DI GLOBAL TV
OLEH :
FATMA KUSUMA DEWI D1409017
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna Memperoleh gelar Ahli Madya bidang Komunikasi Terapan
PROGRAM D-3 KOMUNIKAAASI TERAPAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2012
i
PERSETUJUAN
Tugas Akhir Berjudul :
PROSES PENYUNTINGAN NASKAH OLEH TEAM CREATIVE DALAM PROGRAM ACARA HOTSPOT DI GLOBAL TV
Disusun oleh :
Nama : Fatma Kusuma Dewi
NIM : D1709017
Konsentrasi : Penyiaran / Broadcasting
Disetujui untuk dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Tugas Akhir Program
DIII Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Juli 2012
ii
Tugas ini telah diuji dan disahkan oleh Panitia Ujian Tugas Akhir
Program Diploma III Komunikasi Terapan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Negeri Sebelas Maret
Surakarta
Hari :
Tanggal :
iii
TANPA ADANYA PERJUANGAN, KEMAJUAN TAKKAN TERJADI
ONE LIFE, ONE CHANCE
KEBAIKAN TIDAK BERNILAI SELAMA DIUCAPKAN, AKAN TETAPI BERNILAI SESUDAH DIKERJAKAN
iv
Akan saya persembahkan Tugas Akhir saya untuk
:
Allah SWT
Almamater tercinta
Dept. Produksi Global TV
Kedua orangtua saya tercinta Erna Hariyanti, Wahyu Kusuma Sejati
Nenek saya Ray. Sudarti Panjitrikoyo
Ke 3 adik saya tercinta Faza Ardan Kusuma, Fadila Kusuma, Dikri Setyawan
Seluruh keluarga besar saya
Penyemangat saya Koesyudhanto Sunartejo
Sahabat-sahabat seperjuangan saya Broadcasting 2009
KATA PENGANTAR
v
hidayah-PENYUNTINGAN NASKAH OLEH TEAM CREATIVE DALAM PROGRAM ACARA
HOT
Disini diberikan sedikit penjelasan tentang bagaimana proses pembuatan naskah
dalam acara televisi . Dengan pemanfaatan media internet yang cepat berkembang dan sangat
membantu dalam pembuatan naskah program acara televisi HOTSPOT.
Penulisan Tugas Akhir ini sekaligus untuk melengkapi persyaratan kelulusan program
Diploma Tiga Komunikasi Terapan, jurusan Penyiaran guna mendapat sebuah gelar Ahli
Madya.
Dan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, penulis tentunya mendapat bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Maka dari itu, tak lupa penulis ingin mengungkapkan rasa
terima kasih dan penghargaan kepada :
1. Prof. Drs. Pawito, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Aryanto Budhy S, M.Si, selaku Ketua Umum Jurusan program Diploma III dan
sekaligus pembimbing penulisan tugas akhir dan atas bantuan beliau berikan sehingga
kegiatan Kuliah Kerja Media dapat berjalan dengan lancar.
3. Drs. Hamid Arifin, M.Si, selaku pembimbing akademik
4. Rosalin, Selaku Human Resource Dept. Head, yang telah mengizinkan penulis melakukan
Kuliah Kerja Media di Global TV.
5. Irwan Marpaung, selaku Executive Producer yang telah mendukung penulis demi
kelancaran Kuliah Kerja Media di Global TV.
vi
Jiwa, Fajar ato, selaku crew acara Hot Spot yang selalu memberikan bimbingan selama
penulis melaksanakan Kuliah Kerja Media di Global TV.
7. Orang tua dan keluarga yang tidak ada hentinya untuk memberi dukungan dan doa
kepada penulis.
8. Pacar sekaligus sahabat saya Koes Yudhanto atas dukungan dan perhatian untuk penulis,
dan pemberi semangat untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.
9. Sahabat dan teman-teman Broadcast 2009 yg tidak dapat saya sebutkan namun sangat
membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari apa yang penulis susun ini jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis
menharapkan kritik,saran dan pendapat yang membangun demi kebaikan laporan ini.
Demikian Tugas Akhir ini dibuat semoga dapat bermanfaat bagi pembaca .
Surakarta, 2012
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL ...
i
PERSETUJUAN ...
ii
PENGESAHAN...
iii
MOTTO ...
iv
PERSEMBAHAN ...
v
KATA PENGANTAR ...
vi
vii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ...
1
B.
Tujuan KKM ...
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Penulisan Naskah Televisi dan video ...
5
B.
Definisi Naskah ...
5
C.
Fungsi dari Penggunaan Naskah Dalam Produksi Acara Televisi
... 6
D.
Proses Pembuatan Naskah Televisi ...
8
E.
Prinsip Dasar Komunikasi Effektif ... 10
F.
Kerangka Global Penulisan Narasi TV ... 10
G.
Ciri Khas Bahasa Televisi ... 11
H.
Pra-Penyuntingan Naskah ... 13
BAB III DISKRIPSI UMUM PERUSAHAAN
A.
Sejarah Perusahaan PT. Global TV ... 20
B.
Global TV Peduli ... 21
C.
Visi dan Misi Global TV ... 22
D.
Alamat Global TV ... 22
E.
Logo Global TV ... 25
BAB IV PELAKSANAAN MAGANG
A.
Pelaksanaan Kuliah Kerja Media ... 26
B.
Kendala dan Cara Menanggulangi Saat KKM ... 32
C.
Focus of Interest ... 34
viii
A.
Kesimpulan ... 42
B.
Saran ... 43
DAFTAR PUSTAKA
ix
1.
LOGO HOT SPOT
2.
SURAT TUGAS
3.
SURAT KETERANGAN PENGANTAR KKM
4.
SURAT KETERANGAN DITERIMA KKM
5.
FORMULIR APLIKASI GLOBAL TV
6.
LAPORAN PERIODIK DAN ABSENSI INTERNSHIP GLOBAL TV
7.
FORMULIR PENILAIAN KKM
8.
SURAT KETERANGAN MENYELESAIKAN KKM
9.
NASKAH/ SKRIP HOT SPOT
10.
DOKUMENTASI KKM GLOBAL TV
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Televisi adalah media yang sangat berpotensial untuk menyampaikan
berita kepada khalayak luas. Karena televisi dapat membuat seseorang yang
hanya melihat dan mendengarkan secara sepintas mereka dapat mengerti
dengan informasi yang di sampaikan. Bahkan media televisi dapat menjadi
media informasi dalam pembelajaran masyarakat luas, untuk itu
menyampaikan informasi harus melakukan riset terlebih dahulu agar informasi
yang di sampaikan benar dan jelas. Momen terjadinya peristiwa atau
perkembangan peristiwa yang akan di sajikan kepada khalayak akan di olah
oleh skripwriter dan baru di serahkan ke produser. Agar produksi acara
televisi dapat di nikmati oleh pemirsanya maka biasanya produksi program
televisi memerlukan pengelolaan yang rumit antara lain meliputi, pra
produksi, konsep, ide atau gagasan, survey, naskah, anggaran, produksi,
editing dan evaluasi produksi. Sebelum produksi di laksanakan biasanya tim
creative menentukan tema atau ide yang kemudian di tuangkan dalam sebuah
naskah, dan naskah tersebut yang akan menjadi tumpuan dalam produksi acara
televisi. Dengan demikian, setiap produksi televisi agar berhasil memerlukan
kerja sama antar individu dan team.
Pada kesempatan ini, penulis diberi kesempatan untuk melaksanakan
Kuliah Kerja Media di salah satu televisi swasta yauitu Global TV, Global TV
adalah salah satu stasiun swasta yang menyajikan hiburan untuk remaja, salah
satunya MTV. Namun, karena persaingan antar stasiun televisi sangat ketat,
maka Global TV mengembangkan program acara yang dapat di nikmati semua
khalayak luas.
Beragam program acara di Global TV, salah satunya program acara
HotSpot. Program acara yang mengembangkan banyak informasi dari video
youtube dan bersumber dari media internet, lalu dikemas secara unik dan apik
dalam program acara HotSpot. Di bawakan oleh empat Host yang dibagi
menjadi dua yaitu, Maya Wulan dan Winnie serta Reza Bukan Dan Farid Aja.
Tayang setiap hari Senin- Jumat pada jam 11.00 12.00, menyajikan berbagai
macam jenis informasi yang unik, inovatif dan inspiratif, serta membagi tips
seputar kecantikan hingga kesehatan yang tentunya sangat bermanfaat bagi
semua khalangan serta dibumbui oleh aksi kocak para host yang membawakan
acara HotSpot.
