• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Audit Intern terhadap Efektivitas Siklus Penagihan Piutang PT. "X".

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Audit Intern terhadap Efektivitas Siklus Penagihan Piutang PT. "X"."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

This research is a case study conducted at PT. X with the aim to find out how the implementation of the adequacy of internal audit activities of the collection of accounts receivable that are applied PT. X in Jakarta. Research used in this study was descriptive research. Type of data used in research is data receivables in 2010, flowchart billing accounts receivable, accounts receivable billing form. Analysis is done by reviewing the internal auditing role against accounts receivable billing cycle PT. X. Based on the results of analysis carried out in PT. X, it is known that internal audit is very influential in accounts receivable billing cycle, because the internal audit aimed at securing corporate property, check the accuracy and reliability of accounting data and improve the efficiency of enterprises, and encourage compliance with the policies established PT. X.

(2)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penelitian ini adalah studi kasus yang dilakukan di PT. X dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana kememadaian pelaksanaan kegiatan audit internal terhadap penagihan piutang yang diterapkan PT. X di Jakarta. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data piutang perusahaan tahun 2010, flowchart penagihan piutang, formulir penagihan piutang. Analisa di lakukan dengan cara mengkaji perananan audit internal terhadap siklus penagihan piutang PT. X. Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan pada PT. X, diketahui bahwa audit internal sangat berpengaruh pada siklus penagihan piutang, karena audit internal bertujuan untuk mengamankan harta perusahaan, memeriksa ketelitian dan keandalan data akuntansi dan meningkatkan efisiensi perusahaan, serta mendorong ditaatinya kebijaksanaan yang telah ditetapkan PT. X.

(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Kegunaan Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2. Kajian Pustaka ... 7

2.1. Auditing ... 7

2.1.1. Klasifikasi Audit... 9

2.2. Pengertian Audit Internal ... 10

(4)

ix Universitas Kristen Maranatha

2.2.2. Peranan Auditor Internal ... 12

2.2.3. Program Audit Internal ... 13

2.2.4. Maksud Laporan Audit Internal ... 15

2.3. Penagihan Piutang ... 15

2.3.1. Pengertian Piutang ... 15

2.3.2. Akuntansi Piutang Usaha ... 18

2.3.3. Piutang Tak Tertagih ... 18

2.3.4. Metode Penghapusan Langsung ... 18

2.3.5. Metode Penyisihan ... 19

2.3.6. Perputaran Piutang ... 19

2.3.7. Siklus Penagihan Piutang... 20

2.3.8. Prosedur Penyisihan Piutang... 22

2.3.9. Pencatatan Piutang... 23

2.4. Pengertian Efektivitas...25

2.5. Kerangka Pemikiran ... 25

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ... 27

3.1Objek Penelitian ... 27

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan... 27

3.1.2 Bentuk Badan Usaha... 28

3.1.3 Struktur Organisasi... 29

3.2Metode Penelitian ... 40

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode Penelitian ... 40

(5)

x Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL ANALISIS ... 43

4.1Auditor Internal Pada PT.X ... 43

4.1.1 Manfaat Auditor Internal Pada PT.X ... 43

4.2Siklus Penagihan Piutang PT.X ... 44

4.2.1. Penetapan Resiko Piutang...49

4.3Pengaruh Audit Intern Terhadap Efektivitas Siklus Penagihan Piutang PT.X ... 49

4.3.1. Analisa Hasil Audit Intern PT.X... .. 49

4.3.2. Manfaat Audit Internal dalam Menunjang Efektivitas Piutang.... 54

4.3.3. Pembahasan Manfaat Audit Internal dalam Meningkatkan Efektivitas Penagihan Piutang... 56

4.3.4. Manfaat Audit Internal Terhadap Efektivitas Siklus Penagihan Piutang Pada PT.X... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 62

5.1Simpulan ... 62

5.2 Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 65

(6)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

(7)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

(8)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Perusahaan didirikan dengan tujuan tertentu antara lain untuk menunjang

kegiatan induk perusahaan, memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap barang dan

jasa, meningkatkan kesejahteraan pegawai serta yang paling penting bertujuan untuk

mendapatkan laba yang layak. Agar dapat menjaga kelangsungan hidupnya, maka

kegiatannya harus dibuat pola perencanaan, baik dibidang penjualan dengan

memperhatikan seluruh komponen yang ada dalam perusahaan, terutama yang

menunjang terciptanya laba yang banyak (Rahmani, 2008;1).

