ABSTRAK
PENGARUH DARK CHOCOLATE ( Theobroma cacao L. ) TERHADAP MASA PEMBEKUAN DARAH
PADA ORANG DEWASA NORMAL
Stevi Dwiyani, 2005. Pembimbing I : Hana Ratnawati,dr. M.Kes. Pembimbing II : Dani Brataatmadja, dr. SpPK.
Cokelat merupakan makanan yang telah dikenal dan dikonsumsi secara luas di masyarakat dan seringkali diasumsikan sebagai makanan yang membawa efek buruk terhadap kesehatan. Tidak banyak orang yang mengetahui bahwa dark chocolate, salah satu produk hasil olahan dari biji cokelat, memiliki banyak manfaat. Dark chocolate mengandung antioksidan flavanols dan procyanidin yang dapat memperpanjang masa pembekuan darah dengan jalan mencegah agregasi platelet melalui mekanisme reduksi terhadap sintesis tromboksanA2 (TXA2). Agregasi platelet merupakan faktor yang sangat berperan dalam pembentukan trombus akibat pembekuan darah yang tidak terkendali.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dark chocolate terhadap masa pembekuan darah pada orang dewasa normal. Penelitian dilakukan pada 20 orang mahasiswa dan mahasiswi FK UKM yang berusia antara 20 – 22 tahun. Pengukuran masa pembekuan darah dalam satuan menit dilakukan sebelum dan setelah makan dark chocolate sebanyak 25 gram, dengan metode slide, secara in duplo. Analisis memakai uji “t“ berpasangan ( α = 0.01 ).
Penelitian menunjukkan bahwa masa pembekuan darah sesudah makan dark chocolate adalah 7,163 menit, lebih panjang daripada masa pembekuan darah sebelum makan dark chocolate sebesar 5,075 menit.
Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa dark chocolate memperpanjang masa pembekuan darah pada orang dewasa normal.
Kata kunci : dark chocolate, TXA2, agregasi platelet, masa pembekuan darah
ABSTRACT
THE EFFECT OF DARK CHOCOLATE (Theobroma cacao L.) TO BLOOD COAGULATION TIME ON NORMAL ADULT
Stevi Dwiyani, 2005. Tutor I : Hana Ratnawati,dr. M.Kes. Tutor II : Dani Brataatmadja, dr. SpPK
Chocolate has known and consumed widely in society and assumedly as a food that brouht negative influence to the health. Only few people knows that dark chocolate, one of the product from chocolate grain, have a lot benefits. Cocoa flavanols and procyanidins in dark chocolate inhibit platelet agregation by reducing thromboxanA2 synthesis so it can extend the blood coagulation time. Platelet agregation is one of the most important factor that caused the formation of thrombus as a result of uncontrolled blood coagulation process.
The objective of this experiment is to know the effect of dark chocolate to blood coagulation time on normal adult. The subject consist of 20 students of FK UKM whose ages are between 20 - 22 years old. The blood coagulation time ( in minutes ) is measured using in duplo - slide method before and after eating 25 gram of dark chocolate. Statistic analisis used paired “student t“ test (α = 0.01).
The result of this research is the increased of blood coagulation time after dark chocolate consumption ( 7.163 minutes ) than before dark chocolate consumption which is 5.075 minutes.
This research concluded that dark chocolate extend the blood coagulation time on normal adult.
