• Tidak ada hasil yang ditemukan

FATMA KUSUMA DEWI D.1409017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FATMA KUSUMA DEWI D.1409017"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

DI GLOBAL TV

OLEH :

FATMA KUSUMA DEWI D1409017

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna Memperoleh gelar Ahli Madya bidang Komunikasi Terapan

PROGRAM D-3 KOMUNIKAAASI TERAPAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2012

(2)

i

PERSETUJUAN

Tugas Akhir Berjudul :

PROSES PENYUNTINGAN NASKAH OLEH TEAM CREATIVE DALAM PROGRAM ACARA HOTSPOT DI GLOBAL TV

Disusun oleh :

Nama : Fatma Kusuma Dewi

NIM : D1709017

Konsentrasi : Penyiaran / Broadcasting

Disetujui untuk dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Tugas Akhir Program

DIII Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta, Juli 2012

(3)

ii

Tugas ini telah diuji dan disahkan oleh Panitia Ujian Tugas Akhir

Program Diploma III Komunikasi Terapan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Negeri Sebelas Maret

Surakarta

Hari :

Tanggal :

(4)

iii

TANPA ADANYA PERJUANGAN, KEMAJUAN TAKKAN TERJADI

ONE LIFE, ONE CHANCE

KEBAIKAN TIDAK BERNILAI SELAMA DIUCAPKAN, AKAN TETAPI BERNILAI SESUDAH DIKERJAKAN

(5)

iv

Akan saya persembahkan Tugas Akhir saya untuk

:

Allah SWT

Almamater tercinta

Dept. Produksi Global TV

Kedua orangtua saya tercinta Erna Hariyanti, Wahyu Kusuma Sejati

Nenek saya Ray. Sudarti Panjitrikoyo

Ke 3 adik saya tercinta Faza Ardan Kusuma, Fadila Kusuma, Dikri Setyawan

Seluruh keluarga besar saya

Penyemangat saya Koesyudhanto Sunartejo

Sahabat-sahabat seperjuangan saya Broadcasting 2009

KATA PENGANTAR

(6)

v

hidayah-PENYUNTINGAN NASKAH OLEH TEAM CREATIVE DALAM PROGRAM ACARA

HOT

Disini diberikan sedikit penjelasan tentang bagaimana proses pembuatan naskah

dalam acara televisi . Dengan pemanfaatan media internet yang cepat berkembang dan sangat

membantu dalam pembuatan naskah program acara televisi HOTSPOT.

Penulisan Tugas Akhir ini sekaligus untuk melengkapi persyaratan kelulusan program

Diploma Tiga Komunikasi Terapan, jurusan Penyiaran guna mendapat sebuah gelar Ahli

Madya.

Dan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, penulis tentunya mendapat bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak. Maka dari itu, tak lupa penulis ingin mengungkapkan rasa

terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Prof. Drs. Pawito, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Aryanto Budhy S, M.Si, selaku Ketua Umum Jurusan program Diploma III dan

sekaligus pembimbing penulisan tugas akhir dan atas bantuan beliau berikan sehingga

kegiatan Kuliah Kerja Media dapat berjalan dengan lancar.

3. Drs. Hamid Arifin, M.Si, selaku pembimbing akademik

4. Rosalin, Selaku Human Resource Dept. Head, yang telah mengizinkan penulis melakukan

Kuliah Kerja Media di Global TV.

5. Irwan Marpaung, selaku Executive Producer yang telah mendukung penulis demi

kelancaran Kuliah Kerja Media di Global TV.

(7)

vi

Jiwa, Fajar ato, selaku crew acara Hot Spot yang selalu memberikan bimbingan selama

penulis melaksanakan Kuliah Kerja Media di Global TV.

7. Orang tua dan keluarga yang tidak ada hentinya untuk memberi dukungan dan doa

kepada penulis.

8. Pacar sekaligus sahabat saya Koes Yudhanto atas dukungan dan perhatian untuk penulis,

dan pemberi semangat untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.

9. Sahabat dan teman-teman Broadcast 2009 yg tidak dapat saya sebutkan namun sangat

membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari apa yang penulis susun ini jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis

menharapkan kritik,saran dan pendapat yang membangun demi kebaikan laporan ini.

Demikian Tugas Akhir ini dibuat semoga dapat bermanfaat bagi pembaca .

Surakarta, 2012

Penulis

DAFTAR ISI

JUDUL ...

i

PERSETUJUAN ...

ii

PENGESAHAN...

iii

MOTTO ...

iv

PERSEMBAHAN ...

v

KATA PENGANTAR ...

vi

(8)

vii

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang ...

1

B.

Tujuan KKM ...

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A.

Penulisan Naskah Televisi dan video ...

5

B.

Definisi Naskah ...

5

C.

Fungsi dari Penggunaan Naskah Dalam Produksi Acara Televisi

... 6

D.

Proses Pembuatan Naskah Televisi ...

8

E.

Prinsip Dasar Komunikasi Effektif ... 10

F.

Kerangka Global Penulisan Narasi TV ... 10

G.

Ciri Khas Bahasa Televisi ... 11

H.

Pra-Penyuntingan Naskah ... 13

BAB III DISKRIPSI UMUM PERUSAHAAN

A.

Sejarah Perusahaan PT. Global TV ... 20

B.

Global TV Peduli ... 21

C.

Visi dan Misi Global TV ... 22

D.

Alamat Global TV ... 22

E.

Logo Global TV ... 25

BAB IV PELAKSANAAN MAGANG

A.

Pelaksanaan Kuliah Kerja Media ... 26

B.

Kendala dan Cara Menanggulangi Saat KKM ... 32

C.

Focus of Interest ... 34

(9)

viii

A.

Kesimpulan ... 42

B.

Saran ... 43

DAFTAR PUSTAKA

(10)

ix

1.

LOGO HOT SPOT

2.

SURAT TUGAS

3.

SURAT KETERANGAN PENGANTAR KKM

4.

SURAT KETERANGAN DITERIMA KKM

5.

FORMULIR APLIKASI GLOBAL TV

6.

LAPORAN PERIODIK DAN ABSENSI INTERNSHIP GLOBAL TV

7.

FORMULIR PENILAIAN KKM

8.

SURAT KETERANGAN MENYELESAIKAN KKM

9.

NASKAH/ SKRIP HOT SPOT

10.

DOKUMENTASI KKM GLOBAL TV

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Televisi adalah media yang sangat berpotensial untuk menyampaikan

berita kepada khalayak luas. Karena televisi dapat membuat seseorang yang

hanya melihat dan mendengarkan secara sepintas mereka dapat mengerti

dengan informasi yang di sampaikan. Bahkan media televisi dapat menjadi

media informasi dalam pembelajaran masyarakat luas, untuk itu

menyampaikan informasi harus melakukan riset terlebih dahulu agar informasi

yang di sampaikan benar dan jelas. Momen terjadinya peristiwa atau

perkembangan peristiwa yang akan di sajikan kepada khalayak akan di olah

oleh skripwriter dan baru di serahkan ke produser. Agar produksi acara

televisi dapat di nikmati oleh pemirsanya maka biasanya produksi program

televisi memerlukan pengelolaan yang rumit antara lain meliputi, pra

produksi, konsep, ide atau gagasan, survey, naskah, anggaran, produksi,

editing dan evaluasi produksi. Sebelum produksi di laksanakan biasanya tim

creative menentukan tema atau ide yang kemudian di tuangkan dalam sebuah

naskah, dan naskah tersebut yang akan menjadi tumpuan dalam produksi acara

televisi. Dengan demikian, setiap produksi televisi agar berhasil memerlukan

kerja sama antar individu dan team.

Pada kesempatan ini, penulis diberi kesempatan untuk melaksanakan

Kuliah Kerja Media di salah satu televisi swasta yauitu Global TV, Global TV

(12)

adalah salah satu stasiun swasta yang menyajikan hiburan untuk remaja, salah

satunya MTV. Namun, karena persaingan antar stasiun televisi sangat ketat,

maka Global TV mengembangkan program acara yang dapat di nikmati semua

khalayak luas.

Beragam program acara di Global TV, salah satunya program acara

HotSpot. Program acara yang mengembangkan banyak informasi dari video

youtube dan bersumber dari media internet, lalu dikemas secara unik dan apik

dalam program acara HotSpot. Di bawakan oleh empat Host yang dibagi

menjadi dua yaitu, Maya Wulan dan Winnie serta Reza Bukan Dan Farid Aja.

Tayang setiap hari Senin- Jumat pada jam 11.00 12.00, menyajikan berbagai

macam jenis informasi yang unik, inovatif dan inspiratif, serta membagi tips

seputar kecantikan hingga kesehatan yang tentunya sangat bermanfaat bagi

semua khalangan serta dibumbui oleh aksi kocak para host yang membawakan

acara HotSpot.

