• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E BERBANTUAN WEBSITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI KINEMATIKA GERAK LURUS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E BERBANTUAN WEBSITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI KINEMATIKA GERAK LURUS."

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

i

Niki Dian Permana P, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E BERBANTUAN WEBSITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA

MATERI KINEMATIKA GERAK LURUS

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh

NIKI DIAN PERMANA P NIM. 1200890

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

ii

Niki Dian Permana P, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7e Berbantuan Website Untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Kinematika Gerak Lurus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E BERBANTUAN WEBSITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA

MATERI KINEMATIKA GERAK LURUS

Oleh

Niki Dian Permana P S.Pd Universitas Riau, 2012

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Fisika

© Niki Dian Permana P, 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

iii

(4)

iv

Niki Dian Permana P, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7e Berbantuan Website Untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Kinematika Gerak Lurus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Berbantuan Website untuk Meningkatkan

Kemampuan Memahami dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada

Materi Kinematika Gerak Lurus” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Maret 2015 Yang membuat pernyataan,

(5)

v

(6)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan karuniaNYA penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Berbantuan Website untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Kinematika Gerak Lurus”. Penyusunan tesis ini merupakan salah satu persyaratan untuk meraih gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Penulis menyadari akan keterbatasan dan kekurangan dalam penyusunan tesis ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi pengembangan pembelajaran fisika di masa yang akan datang.

Bandung, Maret 2015

(7)

ii

Niki Dian Permana P, 2015

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyelesaian tesis ini, penulis tidak lepas dari bimbingan, petunjuk, dukungan, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Ibu Dr. Ida Hamidah, M.Si, selaku Pembimbing I dan Bapak Dr. Eng. Agus Setiawan, M.Si, selaku pembimbing II yang telah banyak

mengorbankan waktu, pikiran dan tenaga yang begitu berharga untuk memberikan bimbingan, arahan, serta saran kepada penulis dari awal hingga selesainya penyusunan tesis ini.

2. Bapak Dr. Andi Suhandi, M.Si dan Bapak Dr. Dadi Rusdiana, M.Si selaku dosen penguji saat ujian sidang I dan sidang II yang telah banyak memberikan

saran dan masukan yang bermanfaat untuk perbaikan tesis ini.

3. Bapak Dr. Aloysius Rusli, Bapak Dr. Muslim, M.Si, dan Ibu Dr. Lilik Hasanah, M.Si, yang telah bersedia meluangkan waktu dan

pikirannya sebagai penimbang instrumen yang digunakan pada penelitian tesis ini.

4. Ibu Dr. Ida Kaniawati, M.Si, selaku ketua Program Studi Pendidikan Fisika sekaligus dosen pembimbing akademis yang telah memberikan motivasi serta arahan selama perkuliahan dan penyusunan tesis ini.

5. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Fisika yang telah memberikan bimbingan dan ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama menempuh pendidikan di Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. 6. Ibu Lissiani Nusifera, S.Pd selaku guru mata pelajaran fisika di SMA

(8)

iii

Niki Dian Permana P, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7e Berbantuan Website Untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Kinematika Gerak Lurus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. Ayahanda tercinta, S. Toekimo, S.Pd dan Ibunda tercinta Sriwayati, S.Pd yang selalu tulus dalam memberikan motivasi, nasehat dan mencurahkan segala perhatian dan kasih sayang, mengorbankan apapun demi keberhasilan ananda, selalu membimbing ananda sejak kecil hingga kini, senantiasa memberikan do’a restu yang mengiringi perjalanan menempuh keberhasilan pendidikan ini.

8. Keluargaku tercinta Mbak Niken Dwi Lestari, S.Pd, Mas Niko Praja Permana P, S.Pd, Adikku Nugy Setyawan Putra serta keponakanku Fathiya Ziyani, Muhammad Sohibul Iman dan Muhammad Fatih Permana yang selalu mendoakan, memotivasi dan membimbing serta memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan ini.

9. Mbah Uti, Mbah kakung, Pakde Syahroli S.Pd, Bulek Sukarmi, S.Pd, Bulek Sumartini, S.Pd, Bulek Suyanti, S.Pd, Bulek Sri Agustini, Bulek Eni Purwanti, dan Bulek Sriyuliawati yang selalu mencurahkan perhatian, memotivasi dan mendoakan selama penulis menyelesaikan pendidikan ini. 10.Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi ke Program Studi Pendidikan Fisika Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dengan pembiayaan penuh melalui beasiswa unggulan.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu. Semoga amal baik yang telah Bapak, Ibu, dan rekan-rekan berikan kepada penulis demi kelancaran penyelesaian tesis ini, diberikan nilai pahala dan mendapat balasan dari Allah SWT.

Bandung, Maret 2015

(9)

iv

Niki Dian Permana P, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E BERBANTUAN WEBSITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI KINEMATIKA GERAK LURUS

Niki Dian Permana P, NIM. 1200890, Pembimbing Pertama: Dr. Ida Hamidah, M.Si., Pembimbing Kedua: Dr. Eng. Agus Setiawan, M.Si.,

Program Studi Pendidikan Fisika

Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung Tahun 2015

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang penerapan model pembelajaran learning cycle 7E berbantuan website pada materi kinematika gerak lurus dalam meningkatkan keampuan memahami dan keterampilan berpikir kritis siswa. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode quasi eksperiment dengan desain the randomized pretest–posttest control group design. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X MIA (matematika dan ilmu pengetahuan alam) pada salah satu SMA di Kota Bandung dengan sampel sebanyak dua kelas yang dipilih dengan metode randomized sampling class. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan pretest dan posttest untuk mengukur peningkatan kemampuan memahami dan keterampilan berpikir kritis siswa, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dan skala sikap untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran learning cycle 7E pada materi kinematika gerak lurus. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t (independent sample t test) pada skor rata-rata gain yang dinormalisasi <g> kemampuan memahami dan keterampilan berpikir kritis siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata gain yang dinormalisasi <g> kemampuan memahami pada kelas eksperimen sebesar 0,70 dengan kategori tinggi sedangkan kelas kontrol sebesar 0,63 dengan kategori sedang dan untuk keterampilan berpikir kritis, pada kelas eksperimen sebesar 0,69 dengan kategori sedang sedangkan kelas kontrol sebesar 0,59 dengan kategori sedang sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran learning cycle 7E berbantuan website secara signifikan dapat lebih meningkatkan kemampuan memahami dan keterampilan berpikir kritis siswa daripada penerapan model pembelajaran learning cycle 7E tanpa berbantuan website pada materi kinematika gerak lurus.

