0
UJI FITOKIMIA EKSTRAK DAUN RANTI (Solanum nigrum L.) YANG BERPOTENSI SEBAGAI
IMUNOSTIMULAN
Oleh:
Astuti N. Sinambela NIM 408231013 Program Studi Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan anugerah-Nya yang memberikan hikmat dan kesehatan kepada
penulis, sehingga penelitian dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik. Adapun judul penelitian yang penulis teliti adalah “Uji Fitokimia Ekstrak
Daun Ranti (Solanum nigrum L.) yang Berpotensi Sebagai Imunostimulan”.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini, mulai dari penyusunan proposal penelitian, pelaksanaan penelitian sampai
penyusunan skripsi, antara lain: Ibu Dra. Murniaty Simorangkir, M.S, sebagai
dosen pembimbing skripsi yang penuh dengan kesabaran memberikan bimbingan
dan motivasi serta kepada Ibu Dra. Hafni Indriati Nasution, M.Si; Ibu Ir.
Nurfajriani, M.Si dan Bapak Drs. Marudut Sinaga, M.Si selaku dosen-dosen
penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukan yang sangat
mendukung dalam penelitian penulis. Penulis juga tidak lupa mengucapkan
terimakasih kepada Ibu Dr. Iis Siti Jahro, M.Si selaku dosen Pembimbing
Akademik yang telah membimbing dan memberikan masukan-masukan kepada
penulis serta kepada kak Minda dan bang Nizam yang telah banyak membantu
dalam penyediaan alat dan bahan yang penulis butuhkan selama penelitian. Secara
khusus penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ayahanda N. Sinambela
dan Ibunda N. Lumbantobing serta kakak dan abang ( Sanggam, Yanti, Tetty dan
Roy) yang dengan setia selalu mendoakan, memberikan semangat, dukungan dan
motivasi kepada penulis. Buat partner penelitianku Muhammad Ali Pasaribu yang
telah banyak memberikan motivasi dan bantuan selama penelitian. Begitu juga
dengan teman-teman Nondik 2008 yang telah banyak memberikan motivasi dan
semangat selama penelitian. Teristimewa buat Rocky Tambunsaribu yang selalu
setia mendukung, memberikan semangat, membantu dan mendoakan penulis
iii
UJI FITOKIMIA ESTRAK DAUN RANTI (Solanum nigrum L.) YANG BERPOTENSI SEBAGAI
IMUNOSTIMULAN
Astuti N. Sinambela (NIM 408231013)
ABSTRAK
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran x
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1.Latar Belakang Masalah 1
1.2.Batasan Masalah 2
1.3.Rumusan Masalah 2
1.4.Tujuan Penelitian 3
1.5.Manfaat Penelitian 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1. Tumbuhan Ranti (Solanum nigrum L.) 4
2.1.1. Nama Umum 4
2.1.2. Sistematika Tumbuhan 4
2.1.3. Morfologi Tumbuhan 5
2.1.4. Kandungan Kimia dan Manfaat Ranti (Solanum nigrum L.) 5
2.2. Imunostimulan 7
2.3. Ekstraksi 8
2.4. Uji Fitokimia 11
2.5. Senyawa Alkaloid, Flavonoid dan Terpenoid 12
2.5.1. Senyawa Alkaloid 12
2.5.2. Senyawa Flavonoid 13
2.5.3. Senyawa Terpenoid 13
2.6. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) 15
BAB III. METODE PENELITIAN 16
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 16
3.2. Alat dan Bahan 16
3.2.1. Alat 16
3.2.2. Bahan 16
3.3. Prosedur 17
3.3.1. Persiapan Larutan 17
3.3.2. Preparasi Sampel 17
3.3.3. Ekstraksi Daun Ranti 18
3.3.4. Uji Fitokimia 18
vii
3.4. Diagram Alir Penelitian 20
3.4.1. Preparasi Sampel 20
3.4.2. Ekstraksi Daun Ranti 21
3.4.3. Uji Fitokimia Alkaloid, Flavonoid, saponin 22 3.4.4. Identifikasi dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) 23
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN 24
4.1. Hasil 24
4.1.1. Preparasi Sampel 24
4.1.2. Ekstraksi daun Ranti 24
4.1.3. Uji Fitokimia 25
4.1.4. Identifikasi dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) 27
4.1.4.1. Identifikasi Alkaloid 28