Key words : dark chocolate, TXA2, platelet agregation, blood coagulation time
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT... v
KATA PENGANTAR... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR... x
DAFTAR GRAFIK ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 2
1.3 Maksud dan Tujuan ... 2
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 2
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 3
1.6 Metode Penelitian... 4
1.7 Lokasi dan Waktu... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hemostasis ... 5
2.1.1 Pengertian Hemostasis ... 5
2.1.2 Mekanisme Hemostasis... 5
2.1.2.1 Spasme Pembuluh Darah ... 6
2.1.2.2 Pembentukan Sumbat Trombosit ... 7
2.1.2.3 Pembekuan Darah ... 16
2.1.2.4 Pembentukan Jaringan Ikat atau Penghancuran Bekuan Darah ... 20
2.2 Tromboksan ( TXA2 ) ... 22
2.2.1 Fungsi Tromboksan A2... 23
2.2.1.1 Terhadap Otot Polos... 24
2.2.1.2 Terhadap Platelet dan Sel- sel Darah ... 24
2.2.1.3 Terhadap Ginjal... 25
2.2.2 Hambatan Sintesa TXA2... 25
2.3 Cokelat ( Theobroma cacao L. ) ... 26
2.3.1 Klasifikasi Botani... 26
2.3.2 Jenis – Jenis Cokelat ... 27
2.3.3 Kandungan Cokelat Beserta Manfaatnya... 28
2.3.4 Efek Dark Chocolate Terhadap Agregasi Platelet... 31
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 33
3.2 Alat dan Bahan ... 33
3.3 Metode Penelitian... 33
3.3.1 Variabel perlakuan dan Variabel Respon... 33
3.3.2 Prosedur Penelitian... 34
3.3.3 Metode Analisis... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan... 36
4.2 Pengujian Hipotesis Penelitian... 37
4.2.1 Hal –hal yang Mendukung ... 38
4.2.2 Hal –hal yang Tidak Mendukung... 38
4.2.3 Kesimpulan... 38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 39
5.2 Saran... 39
DAFTAR PUSTAKA... 40
LAMPIRAN ... 44
RIWAYAT HIDUP ... 66
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Mekanisme hemostasis ... 6
Gambar 2.2 Berbagai fase sel dalam trombopoesis... 8
Gambar 2.3 Gambaran trombosit menggunakan mikroskop elektron... 10
Gambar 2.4 Proses pembentukan sumbat trombosit ... 11
Gambar 2.5 Perubahan bentuk trombosit ... 12
Gambar 2.6 Agregat trombosit dalam sediaan hapus darah ... 13
Gambar 2.7 Bekuan darah disertai jaringan fibrin ... 20
Gambar 2.8 Mekanisme pembekuan darah ... 21
Gambar 2.9 Metabolisme normal asam arakidonat ... 23
Gambar 2.10 Buah cokelat ... 25
Gambar 2.11 Pembagian flavonoid ... 27
Gambar 2.12 Efek dark chocolate terhadap metabolisme asam arakidonat ... 31
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Masa Pembekuan Darah Sebelum dan Setelah Makan Dark Chocolate... 37
