• Tidak ada hasil yang ditemukan

Medleaf: Aplikasi Mobile untuk Identifikasi Tumbuhan Obat Berbasis Citra dan Teks

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Medleaf: Aplikasi Mobile untuk Identifikasi Tumbuhan Obat Berbasis Citra dan Teks"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

i

MEDLEAF:

APLIKASI

MOBILE

UNTUK IDENTIFIKASI

TUMBUHAN OBAT BERBASIS CITRA DAN TEKS

DESTA SANDYA PRASVITA

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

i

MEDLEAF: APLIKASI

MOBILE

UNTUK IDENTIFIKASI

TUMBUHAN OBAT BERBASIS CITRA DAN TEKS

DESTA SANDYA PRASVITA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Komputer pada

Departemen Ilmu Komputer

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(3)

ABSTRACT

DESTA SANDYA PRASVITA. MEDLEAF: Mobile application for medicinal plant identification based on image and text. Under the supervision of YENI HERDIYENI.

This research proposed a new mobile application (MEDLEAF) for medicinal plants identification based on image and text. The application is developed using the Android operating system. There are two facilities in this mobile application, i.e. plants identification and search engine. Plants identification is used for species identification based on leaf image and search engine is used for searching information based on medicinal plants documents. This research used a limited member of documents, i.e. 32 kinds of medicinal plants and 30 kinds of image data of herbs. A questionnaire is used to evaluate user satisfication. The evaluation results shows that MEDLEAF is promising for medicinal plants identification.

(4)

Judul Skripsi : Medleaf: Aplikasi Mobile untuk Identifikasi Tumbuhan Obat Berbasis Citra dan Teks

Nama : Desta Sandya Prasvita

NRP : G64096019

Disetujui Pembimbing

Dr. Yeni Herdiyeni, S.Si., M.Kom. NIP 19750923 200012 2 001

Diketahui

Ketua Departemen Ilmu Komputer

Dr. Ir. Agus Buono, M.Si, M.Kom. NIP 19660702 199302 1 001

(5)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata'ala yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan yang berjudul MedLeaf: Aplikasi Mobile untuk Identifikasi Tumbuhan Obat Berbasis Citra dan Teks. Shalawat

dan salam disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya yang tetap berada di jalan-Nya hingga akhir zaman.

Pembuatan skripsi ini tak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1 Allah Subhanahu wata'ala atas rahmat dan karunia-Nya.

2 Kedua orang tua tercinta serta ketiga saudaraku tercinta, Annisa Putty Azahra, Rifki Muhammad Audy, dan Fikri Muhammad Audy, atas doa dan semangat yang diberikan. 3 Ibu Dr. Yeni Herdiyeni, S.Si., M.Kom. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

banyak bantuan, kemudahan, saran dan ilmu kepada penulis.

4 Ibu Karlina Khiyarin Nisa, S.Kom., M.T. dan Bapak Sony Hartono Wijaya, S.Kom., M.Kom. selaku dosen penguji atas kemudahan dan ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

5 Teman-teman satu bimbingan Canggih Trisyanto, Mayanda Mega, Ni Kadek, Oki Maulana, Pauzi Ibrahim, Ryanti Octaviani, Siska Susanti, dan Tomy Kurniawan atas saran, masukan dan nasihat yang diberikan kepada penulis.

6 Teman-teman di Departemen Ilmu Komputer Alih Jenis IPB angkatan 4 atas segala kebersamaan, bantuan, dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis.

7 Teman-teman kosan White House Arif, Al, Pauzi, Rahmat, Jefri dan Pak De. 8 Teman-teman Perkumpulan Mahasiswa Pecinta Alam LAWALATA IPB.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang ditemukan dalam tugas akhir ini. Penulis berharap adanya saran dan kritik yang membangun dari semua pihak yang membaca tulisan ini. Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Bogor, Juni 2012

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di kota Tangerang pada tanggal 3 Desember 1987. Penulis merupakan putra pertama dari empat bersaudara dari pasangan H. Mohammad Yamin, S.Pd dan Hj. Supiati, S.Pd. Penulis memulai pendidikan di TK Tunas Harapan Ciledug-Tangerang pada tahun 1993. Penulis melanjutkan sekolah dasar di SDN Kramat Pela 11 Jakarta Selatan dan MI Darunnajah Jakarta Selatan dan lulus pada tahun 2000, kemudian melanjutkan pendidikan menengah pertama di SLTP Islam Al-Azhar 3 Bintaro dan lulus pada tahun 2003. Penulis menempuh pendidikan menengah atas di SMU Islam Al-Azhar 3 Jakarta Selatan dan lulus pada tahun 2006. Setelah itu penulis melanjutkan kuliah dan diterima sebagai mahasiswa Direktorat Program Diploma IPB Program Keahlian Manajemen Informatika melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan lulus pada tahun 2009, kemudian penulis melanjutkan kuliah untuk gelar sarjana pada tahun 2009 di Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, IPB. Dalam masa kuliah hingga saat ini penulis aktif dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Perkumpulan Mahasiswa Pecinta Alam IPB (LAWALATA IPB).

(7)

v

Halaman

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 1

Ruang Lingkup ... 1

Manfaat... 1

TINJAUAN PUSTAKA Android... 1

Ekstraksi Ciri Tekstur ... 2

Local Binary Patterns ... 2

Local Binary Patterns Variance (LBPV) ... 2

Probabilistic Neural Network ... 3

Temu Kembali Informasi ... 3

Chi-kuadrat ( ) ... 3

Pembobotan BM25 ... 4

Human Computer Interaction ... 4

Evaluasi Heuristik ... 5

METODE PENELITIAN Server ... 5

Client ... 8

Evaluasi Kinerja Sistem ... 9

Perangkat Keras dan Perangkat Lunak ... 9

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Praproses ... 9

Hasil Antarmuka Sistem ... 9

Evaluasi Kinerja Sistem ... 10

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 13

Saran ... 13

DAFTAR PUSTAKA ... 14

(8)

vi

1 Tabel kontingensi antara kata terhadap kelas... 4

2 Kueri terhadap jenis penyakit dan jumlah citra yang diharapkan. ... 11

3 Perbandingan terhadap jumlah citra yang diharapkan dengan fakta dari sistem. ... 11

4 Hasil kuesioner 20 koresponden. ... 11

DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Komponen sistem operasi Android. ... 1

2 Perhitungan LBP. ... 2

3 Beberapa ukuran circularneighborhood. ... 2

4 Struktur PNN. ... 3

5 Alur client server mobile application tumbuhan obat. ... 5

6 Metode penelitian. ... 6

7 Citra masukan untuk ekstraksi tekstur. ... 6

8 Pembentukan histogram LBP. ... 7

9 Grafik recall precision kueri uji. ... 8

10 Alur sistem untuk identifikasi citra. ... 8

11 Alur sistem untuk pencarian dokumen tumbuhan obat. ... 9

12 Hasil praproses citra. ... 9

13 Antarmuka identifikasi citra. ... 10

14 Antarmuka untuk pencarian dokumen. ... 10

15 Perbandingan waktu proses pencarian dokumen di web dengan mobile devices. ... 10

16 Perbandingan kepuasan user terhadap hasil identifikasi citra. ... 12

17 Perbandingan kepuasan user terhadap waktu proses identifikasi citra. ... 13

18 Perbandingan kepuasan user terhadap hasil pencarian dokumen. ... 13

19 Perbandingan kepuasan user terhadap waktu proses pencarian dokumen. ... 13

DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Tiga puluh citra tumbuhan obat ... 16

2 Daftar 32 jenis tumbuhan obat Indonesia yang digunakan dalam penelitian ... 17

3 Kumpulan kueri uji ... 18

4 Format dokumen XML ... 19

5 Screen shoot aplikasi ... 20

6 Pertanyaan kuesioner untuk kemudahan dan kepuasan user ... 22

(9)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada tahun 2001, Laboratorium Konservasi Tumbuhan, Fakultas Kehutanan (Fahutan), Institut Pertanian Bogor (IPB) telah mendata bahwa terdapat tidak kurang dari 2039 spesies tumbuhan obat berasal dari hutan Indonesia (Zuhud 2009). Identifikasi tumbuhan obat tersebut perlu menggunakan herbarium atau text book untuk dibandingkan dengan objek aslinya, tapi prosesnya akan memakan waktu yang lama dan merepotkan. Tentunya herbarium juga memiliki kemungkinan rusak sehingga tumbuhan sulit untuk dikenali lagi. Wilayah Indonesia sangat luas sehingga dibutuhkan perangkat yang dapat mengidentifikasi tumbuhan obat yang bekerja secara mobile. Seiring bertambahnya keanekaragaman tumbuhan obat, makin bertambah pula dokumen tumbuhan obat hasil dokumentasi oleh para peneliti. Oleh karena itu, dibutuhkan perangkat mobile yang dapat mengidentifikasi tumbuhan obat berbasis citra dan teks secara otomatis.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, identifikasi citra tumbuhan obat dapat dilakukan dengan menggunakan fitur Local Binary Patterns

(Kusmana 2011). Selain itu, telah dilakukan penelitian untuk searching tumbuhan obat dengan ekstraksi ciri dokumen menggunakan

chi-kuadrat dengan klasifikasi naïve bayes

(Herawan 2011). Wells (2011) telah membuat Aplikasi mobile untuk pengolahan citra menggunakan Google Phone dengan sistem operasi Android. Speckmann (2008) mengatakan dalam penelitiannya untuk saat ini platform yang paling baik digunakan dalam pengembangan aplikasi pada mobile device adalah sistem operasi Android.

