PENGGUNAAN PETA OLEH GURU PADA PROSES
BELAJAR-MENGAJAR GEOGRAFI BIDANG STUDI
IPS SEKOLAH DASAR (Studi Kasus di Tiga SD Kodya Bandung)
TESIS
Diajukan Kepada Panitia Ujlan Tesis Program Pascasarjana IKIP Bandung Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program S2 Bidang Studi Pengembangan Kurikulum
Oleh
MARLINANG SITOMPUL 9032282/XXII-14
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PROGRAM PASCASARJANA
Disaiuju! dan riisahkar Glen
Prof. DR. Nana Syaodih Sukmadinata
Pembimbing
DR. Said Hamid Hasan, M.A.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI v
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah *•
B. Perumusan dan Pembatasan Masalah 4
C. Defenisi Operasional 6
D. Pertanyaan Penelitian 7
o
E. Tujuan Penelitian '
F. Manfaat Penelitian 8
G. Metode, Lokasi dan Responden 9
BAB II KEDUDUKAN GURU PADA PBM GEOGRAFI, FUNGSI PETA DAN
KENDALA-KENDALA YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN PETA.... 11
A. Kedudukan Guru dalam PBM Geografi H
B. Peta dan Fungsinya dalam PBM Geografi 17
1. Pengertian Peta 17
2. Fungsi Peta 19
C. Kendala-kendala yang mempengaruhi penggunaan peta... 24
BAB III METODELOGI DAN PROSEDUR PENELITIAN 2S
A. Objek dan Sumber Data 28
B.
. . TO
Metode Penelitian
C. Teknik Pengumpulan Data 31
D. Tahap Pelaksanaan Penelitian 33
E. Teknik Analisa Data
BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPRETASI 39
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 40
1. Deskripsi prosedur penggunaan peta guru SD A 40
2. Deskripsi prosedur penggunaan peta guru SD B 54 3. Deskripsi Prosedur Penggunaan peta guru SD C 62 4. Dampak Penggunaan Peta guru bagi siswa 73
5. Kendala-kendala yang mempengaruhi penggunaan
peta guru 75
B. Interpretasi Hasil Penelitian / /
1. Prosedur Penggunaan Peta Guru di tiga SD
Negeri Kodya Bandung 78
2. Penggunaan Peta guru dan Faktor-faktor
yang melatarbelakangi 84
a. Konsep guru tentang fungsi peta 84
b. Latar Lelakang pendidikan dan
pengalaman mengajar guru 85
3. Dampak Penggunaan Peta Guru dalam PBM
Geografi S8
4. Kendala-kendala yang terjadi pada penggunaan
peta guru 88
BAE V KESIMPULAN, PEMBAHASAN DAN REKOMENPASI 92
A. Kesimpulan 92
B. Pembahasan Kesimpulan Kasil Penelitian 102
C. Rekomendasi I08
DAFTAR PUSTAKA 112
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berbicara tentang masalah mutu pendidikan Indonesia dewasa ini
ternyata tidaklah mudah, karena menyangkut dalam berbagai aspek dan ini
tergantung pada kepentingan yang berkaitan dengan penilaian mutu
tersebut. Namun yang sering disoroti adalah guru, sebab guru mempunyai
andil yang sangat besar dalam proses pendidikan. Sebagai upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan, diperlukan guru yang memiliki kualifikasi
yang sesuai dengan tugasnya.
Guru sebagai pengembang kurikulum mempunyai empat tugas pokok
yaitu: (1) merumuskan kurikulum (2) melaksanakan kurikulum (3) menilai
kurikulum) (4) menyempurnakan kurikulum (Nasution, 1987:7).
Dengan melihat keempat tugas pokok guru tersebut, maka guru sebagai
pengembang kurikulum perlu melakukan tugas-tugasnya secara baik dan
kontiniu. Sehubungan dengan tugas guru ini juga Preston (1959:200)
menyatakan:
Bahwa dengan mengajar para anak didik bukanlah dengan cara
memorapakan secara berulang-ulang kata-kata, anak-anak kalimat,
kalimat-kalimat dan pendapat-pendapat yang telah dxkemukakan oleh
para penulis dalam bukunya namun dengan cara menanamkan pengertian
melalui benda-benda.
Dengan memperhatikan penjeiasan Preston tersebut meka, salah satu alat
yang dapat digunakan untuk itu adalah peta. Dengan penggunaan peta yang
tepat pada proses belajar-mengajar geografi bidang studi IPS SD akan lebih
terbantu, baik dari segi efisiensi waktu, maupun efektivitas pengajaran. Hal
2
juga sebagai pendidik, yang berperan untuk mengarahkan anak didiknya ke
dalam kenyataan yang sebenarnya.
Dengan mengefektifkan penggunaan peta ini, akan mengajak siswa untuk
menemukan sendiri permasalahan dan dapat menyelesaikannya dengan baik.
Untuk mempertegas akan pentingnya penggunaan peta di dalam
proses belajar-mengajar geografi, penulis mengemukakan beberapa hasil
penelitian terdahulu.
Hasil penelitian disertasi Maman Abdurachman (1985) menunjukkan
bahwa para siswa SMA kota Bandung memperlihatkan adanya kelemahan dalam mengekspresikan informasi, kelengkapan peta serta ketepatan image keruangan. Hal tersebut menunjukkan kurangnya pengalaman belajar dalam
menggunakan peta geografis.
Hasil penelitian Sucipto Cs (1980) mengenai masalah pelajaran geografi
di SMA terdapat suatu korelasi pcsitip antara penggunaan peta atlas di kelas
dengan prestasi siswa.
Sampel siswa yang diteliti 543 siswa yang tersebar pada altematif jawaban
sebagai berikut:
a. selalu menggunakan =98 orang
b. sering menggunakan =116 orang
c. jarang menggunakan =320 orang
Dengan merujuk pada hasil penelitian ini raaka semakin jelaslah bagi
3
kurikulum geografi atau pada setiap proses belajar-mengajar geografi bidang
studi IPS.
Dari hasil penelitian yang dilakukan di SMA ini memberikan (menimbulkan)
pertanyaan bagi kita, apakah, bagaimanakah sebenarnya pemahaman peta
yang diberikan pada jenjang sebelumnya, yaitu jenjang pendidikan SMP
maupun SD ?
Demikian juga dari hasil pengamatan penulis melalui siaran TV pada acara cerdas cermat siswa sering mengalami kegagalan dalam menjawab peta buta. Selain itu dari hasil pra survey pada salah satu SMP negeri di kota Bandung
mengenai kesulitan di dalam mengajar IPS adalah mengenai peta. Pengetahuan
akan peta pada dasarnya sudah harus dibenahi dari sejak pendidikan dasar
(SD), hal ini mengingat pada jenjang pendidikan tersebut pertama kali
menerima pelajaran IPS, yaitu pada kurikulum geografi. Selain itu pada GBPP
bidang studi IPS (khususnya kurikulum geografi sudah dianjurkan pemakaian
alat bantu peta, tinggal lagi yang menjadi pertanyaan (masalah) adalah:
Bagaimana Penggunaan Peta oleh guru-guru SD dalam proses
Belajar-Mengajar geografi bidang studi IPS ?
Selanjutnya mengenai permasalahan ini dapat dilihat pada uraian berikutnya.
Menurut peneliti salah satu yang mempengaruhi penggunaan atau
kegagalan penggunaan peta adalah faktor guru. Hal ini dapat diterima karena
guru selain sebagai perencana, pengembang, juga pelaksana kurikulum yang
4
Pentingnya peran atau kedudukan guru dalam menggunakan peta
pada pengajaran geografi bidang studi IPS, membuat peneliti terdorong
untuk mengkaji tentang penggunaan peta yang dilakukan guru, faktor-faktor
yang melatarbelakangi guru menggunakan peta, dampaknya terhadap siswa
serta kendala yang terjadi dalam penggunaan peta di lapangan.
B. Perumusan Masalah dan Pembatasan Masalah
1. Perumusan Masalah
Tujuan IPS ada dikemukakan dalam beberapa bidang yaitu bidang
nilai dan sikap, bidang pengefahuan, bidang keterampilan. Dari keseluruhan
bidang tersebut peneliti menitikberatkan pada bidang keterampilan. Sesuai
dengan judul penelitian nantinya yang berorientasi pada penggunaan peta.
