• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan persepsi dan sikap siswa kelas III pada mata pelajaran PKn di SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan persepsi dan sikap siswa kelas III pada mata pelajaran PKn di SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta"

Copied!
181
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA KELAS III PADA MATA PELAJARAN PKn di SD KANISIUS KUMENDAMAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Theresia Kasih Anggarawati NIM: 131134153

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria sahabat sejatiku yang selalu mendampingi, melindungi dan menuntun langkahku.

2. Kedua orangtuaku Venantius Sutrisna dan Francisca Suranti yang senantiasa memberikan kasih sayang, selalu mendoakanku dan menjadi penyemangat hidupku. Nenekku Rubiyem yang selalu menjadi nenek hebatku dalam keadaan apapun.

3. Adikku Yakub Gautama dan Monica Novi Anggara yang selalu menghibur dan memotivasiku.

4. Gigih Budi Prasetyo yang selalu memberikan dukungan dan energi-energi positif dalam setiap perjuangan.

(5)

v MOTTO

Jangan tunggu kebahagiaan datang lalu bersyukur, tetapi bersyukurlah karena itu akan mendatangkan kebahagiaan. Do the best and get the

best!

Jalani, nikmati lalu syukuri

(Theresia Kasih Anggarawati)

Kasih itu sabar, kasih itu murah hati, ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Theresia Kasih Anggarawati

Nomor Mahasiswa : 131134153

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA KELAS III PADA MATA PELAJARAN PKn di SD KANISIUS KUMENDAMAN YOGYAKARTA”, beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).

Dengan demikian saya berikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

(8)

viii ABSTRAK

Hubungan Persepsi Dan Sikap Siswa Kelas III Pada Mata Pelajaran Pkn di SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta

Theresia Kasih Anggarawati Universitas Sanata Dharma

2017

Latar belakang penelitian ini adalah adanya persepsi siswa yang cukup dilihat dari hasil kuesioner sebesar 30% dan adanya sikap siswa yang dilihat cukup sebesar 20%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hubungan antara persepsi dan sikap siswa kelas III terhadap mata pelajaran PKn di SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta tahun pelajaran 2016/2017.

Penelitian ini merupakan penelitian jenis Kuantitatif yang menggunakan metode survei. Sampel penelitian ini terdiri dari 20 siswa sebanyak 12 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki kelas III. Penelitian ini terdiri dari tiga variable yaitu variabel bebas, variabel terikat dan variabel moderator. Variabel bebas adalah persepsi, variabel terikatnya adalah sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn dan variabel moderator adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara persepsi dan sikap siswa. Hal tersebut ditunjukkan dari analisis statistik correlation product moment pada uji hipotesis korelasi antara persepsi dan sikap siswa dengan Sig(2-Tailed) sebesar 0,036 (p < 0,05) dengan P earson Correlation 0,210 dan N= 20. Termasuk dalam kategori hubungan korelasi yang rendah (karena 0,210 berada pada rentang 0,20 – 0,399).

(9)

ix ABSTRACT

The Perception’s Correlations and Attitude of 3rd Grade on Civics Education and Citizenship in SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta.

Theresia Kasih Anggarawati

Sanata Dharma University

2017

The background of this research was the perception of students simply as seen from the results of the questionnaire by 30% and the attitude of students seen enough by 20%. The purpose of this study was to describe the rela tionship between the perception and attitude of the students towards subjects class III PKn in SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta year lessons 2016/2017.

This research was a type of Kuantitative Research used survey method. The sample of the study consisted of as many as 20 students 12 students 8 female and male students of cla ss III. This research consists of three variables namely variables, variables and variable bound to a moderator. Free variables was the perception, the variable bound was the attitude of the students towards subjects PKn and variable moderator was a model of learning Problem Based Learning (PBL).

Based on the results of the study indicate that there was a positive relationship between perception and attitude of the students. It was shown from the statistical analysis correlation product moment test hypothesis on the correlation between the perception and attitude of the students with the Sig (2-Tailed) of 0.036 (p 0.05 < ) with Pearson Correlation 0.210 and N = 20. Included in the category of low correlation relationship (because 0.210 is at the range of 0.20 0,399).

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan tepat waktu. Skripsi yang berjudul “HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA KELAS III PADA MATA PELAJARAN PKn di SD KANISIUS KUMENDAMAN YOGYAKARTA” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Drs. Paulus Wahana, M.Hum. selaku Dosen Pembimbing I yang membimbing kami dengan penuh bijaksana dan sabar.

5. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. selaku Dosen Pembimbing II yang membimbing kami dengan penuh semangat dan kesabaran.

6. Theresia Mardinah, S.Si. selaku Kepala Sekolah SD Kanisisus Kumendaman Yogyakarta yang telah memberikan ijin melakukan penelitian.

7. Yunia Anggun Mayafuri, S.Pd. selaku guru mitra yang telah membantu pelaksanaan penelitian, sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar. 8. Siswa kelas III SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta tahun ajaran

2016/2017 yang telah bersedia terlibat dalam penelitian.

(11)

xi

10. Kedua orangtuaku Venantius Sutrisna dan Ibu Francisca Suranti yang dengan sabar dan selalu setia dalam membimbingku, menyertai perjuanganku berupa doa, kasih sayang, perhatian, nasihat, dan materi.

11. Nenekku yang selalu mendoakan, menyemangati dan memberikan nasihat-nasihatnya.

12. Adikku Yakub Gautama dan Monica Novi Anggara yang menjadi penyemangatku

13. Gigih Budi Prasetyo yang selalu memberikan semangat, motivasi, dan energi-energi positif dalam setiap perjuanganku.

14. Sahabat-sahabatku Chatarina Mega, Maya Purwasari, Francisca Wahyu Mustika, The Bikinis, Es Teh Grup, dan teman-teman gerejaku yang ku kasihi.

15. Teman-teman seperjuangan Yosi, Novi, Irina, Selvi, Hesti, Desy, Chrisna, dan teman-teman sepayung yang aku sayangi Pak Nur, Dessy, Yustin, Tyas, Mira, Lina, Lola, Vika, Tria, Dhanis, Dita, Yussy, Nike, Achun, Gemma, Yoga, Ipin, Parama, dan Eric.

16. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu namun telah banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna karena keterbatasan kemampuan peneliti. Segala kritik dan saran yang membangun akan peneliti terima dengan senang hati. Peneliti berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan dan para pembaca.

(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR GRAFIK ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Batasan Masalah ... 7

1.3 Rumusan Masalah ... 7

1.4 Tujuan Penelitian ... 7

(13)

xiii

1.6 Definisi Operasional ... 8

BAB II ... 10

LANDASAN TEORI ... 10

2.1 Kajian Pustaka ... 10

2.1.1 Persepsi ... 10

2.1.2 Sikap ... 14

2.1.3 Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ... 18

2.1.4 Materi Kelas III Norma ... 20

2.1.5 Model Pembelajaran Problem Based Learning ... 24

2.3 Kerangka Berpikir ... 36

2.4 Hipotesis Penelitian ... 37

BAB III ... 39

METODE PENELITIAN ... 39

3.1 Jenis Penelitian ... 39

3.2 Setting Penelitian ... 39

3.2.1 Tempat Penelitian... 39

3.2.2 Subjek Penelitian ... 40

3.2.3 Waktu Penelitian ... 40

3.3 Populasi dan Sampel ... 41

3.4 Variabel Penelitian ... 41

3.4.1 Variabel Independen (Variabel Bebas) ... 41

3.4.2 Variabel Dependen (Variabel Terikat) ... 42

3.4.3 Variabel Moderator (Variabel Yang Mempengaruhi Perlakuan).... 42

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 43

(14)

xiv

3.5.2 Observasi ... 44

3.5.3 Dokumentasi ... 44

3.5 Instrumen Penelitian ... 44

3.6 Uji Coba Instrumen ... 53

3.7.1 Uji Validitas ... 53

3.7.2 Uji Reliabilitas ... 56

3.6.3 Uji Validitas Instrumen ... 58

3.7.3 Uji Reliabilitas Instrumen ... 64

3.8 Teknik Analisis Data ... 65

3.8.1 Uji Asumsi ... 65

3.8.2 Uji Hipotesis ... 67

BAB IV ... 69

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 69

4.1 Hasil Penelitian ... 69

4.1.1 Uji Asumsi ... 69

4.1.2 Uji Homogenitas Persepsi dan Sikap Siswa pada Mata pelajaran PKn 71 4.1.3 Uji Linearitas ... 72

4.2 Uji Hipotesis ... 73

4.2.1 Uji Hipotesis Korelatif: Hubungan Persepsi daan Sikap Siswa kelas III pada Mata Pelajaran PKn di SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta ... 73