Pada penelitian ini, dilakukan pembuatan aplikasi mobile untuk identifikasi tumbuhan obat berbasis citra dan teks. Aplikasi ini dikembangkan dengan menggunakan sistem operasi Android. Dalam penelitian ini, citra digunakan untuk identifikasi citra tumbuhan obat dan teks digunakan untuk pencarian dokumen pada sistem temu kembali informasi.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1 Pembuatan aplikasi mobile menggunakan sistem operasi Android untuk identifikasi tumbuhan obat berbasis citra dan teks. 2 Mengevaluasi aplikasi mobile untuk

identifikasi tumbuhan obat berbasis citra dan teks.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini meliputi: 1 Dokumen terbatas pada 32 jenis

tumbuhan obat Indonesia.

2 Data citra tumbuhan obat yang digunakan adalah 30 jenis tumbuhan obat yang diambil dari kebun Biofarmaka, Cikabayan dan rumah kaca Pusat Konservasi Ex-situ Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia, Fahutan, IPB. 3 Menggunakan sistem operasi Android

dalam pembuatan aplikasi mobile.

Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah mempercepat dan mempermudah pengguna dalam mengidentifikasi citra tumbuhan obat dan mempermudah dalam pencarian dokumen tumbuhan obat.

TINJAUAN PUSTAKA

Android

Android adalah sistem operasi untuk telepon seluler yang berbasis Linux. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam peranti bergerak. Gambar 1 menunjukkan komponen utama dari sistem operasi Android.

(10)

Ekstraksi Ciri Tekstur

Tekstur adalah gambaran visual dari sebuah permukaan. Tekstur dapat dibentuk dari keragaman bentuk, pencahayaan, bayangan, penyerapan, dan refleksi. Dalam citra digital, tekstur dicirikan dengan variasi intensitas atau warna. Variasi intensitas disebabkan oleh perbedaan warna pada suatu permukaan. Penampilan tekstur dipengaruhi oleh skala, arah pandangan, kondisi pencahayaan (Mäenpää 2003).

Local Binary Patterns

Local Binary Pattern (LBP) digunakan untuk mencari pola-pola tekstur local pada citra (Mäenpää 2003). LBP bekerja dengan delapan ketetanggan yang tersebar melingkar (circular neighborhoods) dengan pusat pixel

berada di tengah. Notasi merupakan nilai

gray level piksel ketetanggannya. Untuk mendapatkan nilai LBP, dilakukan

thresholding pada pixel-pixel tetangga yang berbentuk circular dengan menggunakan

pixel pusat, kemudian mengalikannya dengan pembobotan biner. Perhitungan LBP dapat dilihat pada Gambar 2.

Thresholded bobot

Gambar 2 Perhitungan LBP.

Nilai threshold = 4

Pola LBP = 11001011

Nilai LBP = 1+2+8+64+128 = 203 LBP dapat diformulasikan dengan rumus sebagai berikut: piksel ketetanggaan, adalah circular sampling poins, P adalah banyaknya

sampling points, adalah nilai keabuan dari , adalah pixel pusat, dan adalah kode biner (sign).

Setelah mendapatkan nilai LBP, keseluruhan direpresentasikan dengan membentuk histogram:

(3)

dengan:

(4)

Nilai K merupakan nilai LBP terbesar dan

MxN piksel sebagai ukuran citra.

Notasi (P,R) akan digunakan untuk piksel ketetanggaan dengan P sebagai sampling points dan R adalah radius. Dapat dilihat pada Gambar 3 merupakan circular neighborhood tiga operator.

(8,1) (12,2.5) (16,4)

Gambar 3 Beberapa ukuran circular neighborhood.

Metode LBP sudah dikembangkan lebih lanjut dengan menjadi LBPV (LBP Variance) yang menggabungkan 2 metode dan VAR (Guo et al. 2010a).

Local Binary Patterns Variance (LBPV)

Secara definisi, VAR mendeskripsikan

informasi kontras dan

mendeskripsikan informasi pola tekstur yang tidak dipengaruhi perubahan gray scale dan rotasi sehingga kedua operator tersebut bersifat komplemen. Variance berhubungan dengan fitur tekstur. Biasanya, frekuensi tekstur region yang tinggi akan mempunyai

variance yang lebih tinggi dan variance-variance tersebut lebih berkontribusi terhadap perbedaan tekstur suatu citra (Guo

et al. 2010b). Oleh karena itu, variance

dapat digunakan sebagai bobot yang dapat beradaptasi untuk mengatur kontribusi nilai LBP pada perhitungan histogram. Ojala

et al. (2002) melakukan joint distribution

pola LBP dengan kontras lokal sebagai

descriptor tekstur bernama LBPV. LBPV dimaksudkan menjadi sebuah descriptor

(11)

dihitung menggunakan formula sebagai berikut:

(5)

Dengan:

(6)

Probabilistic Neural Network

PNN merupakan Artificial Neural Network (ANN) yang menggunakan teorema probabilitas klasik. PNN diperkenalkan oleh Donald Specht pada tahun 1990. PNN menggunakan pelatihan (training)

supervised. PNN merupakan jaringan syaraf tiruan yang menggunakan radial basis function (RBF). RBF adalah fungsi yang berbentuk seperti bel yang menskalakan variabel nonlinear. Keuntungan utama menggunakan arsitektur PNN adalah

Training data PNN mudah dan cepat (Wu et al. 2007).

Gambar 4 Struktur PNN.

Struktur PNN terdiri atas empat lapisan, yaitu lapisan masukan, lapisan pola, lapisan

penjumlahan, dan lapisan

keputusan/keluaran. Struktur PNN ditunjukkan pada Gambar 4. Lapisan-lapisan yang menyusun PNN adalah sebagai berikut: 1 Lapisan input (input layer)

Lapisan masukan merupakan inputx yang terdiri atas k nilai yang akan diklasifikasikan pada salah satu kelas dari

n kelas.

2 Lapisan pola (pattern layer)

Pada lapisan pola dilakukan perhitungan jarak antara input dengan vektor bobot

yaitu - simbol minus

menunjukkan jarak antara vektor. kemudian dibagi dengan bias tertentu σ dan selanjutnya dimasukkan ke dalam

fungsi radial basis, yaitu

- Dengan demikian, persamaan yang digunakan pada lapisan pola adalah sebagai berikut:

- - - (7) dengan menyatakan vektor bobot atau vektor latih kelas ke-i urutan ke-j.

3 Lapisan penjumlahan (summation layer) Pada lapisan penjumlahan setiap pola pada masing-masing kelas dijumlahkan sehingga dihasilkan probability density function untuk setiap kelas. Persamaan yang digunakan pada lapisan ini adalah:

(8)

4 Lapisan keluaran (output layer)

Pada lapisan keluaran input x akan diklasifikasikan ke kelas I jika nilai paling besar dibandingkan kelas lainnya.

Temu Kembali Informasi

Sistem temu kembali informasi (Information retrieval system) merupakan sistem pencari pada sekumpulan dokumen elektronik yang memenuhi kebutuhan informasi tertentu sehingga lebih terstruktur (Manning et al. 2008). Sistem temu kembali informasi bertujuan menjembatani kebutuhan informasi pengguna dengan sumber informasi.

Chi-kuadrat ( )

Chi-kuadrat merupakan pengujian hipotesis mengenai perbandingan antara frekuensi observasi atau yang benar-benar terjadi dengan frekuensi harapan (ekspektasi). Bentuk distribusi tergantung dari derajat bebas (d.f). Di bawah ini adalah untuk menghitung derajat bebas.