Tujuan bidang keterampilan yang dimaksud adalah mengenai harapan yang
hendak diperoleh nantinya dari siswa berupa:
- kecakapan untuk memperoleh pengetahuan dan informasi dari bacaan,
ceramah, diskusi, film
- keterampilan berpikir, menafsirkan dan rcenyusun informasi yang diperolehnya dari berbagai sumber
- kecakapan untuk meninjau informasi secara kritis serta membedakan
fakta dan pendapat
- kecakapan untuk mengambil keputusan berdasarkan iakta-fakta dan
pemikiran .
- kecakapan dalam menggunakan metode problem solving (cara untuk
menyelesaikan masalah)
- keterampilan dalam menggunakan alat-alat ilmu pengetahuan sosial
seperti globe, peta, grafik
- keterampilan dalam membuat laporan, menggunakan peta, mengadakan
5
Untuk mencapai harapan tersebut diperlukan peran guru. Peran guru
yang dimaksud adalah bagaimana guru menyampaikan mata pelajaran sesuai
kurikulum yang dituangkan dalam GBPP. Sehubungan dengan hal guru
sebagai pengajar Gage (1967:134). Cecco (1967:4) mengemukakan tiga
pertanyaan pokok dalam masalah mengajar yaitu, (1) bagaimana prilaku guru mengajar ? (2) mengapa guru berprilaku mengajar seperti itu ? (3)
bagaimana hasil mengajar dari guru ?
Dalam kaitannya dengan masalah penggunaan peta guru maka pertanyaan
yang timbul adalah: (1) Bagaimana prosedur penggunaan peta guru dalam proses belajar-mengajar geografi ? Meliputi persiapan, pelaksanaan, sampai
evaluasi (2) Faktor-faktor yang melatarbelakangi guru dalam penerapannya
meliputi: (a) konsep guru tentang fungsi peta dalam PBM geografi, (b) latar
belakang pendidikan guru, (c) latar belakang pengalaman mengajar guru. (3)
Dampak penggunaan peta bagi siswa (4) Kendala-kendala yang terjadi pada
penggunaan peta guru.
Penggunaan peta menggarobarkan berbagai usaha dan aktivitas guru
dalam menciptakan situasi belajar siswa, menyampaikan pengetahuan dan
mendorong siswa untuk belajar. Penggunaan peta melibatkan teknik pemilihan
peta dan penerapannya. Masalah penggunaan peta berintikan interaksi antara
guru dengan siswa.
Mengapa guru menggunakan peta saperti itu ? Masalah ini menyangkut beberapa karakteristik yang dimiliki guru yang berpengaruh
Dampak penggunaan peta guru bagi siswa ? Masalah ini menyangkut
bagaimana proses belajar siswa, yakni perubahan tingkah laku siswa sebagai
akibat dari penggunaan peta guru.
Perubahan tingkah laku dimaksud, meliputi pengetahuan, keterampilan dan
sikap.
Mengenai masalah kendala juga masalah yang luas, meliputi yang
kelihatan dan yang tidak kelihatan. Penelitian ini membatasi daripada yang
kelihatan saja. Kendala yang diperhatikan adalah kendala terhadap guru,
siswa, maupun sekolah. Untuk jelasnya dapat dilihat pada bagan di bawah
ini:
Guru: - pendidikan
- pengalaman
Penggunaan peta l_l pada PBM geografi
Kendala:
- bagi guru • - bagi siswa
- bagi sekolah
C. Definisi Qperasional
Untuk memperjelas rumusan inti masalah di atas maka akan
dikemukakan beberapa penjelasan masalah.
Penggunaan Peta dalam Proses Belajar-Mengajar adalah bagaimana guru
mengupayakan peta secara formal di dalam kelas, baik itu dari mempersiapkan peta (memilih), mengoperasikan peta sampai mengevaluasi
7
Dalam hal ini guru meminta perhatian siswa terhadap gambar (peta) tersebut,
para siswa dapat memahami isi peta.
Guru dapat melakukan peragaan peta sehingga peta tersebut dapat berfungsi
sebagai alat komunikasi, yang dalam hal ini untuk menyampaikan kurikulum
geografi.
D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimanakah prosedur penggunaan peta guru dalam proses
belajar-mengajar geografi bidang studi IPS SD meliputi (a) persiapan; (b)
pelaksanaan; (c) evaluasi
2. Faktor-faktor apa yang melatarbelakangi guru dalam penerapan
penggunaan peta meliputi (a) konsep guru tentang fungsi peta; (b)
latar belakang pendidikan; (c) latar belakang pengalaman mengajar
3. Bagaimana dampak penggunaan peta bagi siswa ?
4. Kendaia-kendala yang terjadi pada waktu penggunaan peta guru meliputi (a) bagi siswa; (b) bagi guru; (c) bagi sekolah.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah: mendeskripsikan, menginterpretasikan,
dan memberikan bahan pertimbangan dalam upaya pemecahan terhadap
permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan: 1) Prosedur penggunaan
peta guru dalam PBM geografi dari persiapan, pelaksanaan sampai evaluasi.
2) Faktor-faktor yang melatarbelakangi penerapan penggunaan peta guru. 3)
Dampak penggunaan peta guru bagi siswa dan 4) Kendala-kendala yang
8
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis
Secara teoritis temuan penelitian ini diharapkan dapat memberi
surabangan terhadap upaya memahami peranan penggunaan peta guru dalam
PBM geografi baik itu dalam mempersiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi.
2. Manfaat praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi
surabangan terhadap upaya peningkatan kualitas penggunaan peta guru pada
kurikulum geografi bidang studi IPS SD.
Selain itu, hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat teradap
berbagai pihak di antaranya:
a. Bagi guru yang mengasuh mata pelajaran geografi bidang studi
IPS SD. Surabangan dimaksud sebagai bahan masukan guna menyempurnaan
dan perbaikan implementasi penggunaan peta guru dalam bidang studi IPS,
yang meliputi persiapan, pelaksanaan, evaluasi.
b. Bagi Kepala Sekolah. sebagai bahan masukan untuk lebih
meningkatkan bimbingan kepada gum dalam menerapkan penggunaan peta
guru dalam mata pelajaran geografi bidang studi IPS SD.
c. Bagi Dikdas, khususnya di Kodya Bandung, sebagai bahan
masukan terhadap kebijaksanaan prosedur penggunaan peta guru pada
9
d. Bagi lembaga yang berperan mempersiapkan guru SD, sebagai bahan masukan guna membekali lulusannya nanti agar memperhatikan
penggunaan peta guru.
e. Bagi penelitian lanjutan, dapat membuka wawasan dan sebagai
bahan masukan. khususnya berkaitan dengan penggunaan peta guru dalam proses belajar-mengajar geografi bidang studi IPS SD.
G. Metode. Lokasi, dan Responden Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Bentuk dari penelitian
ini adalah studi kasus yang dilakukan melalui observation case studies, yaitu
dengan pengamatan secara mendalam dan menyeluruh untuk menemukan
hakekat dan perilaku responden dalam studi kasus yang mengungkapkan
tentang "apa", "mengapa" dan "bagaimana" tentang sesuatu diteliti.
2. Lokasi Penelitian
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan
(mengadakan) pra survey ke beberapa sekolah untuk mencari sekolah yang
sesuai untuk tempat penelitian. Untuk hal ini penulis memperoleh bantuan
dari pihak pendidikan yang mengetahui tentang sekolah yang pantas untuk
diteliti, misalnya dari kepala sekolah, guru ataupun dari kanwil setempat.
Lokasi penelitian ataupun sampel penelitian yang dipakai ada sebanyak tiga
sekolah. Berdasarkan informasi dari Kanwil dikdas Kodya Bandung, bahwa SD
yang menjadi objek penelitian adalah SD yang memiliki predikat (peringkat)
10
yaitu SD A merupakan sekolah yang memiliki peringkat kualitas yang baik, SD B merupakan sekolah yang memiliki peringkat kualitas sedang, dan SD C
memiliki peringkat kualitas kurang. 3. Responden penelitian
Sebagai responden penelitian adalah kepala sekolah, wali kelas, guru bidang studi IPS/guru kelas yang mengajar di kelas IV, V, sampai VI dan
siswa yang menerima bidang studi IPS serta responden tambahan adalah
<#*>**
. ^ v *
,<$?>**
Hi ^
BAB III
METODELOGI DAN PROSEDUR PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan tentang objek dan sumber data penelitian,
metode dan teknik penelitian, tahap pelaksanaan penelitian dan teknik
pengolah data.