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 74

4.3.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 74

4.4 Pelaksanaan Penelitian ... 76

BAB V ... 78

(15)

xv

5.1 Kesimpulan ... 78

5.2 Keterbatasan ... 78

5.3 Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Sintaks Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah ... 29

Tabel 2 Jadwal Penelitian... 40

Tabel 3 Daftar Yang Digunakan Dalam Kuesioner ... 44

Tabel 4 Kisi-kisi Kuesioner Persepsi Siswa... 46

Tabel 5 Kisi-kisi Kuesioner Persepsi Siswa... 46

Tabel 6 Kisi-kisi Pernyataan Kuesioner Persepsi Siswa ... 49

Tabel 7 Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran PKn ... 51

Tabel 8 Sebaran Uji Coba Kuesioner Persepsi Siswa ... 52

Tabel 9 Kriteria Koefisien Reliabilitas ... 57

Tabel 10 Expert Judgement ... 59

Tabel 11 Rentang Skor ... 60

Tabel 12 Hasil Uji Validitas Persepsi Siswa ... 61

Tabel 13 Item yang dinyatakan Valid dalam Setiap Indikator Persepsi ... 62

Tabel 14 Hasil Uji Validitas Sikap Siswa Pada PKn ... 62

Tabel 15 Item yang dinyatakan Valid dalam setiap Indikator Sikap ... 63

Tabel 16 Tabel Kualifikasi Koefisien Korelasi ... 64

Tabel 17 Reliabilitas Persepsi Siswa... 64

Tabel 18 Tabel Reliabilitas Sikap Siswa ... 64

Tabel 19 Kategori Koefisien Korelasi... 68

Tabel 20 Uji Normalitas Persepsi dan Sikap Siswa ... 70

Tabel 21 Hasil Uji Homogenitas Persepsi dan Sikap Siswa ... 71

Tabel 22 Hasil Uji Linearitas Antara Persepsi dan Sikap Siswa pada Mata Pelajaran PKn ... 72

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Bagan terjadinya Proses Persepsi ... 13

Gambar 2 Literatur Map... 35

Gambar 3 Variabel Independen, Variabel Dependen, Variabel Moderator ... 43

(18)

xviii

DAFTAR GRAFIK

Halaman

(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian... 84

Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 85

Lampiran 3 SILABUS ... 86

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 98

Lampiran 5 Hasil Perhitungan Item Validitas dan Reliabilitas Persepsi ... 138

Lampiran 6 Hasil Perhitungan Item Validitas dan Reliabilitas Sikap Siswa ... 140

Lampiran 7 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Persepsi ... 142

Lampiran 8 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Persepsi dan Sikap ... 143

Lampiran 9 Hasil Pengujian Uji Linearitas ... 144

Lampiran 10 Hasil Uji Korelasi ... 147

Lampiran 11 Lembar Kuesioner Siswa ... 148

Lampiran 12 Expert Judgement ... 160

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab I membahas latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan pengajar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan untuk menyiapkan masa depan peserta didik. Guru adalah sebagai ujung tombak pelaksana pendidikan yang harus memiliki keterampilan yang kompeten dalam mengajar demi terlaksananya Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3 yang berbunyi bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, inovatif, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang berdemokrasi. Berdasarkan pengertian tersebut peneliti mengatakan bahwa dalam memperoleh pendidikan dapat melalui beberapa bentuk, yaitu pendidikan formal dan non formal.

(21)

Guru berperan penting dalam mewujudkan pembelajaran dan memiliki kebebasan untuk mengelola kelas sehingga anak memiliki motivasi untuk belajar dan anak merasa senang. Hal ini terkait dengan yang dituliskan dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyiratkan bahwa guru perlu mengembangkan aspek spiritual, pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik. Terlebih lagi, guru perlu memahami kebutuhan siswa. Kebutuhan yang dimaksud adalah kesesuaian antara materi pelajaran dengan tahap perkembangan siswa. Pembelajaran akan berjalan efektif apabila materi pembelajaran maupun metode pembelajaran yang digunakan sesuai dengan kemampuan siswa (Trianto, 2009). Model pembelajaran adalah suatu acuan kepada suatau pendekatan pembelajaran termasuk tujuan sintaknya, lingkungan, serta sistem pengelolaannya. Salah satu model pembelajaran inovatif adalah Problem Based Learning (PBL).

(22)

mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk terus belajar (Trianto, 2012: 63). Sehingga dengan diterapkannya model pembelajaran ini diharapkan siswa mampu mengatasi permasalahan yang dihadapkan terutama dalam proses pembelajaran dan dapat menerapkan di dalam kehidupan sehari-hari siswa.

Apalagi pada anak usia sekolah dasar, menurut Piaget memasuki tahap perkembangan Operasional Konkret. Pada tahap ini siswa akan lebih mudah memahami dari hal-hal yang bersifat nyata karena akan memiliki pengalaman secara langsung. Pemilihan metode pembelajaran yang baik adalah mampu mengaktifkan siswa dan di sesuaikan dengan kondisi siswa sehingga pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru. Pembelajaran yang sesungguhnya tidak hanya mengedepankan aspek kognitif, melainkan diharapkan mengarah pada pendidikan nilai dan sikap.

(23)

siswa menunjukkan reaksi atau sikap yang berbeda-beda. Hal ini karena adanya perbedaan karakter masing-masing siswa. Ketika pembelajaran PKn berlangsung siswa mempunyai anggapan atau persepsi yang berbeda-beda. Persepsi siswa tersebut tentunya persepsi yang positif seperti anggapan bahwa mata pelajaran PKn itu menyenangkan dan materi mudah dipahami atau persepsi negatif misalnya anggapan bahwa dalam mata pelajaran PKn materi yang dipelajari banyak dan cenderung menghafal. Oleh sebab itu, dalam proses pembelajaran PKn khususnya di SD dituntut untuk lebih mengarah ke pembelajaran yang berkesan dan bermakna sehingga dapat membantu membentuk kepribadian diri siswa dengan karakter yang berbeda tersebut dengan menyatukan sikap dalam pembelajaran PKn.

(24)

siswa untuk menjawab pertanyaan guru dan kemudian memberikan latihan soal. Kegiatan dilanjutkan dengan guru berkeliling memantau siswa saat mengerjakan latihan soal. Setelah itu kegiatan konfirmasi dilakukan dan beberapa siswa diminta untuk menyampaikan jawaban yang sudah ia kerjakan, kemudian guru menyimpulkan pembelajaran dengan melempar pertanyaan kepada siswa dan sebelum meninggalkan kelas, guru tidak lupa untuk berdoa dan memberikan salam kepada siswa.