(12)

suatu hipotesis . Hipotesis nol berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara frekuensi observasi dan frekuensi harapan. Hipotesis nol dapat diterima nilai peghitungan < nilai kritis pada derajat bebas dan nilai signifikansi tertentu. Hipotesis nol dapat ditolak jika nilai > nilai kritis pada derajat bebas dan tingkat signifikansi tertentu. Di bawah adalah perhitungan untuk mencari nilai .

Pada penelitian Herawan

(2011), digunakan mengukur derajat kebebasan antara kata penciri t dengan kelas

c agar dapat dibandingkan dengan nilai . Perhitungan nilai chi-kuadrat dapat dibantu dengan tabel kontingensi. Nilai pada tabel kontingensi merupakan nilai frekuensi observasi dari suatu kata terhadap kelas. Tabel 1 Tabel kontingensi antara kata

terhadap kelas

Kelas Kelas=1 Kelas=0

Kata Kata=1 A B

Kata=0 C D

Perhitungan nilai chi-kuadratberdasarkan tabel kontingensi disederhanakan sebagai berikut.

Nilai t merupakan kata yang sedang diujikan terhadap suatu kelas c, N merupakan jumlah dokumen latih, A merupakan banyaknya dokumen pada kelas c yang memuat kata t, B banyaknya dokumen yang tidak berada di kelas c namun memuat kata t, C merupakan banyaknya dokumen yang berada di kelas c namun tidak memiliki kata t, dan D merupakan banyaknya dokumen yang bukan merupakan dokumen kelas c dan tidak memuat kata t.

Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan nilai χ² dari masing-masing kata. Kata yang memiiki nilai χ² di atas nilai kritis

pada tingkat signifikansi α adalah kata yang dipilih sebagai penciri dokumen sehingga kata yang dipilih sebagai penciri dokumen merupakan kata yang memiliki pengaruh terhadap kelas c.

Pembobotan BM25

Metode BM25 merupakan metode pembobotan kata yang memeringkatkan setiap kumpulan dokumen yang didasarkan pada kata dalam kueri yang muncul pada setiap dokumen. Rumus dalam menghitung skor pada algoritme BM25 ditunjukkan pada Persamaan 13 berikut

Persamaan 13 menjelaskan bahwa merupakan term frequency pada dokumen D, |D| merupakan banyaknya kata dalam dokumen D, dan avg dl merupakan rata-rata panjang dokumen dalam kumpulan teks dari dokumen tersimpan. k1 dan b merupakan parameter bebas dengan nilai yang biasa dipilih untuk k1=2,0 dan b=0,75. IDF(qi) merupakan bobot dari kata qi. Rumus untuk menghitung IDF ditunjukkan pada Persamaan 14 sebagai berikut

N merupakan banyaknya koleksi dokumen, dan merupakan jumlah dokumen yang memuat kata qi.

Perhitungan yang digunakan untuk

ranking dokumen terhadap kueri

menggunakan pembobotan BM25 yang sudah disediakan Sphinx dengan rumus:

1 BM25 =0

2 foreach(keyword inmatchingkeywords){

3 n= totalmatchingdocuments(keyword)

4 N = total_documents_in_collection

5 k1 =1.2

6 TF = current_document_occurrence count(keyword)

7 IDF =log((N-n+1)/n)/log(1+N)

8 BM25 = BM25 + TF*IDF/(TF+k1) }

9 BM25 =0.5+BM25 /

(2*num_keywords(query))

Keterangan:

N : Total dokumen dalam korpus

n : Total dokumen yang memiliki kata kueri

TF : Frekuensi term t pada dokumen

IDF : Inverted indeks dokumen

K1 : Positif parameter (1.2)

Human Computer Interaction

(13)

Interaction adalah studi, perencanaan, dan desain bagaimana orang dan komputer dapat bekerja bersama sehingga kebutuhan seseorang dapat terpenuhi dengan cara yang paling efektif (Galitz 2007).

Evaluasi Heuristik

Evaluasi heuristik adalah panduan, prinsip umum, atau aturan yang dapat menuntun keputusan rancangan atau digunakan untuk mengkritik suatu keputusan yang sudah diambil. Ridwan (2007) mengatakan bahwa teknik ini dibuat oleh Jacob Nielsen dan Rolf Molich.

Evaluasi dilakukan dengan menggunakan 10 kriteria evaluasi heuristik yang dapat digunakan untuk menghasilkan gagasan. Adapun aturan-aturan tersebut adalah: 1 Visibility of system status

Sistem harus selalu memberikan informasi kepada pengguna tentang apa saja yang sedang terjadi.

2 Match between system and the real world

Sistem harus lebih menggunakan bahasa pengguna disbanding bahasa yang dimengerti oleh sistem.

3 User control and freedom

Baik secara sengaja atau tidak, pengguna sering membuat kesalahan dalam memilih fungsi atau tombol.

4 Consistency and standards

Keseragaman semua sistem navigasi. 5 Error prevention

Mengantisipasi munculnya masalah di tahap awal sistem. Perlu adanya

konfirmasi sebelum pengguna

melanjutkan aksinya.

6 Recognition rather than recall

Memudahkan pengguna dalam mengingat langkah-langkah yang dilakukan.

7 Flexibililty and efficiency of use

Sistem harus menggunakan fungsi-fungsi yang dapat dimengerti baik oleh pengguna yang berpengalaman ataupun tidak. 8 Aesthetic and minimalist design

Informasi yang lebih detail di dalam suatu analog harus disesuaikan dengan unitnya. 9 Help users recognize, diagnose, and

recover from errors

Pesan kesalahan harus dijelaskan serta menyarankan pemecahannya.

10 Help and documentation

Perlu menyediakan bantuan dan dokumentasi.

METODE PENELITIAN

Pembuatan aplikasi mobile untuk identifikasi tumbuhan obat berbasis citra dan teks bekerja pada mobile device (client) dan

server. Untuk citra, pada sisi server

dilakukan proses training PNN untuk pembuatan model klasifikasi dari hasil ekstraksi ciri LBPV terhadap data latih citra tumbuhan obat, sedangkan sisi client

dilakukan proses pengenalan citra menggunakan klasifikasi PNN terhadap model klasifikasi. Untuk teks, pada sisi

server dilakukan klasifikasi dokumen untuk pembentukan indeks klasifikasi, sedangkan sisi client mengambil input kueri teks dan mengirimkan kueri tersebut ke server untuk proses temu kembali informasi dan hasilnya akan ditampilkan di sisi mobile device

(client). Gambar 5 merupakan alur client server dari sistem aplikasi mobile.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian Herawan (2011) untuk searching

dokumen tumbuhan obat dan penelitian Kusmana (2011) untuk identifikasi tumbuhan obat menggunakan fitur citra. Pembuatan aplikasi mobile ini memiliki dua input yang berbeda, yaitu citra dan teks. Input citra tumbuhan obat dapat diambil dari kamera atau galeri pada ponsel. Input teks dimasukan melalui keyboard pada ponsel. Metode penelitian dapat dilihat pada Gambar 7.

Pada penelitian ini struktur aplikasi dibagi menjadi dua bagian, di antaranya adalah:

1 Server

2 Client Server

Pemrosesan di server dibagi menjadi dua bagian, yaitu training citra dan training

dokumen. Training citra menghasilkan model klasifikasi terhadap citra daun dari hasil ekstraksi ciri. Model klasifikasi yang dihasilkan akan digunakan untuk proses pengenalan citra yang dilakukan di client.

Internet

Server Mobille

Devices

(14)

Training citra pada server menggunakan PNN. Training dokumen tumbuhan obat menghasilkan indeks klasifikasi dari hasil klasifikasi Naïve Bayes. Pada server, untuk dokumen juga dilakukan temu kembali informasi terhadap indeks klasifikasi untuk kueri yang dikirim dari client.

1 Training Citra

Training citra tumbuhan obat di server

menggunakan metode penelitian Kusmana (2011). Training untuk citra tumbuhan obat prosesnya adalah sebagai berikut: Ekstraksi Ciri Citra

Total citra yang digunakan 1440 citra daun tumbuhan obat yang disajikan pada Lampiran 1 terdiri atas 30 jenis daun, depan dan belakang (masing-masing kelas 48 citra). Citra daun berfomat JPEG dengan ukuran 270 x 240 pixel. Sebelum masuk ke dalam tahap ekstraksi fitur, citra dipraproses terlebih dahulu. Citra daun merupakan citra RGB dengan latar belakang putih. Masukan untuk ekstraksi tekstur menggunakan citra gray scale

yang berukuran 240 x 270 pixel. Praproses citra dapat dilihat pada Gambar 6.

