• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DINAMIS KETERKAITAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI NERACA TRANSAKSI BERJALAN DI INDONESIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS DINAMIS KETERKAITAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI NERACA TRANSAKSI BERJALAN DI INDONESIA."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Winta Ratna Sari, Analisis Dinamis Keterkaitan Variabel yang Mempengaruhi Neraca Transaksi Berjalan di Indonesia, Tahun 2012.

Neraca Transaksi Berjalan Indonesia selama periode 2000 sampai dengan 2010 menunjukkan kondisi surflus yang berfluktuasi . dimana terjadi penurunan yang cukup tajam di tahun 2005 dan 2008. Sedangkan kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2006 dan 2007. Untuk mengetahui hal hal yang terkait dengan fluktuasi dari neraca transaksi berjalan tersebut maka penulis tertarik membuat suatu penelitian.

Penelitian ini adalah untuk menganalisis kontribusi nilai tukar (rupiah terhadap US Dollar), Suku Bunga Libor, Inflasi dan Pertumbuhan Output (PDB) terhadap neraca transaksi Berjalan di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data skunder yang bersumber dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia . Data yang digunakan adalah data kuwartalan mulai tahun 2000 kuartal pertama sampai dengan tahun 2010 kuartal empat.

Metode analisis yang digunakan adalah metode Vector Autoregression (VAR), dengan terlebih dahulu menggunakan uji root dan kointegrasi dan pada akhirnya akan menghasilkan Impulse Response Function (IRF) dan Variance Decomposition (VD).

Hasil dari estimasi Vector Autoregression (VAR) menunjukkan bahwa ada hubungan antara Neraca Transaksi Berjalan, Nilai Tukar, Suku Bunga Libor, Inflasi dan PDB pada lag t-1. Dari hasil Impulse response function diketahui bahwa stabilitas pertama semua variable berada pada jangka panjang yaitu diatas 5 tahun dan cenderung stabil. Hal ini berarti bahwa dalam jangka pendek variable yang digunakan belum memberikan kontribusi yang berarti namun dalam jangka panjang akan saling berkontribusi satu sama lain. Berdasarkan hasil Variance Decomposition, diketahui bahwa semua variable memberikan kontribusi terhadap Neraca Transaksi Berjalan, namun kontribusi terbesar adalah dari variable itu sendiri, hal ini berarti bahwa neraca transaksi berjalan cenderung sebagai variable penerima kontribusi daripada pemberi kontribusi.

(2)

ABSTRACT

Winta Ratna Sari, Linkage Analysis of variables that affect the Current Account Balance in Indonesia, in 2012.

Current Account Balance of Indonesia during the period 2000 to 2010 showed a fluctuating condition surflus. Where there has been a sharp decline in 2005 and 2006. Whereas the highest increase occurred in 2006 and 2007. To know the things associated with fluctuation in Current Account is the author interested in creating a research.

This study was to analyze the contribution rate (the rupiah against the U.S. dollar), Libor Interest Rate, Inflation and Output Growth (GDP) of the current account balance in Indonesia. The data used in this study secondary data is sourced from Indonesia Financial Statistics. The data used is the data quarterly from the first quarter of 2000 up to 2010 fourth quarter.

The analytical method used is a method Vector Autoregression (VAR), by first using root and cointegration test and will ultimately result in Impulse Response Function (IRF) and Variance Decomposition (VD).

The results of the estimated Vector Autoregression (VAR) indicates that there is a relationship between the Current Account, Exchange Rate, Libor Interest Rate, Inflation and GDP at lag t-1. Impulse response function of the stability of the first note that all variables are in the long run that is over 5 years and tend to be stable. This means that in the short term variables that are used do not provide a meaningful contribution in the long term but will mutually contribute to each other. Variance Decomposition Based on these results, it is known that all variables contributed to the Current Account, but his greatest contribution is of the variable itself, this means that the current account tends to a variable receiving contributions rather than giving contributions.

(3)

i

ANALISIS DINAMIS KETERKAITAN VARIABEL YANG

MEMPENGARUHI NERACA TRANSAKSI BERJALAN

DI INDONESIA

TESIS

Oleh

WINTA RATNA SARI

8106162021

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(4)
(5)
(6)

iv

KATA PENGANTAR

Fuji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul Analisis Faktor yang mempengaruhi Neraca Transaksi Berjalan di Indonesia (Pendekatan Model VAR).

Penelitian dan penulisan Tesis ini merupakan tugas akhir untuk pada Program Pendidikan Pasca Sarjana Prodi Ilmu Ekonomi di Universitas Negeri Medan.

