• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI LINGKUNGAN KELUARGA, KEAKTIFAN, KETERSEDIAAN ALAT BELAJAR TERHADAP MOTIVASI DAN DAMPAKNYA PADA HASIL Kontribusi Lingkungan Keluarga, Keaktifan Dan Ketersediaan Alat Belajar Terhadap Motivasi Berprestasi Dan Dampaknya Pada Hasil Belajar Matemat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI LINGKUNGAN KELUARGA, KEAKTIFAN, KETERSEDIAAN ALAT BELAJAR TERHADAP MOTIVASI DAN DAMPAKNYA PADA HASIL Kontribusi Lingkungan Keluarga, Keaktifan Dan Ketersediaan Alat Belajar Terhadap Motivasi Berprestasi Dan Dampaknya Pada Hasil Belajar Matemat"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI LINGKUNGAN KELUARGA, KEAKTIFAN, KETERSEDIAAN ALAT BELAJAR TERHADAP MOTIVASI DAN DAMPAKNYA PADA HASIL

BELAJAR MATEMATIKA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:

DESI EKO SUSILOWATI

A410090081

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

KONTRIBUSI LINGKUNGAN KELUARGA, KEAKTIFAN, KETERSEDIAAN ALAT BELAJAR TERHADAP MOTIVASI DAN DAMPAKNYA PADA HASIL

BELAJAR MATEMATIKA

Research purposes, (1) examine the contribution of indirect family environment, activity and availability of learning on learning outcomes through achievement motivation, (2) directly examine the contribution of family environment, and the availability of active learning tool for achievement motivation, (3) examine the contribution of achievement motivation on learning outcomes. Population study 103 students of class X SMK Prawira Marta Kartasura. Sample of 82 students with Solvin formula. Sampling technique using proportional random sampling. With the questionnaire data collection and documentation. Analysis using path analysis, requirements analysis previously conducted trials. The results, (1) There is no direct contribution of family environment, activity and availability of learning on learning outcomes through achievement motivation. Family environment indirect effect on learning outcomes through achievement motivation, IE=0,095; liveliness indirect effect on learning outcomes through achievement motivation, IE=0,146; Availability learning tool indirect effect on learning outcomes through achievement motivation, IE=0,046. (2) There is a direct contribution of family environment, and the availability of active learning tool for achievement motivation. Family environment directly influence achievement motivation, DE=0,050; liveliness direct effect on achievement motivation, DE=0,357; availability of equipment studied directly influence achievement motivation, DE=0,081. (3) There is a contribution of achievement motivation on learning outcomes, DE=0,335.

Keywords: family environment, learning outcomes, learning tools, liveliness, motivation

PENDAHULUAN

(4)

dapat menyalurkan minat dan bakat yang dimiliki. Maka para guru wajib membantu agar siswa dapat menyalurkan bakat yang dimiliki.

Secara umum mutu pendidikan dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh oleh siswa. Menurut Asep Jihad dan Abdul Haris (2009: 15) pengertian hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran. Dalam pelajaran matematika masih sering ditemukan hasil belajar yang belum memuaskan. Adanya bukti dari hasil evaluasi pelajaran matematika tiap semester maupun ujian akhir yang masih sering di bawah standar mata pelajaran lain. Selain itu juga bisa disebabkan oleh cara mengajar guru yang kurang tepat dalam proses pembelajaran. Keadaan ini sungguh sangat memperihatinkan. Oleh karena itu, diperlukan suatu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi masalah belajar. Menurut Abdurrahman (2004: 37) menyatakan bahwa keseluruhan faktor-faktor yang melatarbelakangi masalah belajar ini, dapat dikembalikan kepada faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dapat mencangkup segi intelektual seperti kecerdasan, bakat, minat dan hasil belajar, segi emosional seperti motif, sikap, perasaan, keinginan, kemauan, kondisi kesehatan fisik serta mental, dan sebagainya. Faktor eksternal meliputi kondisi fisik, sosial, psikologi keluarga, sekolah, serta masyarakat. Semua faktor dapat berpengaruh terhadap perkembangan siswa baik pengaruh positif ataupun negatif.

(5)

Penelitian yang dilakukan oleh Adedeji Tella (2007) menyatakan bahwa motivasi dan hasil belajar siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Selanjutnya motivasi siswa juga mempunyai peranan yang penting dalam proses pembelajaran. Siswa yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi dalam belajarnya kemungkinan hasil belajar yang dicapai akan tinggi, bila dibandingkan dengan mereka yang motivasi belajarnya rendah.