Ekstraksi fitur pada citra daun hanya dilakukan pada pixel-pixel yang menyusun daun. Latar belakang yang berwarna putih tidak dimasukan dalam proses ekstraksi agar tidak menjadi penciri. Ekstraksi fitur tekstur pada penelitian ini menggunakan . Ekstraksi tekstur dilakukan dengan konvolusi menggunakan operator (8,1). Nilai-nilai yang dihasilkan dari proses esktraksi direpresentasikan melalui histogram yang merupakan frekuensi nilai LBP pada sebuah citra. Ilustrasi pembentukan histogram ditunjukkan pada Gambar 8.

Mobile Devices (Client)

Server

Citra

Teks

Gambar 7 Metode penelitian.

Gray Scale RGB

(15)

Gambar 8 Pembentukan histogram LBP.

Histogram memiliki P+2 bin.

P merupakan banyaknya sampling points

yang digunakan. Histogram yang dihasilkan pada Ekstraksi ciri tekstur dengan operator (8,1) menghasilkan 10 bin.

Klasifikasi Citra

Masukan untuk klasifikasi PNN diambil dari citra daun yang telah melewati tahap ekstraksi ciri sebelumnya. Lapisan output memiliki beberapa target kelas sesuai dengan jumlah jenis daun. Untuk lapisan pola hanya digunakan satu model PNN yaitu dengan nilai bias (σ) 0.015. Pada histogram, dilakukan normalisasi agar perhitungan tidak menghasilkan bilangan yang terlalu besar atau kecil yang tidak bisa dikerjakan oleh mesin komputer.

Evaluasi

Pada penelitian Kusmana (2011), akurasi klasifikasi citra tumbuhan obat menggunakan fitur LBPV adalah sebesar 56.333%. Proporsi data latih dan data uji yang digunakan masing-masing adalah 80% dan 20%.

2 Training Dokumen

Training dokumen tumbuhan obat pada penelitian ini menggunakan metode penelitian yang dilakukan oleh Herawan (2011). Training dokumen tumbuhan obat prosesnya adalah sebagai berikut: Pemilihan Fitur Dokumen

Penelitian ini menggunakan koleksi dokumen tumbuhan obat sebagai korpus yang sama dengan penelitian Herawan (2011). Koleksi dokumen tumbuhan obat berjumlah 132 dokumen bertipe file XML. Untuk file XML ada penambahan tag dari

file yang ada dalam penelitian Herawan (2011) dengan contoh format dokumen yang terdapat pada Lampiran 4. Tag file XML adalah sebagai berikut:

<DOK></DOK>, tag ini mewakili keseluruhan dokumen dan melingkupi tag-tag lain yang lebih spesifik.

<ID></ID>, tag ini menunjukkan ID dokumen.

<NAMA></NAMA>, tag ini menunjukkan nama dari suatu jenis tanaman obat.

<NAMAL></NAMAL>, tag ini menunjukkan nama latin dari tanaman obat.

<DESKRIPSI></DESKRIPSI>, tag ini mewakili isi dari dokumen meliputi deskripsi tanaman dan kegunaannya. <FAM></FAM>, tag ini menunjukkan nama family dari tanaman obat.

<NAMAD></NAMAD>, tag ini menunjukkan nama daerah dari tanaman obat.

<HABITUS></HABITUS>, tag ini menunjukkan habitus dari tanaman obat. <URAIAN></URAIAN>, tag ini menunjukkan deskripsi dari tanaman obat yang sudah diringkas.

<BAGIAN></BAGIAN>, tag ini menunjukkan bagian tanaman obat yang digunakan.

<MANFAAT></MANFAAT>, tag ini menunjukkan manfaat dari tanaman obat. <BUDIDAYA></BUDIDAYA>, tag ini menunjukkan cara budidaya dari tanaman obat.

<KANKIM></KANKIM>, tag ini menunjukkan kandungan kimia dari tanaman obat.

<SIFATKHAS></SIFATKHAS>, tag ini menunjukkan sifat khas dari tanaman obat.

<LOKASI></LOKASI>, tag ini menunjukkan kandungan kimia dari tanaman obat.

<PENYAKIT></PENYAKIT>, tag ini menunjukkan penyakit yang dapat disembuhkan dari jenis tumbuhan obat.

Sebelum masuk ke tahap ekstraksi fitur, dokumen dipraproses terlebih dahulu. Tahapannya ialah dengan

lowercasing, tokenisasi, dan pembuangan

(16)

Klasifikasi Dokumen

Nilai peluang kata yang didapat kemudian digunakan untuk melakukan penghitungan Naïve Bayes pada dokumen uji untuk setiap kelasnya. Kemudian, diambil nilai peluang yang terbesar pada nilai penghitungan Naïve Bayes. Nilai tersebut merupakan kelas dari dokumen uji tersebut.

Evaluasi

Akurasi sistem klasifikasi yang dikelaskan berdasarkan family dan penyakit tumbuhan obat yaitu masing-masing sebesar 97.44% dan 89.74% (Herawan 2011). Selain training dokumen tumbuhan obat, di server juga dilakukan temu kembali informasi terhadap kueri yang dikirimkan dari ponsel. Pembobotan yang digunakan adalah BM25 untuk menghitung bobot kedekatan kueri dengan dokumen koleksi. Pada penelitian Herawan (2011), telah dilakukan pengujian sistem temu kembali informasi dengan menghitung nilai recall dan

precision dari kueri pada Lampiran 3 yang diujikan pada sistem. Hasil penghitungan

recall precision yang tinggi ditunjukkan pada Gambar 9. Evaluasi kinerja sistem

temu kembali informasi juga

menghasilkan nilai average precision

yang tinggi juga yaitu sebesar 93.26%.

Gambar 9 Grafik recall precision kueri uji.

Client

Sama halnya pemrosesan server, pemrosesan di client juga dibagi menjadi dua bagian, yaitu untuk identifikasi citra dan pencarian dokumen. Untuk identifikasi citra semua proses dilakukan di client tanpa memerlukan koneksi ke server. Pencarian dokumen tumbuhan obat pada client

dilakukan pengambilan kueri teks yang akan

diproses di server dan hasilnya akan dikembalikan lagi ke client.

1 Identifikasi Citra

Tahapan proses identifikasi citra daun tahapannya adalah praproses, ekstraksi ciri, dan pengenalan citra menggunakan PNN terhadap model klasifikasi hasil

training PNN di server. Praproses dan ekstraksi ciri di client dilakukan dengan menggunakan metode yang sama seperti di server. Alur sistem untuk identifikasi citra di aplikasi mobile (client) dapat dilihat pada Gambar 10.

2 Pencarian Dokumen

Input teks yang dimasukan melalui

keyboard ponsel akan dikirimkan ke

server untuk dilakukan proses temu kembali informasi. Setelah proses temu kembali informasi di server, hasil

pemeringkatan dokumen akan

Mulai

(17)

ditampilkan pada layar ponsel. Alur sistem untuk pencarian dokumen tumbuhan obat di aplikasi mobile (client)

dapat dilihat pada Gambar 11.

Evaluasi Kinerja Sistem

Evaluasi kinerja sistem terhadap pengguna menggunakan metode kuesioner. Pertanyaan-pertanyaan kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 6. Tujuan evaluasi kinerja sistem ialah mengetahui seberapa puas pengguna terhadap hasil identifikasi, pencarian dokumen, dan Human Computer Interaction (HCI). Evaluasi HCI

menggunakan evaluasi heuristik yang terdiri atas 10 aturan yang dapat digunakan untuk menghasilkan gagasan.

Perangkat Keras dan Perangkat Lunak

Perangkat keras yang digunakan dalam penelitian ini adalah Processor Intel(R) Core(TM) i5-2410M CPU @ 2.30GHz (4 digunakan adalah sistem operasi Windows 7 Ultimate 64-bit, Eclipse Version: Helios Service Release 2, Notepad++, server

XAMPP, Perangkat lunak MySQL untuk

databaseserver.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Praproses

Sebelum masuk ke dalam tahap ekstraksi fitur, citra RGB yang ditangkap dari kamera ponsel dipraproses terlebih dahulu. Tahapannya ialah, mengubah citra RGB menjadi citra gray scale, lalu citra gray scale

tersebut diubah ukurannya menjadi 240x270

pixel tanpa mengubah proporsi citra dengan melakukan proses scaling dan cropping. Tahapan akhir praproses ialah mengubah

background citra menjadi putih. Hasil praproses data dapat dilihat pada Gambar 12.

