• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEK MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 LAGUBOTI T.P. 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEK MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 LAGUBOTI T.P. 2014/2015."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

EFEK MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SUHU DAN

KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 LAGUBOTI T.P 2014/2015

Oleh:

Lenny PS Situmorang NIM 4111121012

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala Kasih, pertolongan dan rahmat-Nya yang telah memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga skiripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Skiripsi berjudul ” Efek Model Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Suhu dan Kalor di Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Laguboti T.P 2014/2015.” disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan (UNIMED).

Penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: Ibu Dr. Mariati P. Simanjuntak, S.Pd, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Sahyar, S.Pd, M.S, M.M, Bapak Drs. Khairul Amdani, M.Si, dan Ibu Rita Juliani, M.Si, selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Rappel Situmorang, M.Si dan Ibu Betty M Turnip, M.Pd selaku dosen Validator yang telah memberikan masukan dan saran-saran untuk melakukan penelitian dan juga ucapan terima kasih kepada Bapak Drs. Juniar Hutahaean, M.Si selaku dosen pembimbing akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Fisika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis.

(5)

saya sebagai tanda terimakasih yang terdalam. Terima kasih juga kepada semua Saudara – saudara kandung saya, khususnya buat Kak Rita Selviana, S.Pd, Beny Parsito dan James Josua karena telah memberi dukungan, spiritual, materi dan motivasi kepada penulis selama perkuliahan dan penyusunan skiripsi ini. Terimakasih juga saya ucapkan kepada semua pihak keluarga terkhusus kepada E. Situmorang, S.Pd, Dra. R. Pangaribuan dan Pranalda yang telah membantu penulis dalam hal pelaksanaa pembuatan skripsi ini.

(6)

Mentari, Eva, Yasmin yang telah mendorong saya, memberi motivasi dan berbagi pengalaman dengan saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skiripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skiripsi ini bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Penulis,

(7)

EFEK MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SUHU DAN

KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 LAGUBOTI T.P 2014/2015

Lenny PS Situmorang NIM 4111121012

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model problem based learning terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi Suhu dan Kalor di kelas X SMA Negeri 1 Laguboti T.P 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan desain control group pretest-posttest. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil dua kelas dari tujuh kelas yaitu kelas X-2 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 34 orang dan kelas X-5 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 32 orang. Instrumen yang digunakan berupa tes hasil belajar dalam ranah kognitif berbentuk uraian yang terdiri dari 10 soal yang sudah divalidasi dan lembar observasi untuk mengukur aktivitas, afektif dan psikomotorik. Berdasarkan hasil penelitian di kelas eksperimen diperoleh peningkatan aktivitas dalam kategori tinggi dan psikomotorik termasuk dalam kategori sedang serta peningkatan afektif pada kedua kelas tergolong rendah. Persentase peningkatan hasil belajar di kelas eksperimen dalam ranah kognitif 66,4% sedangkan di kelas kontrol 53,02%, masing-masing dalam kategori sedang. Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji beda (uji-t) diperoleh ada efek yang signifikan penerapan model problem based learning terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi Suhu dan Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Laguboti T.P 2014/2015.

(8)

DAFTAR ISI

BAB III Metode Penelitian

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

(9)

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian 52

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 65

Bab V Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan 73

5.2 Saran 74

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Aktivitas siswa 10

Tabel 2.2. Kata-kata kerja kognitif untuk indikator 12

Tabel 2.3. Kategori afektif 17

Tabel 2.4. Kategori psikomotorik 18 Tabel 2.5. Sintaks pembelajaran berdasarkan masalah 24