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I ... 44 Lampiran II ... 46 Lampiran III... 56
LAMPIRAN I PENGUJIAN STATISTIK
Pengujian dengan uji t berpasangan ( α = 0,01 )
Tabel L 1.1 Masa Pembekuan Darah
No. Sebelum Setelah di di2
( menit ) ( menit )
1. 3,750 5,500 1,750 3,063
2. 4,250 6,750 2,500 6,250
3. 4,250 7,000 2,750 7,563
4. 4,500 7,000 2,500 6,250
5. 4,750 5,750 1,000 1,000
6. 4,750 6,000 1,250 1,563
7. 4,750 7,000 2,250 5,063
8. 4,750 8,250 3,500 12,250
9. 5,000 7,250 2,250 5,063
10. 5,250 6,750 1,500 2,250
11. 5,250 6,750 1,500 2,250
12. 5,250 7,000 1,750 3,063
13. 5,250 7,000 1,750 3,063
14. 5,250 7,500 2,250 5,063
15. 5,500 7,500 2,000 4,000
16. 5,500 7,500 2,000 4,000
17. 5,500 8,500 3,000 9,000
18. 6,000 7,250 1,250 1,563
19. 6,000 8,000 2,000 4,000
20. 6,000 9,000 3,000 9,000
Jumlah 41,750 95,317
Perhitungan :
n
Σ di 41,750
i = 1
d = = = 2,088
n 20
44
n 1 n
Σ di2 ─ n Σ di 2 Sd2 = i=1
n (n – 1 )
95,317 ─ 1/20 ( 41,75 )2 95,317 - 87,153
Sd2 = =
20 ( 19 ) 380
8,164
Sd2 = = 0,021
380
Sd = 0,147
d 2,088
t = = = 14,204
Sd 0,147
α = 0,01
t α = 2,539
Wilayah kritis : t hitung > t α
14,204 > 2,539
Keputusan : Tolak H0
Kesimpulan :
Masa pembekuan darah setelah percobaan lebih panjang daripada masa
LAMPIRAN II DATA PENELITIAN
Nama : Leonard P. Umur : 22 tahun
Masa Pembekuan Darah Mula-mula :
I II X
4’00’’ 5’30’’ 4’45’’
Sesudah perlakuan :
I II X
15’ : 4’00’’ 5’00’’ 4’30’’ 30’ : 5’00’’ 5’30’’ 5’15’’ 45’ : 6’00’’ 8’00’’ 7’00’’ 60’ : 4’30’’ 5’30’’ 5’00’’ 75’ : 4’30’’ 5’30’’ 5’00’’ 90’ : 4’00’’ 6’00’’ 5’00’’ 105’ : 4’00’’ 6’00’’ 5’00’’ 120’ : 4’30’’ 6’30’’ 5’30’’ 135’ : 4’00’’ 5’30’’ 4’45’’ 150’ : 4’00’’ 5’30’’ 4’45’’
Nama : Sandy Umur : 22 tahun
Masa Pembekuan Darah Mula-mula :
I II X
3’’00’’ 4’’30’’ 3’45’’
Sesudah perlakuan :
I II X
15’ : 5’00’’ 6’00’’ 5’30’’ 30’ : 4’00’’ 4’30’’ 4’15’’ 45’ : 4’00’’ 4’30’’ 4’15’’ 60’ : 4’30’’ 5’00’’ 4’45’’ 75’ : 4’00’’ 5’30’’ 4’45’’ 90’ : 4’00’’ 5’00’’ 4’30’’ 105’ : 4’00’’ 5’00’’ 4’30’’ 120’ : 3’30’’ 5’00’’ 4’15’’ 135’ : 3’30’’ 4’30’’ 4’00’’ 150’ : 3’00’’ 4’30’’ 3’45’’
46
Nama : Andi P. Umur : 20 tahun
Masa Pembekuan Darah Mula-mula :
I II X
4’00’’ 5’00’’ 4’30’’
Sesudah perlakuan :
I II X
15’ : 6’30’’ 7’00’’ 6’45’’ 30’ : 4’30’’ 6’30’’ 5’30’’ 45’ : 4’00’’ 5’00’’ 4’30’’ 60’ : 4’30’’ 6’00’’ 5’15’’ 75’ : 4’30’’ 5’30’’ 5’00’’ 90’ : 5’00’’ 8’00’’ 6’30’’ 105’ : 5’30’’ 7’00’’ 6’15’’ 120’ : 6’00’’ 8’00’’ 7’00’’ 135’ : 5’30’’ 6’00’’ 5’45’’ 150’ : 4’00’’ 5’00’’ 4’30’’
Nama : Ivan Martin L. Umur : 21 tahun
Masa Pembekuan Darah Mula-mula :
I II X
5’00’’ 6’00’’ 5’30’’
Sesudah perlakuan :
I II X
47
Nama : Jeffery Umur : 22 tahun
