 34

3.4.2 Kuesioner Data Penunjang... 39

3.4.3 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur... 39

3.4.3.1.Validitas Alat Ukur... 39

3.5 Populasi Sasaran dan Teknik Penarikan Sampel... 39

3.5.1 Populasi Sasaran... 39

(6)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

3.5.3 Teknik Penarikan Sampel... 40

3.6.Teknik Analisis Data... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Rersponden... 42

4.1.1 Persentase Legioner Berdasarkan Usia... 42

4.1.2 Persentase Legioner Berdasarkan Lama Bergabung di Legio Maria... 43

4.2 Hasil Penelitian... 44

4.2.1 Persentase Motif Prososial Legioner... 44

4.3 Pembahasan... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 52

5.2 Saran... 52

DAFTAR PUSTAKA... 54

DAFTAR RUJUKAN... 55

(7)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA DAFTAR GAMBAR

(8)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA DAFTAR TABEL

(9)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : LEGIO MARIA LAMPIRAN 2 : DATA PRIMER

(10)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA LAMPIRAN 1 : LEGIO MARIA

1. Pengertian Legio Maria

Legio Maria adalah perkumpulan orang Katolik yang dengan ijin Gereja dan mempunyai kepercayaan kepada Bunda Maria tergabung dalam satu kelompok untuk membantu Gereja dalam melaksanakan tugasnya, yaitu memberikan pelayanan kepada umat Katolik. Namun, pada kenyataannya pertolongan yang diberikan tidak dikhususkan untuk umat Katolik, melainkan kepada siapa saja yang membutuhkan.

Legio Maria bukanlah suatu kelompok yang hanya berkembang di Indonesia. Pada awalnya Legio Maria didirikan di Irlandia, hingga kini sudah memiliki anggota di seluruh dunia. Anggota dari Legio Maria disebut sebagai Legioner. (Hadisoemarta,1985:1)

2. Tujuan Legio Maria

(11)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA injil ke dalam pelbagai lingkungan dan sektor kehidupan. (Hadisoemarta,1985:3-4).

Legio Maria mewajibkan para legioner untuk hadir dalam rapat-rapat Legio. Di samping rapat, Legio ingin agar usaha ”penyucian diri” berkembang dalam bentuk kerasulan, sehingga legioner dapat berkarya dalam lingkungan sekitarnya (menyebarluaskan semangat kerasulan kepada orang-orang di sekitarnya). Oleh karena itu Legio menekankan bahwa para Legioner mempunyai suatu kewajiban penting dan utama, yaitu agar melakukan pekerjaan aktif mingguan yang ditugaskan presidium.

Tugas yang diberikan kepada setiap legioner merupakan suatu tindak lanjut dari rapat sebagai bukti kepatuhan Legioner. Pada umumnya, Legio dapat menyetujui setiap pekerjaan aktif yang dilakukan seorang Legioner untuk memenuhi tugas mingguannya. Namun pada pandangan Legio, pekerjaan tersebut harus merupakan tugas yang bermutu dan dibutuhkan oleh orang lain. Seorang Legioner diharapkan untuk siap memberikan dirinya bagi sesama untuk membalas cinta Tuhan kepadanya. (Hadisoemarta,1985:41-42).

(12)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 3. Sistem Legio Maria

3.1 Presidium

Presidium merupakan satu unit kesatuan Legio Maria yang terkecil. Setiap presidium mempunyai nama yang berbeda-beda, dengan menggunakan gelar-gelar yang diberikan untuk Bunda Maria. Suatu presidium memiliki seorang Pemimpin Rohani, Asisten Pemimpin Rohani, empat perwira (Ketua, Wakil Ketua, Penulis dan Bendahara) dan beberapa orang anggota.

Setiap presidium diharuskan untuk mengadakan rapat setiap minggunya, pada hari, waktu, dan tempat yang ditentukan oleh presidium yang bersangkutan. Pada rapat ini, dilakukan pembagian tugas yang harus dijalankan oleh para Legioner untuk seminggu berikutnya dan mendapatkan laporan tugas yang telah dijalankan selama seminggu sebelum waktu rapat tersebut.

Berdasarkan karakteristik umur, presidium ada yang disebut sebagai presidium junior dan presidium senior. Presidium disebut sebagai presidium junior apabila anggotanya berumur kurang dari 18 tahun, dan untuk para Legioner yang berumur lebih dari 18 tahun bergabung dalam presidium senior.

3.2 Kuria dan Komisium

(13)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA mempunyai tugas untuk mengawasi dan memperhatikan satu kuria atau lebih di samping kewajibannya sendiri, namun bukan merupakan suatu badan pimpinan yang baru.

3.3 Regia

Regia merupakan sebuah dewan (badan pimpinan) yang mengurus suatu daerah yang lebih luas daripada komisium, namun belum cukup luas untuk menjadi senatus.

3.4 Senatus

Senatus merupakan sebuah dewan (badan pimpinan) yang memegang pimpinan dalam suatu wilayah yang lebih luas daripada Regia (biasanya suatu negara). Senatus melaksanakan semua tugas yang diberikan Konsilium kepadanya, terhadap dewan-dewan (Regia, Kuria atau Komisium) atau presidia yang tergabung dalam satu Senatus.

3.5 Konsilium

(14)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 4. Keanggotaan Legio Maria

Selain berperan sebagai Legioner, seorang anggota Legio Maria biasanya memiliki suatu profesi tertentu yang berbeda satu dengan lainnya, karena anggota Legio Maria berasal dari kaum awam. Sebagai contoh, banyak Legioner yang masih duduk di bangku sekolah ataupun kuliah, memiliki pekerjaan sebagai dokter, pegawai kantor, guru, dosen, perawat, dan berbagai macam profesi lainnya. Individu yang memiliki keinginan untuk menjadi seorang anggota Legio Maria, tidak diharuskan untuk mengikuti suatu pelatihan atau pendidikan khusus. Selain keinginan yang kuat, syarat yang harus dimiliki oleh seorang Legioner adalah bahwa dia telah dibaptis secara Katolik.

Seorang calon Legioner akan menjalani masa percobaan selama tiga bulan, namun individu tersebut sudah diperbolehkan untuk ikut serta melaksanakan tugas yang diberikan oleh ketua presidium. Setelah masa percobaan tiga bulan, individu tersebut akan ditanya mengenai kesiapannya menjadi seorang Legioner. Setelah siap, individu tersebut akan diminta untuk mengucapkan janji Legioner. Namun apabila individu tersebut belum merasa siap, maka masa percobaan dapat diperpanjang selama tiga bulan lagi.