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan. Menurut Rohani (2010: 8) aktivitas merupakan hal yang penting, karena dalam belajar memerlukan suatu kegiatan dan tanpa adanya kegiatan tidak mungkin seseorang belajar. Penelitian yang dilakukan oleh Lipekiene (2009) aspek utama dalam meningkatkan komunikasi adalah penerapan strategi inovatif kontekstual. Strategi inovatif tersebut mampu menstimulasi siswa dalam mengembangkan kemampuan komunikasi matematika siswa.

Dalam proses pembelajaran terdapat banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Salah satu faktornya yaitu ketersediaan alat belajar. Menurut Ajayi dan Ekundayo (2009) dapat disimpulakan bahwa TIK yang termasuk sebagai fasilitas belajar membuat kegiatan mengajar jauh lebih menarik, membantu guru dan siswa up to date, selain itu juga untuk meningkatkan kwalitas kerja baik itu guru maupun siswa.

Hipotesis dalam penelitian ini: (1) Ada kontribusi secara tidak langsung lingkungan keluarga, keaktifan dan ketersediaan alat belajar terhadap hasil belajar melalui motivasi berprestasi. (2) Ada kontribusi secara langsung lingkungan keluarga, keaktifan dan ketersediaan alat belajar terhadap motivasi berprestasi. (3) Ada kontribusi motivasi berprestasi terhadap hasil belajar.

(6)

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian berdasarkan pendekatannya adalah penelitian kuantitatif korelasional asosiatif. Populasi penelitian sebanyak 103 siswa kelas X SMK Prawira Marta Kartasura. Sampel penelitian sebanyak 82 siswa ditentukan dengan rumus solvin. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik proposional random sampling. Variabel independen dalam penelitian ini adalah lingkungan keluarga, keaktifan dan ketersediaan alat belajar. Variabel intervening adalah motivasi berprestasi. Variabel dependen adalah hasil belajar matematika.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode angket dan dokumentasi. Instrumen penelitian dikalibrasi dengan validitas item angket dan reliabilitas. Teknik analisis data menggunakan analisis jalur, dengan persamaan

e X b X b X b b

Y 01 12 23 3 . Sebelum analisis data dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas, uji linieritas, uji homogenitas dan uji multikolinieritas. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Langkah pertama dalam penelitian ini adalah memberikan angket lingkungan keluarga, keaktifan siswa, ketersediaan alat belajar dan motivasi berprestasi kepada kelas tryout dengan jumlah 20 item pernyataan. Uji validitas angket dilakukan dengan menggunakan rumus koefisien korelasi Product Moment dengan α = 5% dan N = 82. Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah koefisien Cronbach Alpha, suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari r tabel. Selanjutnya item yang telah valid dan reliabel dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.

(7)

kategori hasil belajar matematika tinggi, 16% siswa dalam kategori hasil belajar matematika sedang dan 0% siswa dalam kategori hasil belajar matematika rendah.

Motivasi berprestasi dikumpulkan menggunakan angket yang terdiri dari 16 item pernyataan. Motivasi berprestasi diperoleh skor terendah 30, skor tertinggi 63, rata-rata 45,09 dan standar deviasi 6,848. Klasifikasi skor motivasi berprestasi yaitu 32% siswa dalam kategori motivasi berprestasi tinggi, 67% siswa dalam kategori motivasi berprestasi sedang dan 1% siswa dalam kategori motivasi berprestasi rendah.

Lingkungan keluarga dikumpulkan menggunakan angket yang terdiri dari 17 item pernyataan. Lingkungan keluarga diperoleh skor terendah 23, skor tertinggi 66, rata-rata 38,77 dan standar deviasi 9,126. Klasifikasi skor lingkungan keluarga yaitu 12 siswa dalam kategori lingkungan keluarga tinggi, 55% siswa dalam kategori lingkungan keluarga sedang dan 33% siswa dalam kategori lingkungan keluarga rendah.

Keaktifan dikumpulkan menggunakan angket yang terdiri dari 16 item pernyataan. Keaktifan diperoleh skor terendah 30, skor tertinggi 63, rata-rata 43,85 dan standar deviasi 7,740. Klasifikasi skor keaktifan yaitu 25% siswa dalam kategori keaktifan tinggi, 74% siswa dalam kategori keaktifan sedang dan 1% siswa dalam kategori keaktifan rendah.

Ketersediaan alat belajar dikumpulkan menggunakan angket yang terdiri dari 16 item pernyataan. Ketersediaan alat belajar diperoleh skor terendah 37, skor tertinggi 62, rata-rata 49,59 dan standar deviasi 5,315. Klasifikasi skor ketersediaan alat belajar yaitu 72% siswa dalam kategori ketersediaan alat belajar tinggi, 28% siswa dalam kategori ketersediaan alat belajar sedang dan 0% siswa dalam kategori ketersediaan alat belajar rendah.

