• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pelatihan Keselamatan Pasien pada Perawat Pelaksana terhadap Implementasi Enam Sasaran Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karangasem.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pelatihan Keselamatan Pasien pada Perawat Pelaksana terhadap Implementasi Enam Sasaran Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karangasem."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

i

TESIS

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP

IMPLEMENTASI ENAM SASARAN KESELAMATAN

PASIEN PADA PERAWAT PELAKSANA

DI RUANG UNIT BEDAH RUMAH SAKIT UMUM

KABUPATEN KARANGASEM

I GEDE DEDY ARTHO

NIM. 1492161038

PROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

ii

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP

IMPLEMENTASI ENAM SASARAN KESELAMATAN

PASIEN PADA PERAWAT PELAKSANA

DI RUANG UNIT BEDAH RUMAH SAKIT UMUM

KABUPATEN KARANGASEM

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister

Pada Program Magister, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pascasarjana Universitas Udayana

I GEDE DEDY ARTHO

NIM. 1492161038

PROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS UDAYANA

(3)
(4)

iv

PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS

Tesis Ini Telah Diuji pada Tanggal 20 Juli 2016

Panitia Penguji Hasil Penelitian Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, No. : 3257/UN14.4/HK/2016

Tanggal 18 Juli 2016

Ketua : Prof. Dr. dr. Mangku Karmaya, M. Repro., PA. (K)

Anggota :

1. dr. Ketut Suarjana, MPH.

2. Dr. dr. Dyah Pradnyaparamita Duarsa, M.Si. 3. Dr. Luh Seri Ani, SKM., M.Kes.

(5)

v

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Nama : I GEDE DEDY ARTHO

NIM. : 1492161038

Program Studi : Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pascasarjana Universitas Udayana

Judul Tesis : PENGARUH PELATIHAN TERHADAP

IMPLEMENTASI ENAM SASARAN

KESELAMATAN PASIEN PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG UNIT BEDAH

RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN

KARANGASEM

Dengan ini menyatakan bahwa tesis ini bebas plagiat. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan lain yang berlaku.

Denpasar, Juli 2016 Yang membuat pernyataan,

(6)

vi

UCAPAN TERIMAKASIH

(7)

vii

untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karangasem.

5. Prof. Dr. dr. Mangku Karmaya, M.Repro, PA. (K), selaku pembimbing I yang telah mengarahkan, membimbing, dan memberikan saran sehingga tesis ini dapat terwujud dengan baik sesuai harapan.

6. dr. Ketut Suarjana, MPH., selaku pembimbing II yang telah memberikan motivasi, bimbingan dan saran kepada penulis selama penyusunan tesis ini. 7. Dewan penguji tesis Dr. dr. Dyah Pradnyaparamita Duarsa, M.Si., Dr. Luh

Seri Ani, SKM., M.Kes., dan Dr. I Putu Ganda Wijaya, S.Sos., MM., yang telah memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan tesis ini.

8. Ns. Ni Nyoman Gunaharyati, S.Kep., MM., selaku narasumber dari Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar dalam pelatihan keselamatan pasien. 9. Perawat pelaksana yang bekerja di ruang unit bedah yaitu Ruang Cempaka,

Ruang Wijaya Kusuma, Ruang Puri Gangga, Ruang Kenanga, Ruang Instalasi Rawat Darurat dan Ruang Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karangasem yang telah bersedia menjadi responden.

10. Rekan-rekan di Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan VI yang telah banyak berkontribusi membentuk kedirian penulis selama menjalani studi dan penyelesaian tesis ini.

(8)

viii

Semoga semua karma yang telah mereka berikan dalam perjalanan studi penulis terhargakan dengan sepantasnya oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa, sehingga mereka diberi jalan, rejeki, dan keharmonisan dalam menjalani setiap langkah kehidupan.

Penulis menyadari bahwa tesis ini belum dapat dikategorikan sempurna, namun terlepas dari semua predikat tersebut, yang jelas, kehadirannya dalam konstalasi masyarakat akademis, akan ikut serta memberikan warna bagi pembangunan dunia pendidikan terutama bagi masyarakat akademis.

