TEKNIK PERMAINAN ALAT MUSIK TRADISIONAL
SIMALUNGUN TULILA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
RISNA MARGARETTA DAMANIK
NIM 2103140041
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul skripsi ini adalah “Teknik Permainan Alat Musik Tradisional Simalungun Tulila”.
Skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) pada jurusan Sendratasik Program Studi Pendidikan Seni Musik, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.
3. Dra. Tuti Rahayu, M.Si, selaku Ketua Jurusan Sendratasik.
4. Uyuni Widyastuti, M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Sendratasik dan Dosen Pembimbing Akademik penulis.
5. Panji Suroso, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Seni Musik. 6. Lamhot Basani Sihombing, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Sripsi I dan
Mukhlis Hasbullah, M.Sn selaku Dosen Pembimbing Skripsi II, yang bermurah hati dan telah berkenan memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan.
7. Bapak/Ibu Dosen Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan yang telah memberikan ilmunya selama proses pembelajaran berlangsung dan selama perkuliahan.
Skripsi ini. Begitu juga dengan Bapak Setia Dermawan Purba yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaian Skripsi ini. 9. Teristimewa keluarga tercinta, Ayahanda S. Damanik dan Ibunda M. Situmorang yang telah mencurahkan kasih sayang, waktu, doa, dan dukungan serta motivasi baik secara moril maupun materiil. Buat kakak dan adekku, Ira Novrista Damanik dan Alfredo Atur Damanik, terima kasih karena telah memberikan dukungan semangat.
10.Buat sahabat-sahabat terbaikku Putri, Deasy, Octa, Gusti, Devi, Lerin, Elda, Narita, dan Mawarni Simatupang, saya mengucapkan terima kasih atas doa dan dukungan semangatnya. Buat Ando Simanjuntak terima kasih banyak telah mendukung dan membantu saya selama penyelesaian Skripsi ini, dan terima kasih juga atas perhatian, doa, dan semangatnya.
11.Buat teman-teman seperjuangan dalam menyusun Skripsi Lerin, Prawika, Gusti, Christin PA, Elda, dan lain-lain, saya mengucapkan terima kasih buat dukungannya. Begitu juga buat teman-teman kos yang sudah seperti keluarga Lerin, Cristin PA, kak Lisa, kak Juli, kak Norlin, kak Cristin, kak tetty, bang Hendrik, bang Wirsan, bitara, jojor, jeje, fanjos, wahyu, terkhusus buat ibu kos yang telah memberi dukungan pada penulis.
Semoga Tuhan memberikan berkat yang melimbah kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuan, baik moril maupun materiil kepada penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga Skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penelitian lain maupun pembaca dalam usaha peningkatan mutu pendidikan dan kebudayaan, khususnya dibidang seni musik di sekolah di masa yang akan datang.
Medan, September 2014 Penulis,
ABSTRAK
Risna Margaretta Damanik, NIM 2103140041. Teknik Permainan Alat Musik Tradisional Simalungun Tulila. Program Studi Seni Musik. Jurusan Sendratasik. Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknik permainan alat musik tradisional Simalungun tulila, mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyajian permainan alat musik tradisional Simalungun tulila, dan mengetahui tanggapan seniman Batak Simalungun terhadap alat musik tradisional Simalungun tulila. Teori yang digunakan mencakup pengertian teknik permainan, pengertian alat musik, pengertian alat musik tradisional, dan alat musik tulila, yang berdasarkan teori dari buku dan jurnal/ hasil penelitian.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemain alat musik tradisional Simalungun tulila. Sampel dalam penelitian ini adalah tiga orang pemain alat musik tradisional Simalungun tulila. Untuk melengkapi data-data dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini dilaksanakan di Museum Simalungun yang berada di kota Pematang Siantar.