Kata kunci: model pembelajaran learning cycle 7E, website, kemampuan

(10)

v

Niki Dian Permana P, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7e Berbantuan Website Untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Kinematika Gerak Lurus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

THE IMPLEMENTATION OF 7E LEARNING CYCLE MODEL WITH

WEBSITE AID TO IMPROVE STUDENTS’ UNDERSTANDING AND

CRITICAL THINKING SKILLS IN THE CONCEPT OF STRAIGHT MOTION KINEMATICS

Niki Dian Permana P, NIM. 1200890, First supervisor: Dr. Ida Hamida, M.Si., Second Supervisor: Dr. Eng. Agus Setiawan, M.Si.,

Physics Education Study Program

Graduate School Indonesia University of Education Bandung 2015

ABSTRACT

This study aims to gain an overview of the implementation of 7E learning cycle model with website aid to improve students’ understanding and critical thinking skills in the concept of straight motion kinematics. The study employed quasi experiment with the randomized pretest-posttest control group design and involved all students of class X MIA (math and science) at one high school in Bandung. The samples included two classes which were selected by randomized sampling class method. This study applied two types of data collection techniques including the pretest and posttest which were conducted to measure the improvement of students’ understanding and critical thinking skills and the learning and observation sheets of attitude scale which was used to know the students' responses toward the implementation of 7E learning cycle model in the concept of kinematic linear motion. Hypothesis testing was done by using t-test (independent sample t test) on the average score of normalized gain <g> of students’ understanding and critical thinking skills. The research findings showed that the average gain score of students’ understanding in experimental group (0.7) was in high category and students’ critical thinking skill (0.69) was in the average category. Meanwhile the average score of gain of students’ understanding in control group (0.63) was in average category and the students’ critical thinking skills (0.59) was in the average category. It showed that the implementation of 7E learning cycle model with website aid can significantly improve the students’ understanding and critical thinking skills higher than the implementation of learning models of 7E learning cycle without website aid in the concept of straight motion kinematics.

Keywords: learning model of 7E learning cycle, website, the ability to

(11)

vi

Niki Dian Permana P, 2015

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 10

E. Variabel Penelitian ... 10

F. Defenisi Operasional ... 10

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Learning Cycle 7E ... 13

B. Website Sebagai Media Pembelajaran ... 19

C. Kemampuan Memahami ... 26

D. Keterampilan Berpikir Kritis ... 29

E. Deskripsi Materi Kinematika Gerak Lurus ... 37

F. Kerangka Pikir Penelitian ... 49

G. Asumsi dan Hipotesis Penelitian ... 51

BAB III. METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Peneleitian ... 53

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 54

C. Prosedur Penelitian ... 54

D. Instrumen Penelitian ... 57

E. Analisis Instrumen Penelitian ... 58

F. Teknik Analisis Data ... 63

(12)

vii

Niki Dian Permana P, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7e Berbantuan Website Untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Kinematika Gerak Lurus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV. TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Keterlaksanaan Model Pembelajaran ... 71

B. Peningkatan Kemampuan Memahami ... 85

C. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis ... 101

D. Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Berbantuan Website ... 111

E. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Berbantuan Website ... 113

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 114

B. Saran ... 114

DAFTAR PUSTAKA ... 116

(13)

viii

Niki Dian Permana P, 2015

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Intisari Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Berbantuan

Website ... 25

2.2 Indikator Keterampilan Berpikir Kritis ... 30

2.3 Hubungan Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Berbantuan Website dengan Kemampuan Memahami dan Keterampilan Berpikir Kritis ... 32

2.4 Waktu Tempuh Kereta Api Terhadap Jaraknya ... 42

3.1 Desain Penelitian ... 53

3.2 Kategori Reliabilitas Tes ... 60

3.3 Kategori Indeks Diskriminasi ... 62

3.4 Kategori Indeks Kemudahan ... 62

3.5 Kategori Peningkatan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis ... 63

3.6 Kriteria Skala Sikap Tanggapan Siswa ... 66

3.7 Kriteria Keterlaksanaan Model Pembelajaran ... 67

3.8 Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Memahami ... 68

3.9 Hasil Uji Coba Tes Keterampilan Berpikir Kritis ... 69

4.1 Hasil Observasi Keterlaksanaan Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Berbantuan Website (Kelas Eksperimen) ... 72

4.2 Hasil Observasi Keterlaksanaan Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7E (Kelas Kontrol) ... 79

4.3 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Kemampuan Memahami ... 87

4.4 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Keterampilan Berpikir Kritis ... 104

(14)

ix

Niki Dian Permana P, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7e Berbantuan Website Untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Kinematika Gerak Lurus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Perkembangan Learning Cycle 5E Menjadi Learning Cycle 7E ... 16

2.2 Koordinat Posisi Suatu Benda ... 37

2.3 Koordinat Lintasan Suatu Benda Yang Bergerak ... 38

2.4 Sketsa Jarak dan Perpindahan ... 39

2.5 Grafik Kecepatan Terhadap Waktu ... 42

2.6 Grafik Jarak Terhadap Waktu ... 43

2.7 Grafik Perbandingan Jarak Terhadap Waktu Antara Dua Benda ... 43

2.8 Mobil Dengan Percepatan Tetap ... 44

2.9 Grafik Percepatan Terhadap Waktu ... 44

2.10 Grafik Kecepatan Terhadap Waktu Pada GLBB ... 45

2.11 Gerak Jatuh Bebas ... 47

3.1 Alur Penelitian Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Berbantuan Website ... 56

3.2 Alur Pengujian Hipotesis ... 64

4.1 Grafik Perbandingan Rata-Rata Skor Pretest, Posttest, dan <g> Kemampuan Memahami Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 86

4.2 Grafik Perbandingan Skor Rata-Rata Gain Yang Dinormalisasi <g> Pada Setiap Aspek Kemampuan Memahami Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 93

4.3 Grafik Perbandingan Rata-Rata Skor Pretest, Posttest, dan <g> Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 93

(15)

x

Niki Dian Permana P, 2015

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

A. Perangkat Pembelajaran ... 110

A.1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 121

A.2. Lembar Kerja Siswa ... 151

B. Website Pembelajaran ... 172

B.1. Deskripsi Website Pembelajaran ... 173

B.2. Pengoperasian Web Based Inquiry Science Environment (WISE) ... 179

C. Instrumen Penelitian ... 185

C.1. Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Memahami ... 186

C.2. Penyebaran Soal Instrumen Tes Kemampuan Memahami ... 201

C.3. Kisi-Kisi Instrumen Tes Keterampilan Berpikir Kritis ... 202

C.4. Penyebaran Soal Instrumen Tes Keterampilan Berpikir Kritis ... 208

C.5. Rubrik Penilaian Instrumen Tes Keterampilan Berpikir Kritis ... 209

D. Instrumen Non Tes ... 214

D.1. Kisi-Kisi Skala Sikap Taggapan Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Berbantuan Website ... 215

D.2. Skala Sikap Taggapan Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Berbantuan Website ... 216

D.3. Distribusi Skala Sikap Tanggapan Siswa ... 218

D.4. Skala Sikap Tanggapan Siswa ... 220

D.5. Lembar Observasi Aktivitas Guru Pada Proses Pembelajaran Kinematika Gerak Lurus Dengan Menggunakan Website Pada Model Pembelajaran Learning Cycle 7E ... 221

D.6. Lembar Observasi Aktivitas Guru Pada Proses Pembelajaran Kinematika Gerak Lurus Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Learning Cycle 7E ... 223

