EVALUASI PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PADA
PD. BKK MOJOGEDANG
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh:
Restu Rikasari Yulianingsih
F.3607076PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN DAN PERBANKAN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sektor perbankan merupakan salah satu faktor yang memegang peranan
penting dalam perekonomian Indonesia saat ini . Berdirinya Lembaga atau
Bank Perkreditan, maka akan terjadi peningkatan investasi oleh masyarakat
dan peningkatan produktifitas usaha. Kebijakan dalam penyaluran kredit bagi
masyarakat melalui jasa perbankan merupakan upaya pemerintah dalam
membantu peningkatan produktifitas usaha terutama bagi usaha kecil,
menengah, dan usaha rumah tangga.
Modal dari para pengusaha kecil pada umumnya tidak mampu menopang
kegiatan produksinya, jadi peranan bank dalam hal ini PD. BKK Mojogedang
diharapkan dapat membantu pengusaha kecil tersebut. Didirikannya PD.
BKK Mojogedang ini juga bertujuan untuk memberantas sistem praktik
rentenir yang keberadaannya merugikan pengusaha kecil.
Tugas utama dari PD. BKK Mojogedang yaitu memberi kredit pada
masyarakat. Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antara
Bank dengan lain pihak dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban
melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang
Sumber dana PD. BKK Mojogedang yang digunakan untuk pemberian
kredit bagi masyarakat diperoleh dari pinjaman dari bank lain maupun
simpanan nasabah yang kelebihan dana dan diputar kembali kepada nasabah
yang kekurangan dana, dalam keadaan seperti ini PD. BKK Mojogedang akan
mempunyai resiko cukup besar, yaitu apakah pinjaman kredit beserta
bunganya akan kembali seperti awal perjanjian kredit. Untuk menghindari
hal-hal yang tidak di inginkan dalam pemberian kredit, maka PD. BKK
Mojogedang sebagai pemberi kredit harus bisa berhati-hati dalam
mengucurkan dananya. Dengan adanya kredit bermasalah yang terjadi pada
PD. BKK Mojogedang penulis akan mengamati pelaksanaan pemberian
kredit dan menuliskannya dalam bentuk laporan dengan judul ”EVALUASI
PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PADA PD. BKK MOJOGEDANG”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Prosedur Pemberian Kredit pada PD. BKK Mojogedang?
2. Apakah Sistem Pengendalian Intern dalam Prosedur Pemberian Kredit
C. Tujuan
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui Prosedur Pemberian Kredit pada PD. BKK
Mojogedang.
2. Untuk mengetahui apakah Sistem Pengendalian Intern Prosedur Pemberian
Kredit telah diterapkan di PD. BKK Mojogedang.
D. Manfaat
Hasil dari penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat memberi manfaat baik
secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat yang diberikan
yaitu:
1. Bagi Perusahaan
Memberikan masukan pada manajemen yang dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan dalam penerapan sistem perkreditan.
2. Bagi Penulis
Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh progam Ahli Madya
jurusan Keuangan dan Perbankan pada Universitas Sebelas Maret serta
menambah pengetahuan mengenai dunia perbankan.
3. Bagi Pihak Lain
Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat pada
umumnya dan dapat juga dijadikan sebagai bahan kepustakaan guna
E. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis memilih menggunakan suatu
desain kasus yang apabila dilakukan menimbulkan pertanyaan
“bagaimana” menjadi permasalahan utama penelitian dengan keharusan
membuat deskripsi/analisis/sintesis yang terbatas pada kasus tertentu untuk
menjawab permasalahan tersebut.
2. Objek penelitian
Penelitian ini dilakukan di kantor PD. BKK Mojogedang yang berlokasi di
Jalan Mojogedang - Karanganyar Km.01.
