• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Tata Letak, Fasilitas Fisik dan Lingkungan Fisik Ruangan Penelitian Sistem Kerja Motion Capture Ditinjau Dari Segi Ergonomi Di Sekolah Tinggi Manajemen Industri (STMI) Jakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Tata Letak, Fasilitas Fisik dan Lingkungan Fisik Ruangan Penelitian Sistem Kerja Motion Capture Ditinjau Dari Segi Ergonomi Di Sekolah Tinggi Manajemen Industri (STMI) Jakarta."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Film animasi ataupun game berbasis 3 dimensi merupakan sebagian dari dampak perkembangan animasi yang cukup pesat seiring dengan kemajuan teknologi. Salah satu teknik untuk mendapatkan gerakan animasi tersebut adalah dengan melalui motion capture. Motion capture sangat penting untuk industri, perfilman maupun medis. Salah satu lembaga pendidikan yang telah menggunakan fasilitas motion capture adalah Sekolah Tinggi Manajemen Industri (STMI) Jakarta. Dilihat dari kondisi ruangan motion capture STMI, perlu adanya perbaikan dari segi fasilitas fisik, lingkungan fisik dan juga tata letak fasilitas yang masih tidak ergonomis, sehingga mengakibatkan ketidaknyamanan bagi operator maupun aktor, sehingga operator dan aktor tersebut konsentrasinya terganggu dan hasil capture dapat menjadi tidak valid.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan, data-data yang telah dikumpulkan yaitu dimensi dan bahan dari fasilitas fisik yang ada, lingkungan fisik yang meliputi suhu dan kelembaban, pencahayaan dan kebisingan, tata letak fasilitas fisik dan aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Dari data-data tersebut terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan perbaikan, seperti ukuran meja komputer dan kursi komputer, tata letak peralatan di dalam ruangan yang masih tidak beraturan, temperatur, kelembaban, pencahayaan dan kebisingan masih tidak ergonomis serta aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang perlu dilakukan perbaikan.

Masing-masing objek yang diteliti kemudian diolah dan dianalisis berdasarkan data antropometri dari buku “Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya” karangan Eko Nurmianto, standar lingkungan fisik dari buku

Handbook of Ergonomic”, teori-teori K3 dan modul panduan Motion Capture. Perancangan dilakukan setelah objek-objek yang diteliti tersebut dianalisis. Perancangan tersebut meliputi: meja komputer, kursi komputer, usulan perancangan lemari, lingkungan fisik, perbaikan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) serta perancangan tata letak ruangan motion capture. Perancangan fasilitas fisik dibuat dalam beberapa alternatif seperti: meja komputer 3 alternatif, kursi komputer 3 alternatif dan lemari 3 alternatif. Perancangan tata letak ruanganpun dibuat 3 alternatif. Perancangan tersebut dibuat melalui concept scoring yang mengambil beberapa parameter penilaian dan memberikan nilai pada masing-masing alternatif sesuai dengan parameter tersebut.

(2)

ix Universitas Kristen Maranatha 2.4 Pengaruh Suhu, Pencahayaan dan Kebisingan

terhadap Produktivitas Kerja ……… 2-10 2.5 Kesehatan dan Keselamatan Kerja ………... 2-13 2.6 Motion Capture 3D ………..… 2-15 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Flowchart Metodologi Penelitian ………. 3-1 3.2 Keterangan Flowchart ………... 3-4 BAB 4 PENGUMPULAN DATA DAN ANALISIS

(3)

x Universitas Kristen Maranatha BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

5.1 Data Antropometri ……… 5-1 5.2 Analisis Bentuk, Bahan dan Warna ………. 5-16 5.3 Analisis Lingkungan Fisik ……… 5-17 BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS

6.1 Perancangan dan Analisis Lemari ……… 6-1 6.1.1 Analisis Concept Scoring …………………. 6-13 6.2 Usulan dan Analisis Meja Komputer ………..…. 6-15 6.2.1 Analisis Concept Scoring ………………. 6-26 6.3 Usulan dan Analisis Kursi Komputer ………...…. 6-27 6.3.1 Analisis Concept Scoring ………………. 6-39 6.4 Perancangan dan Analisis Tata Letak ……….. 6-41 6.4.1 Analisis Concept Scoring ………………. 6-49 6.5 Usulan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ………. 6-50 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