Berdasarkan hasil kuesioner, peneliti juga memperoleh data yang menunjukkan bahwa siswa di kelas tersebut mengalami permasalahan pada persepsi yaitu sebesar 30% siswa (6 dari 20 siswa) menganggap bahwa mata pelajaran PKn tidak menyenangkan. Hal ini terlihat dari rata-rata skor persepsi pada indikator menyerap dan mengerti yang didapat oleh siswa adalah 59,2 atau tergolong sangat tinggi. Siswa mempunyai persepsi cukup tentang materi, media, dan sarana pembelajaran terhadap model pembelajaran, persepsi cukup tentang langkah-langkah pembelajaran terhadap model pembelajaran, dan persepsi cukup tentang interaksi terhadap model pembelajaran.

(25)

memberi pertanyaan dan siswa bingung menjawab karena tidak mengetahui apa yang ditanyakan oleh guru. Tiga siswa yang kurang bersemangat saat pembelajaran dan cenderung menyandarkan kepalanya dimeja. Dan ketika diminta untuk bediskusi beberapa siswa kurang aktif dalam kelompok dan terkesan hanya menunggu jawaban dari temannya yang aktif. Jika ada yang bertanya cenderung itu-itu saja siswanya. Jadi terlihat mana yang aktif dan pintar, mana yang kurang aktif dan malas.

Dari hasil pengamatan peneliti, 20% siswa (4 dari 20 siswa) cenderung bersikap rendah saat mengikuti pembelajaran PKn di kelas. Hal tersebut diperkuat dengan rata-rata skor indikator sikap pada kognitif, afektif dan konatif yang didapat oleh siswa adalah 61 yang tergolong sangat tinggi. Kemudian berdasarkan observasi terhadap guru kelas terkait mata pelajaran PKn yang selama ini dilakukan di kelas tersebut, permasalahan pada persepsi yang dialami adalah ketika guru mengajar 4 siswa asyik mengobrol serta asyik dengan dirinya sendiri sehingga kurang efektif dan efisien saat pembelajaran berlangsung.

(26)

1.2Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada masalah hubungan persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn kelas III SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta. Dalam hal ini hubungan yang dimaksud dalah mengenai adanya hubungan persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn kelas III semester 1 dibatasi pada standar kompetensi: Norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1.3.1 Apakah ada hubungan antara persepsi dan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn?

1.4Tujuan Penelitian

Tujuan pelaksanaan penelitian ini yaitu:

1.4.1 Untuk mendeskripsikan adanya hubungan antara persepsi dan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn.

1.5Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak diantaranya bagi siswa, guru, sekolah, dan peneliti.

1. Bagi Siswa

(27)

2. Bagi Guru

Manfaat bagi guru adalah

a) Guru dapat menjadikan sebagai umpan balik dalam pembelajaran di kelas.

b) Guru bertambah wawasan mengenai hubungan persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn.

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi sekolah, yaitu membantu sekolah memperbaiki kurikulum untuk meningkatkan mutu lulusannya.

4. Bagi Peneliti

Melalui penelitian ini, peneliti dapat menambah wawasan mengenai hubungan antara persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn melalui model pembelajaran Problem Based Lerning.

1.6Definisi Operasional

1.6.1 Persepsi merupakan suatu proses memahami, menghayati, mengkoordinasi, menerima, menginterpretasikan rangsangan dari hal yang diamati akan suatu informasi, sehingga menjadi kesatuan yang dapat dipahami.

(28)

1.6.3 Pendidikan Kewarganegaraan (Pkn) adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang hubungan antar manusia dalam suatu negara, hak dan kewajiban sebagai warga negara, terkhusus untuk warga negara Indonesia berdasar pada Pancasila dan UUD 1945 untuk menjadi warga negara yang cerdas, berkarakter, dan bertanggungjawab.

(29)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab II ini peneliti menuliskan tentang kajian teori, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. Kajian teori akan menjelaskan mengenai teori-teori yang mendukung dan beberapa penelitian yang relevan dan menjelaskan kerangka berpikir dalam penelitian ini, selanjutnya dijelaskan tindakan yang dicapai oleh peneliti..

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Persepsi 2.1.1.1 Pengertian

Sunaryo (2013: 96) mengemukakan bahwa persepsi adalah proses diterimanya rangsangan melalui panca indera yang didahului oleh perhatian sehingga individu mampu mengetahui, mengartikan, dan menghayati tentang hal yang diamati baik yang berasal dari dalam maupun luar individu. Sependapat dengan Sunaryo, Aditomo (2008: 77) menjelaskan bahwa persepsi adalah tindakan menyusun informasi dari organ-organ sensorik menjadi suatu keseluruhan yang bisa dipahami. Pendapat tersebut didukung oleh Suharman (2008: 23) menjelaskan persepsi adalah suatu proses menginterpretasikan/ menafsirkan informasi yang diperoleh melalui sistem alat indera manusia.

(30)

menambahkan bahwa persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki untuk memperoleh dan menginterprestasi rangsangan yang diterima oleh sistem alat indera manusia. Pendapat-pendapat tersebut mengenai persepsi dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses memahami, menghayati, mengkoordinasi, menerima, menginterpretasikan rangsangan dari hal yang diamati akan suatu informasi, sehingga menjadi kesatuan yang dapat dipahami.

2.1.1.2 Macam-macam persepsi

Dalam (Sunaryo, 2004: 94) menyebutkan bahwa persepsi dibagi menjadi dua macam, yaitu:

1. Eksternal perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya

rangsangan yang datang dari luar individu.

2. Self-perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsangan yang berasal dari diri sendiri.

(31)

2.1.1.3Proses Persepsi

Sobur (2011: 447) dan Desmita (2009: 120) menyebutkan bahwa ada tiga proses dalam melakukan persepsi, meliputi:

1. Seleksi, adalah proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan dari luar. Dalam proses ini, struktur pengetahuan yang ada dalam kepala, akan menyeleksi, membedakan data yang masuk, dan memilah data mana yang menunjang dengan kepentingan dirinya. Intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.

2. Interpretasi atau penyusunan, yaitu proses pengorganisasian, menata, menyederhanakan informasi ke dalam hal yang berpola atau bermakna, sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Penyusunan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pengalaman masa lalu, motivasi, kepribadian, dan kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkategorian informasi yang diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang komples menjadi sederhana.

(32)
[image:32.595.140.514.248.587.2]

Ketiga proses tersebut membantu partisipan untuk membuat persepsi dengan baik.

Gambar 1 Bagan terjadinya Proses Persepsi

2.1.1.4Indikator Persepsi

Menurut Hamka (2002: 101-106), indikator persepsi antara lain adalah sebagai berikut :

a. Menyerap, yaitu stimulus yang berada di luar individu diserap melalui indera, masuk ke dalam otak, mendapat tempat. Di situ terjadi proses analisis, diklasifikasi dan diorganisasi dengan pengalaman-pengalaman individu yang telah dimiliki sebelumnya.

b. Mengerti, yaitu indikator adanya persepsi sebagai hasil dari proses klasifikasi dan organisasi. Tahapan ini terjadi dalam proses psikis. Hasil analisis berupa pengertian atau pemahaman. Pengertian atau pemahaman tersebut juga bersifat subjektif, berbeda-beda bagi setiap individu.

Berdasarkan pendapat dari ahli diatas dapat disimpulkan bahwa peneliti menggunakan indikator persepsi menurut Hamka (2002: 101-106) dimana indikator persepsi ada dua macam yaitu menyerap dan mengerti.