A. Objek dan Sumber Data Penelitian
Sebagai pusat penelitian ini adalah bagaimanakah penggunaan peta
guru pada proses belajar mengajar geografi bidang studi IPS SD, yang
meliputi prosedur penggunaan peta dari persiapan, pelaksanaan, sampai
evaluasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan peta, demikian
juga kendala-kendala yan dihadapi pada penggunaan peta gum. Studi atau penelitian ini inencoba untuk mengungkapkan bagaimana guru dalam
menggunakan peta pada proses belajar-mengajar geografi bidang studi IPS SD. Selanjutnya penampilan penggunaan peta gum tersebut akan dianalisis
dengan memahami latar belakang pendidikan guru, latar belakang pengalaman mengajar gum dan motivasi kerja gum. Perolehan sumber data dilakukan
secara langsung dengan mengikuti proses belajar-mengajar yang berjalan di
kelas.
Dengan mengacu pada kegiatan proses belajar mengajar maka penelitian lebih
ditekankan kepada proses bukan kepada hasil. Hal ini dilakukan peneliti
29
hasil bukan pada proses. Pernyataan ini diperkuat oleh Sujana dan Ibrahim
(1989:198) yang menyatakan: "tekanan penelitian kualitatif ada pada proses
bukan pada hasil".
Untuk penganalisisan data penelitian dilakukan sejalan dengan kegiatan
pengumpulan data. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh gambaran
mengenai penampilan penggunaan peta guru. Dengan demikian juga penelitian
ini mengutamakan data atau informan sebanyak-banyaknya serta kaya dengan
variasi, sebab "bagi peneliti kualitatif informasi yang sebanyak-banyaknya
dan kaya dengan variasi lebih penting daripada banyaknya responden"
(Hadisubroto, 1988:12).
Penelitian mengambil tempat pada tiga SD Negeri yang berada di kota
madya Bandung. Bertitik tolak pada penelitian maka peneliti membatasi
gum-gum yang diteliti yaitu: guru kelas atau guru bidang studi IPS yang
mengajar pada kelas IV, kelas V, kelas VI. Hal ini dimaksudkan karena pada
kelas-kelas inilah kecendemngan materi geografi yang mempergunakan peta
untuk penyelesaiannya, sementara untuk kelas III yang walaupun sudah
menerima pelajaran IPS, namun materinya belum dihamskan menggunakan
peta atlas, peta dinding dan peta globe.
Prosedur penggunaan peta pada penelitian ini meliputi: kegiatan awal
sampai akhir dengan tidak roelupakan faktor yang berpengaruh terhadap
penggunaan peta.
Untuk memperoleh data penampilan penggunaan peta guru pada proses
30
sumber data sekunder. Sebagai sumber data primer ditetapkan gum kelas
atau gum bidang studi IPS yang mengajar pada kelas IV. kelas Vdan kelas
VI. Untuk sumber data sekunder adalah kepala sekolah. guru kelas atau
gum bidang studi lainnya, dokumen sekolah ditambah dengan siswa yang
menerima pelajaran geografi tersebut.
Untuk pengecekan data dan informasi diperlukan data sekunder. Hal ini
dikatakan sebab dengan data sekunder dapat dimanfaatkan untuk
penginterpretasian data yang akan berlanjut terus ke pengambilan
kesimpulan.
B. Metode dan Teknik pengumpulan Data
Metode penelitian
Penelitian ini adalah penelitian yang sifatnya deskriptif analitik, sebab
penelitian ini berusaha mengungkapkan kenyataan yang terjadi di lapangan.
Sujana dan Ibrahim (1989:64) mangatakan: "penelitian deskriptif adalah penelitian yang bemsaha mendeskripsikan suatu gejala. peristiwa dan
kejadian yang terjadi pada saat sekarang".
Setelah data diperoleh baru dilakukan penganalisisan. Hal ini juga dinyatakan
Surakhmad (1982:175): penelitian yang "... merausatkan diri pada pemecahan
masalah-masalah yang ada sekarang. data yang dikumpulkan dirumuskan dan
kemudian dianalisis". Sebagai alat yang utama digunakan peneliti di dalam
mangampulkan data adalah peneliti sendiri. Peneliti langsung bergarak ke
lapangan. Dari lapangan diusahakan untuk memperoleh masukan yang berupa
31
penggunaan peta guru. Dengan demikian yang menjadi perhatian adalah
proses belajar-mengajar geografi bidang studi IPS yang sedang berlangsung
di kelas.
Karena penelitian ini naturalistik sifatnya, maka peneliti yang langsung
mengadakan observasi ke lapangan. Nasution menyatakan (1989:9) ..." salah
satu ciri penelitian naturalistik adalah mengutamakan data langsung atau
disebut juga data yang first hand untuk ini peneliti sendiri terjun ke
lapangan untuk mengadakan observasi dan wawancara". Sehubungan dengan hal tersebut maka, peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan kegiatan proses belajar-mengajar yang sedang berlangsung di
kelas, baik itu terhadap siswa, guru maupun terhadap benda-benda yang mendukung kelancaran proses belajar-mengajar geografi. Sambil mengamati kegiatan, peneliti juga melakukan pencatatan terhadap kegiatan yang terjadi
di kelas. Setelah guru menyelesaikan proses belajar-mengajarnya maka,
peneliti mengajak guru ataupun menawarkan pada gam apakah guru
mempunyai waktu dan bersedia untuk diwawancarai.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan adalah:
1. Observasi
Teknik observasi dilakukan untuk mengamati secara langsung perilaku guru
dan siswa pada waktu proses belajar-mengajar geografi. Untuk melakukan
32
yang meliputi prosedur penggunaan peta dari persiapan, pelaksanaan sampai
evaluasi (bentuk evaluasi) serta faktor-faktor yang mempengaruhi
penggunaan peta demikian juga kendala-kendalanya. Keseluruhan isi panduan
dikembangkan oleh peneliti sendiri.
Dari hasil informasi yang diperoleh peneliti dari siswa maka peneliti akan menggunakannya untuk pengayaan bahan penganalisisan dari penggunaan
peta guru tersebut.
1. Wawancara
Teknik ini digunakan untuk mewawancarai langsung para guru yang diteliti yaitu gum kelas IV, kelas V dan kelas VI baik ia sebagai guru kelas maupun
guru bidang studi IPS.
Nasution (1988) mengemukakan: "Untuk mengetahui apa yang terkandung
dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandangannya terhadap sesuatu, sedangkan hal-halitu tidak akan ditemui dalam observasi". Hal ini dilakukan peneliti adalah untuk iebih menyentuh kedalaman dari guru tersebut, sebab wawancara membantu peneliti untuk melihat secara lebih dekat apa yang ada dalam benak guru yang sebenarnya. Selain itu wawancara juga dilakukan pada kepala sakolah, guru bidang studi lain
maupun siswa yang sedang menerima pelajaran geografi.
Wawancara yang dilakukan terhadap guru diusahakan lebih terbuka dan informal sifatnya, sehingga guru kelas atau guru bidang studi IPS yang mengajar pada kelas-kelas tersebut akan merasa lebih bebas untuk
33 pengajar, baik itu pendidikannya, pengalaman mengajarnya dan hal lain yang
ada kaitannya dengan penggunaan peta yang dilakukan guru.
Dengan hal yang sama juga dilakukan wawancara terhadap kepala sekolah da
siswa. Untuk melakukan wawancara ini peneliti dibantu alat perekam (tape
recorder), yang tentunya dilakukan setelah mendapat persetujuan dan yang
hendak diwawancarai. Untuk hal-hal tertentu peneliti melakukan pencatatan, sebab tidak selumhnya gum bersedia untuk direkam informasi yang
diberikannya. Selain teknik di atas tersebut maka teknik lain adalah
melakukan studi dokumentasi. Melalui dokumentasi diperoleh data-data yang
tertulis tentang keberasaan sekolah dan yang bergerak di dalamnya.
D. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Penelitian berlangsung pada catur wulan 1 tahun ajaran 1992/1993
yaitu dari awal Agustus sampai akhir Oktober 1992.