Hasil Antarmuka Sistem

Antarmuka aplikasi mobile secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu antarmuka untuk identifikasi citra dan pencarian dokumen tumbuhan obat. Antarmuka sistem dapat dilihat pada Lampiran 5.

Identifikasi citra

Citra untuk identifikasi tumbuhan obat dapat diambil dari galeri atau kamera ponsel. Setelah citra ditampilkan di layar ponsel, pengguna dapat mengidentifikasi citra tersebut dengan menekan tombol identifikasi yang telah disediakan. Antarmuka identifkasi citra dapat dilihat pada Gambar 13.

Mulai

Scaling & Croping (240 x 270)

Background Putih

Gambar 11 Alur sistem untuk pencarian dokumen tumbuhan obat.

(18)

Setelah hasil identifikasi ditampilkan, pengguna dapat melihat detail dari citra tumbuhan hasil identifikasi tersebut. Pada bagian khasiat dari detail tumbuhan, pengguna dapat mencari tumbuhan lain mana yang memiliki khasiat yang sama. Pencarian Dokumen

Kueri teks untuk pencarian dokumen dapat langsung dimasukan di textbox yang tersedia. Pilih tombol search jika ingin mencari dokumen yang terkait dengan kueri yang diinputkan. Antarmuka untuk pencarian dokumen tumbuhan dapat dilihat pada Gambar 14.

Evaluasi Kinerja Sistem

Evaluasi kinerja sistem yang dilakukan terdiri atas tiga proses evaluasi. Evaluasi pertama adalah perbandingan waktu proses

search engine berbasis web application

dengan aplikasi mobile, evaluasi kedua adalah pengujian terhadap kueri teks penyakit pada citra, evaluasi ketiga adalah pengujian kemudahan dan kepuasan penggunaan. Untuk evaluasi ketiga, proses evaluasi dilakukan menggunakan kuesioner yang disebar kepada 20 koresponden.

Evaluasi Waktu Proses Search Engine Gambar 15 menjelaskan waktu rata-rata yang digunakan untuk proses

pencarian dokumen tumbuhan obat menggunakan web aplication dengan aplikasi mobile. Pencarian dokumen menggunakan web application adalah selama 1.58 detik dan untuk yang berbasis

web application adalah 0.14 detik.

Gambar 15 Perbandingan waktu proses pencarian dokumen di web dengan mobiledevices. Gambar 15 menunjukkan bahwa waktu proses pencarian dokumen di

mobile aplication lebih cepat dibandingkan dengan waktu proses di

web application. Hal tersebut disebabkan waktu yang digunakan untuk rendering

data pada web browser berbeda dibandingkan rendering data di aplikasi

mobile. Perangkat keras yang digunakan dalam pengujian adalah Processor

Intel(R) Core(TM) i5-2410M CPU @ 2.30GHz (4 CPUs), dan memori DDR2 RAM 4096MB. Perangkat mobile yang digunakan adalah HTC Desire HD, CPU @ 1GHz, dan memori RAM 768MB. Web browser yang digunakan dalam pengujian ini adalah google chrome versi 18.0.1025.162.

Evaluasi Kueri Teks Penyakit pada Citra Evaluasi kueri teks penyakit pada citra ialah menggunakan skenario pengujian. Sebelum dilakukan skenario pengujian sistem, kueri-kueri khasiat tumbuhan dikelompokan ke dalam beberapa jenis penyakit. Lalu, dari 30 jenis tumbuhan yang dimiliki dikelompokan ke dalam beberapa kelompok jenis penyakit sehingga diketahui berapa jumlah citra yang diharapkan dari setiap jenis penyakit. Daftar kueri terhadap jenis penyakit dan jumlah citra yang diharapkan dapat dilihat pada Tabel 2.

1.58 Gambar 13 Antarmuka identifikasi citra.

(19)

Tabel 2 Kueri terhadap jenis penyakit dan jumlah citra yang diharapkan

jenis penyakit

kueri jumlah citra yang diharapkan

perawatan Ketombe, bau mulut, bau badan, rambut rontok, Haid tidak teratur, masalah kewanitaan

10

Kulit gatal-gatal, bisul, luka 10

Nyeri- Radang-Demam

Antiradang, demam, sakit kepala, penurun panas

11

Kronis Kanker, ginjal 6

Pencernaan Maag, sariawan, radang usus, disentri, sakit perut, lambung

18

Saluran Kemih

infeksi saluran Kemih 1

Pernapasan Bronchitis, tbc, influenza, Paru-paru lemah

6

Skenario pengujian sistem yaitu dilakukan dengan membandingkan jumah citra yang diharapkan dengan jumlah fakta yang didapat dari sistem. Akurasi perbandingan jumlah citra yang diharapkan dengan fakta dari sistem dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Perbandingan terhadap jumlah citra yang diharapkan dengan fakta dari sistem

Evaluasi Kemudahan dan Kepuasan Penggunaan

Pengujian kemudahan penggunaan sistem dilakukan menggunakan kuesioner.

Kuesioner disebar kepada 20

koresponden. Untuk kuesioner diberikan 10 pertanyaan yang mengarah kepada 10 aturan evaluasi heuristik. Koresponden terdiri atas 20 mahasiswa IPB yang di antaranya adalah, 8 mahasiswa Fakultas Kehutanan, 1 mahasiswa Departemen

biologi, 2 mahasiswa FEM, 2 mahasiswa perikanan, dan 7 koresponden dari mahasiswa Departemen Ilmu Komputer. Hasil kuesioner 20 koresponden dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Hasil kuesioner 20 koresponden

Point Pertanyaan Jawaban Total

Puas Cukup system and the real world

4 Consistency and standards

6 Recognition rather than

7 Flexibililty and efficiency

Jawaban dari koresponden terhadap 10 pertanyaan yang mengarah pada 10 aturan evaluasi heuristik menghasilkan kesimpulan dalam aspek kemudahan penggunaan sistem. Adapun kesimpulan dalam aspek kemudahan terhadap 10 aturan evaluasi heuristik adalah:

1 Visibility of system status

Koresponden merasa puas dan cukup puas pada point ini karena pada sistem sudah ada petunjuk yang pengguna sedang kerjakan pada setiap halaman. 2 Match between system and the real

world

Koresponden merasa puas dan cukup puas pada point ini disebabkan sistem sudah menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pengguna. 3 User control and freedom

(20)

membantu dan memudahkan kerja pengguna.

4 Consistency and standards

Sebagian koresponden merasa puas dan cukup puas, tetapi ada sebagian koresponden merasa tidak puas pada point ini. Hal tersebut disebabkan pada

sistem ini masih ada

ketidakkonsistenan dalam penggunaan bahasa.

5 Error prevention

Sebagian besar koresponden merasa puas dan cukup puas, tetapi ada sebagian koresponden merasa tidak puas pada point ini. Hal tersebut

disebabkan penulis hanya

menampilkan pesan konfirmasi di sebagian fungsi yang ada.

6 Recognition rather than recall

Sebagian besar koresponden merasa puas, tetapi ada sebagian koresponden hanya merasa cukup puas dan tidak puas pada point ini. Hal tersebut membuktikan bahwa masih ada sebagian dari koresponden masih merasa tidak mudah dalam mengingat langkah-langkah dalam menggunakan sistem ini.

7 Flexibililty and efficiency of use

Sebagian besar koresponden merasa puas, tetapi ada sebagian koresponden hanya merasa cukup puas dan tidak puas pada point ini. Hal tersebut disebabkan sebagian koresponden masih belum pernah menggunakan ponsel Android.

8 Aesthetic and minimalist design

Koresponden merasa puas dan cukup

Sebagian koresponden merasa puas dan cukup puas, tetapi ada sebagian koresponden merasa tidak puas pada point ini. Hal tersebut disebabkan

beberapa pesan error masih

ditampilkan dalam bahasa yang kurang dimengerti oleh pengguna.

10 Help and documentation

Sebagian koresponden merasa puas dan cukup puas, tetapi ada sebagian koresponden merasa tidak puas pada point ini. Hal tersebut disebabkan dokumentasi tentang sistem ini masih kurang detail.

Kuesioner juga diterapkan untuk pengujian terhadap kepuasan hasil identifikasi dan pencarian dokumen tumbuhan obat. Pertanyaan untuk kepuasan identifikasi citra terdiri atas 2 pertanyaan, yaitu tentang keputusan terhadap hasil identifikasi dan terhadap waktu tunggu untuk pemrosesan citra. Begitu juga pertanyaan tentang pencarian dokumen yang terdiri atas kepusan terhadap hasil pencarian dokumen dan terhadap waktu tunggu untuk pencarian dokumen.