Penafsiran Interpretasi atau

(33)

2.1.1.5Faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang

Menurut Sobur (2011: 460-462) mengemukakan ada empat faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang yaitu:

1. Faktor fungsional, dihasilkan dari kebutuhan, suasana hati, pelayanan, pengalaman masa lalu dari seseorang individu.

2. Faktor Struktural, yaitu faktor yang timbul atau dihasilkan dari bentuk stimulasi dan efek netral yang ditimbulkan dari sistem saraf individu.

3. Faktor Situasional, faktor ini banyak berkitan dengan bahasa nonverbal. Petunjuk proksemik, petunjuk kinesik, petunjuk wajah, dan petunjuk paralinguistik adalah beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi.

4. Faktor personal, terdiri atas pengalaman, motivasi dan kepribadian. Beberapa faktor tersebut akan mempengaruhi seseorang untuk membuat sebuah persepsi dengan pertimbangan faktor-faktor tersebut.

2.1.2 Sikap

2.1.2.1 Pengertian

(34)

tidak mendukung atau tidak memihak (unfa vorable) pada objek tersebut. Sikap sebagai gejala internal berperan dalam mengambil tindakan, terutama bila ada kemungkinan untuk bertindak. Seseorang yang memiliki sikap jelas, mampu untuk memilih secara tegas dalam menghadapi kemungkinan. (Berkowitz dalam Azwar, 1995: 5).

Menurut (Azwar, 2011: 4) mengatakan bahwa dalam sikap terdapat aspek yang saling berhubungan, yaitu aspek kognitif, afektif, dan konatif. Aspek kognitif berupa apa yang dipercayai atau kepercayaan seseorang mengenai objek sikap. Kemudian aspek afektif merupakan komponen perasaan yang menyangkut masalah emosi, sedangkan aspek konatif menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang yang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya.

Berdasarkan beberapa pendapat tokoh di atas sikap adalah perbuatan atau tindakan berdasar pada pendirian yang merespon secara tegas dengan cara yang relatif tetap terhadap suatu objek.

2.1.2.2 Indikator Sikap

Walgito (1990: 111) menjelaskan bahwa ada tiga komponen yang membentuk struktur sikap. Ketiga komponen itu yaitu :

(35)

hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana persepsi orang terhadap objek sikap.

2) Komponen Afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Rasa merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif. Komponen ini menunjukkan arah sikap, yaitu positif dan negatif.

3) Komponen Konatif (komponen perilaku), yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan intenstas sikap, yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap.

Berdasarkan penjabaran komponen sikap diatas, peneliti menggunakan indikator sikap berdasarkan atas komponen-komponen penyusun sikap dari Walgito (1990) mengenai faktor-faktor yang dapat membentuk struktur sikap dengan tiga indikator yaitu: kognitif, afektif, konatif

2.1.2.3 Karakteristik Sikap

Menurut (Heri Purwanto, 1998: 63), ciri-ciri dari sikap antara lain :

(36)

2) Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.

3) Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap itu terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.

4) Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.

Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.

2.1.1.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap

Menurut Azwar (2011: 30) faktor-faktor yang mempengaruhi sikap yaitu antara lain:

1) Pengalaman pribadi. Pengalaman pribadi dapat menjadi dasar pembentukan sikap apabila pengalaman tersebut meninggalkan kesan yang kuat. Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.

(37)

dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

3) Pengaruh kebudayaan. Kebudayaan dapat memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya. Sebagai akibatnya, tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah.

4) Media massa. Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif berpengaruh terhadap sikap konsumennya.

5) Lembaga pendidikan dan lembaga agama. Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan. Tidaklah mengherankan apabila pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.

6) Faktor emosional. Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

2.1.3 Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

2.1.3.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

(38)

negara yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (KTSP, 2006). Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) akan terus dipelajari mulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Menurut Waite (Erwin, 2011: 2) mengartikan pendidikan kewarganegaraan adalah ilmu kewarganegaraan yang membicarakan hubungan manusia dengan manusia dalam perkumpulan-perkumpulan yang terorganisasi, sedangkan Edmonson (Erwin, 2011: 2) menyatakan pendidikan adalah ilmu politik yang membahas hak dan kewajiban warga dari sebuah Negara.

(39)

untuk menjadi warga negara yang cerdas, berkarakter, dan bertanggungjawab.

2.1.3.2 Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) bertujuan agar materi-materi yang diajarkan mengembangkan kemampuan-kemampuan peserta didik menurut Aryani dan Markum (2010: 18) adalah sebagai berikut:

a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.

b. Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasar pada karakter-karakter masyarakat Indonesia

2.1.4 Materi Kelas III Norma

Berikut ini akan dijelaskan materi tentang norma menurut Sarwinto (2013), yaitu sebagai berikut:

2.1.4.1Pengertian Norma/ aturan

(40)

masyarakat. Jika aturan ditaati, maka kehidupan akan teratur. Orang yang melanggar aturan akan mendapat sanksi. Sanksi itu beragam ada yang berupa peringatan, hukuman, denda, atau sanki sosial.

2.1.4.2Macam-macam Aturan

Macam-macam aturan adalah sebagai berikut:

1. Norma agama, yaitu petunjuk hidup yang berasal dari Tuhan.

2. Norma kesusilaan, yaitu aturan yang berasal dari hati nurani manusia tentang baik buruknya tingkah laku.

3. Norma kesopanan, yaitu peraturan hidup yang timbul dari hasil pergaulan dalam masyarakat.

4. Norma hukum, yaitu peraturan yang dibuat oleh penguasa negara dan diberlakukan oleh alat negara seperti polisi, jaksa, hakim, dan lain-lain.

2.1.4.3Fungsi Aturan di Masyarakat

Fungsi aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat bertujuan sebagai berikut:

1. Tercipta kehidupan tenteram, aman dan damai. 2. Tidak terjadi kekacauan.

3. Tercipta kehidupan yang teratur dan tertib. 2.1.4.4Bentuk-bentuk Aturan

(41)

Aturan tertulis adalah aturan yang disampaikan melalui tulisan atau tertera dalam tulisan. Contoh aturan tertulis misalnya aturan yang ditempel di rumah sakit “pengunjung diharap tenang”. Aturan tersebut

dibuat dengan tujuan agar pengunjung tidak membuat gaduh karena bisa mengganggu pasien yang sedang beristirahat.

b. Aturan tidak tertulis

Aturan tidak tertulis adalah aturan yang tidak disampaikan melalui tulisan. Aturan tersebut dinyatakan melalui ucapan atau petunjuk tanpa tulisan, misalnya aturan menghormati orang yang lebih tua. Aturan tersebut tidak dituliskan namun sudah ada secara turun temurun.

2.1.4.5Aturan yang Berlaku di Sekolah

Setiap sekolah memiliki aturan. Aturan tersebut dibuat bersama antara guru dan siswa. Aturan di sekolah dibedakan menjadi dua macam, yaitu aturan tertulis dan tidak tertulis.

1. Aturan tertulis

Aturan tertulis merupakan ketentuan-ketentuan yang dibuat bersama kemudian dipasang di tempat-tempat yang mudah terbaca. Berikut ini contoh aturan tertulis di sekolah:

a. Masuk sekolah tepat waktu.

b. Memakai pakaian sesuai jadwal dengan rapi. c. Tidak boleh membuat kegaduhan

(42)

e. Setiap hari Senin wajib mengikuti kegiatan upacara bendera. f. Buanglah sampah pada tempatnya!

g. Jagalah kebersihan kelas dan lingkungan sekolah! 2. Aturan tidak tertulis

Contoh aturan-aturan tidak tertulis di sekolah sebagai berikut: a. Mengucapkan salam jika bertemu guru.

b. Menengok teman yang sedang sakit. c. Membantu teman yang tertimpa musibah.

d. Mengetuk pintu dan mengucapkan salam jika masuk ruang guru. 2.1.4.6Aturan yang Berlaku di Masyarakat

1. Aturan tertulis

Contoh aturan tertulis yang berlaku di masyarakat adalah sebagai berikut:

a. Setiap kepala keluarga wajib memiliki kartu keluarga.

b. Setiap warga yang sudah berumur 17 tahun atau sudah menikah wajib memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP).

c. Tamu yang menginap lebih dari 24 jam wajib lapor ketua RT. 2. Aturan tidak tertulis

Contoh aturan tidak tertulis yang berlaku di lingkungan masyarakat adalah sebagai berikut:

a. Menghargai orang lain.

