• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 212008048 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 212008048 Full text"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENDAHULUAN

Latar belakang masalah

Seiring dengan perkembangan zaman, kondisi persaingan dunia bisnis khususnya di dalam dunia otomotif telah mengalami banyak perkembangan. Perubahan ini disebabkan oleh adanya perkembangan teknologi yang terus berkembang pesat di dunia. Teknologi transportasi yang berkembang telah membantu dalam memindahkan orang dan barang dengan waktu yang cepat dan mudah. Keadaan tersebut memaksa para produsen untuk bersaing dalam menciptakan produk yang kompetitif di dalam memuaskan tingkat kepuasan konsumen. Dalam hal ini berkaitan dengan kondisi industri otomotif terutama dalam permintaan sepeda motor.

Pada umumnya masyarakat membeli motor untuk menikmati dua fungsi, yaitu: sebagai sarana untuk mengantarkan penumpang dari satu tempat ke tempat yang lainnya dan mengangkut barang–barang dalam aktivitas kerja sehari–hari, sedangkan fungsi lainnya adalah untuk mendapatkan suatu prestise yang akan memberikan kepuasan tersendiri bagi seseorang. Untuk wilayah perkotaan, transportasi memegang peranan yang cukup menentukan. Suatu kota yang baik dapat ditandai, antara lain dengan melihat kondisi transportasinya. Transportasi yang baik, aman dan lancar selain mencerminkan keteraturan kota, juga memperlihatkan kelancaran kegiatan perekonomian kota. Kendaraan bermotor roda dua merupakan salah satu sarana transportasi yang dapat menunjang kelancaraan bagi masyarakat untuk melaksanakan segala aktivitasnya, baik digunakan untuk mengangkut hasil produksi ke pasar atau hanya sebagai kendaraan ke tempat beraktivitas. sepeda motor menempati peran utama dalam sendi kehidupan masyarakat, untuk menunjang pembangunan dan memenuhi kebutuhan, pasar sepeda motor Indonesia memiliki gambaran yang cerah dan sangat menjanjikan.

(2)

2

dukungan yang kuat dari Kawasaki Heavy Industries Ltd., serta kerja sama dengan berbagai supplier yang mumpuni. PT Kawasaki Motor Indonesia memproduksi kendaraan roda dua berkualitas tinggi, spare parts motor, dan aksesoris motor Kawasaki dalam mengembangkan usaha.

Di tahun 2008, PT Kawasaki Motor Indonesia secara resmi meluncurkan produk terbaru sportbike berkapasitas 250 CC dengan dua silinder segaris yang membidik pasar premium class. Kawasaki Ninja 250-R. Adalah Motor yang sengaja didesain dengan konsep Real Sport, dengan mengusung engine 250cc, pararel twin DOHC 8 valve, liquid cooled, alhasil tenaga yang dihasilkan dapat mencapai 45bHP pada 11000RPM. Fenomena yang mendorong untuk melakukan penelitian ini adalah dilihat dari harga motor Kawasaki Ninja 250R berkisaran antara 50an juta rupiah. Namun tingginya harga yang ditawarkan tidak mengurangi minat konsumen untuk melakukan pembelian motor tersebut. Bahkan diawal tahun 2012, seseorang yang ingin melakukan pembelian sepeda motor Kawasaki Ninja 250R harus melakukan pemesanan. Hal ini terjadi karena tingginya permintaan konsumen akan produk tersebut.

(3)

3

untuk mengikuti perkembangan transportasi. Banyak konsumen yang memiliki hobi sama, hingga membuat suatu komunitas perkumpulan sepeda motor. Masyarakat yang memiliki kesan persepsi kualitas yang tinggi akan suatu produk tentu akan tertarik untuk menggunakannya.

Persoalan penelitian

1. Apakah WOM berpengaruh positif terhadap Perceived Quality ? 2. Apakah Inovasi berpengaruh positif terhadap Perceived Quality ? 3. Apakah WOM berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian ? 4. Apakah Inovasi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian ? 5. Apakah Gaya hidup berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian ? 6. Apakah perceived quality berpengaruh positif terhadap keputusan

pembelian ?

TELAAH TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS WOM

Menurut Word of Mouth Marketing Association, pengertian dari word of mouth adalah usaha meneruskan informasi dari satu konsumen ke konsumen lain. Di dalam masyarakat, word of mouth dikenal juga dengan istilah komunikasi dari mulut ke mulut. Word of Mouth Marketing adalah seni dan ilmu membangun komunikasi yang baik dan saling menguntungkan dari konsumen ke konsumen maupun konsumen ke produsen. Komunikasi personal ini dipandang sebagai komunikasi yang dapat dipercaya dan dapat diandalkan dibanding dengan informasi dari non personal (Brown, 1994).