Walaupun acara HotSpot tayang setiap hari, namun tidak mengurangi

kualitas isi dalam program acara tersebut. Karena tidak hanya menayangkan

video unik dan menarik saja, namun juga membagi tips bermanfaat serta dapat

menghibur para pemirsanya. Hotspot telah mendapat hati oleh para

pemirsanya, terbukti dengan rating yang cukup tinggi di banding dengan

program acara televisi yang lain.

Alasan mengapa penulis memilih untuk Kuliah Kerja Media di

produksi acara Hotspot sebagai team creative, karena penulis ingin mengerti

dan terlibat langsung dalam proses produksi acara yang mengangkat informasi

(13)

yang unik dan menarik kepada masyarakat luas. Menuangkan ide yang

kemudian dikemas dengan rangkaian acara yang sangat bermanfaat bagi

semua kalangan. Mengerti bagaimana proses pembuatan dan penyuntingan

naskah yang bersumber dari media internet yang kemudian di kembangkan

menjadi suatu ide atau konsep acara. Tugas team creative selain membuat

naskah juga memilih tips pemirsa yang dimana memilih dari ratusan email

yang masuk di email HotSpot, hingga mendapatkan tips yang bermanfaat bagi

semua kalangan. Sewaktu produksi team creative memilih setting yang sesuai

dengan tema yang diangkat, lalu membuat gimmick (skenario lucu) yang akan

dibawakan oleh Host.

Dalam hal ini penulis ingin sekali terlibat dalam proses produksi acara

tersebut, agar mengerti proses produksi dan bagaimana cara membuat naskah,

penyuntingan naskah dari sumber yang berbeda beda, serta mengerti

pentingnya suatu naskah dalam suatu program acara. Penulis ingin sekali

menambah wawasan dan menambah pengalaman di bidang pertelevisian agar

dapat menjadi bekal di kemudian hari. Dengan banyaknya pengalaman yang

penulis dapat selama berada di Global TV, maka dalam proses penyelesaian

NYUNTINGAN NASKAH

OLEH TEAM CREATIVE DALAM PROGRAM ACARA HOTSPOT DI

at

menjelaskan proses penyuntingan naskah dalam acara televisi Global TV

yaitu HotSpot.

(14)

B. Tujuan Kuliah Kerja Media

1. Untuk memenuhi syarat menyelesaikan studi diploma III Komunikasi

Terapan Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Univesitas

Sebelas Maret Surakarta dalam memperoleh gelar Ahli Madya ( A, Md ).

2. Menerapkan teori yang didapat dalam bangku perkuliahan dan

dilaksanakan dalam Kuliah Kerja Media

3. Meningkatkan profesionalitas dan kreativitas agar dapat menjadi bekal

dalam persaingan dunia kerja

4. Mendapat pengalaman dalam ilmu dunia pertelevisian pada penerapan

kerja

5. Mengetahui proses pembuatan suatu acara televisi khususnya pada acara

Hot Spot

6. Dapat melatih pribadi diri dan meningkatkan kepercayaan diri untuk dapat

bekejasama dengan team dengan berbagai pihak sehingga dapat

berkomunikasi dengan baik.

(15)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penulisan Naskah Televisi dan Video

Dewasa ini, berkat pendidikan, pelatihan, dan berkembangnya sikap

profesional lembaga penyiaran dituntut tersedianya naskah televisi atau

video yang baik. Kerabat produksi yang profesional tidak akan bekerja

tanpa naskah televisi yang standar. Sebenarnya naskah televisi dapat

diibaratkan bagai jiwa atau darah suatu program televisi. Bekerja tanpa

Naskah televisi diperlukan untuk :

1. Memberi kemudahan dalam perencanaan produksi, penyuntingan,

penyiaran dan pemanfaatan program

2. Menjadi media berfikir kreatif

3. Menjadi sarana seluruh kerabat produksi

4. Menjadi acuan penyusunan jadwal

5. Menjadi acuan materi yang aka direkam. 1

B. Definisi Naskah

Produksi sebuah program video dan televisi selalu dimulai dari ide

atau gagasan yang kemudian dituangkan kedalam sebuah naskah atau script.

Naskah merupakan sebuah landasan yang diperlukan untuk membuat

sebuah program video dan televisi apapun bentuknya. Penulisan sebuah

1

(16)

naskah program video dan televisi yang didasarkan pada sebuah ide

biasanya mempunyai tujuan yang spesifik yaitu :

a.Memberi informasi (to inform)

b.Memberi inspirasi (to inspire)

c.Menghibur (to enterta in)

d.Propaganda

Penulisan untuk naskah program video umumnya dimulai dengan

identifikasi topik atau gagasan. Dalam pengembangan intruksional, topik

atau gagasan ini dirumuskan dalam tujuan khusus kegiatan intruksional atau

pembelajaran. Konsep, gagasan, topik, maupun tujuan khusus ini kemudian

dikembangkan menjadi program film atau video.

C. Fungsi dan Penggunaan Naskah Dalam Produksi Acara Televisi

Fungsi skenario atau naskah seperti yang dikatakan sebelumnya

adalah menjadi bahan acuan untuk memproduksi suatu acara televisi.

Kegunaannya adalah untuk menyatukan persepsi antara produser dan para

kru tentang acara yang akan di produksi, sehingga dapat meminimalkan

perbedaan penafsiran dan menjadi dasar perencanaan yang jelas. Naskah

yang lengkap diberikan kepada : produser, Manager Produksi dan Staf,

Sutradara dan Staf, Penata Artistik dan Staf, Juru kamera, Penata suara,

Aktor dan Aktris, Pengarah musik dan Editor.

Sebuah naskah mempunyai peran sentral dalam produksi sebuah

program video dan televisi. Fungsi naskah dalam produksi program video

dan televisi adalah sebagai berikut :

(17)

a.Konsep dasar (basic concept)

b. Arah (direction)

c.Acuan (reference)

Sebuah naskah adalah ide dasar yang diperlukan dalam sebuah

produksi program video. Kualitas sebuah naskah sangat menentukan hasil

akhir dari sebuah program. 2

Sebuah naskah pada umumnya berisi gambaran atau deskripsi

tentang pesan atau informasi yang disampaikan seperti alur cerita, karakter

tokoh utama, dramatisasi, peran/figuran, setting, dan property atau segala

hal yang berkaitan dengan pembuatan sebuah program video dan televisi.

Sebuah naskah pada umumnya diganakan sebagai dokumen yang

dapat mengarahkan sutradara dan kerabat kerja (crew) dalam bekerja

menyelesaikan produksi program video. Naskah sebuah program video

berisi beberapa informasi tentang adegan yang melibatkan aktor, setting dan

property. Sutradara dan kerabat kerja perlu mematuhi isi dan alur cerita

yang terdapat dalam sebuah naskah

Sebuah naskah dapat digunakan sebagai referensi oleh sutradara dan

kerabat kerja untuk mewujudkan sebuah ide atau gagasan menjadi sebuah

progam video yang komunikatif. Semua upaya kreatif dalam produksi dari

sutradara dan kerabat kerja harus mengacu kepada sebuah naskah.3

2

Saokat. Pengetahuan Skenario Film. (Jakarta.Obor,2009). Hal : 14 - 16

3

(18)

D. Proses Pembuatan Naskah TV

Bagi seorang script writer, bisa jadi menulis merupakan sebuah

kebutuhan. Karena boleh jadi hal tersebut merupakan tuangan aktualisasi

diri.

Menulis untuk program televisi, tak menuntut pakem yang baku

memang, tetapi keselarasan antara gambar dan bentuk narasi adalah tuntutan

utama, karena keduanya akan saling menudukung satu sama lain. Namun

diatas itu semua, yang paling penting diperhatikan adalah untuk siapa kita

menulis. Karenanya segmentasi untuk siapa program tersebut diperuntukan

adalah hal pertama yang harus diketahui oleh seorang script writer sebelum

ia bekerja.

Tak jauh beda dengan radio, media a udio visual menggunakan

bahasa tutur, dalam penulisan narasinya. Pertanyaan atas jawaban

bagaimana kita bisa menulis tanpa harus bersikap menggurui atau bahkan

membodohi, adalah bagaimana cara seorang script writer banyak menggali

ide-ide dengan lebih banyak berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

Karena lingkungan sebenarnya adalah guru dan inspirasi yang tak pernah

mati.

Media Televisi berkembang sangat cepat. Karenanya seiring dengan

perkembangan waktu Televisi tampil menjadi primadona dalam

penyampaian informasi. Tak heran, karena televisi mempunyai banyak

kelebihan dibandingkan dengan media lain. Sebut saja, media visual yang

(19)

ditawarkan, tak hanya berupa gambar, namun berbentuk video bergerak atau

sinematografi.4

Masyarakat dibuat seolah olah melihat sendiri akan suatu peristiwa.

Informasi seperti inilah yang menarik masyarakat saat ini. Apalagi Di era

sekarang kerangka penyampaian informasi yang harus up todate, selalu

mengusung ketepatan , kecepatan dan keakurasian sebuah informasi.