Dari 20 koresponden, 35% merasa puas terhadap hasil identifikasi, 50% merasa cukup puas, dan 15% merasa tidak puas dengan hasil identifikasi citra. Hal tersebut disebabkan karena akurasi klasifikasi PNN untuk citra tumbuhan obat menggunakan fitur LBPV masih kecil yaitu, sebesar 56.333. Grafik tingkat kepuasan user untuk hasil identifikasi citra dapat dilihat pada Gambar 16.

Gambar 16 Perbandingan kepuasan user terhadap hasil identifikasi citra.

Untuk waktu proses identifikasi citra 25% koresponden merasa puas, 70% merasa cukup puas, dan 5% koresponden tidak puas dengan waktu proses identifikasi tumbuhan obat. Hal tersebut menunjukkan bahwa waktu pemrosesan identifikasi tumbuhan obat di client

(mobile devices) masih dapat diterima oleh pengguna. Grafik tingkat kepuasan user untuk waktu proses identifikasi citra dapat dilihat pada Gambar 17.

(21)

Gambar 17 Perbandingan kepuasan user

terhadap waktu proses identifikasi citra.

Pada penelitian Herawan (2011) evaluasi sistem temu kembali informasi menghasilkan penghitungan recall precision yang tinggi. Hal tersebut juga dibuktikan terhadap kepuasan user pada Gambar 18. Grafik menunjukan 40% koresponden merasa puas dengan hasil pencarian dokumen, 60% merasa cukup puas, dan tidak ada (0%) koresponden yang merasa tidak puas dengan hasil pencarian dokumen. Banyak koresponden masih merasa cukup puas disebabkan bukan karena hasil pencarian dokumennya, melainkan masih merasa detail dari dokumen tumbuhan obat masih kurang lengkap.

Gambar 18 Perbandingan kepuasan user

terhadap hasil pencarian dokumen.

Grafik pada Gambar 19 menunjukkan 45% koresponden merasa puas dengan

waktu tunggu pencarian dokumen, 55% merasa cukup puas, dan tidak ada koresponden yang merasa tidak puas dengan waku tunggu pencarian dokumen. Hal tersebut juga berbanding lurus dengan hasil evaluasi waktu proses search engine

yang dilakukan penulis pada Gambar 15.

Gambar 19 Perbandingan kepuasan user

terhadap waktu proses pencarian dokumen.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pembuatan aplikasi mobile untuk identifikasi tumbuhan obat berbasis citra dan teks berhasil diimplementasikan. Setelah melakukan penelitian terhadap sistem dapat ditarik kesimpulan:

1 Aplikasi mobile yang dibangun ini sudah dapat diterima atau digunakan oleh pengguna sistem dalam aspek kemudahan. Dapat dilihat dari 59.5% koresponden menyatakan puas dan 32.5% merasa cukup puas dengan aplikasi ini.

2 Dalam aspek identifikasi citra masih ada koresponden merasa tidak puas dengan hasil identifikasi, hal tersebut berbanding lurus dengan akurasi identifikasi citra yang masih kecil yaitu sebesar 56.333%. 3 Untuk pencarian dokumen tumbuhan obat

sebagian besar koresponden menyatakan cukup puas. Hal tersebut juga berbanding lurus terhadap hasil evaluasi search engine yang tinggi pula.

Saran

(22)

identifikasi tumbuhan obat berbasis citra. Serta tambahkan data citra tumbuhan obat dengan kualitas gambar yang lebih baik agar meningkatkan akurasi.

DAFTAR PUSTAKA

Galitz WO. 2007. The Essential Guide to User Interface Design An Introduction to GUI Design Principles and Techniques. Indianapolis: Wiley Publishing.

Guo Z, Zhang L, Zhang D. 2010a. A completed modeling of local binary pattern operator for texture classification.

IEEE Transactions on Image Processing

19( 6): 1657-1663.

Guo Z, Zhang L, Zhang D. 2010b. Rotation invariant texture classification using LBP variance (LBPV) with global matching. Koowlon: The Hong Kong Polytechnic University.

Herawan Y. 2011. Ekstraksi ciri dokumen tumbuhan obat menggunakan chi-kuadrat dengan klasifikasi naïve bayes [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Kusmana I. 2011. Penggabungan fitur local binary patterns untuk identifikasi citra tumbuhan obat [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Mäenpää T. 2003. The Local Binary Pattern Approach to Texture Analysis. Oulu: Oulu University Press.

Manning CD, Raghavan P, Schutze H. 2008. An Introduction to Information Retrieval. Cambridge: Cambridge University Press.

Ojala T, et al. 2002. Multiresolution gray-scale and rotation invariant texture classification with local binary patterns.

IEEE Transactions on PAMI 24(7): 2037-2041.

Ridwan A. 2007. Pengukuran usability aplikasi menggunakan evaluasi heuristik. Jurnal Informatika Komputer 12(3): 220-222.

Speckmann B. 2008. The Android Mobile Platform [skripsi]. Michigan:

Departement of Computer Science,

Eastern Michigan University.

Wells MT. 2011. Mobile Image Processing on the Google Phone with the Android Operating System. http://www.3programmers.com/mwells/d ocuments/pdf/Final Report.pdf [10 Juli 2012].

Wu SG., et al. 2007. A Leaf Recognition Algorithm for Plant Classification Using Probabilistic Neural Network. Beijing: Chinese Academy Science.

(23)
(24)

Lampiran 1 Tiga puluh citra tumbuhan obat

Dandang Gendis (Clinacanthus nutans Lindau)

Lavender (Lavendula afficinalis Chaix)

Akar Kuning (Arcangelisiaflav

a L.)

Daruju (Acanthus ilicifolius L.)

Pegagan (Clitoria ternatea

L.) buxifolius Muell)

Remak Daging (Excecaria bicolor Hassk)

Kumis Kucing

Sambang Darah (Excoceria (Graptophyllum

(25)

Lampiran 2 Daftar 32 jenis tumbuhan obat Indonesia yang digunakan dalam penelitian

No Nama Nama Latin

1 Pandan wangi Pandanus amaryllifolius Roxb.

2 Jarak pagar Jatropha curcas Linn.

3 Dandang gendis Clinacanthus nutans Lindau

4 Akar kuning Arcangelisiaflava L.

5 Gadung cina Smilax china

6 Tabat barito Ficus deloidea L.

7 Kemuning Murraya paniculata [L..] Jack.

8 Pegagan Centella asiatica (L.) Urban

9 Krokot Portulaca oleracea L.

10 Zodia Evodia suaveolens

11 Iler Coleus scutellarioides, Linn,Benth

12 Jeruk nipis Citrus aurantifolia, Swingle.

13 Sambang darah Excoecaria cochinchinensis Lour.

14 Nanas kerang Rhoeo discolor (L.Her.) Hance

15 Sambang colok Aerva sanguinolenta Bl.

16 Remek daging Excecaria bicolor Hassk

17 Kumis kucing Orthosiphon aristatus (B1) Miq.

18 Sosor bebek Kalanchoe pinnata (Lam.) Per.

19 Landik Barleria lupulina Lindl.

20 Jambu biji Psidium guajava L.

21 Tapak dara Catharantus roseus (L.) G. Don.

22 Som jawa Talinum paniculatum (jacq.) Gaertn.

23 Jarong Achyranthes aspera Linn.

24 Mangkokan Nothopanax scutellarium Merr.

25 Andong Cordyline fruticosa (L) A. Cheval.

26 Kemangi Ocimum basilicum

27 Patah tulang Eupharbia tirucalli L.

28 Cincau hitam Cyclea peltata Miq.

29 Awar – awar Ficus septica Burm f.

30 Semanggi gunung Hydrocotyle sibthorpioides Lam.

31 Salam Syzygium polyanthum (Wight.) Walp.

(26)

Lampiran 3 Kumpulan kueri uji

No Kueri

1 Kanker

2 Flu

3 Diabetes

4 Pusing

5 Merambat

6 Menjari

7 Bergerigi

8 Menyirip

9 Vitamin

10 Antioksidan

11 Protein

12 Kalsium

13 Diseduh

14 Ditumbuk

15 Diperas

16 Batuk Pilek

17 Kencing Batu

18 Datang Bulan

19 Gatal-gatal

20 Sesak Nafas

21 Tumbuhan Merambat

22 Tanaman Hias

23 Daun Elips

24 Buah Buni

25 Kalsium Oksalat

26 Zat Warna

27 Obat Diseduh

28 Obat Ditumbuk

(27)