Masa Pembekuan Darah Mula-mula :
I II X
4’30’’ 5’00’’ 4’45’’
Sesudah perlakuan :
I II X
15’ : 5’30’’ 7’00’’ 4’45’’ 30’ : 6’00’’ 8’00’’ 7’00’’ 45’ : 5’00’’ 6’30’’ 5’45’’ 60’ : 4’30’’ 6’30’’ 5’30’’ 75’ : 6’00’’ 9’00’’ 7’30’’ 90’ : 6’00’’ 8’30’’ 7’15’’ 105’ : 7’00’’ 9’30’’ 8’15’’ 120’ : 7’00’’ 9’00’’ 8’00’’ 135’ : 6’00’’ 7’30’’ 6’45’’ 150’ : 6’00’’ 7’30’’ 6’45’’
Nama : Hendrik Budy Umur : 21 tahun
Masa Pembekuan Darah Mula-mula :
I II X
4’00’’ 6’30’’ 5’15’’
Sesudah perlakuan :
I II X
48
Nama : Irwan S. Umur : 21 tahun
Masa Pembekuan Darah Mula-mula :
I II X
5’00’’ 7’00’’ 6’00’’
Sesudah perlakuan :
I II X
15’ : 6’00’’ 7’30’’ 6’45’’ 30’ : 7’30’’ 10’30’’ 9’00’’ 45’ : 7’30’’ 8’30’’ 8’00’’ 60’ : 6’00’’ 7’30’’ 6’45’’ 75’ : 6’00’’ 7’30’’ 6’45’’ 90’ : 5’00’’ 7’00’’ 6’00’’ 105’ : 5’30’’ 7’30’’ 6’30’’ 120’ : 5’30’’ 7’30’’ 6’30’’ 135’ : 5’30’’ 7’30’’ 6’30’’ 150’ : 5’00’’ 7’00’’ 6’00’’
Nama : Okky S. Umur : 20 tahun
Masa Pembekuan Darah Mula-mula :
I II X
4’30’’ 6’00’’ 5’15’’
Sesudah perlakuan :
I II X
49
Nama : Arry S. Umur : 21 tahun
Masa Pembekuan Darah Mula-mula :
I II X
4’30’’ 5’30’’ 5’00’’
Sesudah perlakuan :
I II X
15’ : 4’30’’ 5’30’’ 5’00’’ 30’ : 5’30’’ 6’30’’ 6’00’’ 45’ : 5’30’’ 6’00’’ 5’45’’ 60’ : 5’30’’ 6’00’’ 5’45’’ 75’ : 5’00’’ 6’00’’ 5’30’’ 90’ : 5’00’’ 6’00’’ 5’30’’ 105’ : 7’00’’ 7’30’’ 7’15’’ 120’ : 6’30’’ 7’00’’ 6’45’’ 135’ : 5’30’’ 6’00’’ 5’45’’ 150’ : 5’00’’ 6’00’’ 5’30’’
Nama : Hendrik S. Umur : 21 tahun
Masa Pembekuan Darah Mula-mula :
I II X
5’00’’ 5’30’’ 5’15’’
Sesudah perlakuan :
I II X
50
Nama : Maria T. Umur : 20 tahun
Masa Pembekuan Darah Mula-mula :
I II X
4’00’’ 4’30’’ 4’15’’
Sesudah perlakuan :
I II X
15’ : 5’00’’ 7’00’’ 6’00’’ 30’ : 4’30’’ 7’00’’ 5’45’’ 45’ : 6’30’’ 7’00’’ 6’45’’ 60’ : 5’00’’ 6’30’’ 5’45’’ 75’ : 4’30’’ 6’00’’ 5’15’’ 90’ : 4’30’’ 5’00’’ 4’45’’ 105’ : 4’30’’ 5’00’’ 4’45’’ 120’ : 5’00’’ 7’00’’ 6’00’’ 135’ : 5’30’’ 6’30’’ 6’00’’ 150’ : 5’00’’ 6’30’’ 5’45’’
Nama : Ivanna T. Umur : 20 tahun
Masa Pembekuan Darah Mula-mula :
I II X
4’00’’ 5’30’’ 4’45’’
Sesudah perlakuan :
I II X
51
Nama : Sylvana M. Umur : 20 tahun
Masa Pembekuan Darah Mula-mula :
I II X
5’00’’ 6’00’’ 5’30’’
Sesudah perlakuan :
I II X
15’ : 5’00’’ 7’30’’ 6’45’’ 30’ : 4’30’’ 6’00’’ 5’15’’ 45’ : 4’30’’ 7’00’’ 5’45’’ 60’ : 5’00’’ 7’00’’ 6’00’’ 75’ : 5’00’’ 7’00’’ 6’00’’ 90’ : 5’00’’ 7’30’’ 6’45’’ 105’ : 7’30’’ 9’30’’ 8’30’’ 120’ : 6’00’’ 7’30’’ 6’45’’ 135’ : 5’00’’ 7’00’’ 6’00’’ 150’ : 5’00’’ 6’00’’ 5’30’’
Nama : Yessie E. Umur : 21 tahun
Masa Pembekuan Darah Mula-mula :
I II X
5’00’’ 5’30’’ 5’15’’
Sesudah perlakuan :
I II X
52
Nama : Mariska E. Umur : 21 tahun