Karenanya Televisi sebagai media a udio visua l diakui atau tidak

merupakan media penyampai informasi yang diharapkan paling lengkap

untuk menjawab segala bentuk keingin tahuan masyarakat akan suatu

peristiwa.

Secara implisit, bicara tentang penyampaian informasi media

televisi, sebenarnya kita berbicara juga tentang komunikasi antar manusia

yang difokuskan pada media elektronik a udio visua l.

Media televisi dituntut untuk menjadi komunikator yang lebih

efektif, mudah di mengerti serta jauh dari kesan bertele- tele. Oleh sebab

itulah, penulisan berita untuk media visual tidak sedetil pada media cetak

atau media elektronik lainnya . Bagi seorang script writer, bisa jadi menulis

merupakan sebuah kebutuhan. Karena boleh jadi hal tersebut merupakan

tuangan aktualisasi diri. Menulis untuk program televisi, Tak menuntut

pakem yang baku memang, tetapi keselarasan antara gambar dan bentuk

narasi adalah tuntutan utama, karena keduanya akan saling menudukung

satu sama lain.

4

(20)

Namun diatas itu semua, yang paling penting diperhatikan adalah

untuk siapa kita menulis. Karenanya segmentasi untuk siapa program

tersebut diperuntukan adalah hal pertama yang harus diketahui oleh seorang

script writer sebelum ia bekerja. Tak jauh beda dengan radio, media a udio

visua l menggunakan bahasa tutur, dalam penulisan narasinya.5

Pertanyaan atas jawaban bagaimana kita bisa menulis tanpa harus

bersikap menggurui atau bahkan membodohi, adalah bagaimana cara

seorang scriptwriter banyak menggali ide-ide dengan lebih banyak

berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

E. Prinsip Dasar Komunikasi Effektif

Naskah sebenarnya merupakan penjabaran ide dalam huruf-huruf.

Awal dari sebuah penulisan adalah ide. Sedang langkah berikutnya adalah

memproyeksikan ide tersebut kedalam kata- kata. Penulisan naskah untuk

televisi sebenarnya tidak jauh berbeda dengan penulisan naskah untuk radio.

Dalam naskah tersebut harus difikirkan pula pemilihan kata- kata yang

paling efektif dan segar serta bagaimana menyusun kata- kata tersebut

dengan baik, atau lebih terkesan lebih enak di dengar. Kita menyebutnya

sebagai the art of writing.

F. Kerangka Global Penulisan Narasi Untuk TV

Dibandingkan dengan penulisan naskah untuk radio, sebenarnya

kerangka penulisan naskah untuk televisi tidak jauh berbeda.

5

(21)

Bahasa yang digunakan adalah bahasa komunikasi standar, yakni

bahasa baku atau bahasa yang digunakan masyarakat secara luas, dengan

dibatasi kaidah kata dan mengikuti perkembangan masyarakat.6

G. Ciri Khas Bahasa Televisi

1. Singkat dan padat, berhubungan dnegan jumlah kata dan kalimat.

Dengan menggunakan kata yang sedikit, namun maknanya bisa

ditangkap oleh pemirsa. Hal ini mengacu pada Televisi yang tak hanya

menampilkan media audio, tetapi juga penggambaran secara visual.

2. Sederhana, Pilihan kata atau ungkapan dan kesederhanaan gaya bahasa.

3. Lugas.

4. Menarik.

5. Bahasa dan penulisan harus memperhatikan the art of writing. Sesuai

dengan tingkat wawasan dan intelektualitas pemirsanya.7

Berita Dalam Televisi Dikatagorikan Menjadi 2 Yakni

1. Ha rd News Events.

Antara lain : kebakaran, kejahatan, bencana alam, peristiwa yang tidak

diharapkan , dsb

2. Soft News atau berita- berita ringan

Pola yang dianggap ideal dalam berita Televisi disebut cerita lima

kalimat ( a five sentence ews story ) artinya, bila mungkin tiap topik

berita cukup terdiri dari lima hal sebagai berikut . Inti berita ( lea d )

3. Detil yang penting

6Ibid.Hal : 17 -18

7

(22)

4. Latar belakang peristiwa

5. Detil lain

6. Intepretasi peristiwa

Alur kerja penulisan naskah berita pada Televisi

Penulis naskah berita televisi adalah seorang journalist ( wartawan ) atau

reporter yang bertugas untuk menyampaikan sebuah informasi kepada

pemirsanya. Ada kalanya seorang reporter juga dibekali dengan

kemampuan untuk mengabil gamabr melalui camera atau handycam.

Di lokasi kejadian peristiwa, yang harus dilakukan reporter adalah

sebagai berikut :

1. Merekam wawancara dengan orang- orang yang dimintai keterangan

2. Merekam general shot Yakni kumpulan gambar peristiwa tersebut.

3. Merekam Stand up ( rekaman gambar reporter ) yang melakukan petisi (

penyampaian informasi secara singkat untuk menutup reportase ).

Namun poin 3 ini tidak harus dilakukan, bila tidak begitu urgent.

Apalagi jika reporter memegang kamera sendiri.

4. Membuat catatan catatan di lapangan yang dipergunakan untuk sebuah

naskah pada saat melakukan penulisan.8

Setelah kembali ke studio, beberapa hal yang dilakukan :

1. Me-review tape hasil rekaman dengan sequences yang tepat dan sesuai

dengan urutan peristiwa. Biasanya pemutaran ini di barengi dengan

proses canture gambar ke komputer. Dalam tahap ini seorang reporter

8

(23)

akan mengingat kembali peristiwa dilapangan sebgai bekal untuk

menulis.

2. Menyusun naskah berita

3. Take Voice. Pembacaan naskah berita yang telah siap, bisa dilakukan

dengan 2 versi yakni secara live ( pada saat on air berita ) atau pada saat

proses editing. Pembacaan naskah voice over di rekam di editing,

kemudian editor menyelaraskan antara suara narasi dengan gambar yang

diperoleh dilapangan. Tentu saja faktor durasi menjadi petimbangan

pada tahap ini. Berita televisi yang idela tidaklebih dari 3 menit dalam

penyampaiannya. Disinilah peran editor untuk mengedit berita, agar tak

berkesan bertele- tele, ringkas tetapi tidak menguangi isi berita.

4. Redered. proses menyatukan gambar , narasi dan sound effect ( bila

diperlukan ) kedalam suatu file mpeg2, lalu dikirim ke master control.

Sementara di Studio blue screen telah siap news reader yang akan

membaca lead melalui sebuah telepromter, sebagai pengantar berita

yang akan disajikan.9

H. Pra Penyuntingan Naskah 1. Pendahuluan

Sebelum mulai menyunting naskah, tentu ada hal- hal yang perlu

diperhatikan seorang penyunting naskah, demikian pula ketika

menyunting naskah.

9

(24)

Ada hal- hal yang harus diperhatikan penyunting naskah.

Sesudah naskah disunting, ada lagi hal- hal yang perlu diperhatikan

seorang penyunting naskah, sebelum naskah itu diserahkan ke bagian

produksi untuk di- ma rking.

Ketika tahapan ini kita sebut tahap pra- penyuntingan naskah,

tahap penyuntingan naskah, dan tahap pasca penyuntingan bab ini,

sedangkan tahap penyuntingan naskah dan tahap pasca- penyuntingan

naskah yang akan dibacakan.10

Sebelum mulai menyunting naskah, ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan seorang penynting naskah, di antaranya ialah kelengkapan

naskah, daftar isi, informasi mengenai penulis, ragam naskah, catatan

kaki, subbab dan sub- subbab, ilustrasi/ tabel/ gambar, dan pembacaan

sepintas.

2. Kelengkapan naskah.

Sebelum mulai menyunting naskah, seharusnyalah seorang

penyunting naskah memeriksa terlebih dahulu kelengkapan naskah. Hal

ini perlu dilakukan mengetahui apakah semua unsure naskah sudah

lengkap atau belum.11

3. Daftar isi

Setelah memeriksa kelengkapan naskah dari depan hingga ke

belakang dan dari belakang ke depan (kalau yang terakhir ini di anggap

perlu), barulah penyunting naskah memeriksa daftar isi naskah.

10Eneste Pamusuk.

Pintar Penyuntingan Naskah. ( Jakarta : Obor, 1995 ). Hal : 10

11

(25)

4. Ragam naskah

Sebelum menyunting naskah, penyunting naskah harus

memastikan ragam naskah yang dihadapinya itu. Dalam kenyataan, ada

beberapa ragam naskah.

a. Fiksi >< nonfiksi

Cara menyunting naskah fiksi tentu berbeda dengan cara menyunting

naskah nonfiksi.

b. Populer >< Ilmiah

Naskah populer dibaca oleh kalangan luas atau umum, sedangkan

naskah ilmiah dibaca oleh kalangan tertentu atau kalangan khusus.