Teknik permainan pada alat musik tradisional Simalungun tulila terdiri dari posisi badan dalam memainkan alat musik tradisional Simalungun tulila, penjarian nada, dan teknik memainkannya. Di dalam bermain tulila terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dalam penyajian permainan alat musik tradisional simalungun ini yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar. Begitu juga dengan seniman Batak Simalungun memiliki tanggapan yang berbeda terhadap alat musik tradisional Simalungun tersebut. Bapak J. Badu Purba berpendapat bahwa tulila tidak seharusnya menjadi permainan pribadi saja, tetapi juga dapat menjadi aset yang berharga bagi kesenian yang ada di Simalungun yang harus diperhatikan. Sedangkan. Bapak Rosul Damanik berpendapat tulila ada baiknya tulila diperkenalkan di sekolah-sekolah sebagai media dalam belajar alat musik tiup. Dan Bapak Ridwan berpendapat bahwa festival tulila yang pernah diadakan pada Pertunjukan Rondang Bittang sebaiknya tidak hanya sekali saja diadakan, akan tetapi bisa menjadi salah satu program pada saat Pertunjukan Rondang Bittang dilaksanakan.
DAFTAR ISI
BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Landasan Teoritis ... 12
1. Pengertian Teknik Permainan ... 12
2. Pengertian Alat Musik... 13
3. Pengertian Alat Musik Tradisional ... 15
3. Wawancara ... 28 4. Dokumentasi ... 29 E. Teknik Analisis Data ... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Historis Tulila Simalungun ... 31 B. Teknik Permainan Alat Musik Tradisional Simalungun Tulila ... 33
1. Posisi Badan dalam Memainkan Alat Musik Tradisional
Simalungun Tulila ... 33 2. Penjarian Nada dalam Memainkan Alat Musik Tradisional
Simalungun Tulila ... 35 3. Teknik Memainkan Alat Musik Tradisional Simalungun
Tulila ... 39 C. Faktor-faktor yang dapat Mempengaruhi dalam Penyajian
Permainan Alat Musik Tradisional Simalungun Tulila ... 48 D. Tanggapan Seniman Batak Simalungun terhadap Alat Musik
Tradisional Simalungun Tulila ... 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 53 B. Saran ... 55
i
DAFTAR GAMBAR
Gambar2.1 TulilaSimalungun ... 17
Gambar 4.1 Posisi Badan ... 33
Gambar 4.2 Posisi Mulut dalam Meniup Tulila ... 34
Gambar 4.3 Posisi Jari dalam Memainkan Tulila ... 34
Gambar 4.4Nomor Penjarian ... 35
Gambar 4.5Penjarian Nada A=Do ... 36
Gambar 4.6Tanda Buka dan Tutup ... 37
Gambar 4.7Penjarian Nada D=Do ... 38
Gambar 4.8 Pemain Tulila Menghirup Udara dan Menyimpannya di dalam Mulut ... 40
Gambar 4.9 Pemain Tulila Menghembuskan Udara ke Lubang Nada Tulila ... 40
Gambar 4.10Permainan Jari Tulila ... 41
Gambar 4.11 Teknik Inggou pada Tulila ... 41
Gambar 4.12Teknik Mamdila-dilai pada Tulila ... 42
Gambar 4.13Partitur dan Penjarian Nada Lagu Sitalasari ... 44
ii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Partitur Lagu Sitalasari yang dimainkan oleh
Bapak J Badu Purba……… 57
Lampiran 2 : Partitur Lagu Sitalasari yang dimainkan oleh
BapakRosul Damanik……….…… 58
Lampiran 3 : Partitur Lagu Sitalasari yang dimainkan oleh
Bapak Ridwan Purba……….……. 59
Lampiran 4 :Dokumentasi Penelitian……….………. 60
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan budaya dan memiliki beraneka ragam corak budaya dan seni yang secara tradisional lahir dari pemikiran-pemikiran, kebiasaan-kebiasaan yang terkait erat dengan kondisi lingkungan dimana kelompok masyarakat tersebut berada. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kebudayaan dari suatu etnis berkolerasi erat dengan pembentukan kepribadian setiap anggota kelompok masyarakat yang tercermin dari setiap tindak tanduk individu maupun kelompok dan mengandung nilai-nilai seni luhur yang diturunkan secara turun-temurun dari satu generasi kegenerasi berikutnya.Hal ini dapat kita lihat secara langsung dengan adanya keanekaragaman suku dengan berbagai bentuk-bentuk budaya, tradisi dan seni dari masing-masing daerah yang berbeda.