(9)

ix

ABSTRAK

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP IMPLEMENTASI ENAM SASARAN KESELAMATAN PASIEN PADA PERAWAT PELAKSANA

DI RUANG UNIT BEDAH RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN KARANGASEM

(10)

x ABSTRACT

THE EFFECT OF TRAINING ON THE IMPLEMENTATION OF SIX GOALS OF PATIENT SAFETY FOR NURSING IN SURGERY SECTION

OF PUBLIC HOSPITAL IN KARANGASEM REGENCY

(11)

xi

PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS... iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... v

UCAPAN TERIMAKASIH ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined.

1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.3.1 Tujuan Umum ... Error! Bookmark not defined.

1.3.2 Tujuan Khusus ... Error! Bookmark not defined.

(12)

xii

1.4.1 Manfaat Akademik ... Error! Bookmark not defined.

1.4.2 Manfaat Praktis ... Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

2.1 Landasan Teori ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1 Keselamatan Pasien Rumah Sakit ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2 Pelatihan ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2.1 Pengertian pelatihan ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2.2 Manfaat Pelatihan... Error! Bookmark not defined.

2.1.2.3 Jenis Pelatihan ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2.4 Penilaian Pelaksanaan Program Error! Bookmark not defined.

2.1.3 Hubungan pelatihan terhadap implementasi keselamatan pasienError! Bookm

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESISPENELITIAN . Error!

Bookmark not defined.

3.1 Kerangka Berpikir ... Error! Bookmark not defined.

3.2 Konsep Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.3 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

4.1 Rancangan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Lokasi penelitian... Error! Bookmark not defined.

4.2.2 Waktu penelitian ... Error! Bookmark not defined.

(13)

xiii

4.3.1 Populasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.3.2 Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.3.3 Besar Sampel ... Error! Bookmark not defined.

4.3.4 Metode Sampling ... Error! Bookmark not defined.

4.4 Cara Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

4.5 Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.5.1 Identifikasi variabel ... Error! Bookmark not defined.

4.5.2 Definisi Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined.

4.6 Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.6.1 Modul keselamatan pasien ... Error! Bookmark not defined.

4.6.2 Kuesioner ... Error! Bookmark not defined.

4.6.3 Lembar observasi ... Error! Bookmark not defined.

4.7 Uji Coba Instrumen ... Error! Bookmark not defined.

4.8 Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.8.1 Prosedur Administratif ... Error! Bookmark not defined.

4.8.2 Prosedur Teknis ... Error! Bookmark not defined.

4.9 Pengolahan dan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

4.9.1 Pengolahan data ... Error! Bookmark not defined.

4.9.2 Analisis Data... Error! Bookmark not defined.

4.10 Etika Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.10.1 Penjelasan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.10.2 Informed consent (lembar persetujuan partisipasi)Error! Bookmark not defined.

(14)

xiv

5.1 Karakteristik Perawat Pelaksana ... Error! Bookmark not defined.

5.2 Pengetahuan Perawat Pelaksana Tentang Keselamatan PasienError! Bookmark not defin

5.3 Implementasi Enam Sasaran Keselamatan Pasien Pada Perawat PelaksanaError! Bookmar

5.4 Tingkat Pengetahuan Tentang Keselamatan Pasien Berdasarkan Karakteristik

Perawat Pelaksana ... Error! Bookmark not defined.

5.5 Pencapaian Tingkat Implementasi Enam Sasaran Keselamatan Pasien

Berdasarkan Karakteristik Perawat Pelaksana Error! Bookmark not defined.

5.6 Pencapaian Sub Variabel Enam Sasaran Keselamatan Pasien berdasarkan

Karakteristik Perawat Pelaksana ... Error! Bookmark not defined.

5.7 Pencapaian Implementasi Enam Sasaran Keselamatan Pasien berasarkan

Tingkat Pengetahuan ... Error! Bookmark not defined.

5.8 Pencapaian Sab Variabel Implementasi Sasaran Keselamatan Pasien

berasarkanTingkat Pengetahuan ... Error! Bookmark not defined.