Lampiran 4 Format dokumen XML

<dok> <id>6</id>

<nama>Kumis Kucing</nama>

<namal>Orthosiphon aristatus (Bl.) Miq.</namal>

<deskripsi>Famili : Lamiaceae. Nama Lokal : Kumis kucing, remujung, sungut kuceng. Deskripsi : Memiliki batang basah, lurus dengan tinggi 1.5m. Daun seperti telur taji dengan tepi bergerigi kasar tak beraturan. Bentuk bunga seperti segitiga dan memiliki sungut. Habitus : terna. Bagian yang digunakan : daun dan seluruh bagian tumbuhan. Manfaat : Mengobati rematik akut dan menurunkan asam urat darah pada jenis komplikasi batu urat di saluran kencing. Selain itu berkhasiat juga sebagai diuretik, melarutkan batu di saluran kencing dan sebagai antibakteri. Kandungan senyawa kimia : Orthosiphon glikosida, zat samak berupa sinentesin, minyak atsiri, minyak lemak, saponin, sapofonin, garam kalium dan myoinositol. Lokasi ditemukan : Depan Poliklinik IPB dan Fakultas Kehutanan, Lab. Biofarmaka, Cikabayan.</deskripsi>

<fam>Lamiaceae</fam>

<namad>Kumis kucing, remujung, sungut kuceng</namad> <habitus>terna</habitus>

<uraian>Memiliki batang basah, lurus dengan tinggi 1.5m. Daun seperti telur taji dengan tepi bergerigi kasar tak beraturan. Bentuk bunga seperti segitiga dan memiliki

sungut.Memiliki batang basah, lurus dengan tinggi 1.5m. Daun seperti telur taji dengan tepi bergerigi kasar tak beraturan. Bentuk bunga seperti segitiga dan memiliki sungut.</uraian> <bagian>daun dan seluruh bagian tumbuhan</bagian>

<manfaat>Mengobati rematik akut dan menurunkan asam urat darah pada jenis komplikasi batu urat di saluran kencing. Selain itu berkhasiat juga sebagai diuretik, melarutkan batu di saluran kencing dan sebagai antibakteri.</manfaat>

<budidaya></budidaya>

<kankim>Orthosiphon glikosida, zat samak berupa sinentesin, minyak atsiri, minyak lemak, saponin, sapofonin, garam kalium dan myoinositol.</kankim>

<sifatkhas></sifatkhas>

<lokasi>Depan Poliklinik IPB dan Fakultas Kehutanan, Lab. Biofarmaka, Cikabayan.</lokasi>

(28)

Lampiran 5 Screen shoot aplikasi

a. Menu Home b. Menu database c. Detail tumbuhan

d. Search engine tumbuhan obat

(29)

Lanjutan

(30)

Lampiran 6 Pertanyaan kuesioner untuk kemudahan dan kepuasan user

Nama :

Tanggal lahir : Pekerjaan : Pendidikan :

Jika anda mahasiswa, Departemen / Jurusan :

Berikan tanda (√) untuk jawaban yang menurut anda paling tepat.

1. Apakah software ini memberikan informasi atau petunjuk tentang apa yang sedang anda kerjakan?

a. Iya b. Tidak c. Cukup

2. Apakah bahasa dan istilah yang digunakan oleh software mudah anda mengerti? a. Iya

b. Tidak c. Cukup

3. Apakah penggunaan icon atau gambar pada software memudahkan anda bekerja? a. Iya

b. Tidak c. Cukup

4. Apakah penggunaan istilah dan kontrol sudah konsisten? a. Iya

b. Tidak c. Cukup

5. Apakah software memberikan peringatan/konfirmasi setiap akan menjalankan suatu event yang me-merlukan perhatian lebih?

a. Iya b. Tidak c. Cukup

6. Apakah anda mudah mengingat langkah-langkah yang anda lakukan saat menggunakan software?

a. Iya b. Tidak c. Cukup

7. Apakah anda perlu latihan untuk menggunakan software ini? a. Iya

b. Tidak c. Cukup

8. Apakah informasi dari software ini tersampaikan dengan benar? a. Iya

b. Tidak c. Cukup

Jika anda punya saran cara menyampaikan informasi, tolong tuliskan :

... ... 9. Apakah pesan error yang ditampilkan membantu anda?

a. Iya b. Tidak c. Cukup

10. Apakah dokumentasi yang disediakan software membantu anda menyelesaikan tugas anda? a. Iya

(31)

Lanjutan

11. Seberapa puas anda terhadap hasil identifikasi tumbuhan obat pada sistem ini? a. Puas

b. Tidak c. Cukup Puas

12. Seberapa lama anda menunggu waktu proses untuk hasil identifikasi tumbuhan obat pada sistem ini?

a. Cepat b. Lama c. Cukup

13. Seberapa puas anda terhadap hasil pencarian dokumen tumbuhan obat pada sistem ini? a. Puas

b. Tidak c. Cukup Puas

14. Seberapa lama anda menunggu waktu proses untuk pencarian dokumen tumbuhan obat pada sistem ini?

a. Cepat b. Lama c. Cukup

Saran untuk sistem ini?

(32)

Lampiran 7 Hasil kuesioner terhadap 10 aturan heuristik.

koresponden soal jawaban

puas cukup tidak puas

user 1 no. 1 

no. 2 

no. 3 

no. 4 

no. 5 

no. 6 

no. 7 

no. 8 

no. 9 

no. 10 

user 2 no. 1 

no. 2 

no. 3 

no. 4 

no. 5 

no. 6 

no. 7 

no. 8 

no. 9 

no. 10 

user 3 no. 1 

no. 2 

no. 3 

no. 4 

no. 5 

no. 6 

no. 7 

no. 8 

no. 9 

no. 10 

user 4 no. 1 

no. 2 

no. 3 

no. 4 

no. 5 

no. 6 

no. 7 

no. 8 

no. 9 

(33)

Lanjutan

koresponden soal jawaban

puas cukup tidak puas

user 5 no. 1 

no. 2 

no. 3 

no. 4 

no. 5 

no. 6 

no. 7 

no. 8 

no. 9 

no. 10 

user 6 no. 1 

no. 2 

no. 3 

no. 4 

no. 5 

no. 6 

no. 7 

no. 8 

no. 9 

no. 10 

user 7 no. 1 

no. 2 

no. 3 

no. 4 

no. 5 

no. 6 

no. 7 

no. 8 

no. 9 

no. 10 

user 8 no. 1 

no. 2 

no. 3 

no. 4 

no. 5 

no. 6 

no. 7 

no. 8 

no. 9 

(34)

Lanjutan

koresponden soal jawaban

puas cukup tidak puas

user 9 no. 1 

no. 2 

no. 3 

no. 4 

no. 5 

no. 6 

no. 7 

no. 8 

no. 9 

no. 10 

user 10 no. 1 

no. 2 

no. 3 

no. 4 

no. 5 

no. 6 

no. 7 

no. 8 

no. 9 

no. 10 

user 11 no. 1 

no. 2 

no. 3 

no. 4 

no. 5 

no. 6 

no. 7 

no. 8 

no. 9 

no. 10 

user 12 no. 1 

no. 2 

no. 3 

no. 4 

no. 5 

no. 6 

no. 7 

no. 8 

no. 9 

(35)

Lanjutan

koresponden soal jawaban

puas cukup tidak puas

user 13 no. 1 

no. 2 

no. 3 

no. 4 

no. 5 

no. 6 

no. 7 

no. 8 

no. 9 

no. 10 

user 14 no. 1 

no. 2 

no. 3 

no. 4 

no. 5 

no. 6 

no. 7 

no. 8 

no. 9 

no. 10 

user 15 no. 1 

no. 2 

no. 3 

no. 4 

no. 5 

no. 6 

no. 7 

no. 8 

no. 9 

no. 10 

user 16 no. 1 

no. 2 

no. 3 

no. 4 

no. 5 

no. 6 

no. 7 

no. 8 

no. 9 

(36)

Lanjutan

koresponden soal jawaban

puas cukup tidak puas

user 17 no. 1 

no. 2 

no. 3 

no. 4 

no. 5 

no. 6 

no. 7 

no. 8 

no. 9 

no. 10 

user 18 no. 1 

no. 2 

no. 3 

no. 4 

no. 5 

no. 6 

no. 7 

no. 8 

no. 9 

no. 10 

user 19 no. 1 

no. 2 

no. 3 

no. 4 

no. 5 

no. 6 

no. 7 

no. 8 

no. 9 

no. 10 

user 20 no. 1 

no. 2 

no. 3 

no. 4 

no. 5 

no. 6 

no. 7 

no. 8 

no. 9 

(37)

ABSTRACT

DESTA SANDYA PRASVITA. MEDLEAF: Mobile application for medicinal plant identification based on image and text. Under the supervision of YENI HERDIYENI.