Tabel 2.6. Tabel hasil penelitian terdahulu 26

Tabel 3.1. Control Group Pretest-Posttest Design 36

Tabel 3.2. Indikator Observasi Aktivitas Siswa 39

Tabel 3.3. Indikator Observasi Afektif Siswa 40

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian 38

Gambar 4.1 Diagram Batang Pretes Kelas Eksperimen 53

Gambar 4.2 Diagram Batang Pretes Kelas Kontrol 54

Gambar 4.3 Diagram Batang Postes Kelas Eksperimen 57

Gambar 4.4 Diagram Batang Postes Kelas Kontrol 57

Gambar 4.5 Diagram batang N-gain hasil belajar (%) siswa 60

Gambar 4.6 Diagram batang N-gain aktivitas (%) 61

Gambar 4.7 Diagram batang N-gain afektif (%) 63

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 77

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 86

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 95

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 4 105

Lampiran 5 Penilaian aspek kognitif 115

Lampiran 6 Penilaian aspek afektif 116

Lampiran 7 Penilaian aspek psikomotorik 118

Lampiran 8 Lembar kerja siswa (LKS) 1 120

Lampiran 9 Lembar kerja siswa (LKS) 2 123

Lampiran 10 Lembar kerja siswa (LKS) 3 126

Lampiran 11 Lembar kerja siswa (LKS) 4 129

Lampiran 12 Pedoman penilaian aktivitas 132

Lampiran 13 Tes hasil belajar 134

Lampiran 14 Tabel kisi-kisi tes belajar 138

Lampiran 15 Validitas Isi 149

Lampiran 16 Rekapitulasi Validitas Tes Hasil Belajar 155

Lampiran 17 Rekapitulasi Reliabilitas Tes Hasil Belajar 156 Lampiran 18 Urutan Nilai Reliabilitas Tes Hasil Belajar 158 Lampiran 19 Kelompok Atas Reliabilitas Tes Hasil Belajar 160 Lampiran 20 Kelompok Bawah Reliabilitas Tes Hasil Belajar 161

Lampiran 21 Rekapitulasi Daya Beda Tes Hasil Belajar 162

Lampiran 22 Rekapitulasi Taraf Kesukaran Tes Hasil Belajar 163 Lampiran 23 Menentukan Reliabilitas Tes Hasil Belajar 165

Lampiran 24 Menentukan Validitas Tes Hasil Belajar 169

Lampiran 25 Menentukan Daya Beda Tes Hasil Belajar 171

Lampiran 26 Menentukan Taraf Kesukaran Tes Hasil Belajar 173

Lampiran 27 Rekapitulasi Aktivitas Kelas Eksperimen 175

Lampiran 28 Rekapitulasi Penilaian Psikomotorik 183

Lampiran 29 Rekapitulasi Penilaian Afektif Kelas Eksperimen 191 Lampiran 30 Rekapitulasi Penilaian Afektif Kelas Kontrol 199

Lampiran 31 Rekapitulasi Hasil Belajar 207

(13)

Lampiran 33 Uji Normalitas 224

Lampiran 34 Uji Homogenitas 228

Lampiran 35 Uji Hipotesis 231

Lampiran 36 Dokumentasi Penelitian 236

Lampiran 37 Tabel Uji Liliefors, Uji Normalitas, Distribusi F, dan Distribusi t 244

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam UU RI No. 20 Pasal 1 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah ditetapkan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Melalui pendidikan, manusia akan tumbuh dan berkembang sebagai pribadi yang utuh. Maju mundurnya proses pengembangan suatu bangsa di segala bidang sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan bangsa itu sendiri. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya dikelola baik secara kualitas maupun kuantitas. Sistem Pendidikan Nasional sebagai suatu organisasi dituntut untuk selalu dinamis dan fleksibel, sehingga dapat mengikuti perubahan dalam perkembangan IPTEK.

Peningkatan mutu pendidikan merupakan masalah serius di negara-negara berkembang terutama Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan, diantaranya pengembangan atau penyempurnaan kurikulum, melengkapi sarana dan prasarana pendidikan, meningkatkan kualitas guru melalui sertifikasi, pengembangan sistem penilaian hasil belajar dan sebagainya. Pemerintah terus-menerus menaruh perhatian yang besar terhadap kualitas pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari salah satu program yang dilakukan pemerintah, yaitu ditentukannya nilai ketuntasan minimum yang harus dilalui siswa untuk dapat lulus dari jenjang pendidikannya.

(15)

logis, sistematis dan rasional yang melibatkan proses dan sikap ilmiah. Fisika dapat dijelaskan berdasarkan pada tiga aspek fisika atau dimensi fisika, yakni: isi fisika, sikap fisikawan dan metode fisika. Berdasarkan aspek isi fisika, pada dasarnya fisika adalah konsep, hukum dan teori. Aspek sikap fisikawan adalah ahli dalam melakukan kegiatan fisika. Dengan perkataan lain kecenderungan individu untuk bertindak atau berperilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah. Sikap ilmiah dalam menyelesaikan masalah fisika, yakni: sikap ingin tahu, kritis, objektif, menemukan, menghargai karya orang lain, tekun dan terbuka. Metode fisika merupakan metode yang digunakan fisikawan dalam mengembangkan isi fisika. Pada dasarnya metode fisika adalah metode ilmiah berbasis eksperimen.