(16)

xi

Niki Dian Permana P, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7e Berbantuan Website Untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Kinematika Gerak Lurus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D.7. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Proses Pembelajaran Kinematika Gerak Lurus Dengan Menggunakan Website Pada Model Pembelajaran Learning Cycle 7E ... 225 D.8. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Proses Pembelajaran

Kinematika Gerak Lurus Dengan Menggunakan Model

Pembelajaran Learning Cycle 7E ... 227 D.9. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Proses Pembelajaran

Kinematika Gerak Lurus Dengan Menggunakan Website Pada Model Pembelajaran Learning Cycle 7E ... 230 D.10. Rubrik Penilaian Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Proses

Pembelajaran Kinematika Gerak Lurus Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Learning Cycle 7E ... 232

E. Hasil Penelitian ... 234

E.1a. Distribusi Skor Pretest Kemampuan Memahami Kelas

Eksperimen ... 235 E.1b. Distribusi Skor Posttest Kemampuan Memahami Kelas

Eksperimen ... 236 E.2a. Distribusi Skor Pretest Kemampuan Memahami Kelas Kontrol ... 237 E.2b. Distribusi Skor Posttest Kemampuan Memahami Kelas ... 238 E.3. Rekapitulasi Gain Yang Dinormalisasi <g> Kemampuan

Memahami ... 239 E.4. Rekapitulasi Gain Yang Dinormalisasi <g> Tiap Aspek

Kemampuan Memahami Kelas Kontrol ... 240 E.5. Rekapitulasi Gain Yang Dinormalisasi <g> Tiap Aspek

Kemampuan Memahami Kelas Eksperimen ... 246 E.6a. Distribusi Skor Pretest Keterampilan Berpikir Kritis Kelas

Eksperimen ... 252 E.6b. Distribusi Skor Pretest Keterampilan Berpikir Kritis Kelas

(17)

xii

Niki Dian Permana P, 2015

E.7a. Distribusi Skor Pretest Keterampilan Berpikir Kritis Kelas

Kontrol ... 254

E.7b. Distribusi Skor Pretest Keterampilan Berpikir Kritis Kelas Kontrol ... 255

E.8. Rekapitulasi Gain Yang Dinormalisasi <g> Keterampilan Berpikir Kritis Siswa ... 256

E.9. Rekapitulasi Gain Yang Dinormalisasi <g> Tiap Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen ... 257

E.10. Rekapitulasi Gain Yang Dinormalisasi <g> Tiap Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas Kontrol ... 260

E.11. Uji Normalitas ... 263

E.12. Uji Homogenitas ... 268

E.13. Uji Hipotesis ... 270

(18)

Niki Dian Permana P, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7e Berbantuan Website Untuk Meningkatkan

Kemampuan Memahami Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Kinematika Gerak Lurus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 10

E. Variabel Penelitian ... 10

F. Defenisi Operasional ... 10

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Learning Cycle 7E ... 13

B. Website Sebagai Media Pembelajaran ... 19

C. Kemampuan Memahami ... 26

D. Keterampilan Berpikir Kritis ... 29

E. Deskripsi Materi Kinematika Gerak Lurus ... 37

F. Kerangka Pikir Penelitian ... 49

G. Asumsi dan Hipotesis Penelitian ... 51

BAB III. METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Peneleitian ... 53

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 54

C. Prosedur Penelitian ... 54

D. Instrumen Penelitian ... 57

E. Analisis Instrumen Penelitian ... 58

F. Teknik Analisis Data ... 63

(19)

BAB IV. TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Keterlaksanaan Model Pembelajaran ... 71

B. Peningkatan Kemampuan Memahami ... 85

C. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis ... 101

D. Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Berbantuan Website ... 111

E. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Berbantuan Website ... 113

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 114

B. Saran ... 114

DAFTAR PUSTAKA ... 116

(20)

1

Niki Dian Permana P, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7e Berbantuan Website Untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Kinematika Gerak Lurus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fisika merupakan salah satu cabang sains yang mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Pelajaran Fisika sangat penting diajarkan di tingkat sekolah menengah atas atau madrasah aliyah (SMA/MA) karena fisika dapat menjadi wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir yang bermanfaat untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, membekali peserta didik dengan pengetahuan, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi. Pembelajaran Fisika dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi yang

merupakan salah satu aspek penting dalam kecakapan hidup. (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006)

Berdasarkan Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang standar isi dijelaskan bahwa tujuan mempelajari fisika adalah agar peserta didik memiliki kemampuan (1) membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa; (2) memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain; (3) mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis. (4) mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaian masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif; (5) menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri

(21)

2

Niki Dian Permana P, 2015

sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Oleh karena itu, setelah pembelajaran fisika diharapkan siswa tidak hanya memiliki kemampuan menguasai konsep fisika saja (keterampilan berpikir dasar) tetapi juga memiliki kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif (keterampilan berpikir kritis) serta memiliki kemampuan mengembangkan pengetahuan dan sikap percaya diri (keterampilan berpikir kreatif) dan tentunya menambah keimanannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pembelajaran fisika dikatakan berhasil apabila dapat memfasilitasi peserta didik untuk memiliki tiga kemampuan tersebut. Keterampilan berpikir kritis termasuk salah satu keterampilan berpikir tingkat tinggi. Menurut Noris dan Ennis (dalam Fisher, 2009) berpikir kritis merupakan pemikiran masuk akal dan reflektif yang berfokus pada pengambilan keputusan tentang apa yang harus dipercaya atau dilakukan. Masuk akal bisa diartikan berpikir berdasarkan fakta untuk mengambil keputusan karena Ennis menganggap pengambilan keputusan merupakan bagian dari berpikir kritis. Sedangkan reflektif dapat diartikan sebagai usaha sadar dan terus menerus untuk meyakini sebuah informasi yang diperoleh.

Menurut Dewey (dalam Fisher, 2009) berpikir kritis merupakan sebuah proses aktif dimana anda memikirkan berbagai hal secara lebih mendalam untuk diri anda, mengajukan berbagai pertanyaan untuk diri anda, menemukan informasi yang relevan untuk diri anda, dan lain lain daripada menerima berbagai hal dari orang lain sebagian besarnya secara pasif. Keterampilan berpikir kritis dapat dimanifestasikan dalam dua belas indikator berpikir kritis, yang dikelompokkan dalam lima kelompok keterampilan berpikir, yakni: memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification), membangun keterampilan dasar (basic support), menyimpulkan (inference), memberikan penjelasan (advance

clarification), dan mengatur srategi dan taktik (strategy and tactics) (Ennis, 1985).

(22)

3

Niki Dian Permana P, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7e Berbantuan Website Untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Kinematika Gerak Lurus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lulusan yang bermutu, proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus fleksibel, bervariasi, dan memenuhi standar. Oleh karena itu proses pembelajaran di sekolah seharusnya dilakukan secara interaktif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran fisika yang terjadi di lapangan masih sangat jauh dari yang diharapkan, fakta di lapangan menunjukkan bahwa proses pembelajaraan fisika di sekolah tidak sesuai dengan standar proses tersebut. Proses pembelajaran kurang melibatkan siswa secara aktif dan cenderung berpusat pada guru (teacher centered) sehingga tidak melatihkan keterampilan berpikir siswa sebagaimana tujuan pembelajaran fisika bahkan pembelajaran fisika dilakukan terlalu matematis yang banyak melibatkan pemakaian konsep matematika serta tidak memperdulikan pemahaman siswa terhadap konsep fisika yang diajarkan.