Masa Pembekuan Darah Mula-mula :
I II X
5’00’’ 5’30’’ 5’15’’
Sesudah perlakuan :
I II X
15’ : 5’30’’ 6’30’’ 6’00’’ 30’ : 5’30’’ 8’30’’ 7’00’’ 45’ : 5’30’’ 6’00’’ 5’45’’ 60’ : 5’00’’ 6’00’’ 5’30’’ 75’ : 5’00’’ 6’00’’ 5’30’’ 90’ : 5’00’’ 7’00’’ 6’00’’ 105’ : 5’00’’ 6’30’’ 5’45’’ 120’ : 5’00’’ 5’30’’ 5’15’’ 135’ : 5’00’’ 5’30’’ 5’15’’ 150’ : 5’00’’ 5’30’’ 5’15’’
Nama : Yovita Umur : 20 tahun
Masa Pembekuan Darah Mula-mula :
I II X
4’00’’ 4’30’’ 4’15’’
Sesudah perlakuan :
I II X
53
Nama : Veronica E. Umur : 21 tahun
Masa Pembekuan Darah Mula-mula :
I II X
5’00’’ 6’00’’ 5’30’’
Sesudah perlakuan :
I II X
15’ : 5’00’’ 6’30’’ 5’45’’ 30’ : 5’00’’ 6’00’’ 5’30’’ 45’ : 5’00’’ 6’00’’ 5’30’’ 60’ : 5’00’’ 6’30’’ 5’45’’ 75’ : 5’30’’ 7’00’’ 6’15’’ 90’ : 6’30’’ 8’30’’ 7’30’’ 105’ : 6’00’’ 8’00’’ 7’00’’ 120’ : 5’00’’ 7’30’’ 6’15’’ 135’ : 5’00’’ 6’30’’ 5’45’’ 150’ : 5’00’’ 6’00’’ 5’30’’
Nama : Ratin A. Umur : 20 tahun
Masa Pembekuan Darah Mula-mula :
I II X
4’00’’ 5’30’’ 4’45’’
Sesudah perlakuan :
I II X
54
Nama : Prisilla A. S. Umur : 22 tahun
Masa Pembekuan Darah Mula-mula :
I II X
5’00’’ 7’00’’ 6’00’’
Sesudah perlakuan :
I II X
15’ : 7’30’’ 8’30’’ 8’00’’ 30’ : 5’30’’ 7’30’’ 6’30’’ 45’ : 5’30’’ 7’30’’ 6’30’’ 60’ : 5’00’’ 7’00’’ 6’00’’ 75’ : 5’00’’ 7’00’’ 6’00’’ 90’ : 5’00’’ 7’00’’ 6’00’’ 105’ : 5’00’’ 7’00’’ 6’00’’ 120’ : 5’30’’ 8’00’’ 6’45’’ 135’ : 5’30’’ 8’00’’ 6’45’’ 150’ : 5’30’’ 8’00’’ 6’45’’
Nama : Lestari S. Umur : 21 tahun
Masa Pembekuan Darah Mula-mula :
I II X
5’30’’ 6’30’’ 6’00’’
Sesudah perlakuan :
I II X
RIWAYAT HIDUP
Nama : Stevi Dwiyani
NRP : 0210017
Tempat / tanggal lahir : Bandung / 28 September 1984
Alamat : Jl. Pasundan no. 89, Bandung
Riwayat Pendidikan :
SDK YAHYA, Bandung, 1996
SLTPK YAHYA, Bandung, 1999
SMUK YAHYA, Bandung, 2002
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Sejak dahulu, cokelat (Theobroma cacao L.) telah dikenal dan dikonsumsi
secara luas di masyarakat, baik dalam bentuk minuman maupun produk olahan
lain seperti permen dan cokelat batangan. Banyak orang beranggapan bahwa
cokelat berefek buruk terhadap kesehatan, misalnya menyebabkan kegemukan,
meningkatkan risiko aterosklerosis, menyebabkan kerusakan gigi, mengakibatkan
batuk dan sebagainya. Tidak banyak orang yang tahu bahwa sebenarnya dalam
kadar tertentu, cokelat memiliki efek yang sangat bermanfaat.
Dark chocolate adalah cokelat tanpa tambahan susu, dengan kadar chocolate
liquor 15% menurut standar Amerika dan 35% menurut standar Eropa. Dark
chocolate murni paling sedikit harus mengandung 70% cocoa (solid + butter)
(http://en.wikipedia.org, 2005).