Semua tenaga pendidik mengharapkan peningkatan hasil belajar yang signifikan melalui standar kelulusan yang semakin meningkat untuk tiap mata pelajaran. Namun, fakta di lapangan seperti diketahui oleh peneliti ketika observasi di SMA N 1 Laguboti dimana hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA khususnya mata pelajaran Fisika tidak maksimal dan cenderung di bawah rata-rata. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang guru bidang studi Fisika, ternyata masalah yang terjadi di SMA Negeri 1 Laguboti diketahui nilai rata-rata hasil ujian fisika siswa semester I T. A 2013/2014 sebesar 48 dan pada T. A 2014/2015 sebesar 45 padahal nilai ketuntasan minimum yang ditetapkan adalah 68 dan tidak pernah dilakukannya eksperimen fisika.

(16)

memberi contoh soal dan memberikan PR, sehingga siswa dalam pembelajaran menjadi penerima informasi pasif. Di sisi lain, instrumen tes hasil belajar yang biasa digunakan lebih menekankan penggunaan rumus-rumus fisika, sehingga siswa hanya mampu menerapkan rumus-rumus fisika saja, sehingga keterlibatan dan keaktifan siswa masih rendah. Siswa lebih banyak belajar dengan menerima, mencatat dan menghafal pelajaran. Sebaiknya soal-soal atau instrumen yang diberikan guru harus lebih bervariasi seperti masalah-masalah dalam fisika yang berhubungan pada kehidupan sehari-hari, cara pemecahan masalah tersebut sehingga terdapat penerapan fisika dalam kehidupan sehari-hari, menganalisis masalah dan percobaan. Dengan adanya masalah yang diberikan kepada siswa sehingga keterlibatan siswa dan keaktifannya dalam belajarpun meningkat dan siswa dituntut untuk berpikir tingkat tinggi,berpikir secara kritis, melatih siswa untuk memecahkan permasalahan-permasalahan fisika dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa yang kurang mampu dalam hal matematik tidak kesulitan dalam hal belajar fisika. Siswa tersebut akhirnya mampu memahami fisika seperti temannya yang lain akibat dari terlatihnya siswa dalam memecahkan permasalah-permasalah fisika.

Berdasarkan kenyataan tersebut, perlu diterapkan suatu model pembelajaran yang sesuai dan mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa. Salah satu alternatif model pembelajaran yang memungkinkan diterapkan adalah model Problem Based Learning (PBL). Arends (2008) menyatakan bahwa “ Problem Based Learning use in promoting higher – level thinking in problem – oriented situations, including learning how to learn. The model is referred to by other names, such as project based instructions, authentic learning and anchored instructions. Most important teacher provides scaffolding a supportive framework that enhances inquiry and intellectual growth. Problem Based Learning cannot occur unless teachers create classroom environments in which an open and honest exchange of ideas can occur. The essence of problem based learning consists of presenting students with authentic and meaningfull problem situation that can serve as springboards for investigations and inqury”.

(17)

dalam berbagai situasi, termasuk mempelajari cara belajar. Model ini disebut dengan nama lain, seperti instruksi berbasis proyek, pembelajaran autentik dan pembelajaran bermakna. Peran guru yang paling penting untuk mendukung dan meningkatkan penyelidikan serta pertumbuhan intelektual siswa. PBL tidak dapat terjadi tanpa guru menciptakan lingkungan kelas yang aktif dan terbuka. Inti dari pembelajaran berbasis masalah terdiri dari menyajikan siswa dengan situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat berfungsi sebagai motivasi untuk investigasi dan penyelidikan.

Pernyataan tersebut juga didukung oleh Trianto (2009) yang menyatakan bahwa model PBL merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran PBL dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui perlibatan mereka dalam pengalaman nyata dan menjadi pebelajar yang otonom dan mandiri.

Pembelajaran PBL membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks. Sehingga siswa akan menyusun pengetahuan dengan cara membangun penalaran dari semua pengetahuan yang sudah dimilikinya dan dari semua yang diperoleh sebagai hasil kegiatan berinteraksi dengan sesama individu. Hal itu menyiratkan bahwa proses pembelajaran berpindah dari transfer informasi fasilitator siswa ke proses konstruksi pengetahuan yang sifatnya sosial dan individual. Pembelajaran berdasarkan masalah ini dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi pebelajar yang otonom dan mandiri.

(18)

Menurut hasil penelitian Selcuk (2010) diperoleh hasil skala sikap pada fisika dengan menggunakan model PBL lebih tinggi dibandingkan dengan model konvensinal. Berdasarkan hasil kedua peneliti ini diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran PBL dengan model konvensional.