BAB VI PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

6.1 Karakteristik Perawat Pelaksana ... Error! Bookmark not defined.

6.2 Pengetahuan Perawat Pelaksana tentang Keselamatan PasienError! Bookmark not define

6.3 Implementasi Enam Sasaran Keselamatan Pasien Pada Perawat PelaksanaError! Bookmar

6.4 Implementasi Sasaran Keselamatan Pasien Berdasarkan Karakteristik Perawat

Pelaksana ... Error! Bookmark not defined.

6.5 Pengetahuan Keselamatan Pasien berdasarkan Karakteristik Perawat

Pelaksana ... Error! Bookmark not defined.

6.6 Pencapaian Tingkat Implementasi Sasaran Keselamatan Pasien berdasarkan

(15)

xv

6.7 Pencapaian Sub Implementasi Enam Sasaran Keselamatan Pasien

berdasarkan Tingkat Pengetahuan ... Error! Bookmark not defined.

6.8 Keterbatasan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

7.1 Simpulan ... Error! Bookmark not defined.

7.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Pengambilan Sampel Penelitian ... 65 Tabel 4.2 Definisi Operasional Variabel ... 67 Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 76 Tabel 5.1 Distribusi Perawat Pelaksana Berdasarkan Umur, Masa Kerja, Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan dan Status Perkawinan... 82 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Perawat Pelaksana tentang Keselamatan Pasien Sebelum dan Setelah Pelatihan ... 84 Tabel 5.3 Distribusi Rata-Rata Pengetahuan Perawat Pelaksana tentang

(18)

xviii

Tabel 5.7 Distribusi Nilai Rata-Rata Sub Variabel Implementasi Enam Sasaran Keselamatan Pasien pada Perawat Pelaksana Sebelum dan Setelah Mendapatkan Pelatihan Keselamatan Pasien ... 90 Tabel 5.8 Tingkat Pengetahuan Tentang Keselamatan Pasien Berdasarkan Karakteristik Perawat Pelaksana di Ruang Unit Bedah RSUD. Kabupaten Karangasem ... 93 Tabel 5.9 Implementasi Enam Sasaran Keselamatan Pasien Berdasarkan Karakteristik Perawat Pelaksama di Ruang Unit Bedah RSUD. Kabupaten Karangasem ... 95 Tabel 5.10 Gambaran Pencapaian SKP 1. Ketepatan Mengidentifikasi Pasien Berdasarkan Karakteristik Perawat Pelaksana di Ruang Unit BedahRSUD. Kabupaten Karangasem ... 96 Tabel 5.11 Gambaran Pencaipaian SKP 2. Peningkatan Komunikasi Efektif Berdasarkan Karakteristik Perawat Pelaksana di Ruang Unit BedahRSUD. Kabupaten Karangasem ... 98 Tabel 5.12 Gambaran Pencapaian SKP 3. Peningkatan Obat Yang Perlu Diwaspadai (High Alert) Berdasarkan Karakteristik Perawat Pelaksana di Ruang Unit Bedah RSUD. Kabupaten Karangasem ... 100 Tabel 5.13 Gambaran Pencapaian SKP 4. Kepastian Tepat Lokasi,

(19)

xix

Tabel 5.14 Gambaran Pencapaian SKP 5. Pengurangan Risiko Infeksi Berdasarkan Karakteristik Perawat Pelaksana di Ruang Unit BedahRSUD. Kabupaten Karangasem ... 102 Tabel 5.15 Gambaran Pencapaian Implementasi Sasaran Keselamatan Pasien Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tingkat pada Perawat Pelaksana di Ruang Unit Bedah RSUD. Kabupaten Karangasem ... 104 Tabel 5.16 Gambaran Pencapaian SKP 1. Ketepatan Mengidentifikasi Pasien Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Perawat Pelaksana tentang Keselamatan pasien di Ruang Unit Bedah RSUD. Kabupaten Karangasem ... 105 Tabel 5.17 Gambaran Pencaipaian SKP 2. Peningkatan Komunikasi Efektif Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Perawat Pelaksana tentang Keselamatan Pasien di Ruang Unit Bedah RSUD. Kabupaten Karangasem ... 105 Tabel 5.18 Gambaran Pencapaian SKP 3. Peningkatan Obat Yang Perlu Diwaspadai (High Alert) Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Perawat Pelaksana tentang Keselamatan Pasien di Ruang Unit Bedah RSUD. Kabupaten Karangasem ... 106 Tabel 5.19 Gambaran Pencapaian SKP 4. Kepastian Tepat Lokasi,