Tahap Persiapan
Sebelum memperoleh permassalahan penelitian maka penaliti terlebih
dahulu melakukan pra survey ke salah satu SMP negeri di Bandung dan
berbincang kepada gum di SMP tersebut yang mengajar bidang studi IPS,
dan dari guru tersebut diperoleh masukan mengenai adanya problem yang
mereka hadapi dalam mengajar IPS yakni menyangkut hal perpetaan. Demikian
juga peneliti melihat sendiri adanya kesenjangan akan pengetahuan
perpetaan siswa di lay at TV dlam acara cerdas cermat tingkat SD, dengan
bekal ini ditambah pembicaraan terhadap beberapa gum SD. yang mengajar
34
permasalahan. Permasalahan tersebut diusahakan sepesifik mungkin, sehingga
muncul permasalahan penggunaan peta (peta dinding, atlas, globe) guru
dalam proses belajar-mengajar geografi bidang studi IPS SD sebagai
permasalahan pokok. Dari hasil pengidentifikasian permasalahan tersebut
dibuat batasan wilayah yang akan di teliti.
Setelah disain dan pedoman observasi rampung, peneliti mengajukan
permohonan izin penelitian kepada Rektor IKIP Bandung melalui Direktur
Program Pascasarjana IKIP Bandung.
Dengan membawa surat dari Rektor IKIP Bandung tertanggal 8 Juli 1992 No.
3347/PT.H.I/N/1992, ke kantor Direktorat Sosial Politik Jawa Barat, dan
dengan izin Direktorat Sosial Politik Jawa Barat tertanggal 14 Juli 1992 No.
670.1/2951 maka diperoleh izin penelitian dari kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa BArat, tertanggal 22 Juli 1992 No.
2238/102/N/92.
Tahap Orientasi
Dengan membawa surat izin penelitian dari Kanwil Departemen
Pendidikan dan kebudayaan Propinsi Jawa Barat peneliti pergi ke kantor
Dikdas. Adapun maksud peneliti ke kantor ini adalah untuk meminta informasi
mengenai data yang bervariasi nantinya dari masing-masing sekolah yang
dalam hal ini dapat dikatakan sebagai peringkat sekolah. Selanjutnya izin
penelitian yang ditarbitkan oleh Kantor Wilayah Pendidikan dan Kebudayaan
Propinsi Jawa Barat di bawa oleh peneliti ke sekolah SD negeri sesuai
35
Melalui kepala sekolah peneliti melakukan pendekatan terhadap guru yang ditunjuk sebagai objek penelitian. Hal ini dimaksudkan adalah untuk dapat lebih akrab hubungan antara guru dengan peneliti. Dengan adanya hubungan yang baik akan memberikan rasa senang bagi guru tersebut untuk
diobservasi. Peneliti membicarakan maksud penelitian dan memberikan gambaran secara umum mengenai hal-hal yang akan diamati dan akan
ditanyakan nantinya.
Keseluruhan pertanyaan diarahkan kepada fokus permasalahan. Dengan kesepakatan gum dengan peneliti maka gum menginformasikan mengenai
jadwal pelajarannya. Selain itu peneliti juga melakukan kegiatan pengumpulan
data melalui dokumen sekolah misalnya mangenai jumlah tenaga guru, lama gum mengajar, pendidikannya dan jumlah siswa serta hal lain yang dapat
memperkaya informasi.
Tahap Kegiatan Pengumpulan Data
Dari mulai awal Agustus sampai akhir Oktober 1992 dilakukan pengumpulan data. Dalam rangka pengumpulan data maka penelitian diarahkan
pada kegiatan mengajar gam baik itu guru kelas maupun gum bidang studi.
Sebagai upaya untuk perolehan data yang diperlukan, peneliti melakukan pengamatan berdasarkan pedoman observasi, tape recorder dan buku catatan. Dalam kegiatan wawancara peneliti memperhatikan situasi dan kondisi dari
guru, kepala sekolah, siswa, agar maksud tidak mengganggu proses
36
Tahap Kegiatan Member Check
Maksud dilakukannya tahap ini adalah untuk menetapkan perolehan sumber data yang lebih dipercaya. Member check ini dilakukan setelah
mempelajari data atau informasi yang sudah diperoleh. Dari data yang sudah
diperoleh tersebut diinformasikan keuibali kepada subjek yang diteliti. Pada
tahap ini apabila ada data-data yang dianggap kurang memenuhi, dapat
diperbaiki dan disempurnakan sehingga diperoleh keabsahan data yang lebih
baik.
Dari beberapa tahap di atas tersebut dan dengan dilakukannya
observasi terhadap penggunaan peta secara berulangkali, akan mengurangi
munculnya fenomena lain yang mungkin muncul dalam penelitian ini nantinya.
E. Teknik Pengolahan Data
Sesuai dengan persyaratan dan sifat penelitian kualitatif, maka
pengolahan data berlangsung saat pengumpulan data di lapangan. Hal ini
dilakukan guna pengatisipasian terhadap data yang tercecer segera° dapat
diketahui dan dilakukan pengambilan data yang tercecer itu (Nasution, 1988).
Pada saat dilangsungkannya anaKsa data induktif dilakukan dua
proses. Menurut Subino proses itu adalah: unitisasi dan katagorisasi (Subinc,
1989:203).
Unitisasi adalah suatu kegiatan mengkoding data, sehingga data yang dapat
ditransformasikan secara sistematis menjadi unit-unit yang dicanrakan
37
unitisasi dibuat batasan tiap unit, lalu dipilah kemudian dilakukan
pengidentifikasian dari masing-masing unit, melali unit yang ada dilakukan
kategorisasi.
Sebagai langkah selanjutnya dilakukan penelitian ini proses analisis data yang meliputi: reduksi data, penyajian data dan selanjutnya
pengambilan kseimpulan dan pembahasari serta rekomendasi.
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan akan lebih berarti bila telah dilakukan penganalisisan. Sebagai upaya mempermudah pemahaman akan data-data yang masih baku, diperlukan suatu reduksi data-data. Tujuan dari reduksi
data ini adalah untuk mempertajam, memfokuskan, memilih dan menysusun
data yang sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dari penelitian dapat
memberikan gambaran yang labih jelas.
Reduksi data dibuat dengan melakukan pengarahan terhadap permasalahan
yang menjadi kajian dari penelitian ini. Aspek-aspek permasalahan meliputi:
bagaimana prosedur penggunaan peta dari awal sampai akhir serta faktor-faktor yang berpengaruh, dampak penggunaan peta terhadap siswa, demikian
juga kendala-kendala yang terjadi.
b. Penyajian Data
Walaupun telah dilakukan reduksi data, namun untuk mengetahui
bagaimana gambaran secara menyelumh tentang aspek-aspek yang diteliti
38
mempermudah pemahaman. Dari tabel atau bagan tersebut akan memberikan gambaran secara keseluruhan bagian aspek yang diteliti. Sebagai acuannya maka peneliti melakukan interpretasi data dalam bentuk panduan aspek-aspek penggunaan peta guru dalam proses belajar-mengajar geografi bidang studi
IPS SD.
c. Pengambilan Kesimpulan, Pembahasan dan Rekomendasi
Sebagai langkah terakhir dalam penelitian ini adalah: dengan melakukan
pengambilan kesimpulan, pembahasan dan rekomendasi.
Kesimpulan yang dimaksud di sini adalah kesimpulan yang diarahkan pada
fokus-fokus permasalahan dan dalam bentuk pernyataan singkat juga mudah
dip ah ami.
Selanjutnya dilakukan pembahasan hasil kesimpulan yang dihubungkan
dengan temuan. Dari pembahasan dilanjutkan pada rekomendasi yang
ditujukan pada pihak-pihak tertentu serta harapan akan perbaikan-perbaikan
r ..-•*••''.
%\ n<n> 4*>
33
***
•^
X
zt$
BAB V
KESIMPULAN, PEMBAHASAN, DAN REKOMENDASI
Pada bab ini akan disajikan kesimpulan, pembahasan, dan rekomendasi
hasil penelitian.
Bagian pertama disajikan kesimpulan hasil penelitian tentang prosedur
penggunaan peta gum mulai tahap persiapan, tahap pelaksanaan, sampai
tahap evaluasi, faktor-faktor yang melatarbelakangi gum dalam menggunakanpeta; dampak penggunaan peta guru bagi siswa, kendala yang terjadi dalam
penggunaan peta guru.