Penelitian tersebut membuktikan bahwa model pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar fisika dan dapat meningkatkan skala sikap terhadap fisika. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian dengan judul “Efek Model Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Suhu dan Kalor di Kelas X Semester II SMA N 1 Laguboti T.P 2014/2015”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, beberapa masalah dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

a. Rendahnya hasil belajar siswa pada bidang studi fisika yang berada di bawah kriteria ketuntasan minimal.

b. Siswa merasa pelajaran fisika sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan.

c. Proses belajar mengajar masih berpusat pada guru dan masih sangat teoritis sehingga belajar tidak menyenangkan.

d. Model atau metode pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru kurang bervariasi.

e. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran masih kurang

1.3 Batasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan, sehingga memungkinkan tujuan penelitian. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

(19)

b. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X semester II SMA Negeri 1 Laguboti T.P 2014/2015.

c. Materi yang dikaji dalam penelitian ini adalah Suhu dan Kalor.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model PBL pada materi Suhu dan Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Laguboti T.P 2014/2015?

b. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional pada materi Suhu dan Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Laguboti T.P 2014/2015?

c. Bagaimanakah peningkatan aktivitas siswa dengan menggunakan model PBL selama proses pembelajaran pada materi Suhu dan Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Laguboti T.P 2014/2015?

d. Apakah ada perbedaan yang signifikan akibat efek model problem

based learning terhadap kognitif siswa pada Kalor di kelas X semester

II SMA Negeri 1 Laguboti T.P 2014/2015?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk menganalisis peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model PBL pada materi Suhu dan Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Laguboti T.P 2014/2015.

b. Untuk menganalisis peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional pada materi Suhu dan Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Laguboti T.P 2014/2015.

(20)

d. Untuk menganalisis ada perbedaan yang signifikan akibat efek model

problem based learning terhadap hasil belajar fisika siswa pada Suhu

dan Kalor di kelas X semester II SMA Negeri Negeri 1 Laguboti T.P 2014/2015.

1.6 Manfaat penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

a. Sebagai informasi hasil belajar siswa melalui efek model pembelajaran PBL pada materi Kalor di SMA Negeri 1 Laguboti .

b. Sebagai bahan informasi alternatif bagi para guru dalam pemilihan model pembelajaran di sekolah.

c. Menjadi bahan perbandingan dan referensi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian lebih lanjut.

1.7 Defenisi Operasional

a. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya termasuk buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain (Joyce et all, 2009).

b. Model PBL adalah suatu model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri (Arends, 2008).

(21)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan:

a. Hasil belajar siswa dalam aspek kognitif di kelas eksperimen dengan model problem based learning mengalami peningkatan sebesar 66,4%. Hasil belajar

pada penilaian afektif di kelas eksperimen pada setiap pertemuanya mengalami perkembangan dengan persentase rata-rata 71,51 dengan kategori baik dengan kategori peningkatan rendah. Hasil belajar pada penilaian psikomotor di kelas eksperimen pada setiap pertemuannya juga mengalami perkembangan dengan persentase rata-rata 70,56 dengan kategori baik dengan kategori peningkatan sedang. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional khususnya pada materi suhu dan kalor memberikan nilai rata-rata dengan kategori cukup baik dan peningkatan hasil belajar dengan kategori sedang.

b. Hasil belajar siswa dalam aspek pengetahuan di kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional dengan nilai rata-rata 66,43 dengan peningkatan 53,02%. Hasil belajar pada penilaian afektif di kelas kontrol pada setiap pertemuanya mengalami perkembangan dengan persentase rata-rata 46,04 dengan kategori cukup baik dengan kategori peningkatan rendah

c. Aktivitas siswa yang dikembangkan dari model problem based learning memberi informasi bahwa dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran ditinjau dari hasil dengan kategori rata-rata aktivitas di setiap pertemuan dinyatakan aktif dan dengan peningkatannya tergolong tinggi. d. Ada perbedaan yang signifikan akibat efek model problem based learning

(22)

5.2. Saran

Saran yang dapat peneliti ajukan berdasarkan pembahasan adalah sebagai berikut:

1. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan lebih mengoptimalkan pengelolaan kelas khususnya pada saat diskusi berlangsung agar tidak terjadi kegaduhan-kegaduhan di dalam kelas, untuk itu dibutuhkan satu observer tiap kelompok agar proses pembelajaran berjalan dengan kondusif.

2. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model PBL, ada baiknya memberikan motivasi yang kuat terlebih dahulu kepada siswa yang akan mempresentasekan hasil karya untuk meningkatkan rasa percaya diri pada siswa tersebut.

3. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model PBL, ada baiknya lebih menguasai materi karena mencari masalah dalam permasalahan fisika sangat sulit sehingga dibutuhkan pemaham dan penguasaan materi yang baik.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L. W. and Krathwohl, D. R. (eds), (2001), A. Taxonomy for Learning

Teaching and Assessing. A. Revision of Bloom’s. Taxonomy of Education Objectives.New York; Addition Wesly.

Arends, R., (2008), Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar, Pustaka Pelajar,

Yogyakarta.

Arikunto, S., (2006), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Arikunto,S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara,

Jakarta

Arikunto.S, (2003), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Penerbit

Rineka Cipta, Jakarta

Aziz, dkk., (2014), The Effects of Problem-Based Learning on Self-Directed

Learning Skills among Physics Undergraduates Vol. 3, No. 1, Jurnal, Malaysia : Universiti Sains Malaysia

Dahar, R.W, (2011), Teori-Teori Belajar & Pembelajaran, Jakarta : Erlangga

Djamarah, S.B. dan Aswan, Z., (2013), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta,

Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono, (2002), Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta

Eldi dan sulaiman, (2013), The role of pbl in improving physics students’ creative

thinking and its Imprint on gender Vol. 1 No. 6, Jurnal, Malaysia : University Malaysia Sabah

Giancoli, Douglas. 2001. Fisika Edisi ke Lima Jilid 1. Jakarta : Erlangga

Joyce, B., Weil, M. dan Calhoun, E., (2009), Models of Teaching: Model-Model

Pengajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Hasbullah, (2009), Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan Edisi Revisi 7, Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Hake, Richard, (1998), Interactive-engagement vs traditional methods: A

six-thousand student survey of mechanics test data for introductory physics course, Indiana : Bloomington.

Kanginan, M., (2007), Fisika SMA/MA Kelas X, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Kunandar, (2007), Guru Profesional implimentasi Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru Edisi Revisi. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Kemendikbud, (2014), Materi Pelatihan Implimentasi Kurikulum 2013 Materi

Pelajaran FisikanSMA/SMK, Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Marzano, R.J., (2006), Classroom Assessment & Grading that Work. Association

for Supervision and Curriculum Development. Alexandria, Virginia USA

Sahin, dkk., (2013), A comparison of achievement in problem-based, strategic

and traditional learning classes in physics Volume: 4 Issue: 1 Article: 14, Jurnal, Turkey : Dokuz Eylul University

Sanjaya., W, (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

(24)

Sanjaya., W, (2010), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Prenada Media Grup, Jakarta

Sardiman, (2009), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo

Persada, Jakarta.

Selcuk, G., (2010), The effects of problem-based learning on pre-service teachers’

achievement, approaches and attitudes towards learning physics Vol. 5(6), pp. 711-723, Jurnal, Turkey : Dokuz Eylul University

Sudjana, (2005), Metode Statistik, Penerbit Tarsito, Bandung.

Sudjana, (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya,

Bandung

Sulaiman, F., (2011), Student’s consideration on implementing problem-based

learning online in a physics course, Jurnal, Sabah : Universiti Malaysia Sabah

Supiyanto, (2006), Fisika SMA Jilid 1, Erlangga, Jakarta

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana,

Gambar

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Produk cair yang mengandung benzene , sisa toluene dan diphenyl dipisahkan dalam menara distilasi sehingga didapatkan benzene dengan kemurnian 99,93% berat. Sisa

Tesis dengan judul “ Pola Retorika Abstrak Dan Pendahuluan Artikel Jurnal Litera dan Relevansinya dengan Pengajaran Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi ” ini

Tujuan : Untuk mengetahui pelaksanaan Fisioterapi dalam mengurangi nyeri, meningkatkan lingkup gerak sendi dan meningkatkan kekuatan otot pada kasus Osteoarthritis

 Melakukan perhitungan secara kuantitatif untuk menentukan massa zat yang dibebaskan dengan menggunakan hukum Faraday.  Penggunaan

[r]

1) Guru dapat menerapkan pendekatan SAVI pada pembelajaran Bahasa Indonesia pada aspek kemampuan membaca pemahaman. 2) Guru dapat memahami dengan tepat langkah-langkah

Polimer biodegradabel seperti kopolimer poli(asam laktat)-poli(asam glikolat) (PLGA) biasanya dibuat melalui kopolimerisasi pembukaan cincin D,L-laktida dan glikolida

The problem faced by teacher of SMP N 2 Simo Boyolali in teaching reading to the second year students are that the student feels bored in learning English, because they have