(20)

xx

(21)

xxi

DAFTAR SINGKATAN

BCLS : Basic Cardiac Life Support CEO : Chief Executive Officer CNA : Canadian Nurses Association Depkes : Departemen Kesehatan EQ : Emotional Quotient

ICN : International Council of Nurses IMO :Institute of medicine

IRD : Instalasi Rawat Darurat IQ : Intelligence Quotient

JCI : Joint Commision International KARS : Komite Akreditasi Rumah Sakit

KKPRS : Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit KPRS : Keselamatan Pasien Rumah Sakit

KTD : Kejadian tidak diharapkan

K3RS : Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit LASA : Look Alike Sound Alike

Menkes : Menteri Kesehatan

(22)

xxii SAK : Standar Asuhan Keperawatan

S-BAR : Situation Background Assessment Recommendation SD : Standar Deviasi

SDM : Sumber Daya Manusia SE : Standar Error

SIKP : Sasaran International Keselamatan Pasien SK : Surat Keputusan

(23)

xxiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Penjelasan Menjadi Responden ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 2. Persetujuan Menjadi Responden ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 3. Kuesioner A dan B Pengetahuan Perawat Pelaksana Sebelum dan Setelah Pelatihan ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 4. Lembar Observasi A dan B Lembar Observasi Implementasi Enam Sasaran Keselamatan Pasien Sebelum dan Setelah Pelatihan .. Error! Bookmark not defined.

Lampiran 5. Pelaksanaan Jadwal Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 6. Biaya Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 7. Data Hasil Uji Coba Instrumen dan Hasil Uji Validitas Instrumen dengan Program STATA SE-12 ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 8. Kerangka Acuan Pelatihan ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 9. Susunan Acara/ Jadwal Pelatihan ... Error! Bookmark not defined.

(24)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengembangan mutu di rumah sakit telah mengarah pada upaya peningkatan mutu yang berorientasi pada keselamatan pasien. Menurut Hughes (2008), langkah awal untuk memperbaiki pelayanan yang berkualitas adalah keselamatan sedangkan kunci dari pelayanan yang bermutu dan aman adalah membangun budaya keselamatan pasien. Menurut Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, salah satu asas dalam penyelenggaraan rumah sakit (pasal 2) dan sekaligus juga menjadi salah satu hak pasien selama menjalani perawatan di rumah sakit (pasal 32) adalah keselamatan pasien. Tujuan dari pengaturan penyelenggaraan rumah sakit yaitu memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien (pasal 3) dan rumah sakit wajib memenuhi standar keselamatan pasien (pasal 43). Lebih lanjut, keselamatan pasien juga menjadi fokus utama dari setiap tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit (pasal 13) (Depkes RI, 2009).

(25)

2

seharusnya diambil disebut kejadian tidak diharapkan (KTD/adverse event). Selanjutnya, suatu insiden yang belum sampai terpapar ke pasien disebut kejadian nyaris cidera (KNC/ near miss) dan suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cidera serius disebut kejadian sentinel (Permenkes RI, 2011).

Sesuai dengan laporan Institute of Medicine (IOM) Amerika Serikat tahun 2000 mengemukakan bahwa angka kejadian tidak diharapkan (KTD) di Utah, Colorado, dan New York ditemukan angka KTD sebanyak 2,9 % dan 3,7 % pada pasien rawat inap. Di Colorado dan Utah angka kematian akibat KTD sebesar 6,6 %, dibandingkan dengan angka kematian akibat KTD di New York 13,6 %. Angka kematian akibat KTD pada pasien rawat inap di Amerika pada tahun 1997 sebesar 33,6 juta, di kota Utah dan Colorado berkisar 44.000, dan di New York sekitar 98.000 per tahun (IOM, 2000).