(8)

ditunjukkan dengan keberanian dalam bertanya apabila mengalami kesulitan matematika, berani mengemukakan pendapat, mengerjakan soal di depan kelas.

Ketersediaan alat belajar matematika siswa SMK cenderung lengkap karena sumber belajar cukup memadai, pemanfaatan media belajar cukup maksimal, ruang kelas yang nyaman. Namun koleksi buku-buku di perpustakaan kurang lengkap dan alat peraga kurang bervariasi. Siswa SMK berasal dari lingkungan keluarga yang berbeda-beda. Kebanyakan siswa berasal dari kelurga dengan tingkat ekonomi sedang.

Selanjutnya dilakukan teknik analisis data yaitu menggunakan analisis jalur. Sebelum analisis data dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas, uji linieritas, uji homogenitas dan uji multikolinieritas. Hasil analisis jalur dapat dilihat pada diagram jalur berikut.

Gambar 1 Diagram Jalur

(9)

Tabel 1

Berdasarkan hasil-hasil perhitungan dekomposisi tersebut diatas selanjutnnya dilakukan perhitungan sumbangan efektif, dapat disimpulkan bahwa 82,5% dari hasil belajar matematika (X5) dapat dijelaskan melalui variasi variabel-variabel X. hal ini

menunjukkan bahwa 17,5% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar variabel yang diteliti dan sebab lain merupakan variasi akibat kesalahan pengukuran.

(10)

menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam fasilitas yang tersedia di sekolah umum dan swasta di Negara Ondo, Nigeria. Sekolah swasta fasilitas yang diberikan lebih lengkap daripada fasilitas di sekolah umum.Penelitian yang dilakukan oleh Magdalena Simbolon (2009) menyatakan bahwa lingkungan keluarga sangat mempengaruhi perkembangan anak. Hasil penelitian ini dapat dimaknai, bahwa keluarga menjadi sumber perlakuan yang akan mempengaruhi pembentukan karakteristik pribadi dan perilaku anak.

(11)

(2010) menyatakan siswa yang menggunakan manipulasi untuk belajar matematika lebih cenderung terlibat aktif dalam komunikasi matematika. Kondisi ini menunjukkan bahwa siswa yang lebih banyak menggunakan kemampuan berpikir kritis saat berdiskusi akan memunculkan sikap komunikatif dalam penyelesaian masalah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi berprestasi berkontribusi terhadap hasil belajar matematika. Bila seorang siswa tidak memiliki motivasi terhadap obyek yang dipelajari maka sulit diharapkan siswa tersebut akan tekun dan memperoleh hasil yang baik. Sebaliknya, apabila siswa tersebut belajar dengan motivasi berprestasi yang besar terhadap obyek yang dipelajarinya maka hasil yang diperoleh akan baik. Hal ini didukung hasil penelitian Adedeji Tella (2007) menyatakan fakta bahwa keberhasilan dalam pelajaran sekolah atau akademis pada umumnya tergantung pada banyak faktor motivasi. Hasil penelitian ini dimaknai, bahwa keberhasilan siswa dalam suatu pelajaran disekolah umumnya tergantung pada faktor motivasi. Penelitian Reni Endang Sulastri (2002) menyatakan bahwa dosen mempunyai peranan yang sangat besar terhadap prestasi sedangkan variabel fasilitas, dukungan orang tua dan kemandirian mempunyai peranan dan pengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa. Hasil penelitian ini dapat dimaknai, bahwa hasil belajar akan meningkat apabila variabel – variabel independen secara simultan juga meningkat.

SIMPULAN

Ada kontribusi secara tidak langsung lingkungan keluarga, keaktifan dan

ketersediaan alat belajar terhadap hasil belajar melalui motivasi berprestasi (α=0,05).

(12)

Ada kontribusi secara langsung lingkungan keluarga, keaktifan dan

ketersediaan alat belajar terhadap motivasi berprestasi (α=0,05). Lingkungan keluarga

berpengaruh langsung terhadap motivasi berprestasi dengan nilai DE=0,050. Keaktifan berpengaruh langsung terhadap motivasi berprestasi dengan nilai DE=0,357. Ketersediaan alat belajar berpengaruh langsung terhadap motivasi berprestasi dengan nilai DE=0,081.

Ada kontribusi motivasi berprestasi terhadap hasil belajar matematika

(α=0,05). Motivasi berprestasi berpengaruh langsung terhadap hasil belajar matematika dengan nilai DE=0,335.