Walaupun acara HotSpot tayang setiap hari, namun tidak mengurangi
kualitas isi dalam program acara tersebut. Karena tidak hanya menayangkan
video unik dan menarik saja, namun juga membagi tips bermanfaat serta dapat
menghibur para pemirsanya. Hotspot telah mendapat hati oleh para
pemirsanya, terbukti dengan rating yang cukup tinggi di banding dengan
program acara televisi yang lain.
Alasan mengapa penulis memilih untuk Kuliah Kerja Media di
produksi acara Hotspot sebagai team creative, karena penulis ingin mengerti
dan terlibat langsung dalam proses produksi acara yang mengangkat informasi
yang unik dan menarik kepada masyarakat luas. Menuangkan ide yang
kemudian dikemas dengan rangkaian acara yang sangat bermanfaat bagi
semua kalangan. Mengerti bagaimana proses pembuatan dan penyuntingan
naskah yang bersumber dari media internet yang kemudian di kembangkan
menjadi suatu ide atau konsep acara. Tugas team creative selain membuat
naskah juga memilih tips pemirsa yang dimana memilih dari ratusan email
yang masuk di email HotSpot, hingga mendapatkan tips yang bermanfaat bagi
semua kalangan. Sewaktu produksi team creative memilih setting yang sesuai
dengan tema yang diangkat, lalu membuat gimmick (skenario lucu) yang akan
dibawakan oleh Host.
Dalam hal ini penulis ingin sekali terlibat dalam proses produksi acara
tersebut, agar mengerti proses produksi dan bagaimana cara membuat naskah,
penyuntingan naskah dari sumber yang berbeda beda, serta mengerti
pentingnya suatu naskah dalam suatu program acara. Penulis ingin sekali
menambah wawasan dan menambah pengalaman di bidang pertelevisian agar
dapat menjadi bekal di kemudian hari. Dengan banyaknya pengalaman yang
penulis dapat selama berada di Global TV, maka dalam proses penyelesaian
NYUNTINGAN NASKAH
OLEH TEAM CREATIVE DALAM PROGRAM ACARA HOTSPOT DI
at
menjelaskan proses penyuntingan naskah dalam acara televisi Global TV
yaitu HotSpot.
B. Tujuan Kuliah Kerja Media
1. Untuk memenuhi syarat menyelesaikan studi diploma III Komunikasi
Terapan Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Univesitas
Sebelas Maret Surakarta dalam memperoleh gelar Ahli Madya ( A, Md ).
2. Menerapkan teori yang didapat dalam bangku perkuliahan dan
dilaksanakan dalam Kuliah Kerja Media
3. Meningkatkan profesionalitas dan kreativitas agar dapat menjadi bekal
dalam persaingan dunia kerja
4. Mendapat pengalaman dalam ilmu dunia pertelevisian pada penerapan
kerja
5. Mengetahui proses pembuatan suatu acara televisi khususnya pada acara
Hot Spot
6. Dapat melatih pribadi diri dan meningkatkan kepercayaan diri untuk dapat
bekejasama dengan team dengan berbagai pihak sehingga dapat
berkomunikasi dengan baik.
5 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penulisan Naskah Televisi dan Video
Dewasa ini, berkat pendidikan, pelatihan, dan berkembangnya sikap
profesional lembaga penyiaran dituntut tersedianya naskah televisi atau
video yang baik. Kerabat produksi yang profesional tidak akan bekerja
tanpa naskah televisi yang standar. Sebenarnya naskah televisi dapat
diibaratkan bagai jiwa atau darah suatu program televisi. Bekerja tanpa
Naskah televisi diperlukan untuk :
1. Memberi kemudahan dalam perencanaan produksi, penyuntingan,
penyiaran dan pemanfaatan program
2. Menjadi media berfikir kreatif
3. Menjadi sarana seluruh kerabat produksi
4. Menjadi acuan penyusunan jadwal
5. Menjadi acuan materi yang aka direkam. 1
B. Definisi Naskah
Produksi sebuah program video dan televisi selalu dimulai dari ide
atau gagasan yang kemudian dituangkan kedalam sebuah naskah atau script.
Naskah merupakan sebuah landasan yang diperlukan untuk membuat
sebuah program video dan televisi apapun bentuknya. Penulisan sebuah
1
naskah program video dan televisi yang didasarkan pada sebuah ide
biasanya mempunyai tujuan yang spesifik yaitu :
a.Memberi informasi (to inform)
b.Memberi inspirasi (to inspire)
c.Menghibur (to enterta in)
d.Propaganda
Penulisan untuk naskah program video umumnya dimulai dengan
identifikasi topik atau gagasan. Dalam pengembangan intruksional, topik
atau gagasan ini dirumuskan dalam tujuan khusus kegiatan intruksional atau
pembelajaran. Konsep, gagasan, topik, maupun tujuan khusus ini kemudian
dikembangkan menjadi program film atau video.
C. Fungsi dan Penggunaan Naskah Dalam Produksi Acara Televisi
Fungsi skenario atau naskah seperti yang dikatakan sebelumnya
adalah menjadi bahan acuan untuk memproduksi suatu acara televisi.
Kegunaannya adalah untuk menyatukan persepsi antara produser dan para
kru tentang acara yang akan di produksi, sehingga dapat meminimalkan
perbedaan penafsiran dan menjadi dasar perencanaan yang jelas. Naskah
yang lengkap diberikan kepada : produser, Manager Produksi dan Staf,
Sutradara dan Staf, Penata Artistik dan Staf, Juru kamera, Penata suara,
Aktor dan Aktris, Pengarah musik dan Editor.
Sebuah naskah mempunyai peran sentral dalam produksi sebuah
program video dan televisi. Fungsi naskah dalam produksi program video
dan televisi adalah sebagai berikut :
a.Konsep dasar (basic concept)
b. Arah (direction)
c.Acuan (reference)
Sebuah naskah adalah ide dasar yang diperlukan dalam sebuah
produksi program video. Kualitas sebuah naskah sangat menentukan hasil
akhir dari sebuah program. 2
Sebuah naskah pada umumnya berisi gambaran atau deskripsi
tentang pesan atau informasi yang disampaikan seperti alur cerita, karakter
tokoh utama, dramatisasi, peran/figuran, setting, dan property atau segala
hal yang berkaitan dengan pembuatan sebuah program video dan televisi.
Sebuah naskah pada umumnya diganakan sebagai dokumen yang
dapat mengarahkan sutradara dan kerabat kerja (crew) dalam bekerja
menyelesaikan produksi program video. Naskah sebuah program video
berisi beberapa informasi tentang adegan yang melibatkan aktor, setting dan
property. Sutradara dan kerabat kerja perlu mematuhi isi dan alur cerita
yang terdapat dalam sebuah naskah
Sebuah naskah dapat digunakan sebagai referensi oleh sutradara dan
kerabat kerja untuk mewujudkan sebuah ide atau gagasan menjadi sebuah
progam video yang komunikatif. Semua upaya kreatif dalam produksi dari
sutradara dan kerabat kerja harus mengacu kepada sebuah naskah.3
2
Saokat. Pengetahuan Skenario Film. (Jakarta.Obor,2009). Hal : 14 - 16
3
D. Proses Pembuatan Naskah TV
Bagi seorang script writer, bisa jadi menulis merupakan sebuah
kebutuhan. Karena boleh jadi hal tersebut merupakan tuangan aktualisasi
diri.
Menulis untuk program televisi, tak menuntut pakem yang baku
memang, tetapi keselarasan antara gambar dan bentuk narasi adalah tuntutan
utama, karena keduanya akan saling menudukung satu sama lain. Namun
diatas itu semua, yang paling penting diperhatikan adalah untuk siapa kita
menulis. Karenanya segmentasi untuk siapa program tersebut diperuntukan
adalah hal pertama yang harus diketahui oleh seorang script writer sebelum
ia bekerja.
Tak jauh beda dengan radio, media a udio visual menggunakan
bahasa tutur, dalam penulisan narasinya. Pertanyaan atas jawaban
bagaimana kita bisa menulis tanpa harus bersikap menggurui atau bahkan
membodohi, adalah bagaimana cara seorang script writer banyak menggali
ide-ide dengan lebih banyak berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
Karena lingkungan sebenarnya adalah guru dan inspirasi yang tak pernah
mati.