Sepanjang Oktober 2011 hingga Oktober 2012 telah terjadi sebanyak 12,1 KTD tiap 100.000 total jumlah hari rawat inap di Minnesota, Amerika Serikat. Tahun 2012 KTD terbanyak adalah dekubitus (130 kasus), tertinggalnya benda medis di dalam tubuh pasien (31 kasus), kesalahan site marking dalam prosedur operasi (27 kasus), dan yang paling sedikit adalah kesalahan medikasi (2 kasus). Faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya KTD di rumah sakit di Minnesota antara lain adalah kebijakan rumah sakit (36%), komunikasi (26%), lingkungan fisik (26%), training (21%), dan faktor kesalahan manusia (2%) (Rasdini, 2014).

(26)

3

Excelence Commission, New South Wales, Australia sepanjang Januari hingga

Juni 2010 menunjukkan telah terjadi 64.225 KTD di seluruh fasilitas kesehatan yang ada. Kejadian tidak diharapkan yang paling sering terjadi antara lain pasien jatuh (12.670 kasus), kejadian yang terkait dengan obat-obatan dan cairan intravena (11.171 kasus) dan manajemen klinis (9.915 kasus) (Clinical Excellence Commission dalam Rasdini, 2014).

Data keselamatan pasien pada tahun 2007 di Indonesia ditemukan bahwa angka tertinggi ada di Propinsi DKI Jakarta yaitu 37,9%, disusul Propinsi Jawa Tengah 15,9%, D.I. Yogyakarta 13,8%, Jawa Timur 11,7%, Aceh 10,7%, Sumatera Selatan 6,9%, Jawa Barat 2,8%, Bali 1,4%, dan Sulawesi Selatan 0,7%. Bidang spesialisasi unit kerja ditemukan paling banyak pada unit penyakit dalam, bedah, dan anak yaitu sebesar 56,7% dibandingkan unit kerja yang lain, sedangkan untuk pelaporan KNC lebih banyak dilaporkan sebesar 47,6% dibandingkan KTD sebesar 46,2% (KKP-RS, 2008). Data tentang KTD di Indonesia belum terlalu mewakili kejadian KTD yang sebenarnya di Indonesia. Data tentang KTD dan KNC di Indonesia dikategorikan masih langka untuk ditemukan karena standar pelayanan kesehatan di Indonesia masih kurang optimal (Depkes RI, 2008a)

(27)

4

rendahnya Sumber Daya Manusia, dan sarana prasarana yang kurang memadai (Notoatmodjo, 2010).

Untuk mengatasi insiden KTD dan KNC yang berhubungan dengan keselamatan pasien maka komite keselamatan pasien rumah sakit mengembangkan program keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit. Adapun program keselamatan pasien rumah sakit tersebut adalah enam sasaran keselamatan pasien, yang meliputi : 1) ketepatan (keakuratan) dalam mengidentifikasi pasien, 2) peningkatan komunikasi yang efektif, 3) peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai, 4) kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi, 5) pengurangan risiko terkait pelayanan kesehatan, dan 6) pengurangan risiko pasien jatuh (KARS, 2011).

Menurut AHRQ (Agency for Healthcare Research and Quality, 2015) terdapat beberapa aspek dimensi yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan keselamatan pasien di rumah sakit antara lain: harapan dan tindakan supervisor/manajer dalam mempromosikan keselamatan pasien, pembelajaran peningkatan berkelanjutan, kerjasama tim dalam unit, keterbukaan komunikasi, umpan balik terhadap terjadinya error, respon tidak saling menyalahkan, staf yang adekuat, persepsi antar petugas kesehatan secara keseluruhan, dukungan manajemen rumah sakit, kerjasama tim antar unit, penyerahan dan pemindahan pasien serta frekuensi pelaporan kejadian.