Keanggotaan dalam Legio Maria terbagi menjadi dua, yaitu : 1. Anggota aktif

(15)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Anggota aktif terbagi menjadi 2:

a. Anggota aktif biasa

Merupakan Legioner yang setiap minggunya menghadiri rapat presidium dan menjalankan tugas yang diberikan pada kesehariannya.

b. Pretorian

Merupakan tingkat keanggotaan aktif yang lebih tinggi, karena mereka selain menjalankan kewajiban sebagai anggota aktif biasa juga ditambah dengan berdoa tesera (suatu rangkaian doa dalam legio Maria yang oleh anggota aktif biasa hanya didoakan setiap minggunya pada saat rapat), menghadiri misa ekaristi setiap harinya, dan doa khusus yang disebut dengan ofisi.

2. Anggota Auksilier

Anggota auksilier merupakan para anggota yang tidak dapat atau tidak mau bertindak sebagai anggota aktif, atau tidak mempunyai kewajiban untuk menghadiri rapat setiap minggu dan menjalankan tugas dalam keseharian yang diberikan oleh presidium. Namun, mereka mempunyai tugas tersendiri yaitu berdoa bagi kepentingan Legio. Doa yang diberikan oleh para anggota auksilier ini dipercaya dapat menjadi ”kekuatan” bagi para anggota aktif dalam

menjalankan tugas.

Keanggotaan auksilier dibagi menjadi dua tingkat : a. Auksilier biasa

(16)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA b. Ajutorian

(17)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA LAMPIRAN 2 : DATA PRIMER

Nomor Responden

Nomor Item

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 in in in in in in endo endo in endo endo in in in endo

2 ipso in in in in in endo in in in ipso in in in in

3 ipso in endo endo endo in endo ipso ipso endo endo endo endo endo endo

4 in endo in in in endo endo endo in endo endo in in in in

5 endo in ipso in endo in ipso endo in endo endo in endo in in

6 in endo in in in in endo endo in endo endo endo endo in in

7 in in in in in in endo in in endo endo in in endo in

8 ipso in ipso in endo in endo in in endo endo in ipso in in

9 ipso in in endo in in ipso in in in in in endo in in

10 in in in in in in endo endo in endo in in in in in

11 in in endo in in in endo endo ipso endo ipso in in in endo

12 in in in endo in endo endo endo in endo in in in in in

(18)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

16 in in in in in in endo endo in endo endo ipso in endo in

17 ipso in in in in in endo endo in endo ipso in in in in

18 in in in in in in endo endo in endo ipso in in in in

19 in in in in in in endo endo in endo ipso in in in in

20 endo endo in endo in endo endo in in endo endo endo endo endo in

21 in endo in endo in in ipso in in endo endo in endo in in

22 in in in endo in in endo in in in endo in endo in in

23 ipso in in endo in in endo in in endo endo in endo in in

24 in endo in in endo in endo in in endo endo in in in in

25 in endo in endo in endo endo in endo endo endo in in in in

26 in in in in in in endo endo endo endo ipso in in endo in

27 in in in in in in endo endo endo endo ipso in in endo in

28 in in in in in in endo endo in endo endo in in in in

29 in in in in in in endo in in endo ipso in in in in

30 in in ipso in endo endo endo ipso in endo endo ipso in in in

31 in in in endo in endo endo in in endo in in in in in

(19)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

34 in in ipso in in in endo in in in endo endo in in in

35 in in ipso in in in endo in endo in endo in in in in

36 in in in in in ipso endo in ipso ipso ipso in ipso in endo

37 in in ipso in in ipso endo in endo endo ipso in in in endo

38 ipso in in ipso in endo endo in endo endo in in endo in ipso

39 in in in in in in endo endo in endo endo in in in in

40 in in in in in endo endo in in in ipso in endo in in

41 endo in in in in in endo in endo in endo in in in in

42 in in in in in endo in endo in in ipso in in ipso in

43 endo in in in in in endo in in in endo in in in endo

44 in endo in endo in ipso endo endo ipso ipso ipso in in in endo

45 endo in in in in in endo in endo endo ipso in ipso in in

46 endo in in in in endo in endo in endo endo in in endo in

47 endo in in in in ipso endo endo endo ipso in in in in ipso

48 ipso in endo in in in endo ipso in endo ipso in in in in

(20)
[image:20.595.109.435.183.396.2]

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA LAMPIRAN 2 : TABEL DATA PENUNJANG

Tabel L.1 Motif Prososial Legioner Berdasarkan Tahap Perkembangan Motif

Prososial

Tahap Perkembangan (Dewasa) Total

Awal Madya Akhir

Ipsocentric 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) Endocentric 4

(11.43%) 1 (11.11%) 1 (20%) 6 (12.24%) Intrinsic 31

(88.57%) 8 (88.89%) 4 (80%) 43 (87.76%)

Total 35

(100%) 9 (100%) 5 (100%) 49 (100%)

Tabel L.2 Motif Prososial Legioner Berdasarkan Lama Bergabung Motif

Prososial

Lama Bergabung di Legio Maria Total

6 bulan – 5 tahun

6 – 10 tahun

11 – 15 tahun

16 – 20 tahun

21 – 25 tahun

26 – 30 tahun

> 30 tahun Ipsocentric 0

(0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) Endocentric 6

(20%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 6 (12.24%) Intrinsic 24

(80%) 6 (100%) 3 (100%) 5 (100%) 3 (100%) 1 (100%) 1 (100%) 43 (87.76%)

Total 30

[image:20.595.109.583.439.676.2]
(21)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Tabel L.3 Motif Prososial Legioner Berdasarkan Adanya Pembelajaran dari

Keluarga

Motif Prososial

Ajaran Keluarga Total

Ya Tidak

Ipsocentric 0 (0%)

0 (0%)

0 (0%) Endocentric 5

(14.28%)

1 (7.14%)

6 (12.24%) Intrinsic 30

(85.71%)

13 (92.86%)

43 (87.76%)

Total 35

(100%)

14 (100%)

49 (100%)

Tabel L.4 Motif Prososial Legioner Berdasarkan Adanya Pembelajaran dari Gereja

Motif Prososial

Ajaran Gereja Total

Ya Tidak

Ipsocentric 0 (0%)

0 (0%)

0 (0%) Endocentric 5

(13.89%)

1 (7.7%)

6 (12.24%) Intrinsic 31

(86.11%)

12 (92.3%)

43 (87.76%)

Total 36

(100%)

13 (100%)

[image:21.595.108.369.164.374.2] [image:21.595.108.369.450.661.2]
(22)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Tabel L.5 Motif Prososial Legioner Berdasarkan Adanya Pembelajaran dari

Teman

Motif Prososial

Ajaran Teman Total

Ya Tidak

Ipsocentric 0 (0%)

0 (0%)

0 (0%) Endocentric 3

(12%)

3 (12.5%)

6 (12.24%) Intrinsic 22

(88%)