Dalam Penelitian dan penulisan Tesis ini, penulis menyadari sepenuhnya banyak terdapat kekurangan yang merupakan keterbatasan penulis. Tesis ini tidak mungkin akan selesai tanpa adanya dukungan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil yang memang sangat penulis butuhkan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga, kepada :

1. Bapak Prof. H. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. Selaku rector Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Prof. Dr. Belferik Manulang, Selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Dr. H. Dede Ruslan, M.Si., selaku Ketua program Studi Magister Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Negeri Medan, sekaligus sebagai Dosen Penguji, yang juga telah banyak memberikan arahan dan masukan.

(7)

v

5. Bapak Dr. Ramanta Ginting, M.Si, selaku dosen pembimbing kedua, yang telah banyak memberikan bantuan, arahan, bimbingan dan masukan hingga tesis ini selesai.

6. Bapak Dr.Zahari Zein, M.Si. dan Bapak Dr. Indra Meipita, M.Si selaku narasumber dan penguji tesis yang juga telah memberikan masukan untuk perbaikan tesis ini.

7. Teristimewa suamiku tercinta Jhony Tarigan dan anak-anak ku Jholanda

Valufy Sa’adah Br Tarigan dan Jhodie Okta Albiqo Tarigan yang telah

memberikan motivasi dan doa selama penyelesian tesis ini.

8. Ibunda Hj. Istiq Hanafi dan seluruh keluarga atas motivasi dan doanya.

9. Teman-teman Pasca Sarjana Angkatan VIII/2010 , Prodi Ilmu Ekonomi, PPs Unimed, dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Akhirnya penulis menyadari bahwa isi maupun cara penyajian tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, Segala Kesalahan dan kekurangan adalah tanggung jawab penulis. untuk itu bimbingan , arahan, kritik dan saran sangat penulis harapkan.

Semoga tesis yang sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan pihak yang berkepentingan.

Patumbak, Agustus 2012 Penulis

(8)

DAFTAR ISI

2.1. Neraca Pembayaran dan Neraca Transaksi Berjalan…… 14

2.1.1. Hakikat Transaksi Berjalan……… 14

2.1.2. Komponen NTB……… 24

2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi NTB………... 26

2.1.6. VAR model………... 40

2.2. Penelitian Terdahulu……… 44

2.3. Kerangka Konseptual dan hipotesis……… 46

2.3.1. Kerangka Konseptual……… 46

2.3.2. Hipotesis……… 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………. 50

3.1. Ruang Lingkup Penelitian……… 50

3.2. Jenis dan Sumber Data……… 51

3.3. Defenisi Variabel………. 51

3.4. Model Analisis………. 52

(9)

3.6. Teknik Analisis Data……… 56

3.6.1. Uji Root test………. 56

3.6.2. Uji Lag Optimal……… 60

3.6.3. Uji Kointegritas……… 61

3.6.4. Impulse Response Fungtion………. 62

3.6.5. Variace Decomposition……… 63

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……… 65

4.1. Perkembangan Variabel yang diteliti……… 65

4.1.1. Perkembangan Neraca Transaksi Berjalan……… 65

4.1.2. Perkembangan Nilai Tukar……… 67

4.1.3. Perkembangan Suku Bunga Libor………. 68

4.1.4. Perkembangan Inflasi……… 70

4.1.5. Perkembangan PDB……….. 72

4.2. Uji akar Unit ……… 74

4.3. Uji Lag Optimal……….. 76

4.4. Uji Kointegrasi……… 75

4.5. Vector Autoression (VAR)………. 78

4.6. Impulse Response Function (IRF)……….. 83

4.6.1. IRF Neraca transaksi Berjalan……… 84

4.6.2. IRF Nilai Tukar……….. 85

4.6.3. IRF Inflasi………. 86

4.6.4. IRF PDB……… 87

4.6.5. IRF Suku Bunga Libor………. 89

4.7. Analisis Variance Descompotion (VD) ………. 92

4.7.1. Analisis VD Neraca transaksi Berjalan………. 92

4.7.2. Analisis VD Nilai Tukar………. 94

4.7.3. Analisis VD Inflasi……… 95

4.7.4. Analisis VD PDB………. 97

4.7.5. Analisis VD Suku Bunga Libor……… 98

BAB V KESIMPULANDANSARAN……… 100

5.1.Kesimpulan……… 100

(10)

DAFTAR PUSTAKA………. 104

LAMPIRAN……… 107

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman 1.1. Neraca transaksi Berjalan. Nilai Tukar rata-rata Rp/US $, SBL dan IHK selama 2000 –2010………. 5