4.1.4.2. Identifikasi Flavonoid 29
4.1.4.3. Identifikasi Saponin 32
4.2. Pembahasan 33
4.2.1. Uji Fitokimia 33
4.2.1.1. Identifikasi Alkaloid 34
4.2.1.2. Identifikasi Flavonoid 37
4.2.1.3. Identifikasi Saponin 38
4.2.2. Uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT) 39
4.2.2.1. Identifikasi Alkaloid 40
4.2.2.2. Identifikasi Flavonoid 40
4.2.2.3. Identifikasi saponin 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 44
5.1. Kesimpulan 44
5.2. Saran 45
DAFTAR PUSTAKA 46
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Tumbuhan ranti 5
Gambar 2.2. Struktur Kimia α-Solanine, solasonine, solamargine, 6 α-chaconine, solasodine, diosgenin dan tigogenin
Gambar 2.3. Piridin 12
Gambar 2.4. Struktur Flavonol 13
Gambar 2.5. Skualena dan Ursana 14
Gambar 2.6. Sapogenin Triterpenoida 14
Gambar 4.1. Identifikasi Alkaloid Ekstrak Etanol dengan UV 366 nm 28 Gambar 4.2. Identifikasi Flavonoid Ekstrak Etil Asetat, Ekstrak Etanol dan 30
Metanol Diamati dengan UV 366 nm
Gambar 4.3. Identifikasi Saponin Ekstrak Etanol dan Metanol Diamati 32 dengan UV 366 nm
Gambar 4.4. Reaksi Alkaloid dengan Pereaksi Mayer 34 Gambar 4.5. Reaksi Alkaloid dengan Pereaksi Wagner 35
Gambar 4.6. Reaksi Hidrolisis Bismuth 36
Gambar 4.7. Reaksi Alkaloid dengan Pereaksi Dragendorff 36 Gambar 4.8. Reaksi Alkaloid dengan Pereaksi Bouchardat 37
Gambar 4.9. Reaksi Uji Flavonoid 38
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Nilai Konstanta Dieletrik Berbagai Pelarut Organik 11 Tabel 4.1. Warna Ekstrak dari Masing-masing Pelarut 25 Tabel 4.2. Uji Fitokimia pada Masing-masing Ekstrak 26 Tabel 4.3. Hasil Identifikasi Alkaloid dengan KLT 29 Tabel 4.4. Hasil Identifikasi Flavonoid dengan KLT 31 Tabel 4.5. Hasil Identifikasi Saponin dengan KLT 33 Tabel 4.6. Nilai Rf Masing-masing Ekstrak Pelarut yang Diduga Alkaloid, 43
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Pembuatan Larutan 50
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sumber senyawa bahan alam hayati memegang peranan penting dalam
pemanfaatan zat kimia berkhasiat yang terdapat di alam. Hampir setiap daerah di
Indonesia mengenal ramuan obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang
digunakan untuk pengobatan tertentu secara tradisional. Penggunaan
tumbuh-tumbuhan tertentu sebagai obat merupakan warisan turun-temurun dari nenek
moyang kita sejak dahulu hingga sekarang. Bahan obat yang digunakan dapat
berasal dari daun, batang, akar, bunga dan biji-bijian (Siregar, 2005).
Tumbuhan pada umumnya mengandung senyawa aktif dalam bentuk
metabolit sekunder seperti terpenoid, steroid, kumarin, flavonoid dan alkaloid.
Senyawa metabolit sekunder tersebut telah banyak digunakan sebagai zat warna,
racun, aroma makanan maupun sebagai obat-obatan (Lenny, 2006). Alkaloid,
flavonoid, senyawa fenol, steroid, dan terpenoid dikenal sebagai metabolit
sekunder yang bersifat antioksidatif (Marliana, 2007), Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Puji, (2009), pada daun tumbuhan paci-paci terdapat
kandungan senyawa aktif seperti: minyak atsiri, flavonoid, tannin, saponin,
alkaloid dan metanol yang berfungsi sebagai antimikroba, antiinflamasi,
antioksidan serta bersifat sebagai detoksifikasi racun dan mampu meningkatkan
sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit.
Solanum nigrum L. merupakan tanaman obat yang banyak tersebar di
Indonesia, dan banyak ditemukan di daerah semak-semak sumatera utara. Di
kalangan masyarakat Solanum nigrum L. dikenal dengan nama ranti ataupun
leunca. Selain digunakan sebagai obat tradisional, tanaman ini juga biasa
dikonsumsi sebagai lalapan (Pranasita, 2007).