(4)

4

orang tersebut. Prasetyo dan Ihalauw (2004) mengemukakan pendapatnya bahwa komunikasi informal tentang produk atau jasa berbeda dengan komunikasi formal karena dalam komunikasi informal pengirim tidak berbicara dalam kapasitas seorang profesional atau komunikator komersial, tetapi cenderung sebagai teman. Putri (2007), mengartikan Word of Mouth seperti buzz, yaitu obrolan murni di tingkat pelanggan yang menular tentang orang, barang atau tempat. Lovelock (2001) melakukan penelitian yang menekankan bahwa WOM sebagai pendapat dan rekomendasi yang dibuat oleh konsumen tentang pengalaman, yang mempunyai pengaruh kuat terhadap keputusan konsumen atau perilaku pembelian. Sedangkan Bone (1995) menyatakan bahwa komunikasi word of mouth mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perilaku pembelian, dan mempengaruhi penilaian jangka pendek atau jangka panjang.

Inovasi

Inovasi adalah cara untuk terus membangun dan mengembangkan organisasi yang dapat dicapai melalui introduksi teknologi baru, aplikasi baru dalam bentuk produk dan pelayanan, pengembangan pasar baru, dan memperkenalkan bentuk baru organisasi. Adair (1996) mengemukakan inovasi adalah suatu proses menemukan atau mengimplementasikan sesuatu yang baru ke dalam situasi yang baru. Untuk menghasilkan perilaku inovatif, seseorang harus melihat inovasi secara mendasar sebagai suatu proses yang dapat dikelola. Inovasi dipandang sebagai kreasi dan implementasi kombinasi baru. Istilah kombinasi baru ini dapat merujuk pada produk, jasa, proses kerja, pasar, kebijakan dan sistem baru. Dalam inovasi dapat diciptakan nilai tambah, baik pada organisasi, pemegang saham, maupun masyarakat luas. Oleh karenanya sebagian besar definisi dari inovasi meliputi pengembangan dan implementasi sesuatu yang baru (de Jong & den Hartog, 2003).

(5)

5

dapat memuaskan pelanggan. Dua konsep inovasi yang diajukannya adalah inovatif dan kapasitas berinovasi. Keinovasian adalah pikiran tentang keterbukaan untuk gagasan baru sebagai aspek budaya perusahaan, sedangkan kapasitas untuk berinovasi adalah kemampuan perusahaan untuk menggunakan atau menerapkan gagasan, proses atau produk baru secara berhasil.

Janssen (2003) mengemukan bahwa ruang lingkup inovasi dalam organisasi bergerak mulai dari pengembangan dan implementasi ide baru yang mempunyai dampak pada teori, praktek, produk, atau skala yang lebih rendah yaitu perbaikan proses kerja sehari-hari dan desain kerja. Jika dilihat dari kecepatan perubahan dalam proses inovasi ada dua macam inovasi yaitu inovasi radikal dan inovasi inkremental (Scot & Bruece, 1994). Inovasi radikal dilakukan dengan skala besar, dilakukan oleh para ahli dibidangnya dan biasanya dikelola oleh departemen penelitian dan pengembangan. Inovasi radikal ini sering kali dilakukan di bidang manufaktur dan lembaga jasa keuangan. Sedangkan inovasi inkremental merupakan proses penyesuaian dan mengimplementasikan perbaikan yang berskala kecil.

Gaya Hidup

Secara umum dapat diartikan sebagai suatu gaya hidup yang dikenali dengan bagaimana orang menghabiskan waktunya (aktivitas), apa yang penting orang pertimbangkan pada lingkungan (minat), dan apa yang orang pikirkan tentang diri sendiri dan dunia di sekitar (opini). Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya.

(6)

6

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa gaya hidup lebih menggambarkan perilaku seseorang, yaitu bagaimana mereka hidup, menggunakan uangnya dan memanfaatkan waktu yang dimilikinya (Sumarwan, 2002). Menurut Kasali (1998) gaya hidup akan mempengaruhi keinginan seseorang untuk berperilaku dan akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang. Sedangkan Hawkins dan Coney (1995) menyebutkan bahwa gaya hidup seseorang berpengaruh pada kebutuhan, perilakunya hidupnya, dan perilaku pembeliannya. Hal ini akan menentukan keputusan pembelian konsumen, yang akan berputar kembali pada gaya hidup konsumen, dikarenakan seseorang memandang gaya hidup sebagai pusat dari proses konsumsi.

