1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang masalah
Penyakit hipertensi merupakan penyakit nomor satu di
Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American
Heart Association (2001) terjadi peningkatan rata-rata kematian
akibat hipertensi di Amerika. Secara keseluruhan kematian akibat
hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%. National Health
and Nutrition Examination Survey (NHANES III) yang
dilaksanakan dari tahun 1998 sampai 2001, menyatakan bahwa
24% populasi orang dewasa dan lansia Amerika Serikat
mengalami hipertensi. Prevalensi ini bervariasi menurut umur, ras
dan pendidikan.
Diperkirakan terjadi kenaikan kasus hipertensi di negara
berkembang, dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000 yaitu
menjadi 80 % (1,15 milyar kasus) di tahun 2025. Prediksi ini
didasarkan pada angka penderita hipertensi dan pertambahan
penduduk (Armilawaty, 2007). Data Riskesdas tahun 2007,
menyebutkan hipertensi sebagai penyebab kematian nomor
ketiga setelah stroke dan tuberkolosis, dengan jumlah mencapai
Indonesia menempati peringkat ke-10 di dunia untuk populasi
manusia usia lanjut (lansia).
Menurut Dinas Kesehatan Jawa Tengah, terjadi
peningkatan prevalensi di Jawa Tengah. Kejadian hipertensi
tahun 2007 sebesar 1,87%, tahun 2008 sebesar 2,02% dan tahun
2009 sebesar 3,305%. Data dari Kabupaten Temanggung pada
tahun 2009 penderita hipertensi sebanyak 18.796 orang.
Kabupaten Temanggung menduduki peringkat 2 dengan
penderita hipertensi terbanyak setelah Kabupaten Sragren
(Dinkes Propinsi Jawa Tengah, 2008)
Dari survey penulis di Puskesmas Pingit Kecamatan
Pringsurat Kabupaten Temanggung didapatkan jumlah kunjungan
pasien dari bulan Maret - Agustus 2012 adalah 838 orang, dari
jumlah tersebut sebanyak 312 adalah pasien hipertensi baru dan
526 orang adalah pasien hipertensi lama. Sebanyak 31 orang
pasien hipertensi di desa Pingit yang tidak pernah kontrol ke
Puskesmas Pingit, diperoleh 8 orang mengatakan tahu tentang
hipertensi, 9 orang mengatakan hipertensi dianggap penyakit
tidak berbahaya, 9 orang mengatakan kontrol hanya bila
mengalami sakit batuk, diare, sesak nafas dan masuk angin. Dari
data kelurahan Pingit, didapat populasi lansia dari umur 45-66
tahun ke atas mencapai 1600 jiwa, sedangkan lansia hipertensi
Kabupaten Temanggung dari tahun 2012-2013 mencapai 1225
jiwa. Sejumlah 185 di+antaranya penduduk desa Pingit. Hal ini
prevalensinya cukup tinggi dibandingkan dengan desa-desa lain
di Kecamatan Pringsurat.
Hipertensi sering ditemukan pada usia tua/lanjut, pada usia
60 tahun (Rahayu, 2000). Bagi kalangan lansia hidup sehat dan
panjang umur adalah harapan yang sangat didambakan.