Pada naskah populer tentu banyak dipakai kata- kata dan istilah-

istilah yang umum. Sebaliknya, pada naskah ilmiah banyak

digunakan kata- kata yang khusus dan spesifik, yang hanya

dimengerti kalangan terbatas. Oleh karena itu, cara penyuntingan

kedua ragam naskah itu pun berbeda.

c. Anak- anak >< Dewasa

Naskah untuk anak- anka dan naskah untuk orang dewasa tentulah

tidak sama, bahasa yang dipakai untuk naskah anak- anak tentu lain

dengan bahasa yang dipakai dalam naskah untuk orang dewasa. Oleh

karena itu, cara penyuntingan kedua ragam naskah ini pun tidak

sama.12

d. Sekolah >< Non sekolah (umum)

12

(26)

Naskah untuk buku tentu berbeda dengan naskah untuk umum.

Naskah untuk siswa biasanya mempertimbangakan unsure- unsure

pedagogis/ edukatif. Oleh karena itu, cara penyuntingan pun berbeda

dengan cara penyuntingan pun berbeda dengan cara penyuntingan

naskah untuk umum.

5. Subbab dan Sub- subbab

Seorang penyunting naskah perlu memeriksa apakah dalam bab-

bab naskah digunakan subbab dan sub- subbab. Penyunting naskah pun

harus memeriksa apakah subbab dan sub- subbab dari bab yang satu

sama dengan yang ada pada bab- bab yang lain.

Setelah itu, penyunting naskah perlu memeriksa apakah

penomoran subbab dan sub- subbab sudah seragam atau belum.

6. Ilustrasi/ Tabel/ Gambar

Seorang penyunting naskah perlu memeriksa apakah naskah

yang akan ditangani memuat tabel, ilustrasi, atau gambar. Sekiranya ada,

pada naskah tentu perlu tanda atau ruangan untuk itu.

Sekiranya sudah tersedia tabel/ ilustrasi/ gambar, perlu pula

diperiksa apakah sudah ada teks-nya (ca ption) . seandainya belum ada

teksnya, hal ini perlu dicatat untuk dimintakan ke penulis nanti.

Adakalanya, tabel/ ilustrasi/ gambar naskah akan disusulkan

kemudian. Artinya, ketika menawarkan atau memasukkan naskah ke

penerbit, penulis belum menyertakan. Hal ini perlu dicatat penyunting

(27)

naskah dan nanti tentu perlu diberikan batas waktu (dea dline) kapan

tabel/ ilustrasi/ gambar itu harus diserahkan ke penerbit.13

7. Catatan kaki

Tidak setiap naskah memiliki catatan kaki. Naskah buku sekolah

(TK sampai SMTA) biasanya tidak mempunyai catatan kaki. Bahan

acuan biasanya ditempatkan pada daftar pustaka (biografi).

Buku- buku refrensi dan buku untuk perguruan tinggi biasnaya

memiliki catatan kaki. Jika catatan kaki ini ada pada naskah, penyunting

naskah perlu memperhatikan cara penempatannya.

Bagaimanapun penempatan catatan kaki itu dilakukan,

penyunting harus tahu cara penulisannya. Dalam hal ini, penyunting

naskah pun berkonsultasi pada penulis naskah tentang penyeragaman

penempatan catatan kaki itu.

8. Membaca secara Keseluruhan

Sebelum mulai mencorat - coret naskah di sana-sini dan sebelum

membetulkan ata mengoreksi kalimat -kalimat dalam naskah, sebaiknya

seorang penyunting naskah membaca naskah secara keseluruhan.

Pembacaan ini perlu agar penyunting naskah memperoleh gambaran

tentang apa dan bagaimana kira-kira kira naskah yang akan disunting

itu. Dari pembacaan demikian juga akan kelihatan apakah bisa yang

dipakai penulis cukup baik, kurang, atau malah jelek.

13

(28)

Sewaktu membaca naskah, sebaiknya penyunting naskah

menyiapkan pensil. Jika menemukan hal-hal yang janggal (entah kata,

entah istilah, entah kalimat), penyunting naskah bisa melingkarinya. 14

Dengan demikian, pada saat menyunting naskah kelak

penyunting naskah tinggal memperbaiki atau menanyakan kata/istilah

itu pada penulis.

Secara umum, manfaat pembacaan naskah secara keseluruhan

adalah sebagai berikut

a. Untuk mengetahui apakah naskah sudah sistematis atau belum. Jika

ternyata belum sistematis, tugas penyunting naskahlah nanti yang

ensistematis kannya.

b. Untuk mengetahui sistematika naskah, apakah penulis menggunakan

angka Romawi, angka Arab, atau huruf Latin.

c. Untuk mengetahui apakah ada kata-kata atau istilah-istilah yang

asing bagi penyunting naskah. Jika ada, tentu tugas penyunting

naskahlah mancari dalam kamus. Jika tidak ada kamus, tugas

penyunting naskah pula menayklana pada penulis naskah.

d. Untuk mengetahui apakah istilah- istilah yang digunakan penulis

dalam naskah konsisten atau tidak. Jika belum konsisten, tugas

penulis nmaskahlagh membuatkany menjadi konsisten. Tentu setelah

berkonsultasi terlebih dahulu pada penulis.

14

(29)

e. Untuk mengetahui apakah dalam naskah ada hal- hal yang berbau

SARA dan berbau pornografi. Jika ada, tugas penyunting naskahlah

yang mengkonsultasikan pada penulis naskah.15

9. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyuntingan:

Penyuntingan Isi (content editing) yang sering disebut dengan

developmental, substantive, or structural editing; revising; rewriting

a. Merevisi atau memindahkan seluruh paragraf atau kalimat

b. Menambahkan material terbaru untuk mengurangi perbedaan dan menghapus material asli yang tidak dianggap tidak bermanfaat.

c. Mengorganisir dan merestrukturisasi isi untuk meningkatkan aliran dan kejelasan bahasa

Penataan Salinan (copy editing) yang sering disebut dengan line,

mecha nica l, or stylistics editing

a. Memeriksa ejaan, tata bahasa, tanda baca, dan mekanisme

b. Memeriksa apakah isi sudah mengikuti ketepatan gaya bahasa atau

bagian gaya internal

c. Membuktikan fakta dan menjamin ketepatan/konsistensi bentuk

d. Mengklarifikasi makna dan meningkatkan keterbacaan dengan

mengubah pilihan kata dan struktur kalimat.16

15

Ibid. Hal : 73

16

(30)

20 BAB III

DISKRIPSI UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Global TV

PT.Global Informasi Bermutu (GLOBAL TV) merupakan salah satu

anak perusahaan PT.Media Nusantara Citra (MNC) yang bergerak di bidang

penyiaran dan didirikan pada tanggal 22 Maret 1999 serta mendapatkan Ijin

Prinsip Pendirian Lembaga Penyiaran Televisi Swasta No:801/MP/PM/1999

yang di keluarkan oleh Menteri Penerangan RI , pada tanggal 25 Oktober

1999.

Awal Global TV melakukan siarannya yaitu pada tahun 2002 dengan

menyajikan program MTV (Music Television) selama 24 yang segmentasinya

lebih difokuskan kepada anak muda atau remaja. Dari mulai berdiri, Global

TV sudah memiliki 6 stasiun relay diantaranya Jakarta, Medan, Bandung,

Semarang, Surabaya, dan Yogyakarta. Dan Global TV juga telah mendapat

alokasi frekwensi pada 7 kota di Indonesia yaitu untuk wilayah Denpasar,

Samarinda, Palembang, Manado, dan Banjarmasin.

Tahun ke-4 tepatnya pada tahun 2003, GlobalTV mendapatkan

tambahan alokasi frekwensi kembali untuk 5 kota yaitu Pekanbaru, Padang,

Jambi, dan Jayapura. Di tahun 2005, Global TV melakukan perubahan format

siaran menjadi 12 jam untuk program MTV dan 12 jam pada program Global

TV. Maka Global TV kini telah memiliki 18 stasiun relay yang tersebar di

143 kota di Indonesia dengan jumlah 114 juta penonton tiap harinya.

(31)

Di tahun 2006 Global TV kembali menambah 3 stasiun relay yaitu di

kota Malang, Kediri, dan Madiun. Global TV memperluas pasar siarannya

dengan menambah acara bagi anak-anak dengan 8 jam siaran untuk konten

Nickelodeon, 8jam untuk konten MTV dan 8 jam lagi untuk konten Global

TV. Target market Global TV melebar menjadi anak-anak, remaja, dan

keluarga muda, kelas ABC, dari usia 5-34 tahun.

Pada tahun yang sama yaitu tahun 2006, Up-gra de TX untuk wilayah

Denpasar telah diselesaikan. Namun Global TV melakukan perencanaan untuk

menambah 9 stasiun relay di pulau Jawa, Bali, dan Riau melingkupi wilayah

Purwokerto, Tegal, Cirebon, Sukabumi, Garut, Sumedang, Jember Mataram,

dan Batam. Melalui 21 stasiun relay akan mencakup 127 juta penonton.