21 (87.5%)

43 (87.76%)

Total 25

(100%)

24 (100%)

[image:22.595.108.368.166.379.2]

49 (100%)

Tabel L.6 Kesempatan untuk melakukan tindakan prososial sejak kecil Motif

Prososial

Kesempatan Total

Ya Tidak

Ipsocentric 0 (0%)

0 (0%)

0 (0%) Endocentric 2

(8%)

4 (16.7%)

6 (12.24%)

Intrinsic 23

(92%)

20 (76.9%)

43 (87.76%)

Total 25

(100%)

24 (100%)

[image:22.595.112.368.419.634.2]
(23)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Tabel L.7 Motif Prososial Ditinjau dari Aspek

Aspek 1 : Kondisi Awal yang Memunculkan Motif

Prososial

Jawaban Total

Ipsocentric Endocentric Intrinsic Endocentric 3

(16.67%) 10 (55.56%) 5 (27.78%) 18 (100%) Intrinsic 14

(10.85%) 14 (10.85%) 101 (78.29%) 129 (100%)

Total 17

(11.56%) 24 (16.33%) 106 (72.1%) 147 (100%)

Aspek 2 : Hasil Yang Diantisipasi Motif

Prososial

Jawaban Total

Ipsocentric Endocentric Intrinsic Endocentric 2

(11.11%) 13 (72.22%) 3 (16.67%) 18 (100%) Intrinsic 3

(2.33%) 11 (8.53%) 115 (89.15%) 129 (100%)

Total 5

(3.4%) 24 (16.33%) 118 (80.27%) 147 (100%)

Aspek 3 : Faktor yang Mendukung Motif

Prososial

Jawaban Total

Ipsocentric Endocentric Intrinsic Endocentric 0

(0%) 15 (83.33%) 3 (16.67%) 18 (100%) Intrinsic 9

(6.97%) 27 (20.93%) 93 (72.1%) 129 (100%)

Total 9

(24)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Aspek 4 : Faktor yang Menghambat

Motif Prososial

Jawaban Total

Ipsocentric Endocentric Intrinsic Endocentric 2

(11.11%) 15 (83.33%) 1 (5.56%) 18 (100%) Intrinsic 21

(16.28%) 56 (43.41%) 52 (40.31%) 129 (100%)

Total 23

(15.65%) 71 (48.30%) 53 (36.1%) 147 (100%)

Aspek 5 : Ciri Kualitas Tindakan Motif

Prososial

Jawaban Total

Ipsocentric Endocentric Intrinsic Endocentric 3

(16.67%) 3 (16.67%) 12 (66.67%) 18 (100%)

Intrinsic 7

(5.43%) 35 (27.13%) 87 (67.44%) 129 (100%)

Total 10

(25)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA LAMPIRAN 4 : ALAT UKUR

Pengantar

Salam Damai Kristus,

Saya sebagai mahasiswa psikologi meminta kesediaan Saudara untuk mengisi kuesioner, dengan tujuan untuk mencari data mengenai penelitian yang sedang saya lakukan. Saudara diharapkan untuk mengisi kuesioner ini dengan sebenar-benarnya. Data yang saudara berikan hanya untuk keperluan penelitian, dan identitas saudara akan saya rahasiakan. Atas kesediaan saudara, saya ucapkan terima kasih. Tuhan memberkati.

Intruksi

Di bawah ini terdapat beberapa rangkaian cerita mengenai kejadian sehari-hari. Saudara diminta untuk membayangkan seandainya Saudara adalah tokoh dalam cerita ini (A), yang merupakan seorang Legioner. Pilihlah salah satu pernyataan dari ketiga kemungkinan pernyataan yang tersedia dengan memberikan tanda silang (X) pada huruf a, b, atau c. Saudara diminta untuk mengisi dengan jujur SESUAI APA YANG SAUDARA RASAKAN, BUKAN BERDASARKAN NORMA ATAU ATURAN TERTENTU. Jawaban yang saudara berikan SEMUANYA BENAR.

(26)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Identitas

Jenis kelamin : (Pria/Wanita)

Usia :

Pekerjaan :

Lama bergabung di Legio Maria : Alasan Anda bergabung di Legio Maria : a. Ikut teman

b. Tertarik dengan tugas pelayanannya

c. Lainnya………

Apakah sejak kecil anda sering diajak untuk melakukan pelayanan / memberikan pertolongan terhadap orang lain?(Ya/ Tidak)

Jika ya, berikan contoh:

………... ……...Apak ah anda sering diajarkan mengenai cinta kasih dan pelayanan terhadap orang lain?. (Ya/Tidak)

Jika ya, darimana anda mendapatkan ajaran mengenai hal itu? (boleh jawab lebih dari 1)

a. Teladan keluarga dalam hal menolong b. Ajaran Gereja

c. Teman-teman / orang lain

(27)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 1. A adalah seorang jemaat Gereja yang dikenal cukup aktif dalam berbagai kegiatan di Gerejanya. A hampir tidak pernah menolak permintaan bantuan yang berkaitan dengan acara di Gereja. Hal yang mendorong A untuk berbuat demikian:

a. A berpikir bahwa hal yang dia lakukan dapat dimasukkan sebagai jam tugas Legioner

b. A melihat bahwa tenaganya dibutuhkan oleh paroki, dan A dengan senang hati membantu agar acara tersebut dapat berjalan dengan lancar

c. A ingin memperluas pergaulan, oleh karena itu A aktif di kegiatan gereja agar dapat berkenalan dengan banyak orang.

2. Suatu hari, A melihat ada seseorang yang keluar dari supermarket dengan membawa beberapa tas belanja. Orang tersebut terlihat lelah, dan A melihat bahwa dia tidak menaiki kendaraan tertentu, namun berjalan dengan membawa tas-tas belanja tersebut. Kemudian A menawarkan bantuan kepada orang tersebut untuk membantu membawakan barang belanjanya. Tindakan A ini didorong oleh:

a. Persepsi A bahwa orang tersebut membutuhkan bantuan orang lain untuk membawa tas belanja tersebut pulang ke rumahnya.

b. Harapan A bahwa dia dapat mendapatkan pujian / imbalan lain dengan menolong

c. A merasa berkewajiban untuk membantu karena dia adalah seorang Legioner.

3. A telah menabung sekian lama untuk membeli sebuah barang yang dinginkannya. Ketika uang telah terkumpul dan A akan membeli barang tersebut, salah seorang temannya datang dan bertanya apakah dia dapat meminjam uang dari A karena dia harus membayar biaya pengobatan saudaranya dan dia belum mempunyai cukup uang. Alasan A mau meminjamkan uang tersebut kepada temannya adalah:

(28)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA b. Sebagai seorang teman dan legioner khususnya, dia merasa senang dan

bangga bila dapat membantu orang lain.

c. A ingin agar ketika suatu saat dia membutuhkan akan ada orang lain yang membantunya.