(4)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Analisis Penilaian Konsep 2-9

Tabel 2.2 Tabel Pemandu untuk Kadar Cahaya 2-11

Tabel 2.3 Klasifikasi Kebisingan 2-12

Tabel 2.4 Suhu yang Disarankan 2-13

Tabel 4.1 Data Fasilitas Fisik Meja Komputer 4-7 Tabel 4.2 Data Fasilitas Fisik Kursi Komputer 4-9 Tabel 4.3 Data Fasilitas Fisik Pintu Ruangan Motion Capture 4-10

Tabel 4.4 Data Monitor 4-12

Tabel 4.14 Data Synchronization Box 4-28

Tabel 4.15 Data Ethernet Box 4-30

Tabel 4.16 Data Suhu dan Kelembaban Area Capturing 4-32 Tabel 4.17 Data Suhu dan Kelembaban Area Operator 4-32 Tabel 4.18 Rata-rata Suhu dan Kelembaban Area Capturing

dan Area Operator 4-32

Tabel 4.19 Data Pencahayaan Area Capturing 4-33

Tabel 4.20 Data Pencahayaan Area Operator 4-33

Tabel 4.21 Rata-rata Pencahayaan Area Capturing dan Area

Operator 4-34

Tabel 4.22 Data Kebisingan Area Capturing 4-34

(5)

xii Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.24 Rata-rata Kebisingan Area Capturing dan Area

Operator 4-35

Tabel 5.1 Keterangan Data Antropometri 5-3

Tabel 5.2 Data Antropometri Meja Komputer 5-4 Tabel 5.3 Data Antropometri Kursi Komputer 5-5

Tabel 5.4 Data Antropometri Pintu 5-6

Tabel 5.5 Rata-rata Suhu dan Kelembaban 5-18

Tabel 5.6 Rata-rata Pencahayaan Area Capturing dan Area

Operator 5-20

Tabel 5.7 Rata-rata Kebisingan di Area Capturing dan Area

Operator 5-21

Tabel 6.1 Data Antropometri Perancangan Lemari 6-2 Tabel 6.2 Kelebihan dan Kekurangan Lemari Alternatif 1 6-12 Tabel 6.3 Kelebihan dan Kekurangan Lemari Alternatif 2 6-12 Tabel 6.4 Kelebihan dan Kekurangan Lemari Alternatif 3 6-12

Tabel 6.5 Concept Scoring Lemari 6-12

Tabel 6.6 Data Antropometri Usulan Meja Komputer 6-16 Tabel 6.7 Kelebihan dan Kekurangan Meja Komputer

Alternatif 1 6-24

Tabel 6.8 Kelebihan dan Kekurangan Meja Komputer

Alternatif 2 6-25

Tabel 6.9 Kelebihan dan Kekurangan Meja Komputer

Alternatif 3 6-25

Tabel 6.10 Perbandingan Ukuran yang Disarankan dengan

Ukuran Tiap Alternatif 6-25

Tabel 6.11 Concept Scoring Meja Komputer 6-26

Tabel 6.12 Data Antropometri Usulan Kursi Komputer 6-29 Tabel 6.13 Kelebihan dan Kekurangan Kursi Komputer

Alternatif 1 6-38

Tabel 6.14 Kelebihan dan Kekurangan Kursi Komputer

(6)

xiii Universitas Kristen Maranatha Tabel 6.15 Kelebihan dan Kekurangan Kursi Komputer

Alternatif 3 6-38

Tabel 6.16 Perbandingan Ukuran yang Disarankan dengan

Ukuran Tiap Alternatif 6-38

Tabel 6.17 Concept Scoring Kursi Komputer 6-39

(7)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hubungan Antara Suhu dan Kelembaban 2-13