Global TV pada tahun 2007 mampu merealisasikan 9 stasiun relay di

pulau Jawa, Bali, dan Riau melingkupi wilayah Purwokerto, Tegal, Cirebon,

Sukabumi, Garut, Sumedang, Jember Mataram, dan Batam. Di tahun yang

sama Global TV melakukan Up-grade TX untuk wilayah Jakarta, Surabaya,

Banjarmasin, dan Manado serta memperlebar target market ke ALL AB 5 39

ABC. Kini dari 29 stasiun relay telah mencakup lebih dari 153,2 juta

penonton di Indonesia.

B. Global TV Peduli

Pada tahun 2005 tepatnya saat Tsunami melanda Aceh, maka terbentuk

Global TV Peduli. Melalui Global TV Peduli, Global TV secara aktif terlibat

dalam pemberian bantuan kepada korban bencana alam seperti: Gempa Bumi

(32)

Yogyakarta, Pangandaran, Padang, serta Bengkulu dan Banjir besar di Jakarta.

Selain kegiatan tanggap darurat bencana, Global TV juga peduli terhadap

penyaluran bantuan kesehatan seperti pengobatan dan juga operasi.

C. Visi dan Misi Global TV 1. Visi Global TV :

Sebagai televisi yang menjadi sumber inspirasi, informasi, dan

berbagai hiburan bagi keluarga muda dan pemirsa berjiwa muda yang

mengerti serta memahami keinginan dan kebutuhan pemirsa yang

sekaligus menjadi media paling efektif bagi agencies dan pemasang iklan.

2. Misi Global TV :

Sebagai salah satu media untuk menyalurkan energi, dinamika dan

proses kreatif keluarga muda dan yang berjiwa muda dengan memadukan

tatanan perkembangan informasi dan hiburan yang berlandaskan etika dan

budaya bangsa Indonesia melalui tayangan program yang mencakup

kebutuhan informasi, pendidikan dan hiburan yang sesuai dengan generasi

keluarga muda dinamik sebagai segmen utama pemirsa.

D. Alamat Global TV

Pada stasiun penyiaran Global TV memang belum memiliki gedung

pribadi, maka seluruh pekerjaan dan pengoperasian dilakukan pada tiga

tempat dan lokasi yang berbeda yaitu:

(33)

1. Gedung Ariobimo Sentral (Hea d Office)

Jl.H.R Rasuna Said Blok X-2,Kav. 5 Jakarta 12950

Phone : 021-5292 1115

Fax : 021-5292 1771

Pada gedung Ariobimo Sentral terdapat 12 lantai dan P1 sebagai

lantai paling atas gedung ini. Global TV memanfaatkan beberapa lantai

dari gedung ini, diantaranya lantai 6, 8, 12 dan P1. Dimana pembagian

keempat lantai ini memiliki fungsi sebagai berikut :

a. Lantai 6 : Pada lantai ini sering disebut dengan MarComm

(Ma rketing Communica tion).

b. Lantai 8 : Lantai ini digunakan untuk Departemen Produksi, dimana

terbagi dalam dua manager produksi yang berbeda, Produser,

Assista nt Produser, Tim Kreatif, Assista nt P roduksi (PA), Talent Artis,

Wa rdrobe, Mana ger Produksi, dan Eksekutif Produksi. Ruang IT

Broadcast serta ruang untuk departement Post Produksi, Editing,

Audio P ost, dan Gra phics.

c. Lantai 12 : Pada lantai ini terdapat ruang HRD (Human Resource

Depa rtement), General Service, dan Resea rch a nd Development.

d. Lantai P1 : P1 (Penthouse 1), adalah lantai yang digunakan untuk

divisi P romo, Sa les, Acounting, Corpora te Secretary, Budgetting,

Progra ming, dan ruang untuk para Direktur.

(34)

2. Komplek RCTI

Jl.Raya Perjuangan, Kebun Jeruk,Jakarta

Phone : 021 5360601

Fax : 021 5360602

Gedung ini merupakan tempat pemancar dan tempat on a ir untuk

semua program acara yang dibuat oleh Global TV, serta tempat para

khusus on air dan karyawan technical berada.

3. Studio AD

Jl.TB. Simatupang no.3 Ragunan, Jakarta Selatan

Studio yang berada di daerah Ragunan ini, terbagi menjadi

beberapa bagian. Memiliki dua studio, studio A yang terletak di bagian

depan biasa digunakan untuk program-program acara Global TV yang

berskala lebih besar, dan studio kedua atau studio B digunakan untuk acara

Global TV yang lebih kecil seperti take host, ca sting, promo, dan

sebagainya. Disamping itu studio ini juga dilengkapi ruangan untuk

property dan juga ruangan khusus wa rdrobe serta dilengkapi dengan

fasilitas pendukung seperti ruang tunggu, ma ke up dan ruang ganti artis.

Selain itu pada studio ini juga terdapat ruangan untuk manajemen khusus

crew studio mulai dari Camera man, Lightingma n, sampai Audioma n.

(35)

E. Logo Global TV

Logo Global TV sendiri telah mengalami beberapa kali perubahan, dan

pada perubahan logo yang baru ini merupakan penyempurnaan dari logo-logo

sebelumnya. Logo baru tersebut dibuat lebih elegan, simple, inovatif, serta

mewakili jiwa muda yang dinamis dan mandiri, serta diharapkan akan tercapai

perubahan kedepan yang lebih baik dan fokus. Logo Global TV yang baru ini

tayang perdana pada tanggal 25 Maret 2012.

Bentuk logo ini melambangkan fleksibilitas, ketegasan sebuah karakter

GlobalTV sebagai stasiun televisi nasional yang mampu memberikan beragam

sajian spesial, terlengkap untuk setiap anggota keluarga Indonesia.

(36)

26 BAB IV

PELAKSANAAN MAGANG

A. Pelaksanaan Kuliah Kerja Media

Kegiatan yang dilakukan penulis sewaktu melaksanakan Kuliah Kerja

Media atau magang berlangsung kurang lebih selama 2 bulan yang terhitung

sejak tanggal 10 Januari sampai dengan tanggal 23 Maret 2012. Kegiatan

Kuliah Kerja Media yang penulis lakukan di sebuah stasiun televisi ternama

berskala nasional yang bertempat di Jakarta yaitu PT. Global Informasi

Bermutu ( Global TV ) pada departemen produksi yang berlokasi di Gedung

Ariobimo Sentral Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-2, kav.50, Kuningan Jakarta .

Tugas yang diberikan kepada penulis adalah sebagai Tim Creative

dalam program acara Hot Spot . Penulis membuat tema besar yang akan

diangkat lalu dijadikan naskah yang kemudian diangat menjadi judul tiap

episode dalam program acara tersebut.

Kegiatan yang dilakukan penulis selama mengikuti Kuliah Kerja

Media di Global TV pada periode 10 Januari 2012 23 Maret 2012, antara

lain :

1. Minggu I, tanggal 10 Januari, 23 Januari s/d 27 Januari 2012

Pada pelaksanaan magang pada hari pertama penulis bertemu

dengan Bapak Erlangga Yanawisa selaku produser acara Hot spot, lalu

penulis diberikan job desk sebagai tim creative dalam acara tersebut.

Kemudian penulis dipertemukan dengan pembimbing magang sekaligus

(37)

tim creative dari acara Hot Spot yang bernama Diah Kusuma W, dan di

perkenalkan dengan crew Hot Spot yang lain. Lalu penulis mendapatkan

penjelasan dan pembekalan tentang tata cara magang dan apa saja

tugas-tugas team creative dalam program tersebut. Setelah itu penulis

diperkenalkan dengan beberapa cara dan fasilitas kantor yang menunjang

pekerjaan nantinya.

Setelah mengenal seluruh ruangan dan fasilitas di kantor, penulis

diperlihatkan pascaproduksi acara Hotspot dan bagaimana proses

pembuatan naskah atau skrip . Penulis juga diajarkan proses pembuatan

naskah dan rangkaian isi dari program Hot spot seperti, tips pemirsa,

reporter dan menentukan tema yang akan diangkat untuk episode

berikutnya.

Hal pertama dilakukan oleh penulis saat membuat naskah atau

skrip dapat melalui media di internet . Mencari artikel melalui situs

Kaskus, uniknya.com, yahoo, google dan memilih artikel yang menarik

lalu diangat sebagai tema dan di susun agar lebih menarik dan dapat di

menerti oleh pemirsanya. Lalu mencari gambar melalui google dan

mencari video lewat situs youtube. Dalam satu naskah atau skrip terdiri

dari 4 hingga 5 segmen, 1 segmennya terdiri dari 5 hingga 9 artikel yang

saling berkesinambungan. Penulis juga membuat reportase sesuai dengan

tema yang diangkat yang dimana akan digunakan host untuk

mewawancarai pemirsa. Setelah naskah selesai, penulis mengirim file

naskah tersebut kepada seluruh crew Hot spot melalui ymail.