Hasil studi kasus yang dilakukan oleh peneliti ketika melakukan studi pendahuluan pada salah satu madrasah aliyah negeri di Kota Pekanbaru terungkap bahwa pada sekolah tersebut pembelajaran fisika yang selama ini dilakukan guru berupa penjelasan materi fisika dengan ceramah dan diskusi kemudian guru memberikan contoh soal dan penyelesaiannya berdasarkan materi yang diajarkan, setelah itu siswa mengerjakan latihan soal di buku pelajaran fisika. Pelaksanaan praktikum fisika di laboratorium juga jarang sekali dilakukan dan siswa lebih banyak menerima konsep fisika dari guru daripada proses penemuan konsep dari praktikum yang mereka lakukan, padahal kegiatan praktikum bisa melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa salah satunya keterampilan berpikir kritis. Hal ini berdampak pada keterampilan berpikir kritis siswa yang masih rendah dengan nilai rata-rata 46,1. Kecenderungan proses pembelajaran seperti ini ternyata juga terjadi pada salah satu sekolah menengah atas di kota Bandung, sebagaiamana hasil dari wawancara dan diskusi yang dilakukan peneliti terhadap salah satu guru fisika di sekolah tersebut.

(23)

4

Niki Dian Permana P, 2015

tingkat tinggi dapat digunakan dalam pembentukan sistem konseptual IPA peserta didik, sehingga merupakan salah satu proses berpikir konseptual tingkat tinggi (Liliasari, 2002). Keterampilan berpikir kritis perlu dikembangkan dalam diri siswa karena melalui keterampilan berpikir kritis, siswa dapat lebih mudah memahami konsep, peka terhadap masalah yang terjadi sehingga dapat memahami dan menyelesaikan masalah, dan mampu mengaplikasikan konsep dalam situasi yang berbeda (Scriven dan Paul, 2007).

Untuk mengatasi permasalah tersebut maka paradigma pembelajaran harus digeser dari pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) dimana semua informasi dan konsep yang diajarkan langsung diberikan guru, menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) dimana siswa mencoba menemukan dan membangun sendiri konsep materi yang diajarkan dngan bimbingan guru sebagai fasilitator sehingga orientasi pembelajaran cenderung mengacu pada teori kontuktivis. Menurut Dahar (2011) penelitian-penelitian pendidikan sains mengungkapkan bahwa belajar sains

merupakan suatu proses konstruktif yang menghendaki partisipasi aktif siswa (Inhelder & Piaget, 1958; Piaget, 1964). Sejalan dengan hal itu, Jean piaget

menyatakan bahwa pengetahuan itu dibentuk sendiri oleh orang yang menggeluti suatu objek sehingga tidak dapat dipindahkan dari seorang guru ke siswa bila siswa itu sendiri tidak mau membentuknya secara aktif (Suparno, 2012).

Pendekatan konstruktivis ini sangat cocok digunakan untuk mata pelajaran IPA terutama fisika karena fisika merupakan salah satu bidang ilmu yang tidak hanya berupa kumpulan fakta tetapi juga memerlukan serangkaian proses ilmiah untuk memperoleh fakta tersebut. Selain itu teori kontruktivisme ini juga dapat menumbuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa seperti keterampilan berpikir kritis, kreatif dan keterampilan proses sains siswa (Dahar, 2011)

(24)

5

Niki Dian Permana P, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7e Berbantuan Website Untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Kinematika Gerak Lurus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Learning cycle merupakan model pembelajaran kontruktivisme yang dikembangkan oleh Robert Karplus dalam Science Curiculum Improvement Study (SCIS) dari Universitas California, Berkeley tahun 1970-an (Trowbright & Bybee dalam Wena, 2009). Pada awalnya model pembelajaran learning cycle terdiri dari tiga fase dan disebut dengan learning cycle 3E yang terdiri dari fase ekplorasi (exploration), pengenalan konsep (concept introduction) dan aplikasi konsep (concept aplication) kemudiian learning cycle 3E dikembangkan menjadi learning cycle 5E yang terdiri dari fase engage, explore, explain, elaborate, dan

evaluate. (Lorsbach, 2006) dan kemudian dikembangkan lagi menjadi learning

cycle 7E yang terdiri dari fase elicit, engage, explore, explain, elaborate, evaluate,

dan extend (Eisenkraft, 2003).

Menurut Karplus (1980) siklus belajar (learning cycle) dapat memperluas dan meningkatkan taraf berpikir siswa. Sejalan dengan hal itu, Sornsakda et.al, (2009) menyatakan bahwa model pembelajaran learning cycle 7E sangat penting dalam meningkatkan kemampuan memahami dan keterampilan berpikir kritis siswa karena pada awal pembelajaran, siswa dibimbing guru untuk menggali konsep yang sudah dipelajari kemudian dikaitkan dengan materi yang akan dipelajari.

Hasil penelitian yang menerapkan model pembelajaran learning cycle 7E diantaranya terbukti dapat meningkatkan hasil belajar kogitif, dan keterampilan generik sains siswa (Apriani dkk, 2013), dapat meningkatkan hasil belajar siswa, keterampilan berpikir kritis dan keterampilan proses sains (Sornsakda, 2009),

dapat meningkatkan sikap ilmiah dan prestasi belajar siswa (Siribunnan & Tayraukham, 2009), dapat meningkatkan kemampuan memahami

dan keterampilan proses sains (Kanli & Yagbasan, 2008), dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa (Yadav & Mishra, 2013), dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa (Fajaroh & Dasna, 2004), dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Febriana & Arief, 2013).

(25)

6

Niki Dian Permana P, 2015

aktif dan meningkatkan rasa ingin tahunya. (3) Melatih siswa untuk menyampaikan konsep yang telah mereka pelajari secara lisan. (4) Melatih siswa untuk belajar bereksperimen dalam menemukan konsep. (5) Memberikan siswa kesempatan untuk berpikir, mencari, menemukan dan menjelaskan contoh aplikasi konsep yang telah dipelajari. (6) Guru dan siswa bersinergi dalam menjalankan tahapan-tahapan pembelajaran. (7) Guru dapat menerapkan model ini dengan cara yang berbeda. (Lorsbarch, 2006).

Meskipun demikian, menurut Fajaroh & Dasna (2005) terdapat beberapa kelemahan-kelemahan dari penerapan model pembelajaran learning cycle yaitu (1) efektifitas guru rendah jika guru tidak menguasai materi dan langkah-langkah pembelajaran, (2) menuntut kesungguhan dan kreatifitas guru dalam merangsang dan melaksanakan proses pembelajaran, (3) memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.