4.1. Perkembangan Neraca Transaksi Berjalan………. 65

4.2. Perkembangan rata-rata Nilai Tukar Rupiah Terhadap US Dollar………. 67

4.3. Perkembangan Suku Bunga Libor 6 bulan………. 69

4.4. Perkembangan Inflasi………. 71

4.5. Perkembangan PDB berdasarkan harga konstan………… 73

4.6. Pengujian Akar-akar unit dengan Level……… 75

4.7. Hasil Pengujian Akar-akar Unit dengan 1 st Difference… 75 4.8. Nilai Modulus Seluruh Akar unit………. 76

4.9. Uji Kointegrasi Johansen……… 77

4.10. Hasil Model VAR………. 79

4.11. Impulse Response Function NTB………. 84

4.12. Impulse Response Function NT……… 85

4.13. Impulse Response Function P……….. 87

4.14. Impulse Response Function PDB……… . 88

4.15. Impulse Response Function SBL………. 89

4.16. Variance Descomposition NTB……… 93

4.17. Variance Descomposition NT………. 94

4.18. Variance Descomposition P………. 96

4.19. Variance Descomposition PDB………. 97

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul

Halaman

1.1 Neraca Transaksi berjalan dari tahun 2000 – 2010 -

(dalam $ juta)………... 3

1.2 Tren Nilai Tukar (RP/$) dan Neraca Transaksi Berjalan 2000 –2010………. 7

1.3. Tren antara Suku Bunga LIBOR 6 bulan USD (dalam - %) dengan Neraca transaksi Berjalan/ PDB ( dalam %)…. 9

1.4. Hubungan Neraca Transaksi Berjalan/PDB dan Inflasi - (dalam %)………. 10

2.1. Kurva BP apabila Tiada Aliran Modal………. 18

2.2. Kurva BP apabila Modal Mengalir Sempurna……….. 19

2.3. Kurva BP dengan Aliran Modal Tak Sempurna……… 20

2.4. Keseimbangan Kurva BP dalam Perekonomian Terbuka….. 30

2.5. Keseimbangan Kurva BP dalam Tiada Aliran Modal dengan Kurs Pertukaran Fleksibel……… 33

2.6. Kerangka Konseptual Penelitian……….. 48

4.1. Perkembangan Neraca Transaksi Berjalan selama 2000.1 - 2010.4 ( dealam $ juta )……….. 66

4.2. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah terhadap US Dollar selama 2000.1 –2010.4………. 68

4.3. Perkembangan Suku Bunga Libor Selama 2000.1 –2010.4…. 70 4.4. Perkembangan Indeks harga Konsumen selama 2000.1 – 2010.4……… 72

4.5. Perkembangan PDB selama 2000.1 –2010.4……… 74

4.6. Nilai Modulus Seluruh Akar Unit………. 78

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

Halaman

1 Data Variabel Penelitian………. 107

2. Grafik Perkembangan Variabel Penelitian………. 108

3 Uji Stasioner Pada Level……… 109

4. Uji Stasioner Pada 1 St Difference……… 114

5. Uji Kointegrasi Johansen……… 118

6. Stabilitas lag Struktur………. 119

7. Gambar Nilai Modulus Seluruh Akar Unit………. 120

8. Hasil Estimasi Model VAR……… 121

9. Estimasi process………. 123

10. Hasil Impulse Response Function………. 125

11. Gambar Impulse Response Function………. 130

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perekonomian global yang terjadi saat ini sebenarnya merupakan perkembangan dari proses perdagangan internasional. Indonesia yang ikut serta dalam Perdagangan internasional berupaya agar kegiatan tersebut dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa ini, kita dapat melihat nya melalui sebuah laporan yang disebut sebagai Neraca Pembayaran. Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, serta transaksi finansial. Umumnya neraca pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan, neraca lalu lintas modal dan finansial, dan item-item finansial.

(14)

barang dan jasa memiliki peranan yang penting dalam pembentukan Produk Domestik Bruto, yang pada akhirnya mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi.

Salah satu komponen dari neraca pembayaran adalah Neraca Transaksi

Berjalan. “ Neraca Transaksi Berjalan merupakan komponen dari Neraca

pembayaran yang mencatat neraca perdagangan, neraca jasa, pendapatan atas investasi dan transaksi unilateral.” ( Tambunan , 2001 :127 ).

Neraca transaksi berjalan terdiri dari neraca perdagangan yang mencatat ekspor (X) dan impor (M) komoditi dan neraca bersih, serta transfer. Neraca modal terdiri dari investasi langsung luar negeri dan pembelian saham, obligasi dan transaksi bank yang menyebabkan aliran modal ke luar negeri (Kreinin, 2002:215). Neraca transaksi berjalan dapat di pandang sebagai penawaran ekspor suatu Negara dikurangi dengan permintaan impornya. Apabila impor suatu Negara melebihi ekspornya maka Negara itu kita sebut mengalami defisit neraca transaksi berjalan (Current account deficit), sebaliknya suatu Negara mengalami surplus neraca transaksi berjalan (Current account surplus) apabila ekspor lebih besar dari pada impornya .