Media Televisi berkembang sangat cepat. Karenanya seiring dengan
perkembangan waktu Televisi tampil menjadi primadona dalam
penyampaian informasi. Tak heran, karena televisi mempunyai banyak
kelebihan dibandingkan dengan media lain. Sebut saja, media visual yang
ditawarkan, tak hanya berupa gambar, namun berbentuk video bergerak atau
sinematografi.4
Masyarakat dibuat seolah olah melihat sendiri akan suatu peristiwa.
Informasi seperti inilah yang menarik masyarakat saat ini. Apalagi Di era
sekarang kerangka penyampaian informasi yang harus up todate, selalu
mengusung ketepatan , kecepatan dan keakurasian sebuah informasi.
Karenanya Televisi sebagai media a udio visua l diakui atau tidak
merupakan media penyampai informasi yang diharapkan paling lengkap
untuk menjawab segala bentuk keingin tahuan masyarakat akan suatu
peristiwa.
Secara implisit, bicara tentang penyampaian informasi media
televisi, sebenarnya kita berbicara juga tentang komunikasi antar manusia
yang difokuskan pada media elektronik a udio visua l.
Media televisi dituntut untuk menjadi komunikator yang lebih
efektif, mudah di mengerti serta jauh dari kesan bertele- tele. Oleh sebab
itulah, penulisan berita untuk media visual tidak sedetil pada media cetak
atau media elektronik lainnya . Bagi seorang script writer, bisa jadi menulis
merupakan sebuah kebutuhan. Karena boleh jadi hal tersebut merupakan
tuangan aktualisasi diri. Menulis untuk program televisi, Tak menuntut
pakem yang baku memang, tetapi keselarasan antara gambar dan bentuk
narasi adalah tuntutan utama, karena keduanya akan saling menudukung
satu sama lain.
4
Namun diatas itu semua, yang paling penting diperhatikan adalah
untuk siapa kita menulis. Karenanya segmentasi untuk siapa program
tersebut diperuntukan adalah hal pertama yang harus diketahui oleh seorang
script writer sebelum ia bekerja. Tak jauh beda dengan radio, media a udio
visua l menggunakan bahasa tutur, dalam penulisan narasinya.5
Pertanyaan atas jawaban bagaimana kita bisa menulis tanpa harus
bersikap menggurui atau bahkan membodohi, adalah bagaimana cara
seorang scriptwriter banyak menggali ide-ide dengan lebih banyak
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
E. Prinsip Dasar Komunikasi Effektif
Naskah sebenarnya merupakan penjabaran ide dalam huruf-huruf.
Awal dari sebuah penulisan adalah ide. Sedang langkah berikutnya adalah
memproyeksikan ide tersebut kedalam kata- kata. Penulisan naskah untuk
televisi sebenarnya tidak jauh berbeda dengan penulisan naskah untuk radio.
Dalam naskah tersebut harus difikirkan pula pemilihan kata- kata yang
paling efektif dan segar serta bagaimana menyusun kata- kata tersebut
dengan baik, atau lebih terkesan lebih enak di dengar. Kita menyebutnya
sebagai the art of writing.
F. Kerangka Global Penulisan Narasi Untuk TV
Dibandingkan dengan penulisan naskah untuk radio, sebenarnya
kerangka penulisan naskah untuk televisi tidak jauh berbeda.
5
Bahasa yang digunakan adalah bahasa komunikasi standar, yakni
bahasa baku atau bahasa yang digunakan masyarakat secara luas, dengan
dibatasi kaidah kata dan mengikuti perkembangan masyarakat.6
G. Ciri Khas Bahasa Televisi
1. Singkat dan padat, berhubungan dnegan jumlah kata dan kalimat.
Dengan menggunakan kata yang sedikit, namun maknanya bisa
ditangkap oleh pemirsa. Hal ini mengacu pada Televisi yang tak hanya
menampilkan media audio, tetapi juga penggambaran secara visual.
2. Sederhana, Pilihan kata atau ungkapan dan kesederhanaan gaya bahasa.
3. Lugas.
4. Menarik.
5. Bahasa dan penulisan harus memperhatikan the art of writing. Sesuai
dengan tingkat wawasan dan intelektualitas pemirsanya.7
Berita Dalam Televisi Dikatagorikan Menjadi 2 Yakni
1. Ha rd News Events.
Antara lain : kebakaran, kejahatan, bencana alam, peristiwa yang tidak
diharapkan , dsb
2. Soft News atau berita- berita ringan
Pola yang dianggap ideal dalam berita Televisi disebut cerita lima
kalimat ( a five sentence ews story ) artinya, bila mungkin tiap topik
berita cukup terdiri dari lima hal sebagai berikut . Inti berita ( lea d )
3. Detil yang penting
6Ibid.Hal : 17 -18
7
4. Latar belakang peristiwa
5. Detil lain
6. Intepretasi peristiwa
Alur kerja penulisan naskah berita pada Televisi
Penulis naskah berita televisi adalah seorang journalist ( wartawan ) atau
reporter yang bertugas untuk menyampaikan sebuah informasi kepada
pemirsanya. Ada kalanya seorang reporter juga dibekali dengan
kemampuan untuk mengabil gamabr melalui camera atau handycam.
Di lokasi kejadian peristiwa, yang harus dilakukan reporter adalah
sebagai berikut :
1. Merekam wawancara dengan orang- orang yang dimintai keterangan
2. Merekam general shot Yakni kumpulan gambar peristiwa tersebut.
3. Merekam Stand up ( rekaman gambar reporter ) yang melakukan petisi (
penyampaian informasi secara singkat untuk menutup reportase ).
Namun poin 3 ini tidak harus dilakukan, bila tidak begitu urgent.
Apalagi jika reporter memegang kamera sendiri.
4. Membuat catatan catatan di lapangan yang dipergunakan untuk sebuah
naskah pada saat melakukan penulisan.8
Setelah kembali ke studio, beberapa hal yang dilakukan :
1. Me-review tape hasil rekaman dengan sequences yang tepat dan sesuai
dengan urutan peristiwa. Biasanya pemutaran ini di barengi dengan
proses canture gambar ke komputer. Dalam tahap ini seorang reporter
8
akan mengingat kembali peristiwa dilapangan sebgai bekal untuk
menulis.
2. Menyusun naskah berita
3. Take Voice. Pembacaan naskah berita yang telah siap, bisa dilakukan
dengan 2 versi yakni secara live ( pada saat on air berita ) atau pada saat
proses editing. Pembacaan naskah voice over di rekam di editing,
kemudian editor menyelaraskan antara suara narasi dengan gambar yang
diperoleh dilapangan. Tentu saja faktor durasi menjadi petimbangan
pada tahap ini. Berita televisi yang idela tidaklebih dari 3 menit dalam
penyampaiannya. Disinilah peran editor untuk mengedit berita, agar tak
berkesan bertele- tele, ringkas tetapi tidak menguangi isi berita.
4. Redered. proses menyatukan gambar , narasi dan sound effect ( bila
diperlukan ) kedalam suatu file mpeg2, lalu dikirim ke master control.
Sementara di Studio blue screen telah siap news reader yang akan
membaca lead melalui sebuah telepromter, sebagai pengantar berita
yang akan disajikan.9
H. Pra Penyuntingan Naskah 1. Pendahuluan
Sebelum mulai menyunting naskah, tentu ada hal- hal yang perlu
diperhatikan seorang penyunting naskah, demikian pula ketika
menyunting naskah.
9
Ada hal- hal yang harus diperhatikan penyunting naskah.
Sesudah naskah disunting, ada lagi hal- hal yang perlu diperhatikan
seorang penyunting naskah, sebelum naskah itu diserahkan ke bagian
produksi untuk di- ma rking.
Ketika tahapan ini kita sebut tahap pra- penyuntingan naskah,
tahap penyuntingan naskah, dan tahap pasca penyuntingan bab ini,
sedangkan tahap penyuntingan naskah dan tahap pasca- penyuntingan
naskah yang akan dibacakan.10
Sebelum mulai menyunting naskah, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan seorang penynting naskah, di antaranya ialah kelengkapan
naskah, daftar isi, informasi mengenai penulis, ragam naskah, catatan
kaki, subbab dan sub- subbab, ilustrasi/ tabel/ gambar, dan pembacaan
sepintas.
2. Kelengkapan naskah.
Sebelum mulai menyunting naskah, seharusnyalah seorang
penyunting naskah memeriksa terlebih dahulu kelengkapan naskah. Hal
ini perlu dilakukan mengetahui apakah semua unsure naskah sudah
lengkap atau belum.11
3. Daftar isi
Setelah memeriksa kelengkapan naskah dari depan hingga ke
belakang dan dari belakang ke depan (kalau yang terakhir ini di anggap
perlu), barulah penyunting naskah memeriksa daftar isi naskah.