Dark chocolate mengandung beberapa zat psikoaktif minor seperti
theobromine, phenylethylamine, theophylline,
thelemethylhistamine-phenylethylamine (http://www.mrkland.com, 2005). Selain itu, coklat
mengandung antioksidan ( flavonoid ), magnesium, vitamin E, zat besi, vitamin B
dan stearic acid (http://www.azcentral.com, 2005).
Antioksidan yang terdapat dalam dark chocolate adalah flavonoid (subgroup
dari polifenol) yang disebut flavanol, beserta turunannya yaitu procyanidins,
epicathecins dan cathecins (Rein et al, 2001). Beberapa efek dari antioksidan
dalam dark chocolate adalah menurunkan tekanan darah, mengurangi oksidasi
LDL dan mencegah agregasi platelet. Agregasi platelet merupakan faktor yang
sangat berperan dalam pembentukan trombus akibat pembekuan darah yang tidak
terkendali. Trombus yang terbentuk dapat mengakibatkan sumbatan pada arteri
koronaria maupun pembuluh darah di otak. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya
infark jantung maupun stroke. Penghambatan agregasi platelet diharapkan dapat
2
menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam upaya pencegahan timbulnya
penyakit - penyakit kardiovaskular (Higdon, 2005).
Seperti kita ketahui, angka kematian karena penyakit jantung dan stroke cukup
tinggi di dunia. Karena itu, penulis tertarik untuk meneliti apakah dark chocolate
yang diketahui dapat mencegah agregasi platelet dapat digunakan sebagai salah
satu alternatif dalam mencegah pembentukan trombus dalam pembuluh darah.
Penilaian efek dark chocolate terhadap agregasi trombosit dalam penelitian ini
dilakukan melalui percobaan masa pembekuan darah (yang dinilai melalui
pembentukan benang fibrin), mengingat pembentukan fibrin terjadi setelah
melewati proses agregasi platelet. Percobaan ini dapat dilakukan dengan syarat
fungsi dari semua faktor pembekuan darah dalam keadaan normal.
1.2Identifikasi masalah
Apakah dark chocolate (Theobroma cacao L.) mempengaruhi masa
pembekuan darah pada orang dewasa normal.
1.3Maksud dan Tujuan
Maksud penelitian adalah untuk mengetahui apakah dark chocolate
(Theobroma cacaoL.) dapat memperpanjang masa pembekuan darah.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah flavanols dan procyanidins
dalam dark chocolate (Theobroma cacao L.) dapat menghambat agregasi platelet
sehingga berpengaruh terhadap masa pembekuan darah.
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah
Manfaat akademis: untuk memperluas cakrawala ilmu pengetahuan mengenai
3
Manfaat praktis: diharapkan masyarakat dapat memperoleh informasi bahwa
dark chocolate (Theobroma cacao L.) dapat bermanfaat sebagai antitrombosit
yang aman, efektif dan efisien.
1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Bila pembuluh darah mengalami trauma atau robek, hemostasis terjadi
melalui proses-proses: (1) spasme pembuluh darah, (2) pembentukan sumbat dari
trombosit, (3) pembekuan darah, dan (4) pertumbuhan jaringan ikat ke dalam
bekuan darah (Guyton&Hall, 1997).
Mekanisme pembentukan sumbat dari trombosit dimulai dengan adhesi
trombosit, yaitu pelekatan trombosit pada jaringan subendotelial yang terbuka.
Pemaparan terhadap kolagen atau aksi trombin mengakibatkan reaksi pelepasan
isi granula trombosit yang mencakup Adenosine diphosphate (ADP), serotonin,
fibrinogen, dan lain-lain. Kolagen dan trombin mengaktifkan sintesis tromboksan
A2 (TXA2) yang merupakan agregator trombosit dan vasokontriktor kuat. ADP
menyebabkan trombosit membengkak dan mempermudah membran
trombosit-trombosit yang berdekatan untuk saling melekat. Pelepasan lebih lanjut dari ADP
dan TXA2 menyebabkan agregasi trombosit sekunder sehingga terbentuk massa
trombosit yang cukup besar untuk menyumbat luka pada endotel (Hoffbrand&
Pettit, 1996).