Seni merupakan suatu wadah untuk menyalurkan bakat atau kreativitas manusia yang dilakukan dengan tujuan untuk kesenangan, keindahan serta rasa ketertarikan bagi pelaku seni maupun orang yang menikmatinya.Salah satu unsur seni yang sering kita jumpai dalam masyarakat adalah seni musik. Musik seakan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, bahkan sebagian orang beranggapan bahwa kebutuhan akan musik hampir sama dengan kebutuhan akan makan. Musik adalah ilmu atau seni menyusun nada atau suara yang diurutkan kombinasinya untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan dan keseimbangan.Musik berkembang seiring dengan dinamika kebudayaan yang selalu berkembang dari waktu ke waktu, perkembangan itu bersifat kompleks, yang mencakup konsep estetika, komposisi, rekayasa instrumen musik, harmoni, dan berbagai hal yang melatarbelakangi aktifitas berkomposisi dalam kegiatan musik.Demikian halnya dengan suku Simalungun yang memiliki kekayaan budaya dan seni yang patut diketahui dan dipelajari.
Musik tradisional adalah musik yang lahir dan berkembang di daerah-daerah di seluruh Indonesia.Ciri khas pada jenis musik ini terletak pada isi lagu dan instrumen (alat musiknya). Musik tradisional memiliki karakteristik yang khas, yakni syair dan melodinya menggunakan bahasa dan gaya daerah setempat. Musik tradisional adalah musik yang lahir dan berkembang di suatu daerah tertentu dan diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Musik pada suku Simalungun sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-harinya.Karena hampir setiap kegiatanmemerlukanmusik, baik itu kegiatan adat-istiadat, upacara religi, mengiringi tortor (tarian), hiburan maupun untuk mengiringi doding (lagu tradisional).Bahkan pada zaman dahulu setiap kegiatan bertani, memanen hasil, membangun rumah, sampai kegiatan sehari-haripun seperti menidurkan anakdiapresiasikan melalui musik.Pada suku Simalungun, seni musik terbagi atas dua bagian besar yaitu musik vokal yang disebut inggou,dan musik instrumen yang disebut gual.Musik instrumen yang dimainkan secara ensambel, dan musik instrumen dimainkan secara tunggal (solo instrument).
Suku Simalungun memiliki alat musik tradisional yang secara turun temurun digunakan dan berfungsi dalam kehidupan sehari-harinya seperti sulim, tulila, sarunei buluh, sarunei bolon, ogung, mongmongan dan sitalayasak,
gonrang sipitu-pitu (gonrang bolon) dan gonrang sidua-dua (gonrang dagang)
Salah satu alat musik tradisional Simalungun yang sudah sangat tua yaitu tulia.Tulila merupakanalat musik tiup yang terbuat dari bambu. Beberapa pemusik
tradisional Simalungun menyatakan bahwa alat musik tiup ini sama jenisnya seperti recorder dan alat musik ini memiliki 7 buah lubang, 6 buah diletakkan sebelah atas dan 1 lubang pembelah udara yang ditempatkan pada bagian bawah. Tulilatermasuk ke dalam aerophoneyaitu sumberbunyinya berasal dari udara,
yang dimainkan dengan cara ditiup secara tegak lurus (end blown flute). Lubang tiupnya berada di tengah yang memiliki diameter pangkal 1,5 cm dan diameter lubang tiup pada tulila bermacam-macam, ada yang segi empat, dan ada yang seperti tabung. Tulila bisa dimainkan secara tunggal maupun dipadu dengan alat musik lainnya seperti: garattung, mongmongan, ogung,gonrang sidua-duadan lain-lainDalam memainkan suatu lagu, tulila dimainkan dengan sistem tablatureyaitu tulila ditiup kemudian jari tangan dibuka dan ditutup sesuai dengan
nada yang diinginkan, juga dimainkan secara tidak putus-putus (circular breathing).
Zaman dahulu permainan tulila hanya dilakukan untuk permainan pribadi (self amusement), yang dimainkan di sawah, untuk memikat hati seorang wanita, atau di dalam rumah. Namun pada saat ini tulila dimainkan untuk acara-acara pertunjukan budaya Simalungun antara lainPesta Budaya, Rondang Bittang, dan Simalem Simalungun. Bahkan dalam pertunjukan Rondang Bittangyang diadakan
setiap tahunnya, tulilapernah difestivalkan, guna melestarikan kembali alat musik tulila kepada muda-mudi Simalungun.Begitu juga dengan pemain tulilayang
mongmongan, ogung,gonrang sidua-duadan lain-lain.Akan tetapi tulila tidak
pernah dimainkan dalam pesta adat seperti; pesta pernikahan dan upacara kematian, tulila hanya digunakan untuk pesta-pesta budaya saja.