(28)

5

bahwa 40-60% pelayanan rumah sakit adalah pelayanan keperawatan. The Institute of Medicine (IOM) pada tahun 2004 mengemukakan dua peran perawat

dalam keselamatan pasien yaitu memelihara keselamatan melalui transformasi lingkungan keperawatan yang lebih mendukung keselamatan pasien dan peran perawat dalam keselamatan pasien melalui penerapan standar keperawatan yang terkini, sehingga diperlukan pengetahuan perawat dalam lingkup keselamatan pasien sebagai upaya membangun budaya keselamatan pasien (Cahyono, 2008). Untuk itu, perawat sebagai pelaksana dan pengelola pelayanan harus mampu mengembangkan bentuk pelayanan secara berkesinambungan melalui peningkatan kinerjanya.

(29)

6

pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat dalam implementasi keselamatan pasien.

Pelatihan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pelatihan yang dikemas dengan metode ceramah dan simulasi tentang enam sasaran keselamatan pasien. Cara ini akan sangat efektif untuk meningkatkan kinerja perawat pelaksana dalam mengimplementasikan enam sasaran keselamatan pasien karena perawat akan mendapat pengalaman langsung untuk menerapkan ke enam sasaran tersebut. Melalui praktek langsung maka peserta pelatihan akan langsung bisa memecahkan permasalahan yang dihadapi bersama teman sejawat dan narasumber (Christopher et al., 2010). Praktek secara langsung dinilai lebih efektif dibandingkan dengan metode ceramah atau diskusi.

Rumah Sakit Umum (RSUD) Kabupaten Karangasem merupakan satu-satunya rumah sakit negeri yang ada di Kabupaten Karangasem. RSUD Kabupaten Karangasem mempunyai kapasitas tempat tidur sebanyak 220 tempat tidur dan memiliki khusus tenaga keperawatan sebanyak 226 orang. Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan data kepegawaian, RSUD. Kabupaten Karangasem memiliki 85% perawat di instalasi rawat inap RSUD.Kabupaten Karangasem. RSUD. Kabupaten Karangasem yang merawat pasien bedah adalah Ruang IRD, OK, Cempaka, Kenanga, Puri Gangga dan Wijaya Kusuma II.

(30)

7

semua unit kerja pelayanan di RSUD. Kabupaten Karangasem, menerima laporan insiden dari unit kerja pelayanan, menganalisis dan mengevaluasi laporan insiden, dan melaporkan kepada Direktur RSUD. Kabupaten Karangasem. Standar keselamatan pasien yang digunakan oleh RSUD. Kabupaten Karangasem sesuai dengan 6 sasaran keselamatan pasien dari WHO yaitu (1) identifikasi pasien, (2) komunikasi efektif, (3) peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai, (4) kepastian tepat lokasi, prosedur, dan tepat pasien tindakan operasi, (5) pengurangan risiko infeksi, dan (6) pencegahan risiko pasien jatuh (Tim Keselamatan Pasien RSUD. Kabupaten Karangasem, 2015).

(31)

8

farmasi, metode penyimpanan obatnya masih menggunakan alfabetis, sehingga berisiko tinggi terjadi kesalahan pengambilan obat bila terdapat nama obat yang mirip; 4) di ruang rawat inap bedah sebelum pasien dilakukan operasi, pasien sudah diberikan penandaan area operasi (side marking) oleh perawat akan tetapi keluarga pasien tidak pernah dilibatkan. Selain itu, penjelasan tentang informed consent ke pasien dan keluarga hanya dijelaskan oleh perawat bukan oleh dokter;

5) temuan yang didapatkan dalam mengurangi infeksi yang berkaitan dengan cuci tangan, petugas belum melakukan cuci tangan dengan five moments dan belum dengan enam langkah menurut WHO. Penyebabnya adalah faktor kebiasaan yang sudah terjadi di RSUD. Kabupaten Karangasem. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan untuk mengurangi risiko infeksi yang berkaitan dengan pemberian pelayanan kesehatan belum maksimal dilaksanakan; dan 6) RSUD. Kabupaten Karangasem belum melakukan asessmen awal pada pasien dengan risiko jatuh. Hal ini berkaitan dengan belum dibuatkannya kebijakan dan pedoman mengenai asessmen awal pasien risiko jatuh. Sehingga dilihat dari laporan pada bulan Januari sampai dengan bulan Agustus 2015, ditemukan ada 3 orang pasien yang jatuh namun tidak mengalami cidera ataupun sampai meninggal. Kondisi ini menunjukkan bahwa indikator tidak adanya pasien jatuh belum mencapai 100% sesuai dengan standar pelayanan minimal No. 129/Menkes/SK/II/2008.