Gambar 2.2 Kamera vs Kalibrasi 2-17

Gambar 2.3 Mode Stand Alone 2-18

Gambar 2.4 Penempatan Batang Kalibrasi 2-21

Gambar 2.5 Kalibrasi yang Benar 2-22

Gambar 2.6 Kalibrasi Ulang 2-24

Gambar 2.7 Pilihan Model Capture dan Tipe Capture 2-25

Gambar 2.8 Body Set Up Position 2-27

Gambar 2.9 Proses Capture Bar 2-28

Gambar 2.10 Representasi Manusia dalam Capturing 2-28 Gambar 2.11 Validation View pada Set Up 2-29

Gambar 2.12 Capture yang Valid 2-29

Gambar 2.13 Capture yang Tidak Valid 2-30

Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian 3-1

Gambar 4.1 Tata Letak Ruangan Motion Capture Sekarang 4-4

Gambar 4.2 Penempatan Peralatan Sekarang 4-5

Gambar 4.3 Meja Komputer 4-5

Gambar 4.4 Gambar Teknik Meja Komputer 4-6

Gambar 4.5 Kursi Komputer 4-7

Gambar 4.6 Gambar Teknik Kursi Komputer 4-8

Gambar 4.7 Pintu Ruangan Motion Capture 4-9

(8)

xv Universitas Kristen Maranatha

Gambar 4.16 Gambar Teknik Tripod 4-16

Gambar 4.17 Kamera 4-17

Gambar 4.18 Gambar Teknik Kamera 4-17

Gambar 4.19 Stand Kalibrasi 4-18

Gambar 4.20 Gambar Teknik Stand Kalibrasi 4-19

Gambar 4.21 Marker 4-20

Gambar 4.22 Gambar Teknik Marker 4-21

Gambar 4.23 Casing Marker 4-22

Gambar 4.24 Gambar Teknik Casing Marker 4-22

Gambar 4.25 Speaker 4-23

Gambar 4.26 Gambar Teknik Speaker 4-24

Gambar 4.27 AC Ruangan Motion Capture 4-25

Gambar 4.28 Gambar Teknik AC Ruangan Motion Captur e 4-25 Gambar 4.29 Synchronization Box (Tampak Depan) 4-26 Gambar 4.30 Synchronization Box (Tampak Belakang) 4-26 Gambar 4.31 Synchronization Box (Tampak Atas) 4-27 Gambar 4.32 Gambar Teknik Synchronization Box 4-27

Gambar 4.33 Ethernet Box (Tampak Depan) 4-28

Gambar 4.34 Ethernet Box (Tampak Belakang) 4-28

Gambar 4.35 Ethernet Box (Tampak Atas) 4-29

Gambar 4.36 Gambar Teknik Ethernet Box 4-29

Gambar 4.37 Area Pengukuran Lingkungan Fisik 4-31 Gambar 4.38 Fishbone Kecelakaan yang Terjadi (terjatuh) 4-36 Gambar 4.39 Fishbone Kecelakaan yang Terjadi (tersengat

listrik) 4-36

Gambar 4.40 Fishbone Kecelakaan yang Berpotensi Terjadi

(kebakaran) 4-37

Gambar 5.1 Data Antropometri Masyarakat Indonesia 5-2

Gambar 5.2 Suhu dan Kelembaban Area Capturing 5-18 Gambar 5.3 Suhu dan Kelembaban Area Operator 5-19

(9)

xvi Universitas Kristen Maranatha Gambar 6.2 Gambar Teknik Perancangan Lemari Alternatif 1 6-7

Gambar 6.3 Perancangan Lemari Alternatif 2 6-8

Gambar 6.4 Gambar Teknik Perancangan Lemari Alternatif 2 6-9

Gambar 6.5 Perancangan Lemari Alternatif 3 6-10

Gambar 6.6 Gambar Teknik Perancangan Lemari Alternatif 3 6-11

Gambar 6.7 Meja Komputer Alternatif 1 6-20

Gambar 6.8 Gambar Teknik Meja Komputer Alternatif 1 6-21

Gambar 6.9 Meja Komputer Alternatif 2 6-21

Gambar 6.10 Gambar Teknik Meja Komputer Alternatif 2 6-22 Gambar 6.11 Meja Komputer Alternatif 3 (1) 6-23