4. A adalah seorang yang aktif dalam acara-acara yang diadakan oleh Gereja. Pada suatu hari, A ditunjuk untuk menggantikan petugas ekaristi yang sakit secara mendadak dan tidak ada orang lain yang dapat menggantikan. A menyanggupi permintaan tersebut karena:

a. A menyadari bahwa bantuannya dibutuhkan dalam ekaristi, karena tidak ada orang lain yang dapat menggantikan

b. Sebagai seorang Legioner, sudah seharusnya untuk siap membantu saat dibutuhkan,

c. A takut bila dirinya menolak maka teman-temannya akan menganggapnya egois.

5. A sedang berjalan bersama dengan teman-temannya ketika melihat bahwa ada seseorang yang kesulitan menyeberang jalan karena jalan raya tersebut ramai dan tidak ada jembatan penyebrangan. A lalu berkata kepada teman-temannya untuk menunggu sebentar dan pergi menyeberangkan orang tersebut. Hal yang menjadi harapam A sehingga dia mau melakukan hal tersebut adalah

a. Orang tersebut dapat menyeberang jalan dengan selamat

b. A akan dipandang oleh teman-temannya sebagai seorang yang baik

(29)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 6. A sedang makan bersama teman-temannya di sebuah warung, ketika ada seorang pengemis berusia lanjut datang dan meminta sedekah. Karena kasihan, teman-teman A memberi pengemis tersebut sejumlah uang. Setelah itu, A memberi pengemis tersebut sejumlah uang pula. Tindakan A ini didasari oleh alasan:

a. A berpikir bahwa dia sudah seharusnya memberi uang pada yang berkekurangan, terlebih karena dia seorang legioner

b. A takut dianggap pelit oleh teman-temannya bila tidak memberi sedekah c. A melihat bahwa dengan umurnya yang sudah lanjut, pengemis tersebut

hanya dapat meminta sedekah kepada orang lain untuk bertahan hidup

7. A diundang ke acara syukuran salah satu temannya yang berulang tahun. Ketika akan berangkat ke acara tersebut, A mendengar bahwa ada seorang temannya yang lain mengalami kecelakaan dan sekarang berada di rumah sakit. A bimbang, lalu memutuskan untuk pergi ke rumah sakit. Hal yang membuat A bimbang adalah:

a. A merasa bahwa kedua orang tersebut adalah temannya, dan dia akan bersalah bila tidak datang ke tempat salah satu temannya

b. A ingin mengikuti acara syukuran karena makanan yang disajikan adalah makanan kesukaannya

c. A tidak dapat mengikuti acara syukuran dan bersenang-senang dengan teman-temannya

8. A menerima SMS dari temannya untuk ikut mendoakan dirinya yang sedang mengalami suatu masalah yang cukup berat. Tindakan A adalah :

a. Mengatakan bahwa tindakan tersebut benar, bahwa kita harus meminta petunjuk kepada Tuhan dengan berdoa saat menghadapi masalah. Oleh karena itu, A akan mendoakan temannya.

(30)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA c. A membalas SMS dari temannya dan mengatakan bahwa dia akan turut mendoakan, dengan pertimbangan bahwa A ingin juga mendapat dukungan yang serupa dari temannya suatu saat nanti.

9. Suatu hari, seorang teman meminta A untuk mengantarkannya ke rumah sakit karena kakaknya mengalami kecelakaan dan sekarang berada di UGD. Teman tersebut tidak mempunyai kendaraan dan hari sudah malam. Dia juga meminta kesediaan A untuk menemaninya di rumah sakit beberapa saat sehingga mereka dapat pulang bersama lagi. Padahal, A merasa sangat lelah dan ingin beristirahat. Yang akan dilakukan A adalah :

a. A mengantar dan menemani temannya tersebut ke RS, karena dia kuatir bila harus meninggalkan temannya sendirian.

b. A mengantar temannya ke rumah sakit, namun dia tidak dapat menemani / langsung pulang dan beristirahat

c. A membantu temannya tersebut untuk memesan taxi dan menjelaskan bahwa besok dia akan menjenguknya

10.Setiap minggunya, A menerima tugas rutin dari anggotanya yang berupa pelayanan kepada orang lain, baik mengunjungi, membantu dan sebagainya. Terkadang, A merasa ada keinginan untuk membatalkan tugas tersebut. Hal ini disebabkan oleh pemikiran A:

a. Dengan menjalankan tugas, A kehilangan waktu, tenaga dan mungkin biaya (untuk biaya transportasi, dan sebagainya)

b. A juga memiliki peran lain sebagai suami, istri, orangtua, pelajar, atau profesi lain yang mengharuskan A juga menyediakan waktu

(31)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 11. Saat tengah malam, A menerima telepon dari sahabatnya. Sahabatnya

mengatakan bahwa dia sedang merasakan sakit yang tidak dapat ditahannya, dan meminta A untuk mengantarnya ke rumah sakit. Dia tidak memiliki sanak saudara di kota tersebut, tinggal sendiri dan mengontrak rumah yang jaraknya jauh dari rumah tempat A tinggal. Padahal, keesokan harinya A harus datang ke acara yang cukup penting. Meskipun bimbang, namun A tetap memutuskan untuk mengantarkan temannya ke rumah sakit. Hal utama yang membuat A bimbang adalah:

a. Sebagai seorang Legioner, A akan merasa bersalah bila tidak menolong. b. A ingin beristirahat karena hari sudah malam dan dia mengantuk

c. Apabila menolong sahabatnya, maka A akan kehilangan waktu jam tidurnya dan keesokan harinya dia tidak dapat berkonsentrasi saat acara

12. Pada hari minggu, A mendengar bahwa salah seorang temannya masuk rumah sakit. Tidak ada keluarga yang sudah datang untuk menemani teman tersebut karena dia datang dari luar pulau dan membutuhkan beberapa hari bagi keluarganya untuk datang. A lalu menawarkan bantuannya untuk menjaga di RS meskipun hari tersebut adalah hari liburnya. A menawarkan bantuannya dengan harapan:

a. Temannya tidak akan merasa kesepian di RS, dan segala kebutuhannya dapat terpentuhi

b. A dapat mengaktualisasikan tugasnya sebagai Legioner

c. Ada seseorang yang juga akan melakukan hal yang sama padanya suatu saat nanti

13. A diajak oleh teman-temannya sesama Legioner melayani ke suatu daerah yang baru terkena bencana alam. A sebenarnya sedang tidak ingin pergi akan tetapi A tetap melakukannya. A melakukan hal tersebut karena:

a. A khawatir dianggap tidak mau melayani.