Berdasarkan kelemahan-kelemahan di atas maka salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan memanfaatkan website untuk membantu penerapan model pembelajaran learning cycle 7E karena dengan adanya bantuan website efektifitas pembelajaran dapat dicapai dan kegiatan penggalian konsep awal siswa serta pembangkitan minat siswa dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan memanfaatkan multimedia untuk menampilkan simulasi-simulasi dan tampilan video yang diakses melalui website bahkan kegiatan praktikum juga dapat dilakukan secara virtual melalui bantuan website.

Website merupakan salah satu sistem pengaksesan informasi yang paling terkenal pada internet atau lebih lengkapnya disebut world wide website (www). Dokumen website ditulis dalam format HTTP (hyper text transfer protocol). Dokumen pada website ini diletakan pada website server yaitu server yang melayani permintaan halaman website dan diakses oleh pengakses informasi melalui web browser secara online. Penggunaan hypertext tidak hanya sekedar teks yang dapat dikaitkan tapi juga dapat berupa gambar visual, audio bahkan video (Munir, 2012).

(26)

7

Niki Dian Permana P, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7e Berbantuan Website Untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Kinematika Gerak Lurus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karena dengan adanya website guru dapat menampilkan fenomena-fenomena fisis melalui video, simulasi-simulasi dan eksperimen tentang konsep-konsep Fisika menggunakan komputer. Menurut Maddux et. al. (dalam Munir, 2012) simulasi atau demontrasi melalui komputer memiliki beberapa kelebihan yaitu menggalakan proses belajar induktif, mewujudkan pengalaman dan keputusan yang nyata serta membiasakan pembelajar berpikir kritis. Selain itu, dengan adanya website pembelajaran siswa dapat mengulang-ulang kembali pelajaran yang telah dilakukan di kelas kapan saja dan dimana saja tanpa dibatasi oleh waktu dan tempat dengan menggunakan jaringan internet untuk mengakses website pembelajaran.

Berdasarkan hasil survey Mildward (2014) diungkap bahwa pada tahun 2013 terdapat 74,6 juta pengguna internet di Indonesia, naik 22 persen dari tahun 2012 yang jumlahnya 61,1 juta dan diperkirakan akan melampaui 100 juta pengguna di tahun 2015. Dari data tersebut tercatat 30 juta pengguna internet adalah anak-anak dan remaja serta terdapat 31.7 juta orang yang menggunakan internet minimal 3 jam setiap hari. Namun yang mengkhawatirkan adalah konten pendidikan hanya mendapat porsi 5% dari informasi yang paling sering dicari di internet. Pesatnya perkembangan teknologi informasi di era globalisasi ini menyebabkan perubahan pola masyarakat dalam memperoleh informasi. Hal ini harus diikuti dengan perkembangan media pembelajaran di sekolah yang memanfaatkan internet.

Pembelajaran melalui internet menurut Bates (dalam Munir, 2012) (1) dapat meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara siswa dan guru, (2) memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran darimana dan kapan saja, (3) menjangkau siswa dalam cakupan yang luas, (4) Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran. Fungsi internet sebagai media pembelajaran dapat berupa sebagai komplemen (pelengkap), suplemen (tambahan) dan substitusi (pengganti).

(27)

8

Niki Dian Permana P, 2015

bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif berbantuan website lebih efektif dalam meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan bekerja sama siswa pada materi fluida statis daripada pembelajaran offline tanpa bantuan website. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan Kurniawan (2011) bahwa pembelajaran berbasis masalah berbantuan website dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa. Penelitian Fajarudin (2011) juga mengungkapkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan website dapat meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi listrik arus searah.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang penerapan model pembelajaran learning cycle 7E berbantuan website untuk meningkatkan kemampuan memahami dan keterampilan berpikir kritis siswa pada materi kinematika gerak lurus. Peneliti memilih materi kinematika gerak lurus untuk diterapkan dalam penerapan model pembelajaran learning cycle 7E berbantuan website karena materi ini cukup rumit dan sering sekali membingungkan siswa sehingga kesulitan dalam memahami konsep kinematika gerak lurus ini, melalui bantuan website bisa ditampilkan video dan simulasi-simulasi berupa fenomena fisis yang ada dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan materi ini dan siswa juga bisa melakukan praktikum secara virtual dan bisa mengulang-ulang kembali pelajaran dengan mengakses website pembelajaran tanpa terikat ruang dan waktu. Selain itu, salah satu ciri model pembelajaran learning cycle 7E adalah memfasilitasi siswa secara optimal untuk mengingat kembali konsep yang telah dipelajarinya untuk dihubungkan dengan konsep baru yang akan dipelajari sehingga dengan adanya bantuan website sangat membantu siswa dalam melakukan hal tersebut.

B. Rumusan Masalah

(28)

9

Niki Dian Permana P, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7e Berbantuan Website Untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Kinematika Gerak Lurus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lurus dibandingkan penerapan model pembelajaran learning cycle 7E tanpa berbantuan website?

Agar rumusan masalah di atas menjadi lebih jelas maka pertanyaan penelitian fokus kepada hal-hal sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perbandingan peningkatan kemampuan memahami antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran learning cycle 7E berbantuan website dan siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran learning cycle 7E tanpa berbantuan website pada materi kinematika gerak lurus? 2. Bagaimanakah perbandingan peningkatan keterampilan berpikir kritis antara

siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran learning cycle 7E berbantuan website dan siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran learning cycle 7E tanpa berbantuan website pada materi kinematika gerak lurus? 3. Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran

learning cycle 7E berbantuan website pada materi kinematika gerak lurus?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Memperoleh gambaran tentang perbedaan peningkatan kemampuan memahami antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran learning cycle 7E berbantuan website dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran learning cycle 7E tanpa berbantuan website pada materi kinematika gerak lurus.

(29)

10

Niki Dian Permana P, 2015

3. Memperoleh gambaran tentang tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran learning cycle 7E berbantuan website pada materi kinematika gerak lurus.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris tentang pengaruh penerapan model pembelajaran learning cycle 7E berbantuan website pada materi kinematika gerak lurus dalam meningkatkan kemampuan memahami dan keterampilan berpikir kritis siswa serta dapat memperkaya hasil-hasil penelitian pendidikan dan dapat digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan, seperti guru, dosen dan peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis.

E. Variabel Penelitian

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran learning cycle 7E berbantuan website. Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan memahami dan keterampilan berpikir kritis siswa.

F. Defenisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap beberapa variabel yang digunakan, berikut ini akan dijelaskan pengertian dari variabel-variabel tersebut.