Gambar 6.12 Meja Komputer Alternatif 3 (2) 6-23 Gambar 6.13 Gambar Teknik Meja Komputer Alternatif 3 6-24 Gambar 6.14 Kursi Komputer Alternatif 1 6-33 Gambar 6.15 Gambar Teknik Kursi Komputer Alternatif 1 6-34 Gambar 6.16 Kursi Komputer Alternatif 2 6-35 Gambar 6.17 Gambar Teknik Kursi Komputer Alternatif 2 6-36 Gambar 6.18 Kursi Komputer Alternatif 3 6-36 Gambar 6.19 Gambar Teknik Kursi Komputer Alternatif 3 6-37

Gambar 6.20 Pentograf 1 6-42

Gambar 6.21 Pentograf 2 6-42

Gambar 6.22 Tata letak Alternatif 1 6-43

Gambar 6.23 Tata letak Alternatif 2 6-45

(10)

xvii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

1. Gambar 3D

2. Tabel Antropometri Masyarakat Indonesia

(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)

KOMENTAR DOSEN PENGUJI

Nama Mahasiswa : Ratih Kharisma Marsilani

NRP : 0723081

Judul Tugas Akhir : Perancangan Tata Letak, Fasilitas Fisik dan Lingkungan Fisik Ruangan Penelitian Sistem Kerja Motion Capture Ditinjau dari Segi Ergonomi di Sekolah Tinggi Manajemen Industri Jakarta.

Komentar Dosen Penguji:

(19)

DATA PENULIS

Nama : Ratih Kharisma Marsilani

Alamat di Bandung : Komplek Cibolerang blok F-58 Bandung

Alamat Asal : Komplek Cibolerang blok F-58 Bandung

No. Telepon Bandung : 022-5402060

No. Telepon Asal : 022-5402060

No. Handphone : 0852 2033 2082

Alamat email : funkacidjazz@yahoo.com

Pendidikan : SMA Negeri 1 Bandung

Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung

Nilai Tugas Akhir : A

(20)

1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan kemajuan teknologi, perkembangan animasi saat ini cukup pesat dan mampu menarik minat masyarakat dari berbagai kalangan. Di Indonesia, saat ini perkembangan dunia animasi sangat cepat. Sering kali terlihat animasi 3D, baik dalam permainan maupun dalam perfilman. Untuk itu perlu dirancang dan dibuat sebuah teknik pembuatan

animasi 3D yang dapat menyerupai gerakan objek sesungguhnya. Salah satu teknik untuk mendapatkan gerakan animasi tersebut adalah teknik penangkapan gerak (motion capture) yang merupakan bentuk rekonstruksi 3D dari sebuah objek gerak yang dapat digunakan sebagai dasar dari pengembangan animasi 3D berikutnya. Teknologi ini dapat digunakan oleh kalangan pendidikan maupun industri kreatif.

Beberapa lembaga pendidikan telah membangun fasilitas motion capture lab. Salah satu lembaga pendidikan yang memiliki fasilitas motion

capture lab tersebut adalah Sekolah Tinggi Manajemen Industri (STMI)

yang bertempat di Jl. Letjen Suprapto no. 26 Jakarta Pusat. Motion capture lab ini adalah satu-satunya studio yang digunakan untuk pengajaran dan

penelitian di bidang animasi dan games development. Dengan adanya fasilitas tersebut, mahasiswa jurusan Teknik Industri STMI memiliki kesempatan untuk menciptakan video games dan film animasi yang serupa dengan aslinya.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan, banyak yang perlu diperbaiki pada ruangan motion capture lab ini ditinjau dari aspek ergonomi, seperti fasilitas fisik, lingkungan fisik, dan tata letak ruangan.