This research proposed a new mobile application (MEDLEAF) for medicinal plants identification based on image and text. The application is developed using the Android operating system. There are two facilities in this mobile application, i.e. plants identification and search engine. Plants identification is used for species identification based on leaf image and search engine is used for searching information based on medicinal plants documents. This research used a limited member of documents, i.e. 32 kinds of medicinal plants and 30 kinds of image data of herbs. A questionnaire is used to evaluate user satisfication. The evaluation results shows that MEDLEAF is promising for medicinal plants identification.

(38)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada tahun 2001, Laboratorium Konservasi Tumbuhan, Fakultas Kehutanan (Fahutan), Institut Pertanian Bogor (IPB) telah mendata bahwa terdapat tidak kurang dari 2039 spesies tumbuhan obat berasal dari hutan Indonesia (Zuhud 2009). Identifikasi tumbuhan obat tersebut perlu menggunakan herbarium atau text book untuk dibandingkan dengan objek aslinya, tapi prosesnya akan memakan waktu yang lama dan merepotkan. Tentunya herbarium juga memiliki kemungkinan rusak sehingga tumbuhan sulit untuk dikenali lagi. Wilayah Indonesia sangat luas sehingga dibutuhkan perangkat yang dapat mengidentifikasi tumbuhan obat yang bekerja secara mobile. Seiring bertambahnya keanekaragaman tumbuhan obat, makin bertambah pula dokumen tumbuhan obat hasil dokumentasi oleh para peneliti. Oleh karena itu, dibutuhkan perangkat mobile yang dapat mengidentifikasi tumbuhan obat berbasis citra dan teks secara otomatis.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, identifikasi citra tumbuhan obat dapat dilakukan dengan menggunakan fitur Local Binary Patterns

(Kusmana 2011). Selain itu, telah dilakukan penelitian untuk searching tumbuhan obat dengan ekstraksi ciri dokumen menggunakan

chi-kuadrat dengan klasifikasi naïve bayes

(Herawan 2011). Wells (2011) telah membuat Aplikasi mobile untuk pengolahan citra menggunakan Google Phone dengan sistem operasi Android. Speckmann (2008) mengatakan dalam penelitiannya untuk saat ini platform yang paling baik digunakan dalam pengembangan aplikasi pada mobile device adalah sistem operasi Android.

Pada penelitian ini, dilakukan pembuatan aplikasi mobile untuk identifikasi tumbuhan obat berbasis citra dan teks. Aplikasi ini dikembangkan dengan menggunakan sistem operasi Android. Dalam penelitian ini, citra digunakan untuk identifikasi citra tumbuhan obat dan teks digunakan untuk pencarian dokumen pada sistem temu kembali informasi.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1 Pembuatan aplikasi mobile menggunakan sistem operasi Android untuk identifikasi tumbuhan obat berbasis citra dan teks. 2 Mengevaluasi aplikasi mobile untuk

identifikasi tumbuhan obat berbasis citra dan teks.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini meliputi: 1 Dokumen terbatas pada 32 jenis

tumbuhan obat Indonesia.

2 Data citra tumbuhan obat yang digunakan adalah 30 jenis tumbuhan obat yang diambil dari kebun Biofarmaka, Cikabayan dan rumah kaca Pusat Konservasi Ex-situ Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia, Fahutan, IPB. 3 Menggunakan sistem operasi Android

dalam pembuatan aplikasi mobile.

Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah mempercepat dan mempermudah pengguna dalam mengidentifikasi citra tumbuhan obat dan mempermudah dalam pencarian dokumen tumbuhan obat.

TINJAUAN PUSTAKA

Android

Android adalah sistem operasi untuk telepon seluler yang berbasis Linux. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam peranti bergerak. Gambar 1 menunjukkan komponen utama dari sistem operasi Android.

(39)

Ekstraksi Ciri Tekstur

Tekstur adalah gambaran visual dari sebuah permukaan. Tekstur dapat dibentuk dari keragaman bentuk, pencahayaan, bayangan, penyerapan, dan refleksi. Dalam citra digital, tekstur dicirikan dengan variasi intensitas atau warna. Variasi intensitas disebabkan oleh perbedaan warna pada suatu permukaan. Penampilan tekstur dipengaruhi oleh skala, arah pandangan, kondisi pencahayaan (Mäenpää 2003).

Local Binary Patterns

Local Binary Pattern (LBP) digunakan untuk mencari pola-pola tekstur local pada citra (Mäenpää 2003). LBP bekerja dengan delapan ketetanggan yang tersebar melingkar (circular neighborhoods) dengan pusat pixel

berada di tengah. Notasi merupakan nilai

gray level piksel ketetanggannya. Untuk mendapatkan nilai LBP, dilakukan

thresholding pada pixel-pixel tetangga yang berbentuk circular dengan menggunakan

pixel pusat, kemudian mengalikannya dengan pembobotan biner. Perhitungan LBP dapat dilihat pada Gambar 2.

Thresholded bobot

Gambar 2 Perhitungan LBP.

Nilai threshold = 4

Pola LBP = 11001011

Nilai LBP = 1+2+8+64+128 = 203 LBP dapat diformulasikan dengan rumus sebagai berikut: piksel ketetanggaan, adalah circular sampling poins, P adalah banyaknya

sampling points, adalah nilai keabuan dari , adalah pixel pusat, dan adalah kode biner (sign).

Setelah mendapatkan nilai LBP, keseluruhan direpresentasikan dengan membentuk histogram:

(3)

dengan:

(4)

Nilai K merupakan nilai LBP terbesar dan

MxN piksel sebagai ukuran citra.

Notasi (P,R) akan digunakan untuk piksel ketetanggaan dengan P sebagai sampling points dan R adalah radius. Dapat dilihat pada Gambar 3 merupakan circular neighborhood tiga operator.

(8,1) (12,2.5) (16,4)

Gambar 3 Beberapa ukuran circular neighborhood.

Metode LBP sudah dikembangkan lebih lanjut dengan menjadi LBPV (LBP Variance) yang menggabungkan 2 metode dan VAR (Guo et al. 2010a).

Local Binary Patterns Variance (LBPV)

Secara definisi, VAR mendeskripsikan

informasi kontras dan

mendeskripsikan informasi pola tekstur yang tidak dipengaruhi perubahan gray scale dan rotasi sehingga kedua operator tersebut bersifat komplemen. Variance berhubungan dengan fitur tekstur. Biasanya, frekuensi tekstur region yang tinggi akan mempunyai

variance yang lebih tinggi dan variance-variance tersebut lebih berkontribusi terhadap perbedaan tekstur suatu citra (Guo

et al. 2010b). Oleh karena itu, variance

dapat digunakan sebagai bobot yang dapat beradaptasi untuk mengatur kontribusi nilai LBP pada perhitungan histogram. Ojala

et al. (2002) melakukan joint distribution

pola LBP dengan kontras lokal sebagai

descriptor tekstur bernama LBPV. LBPV dimaksudkan menjadi sebuah descriptor

Gambar

Gambar 1  Komponen sistem operasi Android (androidgen.fr).
Gambar 3
Gambar 4  Struktur PNN.
tabel kontingensi disederhanakan sebagai
+7

Referensi

Dokumen terkait

a) Adanya upaya anggota kelapa sawit dalam meningkatkan kesejahteraan seperti meminjam modal kepada lembaga koperasi. Dengan adanya koperasi unit desa anggota lebih

Untuk menganalisa profitabilitas produk sehingga dapat ditentukan konsentrasi pemasaran masing-masing produk pada setiap daerah pemasaran, dan dengan mempertimbangkan data

Hal yang sangat disayangkan adalah bahwa ternyata kasus-kasus kekerasan yang mereka alami kurang mendapat perhatian dari pemerintah (dengan berbagai macam alasan). Bahkan, sampai

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), laju pertumbuhan ekonomi Jawa Timur, ditunjukkan oleh produk domestik regional bruto atas dasar harga konstan 2000 tahun 2001– 2005

Tujuan penelitian untuk mengetahui adakah hubungan antara sikap, ketersediaan fasilitas APD, pemberian hukuman dan penghargaan dengan perilaku penggunaan alat pelindung diri

Guru sebagai sumber daya manusia (SDM) yang ada di SMP Negeri 1 Ketahun merupakan bagian penting sebuah kunci keberhasilan dan mempunyai peranan yang menentukan

Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa penataan arsip di Sekretariat Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan belum efektif karena dari indikator yang

[r]