(43)

d. Minta izin jika akan meminjam barang. 2.1.4.6Aturan yang Berlaku di Rumah

Contoh-contoh aturan yang berlaku di rumah antara lain: a. Bangun pagi tepat waktu.

b. Membisakan diri untuk sarapan pagi sebelum ke sekolah. c. Pamit kepada orang tua sebelum berangkat sekolah. d. Tidak menonton televisi sampai larut malam. e. Menggunakan waktu belajar dengan baik.

Aturan tersebut yang biasa berlaku dalam keluarga. Setiap anggota keluarga wajib mentaatinya. Apabila melanggar, sanksinya bisa bermacam-macam sesuai dengan kesepakatan bersama. Misalnya, saat belajar maka tidak boleh menonton televisi dan lain-lain.

2.1.5 Model Pembelajaran Problem Based Learning 2.1.5.1 Pengertian Model Problem Based Learning (PBL)

(44)

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis masalah atau PBL merupakan model pembelajaran yang mengangkat masalah sebagai titik awal pembelajaran. Siswa menemukan masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan memecahkan dengan langkah-langkah tertentu.

2.1.5.2 Ciri-ciri Problem Based Learning (PBL)

Karakteristik PBL yang dikemukan oleh Arends dalam Trianto (2009: 93) adalah sebagai berikut:

1) Pengajuan pertanyaan atau masalah.

Pembelajaran berbasis masalah mengorganisasikan pengajaran berdasarkan masalah dan pertanyaan yang terjadi dan masalah tersebut penting untuk dipecahkan dan bermakna bagi seseorang.

2) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin

Masalah yang akan dipecahkan adalah masalah yang nyata agar dalam pemecahannya siswa tidak hanya melihat dari satu sisi mata pelajaran tetapi siswa mampu melihat masalah itu dari berbagai mata pelajaran.

3) Penyelidikan Autentik

(45)

4) Menghasilkan produk dan memamerkannya

Berbasis masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya. Karya tersebut mampu mewakili atau menjelaskan penyelesaian masalah yang mereka temukan.

5) Kolaborasi

Ciri dari pembelajaran berbasis masalah adalah dengan adanya siswa yang bekerja sama dalam menyelesaikan masalahnya. Bekerja sama memberikan motivasi, mengembangkan ketrampilan sosial, dan ketrampilan berpikir.

2.1.5.3 Manfaat Problem Based Learning

Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran

yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah dan keterampilan intelektual. Adapaun pendapat Uden dan Beaumont (dalam Suprihatiningrum, 2013: 222) yang mengungkapkan beberapa manfaat yang dapat diamati dari siswa yang belajar dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL), yaitu:

1) Mampu mengingat dengan lebih baik informasi dan pengetahuan 2) Mengembangkan kemampuan pemecahan masalah, berpikir kritis,

dan keterampilan komunikasi

3) Mengembangkan basis pengetahuan secara integrasi 4) Menikmati belajar

(46)

2.1.5.4 Kelebihan Problem Based Learning

Menurut (Abbudin, 2011: 250) sebagai suatu model pembelajaran, Pembelajaran Berbasis Masalah memiliki beberapa kelebihan yaitu:

1) Dapat membuat pendidikan di sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dengan dunia kerja.

2) Dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, yang selanjutnya dapat mereka gunakan pada saat menghadapi masalah yang sesungguhnya di masyarakat kelak.

3) Dapat merangsang pengembangan kemampuan berpikir secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses pembelajarannya, para siswa banyak melakukan proses mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai aspek.

2.1.5.5 Kelemahan Problem Based Learning

Menurut Abbudin (2011: 250) kelemahan PBL adalah sebagai berikut: 1) Sering terjadi kesulitan dalam menemukan permasalahan yang sesuai

dengan tingkat berpikir siswa. Hal ini dapat terjadi karena adanya perbedaan tingkat kemampuan berpikir pada para siswa

2) Sering memerlukan waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan penggunaan metode konvensional.

(47)

2.1.5.6 Langkah -langkah Problem Based Learning (PBL)

Pada pembelajaran berbasis masalah terdiri dari langkah-langkah yang dikemukakan oleh Saverinus (2013: 10) yaitu sebagai berikut:

1) Identifikasi masalah, masalah yang dipilih harus masalah nyata yang agak kompleks. Siswa bersama dengan kelompok berdiskusi untuk memahami masalah, dan mencari konsep pokok yang terlibat dalam masalah tersebut, mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam penyelesaian masalah.

2) Merancang kegiatan penyelesaian masalah. Siswa dalam kelompok menyusun langkah penyelesaian masalah, sarana yang diperlukan nara sumber, pembagian tugas, jadwal dan biaya.

3) Melaksanakan kegiatan penyelesaiaan masalah, penyelesaian masalah dilakukan secara bertahap. Setiap tahap penyelesaian disertai evaluasi, refleksi dan rencana tidak lanjut.

4) Kegiatan tutorial, dalam kegiatan tutorial setiap kelompok melaporkan perkembangan penyelesaian masalah kepada guru sebagai tutorial secara berkala, kelompok mendapatkan masukan dari tutor untuk kegiatan selanjutnya.

5) Melanjutkan kegiatan penyelesaian masalah, kelompok melanjutkan kegiatan penyelesaian masalah berdasarkan masukan dari tutor.

(48)

7) Penilaian, penilaian dilakuakan melalui observasi kinerja ketika diskusi tutorial, observasi produk berupa laporan atau dapat juga berupa tes tertulis atau lisan.

[image:48.595.143.511.261.643.2]

Pada model pembelajaran berdasarkan masalah terdapat lima tahap utama yang dimulai dengan memperkenalkan siswa tehadap masalah yang diakhiri dengan tahap penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Kelima tahapan tersebut disajikan dalam bentuk tabel (dalam Nurhadi, 2004:111)

Tabel 1 Sintaks Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah No Indikator Aktifitas / Kegiatan Guru

1 Orientasi siswa kepada masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistikyang diperlukan, pengajuan masalah, memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya.

2 Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. 3 Membimbing

penyelidikan individual maupun kelompok

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan siswa, untuk mendapat penjelasan pemecahan masalah.

4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, model dan membantu mereka untuk berbagai tugas dengan kelompoknya.

5 Menganalisa dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah

(49)

2.1.4.7Teknik Penilaian pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Penilain Problem Based Learning sesuai dengan tujuan dari PBL yaitu ditujukan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah atau kemampuan berpikir kritis. Penilaian yang digunakan dapat berupa penilain kinerja yang dilakukan dalam bentuk checklist dan rating scale. Penilaian juga ditujukan pada pengembangan keterampilan sosial atau keterampilan kolaboratif melalui aktivitas diskusi. Keterampilan tersebut dapat dinilai melalui observasi (Hosnan, 2014).