Walaupun tenaga dan pikiran para lansia sudah berkurang
fungsinya, namun harapan mereka tetap saja selalu ingin bisa
berkarya. Biasanya mereka berambisi tidak mau dianggap lemah
oleh orang-orang disekitar mereka. Semakin meningkatnnya umur
harapan hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk lanjut
usia terus meningkat. Menurut Undang-undang Nomor 13 tahun
1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia (Lansia), lansia adalah
penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Namun, hal
ini disesuaikan dengan masa pensiun adalah 59 tahun, kecuali
untuk orang dengan fungsi tertentu seperti professor, ahli hukum,
dokter atau profesi lain di bidang swasta batasannya melebihi
usia 59 tahun. Proses penuaan penduduk tentunya berdampak
pada berbagai aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, dan
terutama kesehatan, karena dengan semakin bertambahnya usia,
fungsi organ tubuh akan semakin menurun baik karena faktor
Hipertensi kini menjadi masalah global karena
prevalensinya yang terus meningkat sejalan dengan perubahan
gaya hidup, terutama dalam pola makan. Pola makan tradisional
yang tadinya tinggi karbohidrat, tinggi serat kasar, dan rendah
lemak bergeser ke pola makan baru yang rendah karbohidrat,
rendah serat kasar, dan tinggi lemak sehingga menggeser mutu
makanan ke arah tidak seimbang. Perubahan pola makan ini
dipercepat oleh makin kuatnya arus budaya makanan asing yang
disebabkan oleh kemajuan teknologi informasi dan globalisasi
ekonomi. Disamping itu, perbaikan ekonomi menyebabkan
berkurangnya aktifitas fisik. Perubahan pola makan dan aktifitas
fisik ini berakibat semakin banyak masalah gizi lebih berupa
kegemukan dan obesitas yang berdampak pada timbulnya
penyakit degeneratif (Almatsier, 2006).
Menurut Depkes (2006), pada golongan umur 55-64 tahun,
penderita hipertensi pada pria dan wanita sama banyak. Dari
beberapa penelitian, tingginya prevalensi hipertensi sejalan
dengan bertambahnya umur. Berdasarkan Penelitian yang
dilakukan di enam kota besar seperti Jakarta, Padang, Bandung,
Yogyakarta, Denpasar, dan Makasar terhadap usia lanjut (55-85
tahun), didapatkan prevalensi hipertensi sebesar 52,5%.,
seseorang yang beresiko terkena hipertensi adalah orang yang
Komplikasi hipertensi yang tidak diobati akan
mempengaruhi semua sistem organ dan akhirnya akan
memperpendek harapan hidup sebesar 10-20 tahun. Selain itu
penurunan tekanan darah dapat mencegah demensia dan
penurunan kognitif pada usia lanjut. Kemunduran kognitif ditandai
dengan lupa pada hal-hal yang baru, akan tetapi masih dapat
melakukan aktifitas sehari-hari. Kerusakan organ yang terjadi
berkaitan dengan derajat keparahan hipertensi (Gray, 2005 &
Suhardjono, 2006).
Tekanan darah tinggi dalam jangka waktu lama akan
merusak endothel arteri dan mempercepat atherosklerosis. Bila
penderita memiliki faktor-faktor risiko kardiovaskular lain, maka
akan meningkatkan mortalitas dan morbiditas akibat gangguan
kardiovaskularnya tersebut. Menurut Studi Farmingham, pasien
dengan hipertensi mempunyai peningkatan risiko yang bermakna
untuk penyakit koroner, stroke,penyakit arteri perifer, dan gagal
jantung (Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2006).
Menurut Fadilah, S., pengendalian hipertensi belum
memuaskan, bahkan di banyak negara pengendalian tekanan
darah hanya 8% karena menyangkut banyak faktor baik dari
penderita, tenaga kesehatan, obat-obatan maupun pelayanan
kesehatan. Hipertensi sebenarnya merupakan penyakit yang
tersebut meliputi monitoring tekanan darah secara teratur,
program hidup sehat tanpa asap rokok, peningkatan aktivitas fisik
atau gerak badan, diet yang sehat dengan kalori seimbang
melalui konsumsi tinggi serat, rendah lemak dan rendah natrium.
Hal tersebut merupakan kombinasi upaya mandiri oleh individu
atau masyarakat dan didukung oleh program pelayanan
kesehatan yang ada serta harus dilakukan sedini mungkin
(Madina, 2010).
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik
untuk meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
hipertensi lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten
Temanggung.
1.2. Identifikasi Masalah
Hipertensi berbahaya karena akan membebani jantung dan
ini menyebabkan arteriosklerosis (pengerasan dinding arteri). Ini
meningkatkan risiko mendapat penyakit jantung dan stroke.