Perceived Quality

Perceived quality yaitu citra dan reputasi produk dengan harga serta tanggung jawab perusahaan (produk jasa yang dijual pada pelanggan). Menurut Aaker (1997), kesan kualitas dapat didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap seluruh kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan sehubungan dengan maksud yang diharapkan. Perceived quality dapat didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atas keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan pelanggan, Perceived quality bersifat obyektif karena ditentukan oleh pelanggan. Perceived quality adalah dimensi lain dari nilai merek yang sangat penting bagi konsumen untuk memilih barang dan jasa yang akan dibelinya (Aaker, 1991; Zeithaml, 1988). Penting untuk dicatat bahwa kualitas produk adalah sumber daya perusahaan yang penting untuk mencapai keunggulan bersaing (Aaker, 1989).

(7)

7

setelah melalui jangka waktu yang lama. Zeithaml (1988) menyatakan bahwa perceived quality adalah komponen dari nilai merek, oleh karena itu perceived quality yang tinggi akan mendorong konsumen untuk lebih memilih merk tersebut dibandingkan dengan merk pesaing. Perceived quality adalah persepsi pelanggan terhadap kualitas atau keunggulan suatu produk atau layanan di tinjau dari fungsinya secara relatif dengan produk-produk lain (Simamora, 2001).

Melihat fenomena yang terjadi saat ini, di mana seseorang akan mendapat gambaran yang lebih jelas terhadap suatu produk setelah menerima informasi secara terus menerus mengenai produk tersebut. Informasi yang diterima seseorang dapat secara tidak langsung (media) maupun secara langsung (WOM). Harrison dan Walker (2001) melakukan penelitian yang menyatakan bahwa word of mouth mempunyai peran penting dalam pembentukan sikap dan persepsi konsumen. Berdasarkan fenomena dan penelitian terdahulu memunculkan dugaan: H1 = WOM berpengaruh positif terhadap perceived quality

Menurut Aaker (2004) inovasi mampu meningkatkan persepsi konsumen terhadap produk-produk baru yang ditawarkan oleh perusahaan. Hal ini didukung oleh fenomena yang terjadi saat ini yaitu, semakin tinggi inovasi yang dilakukan terhadap sebuah produk akan membuat persepsi konsumen terhadap produk tersebut menjadi semakin baik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Aaker (2004) dan fenomena yang ada, maka timbul dugaan :

H2 = Inovasi berpengaruh positif terhadap Perceived Quality

Keputusan Pembelian

(8)

8

Keputusan untuk membeli dapat mengarah kepada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut itu dilakukan.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa, keputusan pembelian adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya (Setiadi, 2003). Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku. Keinginan untuk membeli timbul setelah konsumen merasa tertarik dan ingin memakai produk yang dilihatnya.

Sheth, Mithal, dan Newman (1999) menyatakan bahwa komunikasi word of mouth adalah kekuatan yang sangat kuat untuk mempengaruhi keputusan pembelian di masa depan, khususnya ketika akan memilih yang beresiko tinggi. Pernyataan ini juga didukung oleh fenomena yang terjadi bahwa seseorang akan melakukan pembelian apabila mendapat referensi dari orang lain yang mereka percaya. Penelitian ini membuat peneliti ingin meneliti lebih lanjut mengenai peran WOM dalam mempengaruhi keputusan pembelian, sehingga timbul dugaan: H3 = WOM berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian

Melihat fenomena saat ini bahwa masyarakat modern merasa jenuh dengan produk-produk yang ada. Berkembangnya jaman membuat masyarakat lebih tertarik terhadap suatu produk yang memiliki keunggulan dibanding dengan produk lainnya. Seseorang biasanya akan lebih memilih suatu produk yang menurutnya masih baru dan inovatif di pasaran, sehingga dengan persaingan pasar yang ketat saat ini membuat perusahaan dituntut untuk terus melakukan inovasi, sehingga diduga semakin tinggi inovasi yang dilakukan terhadap suatu produk akan meningkatkan keputusan pembelian, dan memunculkan hipotesis:

H4 = Inovasi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

(9)

9

hidup secara berkala menyediakan motivasi dasar dan panduan untuk pembelian tapi tidak secara langsung melainkan secara halus. Maka menimbulkan dugaan : H5 : Gaya hidup berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