Dari penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa PBL merupakan model pembelajaran inovatif yang menjadikan masalah sebagai titik utama dalam pembelajaran. Masalah yang diangkat dalam pembelajaran adalah masalah nyata yang ada dalam kehidupan sehari-hari agar siswa dapat berpikir kritis dan memiliki keterampilan dalam pemecahan masalah. Model pembelajaran PBL berpusat pada siswa sehingga siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Peran guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator dan pendukung.

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian ini memiliki hubungan degan beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya diantaranya:

(50)

adalah siswa kelas IX SMPN di Kabupaten Pandeglang yang pada tahun 2012 berstatus RSSN. Jumlah sampel sebanyak 274 orang yang dipilih secara acak. Instrumen yang dipergunakan adalah angket dan tes hasil belajar. Analisis data menggunakan teknik analisis korelasi model regresi dengan pengujian signifikansi test statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi siswa tentang efektivitas penggunaan media pembelajaran dengan hasil belajar siswa (r=0.669); 2) terdapat hubungan yang signifikan antara minat siswa terhadap pembelajaran dengan hasil belajar siswa (r=0.789); 3) terdapat hubungan yang signifikan antara sikap siswa dengan hasil belajar siswa (r= 0.850); dan 4) terdapat hubungan hubungan yang signifikan antara persepsi siswa tentang efektivitas penggunaan media pembelajaran, minat dan sikap siswa secara bersama-sama dengan hasil belajar siswa (r= 0,870).

(51)

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh peneliti berasal dari lima partisipan. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sebagai instrumen utama dengan alat bantu berupa pedoman wawancara dan observasi, hanphone sebagai alat perekam, serta anekdot. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan meliputi uji Kredibilitas melalui perpanjangan pengamatan, triangulasi sumber beserta teknik, dan uji Transferability. Teknik analisis data menggunakan model Miles & Huberman yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tiga guru SD Kasih memiliki kesamaan persepsi terkait anak hiperaktif kelas IV di SD Kasih. Guru menganggap perilaku anak tersebut sama dengan ciri-ciri anak hiperaktif pada umumnya. Guru memiliki persepsi bahwa kemandirian belajar anak hiperaktif kelas IV di SD Kasih kurang terlihat. Anak tersebut dalam belajar belum memperlihatkan sikap ketidakketergantungan pada orang lain, tidak memiliki rasa tanggung jawab, tidak mampu mengontrol diri, hanya sedikit memperlihatkan perilaku disiplin dan inisiatif. Meskipun demikian anak tersebut sudah menunjukkan kepercayaan diri dalam proses belajar.

(52)

sebesar 56,25% atau 18 dari 32 siswa. Peneliti menggunakan model Problem Based Learning sebagai solusi permasalahan. Tujuan penelitian ini

adalah 1) mengetahui pelaksanaan model Problem Based Learning dalam pembelajaran PKn untuk meningkatkan sikap nasionalisme bagi siswa kelas V SD Negeri Nanggulan tahun ajaran 2015/2016, 2) meningkatkan dan mengetahui kenaikan sikap nasionalisme dalam pembelajaran PKn dengan model Problem Based Learning bagi siswa kelas V A di SD Negeri Nanggulan tahun ajaran 2015/2016.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), yang terdiri dari dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V A SD Negeri Nanggulan. Teknik pengumpulan data menggunakan cara penyebaran kuesioner, serta observasi dan wawancara sebagai pendukung.

Berdasarkan penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan 43,75% sikap nasionalisme

siswa kelas V A SD Negeri Nanggulan. Peningkatan dapat dilihat dari persentase jumlah siswa yang memiliki kriteria sikap, mulai dari kondisi awal sebesar 56,25%, siklus I yakni 93,75%, dan siklus II yaitu 100%. Kenaikan juga dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa. Kondisi awal yaitu sebesar 74,87, dan siklus I 87,62, dan siklus II 87,66.

(53)
(54)
[image:54.595.120.518.99.731.2]

Gambar 2 Literatur Map Hubungan antara

Persepsi, Minat, dan Sikap Siswa dengan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran PKn. Aila Mulyana,

Soleh Hidayat, Sholih Sholih. 2012

(Yoseph Bravian Aderika Sinaba,

2016) Peningkatan sikap nasionalisme dalam

pembelajaran PKn dengan model Problem Based Learning bagi Kelas

V A di SD Negeri Nanggulan (Ambrosius Cahya

Widayanta, 2016) Persepsi guru terhadap kemandirian

Belajar Anak Hiperaktif Kelas IV di

SD Kasih

Penelitian yang dilakukan:

Hubungan Persepsi dan Sikap Siswa Kelas III pada Mata Pelajaran PKn di SD

Kanisius Kumendaman Yogyakarta

(55)

2.3 Kerangka Berpikir

Pembelajaran PKn yang didominasi oleh guru memberikan ceramah kepada siswa atau teacher teaching lerning mengakibatkan persepsi siswa terhadap sikap siswa menjadi kurang. Kurangnya persepsi siswa terhadap sikap siswa terhadap norma yang berlaku dimasyarakat dilihat dari kurang tertariknya siswa dan sikap yang ditunjukan. Hal ini membuat pelajaran PKn hanya untuk kognitif belum adanya refleksi dan aksi dalam pembelajaran membuat norma yang berlaku dimasyarakat terlihat dalam sikap siswa.

Pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dapat menghubungkan antara persepsi dan sikap siswa terhadap pembelajaran PKn. Pembelajaran PKn sebagai pendidikan nilai diharapkan terdapat hubungan antara persepsi dan sikap siswa. Oleh karena itu, pembelajaran ini cocok untuk mencari hubungan antara persepsi dan sikap siswa terutama dalam pelajaran PKn. Hal ini sesuai dengan standar kompetensi yang dipilih peneliti yaitu standat kompetensi: Melaksanakan norma yang berlaku dimasyarakat. Apabila model pembelajaran Problem Based Learnig diterapkan di SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta maka akan ada hubungan antara persepsi dan sikap siswa dalam mata pelajaran PKn.

(56)

siswa dapat tercipta dengan menyajikan proses pembelajaran yang menyenangkan melalui model pembelajaran Problem Based Learning. Sikap dan persepsi siswa dalam Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) diharapkan terdapat hubungan setelah guru menggunakan model pembelajar PBL (Problem Based Learning).

Melalui model pembelajaran PBL siswa akan membangun persepsinya menuju ke arah yang lebih positif sehingga dengan demikian sekaligus membangun sikap yang positif juga. Hal ini juga sekaligus menegaskan bahwa pembelajaran yang dijalankan akan membentuk persepsi dan sikap maka dalam penelitian ini akan melihat bagaimana hubungan antara persepsi siswa dengan sikap yang akan terbentuk dalam diri siswa dengan diterapkannya model pembelajaran PBL pada mata pelajaran PKn.

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(57)

39 BAB III

METODE PENELITIAN

BAB III ini membahas tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Pembahasan pada metode penelitian ini adalah jenis penelitian, setting penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian Kuantitatif. Metode dalam penelitian ini yaitu metode survei. Menurut (Kartiko, 2009: 255) Metode survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.

Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi terkait hubungan persepsi dan sikap siswa kelas III pada mata pelajaran PKn di SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta.

3.2 Setting Penelitian

Setting penelitian ini berisi tempat penelitian dan waktu penelitian sebagai berikut:

3.2.1 Tempat Penelitian

(58)

3.2.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah semua siswa kelas III SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta yang berjumlah 20 siswa.

3.2.3 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017 yaitu pada bulan Agustus 2016 – Januari 2017.