10Eneste Pamusuk.
Pintar Penyuntingan Naskah. ( Jakarta : Obor, 1995 ). Hal : 10
11
4. Ragam naskah
Sebelum menyunting naskah, penyunting naskah harus
memastikan ragam naskah yang dihadapinya itu. Dalam kenyataan, ada
beberapa ragam naskah.
a. Fiksi >< nonfiksi
Cara menyunting naskah fiksi tentu berbeda dengan cara menyunting
naskah nonfiksi.
b. Populer >< Ilmiah
Naskah populer dibaca oleh kalangan luas atau umum, sedangkan
naskah ilmiah dibaca oleh kalangan tertentu atau kalangan khusus.
Pada naskah populer tentu banyak dipakai kata- kata dan istilah-
istilah yang umum. Sebaliknya, pada naskah ilmiah banyak
digunakan kata- kata yang khusus dan spesifik, yang hanya
dimengerti kalangan terbatas. Oleh karena itu, cara penyuntingan
kedua ragam naskah itu pun berbeda.
c. Anak- anak >< Dewasa
Naskah untuk anak- anka dan naskah untuk orang dewasa tentulah
tidak sama, bahasa yang dipakai untuk naskah anak- anak tentu lain
dengan bahasa yang dipakai dalam naskah untuk orang dewasa. Oleh
karena itu, cara penyuntingan kedua ragam naskah ini pun tidak
sama.12
d. Sekolah >< Non sekolah (umum)
12
Naskah untuk buku tentu berbeda dengan naskah untuk umum.
Naskah untuk siswa biasanya mempertimbangakan unsure- unsure
pedagogis/ edukatif. Oleh karena itu, cara penyuntingan pun berbeda
dengan cara penyuntingan pun berbeda dengan cara penyuntingan
naskah untuk umum.
5. Subbab dan Sub- subbab
Seorang penyunting naskah perlu memeriksa apakah dalam bab-
bab naskah digunakan subbab dan sub- subbab. Penyunting naskah pun
harus memeriksa apakah subbab dan sub- subbab dari bab yang satu
sama dengan yang ada pada bab- bab yang lain.
Setelah itu, penyunting naskah perlu memeriksa apakah
penomoran subbab dan sub- subbab sudah seragam atau belum.
6. Ilustrasi/ Tabel/ Gambar
Seorang penyunting naskah perlu memeriksa apakah naskah
yang akan ditangani memuat tabel, ilustrasi, atau gambar. Sekiranya ada,
pada naskah tentu perlu tanda atau ruangan untuk itu.
Sekiranya sudah tersedia tabel/ ilustrasi/ gambar, perlu pula
diperiksa apakah sudah ada teks-nya (ca ption) . seandainya belum ada
teksnya, hal ini perlu dicatat untuk dimintakan ke penulis nanti.
Adakalanya, tabel/ ilustrasi/ gambar naskah akan disusulkan
kemudian. Artinya, ketika menawarkan atau memasukkan naskah ke
penerbit, penulis belum menyertakan. Hal ini perlu dicatat penyunting
naskah dan nanti tentu perlu diberikan batas waktu (dea dline) kapan
tabel/ ilustrasi/ gambar itu harus diserahkan ke penerbit.13
7. Catatan kaki
Tidak setiap naskah memiliki catatan kaki. Naskah buku sekolah
(TK sampai SMTA) biasanya tidak mempunyai catatan kaki. Bahan
acuan biasanya ditempatkan pada daftar pustaka (biografi).
Buku- buku refrensi dan buku untuk perguruan tinggi biasnaya
memiliki catatan kaki. Jika catatan kaki ini ada pada naskah, penyunting
naskah perlu memperhatikan cara penempatannya.
Bagaimanapun penempatan catatan kaki itu dilakukan,
penyunting harus tahu cara penulisannya. Dalam hal ini, penyunting
naskah pun berkonsultasi pada penulis naskah tentang penyeragaman
penempatan catatan kaki itu.
8. Membaca secara Keseluruhan
Sebelum mulai mencorat - coret naskah di sana-sini dan sebelum
membetulkan ata mengoreksi kalimat -kalimat dalam naskah, sebaiknya
seorang penyunting naskah membaca naskah secara keseluruhan.
Pembacaan ini perlu agar penyunting naskah memperoleh gambaran
tentang apa dan bagaimana kira-kira kira naskah yang akan disunting
itu. Dari pembacaan demikian juga akan kelihatan apakah bisa yang
dipakai penulis cukup baik, kurang, atau malah jelek.
13
Sewaktu membaca naskah, sebaiknya penyunting naskah
menyiapkan pensil. Jika menemukan hal-hal yang janggal (entah kata,
entah istilah, entah kalimat), penyunting naskah bisa melingkarinya. 14
Dengan demikian, pada saat menyunting naskah kelak
penyunting naskah tinggal memperbaiki atau menanyakan kata/istilah
itu pada penulis.
Secara umum, manfaat pembacaan naskah secara keseluruhan
adalah sebagai berikut
a. Untuk mengetahui apakah naskah sudah sistematis atau belum. Jika
ternyata belum sistematis, tugas penyunting naskahlah nanti yang
ensistematis kannya.
b. Untuk mengetahui sistematika naskah, apakah penulis menggunakan
angka Romawi, angka Arab, atau huruf Latin.
c. Untuk mengetahui apakah ada kata-kata atau istilah-istilah yang
asing bagi penyunting naskah. Jika ada, tentu tugas penyunting
naskahlah mancari dalam kamus. Jika tidak ada kamus, tugas
penyunting naskah pula menayklana pada penulis naskah.
d. Untuk mengetahui apakah istilah- istilah yang digunakan penulis
dalam naskah konsisten atau tidak. Jika belum konsisten, tugas
penulis nmaskahlagh membuatkany menjadi konsisten. Tentu setelah
berkonsultasi terlebih dahulu pada penulis.
14
e. Untuk mengetahui apakah dalam naskah ada hal- hal yang berbau
SARA dan berbau pornografi. Jika ada, tugas penyunting naskahlah
yang mengkonsultasikan pada penulis naskah.15
9. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyuntingan:
Penyuntingan Isi (content editing) yang sering disebut dengan
developmental, substantive, or structural editing; revising; rewriting
a. Merevisi atau memindahkan seluruh paragraf atau kalimat
b. Menambahkan material terbaru untuk mengurangi perbedaan dan menghapus material asli yang tidak dianggap tidak bermanfaat.
c. Mengorganisir dan merestrukturisasi isi untuk meningkatkan aliran dan kejelasan bahasa
Penataan Salinan (copy editing) yang sering disebut dengan line,
mecha nica l, or stylistics editing
a. Memeriksa ejaan, tata bahasa, tanda baca, dan mekanisme
b. Memeriksa apakah isi sudah mengikuti ketepatan gaya bahasa atau
bagian gaya internal
c. Membuktikan fakta dan menjamin ketepatan/konsistensi bentuk
d. Mengklarifikasi makna dan meningkatkan keterbacaan dengan
mengubah pilihan kata dan struktur kalimat.16
15
Ibid. Hal : 73
16
20 BAB III
DISKRIPSI UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Global TV
PT.Global Informasi Bermutu (GLOBAL TV) merupakan salah satu
anak perusahaan PT.Media Nusantara Citra (MNC) yang bergerak di bidang
penyiaran dan didirikan pada tanggal 22 Maret 1999 serta mendapatkan Ijin
Prinsip Pendirian Lembaga Penyiaran Televisi Swasta No:801/MP/PM/1999
yang di keluarkan oleh Menteri Penerangan RI , pada tanggal 25 Oktober
1999.
Awal Global TV melakukan siarannya yaitu pada tahun 2002 dengan
menyajikan program MTV (Music Television) selama 24 yang segmentasinya
lebih difokuskan kepada anak muda atau remaja. Dari mulai berdiri, Global
TV sudah memiliki 6 stasiun relay diantaranya Jakarta, Medan, Bandung,
Semarang, Surabaya, dan Yogyakarta. Dan Global TV juga telah mendapat
alokasi frekwensi pada 7 kota di Indonesia yaitu untuk wilayah Denpasar,
Samarinda, Palembang, Manado, dan Banjarmasin.