Alat musik tradisional Simalungun tulila merupakan salah satu alat musik tradisional yang jarang diketahui muda-mudi khususnya muda-mudi Simalungun. Faktor yang mungkin menyebabkannya yaitu kurangnya minat masyarakat Simalungun khususnya muda-mudi akan alat musik tradisionalnya, dimana kalangan muda Simalungun lebih cenderung menyukai musik modern dari pada mengenal dan mempelajari alat musik tradisional Simalungun khususnya tulila. Faktor lain yang mungkin mempengaruhi yaitu jumlah pemain musik
tradisional yang berada di Simalungun hanya tinggal beberapa orang saja, termasuk tulila Simalungun. Rata-rata pemain tersebut sudah berusia lebih dari 50 tahun.
Penulis tertarik untuk mempelajari alat musik tradisional Simalungun tulila sebagai salah satu masyarakat suku Simalungun.Penulis berupaya untuk
dikatakan pembuat tulila Simalungun hanya tinggal Bapak J Badu Purba Siboro saja.Beliau adalah pemain tulila yang sangat dihormati dan disegani dikalangan peniup tulila.Selain dikenal kepiawaiannya dalam membuat dan memainkan tulila, Beliau juga dikenal sebagai tokoh masyarakat yang tetap mendukung
kelestarian musik tradisional Simalungun seperti memperkenalkan kebudayaan musik Simalungun pada muda-mudi Simalungun dalam mengisi acara Rondang Bittang.Akan tetapi menjadi pembuat dan pemain alat musik tulila bukanlah pekerjaan tetap beliau, bapak J Badu Purba Siboro hanya membuat tulila bila ada yang memesan saja.Begitu juga halnya dengan meniup tulila. Pekerjaan tetap beliau adalah PNS di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Simalungun, tetapi beliau sudah pensiun, dan sekarang beliau salah satu pengurus museum Simalungun yang berada di kota Pematang Siantar.
Penulis melakukan penelitian di Museum Simalungun kota Pematang Siantar karena Museum Simalungun ini sering dijadikan para seniman sebagai tempat berkumpul untuk sekadar bertemu dan berbincang-bincang setelah menyelesaikan pekerjaan rutinitasnya masing-masing.Para seniman Simalungun yang dapat memainkan alat musik tradisional Simalunguntulila pasti memiliki teknik yang berbeda-beda dalam memainkan alat musik tersebut.Melalui setiap permainan tulila yang dilakukan oleh tiap seniman dapat membantu peneliti di dalam mengumpulkan informasi untuk mengetahui bagaimana teknik permainan alat musik tradisional Simalungun tersebut.
penjarian yang membuat lagu tersebut lebih bervariasi.Dari faktor diatas dan dikarenakan sudah jarang yang mengenal dan mengembangkan alat musik tradisional Simalunguntulila, serta keunikan yang terdapat pada alat musik tersebutdan juga dapat diterapkan sebagai bahan pelajaran.Maka penulis tertarik untuk meneliti serta membuat suatu karya ilmiah dengan judul Teknik Permainan Alat Musik Tradisional Simalungun Tulila.
B.Identifikasi Masalah
Tujuan dari identifikasi masalah adalah penelitian yang dilakukan menjadi terarah serta cakupan masalah yang diketahui tidak terlalu luas. Identifikasi masalah tersebut sesuai dengan pendapat Hadeli (2006:23) yang mengatakan bahwa:
“Identifikasi masalah adalah suatu situasi yang merupakan akibat dari interaksi dua atau lebih faktor (seperti kebiasaan-kebiasaan, keadaan-keadaan, dan lain sebagainya) yang menimbulkan beberapa pertanyaan-pertanyaan.”