1. Kemampuan Memahami

(30)

11

Niki Dian Permana P, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7e Berbantuan Website Untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Kinematika Gerak Lurus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran. Peningkatan kemampuan memahami siswa dihitung dengan cara membandingkan nilai rata-rata kemampuan memahami sebelum dan sesudah pembelajaran serta dibandingkan peningkatannya antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Keterampilan Berpikir Kritis

Norris dan Ennis dalam Fisher (2009) menyatakan bahwa berpikir kritis merupakan berpikir masuk akal dan reflektif yang difokuskan pada pengambilan keputusan tentang apa yang dilakukan atau diyakini. Masuk akal berarti berpikir berdasarkan atas fakta untuk menghasilkan keputusan yang terbaik. Reflektif artinya mencari dengan sadar dan tegas kemungkinan solusi yang terbaik. Aspek keterampilan berpikir kritis dalam penelitian ini meliputi menjawab pertanyaan tentang fakta, menemukan persamaan dan perbedaan, memberikan alasan, melaporkan berdasarkan pengamatan, mempertimbangkan alternatif. Keterampilan berpikir kritis diukur dengan tes keterampilan berpikir kritis. Peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa dihitung dengan membandingkan nilai rata-rata keterampilan berpikir kritis sebelum dan sesudah pembelajaran antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3. Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Berbantuan Website

Learning cycle merupakan salah satu model pembelajaran yang menganut prinsip kontruktivisme dan dikembangkan oleh Robert Karplus dalam Science Curiculum Improvement Study (SCIS) dari Universitas California, Berkeley tahun 1970-an (Trowbright & Bybee dalam Wena, 2009). Model pembelajaran learning cycle 7E terdiri dari beberapa tahapan antara lain elicit, engage, explore, explain,

elaborate, evaluate, dan extend. Menurut Wena (2009) berdasarkan tahapan

dalam metode pembelajaran bersiklus, diharapkan siswa tidak hanya mendengar keterangan guru tetapi dapat berperan aktif untuk menggali, menganalisis,

(31)

12

Niki Dian Permana P, 2015

lurus, termasuk praktikum virtual sehingga dapat juga berperan sebagai pelengkap dan suplemen dalam pembelajaran. Selain itu, jika siswa ingin mempelajari dan mengulang kembali materi yang diajarkan di kelas siswa bisa mengakses website di rumah. Penggunaan website ini dilakukan di kelas oleh siswa dan difasilitatori oleh guru. Keterlaksanaan penerapan model pembelajaran learning cycle 7E berbantuan website oleh guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dipantau oleh observer dengan menggunakan lembar observasi.

4. Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Tanpa Berbantuan Website

Perbedaan mendasar antara penerapan model pembelajaran learning cycle 7E berbantuan website di kelas eksperimen dan penerapan model pembelajaran learning cycle 7E tanpa berbantuan website di kelas kontrol terletak pada penggunaan website saja. Pada pembelajaran learning cycle 7E tanpa berbantuan website, seluruh tahapan pembelajaran dilakukan tidak menggunakan bantuan website untuk menampilkan video,simulasi-simulasi berupa fenomena fisis yang berhubungan dengan konsep dan praktikum virtual. Kegiatan pembelajaran dalam rangka menigkatkan kemampuan memahami dan keterampilan berpikir kritis siswa diarahkan melalui penggunaan lembar kerja siswa (LKS). Selain itu, siswa tidak dapat mempelajari kembali materi yang diajarkan dan mengulang praktikum di rumah. Keterlaksanaan penerapan model pembelajaran learning cycle 7E tanpa berbantuan website oleh guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran dipantau oleh observer dengan menggunakan lembar observasi.

5. Tanggapan

Tanggapan yang dimaksud adalah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran learning cycle 7E berbantuan website. Respon adalah perilaku yang muncul karena adanya rangsangan dari lingkungan. Respon diwujudkan dalam bentuk perilaku yang muncul setelah perlakuan. Teori behaviorisme

(32)

53

Niki Dian Permana P, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7e Berbantuan Website Untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Kinematika Gerak Lurus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan kemampuan memahami dan keterampilan berpikir kritis digunakan metode quasi eksperiment dengan desain “the randomized pretest-postest control group design” (Fraenkel dan Wallen, 2007). Sedangkan metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran learning cycle 7E berbantuan website.

Pembelajaran menggunakan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dipilih secara acak. Kelompok eksperimen adalah kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran learning cycle 7E berbantuan website sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran learning cycle 7E tanpa berbantuan website. Terhadap dua kelompok dilakukan pretest dan posttest untuk melihat peningkatan kemampuan memahami dan keterampilan berpikir kritis siswa antara sebelum dan setelah pembelajaran.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelas Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 O2 X O1 O2 O3

Kontrol O1 O2 Y O1 O2

Keterangan:

X = Perlakuan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran learning cycle 7E berbantuan website

Y = Perlakuan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran learning cycle 7E tanpa berbantuan website

O1 = pretest dan posttest kemampuan memahami

O2 = pretest dan posttest keterampilan berpikir kritis

O3 = Skala sikap siswa terhadap model pembelajaran

(33)

54

Niki Dian Permana P, 2015

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIA (matematika dan ilmu pengetahuan alam) pada sebuah SMA di Kota Bandung pada Tahun Ajaran 2013/2014 yang memiliki 4 kelas dengan komposisi siswa masing-masing 30-35 orang siswa dalam satu kelas.

2. Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode “randomized sampling class”. Teknik random dilakukan dengan cara pengundian. Pengundian sampel dilakukan pada semua kelas, karena setiap kelas memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel sehingga diperoleh satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol melalui pengundian. Sampel pada penelitian adalah kelas X MIA 1 sebagai kelas ekperimen dan kelas X MIA 4 sebagai kelas kontrol.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Tahapan persiapan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Studi pendahuluan berupa observasi, wawancara kepada guru, studi literatur terhadap jurnal, buku, dan laporan penelitian mengenai penerapan model pembelajaran learning cycle 7E berbantuan website, menganalisis kurikulum IPA fisika SMA/MA dan materi pelajaran IPA fisika kelas sepuluh.

b. Menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Skenario Pembelajaran, dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

c. Membuat instrumen penelitian.

(34)

55

Niki Dian Permana P, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7e Berbantuan Website Untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Kinematika Gerak Lurus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Melakukan uji coba dan analisis instrumen penelitian untuk mengukur reliabilitas butir-butir soal yang akan digunakan pada tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest).

f. Merevisi instrumen yang sudah divalidasi dan diuji coba. g. Menentukan populasi dan sampel penelitian.

h. Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan adalah tahap dimana proses pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan dalam penelitian ini meliputi:

a. Memberikan pretest untuk mengetahui kemampuan memahami dan keterampilan berpikir kritis siswa awal pada kedua kelompok sampel tentang materi kinematika gerak lurus.

b. Melakukan proses pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol. c. Melakukan observasi keterlaksanaan penerapan model pembelajaran

oleh guru dan aktivitas siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol d. Memberikan posttest untuk mengetahui kemampuan memahami dan

keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tentang materi kinematika gerak lurus setelah mendapatkan perlakuan.

e. Menyebarkan angket tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran learning cycle 7E berbantuan website di kelas eksperimen.

3. Tahap Analisis Data

Pelaksanaan tahapan analisis data meliputi:

a. Pengolahan data hasil penelitian berupa data kemampuan memahami dan keterampilan berpikir kritis siswa, baik sebelum perlakuan maupun sesudah diberikan perlakuan.

b. Menganalisis dan membahas temuan yang diperoleh saat penelitian. c. Menarik kesimpulan berdasarkan tujuan penelitian yang diajukan.