(21)

Bab 1 Pendahuluan 1-2

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

terdapat peralatan yang tidak mempunyai tempat yaitu casing marker dan stand kalibrasi. Permasalahan tersebut dapat mempengaruhi kenyamanan

dan konsentrasi para pengguna ruangan dalam melakukan proses capture, karena kurangnya kenyamanan dapat mengganggu kualitas hasil capturing. Oleh karena itu penulis akan melakukan penelitian lebih lanjut

agar dapat memberikan usulan perancangan ruangan motion capture lab di STMI ditinjau dari segi ergonomi.

1.2 Identifikasi Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah di motion capture lab,

Permasalahan yang terdapat di ruangan motion capture lab ini dari hasil wawancara dengan pihak penanggung jawab menuju kepada segi kenyamanan dan masalah teknis pada saat praktikum, hal-hal tersebut diantaranya:

- Banyak orang yang keluar masuk pada saat capturing karena tidak ada pemberitahuan dari luar ruangan bahwa di dalam ruangan sedang on capture.

- Penempatan kabel-kabel masih tidak rapi, baik kabel pada kamera maupun pada komputer, sehingga memungkinkan orang yang lewat dapat tersandung kabel.

- Area Capturing yang terlalu kecil sehingga aktris/aktor tidak leluasa dalam bergerak.

- Kursi komputer terlalu tinggi

- Meja komputer sudah terlalu lama dan dengan warna yang terlalu terang

- Perlu adanya tempat untuk menyimpan stand kalibrasi, casing marker dan terminal agar ruangan motion capture lebih rapi dan tertata dengan baik.

(22)

Bab 1 Pendahuluan 1-3

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

1.3 Batasan dan Asumsi

1.3.1 Batasan

Dalam penelitian dan perancangan ruangan motion capture lab ini, penulis perlu membatasi ruang lingkup yang dibahas

dengan tujuan agar lebih terfokus dalam mengetahui inti permasalahan dan tidak terjadi kesalahan akibat penyimpangan yang terlalu jauh. Adapun batasan yang diambil oleh penulis adalah:

1. Masalah-masalah yang dianalisis adalah masalah tata letak alat bantu dalam capturing tanpa mengubah lokasi dan

konstruksi ruangan.

2. Posisi pintu masuk tidak berubah dan jumlah pintu tetap 1 (satu) buah.

3. Jumlah kamera yang digunakan tetap 6 (enam) buah.

4. Fasilitas fisik yang akan dirancang adalah meja komputer, kursi komputer dan lemari penyimpanan peralatan.

5. Data-data lingkungan fisik yang diambil adalah pencahayaan, kebisingan, suhu dan kelembaban di area capturing dan area operator.

6. Tidak mempertimbangkan biaya yang dibutuhkan dalam perancangan ruangan motion capture.

7. Data antropometri diambil dari buku “Ergonomi: Konsep dasar dan Aplikasinya” karangan eko Nurmianto.

8. Area capturing yang diteliti hanya untuk 1 (satu) orang aktor.

1.3.2 Asumsi

Adapun asumsi-asumsi yang digunakan dalam perancangan ini adalah:

(23)

Bab 1 Pendahuluan 1-4

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

2. Panjang adalah dimensi yang diukur sejajar dengan dada (horizontal), lebar adalah dimensi tegak lurus dengan dada (horizontal) dan tinggi adalah dimensi yang diukur secara vertikal.

3. Persentil adalah nilai yang menunjukkan persentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran pada nilai tersebut. Persentil 95 menggambarkan ukuran manusia yang terbesar, persentil 5 sebaliknya menunjukkan ukuran terkecil dan persentil 50 menunjukkan ukuran rata-rata manusia.

4. Satuan ukuran data antropometri dalam mm.

1.4 Perumusan Masalah

Setelah melakukan identifikasi masalah yang terjadi dalam ruangan motion capture lab di STMI, maka penulis dapat merumuskan masalah

yang terjadi sebagai berikut:

1. Bagaimana keergonomisan fasilitas fisik saat ini di dalam ruangan motion capture lab saat ini?

2. Bagaimana keergonomisan tata letak fasilitas dalam ruangan motion capture lab saat ini?

3. Bagaimana keergonomisan lingkungan fisik dalam ruangan motion capture lab saat ini?

4. Bagaimana aspek kesehatan dan keselamatan kerja di dalam ruangan motion capture lab saat ini?

5. Bagaimana usulan/perbaikan fasilitas fisik di ruangan motion capture lab yang lebih ergonomis?

6. Bagaimana usulan/perbaikan tata letak fasilitas di ruangan motion capture lab yang lebih ergonomis?

7. Bagaimana usulan/perbaikan lingkungan fisik yang lebih ergonomis

pada ruangan motion capture lab yang lebih ergonomis?