(15)

karena naiknya neraca perdagangan dari kenaikan ekspor migas dan non migas. Di tahun 2004 neraca transaksi berjalan kembali mengalami penurunan sebesar $ 4.998 juta , hal ini dikarenakan nilai ekspor yang menurun dari nilai impor.

Sumber : Laporan Tahunan 2000 - 2011 Bank Indonesia (diolah)

Grafik 1.1 Transaksi Berjalan

Dari tahun 2000 – 2010 ( dalam Juta US $ )

Pada tahun 2005 jumlah neraca transaksi berjalan kembali mengalami penurunan yang cukup tajam sebesar $ 2.902 juta dari tahun 2004. Penurunan di tahun 2005 disebabkan oleh penurunan kinerja transaksi berjalan migas. Defisit transaksi berjalan migas disumbang oleh penurunan neraca perdagangan (trade balance) setelah impor migas tumbuh lebih tinggi dibandingkan ekspor migas, sehingga surplus neraca perdagangan menurun dan peningkatan defisit transaksi jasa migas. Kinerja transaksi berjalan yang secara keseluruhan menurun tidak terlepas dari pengaruh melonjaknya harga minyak dunia.

0 2000 4000 6000 8000 10000 12000

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

(16)

Di tahun 2006 dan 2007 neraca transaksi berjalan kembali menunjukkan kemajuan dengan menunjukkan peningkatan yang luar biasa dari tahun 2005 yaitu sebesar $ 10.781 juta . Hal ini di karenakan oleh perkembangan ekonomi global selama 2006 yang kondusif, khususnya tercermin pada kenaikan permintaan dunia dan harga komoditas, cukup besar pengaruhnya terhadap peningkatan ekspor Indonesia. Sebagai respons terhadap perkembangan ekonomi global tersebut, volume ekspor pada sebagian besar komoditas juga mengalami peningkatan.

Namun di tahun 2008 terjadi penurunan transaksi berjalan yang cukup tajam sebesar $ 10.365 juta, dengan jumlah neraca transaksi berjalan hanya $ 126 juta, dikarenakan memburuknya pasar finansial global, melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia dan turunnya harga komoditas global. Memburuknya

pasar financial global mendorong aliran modal ke emerging countries semakin

rentan terhadap terjadinya arus pembalikan (capital reversal). Tendensi

perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang terus berlangsung tidak terlepas

dari semakin kuatnya imbas perlambatan ekonomi negara maju terhadap tingkat

pertumbuhan Negara berkembang. Sebagai akibat, tingkat pertumbuhan Negara

berkembang yang relatif masih tinggi tidak dapat lagi menopang pertumbuhan

ekonomi global sebagaimana tahun sebelumnya. Seiring dengan semakin

lemahnya pertumbuhan ekonomi, permintaan komoditas juga semakin menurun

sehingga mendorong turunnya berbagai harga komoditas di pasar global.

Neraca transaksi berjalan pada tahun 2009 mencatat kenaikan sebesar $

10.502 juta. Peningkatan ini didukung oleh kinerja ekspor, yang meskipun

(17)

tidak sebesar kontraksi pada impor. Kinerja ekspor tidak terlepas dari pengaruh

permintaan ekspor untuk barang berbasis sumber daya alam, khususnya barang

pertambangan, yang tetap tumbuh positif dalam periode kontraksi ekonomi

global. Kinerja ekspor juga ditopang oleh ekspor manufaktur pada akhir tahun

2009 sejalan dengan semakin cepatnya pemulihan ekonomi negara maju terutama

di AS dan Jepang. Sementara itu, impor melambat cukup signifikan terutama

dipengaruhi oleh menurunnya permintaan domestik sejalan dampak perlambatan

pertumbuhan ekonomi domestik. Dan di tahun 2010 transaksi berjalan menyusut

kembali sebesar $ 5.482 juta di sebabkan karena kenaikan surplus neraca

perdagangan nonmigas dan gas yang terjadi pada tahun 2010 lebih sedikit dibandingkan dengan kenaikan defisit neraca perdagangan minyak dan neraca pendapatan. Untuk lebih jelasnya perhatikan Tabel 1.1. yang menunjukkan jumlah Neraca transaksi berjalan, nilai tukar rata-rata Rupiah terhadap $ US, suku bunga

Libor dan Inflasi (IHK) di Indonesia sejak 2000 sampai dengan 2010.

Tabel 1.1.