(38)

Penulis juga ikut langsung dalam proses syuting yang kali ini

berlangsung di Keong Mas TMII dan Snowbay. Dalam proses syuting

penulis berperan untuk mengarahkan Host yang di pandu oleh Maya

Wulan dan Winnie. Penulis juga membantu crew dalam proses syuting

tersebut.

2. Minggu II, tanggal 30 Januari s/d 3 Februari 2012

Pada minggu kedua dimulai dengan membantu pra produksi

program Hot spot dan evaluasi naskah. Penulis sudah dapat menyesuaikan

diri dengan lingkungan sekitar pekerjaan dan job desk yang diberikan.

Pada minggu kedua ini penulis sudah diberi tanggung jawab untuk

membuat naskah dengan mencari materi di internet. Penulis juga wajib

mengirim naskah yang sudah selesai dan meneliti kembali materi pada

naskah yang ditulis. Naskah kali ini mengangkat tema Beautiful beach,

lalu penulis mengecek juga stock gambar dan video ada atau tidak dan

sesuai dengan tulisan yang ada di naskah. Program Hot spot ini biasa

tayang striping setiap hari senin sampai jumat pada pukul 11.00 hingga

12.00 .

3. Minggu III, tanggal 6 Februari s/d 10 Februari 2012

Menginjak minggu ketiga penulis masih di beri kepercayaan untuk

membuat naskah, minggu ke tiga kali ini mengangkat tema Serupa tapi tak

sama untuk program acara HOT SPOT . Dan penulis di ajak pembimbing

ke Audio Post, yaitu studio perekam suara untuk mengamati jalannya

proses take narasi VO ( voice over ), take vo ini adalah dimana naskah

(39)

yang sudah dibuat akan dibacakan oleh pengisi suara dalam proram HOT

SPOT . Penulis juga di beri tanggung jawab untuk mengoreksi jalannya

proses take vo. Setelah itu penulis diperkenalkan oleh pembimbing pada

ruang post pro, disini penulis diberikan pengarahan untuk menyaksikan

proses editing. Untuk menunjang kesempurnaan tayangan program televisi

harus melalui proses editing. Proses editing ini penting karena menambah

dan menutupi kekurangan gambar saat proses syuting.

4. Minggu IV, tanggal 13 Februari 17 Februari 2012

Pada minggu ke empat ini penulis membantu jalannya proses

syuting di Cardamon Cafe , Mampang. Syuting langsung dilakukan 2

episode sekaligus dan di bawakan oleh Farid dan Reza Bukan sebagai Host

dalam episode Hotspot kali ini. Disini tugas penulis sebagai creative

adalah membantu berlangsungnya proses syuting dan memberi pengarahan

kepada host untuk improve dalam proses syuting tersebut . Penulis juga

mengikuti meeting evaluasi Hot Spot dimana yang diadakan dalam satu

bulan sekali, dalam meeting kali ini membahas tentang penambahan isi

program acara Hot Spot, yaitu penambahan reporter yang akan di bawakan

oleh Farid dan Reza Bukan .

Penulis juga di beri kesempatan untuk membantu proses liputan

Hot Spot di Jogjakarta. Dimana penulis juga ikut perpartisipasi dalam

liputan tersebut, penulis mencari referensi wisata unik apa saja yang ada di

Jogjakarta.

(40)

5. Minggu ke V, tanggal 20 Februari 24 Februari 2012

Di minggu ke lima ini penulis beserta crew Hot Spot melakukan

liputan ke Jogjakarta . Hari pertama penulis di beri kepercayaan untuk

membantu proses syuting siaran langsung sepak bola IPL yang bertanding

di Stadion Sultan Agung, Bantul, Jogjakarta. Penulis mengamati proses

siaran langsung pertandingan sepak bola nasional ini di Master Control

Room, yaitu ruangan yang mengontrol siaran langsung IPL tersebut ,

proses editing pun langsung di edit dan ditayangkan oleh editor.

Hari kedua di Jogjakarta, penulis beserta crew Hot Spot

melakukan liputan pertama di Monggo coklat , disini meliput proses

pembuatan coklat dengan rasa rempah rempah dan melakukan

wawancara dengan owner coklat Monggo. Setelah itu penulis beserta crew

melakukan liputan kuliner, yaitu sate Klatak di dearah Bantul, Jogja.

Tugas penulis disini sebagai reporter.

Hari ketiga masih di daerah Jogjakarta, yaitu meliput proses

pembuatan Bakpia 25 dan penulis masih diberi tugas untuk mewawancarai

owner dari Bakpia 25 tersebut, setelah itu penulis dan crew melakukan

liputan kerajinan batik kayu di Jogja. Disini meliput proses pembuatan

batik dengan media kayu.

Hari terakhir di Jogja yaitu liputan Gerabah di Kasongan

Jogjakarta, meliput proses pembuatan dan pembakaram Gerabah.

(41)

6. Minggu VI, tanggal 27 Februari 2 Maret 2012

Menginjak minggu ke enam penulis masih di beri tanggung jawab

untuk membuat dan mengevaluasi naskah serta menggoreksi take VO

untuk pembacaan narasi acara Hot spot. Penulis juga di beri tanggung

jawab untuk memilih Tips pemirsa yang paling unik lalu membantu

persiapan syuting Tips . Penulis juga mengikuti meeting bulanan acara Hot

Spot yang kali ini membahas tentang penambahan isi dari program Hot

Spot yaitu Hot Gincu yang menampilkan video unik dan lucu, serta

persiapan progam Hot Spot menjadi 30 menit . Penulis juga membantu PA

untuk mencari materi video di youtube.

7. Minggu VII, tanggal 5 Maret 9 Maret 2012

Minggu ke tujuh penulis masih dipercaya bertanggung jawab untuk

membuat naskah dengan tema Award dan mencari materi untuk kemudia

di berikan kepada editor. Ada yang berbeda dalam pembuatan naskah kali

ini, karena ada tambahan segmen baru dalam program Hot Spot yaitu Hot

Gincu, penulis mencari video unik dan lucu lalu membuat narasi dari

video tersebut.

8. Minggu VIII, 12 Maret 16 Maret 2012

Memasuki minggu ke delapan, kali ini penulis diberi kesempatan

untuk mengikuti syuting program sepak bola IPL di studio 7, Kebon Jeruk,

Jakarta Pusat. Disana tugas penulis membantu mencatat time code pada

saat siaran ulang berlangsung. Dan di minggu ini penulis ikut serta dalam

(42)

liputan dalam episode anak ajaib untuk mewawancari Alif Naufal dan

Yusuf Mahardika di Senayan dan Cibubur.

9. Minggu XI, 19 Maret 23 Maret 2012

Minggu ke sembilan adlah minggu terakhir penulis untuk

menyelesaikan Kuliah Kerja Media di Global TV dalam produksi acara

Hot Spot . dalam minggu terakhir ini penulis masih mengikuti proses

syuting Hot Spot di Waterbom, Pantai Indah Kapuk. Episode kali ini

mengangkat 2 tema sekaligus yang dibawakan oleh Host Hot Spot yaitu

Maya Wulan dan Winnie. Penulis juga mengikuti proses syuting Tips di

Telaga Sampireun, Serpong dan disini tugas penulis menyiapkan teks yang

akan dibacakan oleh Host, Host dalam segmen tips pemirsa ini dibawakan

oleh Maya Wulan. Penulis juga mengikuti proses syuting Hot Spot untuk

terakhir kali di Serpong dan tugas penulis disini adalah mengarahkan dan

mencari setting yang pas untuk Host.

B. Kendala dan Cara Menanggulangi saat KKM

Dalam mengikuti proses kegiatan KKM di Global TV, penulis juga

mengalami beberapa kendala. Dan berikut adalah beberapa kendala dan cara

penulis menanggulanginya :

1. Penulis belum mengerti dan memahami betul bagaimana ruang lingkup

dan cara kerja Global TV dengan baik. Penulis juga masih canggung pada

waktu minggu pertama karena lingkungan baru dan dengan job desk yang

baru . maka penulis berusaha untuk beradaptasi dan memahami

(43)

lingkungan sekitar agar dapat segera menyesuaikan diri dengan rekan kerja

yang lain.

2. Pada saat membuat naskah dan mencari materi, video di internet terkadang

terkendala dengan tema-tema yang sudah diangkat terdahulu. Dan tema

yang diangkat juga menyesuaikan syock video dalam internet ada atau

tidak. Maka penulis banyak bertanya kepada pembimbing apakah materi

yang akan diangkat penulis sudah pernah ditayangkan atau belum, dan

penulis sebelum mengangkat tema, penulis juga mengecek di internet

apakah stock video ada atau tidak.