Tahun ke-4 tepatnya pada tahun 2003, GlobalTV mendapatkan
tambahan alokasi frekwensi kembali untuk 5 kota yaitu Pekanbaru, Padang,
Jambi, dan Jayapura. Di tahun 2005, Global TV melakukan perubahan format
siaran menjadi 12 jam untuk program MTV dan 12 jam pada program Global
TV. Maka Global TV kini telah memiliki 18 stasiun relay yang tersebar di
143 kota di Indonesia dengan jumlah 114 juta penonton tiap harinya.
Di tahun 2006 Global TV kembali menambah 3 stasiun relay yaitu di
kota Malang, Kediri, dan Madiun. Global TV memperluas pasar siarannya
dengan menambah acara bagi anak-anak dengan 8 jam siaran untuk konten
Nickelodeon, 8jam untuk konten MTV dan 8 jam lagi untuk konten Global
TV. Target market Global TV melebar menjadi anak-anak, remaja, dan
keluarga muda, kelas ABC, dari usia 5-34 tahun.
Pada tahun yang sama yaitu tahun 2006, Up-gra de TX untuk wilayah
Denpasar telah diselesaikan. Namun Global TV melakukan perencanaan untuk
menambah 9 stasiun relay di pulau Jawa, Bali, dan Riau melingkupi wilayah
Purwokerto, Tegal, Cirebon, Sukabumi, Garut, Sumedang, Jember Mataram,
dan Batam. Melalui 21 stasiun relay akan mencakup 127 juta penonton.
Global TV pada tahun 2007 mampu merealisasikan 9 stasiun relay di
pulau Jawa, Bali, dan Riau melingkupi wilayah Purwokerto, Tegal, Cirebon,
Sukabumi, Garut, Sumedang, Jember Mataram, dan Batam. Di tahun yang
sama Global TV melakukan Up-grade TX untuk wilayah Jakarta, Surabaya,
Banjarmasin, dan Manado serta memperlebar target market ke ALL AB 5 39
ABC. Kini dari 29 stasiun relay telah mencakup lebih dari 153,2 juta
penonton di Indonesia.
B. Global TV Peduli
Pada tahun 2005 tepatnya saat Tsunami melanda Aceh, maka terbentuk
Global TV Peduli. Melalui Global TV Peduli, Global TV secara aktif terlibat
dalam pemberian bantuan kepada korban bencana alam seperti: Gempa Bumi
Yogyakarta, Pangandaran, Padang, serta Bengkulu dan Banjir besar di Jakarta.
Selain kegiatan tanggap darurat bencana, Global TV juga peduli terhadap
penyaluran bantuan kesehatan seperti pengobatan dan juga operasi.
C. Visi dan Misi Global TV 1. Visi Global TV :
Sebagai televisi yang menjadi sumber inspirasi, informasi, dan
berbagai hiburan bagi keluarga muda dan pemirsa berjiwa muda yang
mengerti serta memahami keinginan dan kebutuhan pemirsa yang
sekaligus menjadi media paling efektif bagi agencies dan pemasang iklan.
2. Misi Global TV :
Sebagai salah satu media untuk menyalurkan energi, dinamika dan
proses kreatif keluarga muda dan yang berjiwa muda dengan memadukan
tatanan perkembangan informasi dan hiburan yang berlandaskan etika dan
budaya bangsa Indonesia melalui tayangan program yang mencakup
kebutuhan informasi, pendidikan dan hiburan yang sesuai dengan generasi
keluarga muda dinamik sebagai segmen utama pemirsa.
D. Alamat Global TV
Pada stasiun penyiaran Global TV memang belum memiliki gedung
pribadi, maka seluruh pekerjaan dan pengoperasian dilakukan pada tiga
tempat dan lokasi yang berbeda yaitu:
1. Gedung Ariobimo Sentral (Hea d Office)
Jl.H.R Rasuna Said Blok X-2,Kav. 5 Jakarta 12950
Phone : 021-5292 1115
Fax : 021-5292 1771
Pada gedung Ariobimo Sentral terdapat 12 lantai dan P1 sebagai
lantai paling atas gedung ini. Global TV memanfaatkan beberapa lantai
dari gedung ini, diantaranya lantai 6, 8, 12 dan P1. Dimana pembagian
keempat lantai ini memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Lantai 6 : Pada lantai ini sering disebut dengan MarComm
(Ma rketing Communica tion).
b. Lantai 8 : Lantai ini digunakan untuk Departemen Produksi, dimana
terbagi dalam dua manager produksi yang berbeda, Produser,
Assista nt Produser, Tim Kreatif, Assista nt P roduksi (PA), Talent Artis,
Wa rdrobe, Mana ger Produksi, dan Eksekutif Produksi. Ruang IT
Broadcast serta ruang untuk departement Post Produksi, Editing,
Audio P ost, dan Gra phics.
c. Lantai 12 : Pada lantai ini terdapat ruang HRD (Human Resource
Depa rtement), General Service, dan Resea rch a nd Development.
d. Lantai P1 : P1 (Penthouse 1), adalah lantai yang digunakan untuk
divisi P romo, Sa les, Acounting, Corpora te Secretary, Budgetting,
Progra ming, dan ruang untuk para Direktur.
2. Komplek RCTI
Jl.Raya Perjuangan, Kebun Jeruk,Jakarta
Phone : 021 5360601
Fax : 021 5360602
Gedung ini merupakan tempat pemancar dan tempat on a ir untuk
semua program acara yang dibuat oleh Global TV, serta tempat para
khusus on air dan karyawan technical berada.
3. Studio AD
Jl.TB. Simatupang no.3 Ragunan, Jakarta Selatan
Studio yang berada di daerah Ragunan ini, terbagi menjadi
beberapa bagian. Memiliki dua studio, studio A yang terletak di bagian
depan biasa digunakan untuk program-program acara Global TV yang
berskala lebih besar, dan studio kedua atau studio B digunakan untuk acara
Global TV yang lebih kecil seperti take host, ca sting, promo, dan
sebagainya. Disamping itu studio ini juga dilengkapi ruangan untuk
property dan juga ruangan khusus wa rdrobe serta dilengkapi dengan
fasilitas pendukung seperti ruang tunggu, ma ke up dan ruang ganti artis.
Selain itu pada studio ini juga terdapat ruangan untuk manajemen khusus
crew studio mulai dari Camera man, Lightingma n, sampai Audioma n.
E. Logo Global TV
Logo Global TV sendiri telah mengalami beberapa kali perubahan, dan
pada perubahan logo yang baru ini merupakan penyempurnaan dari logo-logo
sebelumnya. Logo baru tersebut dibuat lebih elegan, simple, inovatif, serta
mewakili jiwa muda yang dinamis dan mandiri, serta diharapkan akan tercapai
perubahan kedepan yang lebih baik dan fokus. Logo Global TV yang baru ini
tayang perdana pada tanggal 25 Maret 2012.
Bentuk logo ini melambangkan fleksibilitas, ketegasan sebuah karakter
GlobalTV sebagai stasiun televisi nasional yang mampu memberikan beragam
sajian spesial, terlengkap untuk setiap anggota keluarga Indonesia.
26 BAB IV
PELAKSANAAN MAGANG
A. Pelaksanaan Kuliah Kerja Media
Kegiatan yang dilakukan penulis sewaktu melaksanakan Kuliah Kerja
Media atau magang berlangsung kurang lebih selama 2 bulan yang terhitung
sejak tanggal 10 Januari sampai dengan tanggal 23 Maret 2012. Kegiatan
Kuliah Kerja Media yang penulis lakukan di sebuah stasiun televisi ternama
berskala nasional yang bertempat di Jakarta yaitu PT. Global Informasi
Bermutu ( Global TV ) pada departemen produksi yang berlokasi di Gedung
Ariobimo Sentral Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-2, kav.50, Kuningan Jakarta .
Tugas yang diberikan kepada penulis adalah sebagai Tim Creative
dalam program acara Hot Spot . Penulis membuat tema besar yang akan
diangkat lalu dijadikan naskah yang kemudian diangat menjadi judul tiap
episode dalam program acara tersebut.
Kegiatan yang dilakukan penulis selama mengikuti Kuliah Kerja
Media di Global TV pada periode 10 Januari 2012 23 Maret 2012, antara
lain :
1. Minggu I, tanggal 10 Januari, 23 Januari s/d 27 Januari 2012
Pada pelaksanaan magang pada hari pertama penulis bertemu
dengan Bapak Erlangga Yanawisa selaku produser acara Hot spot, lalu
penulis diberikan job desk sebagai tim creative dalam acara tersebut.