Neraca transaksi Berjalan, Nilai Tukar rata-rata Rp/$ US,

(18)

2009 10.682 9.400 0.43 2.78

2010 5.146 8.991 0.46 6.96

Sumber : Laporan Tahunan 2000 - 2010 Bank Indonesia (diolah)

Fluktuasi yang terjadi pada Neraca transaksi berjalan tentunya tidak hanya disebabkan oleh kinerja ekspor dan impor saja, tetapi ada beberapa hal yang terkait dengan kinerja ekspor dan impor itu sendiri. Menurut Krugman dan Obstfeld (1999 ; 78), ada dua faktor utama yang mempengaruhi saldo transaksi berjalan yaitu kurs riil mata uang domestik terhadap mata uang asing dan pendapatan bersih domestik. Faktor tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi secara langsung, sedang pada kenyataannya banyak faktor lain yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap neraca transaksi berjalan seperti variabel neraca fiskal, investasi domestik maupun pengeluaran pemerintah.

Kurs riil (Nilai tukar) memberi dampak pada neraca transaksi berjalan ketika mengalami apresiasi maupun depresiasi. Jika kurs mengalami apresiasi maka ekspor Negara tersebut akan mengalami penurunan, sedangkan impor dapat mengalami kenaikan maupun penurunan. Oleh karena itu dampak kurs riil terhadap transaksi berjalan dapat bersifat positif maupun negatif .

Perubahan manajemen nilai tukar ini tentunya akan berimplikasi terhadap karakteristik fluktuasi nilai tukar dan pengaruhnya terhadap perekonomian terbuka. Berdasarkan Model Mundell-Fleming menjelaskan pasar untuk barang dan jasa berdasarkan model IS – LM menambahkan simbol baru yaitu kurs pada ekspor neto. Ekspor Neto berhubungan secara negatif dengan kurs (nilai tukar ).

(19)

sehingga nilai tukar terkadang digunakan alat untuk meningkatkan daya saing (mendorong ekspor). Perubahan posisi ekspor inilah yang kemudian berguna untuk memperbaiki posisi neraca transaksi berjalan.

Pada grafik 2.1. berikut terlihat kondisi nilai tukar dengan neraca transaksi berjalan selama 2000 – 2010, dari Grafik tersebut terlihat bahwa tidak selamanya nilai tukar berhubungan negatif dengan neraca transaksi berjalan di Indonesia seperti kondisi nilai tukar dengan transaksi berjalan pada tahun 2007 dimana nilai tukar rata-rata Rupiah terhadap $ US berada pada posisi Rp. 9.140,00. turun sebesar 36 rupiah dari tahun sebelumnya dan neraca transaksi berjalan juga turun dari 10.859 juta $ US menjadi 10.429 juta $ US. Ini berarti bahwa kondisi ini tidak sesuai dengan teori bahwa nilai tukar berhubungan negatif dengan neraca transaksi berjalan.

Sumber : Laporan Tahunan 2000 - 2010 Bank Indonesia (diolah)

Grafik 1.2.

Tren Nilai Tukar (Rp/$) dan Neraca transaksi berjalan 2000 – 2010

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

(20)

Depresiasi nilai tukar yang tajam setelah perubahan sistem nilai tukar dari sistem nilai tukar mengambang terkendali (managed floating exchange rate) ke sistem nilai tukar mengambang bebas (free floating exchange rate) merubah posisi neraca transaksi berjalan Indonesia yang sebelumnya selalu mengalami defisit menjadi surplus. Awal depresiasi rupiah yang sangat besar sejak diberlakukanya free floating exchange rate memperparah defisit neraca transaksi berjalan di Indonesia. Kemudian, neraca transaksi berjalan menunjukkan posisi surplus dua kuartal setelah mengalami depresiasi yang sangat besar. Hal ini menunjukkan adanya keterkaitan antara nilai tukar dengan neraca transaksi berjalan. (Darwanto , 2007 : 16 ).

(21)

dalam pengendalian moneter dalam sistem nilai tukar yang fleksibel, maka pendekatan pengendalian moneter diusulkan untuk menggunakan suku bunga sebagai sasaran operasional dengan inflasi sebagai sasaran tunggal. Suku bunga dalam jangka panjang, baik suku bunga domestik (SBI) maupun suku bunga internasional (LIBOR) memberikan pengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap neraca perdagangan (BOP). (Yusuf , 2007 : 53).

Pada Grafik 3.1 berikut disajikan hubungan antara suku bunga (LIBOR 6 bulan USD dalam %) dengan neraca transaksi berjalan/PDB (dalam %).

Sumber : Laporan Tahunan 2000 - 2010 Bank Indonesia (diolah)

Grafik 1.3.

Tren suku bunga LIBOR 6 bulan USD (dalam %) dan neraca transaksi berjalan/PDB (dalam %)

Di sisi lain inflasi merupakan gejala ekonomi yang sangat menarik untuk diperhatikan. Setiap kali ada gejolak sosial, politik, dan ekonomi didalam maupun diluar negri, masyarakat akan selalu mengaitkannya dengan masalah inflasi. Secara langsung inflasi memang tidak mempengaruhi neraca transaksi berjalan, namun berpengaruh terhadap neraca pembayaran.