3. Program Hot spot adalah format siaran stripping , maka penulis dituntut

untuk mengangkat ide ide yang fresh. Maka penulis sesering mungkin

melakukan observasi di internet untuk terusnupdate hal-hal terbaru yang

unik dan menarik.

4. Perbedaan sistem kerja di saat kuliah dan Global TV sangat berbeda. Maka

penulis harus dapat cepat beradaptasi oleh lingkup kerja yang baru.

5. Membuat gimmick pada saat syuting dan mencari setting yang tepat agar

dapat view yang baik. Maka penulis harus dapat berinteraksi dan memberi

saran pada Host bagaimana menciptakan gimmick yang sesuai dengan

tema lalu penulis juga harus pandai mengolah setting untuk tempat syuting

berlangsung

6. Pada saat syuting liputan terkadang artis atau talent sedang mengikuti

proses syuting program lain dan terkadang harus menunggu lama. Maka

penulis harus tetap menjaga kondisi agar tidak drop saat syuting liputan.

(44)

C. Focus of Interest

1. Deskripsi Program Acara HOT SPOT

Program Acara Hot Spot adalah program acara feature hiburan

yang berbagi informasi yang bermanfaat, dikemas secara unik dan menarik

yang belum pernah diketahui oleh pemirsanya dan dapat menghibur di

semua usia. Mulai dari info unik, kesehatan, masakan, kecantikan yang

akan banyak di bahas dalam program ini. Topik atau tema yang selalu

berbeda pada setiap episodenya, ditambah dengan video yang unik dan

lucu. Program Hot Spot dibawakan dengan dua host secara bergantian,

yaitu Maya Wulan dan Winnie atau Farid aja dan Reza Bukan.

HOT SPOT adalah program acara feature yang bersifat harian

dengan waktu tayang setiap Senin Jumat pukul 11.30 12.00 WIB.

Dengan konsep memberikan informasi yang menarik dan unik yang dapat

memberikan inspirasi kepada pemirsanya, tidak hanya memberikan

informasi saja, namun juga dibumbui oleh kelucuan dari host Hot spot

menjadikan program ini tidak hanya memberikan informasi namun juga

dapat menghibur. Tidak hanya itu saja, yang membedakan program Hot

Spot dengan program lain adalah berbabagi tips dari Kanjeng Mami yang

dibawakan oleh Maya Wulan dan reportase yang mengulas kejadian

sekitar yang dibawakan oleh Farid dan Reza.

Walaupun tayang setiap hari dan dikerjakan dalam waktu singkat,

namun acara Hot Spot banyak digemari oleh pemirsanya karena pada

penayangannya mendapatkan rating yang cukup tinggi. Ini membuktikan

(45)

bahwa Hot Spot mendapat perhatian dari para pemirsanya. Acara ini

dibagi dalam berbagai segmen, antara lain :

a. Tag Host

Host membawakan acara dengan tema yang sudah ditentukan, dan

memberikan gimmick yang lucu tentunya disesuaikan dengan tema

yang diangkat agar dapat menghibur pemirsanya .

b. Reporter

Reporter disini dibawakan oleh Farid dan Reza, dimana mereka

melaporkan kejadian unik di sekitar atau membahas tentang hot issue

yang sedan berkembang dimasyarakat . Karena Hot Spot dipangkas

jam tayangnya menjadi 30 menit maka reportase di tiadakan.

c. Tips Kanjeng Mami

Berbagi tips kesehatan, kecantikan dari kiriman permirsa yang

dibawakan oleh Maya Wulan yang berdandan sebagai Kanjeng Mami

yang memberikan instruksi tips yang dipilih oleh kru, pemirsa yang

beruntung tipsnya dipilih dan ditayangkan akan mendapat hadiah

menarik dari Hot Spot.

2. Proses Pembuatan Naskah Hot Spot

Berhasilnya program acara sangat dipengaruhi oleh kerjasama dan

kinerja para team di dalamnya. Tim creative adalah salah satu dari team

tersebut yang bertugas dan bertanggung jawab dengan naskah dan konsep

ide per episodenya.

(46)

Berikut ini adalah peran dan tugas penulis sebagai Team Creative

di Global TV diantaranya :

a. Pra-produksi

Sebelum produksi suatu acara dilakukan, tahapan awal sebelum

produksi yaitu rapat produksi untuk mengevaluasi program acara

HotSpot yang dilakukan setiap satu bulan sekali, untuk membahas

segmen terbaru, lokasi syuting, konsep, perizinan, dana produksi,

jadwal dan talent. Dalam rapat produksi dihadiri oleh Executive

Producer, Producer, Production Asisstant ,Team Creative,Crew Talent

Berikut ini adalah tugas yang dikerjakan oleh Team Creative

saat Pra-produksi, diantaranya :

1) Membuat naskah

Proses pembuatan naskah ini adalah tugas utama yang

dilakukan oleh Team Creative. Dalam satu minggu Team Creative

dapat membuat 3 sampai 4 naskah, namun untuk anak magang

wajib membuat naskah minimal 1-2 naskah.

Naskah tersebut berisi inti dari tema yang akat diangkat per

episodenya , mengangkat hal yang unik, lucu serta inovatif yang

kemudian akan dibawakan oleh kedua Host.

Proses pembuatan / penyuntingan naskah di bagi dalam

beberapa tahap :

(47)

a) Memilih tema atau konsep

Ide sebuah cerita yang akan dibuat menjadi program

video dan televisi dapat diambil dari cerita yang sesungguhnya

(true story) atau non fiksi dan rekaan atau fiksi. Banyak sekali

sumber ide yang dapat dijadikan inspirasi untuk menulis

sebuah script video dan televisi. Misalnya, novel, cerita nyata,

dan lain-lain. Ide atau tema yang akan diangkat tentunya akan

dijadikan acuan per episodenya, menjadi inti dari naskah yang

akan dibuat. Maka memilih tema tentu juga tidak mudah, agar

mudah juga dalam mencari informasinya.

b) Mencari informasi dan riset

Riset sangat diperlukan setelah Anda menemukan

sebuah ide yang akan dibuat menjadi sebuah program. Karena

mngumpulkan informasi dan mempelajari apa saja yang terkait

dengan naskah yanga akan di tulis. Sumber informasi dapat

berupa buku, koran atau internet dan orang atau narasumber

yang dapat memberi informasi yang akurat tentang isi atau

substansi yang akan ditulis. Sehingga dapat dipertanggung

jawabkan.

c) Penulisan outline

Setelah memahami hasil riset atau informasi yang

terkumpul, anda dapat membuat kerangka atau outline dari

informasi yang akan dituangkan menjadi sebuah script. Outline

(48)

pada umumnya berisi garis besar informasi yang akan Anda

akan tulis menjadi sebuah script.

d) Penulisan sinopsis

Langkah selanjutnya adalah membuat sinopsis atau

deskripsi singkat mengenai program yang akan akan ditulis.

Sinopsis dan outline akan membantu memfokuskan perhatian

penulis pada pengembangan ide yang telah Anda pilih

sebelumnya. Penulisan sinopsis harus jelas sehingga dapat

memberi gambaran tentang isi program video atau televisi yang

akan penulis buat.

e) Penulisan Naskah

Penulisan sebuah naskah harus didasarkan pada

treatment yang dibuat. Walaupun dalam menulis naskah

penulis dapat melakukan perubahan, tapi sebaiknya perubahan

yang dilakukan tidak merupakan perubahan yang bersifat

substantif. Perubahan sebaiknya bersifat kreatif dan tidak

mengubah substansi program. Oleh karena itu treatment harus

kokoh dan jelas. Dalam menulis Penulis harus memperhatikan

kata kata penulisan naskah yang benar.

f) Evaluasi Naskah

Setelah naskah/teks/narasi ditulis, maka perlu ada

evaluasi atau penilaian dari produser, sebelum naskah tersebut

diproduksi menjadi program TV. Penilaian teks akan

(49)

menggunakan kriteria apakah telah menggunakan kaidah

penulisan dan penggunaan bahasa yang benar serta

keterbacaannya.. Sedangkan untuk penilaian narasi akan lebih

menggunakan bahasa sehari-hari (tutur) sesuai karakter tokoh.

Apakah sudah komunikatip, sehingga mampu menjelaskan atau

dipahami penonton.

g) Finalisasi Naskah

Setelah naskah dievaluasi lalu diberikan kepada

Produser atau Team Creatif lain agar dievaluasi kembali.

2) Memilih Tips Kanjeng

Dalam acara HotSpot terdapat segmen yaitu tips Kanjeng.

Tips Kanjeng ini di bawakan oleh Maya Wulan yang berdandan

dengan busana adat Jawa.

Tips tersebut adalah tips yang dikirim oleh pemirsa

dirumah yang kirim melalui email atau surat, yang kemudian

dipilih oleh Team Creative mana yang menarik dan bermanfaat.

Lalu pengirim tips tersebut akan mendapatkan bingkisan menarik

dari HotSpot.