Solanum nigrum L. juga merupakan salah satu tanaman obat yang juga
(imunostimulan). Penelitian terhadap kandungan mineral dan fitokimia Solanum
nigrum L. telah dilakukan oleh Akubugwo, dkk (2008) dengan delapan proses
yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan kimia daun
Solanum nigrum L. terdiri dari alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, fenol, asam
sianida dan asam fitat. Penelitian terhadap potensi imunostimulan Solanum
nigrum L. ini juga telah dilakukan di Tirunelveli, india selatan oleh Haniffa,
(2011), terhadap ikan air tawar Etropus suratensis yang ditantang dengan bakteri
Aphanomyces invadans sebagai alternatif dalam mencegah penyakit ikan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol dan etanol daun Solanum nigrum
L. menunjukkan pengaruh imunostimulasi yang signifikan, sedangkan ekstrak
kloroform dan toluena menunjukkan relatif kurang berpengaruh dan ekstrak air
tidak menunjukkan respon yang signifikan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa
tanaman ekstrak Solanum nigrum L. memiliki potensi yang besar sebagai
imunostimulan terhadap mikroorganisme dan dapat digunakan dalam pengobatan
penyakit menular oleh mikroorganisme. Namun belum dilakukan uji terhadap
kandungan kimia yang terdapat pada ekstrak yang memiliki pengaruh
imunostimulan tersebut. Oleh karena itulah, peneliti tertarik untuk mengangkat
penelitian berjudul, “Uji Fitokimia Estrak Daun Ranti (Solanum nigrum L.) Yang Berpotensi Sebagai Imunostimulan”.
1.2. Batasan Masalah
Yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Uji fitokimia yang dilakukan hanya uji terhadap senyawa
metabolit alkaloid, flavonoid dan saponin pada setiap variasi
ekstrak pelarut (non polar-polar) yang diperoleh.
2. Identifikasi dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) adalah
untuk menentukan jumlah bercak noda alkaloid, flavonoid dan
saponin yang terbentuk dalam setiap ekstrak pelarut daun ranti.
1.3. Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Kandungan metabolit sekunder apa sajakah yang terdapat pada
3
(Solanum nigrum L.) tersebut yang diduga berpotensi sebagai
imunostimulan?
2. Berapakah jumlah bercak noda alkaloid, flavonoid dan saponin
yang terbentuk dalam setiap variasi ekstrak pelarut (non
polar-polar) daun ranti?
1.4.Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder daun Ranti
(Solanum nigrum L.) yang berpotensi sebagai imunostimulan
terdapat pada setiap variasi ekstrak pelarut (non polar-polar).
2. Untuk mengetahui jumlah bercak noda yang alkaloid, flavonoid
dan saponin yang terbentuk dalam setiap variasi ekstrak pelarut
(non polar-polar) daun ranti.
1.5.Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai pengetahuan dasar bagi peneliti lanjutan tentang
kandungan metabolit sekunder yang terdapat pada daun Ranti
(Solanum nigrum L.) yang berpotensi sebagai imunostimulan.
2. Sebagai informasi ilmiah pada bidang kimia bahan alam dan
bidang farmasi dalam upaya pengembangan kandungan senyawa
metabolit sekunder dalam tanaman Ranti (Solanum nigrum L.).
3. Untuk memperkuat nilai ilmiah dari khasiat yang dimiliki oleh
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Kandungan metabolit sekunder daun ranti (Solanum nigrum L.) yang
diduga berpotensi sebagai imunostimulan pada masing-masing ekstrak
pelarut yaitu pada ekstrak etil asetat positif flavonoid; pada ekstrak
etanol positif alkaloid, flavonoid dan saponin; pada ekstrak metanol
positif flavonoid dan saponin serta pada ekstrak n-heksan tidak
terdapat senyawa metabolit alkaloid, flavonoid dan saponin.