Pos yang sangat penting mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan

selain pendapatan adalah piutang. Bagi kebanyakan perusahaan, piutang merupakan

pos yang penting karena merupakan bagian aktiva lancar perusahaan yang besar.

Untuk beberapa perusahaan jasa, persentasenya bahkan lebih besar (Rahmani,

2008;1).

Dalam pengertian luas istilah piutang dapat dipakai bagi semua pihak atas

uang, barang dan jasa. Namun demikian untuk tujuan akuntansi istilah ini pada

umumnya diterapkan dalam pengertian yang lebih sempit yaitu untuk menjelaskan

hak-hak yang diharapkan dapat dipenuhi dengan pengertian kas. Piutang adalah salah

(9)

BAB I Pendahuluan 2

Universitas Kristen Maranatha penagihan dimaksudkan untuk mengetahui apakah penagihan piutang dilakukan

dengan semestinya. Selain itu bagian penagihan mempunyai beberapa tujuan

penagihan selain pengumpulan piutang, yaitu menjaga nama baik para pelanggan.

Dengan cara-cara penagihan piutang seperti diatas diharapkan agar dapat

memperoleh hasil pelunasan piutang. Hasil penagihan ini akan menunjukkan berhasil

tidaknya bagian penagihan melaksanakan tugasnya dalam mengelola piutang yang

dapat diukur dengan menggunakan analisa rasio. Tingkat perputaran piutang penting

diperhatikan untuk membandingkan hasil kerja pengumpulan piutang dalam jangka

waktu kredit yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Apabila hasil kerja

pengumpulan piutang selalu lebih besar dari batas kredit yang telah ditetapkan

tersebut maka cara pengumpulan piutang dinilai kurang efisien. Ini berarti bahwa

banyak pelanggan yang tidak memenuhi batas waktu kredit yang telah ditetapkan

(www.blogspot.org; 4 juni 2008)

Pengertian piutang menurut Indriyo dan Basri (2002;81) adalah meliputi

semua klaim dalam bentuk uang terhadap perorangan, organisasi, badan atau debitur

lainnya. Piutang juga timbul dari beberapa jenis transaksi, yang paling umum adalah

penjualan barang atau jasa yang dilakukan secara kredit.

Piutang usaha sebagai salah satu aktiva lancar perusahaan, merupakan aktiva

yang penting karena secara tidak langsung dapat menunjukkan besarnya pendapatan

yang diterima. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu pemeriksaan yang efektif

sehingga tindakan-tindakan kecurangan terhadap piutang usaha dapat dikurangi.

(10)

BAB I Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha Kompleksitas dalam organisasi perusahaan tergantung pada besar kecilnya

perusahaan. Semakin banyak manusia yang bekerja di dalamnya semakin kompleks

organisasi perusahaan, dan semakin tinggi tingkat kesulitan dalam melakukan

pengawasan atau kontrol untuk memastikan bahwa setiap unit atau divisi sudah

bekerja sesuai dengan fungsinya masing-masing. Semakin kecil jumlah orang yang

bekerja semakin mudah dalam melakukan kontrol. Dari sini bisa disimpulkan bahwa

setiap organisasi perusahaan menyimpan risiko bahwa setiap bagian, unit atau divisi

bisa melakukan penyimpangan dalam menjalankan tugas dan fungsi masing-masing.