Bagian kedua. disajikan pembahasan hasil penelitian, yakni membandingkan temuan penelitian dengan teori temuan penelitian
sebelumnya.
Bagian ketiga, diajukan rekomendasi kepada pihak yang terkait serta
kemungkinan penelitian lanjutan.
A. Kesimpulan
Secara keseluruhan hasil penelitian (studi kasus) ini dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. ProBfidur. penggjrnaan. peta g^^ 6^m 1SS§^ ^^^=MDS^^ U^SE^
bidang studi IPS dari persiapan, pelaksanaan dan evaluasL
a. Persiapan
Dalam persiapan penggunaan peta gum yang diketemukan adalah:
(1) Membawa peta, mengambil peta dari sekolah, menyuruh siswa agar tumt
aktif membawa atlas.
93
(2) Memilih jenis peta yang lebih sesuai (peta dinding, atlas, globe).
(3) Menyediakan waktu tertentu dalam pengoperasian peta.
Pada kenyataannya belum serempak melakukannya. Ada kelompok guru
yang mempersiapkan dengan baik, namun ada juga yang tidak. Hal ini terjadi
karena ada perbedaan antara satu sekolah dengan sekolah lam dalam menyediakan pasilitas peta. Bagi sekolah yang cukup fasilitas, maka guru
tidak perlu direpotkan untuk membawa peta ke sekolah. Selanjutnya, dalam
hal memilih ketepatan peta yang lebih sesuai untuk digunakan, maka ada
kelompok guru yang melakukan dengan baik namun ada juga yang masih
kurang baik. Hal ini terjadi karena masih dijumpai kelompok guru yang
belum memahami akan fungsi masing-masing peta dalam memberikan informasi.
Untuk hal menyediakan waktu, masing-masing guru telah melakukannya
dengan baik dengan kata lain masing-masing guru bemsaha memberi waktu
untuk pengoperasian peta.
Dari kegiatan persiapan peta yang dilakukan guru dapat dikatakan, guru
telah berupaya namun belum secara optimal.
b. Pelaksanaan
Untuk kegiatan pelaksanaan penggunaan peta guru yang diketemukan
adalah:
(1) Materi
Di dalam menyajikan materi geografi, guru telah dipandu ke arah mana
materi geografi yang perlu mendapat bantuan alat peta, sebab pada GBPP
94
masih dijumpai kelompok guru yang belum menjalankannya, dengan demikian
ada kelompok guru yang memperhatikan GBPP dan melakukannya dan ada
kelompok guru yang kurang mengindahkannya. Hal ini terjadi karena faktor dari guru dan sekolah, guru dengan kemampuan yang relatif kurang dan
sekolah dengan fasilitas yang belum memadai.
(2) Sistem pengoperasian
Di dalam melaksanakan pengoperasian peta dilakukan guru adalah: menjelaskan materi sambil meragakan peta, memunculkan kegiatan tanya
jawab. Hal yang terjadi adalah masih dijumpai kelompok guru yang memberi
atau menjelaskan materi dengan ceramah dan kurang mengoperasikan peta.
Kemungkinan ini terjadi karena pengetahuan guru baik itu mengenai materi
maupun bagaimana mengoperasikan peta masih memeriukan peningkatan,
dengan kata lain masih kurang.
Pemahaman yang kurang akan pengetahuan geografi dan bagaimana
penyajiannya dengan alat bantu peta membuka kemungkinan guru kurang
bergairah untuk mengoperasikan peta.
(3) Pengelolaan aktivitas belajar siswa
Untuk mengelola aktivitas belajar siswa, guru melakukan pengarahan dan
bimbingan pada siswa, baik itu secara kelompok maupun individual.
Adapun maksudnya, agar termotivasi untuk lebih bergiat belajar.
Masing-masing guru mempunyai caranya tersendiri. Pada kenyataannya adalah:
diketemukan kelompok guru yang benar-benar memperhatikan perkembangan
95
guru yang baik, tentu tetap bempaya raemotivasi siswanya agar lebih bergiat
belajar.
Pada waktu kegiatan proses belajar-mengajar berlangsung siswa memeriukan
bimbingan dan pantauan terhadap perkembangan kemajuan belajar. Bagi guru
yang kurang memotivasi siswanya untuk lebih bergiat belajar, tentu
mempunyai alasan tertentu. Hal ini cenderung terjadi karena alasan mengejar
waktu dan materi yang begitu padat (seret). Kemungkinan lain adalah karenamasalah tugas yang dibebankan pada guru, terlabih guru kelas. Masalah lain,
raungkin karena alasan kesejahteraan guru yang sangat minim. Selain itu
dapat saja karena masalah jadwal belajar siswa yang belajar pada siang hari.
Bagi siswa yang menerima jadwal siang hari. akan memberi dampak bagi
siswa, misalnya siswa akan cepat mengantuk.
c. Evaluasi
Evaluasi hasil belajar siswa dilakukan guru dengan memperhatikan
beberapa hal di antaranya:
1) aspek pengetahuan, keterampilan, sikap.
2) bentuk tes (tertulis, lisan, uraian, tugas, isian).
3) soal disasuaikan dengan materi.
4) penilaian dalam bentuk angka.
5) evaluasi dilakukan secara kontiniu.
Tetapi temyata masih ada kelompok guru yang belum melakukan secara
menyelumh. Ada kelompok guru yang melakukan evaluasi hanya saat tertentu
96
Ada kelompok guru yang hanya memperhatikan aspek pengetahuan saja kurang mengindahkan aspek ketrampilan dan aspek sikap. Di dalam hal
penilaian, masih ada guru yang tidak memberi nilai dalam bentuk angka, hal
ini membuka kemungkinan siswa kurang bergairah mengerjakan evaluasi. Di sisi lain ada kelompok guru yang memberi evaluasi tidak pada saatnya,
guru belum menyampaikan materi sudah melakukan evaluasi. Kelompok guru
ini menyatakan untuk mengejar waktu yang relatip sedikit.
Mengenai bunyi soal rata-rata guru telah bempaya untuk melakukan dengan
baik dan menyesuaikan dengan materi.
Adanya perbedaan yang terjadi pada kelompok guru tersebut tentu ada yang
menyebabkannya dan sebagai ulasan selanjutnya dapat diperhatikan uraian
berikut ini.
2. Pen*gunaan_ peta gu^
2a. Konsep_ gum tentang fungsi Beta d_alam pros*s_ b^lajar^r^riMar. geografl.
bidang studi IPS. SD
Dari Deskripsi diperoleh adanya variasi penggunaan peta guru baik itu
dari mempersiapkan sampai evaluasi. Dijumpainya perilaku tersebut dapat
raarapengaruhi proses belajar-mengajar geografi, demikian pula dengan hasil
belajar siswa.
Sebagai altematif dapat disebabkan adanya nerbeaaan pemahaman akan
konsep kegunaan peta guru. Pada GBPP jelas diungkapkan materi geografi
yang memeriukan bantuan peta. Di sisi lain gum kurang mengindahkannya,
97 dilandasi oleh motivasi kerja yang sesuai sebagai pengembang kurikulum.
Sebagai akibatnya guru menampilkan kekurangpeduliannya terhadap
penggunaan peta di sekolah. Deraikian juga dengan potensi penggunaan peta
guru yang relatif kurang membuka kemungkinan guru kurang bergairah
untuk lebih giat mengoperasikan peta. Selain hal tersebut fasilitas peta juga
berpengaruh terhadap motivasi guru untuk menggunakan peta. Fasilitas yang kurang menyebabkan suatu alasan bagi guru untuk tidak melakukan
penggunaan peta. Namun apabila guru mempunyai motivasi kerja yang baik,
kendala-kendala ini akan dapat diatasi. Dengan motivasi kerja yang tinggi guru sebagai pengembang kurikulum dapat mengatasi kendala-kendala yang
terjadi di lapangan.
Dengan memperhatikan pada penjelasan terdahulu dapat dikatakan
bahwa tujuan penggunaan peta adalah:
1) mengkonkritkan pengajaran geografi jangan menjadi verbalisme, sehingga
murid akan lebih jelas menerima informasi;
2) melalui penggunaan peta dapat dilakukan belajar lambang, belajar
tentang simbol, belajar konsep letak, konsep mang, konsep wilayah dan
dapat digunakan pada pelajaran lain;
3) melalui penggunaan peta dapat dilatih raembentuk, merancang sesuatu.