Antioksidan dalam dark chocolate (Theobroma cacao L.) yaitu flavonoid
dapat menyebabkan inhibisi terhadap jalur siklooksigenase pada metabolisme
asam arakidonat (Mower et al, 1984). Secara lebih rinci, diungkapkan bahwa
antioksidan flavanol dan procyanidin akan mempengaruhi pembekuan darah
dengan jalan mencegah agregasi platelet melalui mekanisme reduksi terhadap
sintesis TXA2. Teori ini diperkuat dengan hasil percobaan yang menyatakan
terjadinya penurunan agregasi platelet dan pemanjangan masa pembekuan darah
pada subyek yang mengkonsumsi cokelat dengan kandungan flavonoid yang
tinggi (Rein et al, 2000). Menurut Holt (2002) didapatkan penurunan agregasi
4
setara dengan 220 mg flavanol dan procyanidin (Holt et al, 2002). Maka dengan
alasan inilah digunakan 25 gram dark chocolate sebagai variabel perlakuan.
Hipotesis penelitian
Dark chocolate (Theobroma cacaoL.) memperpanjang masa pembekuan
darah pada orang dewasa normal.
1.6Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental sungguhan, memakai
rancangan acak lengkap (RAL), dan bersifat komparatif.
Data yang diukur adalah masa pembekuan darah dalam satuan menit.
Analisis data dengan cara uji t berpasangan (α = 0,01).
1.7Lokasi dan waktu
Lokasi : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha
Waktu : April – Oktober 2005
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dark chocolate memperpanjang masa pembekuan darah pada 20 orang
dewasa normal dari 5,075 menit menjadi 7,163 menit.
5.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode yang
lebih modern dan jumlah sampel yang lebih banyak mengenai efek dark
chocolate sebagai antitrombosit sehingga dapat dimanfaatkan seoptimal
mungkin.
Meskipun dark chocolate memiliki banyak manfaat, perlu juga diingat bahwa
dark chocolate memiliki kandungan kalori dan gula sehingga dalam
penggunaannya harus dipertimbangkan pada penderita diabetes, obesitas
maupun keadaan lain yang mengharuskan pembatasan konsumsi gula.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Mezhari A. 1995. Story of low-dose aspirin: its potential use obstertics by way of influencing thromboxane and prostacylin.
http://www.kfshrc.edu.sa/annals/152/ed9433ar.html, April 20th, 2005.
Anonim. 2005. Chocolate.
http://en.wikipedia.org/wiki/Chocolate, April 16th, 2005.
Anonim. 2005. Chocolate
http://www.mothernature.com/Library/Ency/Index.cfm?id=1713004, April 16th, 2005
Anonim. 2005. Chocolate articles - choco main.
http://www.azcentral.com/home/chocolate/articles/0211choco11main-CR.html, February 3rd, 2005.
Anonim. 2000. Chocolate does not contain caffeine
http://www.mrkland.com/fun/xocoatl/caffeine.htm, March 15th,2005.
Anonim. 2005. Chocolate has antioxidants.
http://www.manbir-online.com/nutrition/chocolate.htm, April 16th, 2005.
Anonim. 2004. Chocolate without guilt.
http://www.healthnnutrition.co.in/display_Standard.asp?section=nutrition&su bsection=healthyeating_standard25, March 14th, 2005.
Anonim. 2000. Cokelat.
http://warintek.progressio.or.id/perkebunan/coklat.htm, August 1st, 2005.
Anonim. 2003. Health benefits of chocolate.
http://www.stuffedchocolate.com/health_benefits.htm, April 17th, 2005.
Anonim. 2004. Theobromine.
http://www.greatvistachemicals.com/proteins-sugars nucleotides/theobromine.html, April 14th, 2005.
40
Ames C. 2003. Chocolate benefits.
http://www.wtajtv.com/health/chocbene.html, March 20th, 2005.