3. Jenis dan Sumber Data
Sumber data yang penulis gunakan dalam Tugas Akhir ini adalah :
a. Interview
Interview atau wawancara adalah pengumpulan data dimana peneliti
mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang segala sesuatu kepada
informan untuk memperoleh informasi yang diharapkan. Teknik
wawancara ini digunakan untuk melengkapi data tentang unsur-unsur
yang terkait dalam sistem pemberian kredit pada PD. BKK
Mojogedang.
b. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu suatu usaha yang dilakukan dalam kajian untuk
mengumpulkan data dengan cara menggunakan dokumen yang
diharapkan. Metode dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan
data-data tentang sistem yang diterapkan dalam pemberian kredit pada
PD. BKK Mojogedang..
c. Observasi
Observasi adalah pengamatan langsung suatu obyek yang akan diteliti
dalam waktu singkat dan bertujuan untuk mendapatkan gambaran
mengenai obyek penelitian. Observasi dilakukan penulis dengan
mengamati secara langsung kegiatan yang berhubungan dengan
pemberian kredit pada PD. BKK Mojogedang.
Adapun jenis data yang penulis gunakan dalam pembuatan Tugas
Akhir ini adalah :
a) Data Primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya,
diamati dan dicatat untuk pertama kalinya yang diperoleh melalui
observasi dan wawancara.
b) Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh dari obyek penelitian. Data
tersebut diperoleh dari dokumen-dokumen yang menyangkut
tentang sistem pemberian kredit.
d. Teknik Pembahasan
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis melakukan suatu study
kasus dengan metode analitis deskriptif, yaitu suatu penelitian dengan
menginterprestasikan data yang diperoleh untuk dibuat kesimpulan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Prosedur
Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan
beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk
menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi
berulang-ulang. (Mulyadi : 2001 : 5)
Menurut Zulkifli Amsyah (2000 : 33) dinyatakan bahwa prosedur adalah
aturan main, aturan bekerjasama, aturan berkoordinasi, sehingga unit-unit
dalam sistem, subsistem dan seterusnya dapat berinteraksi satu sama lain
secara efektif dan efisien.
Definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur merupakan
suatu urut-urutan dari pekerjaan yang biasanya melibatkan beberapa petugas
di dalam suatu bagian atau lebih yang terkoordinasi dan berinteraksi untuk
menjamin pelaksanaan yang seragam dari transaksi-transaksi yang
berulang-ulang dalam perusahaan.
B. Pengertian Kredit
Pengertian Kredit menurut Undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang
pokok-pokok perbankan yang diubah dengan Undang-undang nomor 10
”penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain dalam
hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan”.
Sedangkan menurut Suyatno, kredit merupakan kepuasan untuk menerima
pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu yang
diterima atau pada waktu yang akan datang karena penyerahan barang-barang
sekarang. Suyatno (2003 : 137).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu antara pihak kreditur dengan pihak debitur yang berlandaskan
kepercayaan bahwa pihak debitur akan melunasi kewajibannya berdasarkan
perjanjian yang telah disepakati.
C. Unsur-unsur Kredit
Unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian kredit menurut Suyatno
(2003 : 14) adalah sebagai berikut:
1. Kepercayaan
Kepercayaan yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang
diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa, akan
benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang
2. Waktu
Waktu yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi
dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang.
3. Resiko
Resiko yaitu suatu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari
adanya jangka waktu yang memisahkan antarapemberian prestasi dengan
kontraprestasi yang akan diterima kemudian hari.
4. Prestasi
Prestasi bisa disebut juga objek kredit itu tidak bisa diberikan dalam
bentuk uang, tetapi juga dapat bentuk barang atau jasa.
D. Tujuan dan Fungsi Kredit
Menurut Suyatno (2003 : 15) tujuan pemberian suatu kredit adalah:
1. Turut mensukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan
pembangunan.
2. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsi-fungsi
guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat.
3. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin, dan
Fungsi kredit menurut Suyanto (2003 : 16-17) adalah sebagi berikut:
a. Meningkatkan daya guna uang
Pemberian kredit tersebut dapat berguna untuk menghasilkan barang
atau jasa oleh penerima kredit serta dapat memberikan penghasilan
tambahan pada pemilik dana.
b. Meningkatkan peredaran dan lalu-lintas uang
Kredit uang yang disalurkan melalui rekening giro dapat
menciptakan pembayaran baru serepti cek, giro bilyet, dan wesel,
sehingga apabila pembayaran-pembayaran dilakukan cek, giro
bilyet, dan wesel, maka akan dapat meningkatkan uang giral.
c. Meningkatkan daya guna dan peredaran uang
Dengan adanya kredit, para pengusaha dapat memproses bahan baku
menjadi barang jadi, sehingga daya guna barang tersebut menjadi
meningkat.
d. Alat stabilitas ekonomi
Dalam keadaan ekonomi yang kurang sehat, bantuan kredit yang
diberikan kepada masyarakat dari bank akan dapat menambah
jumlah uang yang diperlukan masyarakat.
e. Meningkatkan kegairahan berusaha
Bantuan kredit yang diberikan oleh bank akan dapat mengatasi
kekurang mampuan para pengusaha di bidang permodalan tersebut,
f. Meningkatkan pemerataan pendapatan
Dengan bantuan kredit dari bank, para pengusaha dapat memperluas
usahanya dan mendirikan proyek-proyek baru.
g. Alat untuk meningkatkan hubungan internasional
Dalam hal meningkatkan pinjaman internasional dapat
meningkatkan hubungan kerejasama dibidang lainnya, sehingga
dapat tercipta perdamaian dunia.
E. Jenis Kredit
Beragam jenis usaha menyebabkan beragam jenis pula kebutuhan dana yang
mengakibatkan jenis kredit menjadi beragam. Menurut Suyatno (2003 :
25-29) jenis-jenis kredit perbankan untuk masyarakat tersebut antara lain :
1. Kredit Dilihat dari Sudut Tujuannya Kredit ini terdiri atas:
a. Kredit Konsumtif, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk
memperlancar jalannya proses konsumtif.
b. Kredit Produktif, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk
memperlancar jalannya proses produksi.
c. Kredit Perdagangan, kredit yang diberikan dengan tujuan untuk
2. Kredit Dilihat dari Sudut Jangka Waktunya Kredit ini terdiri atas:
a. Kredit Jangka Pendek, yaitu kredit yang berjangka waktu maksimum
1 tahun.
b. Kredit Jangka Menengah, yaitu kredit yang berjangka waktu antara 1
sampai 3 tahun, kecuali kredit untuk tanaman musiman.
c. Kredit Jangka Panjang, yaitu kredit berjangka waktu lebih dari 3
tahun.
3. Kredit Dilihat dari Sudut Jaminannya Kredit ini terdiri atas:
a. Kredit Tanpa Jaminan, yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan
barang atau orang tertentu.
b. Kredit Jaminan, yaitu kredit yang diberikan dengan menggunakan
jaminan. Jaminan tersebut bisa berwujud dan tidak berwujud.
4. Kredit Dilihat dari Sudut Penggunaannya Kredit ini terdiri atas:
a. Kredit Eksploitasi, yaitu kredit berjangka waktu pendek yang
diberikan oleh suatu bank kepada perusahaan untuk membiayai
kebutuhan modal kerja perusahaan sehingga dapat berjalan dengan
lancar.
b. Kredit Investasi, yaitu kredit jangka menengah atau jangka panjang
yang diberikan oleh suatu bank kepada perusahaan untuk melakukan
F. Prinsip Penilaian Kredit
Dalam pertimbangan suatu permohonan kredit, pertimbangan utamanya
adalah apakah kredit yang diberikan itu akan mampu dilunasi atau tidak.