Kemudian penulis dipertemukan dengan pembimbing magang sekaligus
tim creative dari acara Hot Spot yang bernama Diah Kusuma W, dan di
perkenalkan dengan crew Hot Spot yang lain. Lalu penulis mendapatkan
penjelasan dan pembekalan tentang tata cara magang dan apa saja
tugas-tugas team creative dalam program tersebut. Setelah itu penulis
diperkenalkan dengan beberapa cara dan fasilitas kantor yang menunjang
pekerjaan nantinya.
Setelah mengenal seluruh ruangan dan fasilitas di kantor, penulis
diperlihatkan pascaproduksi acara Hotspot dan bagaimana proses
pembuatan naskah atau skrip . Penulis juga diajarkan proses pembuatan
naskah dan rangkaian isi dari program Hot spot seperti, tips pemirsa,
reporter dan menentukan tema yang akan diangkat untuk episode
berikutnya.
Hal pertama dilakukan oleh penulis saat membuat naskah atau
skrip dapat melalui media di internet . Mencari artikel melalui situs
Kaskus, uniknya.com, yahoo, google dan memilih artikel yang menarik
lalu diangat sebagai tema dan di susun agar lebih menarik dan dapat di
menerti oleh pemirsanya. Lalu mencari gambar melalui google dan
mencari video lewat situs youtube. Dalam satu naskah atau skrip terdiri
dari 4 hingga 5 segmen, 1 segmennya terdiri dari 5 hingga 9 artikel yang
saling berkesinambungan. Penulis juga membuat reportase sesuai dengan
tema yang diangkat yang dimana akan digunakan host untuk
mewawancarai pemirsa. Setelah naskah selesai, penulis mengirim file
naskah tersebut kepada seluruh crew Hot spot melalui ymail.
Penulis juga ikut langsung dalam proses syuting yang kali ini
berlangsung di Keong Mas TMII dan Snowbay. Dalam proses syuting
penulis berperan untuk mengarahkan Host yang di pandu oleh Maya
Wulan dan Winnie. Penulis juga membantu crew dalam proses syuting
tersebut.
2. Minggu II, tanggal 30 Januari s/d 3 Februari 2012
Pada minggu kedua dimulai dengan membantu pra produksi
program Hot spot dan evaluasi naskah. Penulis sudah dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungan sekitar pekerjaan dan job desk yang diberikan.
Pada minggu kedua ini penulis sudah diberi tanggung jawab untuk
membuat naskah dengan mencari materi di internet. Penulis juga wajib
mengirim naskah yang sudah selesai dan meneliti kembali materi pada
naskah yang ditulis. Naskah kali ini mengangkat tema Beautiful beach,
lalu penulis mengecek juga stock gambar dan video ada atau tidak dan
sesuai dengan tulisan yang ada di naskah. Program Hot spot ini biasa
tayang striping setiap hari senin sampai jumat pada pukul 11.00 hingga
12.00 .
3. Minggu III, tanggal 6 Februari s/d 10 Februari 2012
Menginjak minggu ketiga penulis masih di beri kepercayaan untuk
membuat naskah, minggu ke tiga kali ini mengangkat tema Serupa tapi tak
sama untuk program acara HOT SPOT . Dan penulis di ajak pembimbing
ke Audio Post, yaitu studio perekam suara untuk mengamati jalannya
proses take narasi VO ( voice over ), take vo ini adalah dimana naskah
yang sudah dibuat akan dibacakan oleh pengisi suara dalam proram HOT
SPOT . Penulis juga di beri tanggung jawab untuk mengoreksi jalannya
proses take vo. Setelah itu penulis diperkenalkan oleh pembimbing pada
ruang post pro, disini penulis diberikan pengarahan untuk menyaksikan
proses editing. Untuk menunjang kesempurnaan tayangan program televisi
harus melalui proses editing. Proses editing ini penting karena menambah
dan menutupi kekurangan gambar saat proses syuting.
4. Minggu IV, tanggal 13 Februari 17 Februari 2012
Pada minggu ke empat ini penulis membantu jalannya proses
syuting di Cardamon Cafe , Mampang. Syuting langsung dilakukan 2
episode sekaligus dan di bawakan oleh Farid dan Reza Bukan sebagai Host
dalam episode Hotspot kali ini. Disini tugas penulis sebagai creative
adalah membantu berlangsungnya proses syuting dan memberi pengarahan
kepada host untuk improve dalam proses syuting tersebut . Penulis juga
mengikuti meeting evaluasi Hot Spot dimana yang diadakan dalam satu
bulan sekali, dalam meeting kali ini membahas tentang penambahan isi
program acara Hot Spot, yaitu penambahan reporter yang akan di bawakan
oleh Farid dan Reza Bukan .
Penulis juga di beri kesempatan untuk membantu proses liputan
Hot Spot di Jogjakarta. Dimana penulis juga ikut perpartisipasi dalam
liputan tersebut, penulis mencari referensi wisata unik apa saja yang ada di
Jogjakarta.
5. Minggu ke V, tanggal 20 Februari 24 Februari 2012
Di minggu ke lima ini penulis beserta crew Hot Spot melakukan
liputan ke Jogjakarta . Hari pertama penulis di beri kepercayaan untuk
membantu proses syuting siaran langsung sepak bola IPL yang bertanding
di Stadion Sultan Agung, Bantul, Jogjakarta. Penulis mengamati proses
siaran langsung pertandingan sepak bola nasional ini di Master Control
Room, yaitu ruangan yang mengontrol siaran langsung IPL tersebut ,
proses editing pun langsung di edit dan ditayangkan oleh editor.
Hari kedua di Jogjakarta, penulis beserta crew Hot Spot
melakukan liputan pertama di Monggo coklat , disini meliput proses
pembuatan coklat dengan rasa rempah rempah dan melakukan
wawancara dengan owner coklat Monggo. Setelah itu penulis beserta crew
melakukan liputan kuliner, yaitu sate Klatak di dearah Bantul, Jogja.
Tugas penulis disini sebagai reporter.
Hari ketiga masih di daerah Jogjakarta, yaitu meliput proses
pembuatan Bakpia 25 dan penulis masih diberi tugas untuk mewawancarai
owner dari Bakpia 25 tersebut, setelah itu penulis dan crew melakukan
liputan kerajinan batik kayu di Jogja. Disini meliput proses pembuatan
batik dengan media kayu.
Hari terakhir di Jogja yaitu liputan Gerabah di Kasongan
Jogjakarta, meliput proses pembuatan dan pembakaram Gerabah.
6. Minggu VI, tanggal 27 Februari 2 Maret 2012
Menginjak minggu ke enam penulis masih di beri tanggung jawab
untuk membuat dan mengevaluasi naskah serta menggoreksi take VO
untuk pembacaan narasi acara Hot spot. Penulis juga di beri tanggung
jawab untuk memilih Tips pemirsa yang paling unik lalu membantu
persiapan syuting Tips . Penulis juga mengikuti meeting bulanan acara Hot
Spot yang kali ini membahas tentang penambahan isi dari program Hot
Spot yaitu Hot Gincu yang menampilkan video unik dan lucu, serta
persiapan progam Hot Spot menjadi 30 menit . Penulis juga membantu PA
untuk mencari materi video di youtube.
7. Minggu VII, tanggal 5 Maret 9 Maret 2012
Minggu ke tujuh penulis masih dipercaya bertanggung jawab untuk
membuat naskah dengan tema Award dan mencari materi untuk kemudia
di berikan kepada editor. Ada yang berbeda dalam pembuatan naskah kali
ini, karena ada tambahan segmen baru dalam program Hot Spot yaitu Hot
Gincu, penulis mencari video unik dan lucu lalu membuat narasi dari
video tersebut.
8. Minggu VIII, 12 Maret 16 Maret 2012
Memasuki minggu ke delapan, kali ini penulis diberi kesempatan
untuk mengikuti syuting program sepak bola IPL di studio 7, Kebon Jeruk,
Jakarta Pusat. Disana tugas penulis membantu mencatat time code pada
saat siaran ulang berlangsung. Dan di minggu ini penulis ikut serta dalam
liputan dalam episode anak ajaib untuk mewawancari Alif Naufal dan
Yusuf Mahardika di Senayan dan Cibubur.