(24)

Bab 1 Pendahuluan 1-5

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

1.5 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian di ruangan motion capture lab ini adalah:

1. Mengetahui keergonomisan fasilitas fisik di dalam ruangan motion capture lab saat ini.

2. Mengetahui keergonomisan tata letak fasilitas dalam ruangan motion capture lab saat ini.

3. Mengetahui keergonomisan lingkungan fisik dalam ruangan motion capture lab saat ini.

4. Mengetahui aspek kesehatan dan keselamatan kerja di dalam ruangan

motion capture lab saat ini.

5. Memberikan usulan/perbaikan terhadap fasilitas fisik di dalam ruangan motion capture lab yang lebih ergonomis.

6. Memberikan usulan/perbaikan tata letak fasilitas di dalam ruangan motion capture lab yang lebih ergonomis.

7. Memberikan usulan/perbaikan lingkungan fisik yang lebih ergonomis pada ruangan motion capture lab yang lebih ergonomis.

8. Memberikan usulan/perbaikan kesehatan dan keselamatan kerja agar lebih baik.

1.6 Sistematika Penulisan

BAB 1 PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan dan asumsi, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas mengenai teori-teori serta konsep yang digunakan untuk menguatkan masalah yang diamati serta membantu memecahkan masalah yang terjadi.

BAB 3 SISTEMATIKA PENELITIAN

(25)

Bab 1 Pendahuluan 1-6

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

ditampilkan dalam bentuk flowchart (diagram aliran) yang dimulai dari persiapan yang dilakukan sampai pengambilan kesimpulan dan pemberian saran bagi pihak STMI untuk memperbaiki rancangan ruangan motion capture lab.

BAB 4 PENGUMPULAN DATA DAN ANALISIS

Bab ini berisi data-data yang hasil observasi yang telah dikumpulkan penulis untuk kemudian diolah, yaitu data mengenai fasilitas-fasilitas dan kondisi lingkungan fisik yang terdapat pada ruangan motion capture lab.

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

Bab ini berisi tentang perbandingan hasil pengumpulan dan pengolahan data yang sudah dilakukan pada bab 4 dengan teori yang sudah ada. Apabila dari hasil perbandingan tersebut terdapat hal-hal yang tidak sesuai teori, maka perlu dilakukan perbaikan.

BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS

Bab ini berisi tentang perbaikan dan perancangan yang perlu dilakukan terhadap fasilitas-fasilitas fisik, tata letak dan ukurannya serta lingkungan fisiknya.

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

(26)

7-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1Kesimpulan

1. Fasilitas Fisik saat ini yang ada pada ruangan motion capture adalah:

 Meja komputer

 Kursi komputer

 Pintu ruangan

Kondisi fasilitas fisik yang tidak ergonomis adalah meja komputer dan kursi komputer sehingga diperlukan perbaikan. Sedangkan peralatan motion capture yang diteliti dan diperbaiki tata letaknya adalah:

 Komputer

2. Tata letak fasilitas yang ada pada ruangan motion capture adalah: 1. Tata letak casing marker tidak rapi

2. Tata letak stand kalibrasi tidak rapi 3. Kabel-kabel berantakan

3. Lingkungan fisik saat ini di ruangan motion capture adalah:

1. Suhu dan kelembaban berada dalam keadaan nyaman pada umumnya.

(27)

Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-2

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

3. Kebisingan berada pada kondisi cukup tenang sampai berisik. 4. Kesehatan dan keselamatan kerja yang berpotensi terjadi adalah:

1. Terjatuh pada saat pemasangan kamera ke tripod 2. Tersengat listrik 6. Perbaikan tata letak fasilitas

1. Penempatan casing marker, stand kalibrasi, terminal dan buku-buku manual dalam lemari.

2. Penempatan kamera dipasang pada pentograf agar kabel-kabel lebih tertata rapi.

7. Perbaikan lingkungan fisik:

1. Selalu nyalakan 3 buah AC pada saat pemakaian ruangan.

2. Penyesuaian pencahayaan untuk area capturing dan area operator 8. Perbaikan kesehatan dan keselamatan kerja:

a. Terjatuh pada saat pemasangan kamera ke tripod  Manusia

Pencegahannya yaitu dengan cara lebih berhati-hati pada saat naik atau turun dari tangga, tidak terburu-buru pada saat pemasangan kamera ke tripod karena kamera berada pada ketinggian 2000 mm.

Penanggulangannya yaitu pada saat terluka korban harus dijauhkan dari kotoran, direbahkan dan tidak memegangi luka. Pada saat keseleo, letakkan anggota yang keseleo lebih tinggi dari tubuh lalu pasang pembalut, korban harus dibaringkan agar tidak

(28)

Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-3

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

 Metode

Pencegahannya yaitu dengan cara mengadakan pelatihan pada operator untuk cara pemasangan kamera ke tripod dengan benar dan tidak menimbulkan kecelakaan.

Selain itu ada pengawas pada saat pemasangan kamera ke tripod untuk memberikan instruksi. Adanya penggunaan standar

atau kode yang dapat diandalkan dan mudah dimengerti.  Material

Pencegahannya yaitu operator dalam menaiki tangga yang licin tidak memakai kaus kaki atau alas kaki lainnya, cukup

bertelanjang kaki agar tidak terpeleset pada saat naik atau turun tangga.

 Lingkungan

Pencegahannya yaitu sebaiknya sebelum melakukan pemasangan kamera ke tripod terlebih dahulu nyalakan lampu seluruhnya (16 buah) agar kondisi penerangan ruangan cukup, sehingga lingkungan ruangan aman untuk untuk melakukan pemasangan kamera ke tripod.

b. Tersengat listrik  Manusia

Pencegahannya yaitu dengan cara lebih berhati-hati, tidak ceroboh dalam menggunakan alat atau ketidaksengajaan menyentuh alat-alat yang terdapat aliran listrik.

Penanggulangannya yaitu jika terdapat korban yang pingsan segera dibawa ke rumah sakit.

 Metode

Pencegahannya yaitu sebaiknya diberikan aturan tertulis di dalam ruangan alat-alat mana saja yang membahayakan dan

(29)

Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-4

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

 Mesin dan Peralatan

Pencegahannya yaitu sebaiknya untuk alat-alat dan kabel yang penempatannya tidak beraturan dan tidak ada pelindung diberi pelindung dan dipisahkan penempatannya dengan area untuk beraktivitas agar lebih aman dalam melakukan capturing.

 Material

Pencegahannya yaitu sebaiknya alat-alat yang dapat menghantarkan listrik atau konduktor memakai pelindung agar lebih aman dalam capturing dan mencegah terjadinya sengatan listrik.

c. Kebakaran  Manusia

Pencegahannya yaitu dengan cara lebih berhati-hati pada hal-hal apa saja yang dapat mengakibatkan kebakaran, tidak ceroboh dalam menggunakan alat dan mematuhi peraturan yang ada.

Penanggulangannya yaitu jika terdapat luka akibat kebakaran pada korban harus segera ditangani. Jika kulit hanya memerah belum melepuh maka bagian tubuh yang terkena itu dituangi air dingin. Jika kulit yang keriput tidak boleh digunting. jika terdapat luka maka dibalut longgar. Jika terdapat luka angus sebaiknya korban dibawa ke rumah sakit secepatnya.

 Metode

Pencegahannya yaitu sebaiknya diberikan pelatihan atau training untuk selalu waspada terhadap hal-hal yang dapat memicu

terjadinya kebakaran dan pelatihan untuk penggunaan alat agar mencegah terjadinya kebakaran.