(35)

56

Niki Dian Permana P, 2015

Studi Literatur

Penerapan model pembelajaran learning cycle 7E berbantuan website

Uji Coba dan Analisis Instrumen Tes: Uji Tingkat Kemudahan,Uji Daya

Pembeda, dan Uji Reliabilitas Skala Sikap

Tanggapan Siswa Pembuatan website untuk

penerapan model learning cycle 7E

(36)

57

Niki Dian Permana P, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7e Berbantuan Website Untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Kinematika Gerak Lurus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data pendukung penelitian, peneliti menyusun dan menyiapkan beberapa instrumen untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu:

1. Tes Kemampuan Memahami dan Keterampilan Berpikir Kritis

Tes ini digunakan untuk mengevaluasi kemampuan memahami materi kinematika gerak lurus dan keterampilan berpikir kritis siswa melalui pembelajaran fisika dengan penerapan model pembelajaran ini. Untuk tes kemampuan memahami diberikan tes yang sesuai dengan indikator kemampuan memahami yang diteliti dan dibuat dalam bentuk tes pilihan ganda dengan lima pilihan dengan jumlah soal 25 soal. Untuk tes keterampilan berpikir kritis diberikan soal-soal berbentuk essay yang sesuai dengan indiktaor keterampilan berpikir kritis yang diteliti dengan jumlah soal 15 soal.

Butir soal tes yang dikembangkan kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing, dinilai oleh pakar, dan diujicobakan untuk mengukur reliabilitas tes, daya pembeda, serta tingkat kemudahan tes. Tes kemampuan memahami dan keterampilan berpikir kritis dilakukan dua kali, yaitu pada saat pretest untuk melihat kemampuan awal siswa dan yang kedua pada saat posttest dengan tujuan untuk mengukur efek dari penerapan model pembelajaran.

2. Skala Sikap Tanggapan Siswa

Skala sikap tanggapan siswa digunakan bertujuan untuk memperoleh informasi tentang tanggapan siswa dan guru terhadap penerapan model pembelajaran learning cycle 7E berbantuan website pada materi kinematika gerak lurus. Skala Sikap yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa skala likert, dengan menggunakan empat kategori respon yaitu; sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).

(37)

58

Niki Dian Permana P, 2015 3. Lembar Observasi

Lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran oleh guru dan aktivitas siswa digunakan untuk mengukur sejauh mana tahapan penerapan model pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang telah direncanakan terlaksana dalam proses pembelajaran. Observasi yang dilakukan adalah observasi terstruktur dengan menggunakan lembaran daftar cek.

E. Analisis Instrumen Penelitian

Untuk menghasilkan kualitas penelitian yang baik maka diperlukan instrumen penelitian yang berkualitas untuk pengumpulan data. Instrumen yang baik harus memenuhi kriteria validitas kontruksi dari para ahli, reliabilitas tinggi, tingkat kesukaran yang baik, dan daya pembeda yang baik. Oleh karena itu, sebelum instrumen digunakan pada penelitian maka terlebih dahulu dilakukan judgment oleh para ahli agar tercapai validitas kontruksi instrumen kemudian juga harus dilakukan uji coba instrumen agar instrumen memiliki reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda yang baik dan berkualitas. Analisis setiap bagian dijabarkan sebagai berikut.

1. Uji Validitas

(38)

59

Niki Dian Permana P, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7e Berbantuan Website Untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Kinematika Gerak Lurus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

validitas konstruk dan isi dilakukan dengan menggunakan kisi-kisi instrumen atau matrik pengembangan instrumen (Sugiyono, 2012).

a. Validitas Instrumen Kemampuan Memahami

Jumlah soal kemampuan memahamiyang dinilai oleh tiga orang dosen ahli (judgment expert) sebanyak 25 soal pilihan ganda dengan rincian untuk aspek kemampuan menafsirkan sebanyak 4 soal, mencontohkan 4 soal, mengklasifikasi 3 soal, merangkum 4 soal, menyimpulkan 4 soal, membandingkan 3 soal dan menjelaskan 3 soal. Rekapitulasi sebaran soal setiap aspek kemampuan memahami sebelum di judgment dapat dilihat pada lampiran. Hasil pertimbangan dari tiga dosen ahli, diperoleh kesimpulan bahwa dari 25 butir soal kemampuan memahamiyang di-judgement, terdapat beberapa soal yang harus diperbaiki baik itu redaksinya maupun kesesuaian indikatornya soalnya serta kunci jawabannya. Keterangan lebih lanjut tentang pendapat dosen ahli dapat dilihat pada lampiran.

b. Validitas Instrumen Keterampilan Berpikir Kritis

Jumlah soal keterampilan berpikir kritis yang dinilai oleh ahli sebanyak 15 soal essay yang terdistribusi ke setiap aspek keterampilan berpikir kritis dimana 3 soal untuk aspek menjawab pertanyaan tentang fakta, 3 soal untuk aspek menemukan persamaan dan perbedaan, 3 soal untuk memberikan alasan, 3 soal untuk melaporkan berdasarkan pengamatan, dan 3 soal untuk mempertimbangkan alternatif. Rekapitulasi sebaran soal setiap aspek keterampilan berpikir kritis sebelum di judgment dapat dilihat pada lampiran. Hasil pertimbangan dari tiga dosen ahli (judgement expert), diperoleh kesimpulan bahwa dari 15 butir soal keterampilan berpikir kritis yang di-judgement, terdapat beberapa soal yang harus diperbaiki redaksinya maupun kesesuaian indikatornya serta kunci jawabannya. Keterangan lebih lanjut tentang pendapat dosen ahli dapat dilihat pada lampiran.

2. Uji Reliabilitas

(39)

60

Niki Dian Permana P, 2015

untuk menghasilkan skor yang ajeg (konsisten) walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda. Ajeg atau konsisten tidak harus selalu sama, tetapi mengikuti perubahan secara konsisten. Jika keadaan siswa A mula-mula berada lebih rendah dibandingkan dengan siswa B, maka jika diadakan pengukuran berulang, siswa A juga berada lebih rendah dari siswa B. Itulah yang dikatakan ajeg atau konsisten, yaitu sama dalam memposisikan siswa di antara anggota kelompok yang lain. Besarnya kekonsistenan itulah menunjukkan tingginya reliabilitas instrumen tes.

Pada penelitian ini uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan teknik test-retest yaitu dengan cara mencobakan instrumen yang sama beberapa kali pada responden yang sama namun dalam waktu yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel (Sugiyono, 2012).

Dalam penelitian ini untuk menghitung reliabilitas tes digunakan rumus korelasi Product Moment Pearson (Arikunto, 2011), yaitu:

 

Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y Skor tes uji coba pertama

Skor tes uji coba kedua Jumlah sampel

Interpretasi koefisien reliabilitas suatu tes dapat dilihat pada Tabel 3.2 (Arikunto, 2011).