Hipertensi yang tidak dirawat juga akan membawa kepada
penyakit kronik degeneratif seperti retinopati, stroke, paru-paru
berair, penebalan dinding jantung dan penyakit berkaitan jantung,
pengerasan dinding arteri terutama di jantung, buah pinggang dan
otak serta kematian (Mansjoer, 2001)
Menurut Nurkhalida (2003) riwayat keluarga dekat yang
hipertensi sebesar 4 kali lipat, yang artinya seseorang yang
mempunyai riwayat hipertensi yang diturunkan oleh orang tua
maka akan lebih berisiko hipertensi dari pada yang tidak memiliki
riwayat hipertensi.
Faktor jenis kelamin berpengaruh pada terjadinya penyakit
tidak menular tertentu, yang banyak dicetuskan oleh hipertensi
dimana pria lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan
wanita dengan rasio sekitar 2,29 mmHg untuk peningkatan darah
sistolik (Gunawan, 2005).
Bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi lebih besar
sehingga prevalensi dikalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu
sekitar 40 % dengan kematian sekitar 50 % diatas umur 60 tahun
(Nurkhalida, 2003).
Obesitas mempunyai korelasi positif dengan hipertensi.
Anak-anak remaja yang mengalami kegemukan cenderung
mengalami hipertensi. Ada dugaan bahwa meningkatnya berat
badan normal relatif sebesar 10 % mengakibatkan kenaikan
tekanan darah 7 mmHg.
Olahraga juga dikaitkan dengan peran obesitas pada
hipertensi. Kurang melakukan olahraga akan meningkatkan
kemungkinan timbulnya obesitas dan jika asupan natrium juga
bertambah akan memudahkan timbulnya hipertensi (Sheps,
Setelah merokok dua batang saja maka baik tekanan
sistolik maupun diastolik akan meningkat 10 mmHg. Tekanan
darah akan tetap pada ketinggian ini sampai 30 menit setelah
berhenti mengisap rokok. Sementara efek nikotin perlahan-lahan
menghilang, tekanan darah juga akan menurun dengan perlahan.
Namun pada perokok berat tekanan darah akan berada pada
level tinggi sepanjang hari (Bustan, 2000).
Natrium meyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh,
karena menarik cairan di luar sel agar tidak keluar, sehingga akan
meningkatkan volume dan tekanan darah. Pada manusia yang
mengkonsumsi natrium 3 gram atau kurang ditemukan tekanan
darah rata-rata rendah, sedangkan asupan natrium sekitar 7-8
gram tekanan darahnya rata-rata lebih tinggi.
Stres atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, rasa
marah, dendam, rasa takut, rasa bersalah) dapat merangsang
kelenjar anak ginjal melepaskan hormon adrenalin dan memacu
jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan
darah akan meningkat.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini
berfokus pada faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi.
1.3. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini hipertensi pada lansia adalah faktor
konsumsi buah dan sayur, aktifitas fisik, merokok, alkoholik, jenis
kelamin, umur, dan stress adalah faktor yang mempengaruhi yaitu
sebagai variabel bebas.
1.4. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor
yang berpengaruh pada hipertensi lansia di Desa Pingit
Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung.
1.5. Tujuan Penelitian 1.5.1. Tujuan umum
Untuk mengetahui faktor yang berpengaruh pada
hipertensi lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat
Kabupaten Temanggung.
1.5.2. Tujuan khusus
Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada
hipertensi lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat
Kabupaten Temanggung.
Menganalisa jumlah faktor yang berpengaruh pada
hipertensi dengan kejadian hipertensi pada lansia di
Desa Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten
Temanggung.
1.6. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi mengenai faktor penyebab
hipertensi pada lansia dalam upaya mengatasi
hipertensi pada lansia di Desa Pingit Kecamatan
Pringsurat Kabupaten Temanggung.
2. Manfaat praktis
a. Bagi peneliti
Untuk memperoleh pengalaman dalam
mengadakan riset dan menambah wawasan
peneliti mengenai cara menulis makalah ilmiah
sesuai standar yang baku.
b. Bagi profesi kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai
bahan pertimbangan untuk promosi kesehatan,
sebagai bahan dalam penyusunan program
penyuluhan kesehatan masyarakat khususnya
pada para lansia penderita hipertensi.
c. Bagi masyarakat
Memperoleh gambaran secara umum dan
informasi yang penting mengenai faktor faktor