Berdasarkan ulasan dan uraian latar belakang masalah yang sudah dijelaskan, maka penulis memunculkan dan mengidentifikasi beberapa masalah, yakni sebagai berikut :
1. Bagaimana posisi badan dalam memainkan alat musik tradisional Simalungun tulila?
2. Bagaimana penjarian nada dalam memainkan alat musik tradisional Simalungun tulila?
4. Bagaimana tingkat kesulitan dalam memainkan alat musik tradisional Simalungun tulila?
5. Bagaimana teknik permainan alat musik tradisional Simalungun tulila? 6. Alat musik apa saja yang dapat dimainkan bersamaan dengan alat musik
tradisional Simalungun tulila?
7. Faktor-faktor apa yangdapat mempengaruhi penyajianpermainanalat musik tradisional Simalungun tulila?
8. Bagaimana tanggapan seniman Batak Simalungun terhadap alat musik tradisional Simalungun tulila?
C.Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah untuk mengidentifikasi dan membatasi pembahasan masalah agar pembahasan tidak melebar dan menjadi terfokus, pembatasan masalah sesuai dengan pendapat Sukardi (2003 : 30) yang mengatakan bahwa:
“Dalam merumuskan ataupun membatasi permasalahan dalam suatu penelitian sangatlah bervariasi dan tergantung pada kesenangan peneliti.Oleh karena itu perlu hati-hati dan jeli dalam mengevaluasi rumusan permasalahan penelitian, dan dirangkum kedalam beberapa pertanyaan yang jelas.”
Maka penulis membatasi masalah dengan pertanyaan yaitu:
1. Bagaimana teknik permainan alat musik tradisional Simalungun tulila? 2. Faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi penyajian permainan alat
musik tradisional Simalungun tulila?
D.Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan inti dari sebuah penelitian yang akan dilakukan, mengingat penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan, maka perlu dirumuskan dengan baik, sehingga dapat mendukung untuk menemukan jawaban dari pertanyaan penelitian.
Menurut Maryaeni (2005:14) mengatakan bahwa:
“Rumusan masalah merupakan jabaran detail fokus penelitian yang akan digarap. Rumusan masalah menjadi semacam kontrak bagi peneliti karena penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan sebagaimana terpapar pada rumusan masalahnya.Rumusan masalah juga biasa disikapi sebagai jabaran fokus penelitian karena dalam praktiknya, proses penelitian senantiasa berfokus pada butir-butir masalah sebagaimana dirumuskan.”
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, serta pembatasan masalah, maka permasalahan dapat dirumuskan yaitu :“Bagaimana Teknik Permainan Alat Musik Tradisional Simalungun Tulila?”
E.Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan selalu mengarah pada tujuan, penelitian ini juga tentunya mengarah pada tujuan dari penelitian.Hal ini sesuai dengan pendapat Azril
(2008:18) mengatakan bahwa “Tujuan merupakan pernyataan yang
mengungkapkan hal yang diperoleh pada ahli penelitian sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan adalah sesuatu yang diharapkan peneliti.”Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui teknik permainan alat musik tradisional Simalungun tulila.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyajian permainanalat musik tradisional Simalungun tulila.
3. Untuk mengetahui tanggapan seniman Batak Simalungun terhadap alat musik tradisional Simalungun tulila.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian akan mempunyai manfaat jika tujuan yang diharapkan tercapai. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bacaan bagi masyarakat luas, khususnya masyarakat Simalungun untuk melestarikan alat musik tradisional Simalungun tulila.Menurut Hariwijaya (2008:50) yang mengatakan bahwa: “Manfaat penelitian adalah apa yang diharapkan dari hasil penelitian tersebut,
dalam hal ini mencakup dua hal yakni kegunaan dalam pengembangan ilmu dan manfaat dibidang praktik.”Berdasarkan pendapat tersebut maka manfaat
penelitian merupakan hal-hal yang diharapkan dari hasil penelitian dalam hal pengembangan ilmu dan praktik.