0

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

(22)

Inflasi memiliki keterkaitan dengan neraca pembayaran . Inflasi tinggi menyebabkan harga barang impor lebih murah dari pada barang yang diproduksi didalam negeri. Dan oleh karena itu, inflasi akan memuat impor berkembang lebih cepat dibandingkan dengan ekspor. Disamping itu aliran modal keluar akan lebih banyak dari pada yang masuk kedalam negeri (Nasaruddin , 2002 : 2 ).

Demikian pula dengan Pertumbuhan ekonomi kaitannya dengan neraca transaksi berjalan, dimana pertumbuhan ekonomi yang digambarkan dalam GDP (Pendapatan riil) menunjukkan kemampuan konsumen domestik dalam membeli barang barang konsumsi. Oleh karena itu, kenaikan pendapatan domestik akan menyebabkan meningkatnya belanja masyarakat terhadap barang-barang, termasuk barang impor suatu Negara, yang akan memperburuk kondisi neraca transaksi berjalan. Sebaliknya , jika pendapatan domestik turun maka belanja terhadap barang-barang termasuk barang impor suatu Negara akan turun. ( Murti , 2007 : 4 ).

(23)

Sumber : Laporan Tahunan 2000 - 2010 Bank Indonesia (diolah)

Grafik 1.4.

Hubungan Neraca transaksi Berjalan/PDB dan Inflasi (dalam%)

Dengan terjadinya kenaikan dan penurunan dalam neraca transaksi berjalan di Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini , dan ada beberapa kondisi yang tidak sesuai dengan teori yang ada seperti diantaranya nilai tukar yang berhubungan negatif dengan Neraca transaksi berjalan namun kondisi di Indonesia di tahun 2007, 2009 dan 2010 justru berhubungan positif membuat penulis tertarik untuk meneliti kondisi Neraca Transaksi Berjalan lebih lanjut dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, ada rumusan masalah yang dapat diambil sebagai kajian dalam penelitian yang dilakukan. Hal ini dilakukan untuk lebih mempermudah mensistemasikan penulisan. Selain itu, rumusan masalah ini diperlukan sebagai suatu cara untuk mengambil keputusan dari akhir penulisan. Adapun rumusan masalah yang penulis maksud adalah :

(24)

1. Apakah Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, Pertumbuhan Output (GDP) dan Tingkat Suku Bunga berkontribusi terhadap Neraca Transaksi Berjalan di Indonesia .

2. Apakah Inflasi, Pertumbuhan Output (GDP) , Tingkat Suku Bunga dan Neraca Transaksi Berjalan berkontribusi terhadap Nilai Tukar di Indonesia. 3. Apakah Pertumbuhan Output (GDP), Tingkat Suku Bunga , Neraca

Transaksi Berjalan dan Nilai Tukar berkontribusi terhadap Inflasi di Indonesia.

4. Apakah Tingkat Suku Bunga, Neraca Transaksi Berjalan, Nilai Tukar dan Inflasi berkontribusi terhadap Pertumbuhan Output (GDP) di Indonesia. 5. Apakah Neraca Transaksi Berjalan , Nilai Tukar, Inflasi, dan Pertumbuhan

Output (GDP) berkontribusi terhadap Tingkat Suku Bunga di Indonesia.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Kontribusi Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, Pertumbuhan Output (GDP) dan Tingkat Suku Bunga terhadap Neraca Transaksi Berjalan di Indonesia . 2. Kontribusi Pertumbuhan Output (GDP), Tingkat Suku Bunga dan Neraca

Transaksi Berjalan terhadap Nilai Tukar di Indonesia .

3. Kontribusi Pertumbuhan Output (GDP), Tingkat Suku Bunga , Neraca Transaksi Berjalan dan Nilai Tukar terhadap Inflasi di Indonesia.

(25)

5. Kontribusi Neraca Transaksi Berjalan, Nilai Tukar, Inflasi, dan Pertumbuhan Output (GDP) terhadap Tingkat Suku Bunga di Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan akan diperoleh informasi yang akurat dan relevan dan dapat digunakan oleh :

1. Bagi para pelaku ekonomi, individu maupun lembaga pemerintah atau swasta diharapkan penelitian ini dapat membantu memberikan masukan dalam pengambilan keputusan, terutama ketika melakukan perdagangan internasional.

2. Bagi kalangan akademis, penelitian ini mudah-mudahan dapat dijadikan sebagai referensi untuk mengembangkan konsep mengenai pengaruh pergerakkan nilai tukar, pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Asing Terhadap transaksi berjalan.

(26)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan.