Penanggulangannya yaitu jika bahan-bahan seperti kayu dan kertas terbakar maka cukup dipadamkan dengan air atau pasir.

(30)

Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-5

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

yang mengandung bahan tepung dan karbon dioksida. Jika tidak berhasil segera panggil pemadam kebakaran.

 Mesin dan Peralatan

Pencegahannya yaitu sebaiknya alat-alat yang mempunyai arus listrik dilindungi atau ditempatkan pada letak yang aman agar tidak terjadi arus pendek dengan peralatan lain, selain itu umur pakai peralatan listrik diperhatikan agar tidak terjadi kerusakan yang dapat mengakibatkan kebakaran.

 Material

Pencegahannya yaitu sebaiknya kabel-kabel yang letaknya

berantakan di ruangan motion capture disusun sedemikian rupa agar aman dan tidak terjadi kebakaran.

7.2 Saran

Saran yang diberikan kepada pihak ruangan motion capture STMI ini bertujuan untuk peningkatan kualitas dan kenyamanan dari ruangan tersebut. Saran yang diberikan adalah:

1. Memperbaiki tata letak ruangan

2. Mengganti tripod kamera dengan pentograf yang dapat digeser ke kanan dan ke kiri juga dapat dinaik-turunkan.

3. Menambah lemari untuk penempatan peralatan.

4. Penyesuaian lampu untuk pencahayaan di area operator maupun di area capturing.

5. Penyimpanan speaker pada meja komputer.

6. Pemasangan pemberitahuan di depan ruangan motion capture ketika di dalam ruangan sedang melakukan capturing sehingga tidak ada orang yang keluar masuk ruangan.

7. Sediakan kotak P3K di dalam ruangan.

(31)

xviii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. Nurmianto, Eko., “Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya”, Guna Widya, Indonesia, edisi pertama, 1996.

2. Sutalaksana, Iftikar Z., Anggawisastra, Ruhana, Tjakraatmadja, John H., “Teknik Tata Cara Kerja”, Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung, 1979.

3. Ulrich, Karl.T, Steven.D.Eppinger., “Product Design and Development”. McGraw-Hill, Singapore, 2003.

4. Weimer, Don, Ph.D,. “Handbook of ergonomic and Human Factors

Tables”, PTR Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey 07632, 1990.

5. Yudiantyo, Wawan, ST., MT., “Diktat Kesehatan dan Keselamatan Kerja”, Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

6. Yudiantyo, Wawan, ST., MT., “Diktat Kuliah APK & E II”, Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha, Bandung, 2008.

Referensi

Dokumen terkait

On Assets), ROE (Return On Equity), NPM (Net Profit Margin) dan EPS (Earning Per Share) terhadap Harga Saham pada sektor Perbankan yang terdaftar di Bursa

Berdasarkan pelaksanaan kegiatan PPL di SD Negeri Baciro, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan PPL dapat memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam pengembangan

Inspirasi struktur warna akibat efek pantulan cahaya, kaca dan siluet dari interior Gereja Santuario Dom Bosco ini diaplikasikan kedalam pakaian dengan cara

Untuk meningkatkan efektifitas ceramah, Mel Silberman yang dikutip Hisyam Zaini (2002:132) menyarankan sepuluh tips untuk mengoptimalkan metode ceramah yang dibagi

Respon fisiologis dipengaruhi oleh antioksidan endogen dalam tubuh dan eksogen dalam bahan makanan. Antioksidan yang terdapat dalam bahan pakan juga dapat

HUBUNGAN ANTARA PRASANGKA DENGAN AGRESIVITAS PADA AGAMA (KRISTEN-ISLAM) DI POSO PASCA KONFLIK POSO

[3] Mulyarto, Aunur R., 2009, Rekayasa Perangkat Lunak Jilid 1,. Jakarta : Direktorat Jenderal Sekolah

Penelitian bertujuan untuk mengkaji pengaruh langsung dan tidak langsung pengembangan kelompok tani dan pengembangan gabungan kelompok tani terhadap partisipasi petani serta