Menurut Durianto, Sugiarto, Sitinjak (2000), perceived quality terkait erat dengan keputusan pembelian, maka perceived quality dapat mengefektifkan semua elemen program pemasaran khususnya program promosi. Sedangkan penelitian yang dilakukan Hellier (2003) menyimpulkan bahwa perceived quality mempunyai pengaruh terhadap minat beli walaupun tidak secara langsung. Penelitian ini ingin melihat bagaimana perceived quality berpengaruh terhadap keputusan pembelian, dan memunculkan hipotesis:

H6 : perceived quality berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Model Penelitian

Berdasarkan telaah teoritis yang telah dijelaskan, dapat dibentuk model penelitian sebagai berikut :

Model Penelitian H3

H1

H6

H2

H4

H5

METODE PENELITIAN

Penelitian kali ini menggunakan metode kuantitatif, metode kuantitatif akan meneliti secara umum tentang pengaruh word of mouth, inovasi, terhadap perceived quality, dan gaya hidup terhadap keputusan pembelian dengan menyebarkan kuisioner.

WOM

inovasi

Perceived

quality

Gaya hidup

(10)

10

Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling, dengan teknik judgment sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria berupa suatu pertimbangan tertentu (Jogiyanto, 2008). Kriteria sampel yang ditetapkan untuk penelitian ini adalah seseorang yang telah membeli sepeda motor Kawasaki Ninja 250R. Jumlah sampel sebanyak 200 responden mengacu pada ketentuan yang ditetapkan oleh Hair (Supramono & Haryanto, 2005), yang menyatakan jumlah sampel minimum yaitu 100 orang. Responden yang dipilih adalah orang yang sudah membeli sepeda motor Kawasaki Ninja 250R.

Pengukuran Variabel

Pada penelitian ini menggunakan konsep word of mouth, Inovasi, Gaya hidup, perceived quality, dan minat beli. Untuk mengidentifikasi pengaruh pada konsep-konsep tersebut maka digunakan aras pengukuran interval, metode perskalaan yang digunakan adalah skala Likert 1 – 5.

Tabel 1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Konsep Definisi Indikator Empirik Sumber

Word of Mouth

Word of mouth adalah usaha meneruskan informasi dari satu konsumen ke konsumen lain. (Word of Mouth Marketing Association)

1. Mendengar informasi mengenai produk. 2. Sering mendengar

keunggulan produk. 3. Percaya informasi yang

direkomendasikan oleh orang lain.

4. Percaya informasi yang direkomendasikan oleh orang terdekat.

5. Informasi yang sering di bicarakan di masyarakat.

Brown (2005)

Inovasi Inovasi adalah suatu proses menemukan atau

mengimplementasikan sesuatu yang baru ke dalam situasi yang baru.

(John Adair, 1996)

1. Kebaruan terus-menerus. 2. Kemampuan baru produk 3. Sesuai dengan

perkembangan jaman. 4. Atribut pendukung produk. 5. Keunggulan dari produk

lainnya.

(11)

11 Gaya Hidup Gaya hidup adalah

pola di mana orang hidup dan

menghabiskan waktu serta uangnya. (Engel, 1992)

1. Mereflesikan status sosial. 2. Mengikuti perkembangan

jaman (aktifitas). 3. Merasa bangga apabila

dapat berinteraksi dalam komunitas yang eksklusif. 4. Barang yang mahal

mempunyai kualitas yang bagus pula (opini). 5. Ketertarikan pada bidang

tertentu (minat). Suratno dan Rismiati (2001) Perceived Quality Penilaian konsumen terhadap keunggulan suatu produk secara keseluruhan

dibandingkan dengan penggantinya. (Zeithaml, 1988)

1. Kualitas produk secara keseluruhan.

2. Memiliki daya tahan yang kuat.

3. Kemampuan yang dapat diandalkan.

4. Memiliki tingkat fungsional yang tinggi. 5. Karakteristik produk.

Yoo et al. (2000) Keputusan Pembelian Keputusan pembelian adalah pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan. (Sutisna, 2002)

1. Membeli karena referensi dari orang lain.

2. Membeli karena inovasi produk

3. membeli karena kebaruan (newness) produk tersebut. 4. Gaya hidup mendorong

untuk membeli produk. 5. Membeli sepeda karena mempersepsikan produk tersebut sangat berkualitas.

Teknik Analisis

Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah structural equation modeling (SEM) dengan softwere Lisrel 8.7 metode Maximum Likelihood. Salah satu teknik Maximum Likelihood yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Full Model SEM yang menurut Ferdinand (2006) merupakan analisis untuk menguji model struktural.