Kadar penyimpangan itu bisa bervariasi mulai dari yang ringan, sedang hingga yang

berat. Menyadari hal itu maka, untuk mengurangi risiko penyimpangan yang terjadi

dan dilakukan oleh orang dalam perusahaan maka dibutuhkan adanya satu unit kerja

khusus yang bertugas melakukan fungsi kontrol atau audit. Fungsi ini kemudian

dikenal dengan istilah audit internal (www.economy.okezone; 25 april 2011)

Pemeriksaan internal merupakan kegiatan penilaian yang bebas, yang

terdapat dalam organisasi yang dilakukan dengan cara memeriksa akuntansi,

keuangan, kegiatan lain yang memberikan jasa pada manajemen (Muliyadi,1998;

107)

Oleh karena itu internal auditing terhadap piutang usaha sangat penting

diterapkan. Kecurangan dalam siklus kerja sangat sering terjadi sehingga dapat

merugikan perusahaan. Kecurangan yang mungkin terjadi pada bagian piutang usaha

adalah tidak mencatat pembayaran dan mengantongi uangnya, menunda pencatatan

piutang dengan melakukan cash lapping, melakukan pembukuan palsu atas mutasi

(11)

BAB I Pendahuluan 4

Universitas Kristen Maranatha digunakan dalam mengantisipasi kecurangan. Internal auditing perusahaan

merupakan salah satu rencana organisasi untuk meningkatkan efektivitas dan

efisiensi, menjaga aset, memberikan informasi yang akurat, mendorong dipatuhinya

kebijakan manajemen yang telah ditetapkan (Dian, 2009; 16)

Pemeriksaan intern atau internal auditing bagi masyarakat awam memang

tidak sepopuler jika dibandingkan dengan pemeriksaan ektern yang dilakukan oleh

kantor akuntan publik. Hal ini dapat kita lihat dari berbagai pembicaraan yang di

lakukan dengan masyarakat awam serta kurangnya bacaan-bacaan serta literatur

mengenai internal auditing yang berada di Indonesia, oleh karena itu alasan inilah

maka mendorong penulis untuk meninjau “PENGARUH AUDIT INTERN

TERHADAP EFEKTIVITAS SIKLUS PENAGIHAN PIUTANG PT.”X”.

1.2.Perumusan Masalah

Pada perusahaan, suatu pemeriksaan intern yang efektif sangat dibutuhkan

untuk mengendalikan aktivitas penagihan piutang. Dari uraian tersebut penulis

mengidentifikasikan masalah yang akan timbul menjadi pokok pembahasan dalam

skripsi ini, yaitu :

1. Apakah terdapat pengaruh audit intern terhadap efektivitas siklus penagihan

piutang PT.”X” ?

1.3.Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan pengidentifikasian masalah diatas maka penulis

(12)

BAB I Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha 1. Penelitian yang dilakukan, mempunyai tujuan untuk mengetahui pengaruh

audit internal terhadap efektivitas siklus penagihan piutang yang diterapkan

perusahaan.

1.4.Kegunaan Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini, penulis mengharapkan bahwa hasilnya

akan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

a. Dapat mewujudkan suatu bentuk skripsi sebagai salah satu syarat dalam

menempuh ujian kesarjanaan jurusan akuntansi pada Universitas Kristen

Maranatha

b. Latihan teknis untuk membandingkan antara ilmu dan teori yang

dipelajari dengan pelaksanaan sebenarnya

c. Melatih penulis dalam membahas kasus ilmiah yang menerapkan ilmu

pengetahuan di bangku kuliah

d. Dapat meningkatkan pengetahuan praktis mengenai pengendalian internal

atas siklus penagihan piutang yang sebenarnya dilaksanakan oleh staf

yang berwenang dalam lingkup perusahaan PT .”X”

2. Bagi Perusahaan

a. Upaya pengembangan lebih lanjut untuk meningkatakan pemeriksaan

(13)

BAB I Pendahuluan 6

Universitas Kristen Maranatha b. Dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan bagaimana

menerapkan audit internal yang baik sebagai suatu bagian yang

(14)

62 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian bab-bab terdahulu dapat diketahui bahwa terdapat

pengaruh audit internal terhadap efektivitas siklus penagihan piutang PT.X.