2. Identifikasi Alkaloid, flavonoid dan saponin dengan Kromatografi
Lapis Tipis (KLT) yaitu; (i). Satu bercak alkaloid pada ekstrak etanol
dengan nilai Rf sebesar 0,74 menggunakan eluen etil asetat : metanol
(20 : 80); (ii). Satu bercak flavonoid dengan nilai Rf = 0,55 pada
ekstrak etil asetat; (iii). tiga bercak flavonoid pada ekstrak etanol
dengan nilai Rf sebesar Rf 0,59; 0,78 dan 0,84; (iv). tujuh bercak
flavonoid pada ekstrak metanol dengan nilai Rf sebesar 0,23; 0,57;
0,64; 0,71; 0,75; 0,79 dan 0,85 menggunakan eluen n-butanol-asam
asetat-air (4 : 1 : 5); (v). Satu bercak saponin pada ekstrak etanol
dengan nilai Rf sebesar 0,72; dan (vi). Satu bercak saponin pada
ekstrak metanol dengan nilai Rf sebesar 0,46 menggunakan eluen
45
5.2. Saran
Untuk meningkatkan kualitas penelitian selanjutnya maka penulis
menyarankan:
1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui struktur molekul
senyawa alkaloid, flavonoid ataupun saponin pada daun Ranti
(Solanum nigrum L.).
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut uji bioaktif imunostimulan
ekstrak metabolit daun Ranti (Solanum nigrum L.).
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut kandungan metabolit dan uji
biologisnya dari batang, biji bahkan sampai akarnya sehingga dapat
lebih dimanfaatkan.
4. Untuk peneliti selanjutnya, sebelum melakukan penelitan sebaiknya
terlebih dahulu mencari informasi atau kajian pustaka yang benar
tentang senyawa yang akan diteliti dengan metode penelitian yang
Daftar Pustaka
Akubugwo, I.E.; Obasi, N.A.; Chinyere G.C dan Ugbogu, A.E., (2008), Mineral and phytochemical contents in leaves of Amaranthus hybridus L and Solanum nigrum L. subjected to different processing methods, African Journal of Biochemistry Research Vol.2 (2), pp. 040-044, ISSN 1996-0778.
Anonim (1), (2012), Ranti, http://id.wikipedia.org/wiki/Ranti, diakses tanggal 24/03/2012.
Anonim (2), (2012), Ranti Solanum nigrum L.,
http://www.plantamor.com/index.php?plant=1168, diakses tanggal
23/03/2012.
Anonim (3), (2012), Pelarut, http://id.wikipedia.org/wiki/Pelarut, diakses tanggal 13/05/2012.
El-Shami, S.m. dan S.i. El-Negoumy (1993), Tocopherols and Flavonoids of SOS-7 Halophyte. Vol. 44 Fase. 4-5(1993), National Research Centre, Dokki, Cairo, Egypt.
Firdaus, (2011), Teknik Dalam Laboratorium Kimia Organik, Laporan Hibah Penulisan Buku Ajar, Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Hasanudduin.
Gunawan, D. dan Mulyani, S. (2004). Ilmu Obat Alam (Farmakognosi). Jilid Pertama. Jakarta: Penebar Swadaya.
Haniffa, M.A., (2011), Evaluation of Immunostimulant Potential of Solanum nigrum L. Using Fish, Etroplus suratensis challenged with Aphanomyces invadens, International Journal of Pharma and Bio sciences, Vol.2 issue 1, ISSN 0975-6299.
Harborne, J. B., (1996), Metoda Fitokimia, Penuntun Cara Modern Menganalisa Tumbuhan, Terbitan ke-2, Terjemahan Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro, ITB, Bandung.
Hernani dan Rahmawati N., (2009), Aspek Pengeringan dalam Mempertahankan Kandungan Metabolit Sekunder pada Tanaman Obat, Perkembangan Teknologi TRO 21 (2) Desemberi 2009 Hlm. 33-39 ISSN 1829-6289.
47
Jenn-Haung, L., (2002), Immunomodulatory effects and Mechanisms of Plant Alkaloid tetrandrine in autoimmune diseases, Chinese Academy of Sciences, ISSN 1671-4083.
Johan, (2005), Info Nutrisi : Leunca Sebagai Obat Tradisional & Anti Infeksi,
http://health.dir.groups.yahoo.com/group/dokter_umum/message/10653,
diakses 24/04/2005.
Kabayan, M., (2009), Leunca bisa jinakkan kanker, http://www.kasundaan.org/id/index.php?option=com_content&view=arti
cle&id=114:leunca-kanker&catid=64:herbal&Itemid=97, diakses tanggal
23/04/2012.
