• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEDUDUKAN ANAK ANGKAT BERBEDA JENIS KELAMIN TERHADAP HARTA WARISAN ORANG TUA ANGKATNYA DITINJAU DARI HUKUM WARIS ADAT BATAK (PATRILINEAL) DAN DAYAK SIMPANG (MATRILINEAL).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEDUDUKAN ANAK ANGKAT BERBEDA JENIS KELAMIN TERHADAP HARTA WARISAN ORANG TUA ANGKATNYA DITINJAU DARI HUKUM WARIS ADAT BATAK (PATRILINEAL) DAN DAYAK SIMPANG (MATRILINEAL)."

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRAK

KEDUDUKAN ANAK ANGKAT BERBEDA JENIS KELAMIN TERHADAP HARTA WARISAN ORANG TUA ANGKATNYA DITINJAU

DARI HUKUM WARIS ADAT BATAK (PATRILINEAL) DAN DAYAK SIMPANG (MATRILINEAL)

Estuning Dwi Pamintha

110110090190

Sistem kekeluargaan pada masyarakat Batak adalah sistem kekeluargaan patrilineal yaitu menurut garis keturunan laki-laki (ayah). Sedangkan sistem kekeluargaan pada masyarakat Dayak Simpang adalah sistem kekeluargaan matrilineal yaitu menurut garis keturunan perempuan (ibu). Permasalahan pewarisan muncul ketika terjadi pengangkatan anak berbeda jenis kelamin dalam perkawinan antara laki-laki Batak (patrilineal) dan perempuan Dayak Simpang (matrilineal). Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami dan mengkaji kedudukan anak angkat berbeda jenis kelamin terhadap harta warisan orang tua angkatnya ditinjau dari hukum waris adat Batak (patrilineal) dan Dayak Simpang (matrilineal) dan untuk mengetahui pembagian waris anak angkat berbeda jenis kelamin dalam perkawinan antara laki-laki Batak dan perempuan Dayak Simpang menurut hukum waris adat Batak dan Dayak Simpang.

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini bersifat yuridis-normatif yaitu dengan mengkaji dan menguji data sekunder atau bahan-bahan kepustakaan yang berhubungan dengan permasalahan waris adat. Spesifikasi penelitian ini adalah deskriptif-analitis yaitu mendeskripsikan kedudukan anak angkat berbeda jenis kelamin terhadap harta warisan orang tua angkatnya menurut hukum waris adat Batak dan Dayak Simpang. Penelitian ini dilakukan dengan cara studi kepustakaan dan studi lapangan. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode yuridis-kualitatif.

Referensi

Dokumen terkait

Kedudukan Anak Angkat Dalam Pembagian Harta Warisan Apabila Ada Anak Kandung Dan Apabila Tidak Ada Anak Kandung Menurut Hukum Waris Adat Di Kecamatan. Susukan

Pertama Terkait hal pewarisan hukum waris islam yang mengacu pada pasal 209 KHI tidak menutup mata bahwa anak angkat mendapat harta waris dari orang tua angkatnya sebesar 1/3

Sedangkan tujuan khusus dalam penulisan hukum ini adalah : untuk mengetahui dan memahami syarat pemberian harta warisan orang tua angkat terhadap anak angkatnya menurut hukum

Jika orang tua angkat semasa hidupnya telah menghibahkan barang-barang kepada anak angkatnya, hingga nafkah anak tersebut telah terjamin sepenuhnya, maka pada pembagian harta

“KEDUDUKAN HUKUM ANAK ANGKAT TERHADAP HARTA ASAL DAN HARTA GONO GINI ORANG TUA ANGKAT MENURUT HUKUM ADAT WARIS SUKU TENGGER DI DESA NGADAS KECAMATAN SUKAPURA

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul : Kedudukan Hukum Anak Angkat Terhadap Harta Asal Dan Harta Gono Gini Orang Tua Angkat Menurut Hukum

Kasus diatas merupakan kasus tentang sengketa harta warisan secara adat, didalam sengketa tersebut pada dasarnya adalah merupakan hak dari anak angkat yakni harta warisan

Skripsi yang berjudul Perlindungan Hukum Atas Harta Peninggalan Orang Tua Angkat Bagi Anak Angkatnya Dalam Kajian Kompilasi Hukum Islam ini dilatar belakangi bahwa