Pengumpulan Data

(12)

12

Semarang peneliti menyebarkan kuisioner kepada sebanyak 100 responden. Semua responden di kota Semarang ini berada pada rentang usia SMA, mahasiswa, dan karyawan. Kemudian di kota Solo peneliti menyebarkan kuisioner kepada sebanyak 100 responden. Karakteristik responden kota Solo juga sama seperti responden kota Semarang. Peneliti memilih kota-kota tersebut sebagai tempat penyebaran kuisioner, karena di kedua kota tersebut sudah banyak yang menggunakan sepeda motor Kawasaki Ninja 250R.

Karakteristik Responden

Bagian ini akan menjelaskan mengenai gambaran umum responden, yang mendukung serta melengkapi hasil analisis data berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pengeluaran perbulan, dan sudah menggunakan sepeda motor Kawasaki Ninja 250R.

Tabel 2. Karakteristik Responden

No. Kategori Sub Kategori F %

1. Usia < 20 tahun 28 14%

20 – 35 tahun 142 71% 36 – 50 tahun 30 15%

> 50 tahun 0 0%

2. Jenis Kelamin Pria 196 98%

Wanita 4 2%

3. Pengeluaran per bulan < Rp 1.000.000 0 0%

Rp 1.000.000; - Rp 2.999.999 134 67% Rp 3.000.000; - Rp 5.000.000 48 24% > Rp 5.000.000 18 9%

4. Pendidikan terakhir < S1 101 50.5%

S1 86 43%

> S1 13 6.5%

5. Lama menggunakan > 1 tahun 126 63%

< 1 tahun 74 37%

Sumber : Data primer (2012) Uji Reliabilitas

(13)

13

dinyatakan reliabel (Hair, Black, & Babin, 2010). Di bawah ini merupakan hasil pengujian reliabilitas pada 30 kuisioner yang dijadikan pre-test:

Tabel 3. Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s

Alpha

Keterangan

Word of mouth 0.712 Reliabel

Inovasi 0.717 Reliabel

Gaya hidup 0.767 Reliabel

Perceived quality 0.874 Reliabel

Keputusan pembelian 0.813 Reliabel

Sumber: Output SPSS 16 (2012). Uji Validitas

Pada pengujian validitas pada pre-test dapat dinyatakan tidak valid apabila nilai total correlation dibawah 0.361 (Hair et al., 2010). Hasil uji validitas seluruh indikator memiliki nilai total correlation diatas 0.361, maka seluruh indikator dinyatakan valid. Setelah hasil pre-test dinyatakan valid maka kuisioner baru dapat disebarkan kepada 200 responden.

Pengolahan Data dan Uji Hipotesis

Untuk menilai model struktural ini, terdapat beberapa fit indexes yang dilaporkan. Paling sering digunakan yaitu : Goodness-of-Fit Index (GFI), root mean square error of approximation (RMSEA), Normed Fit Index (NFI), dan Comparative Fit Index (CFI).

Tabel 4. Hasil Uji Kecocokan Model Goodness of Fit

Measures Nilai Indikator Tingkat Kecocokan

Tingkat Kecocokan Model

GFI 0.84 0.80 < GFI < 0.90 Cukup baik (marginal fit)

RMSEA 0.051 RMSEA < 0.08 Baik(good fit)

NFI 0.87 0.80 < NFI < 0.90 Cukup baik (marginal fit)

CFI 0.96 CFI > 0.90 Baik (good fit)

P value 0.00 P < 0.05 Baik (good fit)

(14)

14

Keseluruhan fit indexes yang dilaporkan menunjukkan bahwa model struktural penelitian ini memiliki nilai kecocokan yang baik. Berikut adalah gambar hasil analisis full model SEM menggunakan software LISREL 8.7 :

Sumber : Data Primer (2012).