Kiswanto, N.; Kusniar, S.R.; Wanda, I.W.; Hayu, A.R.; Amelia, F.C.P.; Kenny, R.L.; Rachelia, O. Dan Bernadetta, A.W., (2010), Pengamatan Mikroskopis dan Skrinning Fitokimia Kulit Batang Pule, Makalah Praktikum, Laboratorium Farmakognosi Fitokimia, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Lenny, S., (2006), Senyawa Flavonoida, Fenil Propanoida dan Alkaloida, Karya Ilmiah, FMIPA, USU, Medan
Lenny, S., (2006), Senyawa Terpenoida dan Steroida, Departemen Kimia, FMIPA, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Mamyrbekova-Bekro, J.A.; Koffi, M.K.; Yves-Alain, B.; Marc, G.D.; Tra, J.Z.; Veronique, M. dan Benson, B.B, (2008), Phytocompounds of the extracts of Four Medical Plants of Cote D’ivoire and Assessment of teir Potential Antioxidant by TLC, European Journal of Scientific Research, ISSN 1450-216X Vol.24 No.2.
Maratani, A., (2006), Pengaruh Pemberian Rebusan Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) Terhadap produksi Reactive Oxygen Intermediate (ROI) Makrofag pada Mencit yang diinfeksi Salmonella typhimurium, Artikel Ilmiah, Fakultas Kedokteran, Uiversitas Diponegoro, Semarang.
Markham, K.R., (1988), Cara Mengidentifikasi Flavonoid, Penerbit ITB, Bandung.
Marliana, S.D., Venty S. dan Suyono, (2005), Skrinning Fitokimia dan Analisis Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Labu Siam dalam Ekstrak Etanol,Jurnal Biofarmasi 3 (1): 26-31, ISSN: 1693-2242 2005 Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta.
Pandiangan, L., (2012), Isolasi dan Identifikasi Senyawa Kuersetin dari Daun Benalu Mangga (Dendrophthoe petandra L.), Skripsi, Jurusan Kimia, FMIPA, UNIMED, Medan.
Patmawijaya, K., (1995), Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, Penerbit ITB, Bandung.
Pranasita, T., (2007), Tanaman Obat Indonesia Solanum nigrum L., http://toiusd.multiply.com/journal/item/177/Solanum_nigrum_L.?&show
_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem, diakses 24/03/2012.
Prima I, Raditya, (2012), CRC Farmasi UGM-Leunca (Solanum nigrum L.)
http://www.ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=2339, diakses tanggal
24/03/2012.
Puji, W., (2009), Efektivitas Ekstrak Paci-Paci leucas lavandulaefolia yang Diberikan Lewat Pakan Untuk Pencegahan dan Pengobatan Penyakit MAS Motile Aeromonas Septicemia pada Ikan Lele Dumbo Clarias sp., Skripsi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB, Bogor.
Sanjaya, A., (2006), Pengaruh Pemberian Rebusan Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) Terhadap Jumlah Kuman pada Hepar Mencit yang diinfeksi Salmonella typhimurium, Artikel Ilmiah, Fakultas Kedokteran, Uiversitas Diponegoro, Semarang.
Santamour, F.S., (1983), Flavonoid Distribution in Zelkova, Journal of Arboriculture 9(7): July 1983.
Saridewi, (2011), Fraksinasi Bertingkat,
http://sardewforester.blogspot.com/2011/12/fraksinasi-bertingkat.html,
diakses tanggal 13/05/2012.
Sastrohamidjojo, H., (1996), Sintesis Bahan Alam, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Sinambela, W.F, (2010), Isolasi senyawa Alkaloida dari Daun Tumbuhan Wungu, Skripsi, Departemen Kimia, FMIPA, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Siregar, P.H., (2005), Isolasi Flavonoida dari Daun Tumbuhan Kemuning (Murraya paniculata [L] Jack), Jurnal Sains Kimia (Suplemen) Vol 9, No.3: 12-14.
Sitorus, S.R., (2001), Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dari Bunga Bugenvil, Skripsi, Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.
Sudjadi, (1985), Metode Pemisahan, Kanisius, Yogyakarta.
49
Svehla, G., (1990), Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, PT. Klaman Media Pusaka, Jakarta.
Tobing, D.R.N., (2011), Isolasi dan Identifikasi Senyawa Alkaloid dari Daun Meniran (Phyllanthus niruri L.), Skripsi, Jurusan Kimia, UNMED, Medan.
Tyastuti, E.M.; Sutarno dan Kusmardi, (2006), Efek Imunostimulator Propolis Terhadap Poliferasi Limfosit T dan Viabilitas Sel Tumor Mammae Mencit Secara in Vitro, Jurnal Bioteknologi, FMIPA, UNS, Surakarta, ISSN: 0216-6887.
Widianto, M.B., (1987), Imunomodulator, Cermin Dunia Kedokteran, Jurusan Farmasi Institut Teknologi Bandung, Bandung.