Berdasarkan simpulan tersebut, dapat disarankan bagi siswa, guru dan peneliti yang akan datang. Bagi siswa sebaiknya memiliki motivasi belajar yang tinggi. Bagi guru sebaiknya membantu kelancaran dalam memanfaatkan ketersediaan alat belajar supaya hasil belajar siswa maksimal. Bagi peneliti yang akan datang diharapkan dapat mengembangkan hasil penelitian dengan variabel lain.

Puji syukur alhamdulillah kehadirat Allah Subkhanahu wa Ta’ala yang telah melimpahkan nikmat, sehingga penelitian ini dapat selesai dengan baik. Terima kasih dan penghargaan kepada yang terhormat dekan FKIP UMS beserta stafnya dan Ketua Jurusan FKIP UMS beserta stafnya yang telah memberikan ijin penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Ajayi dan Ekundayo, Haastrup. 2009. The Application of Information and

Communication Technology in Nigerian Secondary School. International NGO

Journal. Vol 4(5), pp. 281-286

Alimi, Olatunji Sabitu. 2012. “School Types, Facilities and Academic Performance of Students inSenior Secondary Schools in Ondo State, Nigeria“.International Education Studies. Vol.5. No.3. Page 44-48.

(13)

Kosko, Karl W dan Jesse L. M. Wilkins. 2010. “Mathematical Communication and Its

Relation to the Frequency of Manipulative Use”. International Electronic Journal of Mathematics Education /Vol.5 No.2

Lipeikiene, Joana. 2009. Proceedings of the 9th International Conference on Technology in Mathematics Teaching. A Wide Concept of mathematical

Communication (pp.XXX) Metz, France: ICTMT 9.

Mulyono, Abdurrahman. 2004. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Murwani, Hesty Arya dan Daliman. 2010. Hubungan Antara Persepsi Kualitas Pengajaran Guru Matematika Dengan Prestasi Belajar Matematika. Varia Pendidikan. Vol. 22. No.1. Juni 2010.

Muyiwa, Adeyemi. 2012. “Influence of Universal Basic Education (UBE) Facilities on School Learning Environment in Lagos State, Nigeria.Journal of Education and Practice. Vol. 3. No.2. Page 30-39. 2012.

Ndirangu, Mwangi dan Udoto, Maurice O. 2011.“Quality of learning facilities and learning environment.Quality Assurance in Education Vol.19. 3.Page 1-11.(2011).

Owoeye, Joseph Sunday and Philias Olatunde Yara. 2011. “School Facilities and Academic Achievement of Secondary School Agricultural Science in Ekiti State, Nigeria.Asian Social Science. Vol. 7. No.7.Page 64-74. July 2011. Rohani Hm, Ahmad. 2010. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Simbolon, Magdalena. 2009. Lingkungan Keluarga dan Pengaruhnya terhadap Perkembangan Anak. Kultura Vol. 10(1)

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sulastri, Reni Endang. 2002. “Pengaruh Dosen, Fasilitas, Orang tua dan Kemandirian terhadap Kualitas Belajar Mahasiswa Politeknik Negeri Padang. Jurnal R&B, 2 (2).Oktober 2002.

Tell, Adedeji. 2007. The Impact of Motivation on Student’s Academic Achievement

and Learning Outcomes In Mathematics Among Secondary School Students in

Nigeria. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education/ Vol. 3(2), pp. 149-156.

Gambar

Gambar 1 Diagram Jalur
Tabel 1 Dekomposisi Hubungan

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Anda apakah sistem komunikasi melalui Website Intranet Bank Indonesia, apakah lebih rumit atau tidak bila dibandingkan media yang lain.. Ya

speech and it belongs to the directive utterance in command form. Based on the explanation above, the writer can conclude that this. utterance which is uttered by the

[r]

Perbedaan timbulnya birahi pada perlakuan juga disebabkan terjadinya ketidakseimbangan energi dalam pakan (intake) dengan energi untuk pertumbuhan sehingga akan

― Analysis of Textbook used at Basic English Course: A Case Study at Basic English Course (BEC) Pare Kediri .” Thesis, English Education Department, Graduate School,

Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk mengetahui dan mengkaji bagaimana prosedur pengajuan perkara councorsus (perbarengan) di Pengadilan Agama Jember ;

(2) Introduksi teknologi produksi batik meliputi peralatan pembatikan berupa kompor, wajan dan canting listrik, kenceng, alat cap batik, dan dudukan wajan dari besi, (3)

Dalam penelitian ini, citra digunakan untuk identifikasi citra tumbuhan obat dan teks digunakan untuk pencarian dokumen pada sistem temu kembali informasi..