3) Membuat Rundown Acara

Team Creative juga membuat rundwon acara yang

berfungsi untuk waktu atau timeline dari acara tersebut tidak

melebihi batas waktu yang telah ditentukan.

(50)

Rundown acara ini digunakan pada saat produksi acara

berlangsung. Rundwon berisi waktu kedua host tersebut saat

membawakan acara, waktu saat Video Tape diputar , waktu

penyajian per segmen, lamanya iklan dan total dari rangkaian

program acara Hotspot.

b. Produksi

Setelah perencanaan dan Pra-produksi dilakukan, proses

produksi dapat dilakukan. Seluruh Crew mempersiapkan alat serta

menentukan setting dimana proses produksi berlangsung.

Seluruh Crew bekerja sama dengan artis mewujudkan apa yang

telah direncanakan dalam konsep yang telah dibuat sebelumnya. Agar

tidak berbeda dengan konsep yang telah ditentukan kemudian Producer

atau Producer Asisstant mempersiapkan daftar shot, yaitu berisi

shot-shot apa saja yang akan akan diambil. Team creative membantu

menentukan setting yang pas untuk dijadikan lokasi syuting lalu

mengarahkan artis agar membawakan konsep yang telah ditentukan.

Kerja sama yang kompak ini akan membuat program acara yang

menarik dan tentu saja mengacu pada konsep yang telah ditentukan.

Tugas Team Creative atau penulis saat produksi yaitu :

1) Menentukan setting

Team Creative menentukan setting atau lokasi yang sesuai

dengan konsep . Mencari letak yang menarik akan berpengaruh

pada saat hasil produksi nantinya

(51)

Dan juga mengarahkan artis atau host yang membawakan

acara untuk membahas tentang tema yang sedang diangkat.

2) Memberi Gimmick

Gimmick atau kelucuan yang dibuat oleh host ini dibuat

oleh Team Creative agar terlihat lebih menarik dan dapat

menghibur para pemirsanya.

Team Creative mengarahkan host untuk membuat perilaku

yang dapat mengundang tawa, dan harus sesuai dengan tema yang

dibawakan. Ditujukan agar lebih menarik dan terkesan tidak

garing, dan host dapat membuat suasana lebih akrab dengan

penontonnya.

c. Pasca-Produksi

Setelah produksi berlangsung, lalu mengevaluasi apa saja

kekurangan pada saat produksi berlangsung. Meninjau ulang episode

yang telah diedit oleh editor, kemudian me-riview apa saja kekurangan

pada saat produksi berlangsung.

(52)

42 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah diuraikan pada pokok permasalahan yang

diangkat, maka kesimpulannya adalah pada suatu program acara terdiri dari

beberapa proses. Proses tersebut adalah pra produksi, produksi dan pasca

produksi. Inilah tahapan agar suatu program itu dapat di nikmati oleh

pemirsanya.

Dan dari setiap tahap itu saling berkesinambungan, baik dalam waktu

pra produksi juga sangat penting agar dapat sebagai acuan sewaktu produksi.

Seperti pembuatan naskah yang dapat sebagai kunci dalam pembuatan suatu

program acara agar dapat terkonsep dan setelah produksi pun harus di evaluasi

pada saat pasca produksi, agar dapat mengoreksi kekurangan sehingga dapat

disiarkan dan dikemas menjadi apik.

Disini penulis terjun langsung pada proses pra produksi dan produksi.

Penulis membuat naskah atau skrip yang menjadi acuan saat produksi

berlangsung. Karena pembuat naskah atau skrip pada suatu program acara

dinilai penting sehingga penulis dituntut untuk dapat membuat naskah dengan

tema yang berbeda tiap episodenya. Mencari referensi untuk naskah agar

selalu menghasilkan naskah dengan tema yang menarik dan fresh. Penulispun

banyak mendapatkan pengalaman yang dapat diterapkan pada saat menginjak

dunia kerja nantinya. Karena Kuliah Kerja Media saat efektif untuk

(53)

mahasiswa agar dapat mengenal dunia kerja dibidang penyiaran dan dapat

menerapkan ilmu pada saat duduk dibangku perkuliahan.

Dari pengalaman yang di peroleh dari Kuliah Kerja Media selama dua

bulan, penulis dapat menyimpulkan bahwa :

1. Suatu program acara tidak akan berjalan lancar jika tidak ada

kekompakan dan kerja sama antar team, baik yang balik layar

sekalipun. Pembuatan naskah salah satunya, sangatlah penting

karena akan menjadi acuan selama produksi itulah peran Team

Creative

2. Dalam pembuatan naskah program acara yang mengacu dengan

video, setelah membuat konsep dan ide yang akan di angkat

menjadi naskah maka penulis membuat naskah dan terkadang

menyunting artikel yang ada pada referensi yang dipilih. Dan

mengetahui bagaimana proses menyunting suatu artikel lalu di buat

menjadi naskah program televisi.

3. Tugas Team Creative tidak hanya membuat naskah pada waktu

pra-produksi saja, namun juga ikut terjun langsung saat proses

produksi, maka tugas dan peran Team Creative dalam suatu

program acara sangatlah pent ing.

(54)

B. Saran

Dari hasil pelaksanaan Kuliah Kerja Media, penulis memberikan

sedikit saran agar dapat menjadi koreksi pada pelaksanaan Kuliah Kerja

Media berikutnya.

1. Saran untuk Global TV departemen produksi

a. Selalu berinovasi dan membuat tayangan-tayangan yang

menarik,inspiratif dan informasi agar dapat menarik pemirsanya

b. Agar selalu memberikan kepercayaan untuk mahasiswa yang

melaksanakan Kuliah Kerja Media agar dibimbing untuk terjun dalam

dunia kerja pertelevisian

c. Lebih disiplin saat proses produksi berlangsung, karena masih banyak

kru yang tidak dapat displin waktu sehingga membuat proses syuting

terhambat

d. Menjaga kekompakan dan komunikasi seluruh kru agar dapat bekerja

sama dengan baik dan selalu dapat berkoordinasi dengan baik. Dan

memberikan inovasi yang selalu berbeda.

(55)

2. Saran untuk D3 Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik

( FISIP ) Universitas Sebelas Maret :

a. Memperbarui dan melengkapi alat-alat praktikum yang mendukung

untuk proses produksi ( kamera,tripot dll) untuk mendukung

mahasiswa agar dapat diterapkan saat kerja nanti

b. Setiap tahun agar Kuliah Kerja Media diadakan, karena sangat

bermanfaat dan memberi banyak pengalaman untuk mahasiswa agar

siap sewaktu terjun didunia kerja.

Referensi

Dokumen terkait

Sifat acara pemeriksaan perkara di hadapan persidangan Pengadilan di Indonesia berdasarkan Het Herziene Indonesisch Reglement (HIR) untuk Jawa dan Madura dan Rechtsreglement Buitengewesten (RBg) untuk luar Jawa dan Madura, dilakukan secara lisan (mondelinge procedure). Acara dengan lisan berarti, bahwa pemeriksaan perkara dilakukan dengan cara kontak langsung berupa tanya jawab dengan lisan antara hakim dengan para pihak atau kuasanya di muka persidangan. Hakim juga mendengarkan sendiri keterangan saksi- saksi yang diajukan oleh para pihak, keterangan saksi ahli apabila diperlukan dan lain-lainnya. Bahkan Hakim dalam setiap perkara perdata, apabila kedua belah pihak hadir di persidangan, wajib mendamaikan kedua belah pihak. (Pasal 154 RBg /130 HIR). Hakim juga berhak untuk memberikan penerangan (penasehatan) kepada kedua belah pihak mengenai cara berperkara atau upaya hukum yang dapat ditempuh agar supaya perkara berjalan baik dan teratur. (Pasal 156 RBg / 132 HIR). Kewajiban mendamaikan dan memberikan penasehatan tersebut tentu saja dilakukan secara lisan. Atas dasar sifat acara pemeriksaan seperti itu, maka hakim dalam melaksanakan tugas pokoknya memeriksa, mengadili dan memutus perkara yang diajukan oleh para pencari keadilan kepadanya, memerlukan seseorang untuk membantu mencatat hasil pemeriksaannya. Undang-undang menentukan bahwa pekerjaan tersebut diberikan kepada Panitera atau seorang yang ditugaskan melakukan pekerjaan Panitera yang berkewajiban membantu Hakim dengan menghadiri dan mencatat jalannya sidang pengadilan. Berdasarkan catatan yang dibuat oleh Panitera disusun berita acara persidangan, yang sangat berguna bagi Hakim dalam menyusun putusan pengadilan. Oleh karena pentingnya berita acara persidangan, maka pembuatan / penyusunannya harus dilakukan dengan cermat, teliti dan hati-hati, agar nilainya benar-benar terjaga.

Proses pembuatan konten video wawancara di akun TikTok @andy_tumere dimulai dari proses perencanaan pra produksi untuk menentukan konsep konten yang akan diproduksi seperti siapa saja