Alasannya karena piutang yang menjadi hak PT.X dapat diterima dalam jumlah dan

waktu yang tepat serta ketidaktaatan dan penyimpangan atas prosedur dan kebijakan

yang diterapkan dapat diketahui secara cepat dan tepat oleh auditor internal.

Dari penelitian yang sudah dilakukan, ada beberapa kelemahan pada PT.X

yang berkaitan dengan audit internal yang ada dalam PT.X yaitu :

1. Adanya pemberian kredit yang tidak wajar dalam arti Bagian Finance menilai

kemampuan pelanggan tidak berdasarkan keadaan objektif sesuai dengan

kemampuan dan bonafiditasnya, akan tetapi secara subjektif, misalnya karena

hubungan famili atau kawan.

2. Tidak adanya batasan kredit maksimum yang ditentukan.

3. Tergantung modal kerja perusahaan karena bagian keuangan tidak

mempunyai wewenang untuk menetapkan jumlah kredit yang sesuai dengan

kemampuan perusahaan

4. Karena kurangnya pemeriksaan internal baik dalam pemberian kredit dan

jumlah kredit yang diberikan maka ada kemungkinan timbulnya piutang

(15)

BAB V Kesimpulan dan Saran 63

Universitas Kristen Maranatha

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil diatas, terdapat beberapa hal

yang perlu diperbaiki yaitu hal-hal sebagai berikut :

1. Sebaiknya disusun pedoman batasan atas fungsi, wewenang dan tanggung

jawab masing-masing bagian dan masing-masing jabatan yang dipegang

seseorang untuk menghindari kesimpangsiuran dan kecurangan dalam

pelaksanaan tugas perusahaan.

2. Sebaiknya kriteria yang digunakan dalam pemberian kredit berdasarkan

sejarah pembayaran dari pelanggan dan memperhatikan jumlah tunggakannya

yang masih ada.

3. Sebaiknya diberikan pedoman tertulis mengenai pemberian batas jumlah

kredit yang disetujui oleh pimpinan yang berwenang sebagai bukti

persetujuan yang sah

4. Sebagian bagian keuangan membentuk sub bagian kredit dan penagihan yang

di berada di bawah pengawasan bagian keuangan itu sendiri. Sub bagian ini

akan melakukan peninjauan ke pelanggan yang akan diberikan kredit dan

menilai apakah pelanggan itu dapat diberikan kredit atau tidak, sesuai dengan

persaratan yang ditetapkan oleh perusahaan. Sub bagian ini juga melakukan

penagihan atas kredit yang telah disetujui, maka dengan demikian mereka

akan lebih hati-hati dan bertanggung jawab dalam memberikan kredit dengan

harapan agar kredit tidak tertagih dapat dihindari. Sub bagian kredit yang

dibentuk itu diharuskan memberikan laporan secara berkala kepada Direktur

(16)

BAB V Kesimpulan dan Saran 64

Universitas Kristen Maranatha klien, serta proses penagihan yang dilakukan, apakah terjadi kesulitan atau

tidak.

(17)

65 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin dan Loebbecke. 1997. Auditing Suatu Pendekatan Terpadu, Buku Satu, Diterjemahkan Oleh Amir Abadi Jusuf, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Arens, Alvin dan Loebbecke. 2003. Auditing Suatu Pendekatan Terpadu, Cetakan Keenam, Buku Satu, Edisi Indonesia, Terjemahan Ilham Tjakrakusuma, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Baridwan, Zaki. 2004. Sistem Akuntansi Penyusunan Dan Metode, Edisi Kelima, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Boynton, William C. 2001. Modern Auditing, Edisi Ketujuh, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Brink, Victor Z., dan Witt. 1982. Modern Internal Auditing Appraising Operations and Controls, Edisi Keempat, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Dian. 2009. Analisis Pengendalian Intern Piutang Usaha Pada PT. SFI Medan. Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Fitri. 2006. Manfaat Internal Auditing Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Piutang Dagang ( Studi Kasus Pada PT. Indofarma Global Medika Cabang Cirebon). Skripsi, Universitas Widyatama, Bandung.