Penelitian ini mengkaji mengenai pengaruh kejutan pertumbuhan Neraca transaksi berjalan (NTB) terhadap variable Nilai tukar (NT), Inflasi (P), Suku Bunga Libor (SBL), dan Pertumbuhan Ekonomi (PDB) selama periode 2000.1 sampai dengan 2010.4 di Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa kesimpulan berikut:

a. Perkembangan Neraca transaksi Berjalan selama Periode penelitian terus mengalami fluktuasi berkisar antara 1 – 2 milyar US Dollar, sedangkan nilai tukar rata-rata Rupiah terhadap US Dollar selama perode penelitian dikatakan berada pada posisi Rp.7.000,00 – Rp. 10.000,00. Per US Dollar, dan Suku Bunga Libor selama periode penelitian sangat berfluktuasi sekali bahkan di tahun 2010 SBL berada di posisi nol koma. Dan Inflasi yang di lihat dari Indeks harga Konsumen selama periode penelitian berkisar antara 100 – 200 persen. Sedangkan PDB selama perione penelitian terus mengalami peningkatan.

(27)

NTB itu sendiri, bahkan dengan magnitude yang sangat besar selama periode penelitian ini.

c. Output Impulse Response Function menunjukkan kondisi bahwa dalam jangka pendek perubahan Neraca transaksi berjalan (NTB) direspon positif paling besar oleh PDB, Inflasi (P) dan Suku Bunga Libor (SBL). Dalam jangka panjang hampir semua impulse response fuction bernilai negative, kecuali PDB yang masih positif meskipun IRF nya menurun. Sebaliknya NTB merespon negative paling besar terhadap perubahan Nilai Tukar (NT) dalam jangka pendek.

d. Respon NT terhadap NTB baik dalam jangka pendek maupun jangka penjang memberi pengaruh negative, hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan apabila nilai tukar terdepresiasi maka impor akan turun dan ekspor akan naik, Nilai NTB juga akan naik. Demikian pula respon dari NTB terhadap NT juga berpengaruh negative.

e. Respon SBL terhadap NTB dalam jangka pendek berpengaruh positif sedangkan dalam jangka pajang berpengaruh negative. Sebaliknya respon NTB terhadap SBL berpengaruh negative baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini berarti kenaikan suku bunga akan membuat posisi neraca transaksi berjalan menurun, karena investor lebih tertarik berinvestasi pada sektor keuangan dari pada investasi riil.

(28)

dalam jangka panjang. Ini berarti bahwa inflasi dalam jangka panjang akan memperburuk kondisi neraca transaksi berjalan.

g. Respon PDB terhadap NTB baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang adalah positif, Sedangkan respon NTB terhadap PDB dalam jangka pendek juga positif, namun dalam jangka panjang negative. Ini berarti bahwa Pertumbuhan PDB dalam jangka panjang akan membuat kondisi neraca transaksi berjalan memburuk, namun dalam jangka pendek peningkatan PDB juga akan meningatkan NTB.

h. Output dari Variance decomposition menunjukkan bahwa Neraca Transaksi Berjalan (NTB) cenderung sebagai variable yang menerima kontribusi dari pada memberi kontribusi.

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan terkait dengan hasil penelitian adalah sebagai berikut :

(29)

untuk mencapai keseimbangan eksternal adalah memperbaiki sektor perdagangan melalui peningkatan daya saing dengan peningkatan kualitas produk bukan hanya mengandalkan harga murah saja.

b. Neraca transaksi berjalan cenderung sebagai variable yang menerima kontribusi ketimbang memberi kontribusi maka otoritas moneter sebaiknya tetap memperhatikan variable-variabel berpengaruh tersebut. c. Selain dari Nilai Tukar, SBL, Inflasi dan pertumbuhan PDB ada

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, Prima. (2008), Analisis Pengaruh Neraca Perdagangan dan Capital Inflow terhadap pertumbuhan Ekonomi di Indonesia, Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB.

Bank Indonesia, (2000 – 2010), Laporan Tahunan Ekonomi, Publikasi, www.bi.co.id.

Bank Indonesia (2000 – 2011 ) Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, Berbagai Edisi.

Boediono (1999), Ekonomi Moneter, Edisi 3, Yokyakarta, BPFE.

Boediono, (1994), “Merenungkan Kembali Mekanisme Transmisi Moneter di Indonesia”, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Bank Indonesia.

Darwanto, (2007), Kejutan Pertumbuhan nilai Tukat Riil terhadap Inflasi, Pertumbuhan output, dan Pertumbuhan Neraca transaksi berjalan di Indonesia 1983.1 – 2005. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Kajian Ekonomi Negara berkembang, Vol 12, No. 1.

Enders, W. (2004), Applied Econometric Time Series, Second edition, John Wiley& Sony Inc.

Fuat Lebe, Slim Kahn, Uĝur Adigủzel, (2009), The Empirical Analisys of The Effect of Economic growth and Exchange rate on Current Account Defisit ; Romania and Turkey Samples, Journal of Appliede Quantitative, methods. Vol. 4 No. 1. Spring 2009.