9. Minggu XI, 19 Maret 23 Maret 2012
Minggu ke sembilan adlah minggu terakhir penulis untuk
menyelesaikan Kuliah Kerja Media di Global TV dalam produksi acara
Hot Spot . dalam minggu terakhir ini penulis masih mengikuti proses
syuting Hot Spot di Waterbom, Pantai Indah Kapuk. Episode kali ini
mengangkat 2 tema sekaligus yang dibawakan oleh Host Hot Spot yaitu
Maya Wulan dan Winnie. Penulis juga mengikuti proses syuting Tips di
Telaga Sampireun, Serpong dan disini tugas penulis menyiapkan teks yang
akan dibacakan oleh Host, Host dalam segmen tips pemirsa ini dibawakan
oleh Maya Wulan. Penulis juga mengikuti proses syuting Hot Spot untuk
terakhir kali di Serpong dan tugas penulis disini adalah mengarahkan dan
mencari setting yang pas untuk Host.
B. Kendala dan Cara Menanggulangi saat KKM
Dalam mengikuti proses kegiatan KKM di Global TV, penulis juga
mengalami beberapa kendala. Dan berikut adalah beberapa kendala dan cara
penulis menanggulanginya :
1. Penulis belum mengerti dan memahami betul bagaimana ruang lingkup
dan cara kerja Global TV dengan baik. Penulis juga masih canggung pada
waktu minggu pertama karena lingkungan baru dan dengan job desk yang
baru . maka penulis berusaha untuk beradaptasi dan memahami
lingkungan sekitar agar dapat segera menyesuaikan diri dengan rekan kerja
yang lain.
2. Pada saat membuat naskah dan mencari materi, video di internet terkadang
terkendala dengan tema-tema yang sudah diangkat terdahulu. Dan tema
yang diangkat juga menyesuaikan syock video dalam internet ada atau
tidak. Maka penulis banyak bertanya kepada pembimbing apakah materi
yang akan diangkat penulis sudah pernah ditayangkan atau belum, dan
penulis sebelum mengangkat tema, penulis juga mengecek di internet
apakah stock video ada atau tidak.
3. Program Hot spot adalah format siaran stripping , maka penulis dituntut
untuk mengangkat ide ide yang fresh. Maka penulis sesering mungkin
melakukan observasi di internet untuk terusnupdate hal-hal terbaru yang
unik dan menarik.
4. Perbedaan sistem kerja di saat kuliah dan Global TV sangat berbeda. Maka
penulis harus dapat cepat beradaptasi oleh lingkup kerja yang baru.
5. Membuat gimmick pada saat syuting dan mencari setting yang tepat agar
dapat view yang baik. Maka penulis harus dapat berinteraksi dan memberi
saran pada Host bagaimana menciptakan gimmick yang sesuai dengan
tema lalu penulis juga harus pandai mengolah setting untuk tempat syuting
berlangsung
6. Pada saat syuting liputan terkadang artis atau talent sedang mengikuti
proses syuting program lain dan terkadang harus menunggu lama. Maka
penulis harus tetap menjaga kondisi agar tidak drop saat syuting liputan.
C. Focus of Interest
1. Deskripsi Program Acara HOT SPOT
Program Acara Hot Spot adalah program acara feature hiburan
yang berbagi informasi yang bermanfaat, dikemas secara unik dan menarik
yang belum pernah diketahui oleh pemirsanya dan dapat menghibur di
semua usia. Mulai dari info unik, kesehatan, masakan, kecantikan yang
akan banyak di bahas dalam program ini. Topik atau tema yang selalu
berbeda pada setiap episodenya, ditambah dengan video yang unik dan
lucu. Program Hot Spot dibawakan dengan dua host secara bergantian,
yaitu Maya Wulan dan Winnie atau Farid aja dan Reza Bukan.
HOT SPOT adalah program acara feature yang bersifat harian
dengan waktu tayang setiap Senin Jumat pukul 11.30 12.00 WIB.
Dengan konsep memberikan informasi yang menarik dan unik yang dapat
memberikan inspirasi kepada pemirsanya, tidak hanya memberikan
informasi saja, namun juga dibumbui oleh kelucuan dari host Hot spot
menjadikan program ini tidak hanya memberikan informasi namun juga
dapat menghibur. Tidak hanya itu saja, yang membedakan program Hot
Spot dengan program lain adalah berbabagi tips dari Kanjeng Mami yang
dibawakan oleh Maya Wulan dan reportase yang mengulas kejadian
sekitar yang dibawakan oleh Farid dan Reza.
Walaupun tayang setiap hari dan dikerjakan dalam waktu singkat,
namun acara Hot Spot banyak digemari oleh pemirsanya karena pada
penayangannya mendapatkan rating yang cukup tinggi. Ini membuktikan
bahwa Hot Spot mendapat perhatian dari para pemirsanya. Acara ini
dibagi dalam berbagai segmen, antara lain :
a. Tag Host
Host membawakan acara dengan tema yang sudah ditentukan, dan
memberikan gimmick yang lucu tentunya disesuaikan dengan tema
yang diangkat agar dapat menghibur pemirsanya .
b. Reporter
Reporter disini dibawakan oleh Farid dan Reza, dimana mereka
melaporkan kejadian unik di sekitar atau membahas tentang hot issue
yang sedan berkembang dimasyarakat . Karena Hot Spot dipangkas
jam tayangnya menjadi 30 menit maka reportase di tiadakan.
c. Tips Kanjeng Mami
Berbagi tips kesehatan, kecantikan dari kiriman permirsa yang
dibawakan oleh Maya Wulan yang berdandan sebagai Kanjeng Mami
yang memberikan instruksi tips yang dipilih oleh kru, pemirsa yang
beruntung tipsnya dipilih dan ditayangkan akan mendapat hadiah
menarik dari Hot Spot.
2. Proses Pembuatan Naskah Hot Spot
Berhasilnya program acara sangat dipengaruhi oleh kerjasama dan
kinerja para team di dalamnya. Tim creative adalah salah satu dari team
tersebut yang bertugas dan bertanggung jawab dengan naskah dan konsep
ide per episodenya.
Berikut ini adalah peran dan tugas penulis sebagai Team Creative
di Global TV diantaranya :
a. Pra-produksi
Sebelum produksi suatu acara dilakukan, tahapan awal sebelum
produksi yaitu rapat produksi untuk mengevaluasi program acara
HotSpot yang dilakukan setiap satu bulan sekali, untuk membahas
segmen terbaru, lokasi syuting, konsep, perizinan, dana produksi,
jadwal dan talent. Dalam rapat produksi dihadiri oleh Executive
Producer, Producer, Production Asisstant ,Team Creative,Crew Talent
Berikut ini adalah tugas yang dikerjakan oleh Team Creative
saat Pra-produksi, diantaranya :
1) Membuat naskah
Proses pembuatan naskah ini adalah tugas utama yang
dilakukan oleh Team Creative. Dalam satu minggu Team Creative
dapat membuat 3 sampai 4 naskah, namun untuk anak magang
wajib membuat naskah minimal 1-2 naskah.
Naskah tersebut berisi inti dari tema yang akat diangkat per
episodenya , mengangkat hal yang unik, lucu serta inovatif yang
kemudian akan dibawakan oleh kedua Host.
Proses pembuatan / penyuntingan naskah di bagi dalam
beberapa tahap :
a) Memilih tema atau konsep
Ide sebuah cerita yang akan dibuat menjadi program
video dan televisi dapat diambil dari cerita yang sesungguhnya
(true story) atau non fiksi dan rekaan atau fiksi. Banyak sekali
sumber ide yang dapat dijadikan inspirasi untuk menulis
sebuah script video dan televisi. Misalnya, novel, cerita nyata,
dan lain-lain. Ide atau tema yang akan diangkat tentunya akan
dijadikan acuan per episodenya, menjadi inti dari naskah yang
akan dibuat. Maka memilih tema tentu juga tidak mudah, agar
mudah juga dalam mencari informasinya.
b) Mencari informasi dan riset
Riset sangat diperlukan setelah Anda menemukan
sebuah ide yang akan dibuat menjadi sebuah program. Karena
mngumpulkan informasi dan mempelajari apa saja yang terkait
dengan naskah yanga akan di tulis. Sumber informasi dapat
berupa buku, koran atau internet dan orang atau narasumber
yang dapat memberi informasi yang akurat tentang isi atau
substansi yang akan ditulis. Sehingga dapat dipertanggung
jawabkan.
c) Penulisan outline
Setelah memahami hasil riset atau informasi yang
terkumpul, anda dapat membuat kerangka atau outline dari
informasi yang akan dituangkan menjadi sebuah script. Outline
pada umumnya berisi garis besar informasi yang akan Anda
akan tulis menjadi sebuah script.
d) Penulisan sinopsis
Langkah selanjutnya adalah membuat sinopsis atau
deskripsi singkat mengenai program yang akan akan ditulis.