b. A ingin meringankan beban korban bencana alam

(32)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 14.A diminta oleh seorang temannya untuk menjaga kakaknya yang dirawat di rumah sakit, karena teman tersebut memiliki urusan lain yang penting dan membutuhkan waktu beberapa jam. A menyanggupinya dengan pertimbangan:

a. A berharap temannya tersebut akan selalu mengingat dan akan membalas kebaikannya.

b. A ingin agar temannya tersebut dapat berkonsentrasi pada penyelesaian urusannya, dan tidak kuatir terhadap kakaknya

c. Hal tersebut adalah salah satu kesempatan untuk dapat memberikan bantuan kepada orang lain dalam rangka tugas legioner

15.A diminta untuk membantu saudaranya yang akan pindah rumah ke tempat yang agak jauh. Yang akan dilakukan A adalah:

a. A mencari alasan untuk tidak membantu, karena dia tidak senang membereskan rumah dan hanya akan merasa capai

b. A akan menanyakan apakah tidak ada orang lain yang membantu. Aapabila tidak ada, A akan membantu dengan rasa terpaksa karena merasa tidak enak kepada saudaranya.

(33)

1 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara yang sedang berkembang, dan mempunyai banyak masalah yang memprihatinkan di kalangan masyarakat. Masalah kemiskinan, kriminalitas, dan pendidikan merupakan contoh dari masalah yang paling sering menjadi fokus perhatian pemerintah yang hingga saat ini belum dapat diperbaiki. Bahkan sejak adanya krisis moneter sekitar tahun 1997, semakin banyak masyarakat Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan.

Keadaan bangsa Indonesia menjadi semakin memprihatinkan dengan adanya banyak bencana alam yang melanda Indonesia. Sebagai contoh, tsunami di Aceh dan sekitarnya, gempa bumi di Yogyakarta, Bengkulu, dan ada juga bencana yang diakibatkan oleh manusia sendiri seperti bencana lumpur di Jawa Timur (Lumpur Lapindo). Peristiwa-peristiwa tersebut mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit bagi bangsa Indonesia, baik secara material seperti harta benda, tempat tinggal maupun non material seperti kehilangan anggota keluarga, kesempatan pendidikan, pekerjaan dan sebagainya.

(34)

2 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA membutuhkan bantuan untuk hal-hal yang mereka tidak dapat lakukan karena keterbatasan mereka.

Dari hal-hal di atas dapat dilihat bahwa terdapat banyak individu yang membutuhkan pertolongan. Namun seringkali mereka tidak mendapatkan pertolongan yang diharapkan. Bahkan seringkali masyarakat miskin justru dipersulit dalam mengurus sesuatu, dan mendapat pelayanan yang kurang baik, hanya karena mereka tidak mempunyai uang. Seperti contohnya, dalam mengurus kartu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan gratis. Mereka mengatakan bahwa proses yang harus mereka jalani berbelit-belit untuk mendapatkan haknya. Selain itu, sikap dari petugas pun arogan, sinis dan mencemooh (www.kompas.com, tanggal 1 Oktober 2007). Contoh lainnya, adanya beberapa pelanggaran dalam pemberian subsidi pendidikan bagi warga yang tidak mampu, sehingga warga yang membutuhkan seringkali tidak mendapat atau dipersulit prosesnya. Bahkan seringkali subsidi tersebut juga dinikmati oleh warga yang sebenarnya mampu secara ekonomi (www.kompas.com, tanggal 24 Juli 2007).

(35)

3 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Selain relawan bencana alam, salah satu kelompok dalam masyarakat yang mempunyai tugas untuk memberikan bantuan kepada orang-orang disekitarnya, dengan dilandasi oleh iman Katolik adalah Legio Maria. Legio Maria adalah perkumpulan orang Katolik yang dengan ijin Gereja dan mempunyai kepercayaan kepada Bunda Maria tergabung dalam satu kelompok untuk membantu Gereja dalam melaksanakan tugasnya, yaitu memberikan pelayanan kepada umat Katolik. (Hadisoemarta,1985:1). Namun, pada kenyataannya pertolongan yang diberikan tidak dikhususkan untuk umat Katolik, melainkan anggota masyarakat pada umumnya.

Legio Maria bukanlah suatu kelompok yang hanya berkembang di Indonesia. Pada awalnya Legio Maria didirikan di Irlandia, hingga kini sudah memiliki anggota di seluruh dunia. Anggota dari Legio Maria disebut sebagai legioner. Beberapa legioner akan membentuk suatu kelompok kecil yang disebut sebagai presidium. Sebuah presidium terdiri dari seorang pemimpin rohani, asisten pemimpin rohani, empat orang perwira dan beberapa orang anggota. Jika dalam satu daerah sudah terdapat dua presidium atau lebih, maka didirikan sebuah kuria sebagai badan pimpinan. Kuria ini terdiri dari semua perwira presidia di daerah tersebut termasuk para pemimpin rohaninya. Salah satu daerah di Indo-nesia dimana Legio Maria berkembang adalah di Bandung. Di kota ini terdapat tiga kuria, dan salah satu kuria yang ada tersebut adalah Kuria “X”, dengan

(36)

4 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA anggota auksilier dan anggota aktif. Anggota auksilier bertugas untuk memberikan doa, yang berfungsi sebagai “kekuatan” bagi para anggota aktif dalam melaksanakan tugas kesehariannya. Anggota aktif (yang biasa disebut Legioner aktif) diwajibkan untuk menjalankan berbagai macam tugas yang diberikan oleh presidiumnya dan dilaporkan pada pertemuan setiap minggunya. Selain dibagi menurut tugasnya, Legio Maria juga terbagi 2 menurut umurnya. Bagi legioner yang berumur di bawah 18 tahun, maka akan tergabung dalam Legio Maria Presidium Junior. Sedangkan Presidium Senior diikuti oleh legioner yang berusia di atas 18 tahun.

Legioner tidak dapat dikatakan sebagai suatu pekerjaan pokok, karena pada umumnya seorang legioner akan memiliki pekerjaan lain dalam hidupnya. Dengan usia yang bervariasi, pekerjaan yang dimilikipun berbeda-beda. Sebagai contoh, legioner mempunyai bermacam profesi seperti guru, dokter, wiraswastawan, atau profesi lain yang biasa dijalankan oleh individu non-legioner. Bahkan hanya di Kuria “X” terdapat dua buah presidium yang seringkali disebut presidium mahasiswa, karena biasanya anggotanya terdiri dari mahasiswa. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan adanya legioner yang bukan mahasiswa dalam presidium tersebut.

(37)

5 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA diperpanjang menjadi 6 bulan, tergantung dari kesiapan individu sendiri), individu tersebut diharuskan untuk mengucapkan janji legioner.

