(B. Pertanian)
Pengembangan Model Insentif Disinsentif untuk Mengurangi Laju Alih Fungsi Lahan Pertanian
dalam Rangka Mempertahankan Swasembada Beras di propinsi Jawa Tengah
Sutrisno, Joko; Sugihardjo; Barokah, Umi
Fakultas Pertanian UNS, Penelitian, DP2M Dikti, Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi, 2012
Alih fungsi lahan pertanian tidak menguntungkan bagi pertumbuhan sektor pertanian karena dapat menurunkan kapasitas produksi dan daya serap tenaga kerja, yang selanjutnya berdampak pada penurunan produksi pangan dan pendapatan per kapita keluarga tani. Alih fungsi lahan pertanian merupakan masalah strategis dalam rangka pemantapan ketahanan pangan, peningkatan kesejahteraan petani dan pengentasan kemiskinan, serta pembangunan ekonomi berbasis pertanian. Penelitian ini bertujuan mendiskripsikan persebaran alih fungsi lahan yang terjadi di Jawa Tengah dan menggali faktor-faktor penyebabnya.
Selama periode tahun 2000 sampai dengan 2010, di Jawa Tengah telah terjadi alih fungsi lahan sebesar 14.830.00 ha, sehingga setiap tahunnya sebesar 1.483 ha. Pada periode waktu tersebut alih fungsi lahan terbesar terjadi di Kabupaten Magelang yaitu sebesar 2.539 ha, atau tiap tahunnya sebesar 253,9 ha. Besarnya alih fungsi lahan tersebut tentu saja akan membawa dampak pada berkurangnya potensi produksi pangan khususnya beras. Memang menurut data dari Badan Pusat Statistik, pada periode sepuluh tahun terakhir, terdapat daerah yang luas sawahnya meningkat. Akan tetapi peningkatan luas lahan sawah tersebut tidak sebanding dengan alih fungsi lahan sawah ke non pertanian.
Pada tahun 2010 produktivitas beras di Jawa Tengah sebesar 5,54 ton per hektar. Oleh karena itu dalam sepuluh tahun terakhir sebenarnya telah terjadi kehilangan potensi produksi beras sebesar 8.215,8 ton per tahun karena alih funsi lahan. Potensi kehilangan produksi ini perlu dipikirkan alternative pemecahannya, agar alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian tidak menimbulkan permasalahan pada ketahanan pangan khususnya dan pembangunan pertanian pada umumnya.