Jadi hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
4. Sebagai bahan masukan dalam memotivasi masyarakat Simalungun untuk melestarikan alat musik tradisional Simalungun tulila,
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Teknik permainan pada alat musik tradisional Simalungun tulila terdiri dari posisi badan dalam memainkan alat musik tradisional Simalungun tulila, penjarian nada, dan teknik memainkannya. Posisi badan dalam memainkan tulila dapat dilakukan dengan berdiri dan duduk, dengan sikap tegak dan tidak
membungkuk. Letak tulila dengan garis tegak badan membentuk sudut kira-kira 40 derajat. Posisi mulut di letakkan diujung pangkal tulila dan jari-jari tangan masing-masing dilubang nada. Untuk penjarian nada dalam memainkan tulila, jari-jari tangan harus berfungsi dan peka menurut bagiannya
masing-masing. Sedangkan teknik memainkan tulilamemiliki peristilahan dan ungkapan tersendiri di dalam bahasa Batak Simalungun. Manguttong berasal dari kata uttong berarti tidak putus-putus. Teknik permainan manguttong adalah teknik memainkan tulila dengan cara menghirup udara melalui hidung sambil meniup/ menghembuskannya secara bersamaan. Adapun teknik lain dalam tulila yaitu manoppul, manggiut, inggou, dan mandila-dilai.
kesehatan, faktor kemampuan memainkan, faktor penghayatan lagu, dan faktor naluri musikal. Sedangkan faktor dari luar yaitu faktor kualitas instrumen, faktor suara instrumen, dan faktor perawatan instrumen.
3. Setiap seniman memiliki pendapat yang berbeda-beda dalam menanggapi tulila. Bapak J. Badu Purba berpendapat bahwa tulila tidak seharusnya menjadi
permainan pribadi saja, tetapi juga dapat menjadi aset yang berharga bagi kesenian yang ada di Simalungun yang harus diperhatikan. Sedangkan Bapak Rosul Damanik berpendapat tulila merupakan alat musik tradisional suku Batak Simalungun yang memiliki kemiripan dengan recorder. Sangat bagus diperkenalkan kepada muda-mudi Simalungun khususnya. Dikarenakan kemiripannya dengan recorder, ada baiknya tulila diperkenalkan di sekolah-sekolah sebagai media dalam belajar alat musik tiup.Dan Bapak Ridwan berpendapat bahwa festival tulila yang pernah diadakan pada Pertunjukan Rondang Bittangsebaiknya tidak hanya sekali saja diadakan, akan tetapi bisa
B. SARAN
1. Pemuda-pemudi Simalungun harus memberikan perhatiannya terhadap kesenian dan budaya Simalungun dan memberikan hatinya supaya kesenian Simalungun tidak punah suatu saat.
2. Bagi para seniman kiranya tidak bosan-bosannya mengarahkan generasi muda agar lebih peduli dengan kesenian dan budayanya.
3. Setiap orangtua mengenalkan kesenian Simalungun kepada putra-putrinya baik itu musik, alat musik, maupun tari-tarian yang ada di Simalungun. 4. Pemerintah Simalungun diharapkan lebih memperhatikan kesenian
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1985. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern.Jakarta : Pustaka Amani
Azril. 2008. Metode Penelitian. Jakarta : Bumi Pustaka Banoe, Pono .2003. Kamus Musik. Yogyakarta : Kanisius
Corazon, CD. 2007. Traditional Musical Instrument of The Philippines. Nevada : FMAdigest
Hadeli. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Padang Quantum Teaching
Jansen, Arlin Dietrich. 2003. Gonrang Simalungun, Stuktur dan Fungsinya dalamMasyarakat Simalungun. Medan : Bina Media
Leach, Maria. 2001. The new book of knowledge. New York : Glolier, Inc
Lexsy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset
Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta : Bumi Aksara
Sipayung, Hernauli. Andreas Lingga. Peralatan Musik Tradisional Batak Simalungun : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Museum Neg. Prop. Sumatera Utara 1992/ 1993 Soeharto, M. 2001. Kamus musik. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia Soewito. 1996. Teknik Termudah Bermain Suling (Rekorder Sopran). Jakarta :
Titik Terang
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Kependidikan. Yogyakarta : Bumi Aksara Supranto. 2004. Proposal Penelitian dan Contoh. Jakarta : Universitas Indonesia Suyatno dan Sutinah. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta : Arrauz
Media
W. West Phal, Frederick. 1978. Woodwind Ensemble Method Beginning Class Instruction. California State University Sacramento : Wm. C. Brown Company Publishers