Setiap presidium biasanya mempunyai tugas-tugas yang mempunyai suatu kesamaan tujuan, yaitu untuk menolong orang lain yang membutuhkan, namun dalam bentuk tugas yang berbeda-beda antara satu presidium dengan presidium yang lainnya. Seperti contohnya, tugas yang dilakukan oleh suatu presidium adalah memberikan pelajaran pada siswa kurang mampu, mengadakan kunjungan ke rumah sakit dan mendoakan pasien, menjadi reader pada salah satu yayasan tuna netra, membantu persiapan suatu acara Gereja, mendoakan warga yang meninggal dunia, menjadi relawan bencana alam, menjadi petugas dalam misa Ekaristi di Gereja. Namun, tidak tertutup kemungkinan bahwa terdapat presidium yang memiliki tugas yang sejenis,tempat pelaksanaan tugas pun bisa sama namun bisa juga berbeda.

(38)

6 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Berdasarkan wawancara singkat terhadap 15 orang legioner, 6.67 % (1 orang) menjawab bahwa dia melakukan tindakan prososial yaitu menolong orang lain tersebut dilandasi oleh pemikiran bahwa pertolongan yang diberikan akan memberikan keuntungan bagi dirinya. Legioner tersebut mengatakan bahwa dirinya memberikan pertolongan kepada orang lain untuk mendapatkan pahala dari Tuhan, atau untuk dapat masuk ke surga. Menurut Reykowsky, motif tersebut disebut dengan ipsocentric motivation. Pada ipsocentric motivation, tingkah laku prososial dikontrol oleh harapan akan mendapat keuntungan pribadi, atau untuk menghindari kerugian.

Sebanyak 40% (6 orang) legioner mengatakan bahwa perbuatannya dilandasi oleh motivasi untuk menjadikan dirinya menjadi individu yang lebih baik, disebut sebagai ”pengudusan diri”, atau karena dia merasa wajib

melakukannya karena dia adalah seorang legioner. Selain itu, mereka juga mengadakan bahwa dengan melakukan tugasnya, mereka merasa diri menjadi seorang individu yang lebih berharga, mendapatkan suatu kepuasan karena telah menolong orang lain. Menurut Reykowsky, motif yang demikian disebut dengan

Endocentric motivation. Pada endocentric motivation, tingkah laku prososial

dikontrol oleh antisipasi terhadap perubahan self-esteem berdasarkan pada realisasi dari norma-norma sosial yang berlaku.

Menurut Reykowsky, motif yang ketiga disebut dengan intrinsic

motivation. Pada legioner yang dilandasi oleh Intrinsic prosocial motivation,

(39)

7 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA lain). Berdasarkan hasil wawancara, 53.3% (8 orang) legioner menjawab bahwa dia membantu orang lain semata-mata demi kebaikan orang yang ditolongnya tersebut, karena mereka merasa orang tersebut perlu ditolong. (Reykowsky dalam Eisenberg, 1982:384)

Dikaitkan dengan tujuan dari Legio Maria, seharusnya seorang legioner dalam memberikan bantuannya kepada orang lain dilandasi dengan motif

intrinsic, yaitu bahwa seorang legioner seharusnya mampu menginternalisasikan

motif yang melandasi tindakan prososialnya, dari yang semula bersifat kewajiban sebagai legioner, menjadi murni memberikan pertolongan demi kebaikan orang yang ditolongnya tersebut, atau dengan kata lain memberikan pertolongan tanpa mengharapkan suatu timbal balik. (Hadisoemarta, 1985:41).

(40)

8 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA memperkenalkan diri dan sedikit mengobrol dengan pasien atau keluarganya sehingga suasana menjadi nyaman.

Dari hasil survey awal, dapat dilihat bahwa terdapat kesenjangan antara motif prososial yang seharusnya melandasi legioner dalam menjalankan tugasnya dengan yang sebenarnya melandasi legioner tersebut dalam menjalankan tugas sehari-harinya yaitu membantu orang lain. Legioner yang melakukan tugasnya dengan mengharapkan suatu timbal balik yang dapat diperolehnya, dapat menjadikan bantuan yang diberikan tersebut tidaklah maksimal, karena belum ada keikhlasan dari legioner tersebut dalam menjalankan tugasnya. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai motif prososial yang melandasi legioner Aktif Legio Maria Senior Kuria ”X” di kota Bandung dalam melaksanakan tugasnya.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada hal-hal yang telah diuraikan diatas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimanakah gambaran motif prososial pada anggota aktif Legio Maria Senior Kuria ”X” di kota Bandung

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

(41)

9 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis motif prososial yang dominan pada anggota aktif Legio Maria Senior Kuria ”X” di kota Bandung dalam menjalankan tugasnya.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritik

- Bagi ilmu psikologi sosial, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai motif prososial

- Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin mendalami mengenai motif prososial.

1.4.2 Kegunaan Praktis

- Sebagai bahan refleksi bagi para Legioner Maria Kuria ”X” pada khususnya dan legioner Maria pada umumnya dalam kaitannya dengan tugas mereka sebagai legioner aktif.

(42)

10 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 1.5 Kerangka Pikir

Legio Maria merupakan sebuah perkumpulan orang Katolik, yang didirikan di bawah ijin Gereja dan dibentuk untuk membantu tugas Gereja dalam memberikan pelayanan bagi umat Katolik. Legio Maria terdapat di seluruh dunia, dan tersusun atas hierarki yang membedakan wilayah dan wewenangya. Kelompok paling kecil dari Legio Maria disebut dengan sebuah presidium. Terdapat jumlah presidium yang sangat banyak yang telah didirikan di seluruh dunia. Meskipun Legio Maria terdiri atas banyak sekali kelompok-kelompok kecil tersebut, namun tetap mempunyai tujuan yang sama. Oleh karena itu, tugas-tuags yang dimiliki oleh setiap presidium dimanapun dilandasi oleh tujuan yang sama tersebut, yaitu untuk pemuliaan Tuhan dengan membantu tugas Gereja melayani umat.

Keanggotaan dalam Legio Maria terbagi atas dua macam yaitu anggota auksilier dan aktif. Anggota auksilier merupakan para anggota yang tidak dapat atau tidak mau bertindak sebagai anggota aktif. Mereka tidak mempunyai kewajiban untuk menghadiri rapat setiap minggu dan menjalankan tugas dalam keseharian yang diberikan oleh presidium. Namun, mereka mempunyai tugas tersendiri yaitu berdoa bagi kepentingan Legio. Doa yang diberikan oleh para anggota auksilier ini dipercaya dapat menjadi ”kekuatan” bagi para anggota aktif

dalam menjalankan tugas.