Tabel 3.2 Kategori Reliabilitas Tes

(40)

61

Niki Dian Permana P, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7e Berbantuan Website Untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Kinematika Gerak Lurus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Daya Pembeda Soal

Uji daya pembeda soal dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tiap butir soal mampu membedakan antara siswa kelompok atas dengan siswa kelompok bawah (Arikunto, 2011). Jika jumlah peserta tes kurang dari 100 orang maka pengelompokan siswa dilakukan dengan cara membagi dua jumlah siswa menjadi 50% siswa untuk kelompok atas dan 50% siswa untuk kelompok bawah namun jika peserta tes lebih dari 100 orang maka pengelompokan siswa dilakukan dengan cara mengambil 27% siswa untuk kelompok atas dan 27% untuk kelompok bawah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Untuk menentukan indeks diskriminasi soal yang berbentuk pilihan ganda digunakan persamaan (Arikunto, 2011) :

B

Banyaknya peserta tes kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

Banyaknya peserta tes kelompok atas Banyaknya peserta tes kelompok bawah

Untuk menentukan indek diskriminasi (D) soal berbentuk uraian digunakan persamaan (Arikunto, 2011)

(41)

62

Niki Dian Permana P, 2015

SB

JA

= =

Jumlah skor ideal siswa kelompok bawah Jumlah skor ideal salah satu kelompok

Kategori indeks diskriminasi suatu tes dapat dilihat pada Tabel 3.3 (Arikunto, 2011).

Tabel 3.3 Kategori Indeks Diskriminasi

Batasan Kategori sukar. Tingkat (indeks) kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal (Arikunto, 2011). Besarnya indeks kemudahan (P) berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Indeks kesukaran untuk soal bentuk pilihan ganda dapat dihitung dengan persamaan (Arikunto, 2011):

JS

Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar Jumlah seluruh siswa peserta tes

Indek kesukaran untuk soal bentuk uraian dapat ditentukan dengan persamaan (Arikunto, 2011) :

(42)

63

Niki Dian Permana P, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7e Berbantuan Website Untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Kinematika Gerak Lurus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kategori indeks kemudahan suatu tes dapat dilihat pada tabel 3.4 (Arikunto, 2011).

Tabel 3.4 Kategori Indeks Kemudahan

Batasan Kategori

0,00 < D ≤ 0,30 Soal Sukar 0,30 < D ≤ 0,70 Soal Sedang 0,70 < D ≤ 1,00 Soal Mudah

Seluruh instumen tes dinilai oleh Ahli kemudian dilanjutkan dengan pengujian kesahihan tes meliputi reliabilitas, tingkat kemudahan, dan daya pembeda menggunakan Microsoft Excel.

F. Tekhnik analisis Data

Terdapat beberapa jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian yaitu pemahaman konsep, keterampilan berpikir kritis, data observasi pembelajaran, dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran. Analisis deskriptif digunakan untuk mengolah data angket dan observasi. Untuk data kemampuan memahami dan keterampilan berpikir kritis dianalisis secara statistik.

1. Gain yang dinormalisasi (<g>)

Peningkatan kemampuan memahami dan keterampilan berpikir kritis siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran learning cycle 7E berbantuan website dihitung berdasarkan skor gain yang dinormalisasi dengan rumus yang dikembangkan oleh Hake (1999), yaitu:

(43)

64

Niki Dian Permana P, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7e Berbantuan Website Untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Kinematika Gerak Lurus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kategori peningkatan gain yang dinormalisasi untuk menyatakan peningkatan kemampuan memahami dan keterampilan berpikir kritis siswa pada materi kinematika gerak lurus dapat disajikan pada tabel 3.5

Tabel 3.5 Kategori Peningkatan Kemampuan memahami dan Keterampilan Berpikir Kritis

Nilai <g> Persentase Nilai <g> Kategori

<g> ≥ 0,7 <g> ≥ 70 Tinggi

0,3 ≤ <g> < 0,7 30 ≤ <g> < 70 Sedang <g> < 0,3 <g> < 03 Rendah

Perbandingan peningkatan kemampuan memahami dan keterampilan berpikir kritis siwa antara kelas eksperimen dengan penerapan model pembelajaran learning cycle 7E berbantuan website dan kelas kontrol dengan penerapan model pembelajaran learning cycle 7E tanpa berbantuan website dapat dilihat berdasarkan nilai gain yang dinormalisasi masing-masing kelas.

2. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis yang dilakukan merupakan uji beda dua rata-rata dari nilai gain yang dinormalisasi kemampuan memahami dan keterampilan berpikir kritis yang diperoleh siswa dengan tujuan mengetahui adanya perbedaan yang signifikan antara rata-rata gain yang dinormalisasi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji hipotesis dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan uji statistik parametrik dan uji statistik non-parametrik. Untuk menentukan uji statistik yang tepat maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas varians data kemudian setelah itu baru dilakukan uji hipotesis. Alur pengolahan data untuk menguji hipotesis mengenai penerapan model pembelajaran learning cycle 7E berbantuan website untuk meningkatkan kemampuan memahami dan keterampilan berpiir kritis pada materi kinematika gerak lurus ditunjukkan oleh Gambar 3.2.

Data

Uji Normalitas Uji Man Whitney

Gambar

Tabel 3.1 Desain Penelitian
Gambar 3.1. Alur Penelitian penerapan model pembelajaran Kemampuan Memahami Dan  Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Kinematika Gerak learning cycle 7E berbantuan website
Tabel 3.2 Kategori Reliabilitas Tes
Tabel 3.3 Kategori Indeks Diskriminasi
+6

Referensi

Dokumen terkait

- S1 Sipil/Arsitek 1 orang, disertai ijazah Ada Memenuhi syarat - SKA Ahli Madya Teknik Bangunan Gedung + SKA K3, yang masih berlaku Ada Memenuhi syarat - Pengalaman minimal 4

Teknik analisis data yang digunakan adalah : (1) untuk mencapai tujuan penelitian pertama, langkahnya adalah menyajikan perhitungan harga pokok produk per unit menurut

[r]

Mengacu pada tujuan yang akan dicapai, beberapa hal yang akan dipelajari meliputi, preparasi bahan baku, analisis yield pektin standar, ekstraksi pektin menggunakan metode MAE

Jamur yang berasosiasi dengan benih padi tidak hanya jamur yang terbawa dari lapang tetapi terdapat juga jamur yang terdapat dalam penyimpanan seperti jamur genus Aspergillus,

Jika menilik amanat Undang-Undang 6 Tahun 2014, disebutkan bahwa pada dasarnya otonomi Desa memiliki tujuan sebagai berikut: (1) memperkuat kemandirian Desa sebagai basis

Lampiran 1 Perhitungan CAR Bank Umum Swasta Nasional Devisa Triwulan IV Tahun 2007-Tahun 2012. Lampiran 2 Perhitungan NPL Bank Umum Swasta Nasional Devisa Triwulan IV

Berdasarkan hasil tinjauan dari kelima tulisan Skripsi diatas yang membahas tentang Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD),yang membedakan tulisan penulis itu