Pada umumnya para analisis kredit dalam mempertimbangkan permohonan
kredit memilliki kerangka analisis kredit yang dikenal dengan sebutan
”prinsip 6C” seperti yang dikemukakan Mulyono (1993 : 11-17) adalah
sebagai berikut :
1. Character
Character merupakan moral, watak, sifat pribadi seseorang. Manfaat
dari penilaian ini untuk mengetahiu sampai sejauh mana tingkat
kejujuran dan integritas serta tekad baik yaitu kemauan untuk memenuhi
kewajiban-kewajibannya dari calon debitur.
2. Capacity
Capacity adalah suatu penilaian kepada calon debitur mengenai
kemampuan melunasi kewajiban-kewajibannya dari kegiatan usaha
yang dilakukannya atau kegiatan usaha yang akan dilakukanya yang
akan dibiayai dengan kredit dari Bank.
3. Capital
Capital yaitu sejumlah dana / modal sendiri yang dimiliki oleh calon
debitur.
4. Collateral
Collateral yaitu barang-barang jaminan yang diserahkan oleh peminjam
5. Condition of Economy
Condition of Economy yaitu situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi,
budaya dan lain-lain yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada
suatu saat maupun untuk suatu kurun waktu tertentu yang
kemungkinannya akan dapat mempengaruhi kelancaran usaha dari
perusahaan yang memperoleh kredit.
6. Constraint
Constrain yaitu batasan-batasan atau hambatan-hambatan yang tidak
memungkinkan seseorang melakukan bussines di suatu tempat.
G. JAMINAN KREDIT
Jaminan adalah penyerahan kekayaan dari debitur kepada kreditur sebagai
pernyataan kesanggupan seseorang untuk menanggung kembali suatu hutang.
(Suyatno : 2003 : 88)
Jaminan kredit berfungsi sebagai pengaman apabila kredit yang diberikan
mengalami kegagalan dalam pengembalian kredit, oleh karena itu para analisis
kredit harus lebih jeli dan teliti dalam penilainan barang-barang yang
dijaminkan kepada bank.
Secara umum menurut Mulyono (2001 : 291), jaminan perkreditan dapat
1. Dari pemilik barang itu sendiri:
a. Dapat berupa kekayaan dari debitur yang bersangkutan
b. Dapat berupa kekayaan dari pihak ketiga lainnya yang digunakan
untuk mengambil kredit.
2. Dari status kekayaan tersebut didalam suatu perusahaan.
a. Dapat sebagai current asset, antara lain berupa piutang, stock
persediaan.
b. Dapat juga sebagai fixed asset, yaitu kekayaan / alat produksi dari
debitur yang bersangkutan seperti tanah, bangunan, alat-alat produksi,
dan alat transportasi.
3. Dari wujud barang jaminan itu sendiri :
a. Jaminan yang berupa tangible asset yaitu barang-barang yang ada
wujudnya secara fisik.
b. Jaminan dalam bentuk intangible asset yaitu jaminan kredit yang tidak
ada wujudnya secara fisik.
4. Dari fungsinya dalam kegiatan perkreditan :
a. Jaminan utama, barang yang diperoleh dari kredit yang dijaminkan.
b. Jaminan tambahan, barang jaminan lainnya dengan maksud sebagai
tambahan alat pengaman.
5. Dari jumlah kreditur :
a. Jaminan tunggal, suatu kekayaan hanya ada pengikatan jaminan
b. Jaminan gabungan, diikat sebagai barang jaminan oleh beberapa
kreditur secara bersama-sama atau sendiri-sendiri oleh masing-masing
kreditur yang bersangkutan.
6. Dari kestabilan nilai jaminan :
a. Akan mengalami penurunan nilai rupiahnya dari waktu ke waktu.
b. Akan mengalami kenaikan nilai rupiahnya dari waktu ke waktu.
7. Dari penguasaan barang jaminan :
a. Secara fisik dikuasai oleh bank dan disimpan digudang.
b. Secara fisik dikuasai dan digunakan kembali oleh pihak debitur.