Jadi jelaslah bagi kita bahwa siswa perlu diarahkan untuk belajar membaca
98
2b. Latar belakang nendidikan dan latar belakang pengalaman mengajar
guru
Dijumpai variasi pendidikan guru mulai dari tingkat pendidikan lulusan SPG, Sarjana Muda sampai Sarjana Pendidikan serta telah menerima penataran
bidang studi IPS SD.
Bila dilihat dari pengalaman mengajar guru maka dikelorapokkan atas 0 - 10
tahun dan 10 - 20 tahun.
Sebagai kesimpulan berikutnya. peneliti mencoba membuat dalam suatu
pengkategorisasian.
Kelompok gum yang melakukan persiapan (memilih) jenis peta yang lebih tepat, ketrampilan pengoperasian peta baik, melakukan evalausi secara
kontiniu serta memberi penilaian dalam bentuk angka walaupun tidak
langsung memiliki kategori baik. Sebagai latar belakang pendidikan kelompok
guru tersebut Sarjana pendidikan Sejarah ditambah penataran bidang studi
IPS dan dengal latar belakang pengalaman mengajar antara 0 - 10 tahun
berjumlah satu orang.
kelompok guru yang melakukan persiapan (memilih) jenis peta yang kurang
tepat, ketrampilan pengoperasian peta yang kurang baik, melakukan evaluasi
tidak pada saatnya, memberi penilaian dalam bentuk angka, langsung dan
tidak langsung. membuat evaluasi secara kontiniu dikategorikan dengan
sedang.
99
dandengan latar belakang pengalaman mengajar antara 10 - 20 tahun
berjumlah 2 orang.
Kelompok guru yang melakukan persiapan (memilih) jenis peta yang kurang
tepat, ketrampilan pengoperasian peta tidak baik, melakukan evaluasi saat
tertentu saja dan dalam penilaian tidak terus diberikan angka (diperiksa) termasuk kategori kurang, kelompok guru mempunyai latar belakang
pendidikan lulusan SPG dan pernah mengikuti penataran bidang studi IPS
SD serta latar belakang pengalaman mengajar antara 0 - 10 tahun.
Untuk kelompok berikutnya adalah guru yang memilih jenis peta,
mengoperasikan, melakukan evaluasi di bawah kelompok kategori kurang.
Guru ini mempunyai latar "belakang pendidikan lulusan SPG dan pernah
mengikuti penataran bidang studi IPS SD dan pengalaman mengajar di antara
0 - 1 0 tahun.
3. U ^ a k P e r ^ u ^
bidang Studi IPS SD bagi siswa
Kegiatan siswa selama mengikuti penggunaan peta kelihatan tidak
merata. Ada siswa yang memperlihatkan minat dan kesungguhan belajar
salama penggunaan peta guru berlangsung, demikian sebaliknya.
Bagi siswa yang menunjukkan motivasi belajar yang baik kesulitan dalam
menyelesaikan tugas tidak begitu kelihatan. Hal ini kelihatan pada saat siswa
mengerjakan tugas di kelac.
Bila dilihat dari jumlah siswa yang raarapu menyelesaikan tugas dari
100
dikatakan bahwa penggunaan peta guru cenderung belura memberi surabangan seperti yang diharapkan. Kurangnya surabangan penggunaan peta gum bagi
siswa tersebut. dapat disebabkan karena penggunaan peta guru belura
dilakukan secara menyeluruh dan optimal.
Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa penggunaan peta guru dalam
proses belajar-mengajar geografi bidang studi IPS bagi siswa belum
dilakukan secara optimal.
Terjadinya variasi hasil belajar dapat saja terjadi karena beberapa
faktor di antaranya:
- Persiapan penggunaan peta guru; Secara tidak langsung persiapan
penggunaan peta guru berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa
' Guru yang mempersiapkan penggunaan petanya dengan menyertakan
siswa juga. akan berbeda dengan guru yang tidak mempersiapkan
Penggunaan petanya dan tidak menyertakan siswa. Bagi siswa yang turut
aktif mempersiapkan peta (atlas)nya akan lebih kelihatan aktivitasnya
dalam belajar. Deraikian juga raateri yang yang disajikan guru aapat
terbantu penyampaiannya.
- Cara gum meng^eras_ikan_ peta; Penggunaan peta pada saat
pengoperasian. Pada saat proses belajar-mengajar geografi masih
ditemukan siswa yang pasif. Hal ini terjadi karena guru kurang aktif
101
dilihat dari jenis peta yang sering dioperasikan, maka siswa
cenderung menjadi cepat bosan, dan kurang bersemangat.
Pada saat pengoperasian di mana guru lebih cenderung mempergunakan
metode ceramah, dikte dan metode tugas. Dengan mempergunakan peta
berarti guru harus memperagakannya sehingga peta dapat memberi
informasi yang lebih jelas pada siswa. Jadi dalam hal ini metode mengajar
guru perlu mendapat perhatian daripada gum.
- Bentuk tugas yang dalam hal ini termasuk pada upaya guru memberikan
penilaian. Siswa yang mempunyai cukup fasilitas peta apabila diberi tugas
untuk (yang berkaitan) dengan peta akan sangat membantu siswa dalam
penyelesaiannya.
Dalam hal penilaian, dengan dijumpainya guru yang mau melakukan
penilaian secara baik dan kontiniu, mendorong siswa untuk lebih mau
memperhatikan pelajaran pada saat pengoperasian. Kegiatan penilaian
yang hasilnya berbentuk angka akan lebih mendorong siswa untuk
mengerjakannya lebih bersungguh-sungguh.
4. Kpnnala-kendala yang. terjadi, rmda pjnfflunaan. peta gum pada proses,
b^lajarzmengajar. geografi bidang. studi IPS. SD
Kendala-kendala di sini yang lebih jelas adalah beban tugas guru dan
fasilitas peta.
Beban tugas guru baik itu gum bidang studi IPS maupun guru kelas
mempakan suatu masalah yang dihadapi oleh guru.
102 mengajar bidang studi IPS juga dibebani bidang studi PMP dan bidang studi
Bahasa Sunda. Untuk guru kelas dibebani melakukan tugas sebagai raengajar
selumh bidang studi ditambah adrainistrasi siswa. Dan selumh guru juga
merangkap menjadi wali kelas.
Demikian juga dalam hal fasilitas, fasilitas yang relatif sedikit bahkan tidak ada baik itu dari pihak guru, pihak siswa maupun pihak sekolah menjadi
kendala untuk kelancaran penggunaan peta guru, demikian juga fasilitas
yang sudah usang.
B. Pembahasan Kesimpulan Hasil Penelitian
1. Prnggriur penggunaan peta gum dalam proses. Maj^mengajar, geografi mulai dari persiapan, pelaksanaan sampai evaluasi
a. Persiapan
Persiapan penggunaan peta guru yang meliputi pemilihan jenis peta
yang lebih tepat akan memberikan informasi yang lebih baik. Semakin tepat guru memilih jenis peta yang dipersiapkannya maka semakin mudahlah
natinya informasi diterima. Oleh karena itu untuk memilih jenis peta yang
tepat perlu pengetahuan mengenai fungsi masing-masing peta, baik peta
dinding, atlas maupun globe.
Apabila persiapan mengajar dalam hal ini penggunaan peta dan pelaksanaan
mengajar maka besar kemungkinan hasil belajar baik sebab antara persiapan
mengajar dengan pelaksanaan raengajar mempunyai hubungan yang erat. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Nana Syaodih Sukmadinata (1984) yang
103
mengajar".
Dalam kaitannya dengan penggunaan peta dan ketidaktepatan pemilihan
jenis peta. Mengingat materi menyangkut konsep letak maka alat yang paling
tepat digunakan bukan atlas tetapi globe. Sebab fungsi globe adalah untuk
menjelaskan lingkaran-lingkaran khatulistiwa, meridian dan paralel,
menjelaskan belahan bumi (Elam dalam Gabler, 1966:22)
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan penggunaan peta guru memeriukan pengetahuan materi
geografi dan pengoperasian peta.
Penguasaan materi geografi sangat berpengaruh terhadap pengoperasian peta. Hal ini sejalan dengan pernyataan Nana Sudjana (1991:43) bahwa "Guru
sebagai pelaksana, pembina dan sekaligus pengembang kurikulum dituntut memiliki kemarapuan dalara (a) menguasai GBPP (b) menguasai bahan
pengajaran (c) merencanakan pengajaran (d) raengolah proses
belajar-mengajar dan te) menilai hasil belajar.