Halim, Abdul. 2003. Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Jogiyanto. 2005. Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman, Yogyakarta : BPFE.

Indriyo, Gitosdarmo dan Basri. 2002. Manajemen Keuangan, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Kieso, Weygant, and Warfield. 2007. Akuntansi Intermediate, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Kasmir. 2003. Akuntansi Perbankan, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Mulyadi. 1998. Auditing, Buku Satu, Edisi Kelima, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

(18)

Daftar Pustaka 66

Universitas Kristen Maranatha Rahmani, RE. 2008. Pemeriksaan Intern Atas Penjualan Dan Piutang Usaha Dalam

Rangka Meningkatkan Efisiensi Penagihan Pada PT. Pos indonesia, PT. Telkom Tbk, PT. PLN (Persero), PDAM, PT. KAI (Persero). Skripsi, Universitas Widyatama, Bandung.

Reeves. 2001. Prinsip - Prinsip Akuntansi, Jilid I, Edisi Keduapuluh, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sawyer, Laurence B. 2005. Sawyer’s Internal Auditing, Buku I, Edisi Lima, Penerjemah Desi Adhariani, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sekaran, Uma. 2005. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, Buku Satu, Edisi Keempat, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Skousen, Smith. 2004. Akuntansi Intermediate, Edisi Kesembilan, Penerbit Erlangga, Jakarta.

The Institute Of Internal Auditor. 2004. Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Tjittrosidojo, Soemardjo. 1980. Pengelolaan Manajemen Auditing, Penerbit PT. Ichtiar Baru, Jakarta.

Trudeau, U. 2008. Audit Internal, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Tuanakotta, Theodorus M. 1982. Auditing, Suatu Petunjuk Pemeriksaan Akuntan Publik, Penerbit FEUI, Jakarta.

Tugiman, Hiro. 2006. Standar Professional Auditor Internal, Cetakan Kesembilan, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Tugiman, Hiro. 2008. Standar Professional Auditor Internal, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Warren, Reeve, and Fees. 2005. Pengantar Akuntansi, Edisi 21, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Wibowo. 2002. Pengantar Akuntansi I, Penerbit PT Gramedia Widiasarana, Jakarta.

Www.blogspot.com. Diakses pada 4 Juni 2008.

Referensi

Dokumen terkait

Yang dimaksud dengan Bimbingan Perkawinan adalah proses pengarahan atau pemberian bantuan yang dilakukan oleh petugas KUA berupa nasihat sebelum melangsungkan ikatan lahir batin

pembelajaran, peserta didik terbiasa berpikir kreatif dalam memecahkan masalah. Memahami teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita

Dengan menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran shalat wajib mengakibatkan para murid masih banyak yang tidak memperhatikan pembelajaran karena proses pembelajarannya

DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (Penelitian Eksperimen Kuasi pada Peserta Didik Kelas VI SMP Negeri 1. Lembang Tahun

Hindu tetap menyembah satu Tuhan yang disebut Brahman/Ida Sang Hyang Widhi hanya saja karena sifat dan kemahakuasaan Beliau sangat sulit untuk bisa dipahami akal manusia yang

Pada sistem berjalan saat ini sering ditemukan beberapa kendala atau masalah, mulai dari stok barang habis, pengiriman barang tidak termonitor, marketing sulit dalam followup

Levels of opium poppy cultivation in 2017 in Badghis province cannot be compared to 2016, because Ghormach district, a major opium poppy cultivating district, came under

Rasyid Ridha bahkan menegaskan bahwa Majusi, Sabian, Hindu (Brahmanisme), Budha, Konghucu, Shinto dan agama-agama lain dapat dikategorikan sebagai ahli kitab. Namun kiranya