(43)

11 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA yang dijalankan tersebut berupa tindakan untuk memberikan bantuan kepada orang lain. Bantuan yang diberikan tergantung dari kebutuhan yang disampaikan dari paroki setempat, misalnya memberikan doa bagi orang yang sakit, membantu pelaksanaan acara, membantu orang lain yang sedang mengalami masalah, menolong orang yang kurang mampu / mengalami keterbatasan fisik.

Tugas-tugas yang dijalankan oleh anggota aktif Legio Maria tersebut tergolong dalam tingkah laku prososial. Menurut Reykowsky, tingkah laku prososial meliputi fenomena yang luas seperti menolong, membagi, mengorbankan diri sendiri dan penghormatan terhadap norma yang berlaku, atau dapat dikatakan, bahwa tingkah laku seseorang tersebut berorientasi pada perlindungan, pemeliharaan, atau mempertinggi kesejahteraan dari objek sosial yang eksternal, yaitu orang tertentu, suatu kelompok, suatu masyarakat sebagai kesatuan, suatu institusi sosial, atau sesuatu yang bersifat simbolik seperti ideologi, sistem atau moralitas.(Reykowsky dalam Eisenberg, 1982:378)

(44)

12 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Mekanisme motivasi dari tingkah laku prososial yang dimiliki oleh Legioner dapat dijelaskan melalui pendekatan kognitif, karena semua proses yang terjadi pada mekanisme tersebut terjadi pada kognisi individu. Terdapat dua macam mekanisme motivasi dari tingkah laku prososial yang keduanya terletak pada diri. Pada mekanisme motivasi yang pertama, tingkah laku prososial dimunculkan oleh harapan akan keuntungan personal, menghindarkan diri dari kerugian yang dapat diterima atau keduanya. Mekanisme motivasi yang demikian akan membentuk ipsocentric motivation. Sedangkan pada mekanisme yang kedua, tingkah laku prososial dikontrol oleh antisipasi terhadap perubahan yang dapat terjadi pada self esteem tergantung pada realisasi dari norma sosial akan tingkah laku yang pantas untuk dilakukan, motif yang terbentuk disebut dengan

endocentric motivation.

Selain mekanisme yang terdapat dalam diri individu, terdapat mekanisme motivasi yang merepresentasikan objek sosial eksternal, bahwa motivasi yang melandasi tingkah laku prososial individu tersebut adalah pemeliharaan dari kondisi normal dari objek sosial yang eksternal (atau pencapaian dari kondisi yang ideal dari objek sosial tersebut). Mekanisme motif yang demikian akan membentuk intrinsic prosocial motivation (Eisenberg,1982:383-384)

(45)

13 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA yang didasari endocentric motivation, tingkah laku prososial dapat muncul sebagai aktualisasi dari norma yang berkaitan, yaitu norma sebagai legioner. Sedangkan pada legioner yang didasari intrinsic prosocial motivation, legioner akan memunculkan tingkah laku prososial bila mempersepsikan bahwa orang lain membutuhkan bantuannya.

Aspek yang kedua dari motif prososial adalah perkiraan hasil, yaitu apa yang diperkirakan oleh legioner akan didapat olehnya bila melakukan tingkah laku prososial. Pada legioner yang didasari ipsocentric motivation, legioner memperkirakan bahwa dirinya akan mendapatkan keuntungan personal dari tingkah laku prososial tersebut. Pada legioner yang didasari endocentric

motivation, legioner memperkirakan akan mendapat peningkatan dalam

self-esteem atau menghindari penurunan self self-esteem dengan melakukan tindakan tersebut. Sedangkan pada legioner yang didasari intrinsic motivation, legioner memperkirakan bahwa kebutuhan orang tersebut dapat terpentuhi (masalah dapat terselesaikan dengan adanya bantuan yang diberikan).

Aspek yang ketiga dari motif prososial adalah kondisi yang memfasilitasi, yaitu kondisi seperti apa yang dapat meningkatkan kemungkinan munculnya tindakan prososial. Pada legioner yang didasari ipsocentric motivation, legioner akan meningkatkan tindakan prososialnya bila ada reward yang dapat diraih bila melakukan tindakan prososial, atau adanya ketakutan akan kehilangan reward bila tidak melakukan tindakan tersebut. Pada legioner yang didasari endocentric

motivation, tindakan prososial akan semakin dimunculkan bila hal tersebut sesuai

(46)

14 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA didasari oleh intrinsic motivation, kondisi yang memfasilitasi berpusat pada kondisi dari orang yang membutuhkan, seberapa besar, mendesak dan pentingnya pertolongan yang dibutuhkan oleh orang tersebut.

Aspek yang keempat adalah kondisi yang menghambat, yaitu kondisi yang dapat menurunkan kemungkinan munculnya tindakan prososial. Pada legioner yang didasari oleh ipsocentric motivation, tindakan prososial dapat dihambat kemunculannya bila ada kemungkinan akan kehilangan atau adanya ancaman karena melakukan tindakan prososial, atau kemungkinan akan mendapatkan

reward yang lebih tinggi dengan tidak melakukan tindakan prososial. Pada

legioner yang didasari endocentric motivation, tindakan prososial akan terhambat bila hal tersebut bertentangan dengan norma dalam diri. Sedangkan pada legioner yang didasari intrinsic motivation, tindakan prososial akan tidak dimunculkan bila Legioner menyadari bahwa orang tersebut dapat memenuhi kebutuhannya dengan cara lain (tanpa bantuan darinya), atau adanya kesenjangan yang tinggi antara kebutuhan yang dapat terpenuhi oleh orang tersebut dengan kerugian yang akan dialami oleh Legioner (Legioner akan menderita kerugian yang sangat besar apabila dia memberikan bantuan).

(47)

15 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Sedangkan tindakan prososial yang didasari oleh intrinsic motivation akan memiliki derajat ketepatan yang tinggi dengan yang dibutuhkan oleh orang lain, karena legioner benar-benar tertarik dan memperhatikan kebutuhan yang dimiliki oleh orang tersebut.

Dari ketiga mekanisme motif yang telah dijelaskan, yang diharapkan dimiliki oleh anggota Legio Maria adalah intrinsic motivation. Dengan dilandasi oleh motif ini, diharapkan bahwa legioner akan melaksanakan tugasnya secara maksimal, benar-benar dapat memahami kebutuhan orang lain dan memberikan bantuan secara tepat. Legioner diharapkan untuk tidak lagi melaksanakan tugas hanya sebagai pelaksanaan kewajiban mereka sebagai legioner, terlebih bila mereka mengharapkan akan adanya imbalan yang dapat diterimanya.