Selanjutnya ada gum yang telah mempersiapkan peta namun tidak (kurang)
difungsikan dengan baik. Kejadian tersebut menggambarkan bahwa dalam
batas tertentu beriaku pendapat Ivor K. Davies (1987:251) yang menyatakan
bahwa:
"Gedung sekolah dengan peralatan yang bagus dan baik tidak bisa
104
c. Evaluasi
Dalam kegiatan evaluasi yang menjadi pusat perhatian pembahasan
adalah: bila evaluasi dilakukan ?
Hal ini muncul karena adanya guru yang melakukan evaluasi tidak atau
kurang tepat waktunya. Pada dasarnya evaluasi dilakukan setelah selesai
materi diberikan atau dengan kata lain setiap selesai satu pokok atau satu
sub pokok bahasan. Hal ini jelas dinyatakan pada buku I penuntun GBPP
yang memuat mengenai evaluasi.
(GBPP, 1975:5) mengatakan bahwa evaluasi perlu dilakukan secara terus menerus yaitu selesai satu pokok bahasan ataupun satu sub pokok bahasan,
di samping formatif tes dan sumatif tes.
Demikian juga untuk menambah gairah belajar siswa dalam meiakukan
evaluasi maka guru memberi penilaian yang berbentuk angka. Temuan ini didukung oleh hasil penelitian (Sudijarto (1991:161) yang menyatakan bahwa
ada pengaruh sistem penilaian terhadap efektivitas belajar siswa.
Demikian juga memberikan feed back bagi siswa adalah merupakan hal yang
perlu mendapat perhatian guru, sebab dangan demikian guru dapat memperbailu teknik mengajarnya dan sekaligus mengetahui sampai dimana
guru berhasil dalam menyelesaikan program pengajarannya.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Nasution (1988:184)
105
2. Penggunaan peta gum dan faktor-faktor yjmg, melatarbelakangi
2a. Konsep guru tentang fungsi peta dalam proses, belajar mengajar. geografL Mengenai konsep guru yang mengatakan bahwa fungsi peta adalah alat bantu untuk mengajarkan geografi dan dapat mencegah verbalisme anak
didik (siswa). Konsep ini dapat diterima, demikian juga pada GBPP dinyatakan bahwa materi geografi diselesaikan dengan bantuan peta baik itu peta
dinding, atlas, maupun globe.
Sebenarnya sebelum melangkah dalam pemakaian peta guru terlebih dahulu
harus mengetahui konsep geografi yaitu konsep mang, konsep letak, konsep
wilayah.
Dengan mengetahui konsep-konsep tersebut akan mempermudah guru dalam
memilih jenis peta serta kegunaan dari masing-masing peta tersebut baik itu
peta dinding, atlas maupun globe.
Pada bab II telah diuraikan masing-masing fungsi dari peta dinding,
atlas maupun globe.
Dengan melihat fungsi tersebut guru dapat mengambil alat yang paling tepat
untuk digunakan apakah itu peta dinding atau peta atlas, ataupun globe,
temuan ini. didukung cleh Maman Melalui penelitiannya mengatakan: bahwa
penggunaan peta geografi yang tepat oleh para pengajar dan siswa akan
106
2b. Latar belakang P^ndidikan_ dan latar belakang. P^n^laanan mengajar,
guru
Pendidikan yang cukup bervariasi yang dipunyai guru membuka
kemungkinan penggunaan peta yang bervariasi pula. Pendidikan guru dari
lulusan SPG, Sarjana Muda pendidikan dan Sarjana pendidikan ditambah telah
pernah mengikuti penataran bidang studi IPS memberikan penggunaan peta
yang relatif kurang baik.
Hal ini membuka kemungkinan akan pengetahuan materi geografi dan
penggunaan peta guru yang belum baik.
Sedikit tidaknya pengetahuan yang dimiliki oleh guru baik mengenai materi
maupun penggunaan alat peta dipengaruhi oleh pendidikan guru. Selain itu
raenumt pengakuan guru yang belum pernah menerima penataran
penggunaan media peta juga merupakan (dapat) mempengaruhi penggunaan
peta guru.
Pernyataan ini sesuai Oengan temuan dari penelitian Tabrani pada
penelittannya mengenai Kemampuan Dasar Guru DaiamFro.es Belajar-Mengajar
yang menyatakan:
jabatan tersebut".
(Tabrani, 1960:48).
Dalam hal pengalaman mengajar guru yang juga cukup bervariasi tidak
banyak membantu guru untuk berbuat penggunaan peta yang lebih baik.
107
3. Dampak penggunaan Peta Guru bagi siswa
Bila diperhatikan dari dampak penggunaan peta guru bagi siswa maka terlihat adalah: ada siswa yang bersungguh-sungguh belajar ada yang
kurang bersungguh-sungguh. Bagi siswa yang bersungguh-sungguh belajar
akan lebih dapat menyelesaikan tugas dengan baik, tetapi sebaliknya apabila siswa kurang bersungguh-sungguh maka siswa cenderung mengalami
kesulitan dalam penyelesaian tugas. Kesungguhan siswa belajar dapat dipengaruhi oleh kesungguhan guru dalam mengajar. Dengan kata lain
kesungguhan guru mengajar akan berdampak pada kesungguhan siswa
belajar dan berdampak pada hasil belajar siswa.
Dengan adanya kekurangsungguhan siswa belajar, ada anggapan bahwa guru
juga bersungguh-sungguh
mengajar. Temuan ini diperkuat
oleh hasil
penelitian Beeby (1987:80) yang menemukan "sedikit sekali ditemukan
bukti-bukti yang menyatakan seorang guru dalam mengajarnya itu dilakukandengan sungguh-sungguh".
4. Kendala-kendala yang terjadi pjida penggunaan. peta gum pada proses,
belaiar-raengajar geografi bidang. studi IPS. SD,
Pengolahan aktivitas belajar siswa yang dilaksanakan para guru dalam
mengupayakan penggunaan peta belum optimal. Hambatan dalam raewujudkan
penggunaan peta itu di antaranya adalah keterbatasan fasilitas peta yang dimiliki sekolah. Demikian juga kurang kreatif menyediakannya, deraikian juga siswa kurang ditegaskan untuk menyediakan peta atlas.
108
Suharto (1988:9) yang menyatakan bahwa: "Tuntutan belajar dengan
melakukan (learning by doing) memeriukan tiga syarat yakni: (1) waktu yang mencukupi (2) ukuran kelas yang memadai (3) alat dan bahan yang memadai".
Hambatan karena faktor guru tampak dari kurangnya motivasi kerja guru.
C. Rekomendasi
Penelitian ini berkaitan dengan Penggunaan Peta Guru dalam Proses
Belajar-Mengajar geografi bidang studi IPS SD.
Hasil penelitian ini memberi petunjuk bahwa perlu diupayakan peningkatan
efektivitas dan efisiensi penerapan penggunaan peta guru. Sehubungan
dengan hal tersebut rekomendasi diajukan kepada berbagai pihak yang
bersangkutan di antaranya (1) guru; (2) kepala sekolah; (3) lembaga yang
berperan menghasilkan guru SD; (4) Ditjen Dikdas dan (5) penelitian
selanjutnya.
1. Rekomendasi kepada pihak gum.
a. Memperhatikan hasil penelitian tentang prosedur penggunaan peta dalam
tahap persiapan meliputi pemilihan jenis peta yang lebih tepat digunakan.
Kiranya guru perlu memperhatikan lagi bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan penerapan konsep penggunaan
peta guru dalam proses belajar-mengajar geografi bidang studi IPS
terietak pada persiapan penggunaan peta gum baik itu dari pihak guru
maupun dari pihak siswa.
selain hal persiapan juga perlu diperhatikan dalam tahap pelaksanaan
109
penggunaan peta menyangkut pengoperasian peta maka guru dituntut
untuk trampil mengoperasikannya. Untuk ini guru diharapkan
memperhatikan metode mengajarnya. Guru hendaknya mempergunakan
metode mengajar yang bervariasi. Karena penggunaan peta sifatnya
peragaan, maka lebih cenderung metode tanya jawab dan demontrasi.