[image:58.595.110.542.286.668.2]

Adapun jadwal penelitian ini dapat dilihat melalui tabel dibawah ini:

Tabel 2 Jadwal Penelitian

No Jenis Kegiatan Waktu pelaksanaan

Agt Sept Okt Nov Des Jan 1 Bab 1

2 Observasi Awal dan Kuesioner

2 Bab 2 dan Bab 3

3 Ambil Data dan Analisis Data

4 Bab IV

5 Bab V

6 Revisi

7 Daftar Ujian dan

(59)

3.3 Populasi dan Sampel

Dalam Sugiyono (2014: 117) yang dikatakan dengan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dari karakteristik tertentu yang diterapkan dalam penelitian untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas III SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta. Penelitian dilakukan pada kelas III karena Kompetensi Dasar yang digunakan dalam penelitian merupakan Kompetensi Dasar kelas III.

Sugiyono (2014: 117) berpendapat bahwa sampel adalah bagian dari populasi tertentu. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas III SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta. Siswa ini berjumlah 20 anak yang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki. Penelitian ini secara langsung dilakukan oleh peneliti pada pelajaran PKn.

3.4 Variabel Penelitian

Menurut (Sugiyono, 2014: 61) variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini ada dua yaitu:

3.4.1 Variabel Independen (Variabel Bebas)

(60)

merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas (Independen) dalam penelitian ini adalah persepsi siswa.

3.4.2 Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Menurut (Sugiyono, 2015: 61) Variabel Dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel Dependen penelitian ini adalah sikap siswa.

(61)

Berikut merupakan bagan variabel penelitian ini:

Variabel Independen Variabel Dependen

[image:61.595.114.526.132.582.2]

Variabel Moderator

Gambar 3 Variabel Independen, Variabel Dependen, Variabel Moderator

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner. Sugiyono (2010: 199) menyatakan bahwa kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Cara ini diberikan kepada siswa sebagai kuesioner untuk siswa.

3.5.1 Kuesioner

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner. Menurut Sugiyono (2010: 199) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi seperangkat pernyataan dan pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Cara ini diberikan kepada siswa sebagai kuesioner untuk siswa. Kuesioner diberikan setelah observasi bagi siswa. Berikut adalah kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini:

Persepsi siswa Sikap Siswa Terhadap

Mata Pelajaran PKn

Model Pembelajaran Problem Based Learning

(62)
[image:62.595.112.506.127.601.2]

Tabel 3 Daftar Yang Digunakan Dalam Kuesioner

No Instrumen Instrumen yang digunakan

1. Persepsi siswa 2, 4, 7, 12, 14, 15, 16, 18, 21, 25, 28, 29, 30, 35

2, 4, 7, 12, 14, 15, 16, 18, 21, 25, 28, 29, 30, 35

2. Sikap siswa pada mata pelajaran PKn

2, 3, 4, 5, 6, 7, 13, 15, 17, 18, 23, 27, 29, 33

2, 3, 4, 5, 6, 7, 13, 15, 17, 18, 23, 27, 29, 33

3.5.2 Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Observasi dilakukan oleh peneliti dengan cara pengamatan dan pencatatan mengenai pelaksanaan pembelajaran di kelas (Hadi dalam Sugiyono, 2015: 203-204). 3.5.3 Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlaku, bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya dari sesorang (Sugiyono, 2008: 340). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kamera untuk mengambil gambar penelitian. Hal ini dimaksudkan supaya data yang diperoleh melalui gambar dapat dipercaya dan mendukung informasi yang dibutuhkan peneliti. Hasil observasi dan pengamatan akan lebih dpercaya apabila didukung dengan adanya dokumentasi.

3.5 Instrumen Penelitian

(63)

memudahkan penyusunan instrumen, maka diperlukan “matrik pengembangan instrumen” atau “kisi-kisi instrumen”. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tentang persepsi siswa dan kuesioner tentang sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn.

Dalam (Sugiyono, 2014: 199) kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Penelitian ini berdasarkan materi mata pelajaran PKn yaitu norma yang berlaku dalam masyarakat dengan KD 2.1 Mengenal aturan-aturan yang berlaku dalam lingkungan masyarakat sekitar. Penelitian ini mnenggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner yang digunakan untuk mengukur persepsi dan sikap siswa dalam mata pelajaran PKn.

Kuesioner persepsi siswa terdapat 3 indikator (no 1 sampai 3), dan kuesioner tentang sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn terdapat 3 indikator (no 4 sampai 5). Indiaktor tentang persepsi siswa diperoleh dari Hamka (2002: 101-106), sedangkan indikator tentang sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn terdapat 3 diambil dari Walgito (1990: 111).

Kuesioner yang digunakan oleh peneliti terdiri atas 6 indikator yang kemudian dijabarkan dalam beberapa pernyataan atau indikator pengukuran persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn.

(64)

Tabel 4 Kisi-kisi Kuesioner Persepsi Siswa

No Variabel Pembagian Indikator

1

Persepsi siswa

Persepsi tentang materi, media, dan sarana pelajaran dalam pembelajaran PKn

Menyerap

Mengerti

2

Persepsi tentang langkah-langkah pelajaran dalam pembelajaran PKn

Menyerap

Mengerti

3 Persepsi tentang interaksi dalam pembelajaran PKn

Menyerap

Mengerti

[image:64.595.143.505.135.577.2]

Berikut ini adalah indikator sikap sebagai pedoman kuesioner yang digunakan peneliti menurut Walgito (1990: 111) adalah sebagai berikut:

Tabel 5 Kisi-kisi Kuesioner Persepsi Siswa

1

Sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn

Sikap sebelum mengikuti pelajaran

Kognitif Afektif Konatif

2 Sikap saat mengikuti pelajaran

Kognitif Afektif Konatif

3 Sikap setelah mengikuti pelajaran

Kognitif Afektif Konatif

(65)

Kuesioner disusun menggunakan skala Likert. Menurut (Sugiyono, 2015: 134-135) Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian ini, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut dengan variabel penelitian. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Dalam menciptakan alat ukur menggunakan pertanyaan-pertanyaan, dengan menggunakan lima jawaban alternatif . Subjek yang diteliti diminta untuk memilih salah satu dari lima alternatif jawaban yang disediakan. Lima alternatif jawaban yang dikemukakan oleh Likert adalah, Sangat Setuju, Setuju, Tidak Mempunyai Jawaban, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju (Walgito, 2003).

Pernyataan favorable, dengan pilihan jawaban dan skor: - Sangat Setuju (SS) : Skor 5

- Setuju (S) : Skor 4

- Tidak Mempunyai Pendapat : Skor 3 - Tidak Setuju (TS) : Skor 2 - Sangat Tidak Setuju (STS) : Skor 1 Pernyataan unfavorable, dengan pilihan jawaban dan skor:

(66)

- Setuju (S) : Skor 2 - Tidak Mempunyai Pendapat : Skor 3 - Tidak Setuju (TS) : Skor 4 - Sangat Tidak Setuju (STS) ; Skor 5

Skala Likert ini kemudian dimodifikasi. Peneliti membuat empat skor dalam tiap-tiap alternatif jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini dilakukan karena untuk menghindari jawaban dari responden yang tidak mempunyai pendapat yaitu dengan skor 3. Jadi kuesioner yang digunakan adalah kuesioner berstruktur atau tertutup. Menurut (Furchan, 2007) kuesioner berstruktur adalah kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai dengan pilihan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut. Cara mengisi kuesioer ini yaitu responden hanya perlu memberikan tanda centang (√) pada kolom sesuai dengan pilihannya.