Tabel 5. Hasil Pengujian Hubungan Model Struktural

HIPOTESIS Nilai t HASIL UJI

H1: WOM berpengaruh positif terhadap Perceived

quality 3.99

Didukung Data H2: Inovasi berpengaruh positif terhadap Perceived

quality -0.40

Tidak didukung data H3: WOM berpengaruh positif terhadap keputusan

pembelian 1.48

Tidak didukung data H4: Inovasi berpengaruh positif terhadap keputusan

pembelian 2.70

Didukung Data H5: Gaya hidup berpengaruh positif terhadap

keputusan pembelian 7.03

Didukung Data H6: Perceived quality berpengaruh positif terhadap

keputusan pembelian 0.87

(15)

15 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis di atas ditemukan bahwa word of mouth berpengaruh signifikan terhadap perceived quality, hal ini terlihat dari nilai t pada tabel 5 yang sesuai dengan persayaratan statistik yang ditemukan oleh Hair et al., (2010) yaitu nilai t harus berada di atas nilai kritis yaitu 1,96 (H1 didukung data). Dari pengujian hipotesis 1 ini dapat dikatakan bahwa semakin sering seseorang mendengar tentang produk tersebut maka semakin tinggi pula persepsi kualitas akan produk tersebut. Penelitian ini juga didukung oleh Harrison dan Walker (2001) melakukan penelitian yang menyatakan bahwa word of mouth mempunyai peran penting dalam pembentukan sikap dan persepsi konsumen. persepsi seseorang mengenai produk akan timbul seiring dengan banyaknya informasi yang diterimanya. Hal ini dapat dilihat dari para responden masih berusia dibawah 30 tahun (71%) dan cenderung tertarik berkumpul dalam suatu komunitas, sehingga sering berkomunikasi dan bertukar informasi. Dengan demikian membuat suatu penilaian terhadap sesuatu. Hal ini juga didukung dengan informasi yang disampaikan oleh kerabat atau orang terdekat. Di mana orang terdekat atau kerabat akan lebih dipercaya dalam penyampaian informasi.

(16)

16

masyarakat belum bisa membuat penilaian kerena kurangnya informasi tentang kebaruan produk.

Word of mouth tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, hal ini terlihat pada nilai t pada tabel 5 yang sesuai dengan persyaratan statistik yang ditentukan oleh Hair et al., (2010) yaitu untuk nilai t harus berada di atas nilai kritis yaitu 1.96 (H3 tidak didukung data). Pada pengujian hipotesis 3 bahwa word of mouth yang tinggi tidak akan mempengaruhi keputusan pembelian, hal ini disebabkan karena sebagian besar demografi responden berusia dibawah 30 tahun (71%) dan banyak dari para responden yang penghasilannya di bawah Rp. 5.000.000 (67%). Pada umumnya masyarakat berusia di bawah 30 tahun dan penghasilan masih tidak terlalu tinggi keputusan pembeliannya akan produk mahal masih dikuasai pihak ke-3 (keluarga). Walaupun responden sering mendengar informasi mengenai Kawasaki Ninja 250R, akan tetapi keputusan membeli dipegang oleh orang tua.

(17)

17

Gaya hidup berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, hal ini terlihat pada nilai t pada tabel 5 yang sesuai dengan persyaratan statistik yang ditentukan oleh Hair et al., (2010) yaitu untuk nilai t harus berada di atas nilai kritis yaitu 1.96 (H5 didukung data). Penelitian ini membuktikan bahwa gaya hidup berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Assael (1992), yang menyatakan gaya hidup berpengaruh pada pembelian, perubahan kebiasaan, citarasa, perilaku pembelian konsumen. Gaya hidup memiliki kekuatan memaksa seseorang dalam melakukan pembelian atau penggunaan produk, melihat fenomena saat ini di mana seseorang yang ingin bergabung bersama suatu komunitas Kawasaki Ninja 250R yang diinginkan nya orang tersebut untuk menyesuaikan diri pada lingkungan tersebut, dengan cara harus memiliki sepeda motor Kawasaki Ninja 250R. Hobi dalam dunia otomotif biasa selalu dikaitkan dengan dunia pria, akan tetapi seiring dengan perkembangan jaman, banyak wanita yang sangat menyukai hobi tersebut. Hal ini bisa terlihat jelas dari 200 respoden ada 2% respoden adalah wanita. Di mana para responden wanita juga memiliki gaya hidup yang tinggi dan ketertarikan dalam dunia otomotif.

(18)

18

Para responden cenderung membeli sepede motor Kawasaki Ninja 250R karena sepeda motor ini merupakan produk pertama yang muncul di Indonesia dengan desain dan fitur seperti motor balap. di mana sebagian besar responden sangat menyukai kecepatan dan kemampuan yang dimiliki produk otomotif. Dengan inovasi tersebut sesuai dengan gaya hidup para resepoden yang sangat tertarik pada dunia otomotif dan perkumpulan eksekutif sepeda motor tersebut.