Sinopsis dan outline akan membantu memfokuskan perhatian
penulis pada pengembangan ide yang telah Anda pilih
sebelumnya. Penulisan sinopsis harus jelas sehingga dapat
memberi gambaran tentang isi program video atau televisi yang
akan penulis buat.
e) Penulisan Naskah
Penulisan sebuah naskah harus didasarkan pada
treatment yang dibuat. Walaupun dalam menulis naskah
penulis dapat melakukan perubahan, tapi sebaiknya perubahan
yang dilakukan tidak merupakan perubahan yang bersifat
substantif. Perubahan sebaiknya bersifat kreatif dan tidak
mengubah substansi program. Oleh karena itu treatment harus
kokoh dan jelas. Dalam menulis Penulis harus memperhatikan
kata kata penulisan naskah yang benar.
f) Evaluasi Naskah
Setelah naskah/teks/narasi ditulis, maka perlu ada
evaluasi atau penilaian dari produser, sebelum naskah tersebut
diproduksi menjadi program TV. Penilaian teks akan
menggunakan kriteria apakah telah menggunakan kaidah
penulisan dan penggunaan bahasa yang benar serta
keterbacaannya.. Sedangkan untuk penilaian narasi akan lebih
menggunakan bahasa sehari-hari (tutur) sesuai karakter tokoh.
Apakah sudah komunikatip, sehingga mampu menjelaskan atau
dipahami penonton.
g) Finalisasi Naskah
Setelah naskah dievaluasi lalu diberikan kepada
Produser atau Team Creatif lain agar dievaluasi kembali.
2) Memilih Tips Kanjeng
Dalam acara HotSpot terdapat segmen yaitu tips Kanjeng.
Tips Kanjeng ini di bawakan oleh Maya Wulan yang berdandan
dengan busana adat Jawa.
Tips tersebut adalah tips yang dikirim oleh pemirsa
dirumah yang kirim melalui email atau surat, yang kemudian
dipilih oleh Team Creative mana yang menarik dan bermanfaat.
Lalu pengirim tips tersebut akan mendapatkan bingkisan menarik
dari HotSpot.
3) Membuat Rundown Acara
Team Creative juga membuat rundwon acara yang
berfungsi untuk waktu atau timeline dari acara tersebut tidak
melebihi batas waktu yang telah ditentukan.
Rundown acara ini digunakan pada saat produksi acara
berlangsung. Rundwon berisi waktu kedua host tersebut saat
membawakan acara, waktu saat Video Tape diputar , waktu
penyajian per segmen, lamanya iklan dan total dari rangkaian
program acara Hotspot.
b. Produksi
Setelah perencanaan dan Pra-produksi dilakukan, proses
produksi dapat dilakukan. Seluruh Crew mempersiapkan alat serta
menentukan setting dimana proses produksi berlangsung.
Seluruh Crew bekerja sama dengan artis mewujudkan apa yang
telah direncanakan dalam konsep yang telah dibuat sebelumnya. Agar
tidak berbeda dengan konsep yang telah ditentukan kemudian Producer
atau Producer Asisstant mempersiapkan daftar shot, yaitu berisi
shot-shot apa saja yang akan akan diambil. Team creative membantu
menentukan setting yang pas untuk dijadikan lokasi syuting lalu
mengarahkan artis agar membawakan konsep yang telah ditentukan.
Kerja sama yang kompak ini akan membuat program acara yang
menarik dan tentu saja mengacu pada konsep yang telah ditentukan.
Tugas Team Creative atau penulis saat produksi yaitu :
1) Menentukan setting
Team Creative menentukan setting atau lokasi yang sesuai
dengan konsep . Mencari letak yang menarik akan berpengaruh
pada saat hasil produksi nantinya
Dan juga mengarahkan artis atau host yang membawakan
acara untuk membahas tentang tema yang sedang diangkat.
2) Memberi Gimmick
Gimmick atau kelucuan yang dibuat oleh host ini dibuat
oleh Team Creative agar terlihat lebih menarik dan dapat
menghibur para pemirsanya.
Team Creative mengarahkan host untuk membuat perilaku
yang dapat mengundang tawa, dan harus sesuai dengan tema yang
dibawakan. Ditujukan agar lebih menarik dan terkesan tidak
garing, dan host dapat membuat suasana lebih akrab dengan
penontonnya.
c. Pasca-Produksi
Setelah produksi berlangsung, lalu mengevaluasi apa saja
kekurangan pada saat produksi berlangsung. Meninjau ulang episode
yang telah diedit oleh editor, kemudian me-riview apa saja kekurangan
pada saat produksi berlangsung.
42 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan pada pokok permasalahan yang
diangkat, maka kesimpulannya adalah pada suatu program acara terdiri dari
beberapa proses. Proses tersebut adalah pra produksi, produksi dan pasca
produksi. Inilah tahapan agar suatu program itu dapat di nikmati oleh
pemirsanya.
Dan dari setiap tahap itu saling berkesinambungan, baik dalam waktu
pra produksi juga sangat penting agar dapat sebagai acuan sewaktu produksi.
Seperti pembuatan naskah yang dapat sebagai kunci dalam pembuatan suatu
program acara agar dapat terkonsep dan setelah produksi pun harus di evaluasi
pada saat pasca produksi, agar dapat mengoreksi kekurangan sehingga dapat
disiarkan dan dikemas menjadi apik.
Disini penulis terjun langsung pada proses pra produksi dan produksi.
Penulis membuat naskah atau skrip yang menjadi acuan saat produksi
berlangsung. Karena pembuat naskah atau skrip pada suatu program acara
dinilai penting sehingga penulis dituntut untuk dapat membuat naskah dengan
tema yang berbeda tiap episodenya. Mencari referensi untuk naskah agar
selalu menghasilkan naskah dengan tema yang menarik dan fresh. Penulispun
banyak mendapatkan pengalaman yang dapat diterapkan pada saat menginjak
dunia kerja nantinya. Karena Kuliah Kerja Media saat efektif untuk
mahasiswa agar dapat mengenal dunia kerja dibidang penyiaran dan dapat
menerapkan ilmu pada saat duduk dibangku perkuliahan.
Dari pengalaman yang di peroleh dari Kuliah Kerja Media selama dua
bulan, penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1. Suatu program acara tidak akan berjalan lancar jika tidak ada
kekompakan dan kerja sama antar team, baik yang balik layar
sekalipun. Pembuatan naskah salah satunya, sangatlah penting
karena akan menjadi acuan selama produksi itulah peran Team
Creative
2. Dalam pembuatan naskah program acara yang mengacu dengan
video, setelah membuat konsep dan ide yang akan di angkat
menjadi naskah maka penulis membuat naskah dan terkadang
menyunting artikel yang ada pada referensi yang dipilih. Dan
mengetahui bagaimana proses menyunting suatu artikel lalu di buat
menjadi naskah program televisi.
3. Tugas Team Creative tidak hanya membuat naskah pada waktu
pra-produksi saja, namun juga ikut terjun langsung saat proses
produksi, maka tugas dan peran Team Creative dalam suatu
program acara sangatlah pent ing.
B. Saran
Dari hasil pelaksanaan Kuliah Kerja Media, penulis memberikan
sedikit saran agar dapat menjadi koreksi pada pelaksanaan Kuliah Kerja
Media berikutnya.
1. Saran untuk Global TV departemen produksi
a. Selalu berinovasi dan membuat tayangan-tayangan yang
menarik,inspiratif dan informasi agar dapat menarik pemirsanya
b. Agar selalu memberikan kepercayaan untuk mahasiswa yang
melaksanakan Kuliah Kerja Media agar dibimbing untuk terjun dalam
dunia kerja pertelevisian
c. Lebih disiplin saat proses produksi berlangsung, karena masih banyak
kru yang tidak dapat displin waktu sehingga membuat proses syuting
terhambat
d. Menjaga kekompakan dan komunikasi seluruh kru agar dapat bekerja
sama dengan baik dan selalu dapat berkoordinasi dengan baik. Dan
memberikan inovasi yang selalu berbeda.
2. Saran untuk D3 Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik
( FISIP ) Universitas Sebelas Maret :
a. Memperbarui dan melengkapi alat-alat praktikum yang mendukung
untuk proses produksi ( kamera,tripot dll) untuk mendukung
mahasiswa agar dapat diterapkan saat kerja nanti
b. Setiap tahun agar Kuliah Kerja Media diadakan, karena sangat
bermanfaat dan memberi banyak pengalaman untuk mahasiswa agar
siap sewaktu terjun didunia kerja.