Pernyataan favorable, dengan pilihan jawaban dan skor sebagai berikut: - Sangat Setuju (SS) : Skor 5

- Setuju (S) : Skor 4

- Tidak Setuju (TS) : Skor 2 - Sangat Tidak Setuju (STS) : Skor 1

Pernyataan unfavorable, dengan pilihan jawaban dan skor sebagai berikut: - Sangat Setuju (SS) : Skor 1

- Setuju (S) : Skor 2

(67)

- Sangat Tidak Setuju (STS) : Skor 5

[image:67.595.133.518.227.754.2]

Berikut ini adalah kisi-kisi dari kuesioner yang akan disebarkan kepada responden:

Tabel 6 Kisi-kisi Pernyataan Kuesioner Persepsi Siswa

1. Persepsi tentang materi, media, dan sarana pelajaran dalam pembelajaran PKn

No Indikator Pernyataan Favorable Pernyataan Unfavorable 1 Menyerap Saya menerima penjelasan

tentang materi yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn

Saya mengabaikan penjelasan tentang materi yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn

2 Setelah mengamati media

yang digunakan saya bertanya jika ada informasi yang belum jelas

Saya tidak mengamati media yang digunakan dalam mata pelajaran PKn

3 Materi dalam mata

pelajaran PKn mudah dipahami

Materi dalam mata pelajaran PKn sukar dipahami

4

Mengerti

Media pembelajaran dapat membuat tugas saya cepat selesai

Media pembelajaran membuat tugas saya selesai dalam waktu yang lama

5 Saya menggunakan media

pembelajaran yang telah disediakan untuk mencari informasi yang

dibutuhkan

Penggunaan media pembelajaran

menghambat saya untuk mencari informasi yang dibutuhkan

2. Persepsi siswa tentang langkah-langkah pelajaran dalam pembelajaran PKn

No Indikator Pernyataan Favorable Pernyataan Unfavorable

1 Saya mendengarkan

tujuan pembelajaran yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn

Saya lupa dengan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn

(68)

Menyerap kesimpulan dari pembelajaran PKn

kesimpulan dari pembelajaran PKn

3 Saya menyampaikan hasil

pembelajaran yang didapatkan di depan kelas

Saya menolak untuk menyampaikan hasil pembelajaran yang didapatkan di depan kelas 4

Mengerti

Saya mencoba menemukan manfaat pembelajaran PKn

Saya merasa kesulitan menemukan manfaat pembelajaran PKn

5 Saya memiliki rasa

tanggung jawab dalam melakukan tugas kelompok

Saya menolak untuk melakukan tugas kelompok

6 Saya bisa menemukan inti

pembelajaran sendiri

Saya merasa sukar menemukan inti pembelajaran

3. Persepsi siswa tentang interaksi dalam pembelajaran PKn

No Indikator Pernyataan Favorable Pernyataan Unfavorable 1

Menyerap

Saya dapat mengembangkan pengetahuan yang didapatkan kepada teman

Saya mengalami hambatan dalam mengembangkan

pengetahuan yang didapat

2 Saya menyadari

pentingnya bekerja sama dalam mencari

pengetahuan

Saya memilih bekerja sendiri daripada bekerja sama dengan teman saat berdiskusi

3 Saya dapat membantu

teman dengan cara mengajarkan tentang penggunaan media pembelajaran

Saya mengajarkan kepada teman tanpa

menggunakan media pembelajaran

4 Saya dapat bekerjasama

dengan kelompok untuk memecahkan

permasalahan dalam belajar

Saya malas bekerjasama dengan kelompok untuk memecahkan

permasalahan dalam belajar

5 Saya senang dapat

berinteraksi dengan teman sekelompok Saya sungkan berinteraksi dengan teman sekelompok 6 Mengerti

Saya dapat membantu teman yang kesulitan dalam belajar

Saya menjauhi teman yang kesulitan dalam belajar

7 Saya dapat bekerja

kelompok bersama teman

Saya mengalami kesulitan dalam bekerja kelompok bersama teman

8 Saya ikut terlibat dalam

diskusi saat pembelajaran

(69)
[image:69.595.139.518.223.753.2]

diskusi saat pembelajaran

Tabel 7 Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran PKn

1. Sikap siswa sebelum mengikuti pelajaran

No Indikator Pernyataan Favorable Pernyataan Unfavorable 1

Kognitif

Saya memperhatikan terhadap mata pelajaran PKn

Saya malas

memperhatikan mata pelajaran PKn

2 Saya segera memberikan

perhatian terhadap mata pelajaran PKn

Saya kurang memberikan perhatian terhadap mata pelajaran PKn

3

Afektif

Saya tertarik mengikuti pelajaran PKn

Saya malas mengikuti pelajaran PKn

4 Saya rajin masuk sekolah

saat akan belajar PKn

Saya bolos sekolah saat akan belajar PKn

5 Saya senang saat akan

belajar PKn

Saya tidak senang saat akan belajar PKn 6

Konatif

Saya perlu perisapan dalam mengikuti pelajaran PKn

Saya tidak perlu perisapan dalam

mengikuti pelajaran PKn

7 Saya aktif menyiapkan

buku PKn

Saya tidak menyiapkan buku PKn

2. Sikap siswa saat mengikuti pelajaran

No Indikator Pernyataan Favorable Pernyataan Unfavorable

1

Kognitif

Saya mendapatkan manfaat pembelajaran yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn.

Saya tidak mendapatkan manfaat pembelajaran yang akan dipelajari

dalam mata pelajaran PKn.

2

Mata Pelajaran PKn membuat ilmu pengetahuan saya berkembang.

Mata pelajaran PKn tidak berpengaruh bagi

kehidupan saya.

3

Mata Pelajaran PKn membuat ilmu pengetahuan saya berkembang.

Mata pelajaran PKn tidak berpengaruh bagi

kehidupan saya.

4

Afektif Saya bersemangat dalam mengikuti pembelajaran PKn.

Saya kesulitan dalam mengikuti pembelajaran PKn.

5 Bagi saya pembelajaran PKn

itu menyenangkan.

Bagi saya pembelajaran PKn itu sulit.

6 Konatif Saya mendengarkan dengan sungguh-sungguh saat belajar

(70)

sungguh-mata pelajaran PKn. sungguh saat belajar mata pelajaran PKn.

3. Sikap siswa setelah mengikuti pelajaran

No Indikator Pernyataan Favorable Pernyataan Unfavorable

1.

Kognitif

Saya dapat menggunakan pengetahuan yang didapatkan dalam kegiat

Gambar

Gambar 4 Rumus Pengukuran Reliabilitas ..........................................................
Grafik 1 Grafik P-Plot Hasil Uji Linearitas .....................................................................
Gambar 1 Bagan terjadinya Proses Persepsi
Tabel 1 Sintaks Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
+7

Referensi

Dokumen terkait

internet banking. Belum adanya internet banking di BPR dapat menyulitkan nasabah dalam bertransaksi terutama pada akhir pekan dan ketika nasabah berada jauh dari kantor

Dari tinjauan tipologi pun peneliti tidak melihat perbedaan berarti pada tahap pelaksanaan di kedua kelurahan dalam cara-cara mereka mengimplementasikan program Raskin,

[r]

Untuk memainkan segala repertoar, hendaklah kita memahami terlebih. dahulu cerita atau isi dari komposisi

Sedangkan hasil pengujian bata merah pejal asal Potorono Kabupaten Bantul kuat tekan sebesar 2,13 Mpa, berat volume sebesar 1,83, serapan air sebesar 17,24 %, kuat lekat dengan

PERTUMBUHAN EKONOMI DALAM KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Prinsip-Prinsip Pembangunan

lr Dsadd,tlc ulcer pada s,oster keclJ.. Eootqr redrFr lrefuler ftuoresc€tr stal&amp;fag.. Eerpee Stdglrr Eluorescea

Utang jangka panjnag tidak dicatat ketika akan jatuh tempo saat ini sebagai kewajiban lancar apabila akan ditarik atau dilunasi dengan aktiva yang terakumulasi untuk