Kesimpulan

(19)

19 Implikasi teoritis

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi wacana baru untuk penelitian yang berhubungan dengan : (1) WOM dan inovasi dalam kaitannya dengan perceived quality, (2) WOM, inovasi, gaya hidup, dan perceived quality dalam kaitannya dengan keputusan pembelian. Karena belum banyak penelitian yang meneliti tentang hal ini sebelumnya. Diharapkan kedepan penelitian ini bisa menjadi acuan dan referensi bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian yang berhubungan dengan WOM dan inovasi dalam kaitannya dengan perceived quality, WOM, inovasi, gaya hidup, dan perceived quality dalam kaitannya dengan keputusan pembelian. Bahkan diharapkan hasil penelitian ini bisa dijadikan dasar pembentukan teori baru dalam kaitannya dengan WOM, inovasi, gaya hidup, perceived quality, dan keputusan pembelian.

Implikasi manajerial

1. Dapat dijadikan masukan untuk PT. Kawasaki Motor Indonesia, bahwa untuk meningkatkan keputusan pembelian konsumen dengan meningkatkan inovasi produknya. Informasi yang disalurkan harus jelas terperinci agar meningkatkan persepsi konsumen akan Kawasaki Ninja 250R. hal ini dapat dilakukan dengan mengikuti acara pameran dan menginformasikan inovasi yang ada pada Kawasaki Ninja 250R.

(20)

20 Keterbatasan penelitian

Keterbatasan penelitian ini adalah di mana dari segi usia yang kebanyakan responden masih sangat muda, Kemudian pada penelitian ini sebagian besar responden tidak memiliki kekuatan keputusan pembelian, dimana keputusan pembelian masih dipegang pihak keluarga. Hasil akan lebih baik apabila peneliti bisa mendapat data dari pihak pemegang keputusan pembelian. Penyebaran kuisioner yang terfokus hanya pada komunitas-komunitas tertentu dan bukan kepada setiap individu, sehingga sebagian besar memiliki argument yang sama.

Penelitian mendatang

(21)

21 Daftar Pustaka

Aaker, David. (1991). Managing Brand Equity, New York : Free Press.

Adair, John. (1996). Effective Innovation: How to Stay Ahead of the Competition, London: Pan Books Ltd.

Assael, Henry. (1992). Marketing Principle and Strategy, Second Edition, New york : The Drydeen Press.

Bone, Paula Fitzerald. (1995). Word of Mouth Effects on Short Term and Long Term Product Judgements, Journal Business Reseach, 32, pp. 213-23. Bristor, Julia. M. (1990). Enhanced Explanations of Word of Mouth

Communications: The Power of Relationship, Research in Consumer Behavior, pp. 51-83.

Brown, Barry. Dacin Gunst. (2005). Spreading The Word: Investigating Antecedents of Consumers Positive Word of Mouth Intentions and Behaviors in a Retailing Context, Journal the Academy of Marketing Science; 33(2), pp. 123-138.

Darmadi Durianto, Sugiarto, Tony Sitinjak. (2004). Strategi Menaklukan Pasar melalui Riset Ekuitas dan Prilaku Merek, Jakarta: Gramedia.

De Jong, J & Hartog, D D. (2003). Leadership as a determinant of innovative behaviour.

Engel, James F, dkk. (1992). Perilaku Konsumen, Edisi Keenam, Jilid 1, Jakarta : Binarupa Aksara.

Ferdinand, Augusty. (2006). Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen: Aplikasi Model-Model Rumit Dalam Penelitian Untuk Tesis Magister & Disertasi Doktor, Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Hair, J. F., Black, W. C. & Babin, B. J.(2010). Multivariate Data Analysis: A Global Perspective, 7th Ed. New Jersey, NJ: Pearson Prentice Hall-Upper Saddle River.

Harrison, L.Jean and Walker. (2001). E-complaining: A Content Analysis of an Internet Complaint Forum, Journal of Services Marketing, 15 (5), pp. 397– 412.

Hawkins, Kenneth A. Coney, Roger J.Best. (1995). Implication for Marketing Strategy. 6thEd. USA : Irwin, Inc.

Hellier, Phillip. (2003). Customer Repurchase Intentions, European Journal of Marketing, 37(11), pp. 1762-1800.

Janssen, O. (2003). Innovative Behaviour and Job Involvement at the Price Conflict and Less Satisfactory Relations with Co-workers. Journal of Occupational and OrganizationalPsychology. 76. 347 - 364.

Jogiyanto, (2008). Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi. Kasali, Rhenald. (1998). Membidik Pasar Indonesia : Segmentasi, Targeting, dan

Positioning. Jakarta : Indeks.