(48)

16 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Faktor internal yang dapat mempengaruhi perkembangan motif prososial pada individu mencakup jenis kelamin dan usia (terutama mengenai perkembangan kognitif dan moral) dalam diri individu itu sendiri. Dalam hal murah-hati, kedermawanan (generosity), wanita memiliki hasil yang lebih tinggi daripada pria. (Doland &Adelberg,1967; Harris & Siebel,1975; McGuire& Thomas,1975; Midlarsky & Bryan,1972; Moore, Underwod&Rosenhan,1973; Rice & Grusec, 1975; Sawin,Underwood, Weaver&Mostyn,1980; Skarin&Moely,1976; White, 1972 dalam Eisenberg, 1982:40). Demikian juga dalam hal memberikan penghiburan dan pertolongan. (Friedrich & Stein, 1975; O’Bryant & Brophy, 1976; Whiting & Whiting, 1975 dalam Eisenberg,1982:40).

(49)

17 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Dalam kaitannya dengan perkembangan kognitif yang dicapai oleh legioner yang telah berada pada masa dewasa. Mereka mulai memahami bahwa kebenaran adalah relatif, bahwa arti dari sebuah peristiwa itu terjadi dan dibatasi pada kerangka berpikir yang digunakan untuk memahami peristiwa tersebut. Selain itu, bahwa mereka telah mampu berpikir tidak dengan sudut pandang mereka sendiri, melainkan dengan sudut pandang dari orang lain. (Santrock, 2002:92)

(50)

18 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Anggota Aktif

Legio Maria Kuria “X” Bandung

Bagan 1.1 Skema Kerangka Pikir

Motif prososial Faktor-faktor yang mempengaruhi :

1. Faktor eksternal : - Pengasuhan orang tua - Lingkungan eksternal

2. Faktor internal : - Usia (Perkembangan kognitif dan moral)

- Jenis Kelamin

5 aspek dari motif prososial :

1. Kondisi awal yang memunculkan 2. Perkiraan hasil

3. Kondisi yang memfasilitasi 4. Kondisi yang menghambat

5. Karakteristik kualitatif dari tindakan

Ipsocentric motivation

Endocentric motivation

Intrinsic prosocial

(51)

19 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 1.6 Asumsi

Dalam penelitian ini, peneliti memiliki beberapa asumsi :

- Legio Maria merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang mempunyai tugas untuk memberikan pelayanan / pertolongan terhadap orang yang membutuhkan.

- Tindakan menolong yang dilakukan oleh anggota Legio Maria dalam menjalankan tugasnya dilandasi oleh motif prososial

- Motif prososial dapat dibedakan ke dalam tiga jenis motif, yaitu ipsocentric

motivation, endocentric motivation, dan intrinsic prosocial motivation.

- Setiap legioner pasti miliki ketiga jenis motif prososial, namun perbedaannya adalah derajat kekuatan setiap motif tersebut dalam diri Legioner (Terdapat motif yang lebih dominan dari yang lain)

(52)

52 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan hasil yang diperoleh maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Legioner aktif di Kuria “X” di kota Bandung, pada umumnya memiliki motif prososial intrinsic

2. Tidak terdapat keterkaitan yang jelas antara motif prososial dengan tahap perkembangan, pembelajaran dari keluarga, teman dan gereja kecuali dengan adanya kesempatan untuk melakukan tindakan prososial tersebut di kehidupan sehari-hari

3. Ada keterkaitan antara motif prososial yang dominan dalam diri legioner dengan lama bergabung di Legio Maria.

5.2 Saran

A. Saran untuk Pengembangan Penelitian

1. Bagi peneliti bidang psikologi sosial disarankan untuk meneliti lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi motif prososial legioner seperti kontribusi keluarga, norma sosial

(53)

53 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 3. Bagi peneliti lain disarankan untuk meneliti mengenai hubungan antara motif

prososial legioner dengan tingkah laku prososial mereka dalam menjalankan tugas.

B. Saran untuk Lembaga

1. Bagi Pembimbing Rohani atau Asisten Pembimbing Rohani, agar dapat lebih mengenali dan mendekati masing-masing legioner di presidiumnya untuk dapat mengetahui motif prososial yang dimiliki untuk kemudian diberikan bimbingan kepada legioner yang masih didominasi oleh motif endocentric. Bimbingan yang dimaksud dapat berupa bacaan rohani yang tepat, atau pembicaraan pribadi dengan legioner yang membutuhkan.

(54)

54 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA DAFTAR PUSTAKA

Dacey, John S & John F. Travers. 2002. Human development across the lifespan

5th ed. New York :The McGraw-Hill Companies, Inc.

Eisenberg, Nancy. 1982. The development of prosocial behavior. London: Academic Press, Inc.

Gulo, W. 2002. Metodologi penelitian. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Hadisoemarta, F.X. 1989. Buku pegangan resmi legio maria. Malang : Team Senatus

Santrock, John W. Life span development. 2004. Jakarta : Erlangga.

(55)

55 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA DAFTAR RUJUKAN

www. Kompas.com

Yozar, Adrianus Elbert. 2007. Studi Deskriptif Motif Prososial Pada Para Imam

di Keuskupan ”X” Kota ”B” Skripsi. Bandung : Fakultas Psikologi

Gambar

Tabel L.1 Motif Prososial Legioner Berdasarkan Tahap Perkembangan
Tabel L.3 Motif Prososial Legioner Berdasarkan Adanya Pembelajaran dari
Tabel L.5 Motif Prososial Legioner Berdasarkan Adanya Pembelajaran dari
Tabel L.7 Motif Prososial Ditinjau dari Aspek

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Ada enam kelompok (stakeholder) yang terlibat konflik yaitu kelompok: pemilik tanah yang bersaing, kedua, pemilik aset (perangkat adat), ketiga, fasilitator (Pemkab

Arsitektur perangkat lunak yang digunakan dalam Facebook Apps pada modul ini dirancang untuk mengelola kaitan konten dan aktivitas yang dilakukan oleh pengguna terhadap

Kegiatan ini dilakukan oleh Mahasiswa PPL untuk konsultasi RPP dengan Guru pembimbing dalam pembelajaran di kelas. Selain itu untuk berdiskusi mengenai materi dan

Penelitian ini dibatasi dalam hal variasi dari komposisi dopan tembaga berupa serbuk tembaga murni yang diperoleh dari hasil pembubutan lempengan tembaga dan

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita dengan diagnosis tumor jinak uteri yang pernah dirawat di RSUD Dr.Moewardi Surakarta bulan Januari-Juni

Penelitian ini bertujuan untuk menyusun model program Pembelajaran PAUD fullday sebagai model hipotetik dan menghasilkan panduan PAUD fullday dengan komponen rencana

Dengan adanya Pendidikan Religiositas yang merupakan salah satu bentuk komunikasi iman, baik antarsiswa yang seagama maupun siswa yang berbeda agama