(32)

9

(33)

10

Keselamatan pasien sangat ditentukan oleh kinerja dan pengetahuan perawat. Pengadaan pelatihan dapat meningkatkan kinerja sekaligus pengetahuan perawat. Pelatihan yang selama ini sudah dilakukan di RSUD. Kabupaten Karangasem antara lain: pelatihan BCLS (Basic Cardiac Life Support), K3RS (Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit), manajemen ruangan serta pelatihan pelayanan prima (service excellence). Namun, dari hasil wawancara dengan perawat yang pernah mengikuti pelatihan tersebut mengatakan bahwa secara umum hasil pelatihan belum memberikan kontribusi optimal terutama dalam implementasi keselamatan pasien. Oleh karena itu penting sekali untuk memberikan pelatihan kepada perawat tentang keselamatan pasien yang akan berdampak pada peningkatan kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Penelitian yang dilakukan oleh Murdyastuti (2010) juga menyatakan bahwa pelatihan akan meningkatkan pengetahuan dan motivasi perawat terhadap pelaksanaan program patient safety yang berdampak pada peningkatan kinerja.

(34)

11

(35)

12

4) perbedaan pencapaian nilai pengetahuan perawat pelaksana terhadap keselamatan pasien sebelum dan setelah mendapatkan pelatihan. 5) tingkat implementasi enam sasaran keselamatan pasien pada perawat

pelaksana sebelum mendapatkan pelatihan.

6) tingkat implementasi enam sasaran keselamatan pasien pada perawat pelaksana setelah mendapatkan pelatihan.

7) perbedaan pencapaian implementasi enam sasaran keselamatan pasien pada perawat pelaksana sebelum dan setelah mendapatkan pelatihan.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademik

1) Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi ilmiah bagi kalangan akademik baik tim pengajar maupun mahasiswa dalam proses berpikir ilmiah khususnya tentang keselamatan pasien.

(36)

13

1.4.2 Manfaat Praktis

1) Hasil dari penelitian ini dapat dikembangkan sebagai tolak ukur indikator pencapaian enam sasaran keselamatan pasien oleh perawat di RSUD. Kabupaten Karangasem.

2) Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber rujukan untuk mengembangkan metode pelatihan yang teruji efektivitasnya yang berkaitan dengan pengembangan SDM dalam lingkup pencapaian sasaran keselamatan pasien.

Referensi

Dokumen terkait

Sungguhpun terdapat penelitian terdahulu yang agak besar berkaitan variabel kecerdasan emosi dan kepemimpinan, tetapi hanya sedikit yang diketahui mengenai kesan

Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda wolfram dan bahan dasar adalah marupakan sumber panas untuk pengelasan.. Titik cair dari alektroda wolfram sedemikian

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 7 variabel laten diantaranya adalah variabel keamanan terdiri dari 3 indikator, variabel

Nama Guruh Soekarno Putra, konsep acara, dan media sosial yang digunakan dalam strategi komunikasi marketing pun menimbulkan ambiguitas, sehingga target market yang dicapai

Penulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep, tema, bentuk dan teknik penciptaan tokoh plengeh kedalam lukisan bergaya lowbrow. Metode penciptaan dilakukan

Otomikosis adalah infeksi yang disebabkan oleh jamur baik bersifat akut, sub akut, maupun kronik yang terjadi pada liang telinga luar ( kanalis auditorius

Oleh sebab itu, maka kecantikan wanita selalu mengalami suatu standarisasi, di mana tolok ukur untuk penilaian tersebut seolah-olah berasal dari penilaian laki-laki yang kadang

Dalam ebook ini Anda akan menemukan branding kit dari 65 contoh perusahaan berbeda yang dapat Dalam ebook ini Anda akan menemukan branding kit dari 65 contoh perusahaan berbeda