Gujarati, Damodar N. (2003), Basic Econometric, 4th Edition, McGraw-Hill. Haris, Richard (1995), Cointegration Analysis in Econometric Modeling,

Prentice Hall.

Krenein, Mordechai. E, (2002), International Economics ; A Policy Approach, Thomson Learning.

Krugman, Paul R, and Maurice Obstefld, 1999, Ekonomi Internasional (Teori dan Kebijakan ) , Edisi kedua, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Madura, Jeff (1999), International Financial Management, USA:

South-Western College Publishing.

(31)

Mankiw, G.N, (2006), Macroeconomi, Edisi keenam, Erlangga, Jakarta Michael Todaro (2000), Ekonomi untuk Negara Berkembang, suatu

pengantar, Bumi Aksara.

Michael P,Todaro (1978), Pembangunan Ekonomi Dunia Ketiga, alih bahasa Aminuddin, Drs, Mursid, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983.

Murti. Hari, (2007) ,Analisis Jangka Pendek dan Jangka Panjang Diterminan Neraca Transaksu Berjalan serta Fenomena Twin Deficit di Asia Tenggara dan Asia Selatan, Jurnal Ilmu Ekonomi dan Pembangunan, Vol, 7 No. 1.

Onafowora, O. (2003), Exchange Rate and Trade Balance In East Asia: Is There a J-curve, Economics Bulletin, Error! Hyperlink reference not valid..

Phillips.P.C.B dan Perron.P, (1988), Testing For a Unit Root in Time Series Regresion, Biometrika.

Pugel, Thomas A. (2004), International Economics, 12th Edition, Irwin McGraw- Hill.

Raharja, Sanityasa. (2011), Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Bunga Deposito Bank Umum di Indonesia, Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.

Salvatore, Dominick . (1996) . Drs. Harris Munandar (Ed). 1997. Ekonomi Internasional, Erlangga, Jakarta.

Santosa, Agus Budi (2010), Pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Neraca transaksi Berjalan, Dinamika Keuangan dan Perbankan, Vol 2 No.2, Hal 169 – 181.

Sims, C.A. (1980), Are Forecasting Models Usable for Policy Analysis?, Federal Reserve Bank of Minneapolis Quarerly Review.

Sukirno, Sadono. (1994). Pengantar Teori Makroekonomi. Jakarta: Rajawali Press.

(32)

Tambunan. Tulus, (2001), Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Tambunan , Tulus. (2001a), Perekonomian Indonesia, Teori dan Terapan Em,piris, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Thomas, RL, (1997). Modern Econometrics: An Introduction, Adison Wesley.

Wang, Peiji (2003), Financial Econometrics, Method and Models, Routledge Taylor & Francis Group. 81

Widyastutik dan Yusuf, (2007). Analisis Pengaruh Ekspo-Impor komoditas pengan utama dan liberalisasi Perdagangan terhadap Neraca Perdagangan Indonesia, Jurnal Management Agrobisnis, Vol 4 No.1. 46 – 56.

Gambar

GAMBAR………………………………………………...
Grafik Perkembangan Variabel Penelitian…………………….
Grafik 1.1 Transaksi Berjalan
Tabel 1.1.
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini Senin tanggal Tiga Puluh bulan Juni tahun Dua ribu empat belas, Pokja Pengadaan Jasa Konsultansi Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Kayong Utara yang diangkat

Ahli mantik (logika) menyatakan bahwa manusia adalah hayawan Al-Natiq yaitu manusia yang berfikir, sementara Ibnu Khaldun seorang ahli filsafat sejarah asal Tunisia

Kriteria Unjuk Kerja / Indikator Unjuk Kerja Tujuan pembelaja ran Metode pelatihan Tahapan pembelajaran Referensi yang disarank an Jam pelajara n indikatif (mnt) 1

Sahana saat ini memiliki keterbatasan dimana sistem informasi bersifat tertutup, sehingga jika pengguna memiliki beberapa aplikasi yang akan digabungkan dengan Sahana maka

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji manajemen usaha perikanan jaring insang dasar di Kelurahan Manado Tua 1 menyangkut modal usaha,

Hadis tentang pemimpin itu dari Suku Quraisy dan hadis tentang tidak akan berjaya suatu kaum jika kepemimpinan itu diserahkan kepada perempuan adalah contoh betapa sulitnya

Efisiensi Inhibisi Ekstrak Etanol Cabe Jawa Sebagai Inhibitor Korosi Baja Karbon Dalam Larutan Nacl 1% Jenuh Co 2. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Awal mulanya pembangunan tower tersebut berjalan lancar sampai akhirnya tower tersebut selesai dibangun dan diaktifkan, akan tetapi dalam jangka waktu tiga bulan, ada