Dengan adanya perbedaan individu siswa dan keterbatasan fasilitas^peta
yang dimiliki oleh sekolah, guru perlu memperhatikan pengupayaan
pengolahan aktivitas belajar siswa. Sebagai upaya untuk ini dapat
dilakukan guru dengan memperbanyak latihan (melatih ) dirinya.
Untuk mengupayakan evaluasi penggunaan peta gum dapat melakukan
evaluasi secara kontiniu dan memperhatikan penilaian.
Dengan memberi angka, diharapkan siswa lebih termotivasi menyelesaikan
evaluasi. Selain itu evaluasi tidak terbatas pada aspek hasil namun juga
aspek proses.
Untuk pengantisipasian di lapangan, guru perlu meningkatkan motivasi
kerja guru.
2. Rekomendasi kepada kepala sekolah
Sebagai upaya yang dapat dilakukan terhadap perbaikan penggunaan
peta guru perlu diperhatikan:
Kepala sekolah perlu meningkatkan peranannya dalam memberikan bimbingan dan rembiraan serta pengawasan terhadap guru baik dalam rapat dewan
guru khususnya yang berkenaan dengan penggunaan peta guru.
110
perlu memperhatikan alat apa yang diperlukan sekolah dan guru guna mengupayakan pelajaran di sekolah. Kepala sekolah dapat mengupayakan alat
tersebut melalui kerja sama antar orang tua siswa, guru siswa dan kepala
sekolah.
3. Rgkomjnda^ kepada pilwk Lemb^
LPTK sebagai lembaga pendidikan penghasil guru, diharapkan mampu
mempersiapkan calon-calon guru yang handal, baik dari segi kemampuan
maupun dari segi moral dan mental calon lulusannya sehingga apabila di lapangan nantinya dapat dilaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.
Upaya yang dapat dilakukan oleh lembaga yang berperan
mempersiapkan guru-guru SD yang memiliki pengetahuan geografi bidang
scudi IPS, antara lain: Mengembangkan kurikulum yang sudah ada dengan
menekankan pada pelatihan pengetahuan keterampilan penggunaan peta
misalnya: melalui mata kuliah micro teaching dilatih bagaimana
p.ngoperasiannya peta saat PBM geografi berlangsung dan untuk mengevaluasinya dapat dilakukan dengan cara Penilaian Acuan Normal (PAN).
4. T^eJ^mendasi kepada Ditjen Dikdas
Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa guru dan kepala sekolah
terbentur dalam permasalahan penerapan Penggunaan Peta Guru antara lain: ' - Guru belum pernah menerima penataran pemakaian media peta, oleh
karena itu dirasa perlu Ditjen Dikdas memperhatikannya dan
mengapayaka kearah hal tersebut.
I l l
memberi bantuan berupa alat (fasilitas) peta bagi sekolah yang
memeriukan.
5. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya
Untuk kepentingan lebih lanjut peneliti mengajukan saran, antara lain:
(a) Perlu ada penelitian mengenai minat siswa terhadap penggunaan peta di
SD; (b) Kepedulian guru terhadap alat bantu belajar peta di SD.
Peneliti menyadari bahwa hasil penelitian ini belumlah memenuhi
harapan banyak pihak. Dengan demikian peneliti mengharapkan kepada
pihak-pihak terkait yang peduli terhadap pendidikan, untuk menelaah
kembali permasalahan yang ada kaitannya dengan topik penelitian yang
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Sanusi, (1989). "F^ktpr^faktor. Yang memj^n^aruhL dan Mutu Prestasi
Guru, Bandung: Pikiran Rakyat.
De Cecco, (1967). The Psychology, of Learning, and Instruction, new Delhi:
Prentice Hall of India, Private Limited.
nendikbud (1977)' Pedoman Umum Tentang. Media Pj^ndidjkarL Jakarta:
D*P Mre^
Dasar dan Menengah Proyekxdikan.
Center"National Council for Geography Education.
Gage, N. (ED), (1967). Hand .Book of Research on T^achm^ Chicago: Rand Mc
nally and Company.
Hadisubroto, Subino, (1988). Pc^p^pkoK.^fl^.^/^^^^
Rekomendasi dalam Penelitian Kualitatif. Bandung. IKIP.
Houston, John P., (1976). F^nda^xlals. of Learning, New York: Academic
Press, Inc.
Ibrahim, (1988). Inovasi PendidikaiL Jakarta: Deodikbud, Dirjen Dikti,
PPLPTK.
Iam nianne (1975) Teaching and Learning. Philosophical New
York-LaPP' Psychological^ckdulaTiilication macMillan Publishing. Co, Inc.
Leighbody. G. B. (1966). Methodes. of Teaching, shop, and Tjschnical Subiects. New York: Delmar Publishers.
Lexy J. Moleong, (1990). Metodolcgi Pjmelitian K^aiicatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
D^or"^PS-lKlPriKIP Bandung: Tidak mterbitkan.
113
Mc Clelland, (1961). The Achieving Society New York: The Pree Press
Division of Mc. Millan Publishing Co, Inc.
Muhamad Ansyar, (1989). Dasar-dasar Pensen*anj£an_ Kimkijlum, Jakarta:
Depdikbud. Dirjen Dikti, PPLPTK.
Muller Hendritftte Sophie Verduin, Seb, (1964). Leren met Beeiden Hj|t Ge^ry^
Muller, Hendnjtte Sop^^
Aararjkunde_ ^$^^p^^§^
^r-^Timmrm^: As^ecten, Van Theontis en Prf*\™£
iulrmiariTs in English), Gromingen. Academisch Proefschtift, J.B. Wolters.
Nana Sudjana dan Ibrahim, (1989). P^neliMan dan ^mlaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru.
Nasution S., (1987). Berbagai Pendekatan dalam Proses_ B^laiaa^Jfleng^iar,
Jakarta: Bina Aksara.
(1988). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung: Tarsito. U988). Didaktik Azas-azas Mengajar. Bandung: Jemars.
(i9S8>. P^r^embangaji_ Kurikulum, Bandung: Citra Aditya Bakti
Nana Syaodih Sukmadinata. (1983). Kontribus± Konseji m^- %^
Bemrestasi Terhadap Proses. Mengjyar. daa Hasil Belajar, Disertasi
Doktor PPS IKIP, IKIP Bandung: Tidak diterbitkan.
(1983). Prinsip dan Landasan Pengembangan, Kurikulum, Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti, PPLPTK.
Nursid Sumaatmadja, (1988). G^raphy_ reruns™™. Jakarta:
Depdikbud Dikti, PPlPTK.
Oemar Hamalik, (1985). Media Pendidikan, Bandung: Alumni.
Pocock DCD., (1979). The C^ntjoMrion fif Ment^ Maps m Perception
Studies knd Geography No. 285, Vol. 64 Parts 4.
Rochman Natawidjaja, (1983). Pej^idikan Guru B^asarkan_ Kgm^etensi, PPS
IKIP Bandung.
Said H. Hasan, (1988). M^todik Khusus_ SD, Bandung: PGSD IKIP Bandung,
Tidak diterbitkan.
(1388). EvalMM KuriMiujL Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti
114
Sucipto (1980). Laporan Penelitian Masalah Pelajaran Geography di SMA.
Hubungan beberapa Variabel dengan Pengetahuan dan Ketrampilan Pgta
pada Siswa kelas IH di Kodya Bandung, Bandung: Balai Penelitian
Pendidikan IKIP Bandung. Tidak diterbitkan.
Sunaryo (1989). Strategi Belajar Mengajar dalam Pengajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial, Jakarta: Depdikbud Dirjen, PPLPTK.
Surakhmad, Winarno, (1980). Pengantar Interaksi. B^jar^Iengaiar! Dasar dan
Teknik Metodologi Pengajaran, Bandung: Tarsito.
Toha, (1979). Dasar-dasar Pembuatan Peta. Bandung: Jurusan Pendidikan Geografi FKIS IKIP Bandung.
Tyler, R.W. (1949). Basic Principles in Curriculum and Instruction, Chicago:
' University of Chicago Press.
U.U. No. 2 tahun 1989, Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Yusup Hadi Minarso, dkk, (1984). Teknologi Komunikasi Pendidikan Jakarta: Pustekom Depdikbud CV Rajawah.
Zais, R.S., (1976). Curriculum; Principles and Foundation. New York: Harper