Kotler, Philip. (2005). Manajemen Pemasaran, Edisi Kesebelas, Jilid 1, Jakarta : Indeks.

(22)

22

Lovelock, C. H. (2001). Service Marketing, People, Technology, Strategy, 4th, Prentice Hall Upper Sadle River, New Jersey.

Money, R. B., Gilly, M. C., and Graham, J. L. (1998). Explorations of National Culture and Word of Mouth Referral Behavior in The Purchase of Industrial Services in the United States and Japan. Journal of Marketing, 62, pp. 76-87.

Mowen, John. C. and Michael, Minor. (2001). Perilaku Konsumen, Edisi Kelima, Jilid 1, Jakarta : Erlangga.

Prakosa, Bagas. (2005). Pengaruh Orientasi Pasar, Inovasi Dan Orientasi Pembelajaran Terhadap Kinerja Perusahaan Untuk Mencapai Keunggulan Bersaing (Studi Empiris Pada Industri Manufaktur Di Semarang), Journal Studi Manajemen & Organisasi, 2(1).

Prasetyo, Ristiyanti, dan Ihalauw, John. (2004). Perilaku Konsumen, Yogyakarta. Putri, Rinela. (2007). Buzz Marketing, paling Efektif di Indonesia”.

Schiffman, L. G. and Leslie L. K. (2004). Consumer Behavior, 8th, Prentice Hall, New Jersey.

Scott, S. G. and Bruce, R. A. (1994). Determinants of Innovative Behavior: A Path Model of Individual Innovation in the Workplace.

Setiadi, Nugroho. (2003). Perilaku Konsumen : Konsep dan Implikasi Untuk Strategi Penelitian Pemasaran.

Sheth, Jagdish N, Mittal, Banwari, and Newman, Bruce I. (1998). Consumer behavior; Consumers’ preferences; Consumer satisfaction; Marketing, Dryden Press.

Simamora, Bilson. (2001). Remarketing for Business Recovery, Sebuah Pendekatan Riset. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Simamora, Bilson. (2003). Teknik Penelitian Perilaku Konsumen, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Solomon, Michael. (1994). Consumer Behavior, 2th, USA : Allyn and Baccon. Sumarwan, Ujang. (2002). Perilaku Konsumen. Bogor : PT. Ghalia Indonesia. Supramono dan Haryanto. (2005). Disain Proposal Penelitian Studi Pemasaran.

Yogyakarta.

Sutisna. (2002). Perilaku Konsumen dan Komunikasi pemasaran. Bandung ; Rosda.

Yoo, Boonghee., Naveen, Donthu., and Lee, Sungho. (2000). An examination of selected marketing mix elements and brand equity, Academy of Marketing Science Journal, 28(2), pp. 195-211.

Gambar

Tabel 1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Tabel 2. Karakteristik Responden
Tabel 3. Uji Reliabilitas
Tabel 5. Hasil Pengujian Hubungan Model Struktural

Referensi

Dokumen terkait

Saya percaya melalui seminar-seminar seperti ini pemimpin-pemimpin UMNO yang nadir dari seluruh peringkat bukan sahaja akan dapat memahami dengan lebih mendalam segala dasar

Guru menagih secara lisan tugas baca dan mencari artikel tentang materi dan energy.. Kegiatan

(d) Saya memahami sepenuhnya bahawa jawapan dan/atau kenyataan yang diberikan berkenaan dengan soalan yang ditanya oleh Anda dan apa-apa dokumen yang dilengkapkan oleh saya

pembelajaran dapat berjalan dengan lancar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai; (2) Gunakan waktu seefektif mungkin terutama di kelas eksperimen karena tidak

Materi yang disajikan dalam media pembelajaran membantu guru untuk mewujudkan kegiatan pembelajaran matematika materi peluang dengan pendekatan kontekstual. 5

KTU/staf administrasi berkewajiban mengembalikan atau menyampaikan koreksian tersebut ke dosen pengusul proposal, disertai surat pemberitahuan dan bukti hasil koreksi

Berdasarkan data hasil observasi awal tentang pemahaman belajar siswa kelas V di SDN No.84 Kota Tengah terhadap materi perjuangan melawan penjajah pada mata pelajaran IPS

55 Direktur PT Swalayan Sukses Abadi Pasar Swalayan &#34;The Foodhall&#34; di Pusal Wisma 46, Kola BNIII 45 Jaian Perbelanjaan Mall Kelapa Gading Jakarta Ulara Jendral Sudirman Kav