Baldy C. M. 1995. Pembekuan. Dalam : Patofisiologi: konsep klinis proses - proses penyakit. Edisi 4. Terjemahan Peter Anugerah. Jakarta: EGC. Hal : 269-270
Born G.V. 1976. Platelets. In Biggs. R.: Human blood coagulation, haemostasis and thrombosis. 2nd ed. London: Blackwell Scientific Publications. p. 168-187
Foegh M., Ramwell P. 2001. Eicosanoid, prostaglandine, thromboxane,
leukotriene, dan senyawa yang berkaitan. Dalam Katzung B. G.: Farmakologi dasar dan klinik. Edisi 1. Terjemahan Bag. Farmakologi FK UNAIR. Jakarta: EGC. Hal 545-564
Gaby A.R. 2003. Dark chocolate lowers blood pressure.
http://www.pccnaturalmarkets.com/health/Newswire/Back_issues/newswire_2 003_10_09_2.html, February 3rd, 2005.
Gandasoebrata. 2001. Penuntun laboratorium klinik. Jakarta : Dian Rakyat. Hal 56-58
Gartner L.P., Hiatt J.L. 2001. Color textbook of histology. 2nd ed. USA : Saunders. p. 233-236
Guyton A. C., Hall J. E. 1997. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 9.
Terjemahan Irawati Setiawan, Ken Ariata, Alex Santoso. Jakarta: EGC. Hal 579-588
Heckner F., Freund M. 1999. Praktikum hematologi dengan mikroskop. Edisi 9. Terjemahan Septelia Inawati. Jakarta: EGC. Hal 23
Higdon J. 2005. Flavonoids.
http://lpi.oregonstate.edu/phytochemicals/flavonoids.html., June 3rd, 2005.
Hillman R., Ault K. 1995. Hematology in clinical practice: a guide to diagnosis and management. New York: McGraw-Hill. p. 403
41
Holt RR, Schramm DD, Keen CL, Lazarus SA, Schmitz HH. Chocolate consumption and platelet function. 2002. JAMA 17(287): 2212–2213.
Kiad. 2002. Cocoa
http://kiad.net/livejournal/2002/02/cocoa.jpg., June 17th 2005.
Larson L. 2004. Primary hemostasis. In Shirlyn B. McKenzie : Clinical laboratory hematology. New Jersey : Pearson Education. p. 654-672
Macfarlane R.G. 1976. Haemostasis. In Biggs. R.: Human blood coagulation, haemostasis and thrombosis. 2nd ed. London: Blackwell Scientific Publications. p. 625
Martini F.H. 2004. Fundamentals of anatomy and physiology. 6th ed. USA :
Pearson Education International. p. 673-675
Mower RL, Landolfi R, Steiner M. 1984. Inhibition in vitro of platelet
aggregation and arachidonic acid metabolism by flavone. Biochem Pharmacol 33(3):357–63
Murphy K., Chronopoulos A., Singh I., Francis M., Moriarty H., Pike M., et al. 2003. Dietary flavanols and procyanidin oligomers from cocoa (Theobroma cacao) inhibit platelet function. American Journal of Clinical Nutrition 6(77): 1466-1473
Offermanns S. 2001. Antiplatelet drugs.
http://encref.springer.de/mp/0001.htm, June 14 , 2005.th
P. Freddy Wilmana. 1995. Analgesik-antipiretik analgesik anti-inflamasi
nonsteroid dan obat pirai. Dalam: Farmakologi dan terapi. Edisi 4. Jakarta: Gaya Baru. Hal 208
Rein D., Paglieroni T., Wun T., Pearson D., Schmitz H., Gosselin R., et al. 2000.
Cocoa inhibits platelet activation and function.American Journal of Clinical
Nutrition 1(72): 30-35
Russell J. 2004. June russell’s health facts.
http://www.jrussellshealth.com/chocolate.html , June 3rd, 2004.
Smith J. F. 2005. Platelet aggregation test.
42
Wakatepe. Phases of platelet aggregation in haemostasis.
http://www.derma-gel.com/vdg-press-gb/16.html, October 13th, 2005.
Waterbury. L. 1998. House officer series of hematology. Edisi 3. Terjemahan Sugi Suhandi. Jakarta : EGC. Hal 125
Ware J.A., Coller B.S. 2001. Hemostasis & thrombosis. In Beutler E., Lichtman
M., Coller B., Kipps T.: Williams Hematology. 5th ed. New York: McGraw-
Hill. p.1182-1185