8. Dari resiko barang jaminan :
a. Kekayaan yang mengandung resiko tinggi.
b. Kekayaan yang tidak mengandung resiko.
9. Dari sudut yuridis :
a. Jaminan kebendaan, dibagi atas :
1) Benda bergerak, mempunyai ciri-ciri yang sifatnya tidak
bergabung dengan tanah (misalnya : hak atas surat berharga).
2) Benda tidak bergerak, mempunyai ciri-ciri yang tidak bergerak
(misalnya : tanah, bangunan), ditentukan oleh undang-undang
(misalnya hak guna bangunan), BPKB atau bukti pemillik
kendaraan bermotor, deposito dimana bagian kredit dari bank yang
H. SISTEM PENGENDALIAN INTERN
Sistem Pengendalian Intern menurut Mulyadi (2001 : 163) adalah meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk
menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data
akutansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen.
Tujuan sistem pengendalian intern menurut definisi tersebut adalah :
1. Menjaga kekayaan organisasi.
2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akutansi.
3. Mendorong efisiensi.
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Menurut Mulyadi ada empat Sistem Pengendalian Intern. Keempat sistem
tersebut adalah :
1.Stuktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara
tegas. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini
didasarkan pada prinsip–prinsip berikut ini :
a. Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi
akuntasi.
b. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk
melaksanakan semua tahap suatu transaksi.
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.
pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi
tersebut.
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi.
Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur
pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika
tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam
pelaksanaanya.
Cara-cara yang umum ditempuh untuk menjamin praktik yang sehat
sebagai berikut ini :
a. Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus
dipertanggung jawabkan oleh yang berwenang.
b. Pemeriksaan mendadak yang dilakukan tanpa adanya pemberitahuan
terlebih dahulu kepada pihak yang akan diperiksa, dengan jadwal yang
tidak teratur.
c. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh
satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari
orang atau unit organisasi lain.
d. Perputaran jabatan yang diadakan secara rutin akan dapat menjaga
indepedensi pejabat dalam melaksanakan tugasnya, sehingga
e. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.
f. Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan
catatannya.
g. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek
keefektivan unsur-unsur sistem pengendalian intern.
4. Karyawan yang cakap dan mempunyai mutu dibidangnnya.
Tingkat kecakapan karyawan mempengaruhi sukses tidaknya suatu
sistem pengendalian intern. Karyawan yang jujur dan ahli dalam bidang
yang menjadi tanggung jawabnya akan dapat melaksanakan pekerjaannya
dengan baik, meskipun hanya sedikit unsur sistem pengendalian intern
yang mendukungnya.
Cara-cara yang ditempuh untuk mendapatkan karyawan yang kompeten
dan dapat dipercaya, antara lain sebagai berikut :
a. Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh
pekerjaannya.
b. Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan
BAB III PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1. Sejarah Berdirinya dan Perkembangan PD. BKK Mojogedang
Berdirinya PD. BKK Mojogedang bukan hanya merupakan prakasa
Pemerintah Kecamatan Mojogedang saja, melainkan berdasarkan
Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah No. 11 tahun 1981 tanggal 16
April 1981, yang intinya berisi intruksi Kepada Bupati di seluruh Jawa
Tengah, agar di setiap Kecamatan di bentuk BKK, yang kemudian dengan
Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah No.4 tahun 1995 dikukuhkan
menjadi BPR BKK.
Badan Kredit Kecamatan di bentuk berdasarkan Surat Keputusan
Gubernur Kepala Daerah Propinsi Jawa Tengah, yaitu :
Tanggal, 4 September 1969 Nomor : Dsa.G.226/1969
8/2/4
Tanggal, 19 November 1969 Nomor : Dsa.G.323/1969
12/19/24
Dengan status BKK saat ini sebanyak proyek yang berarti pada
saat harus berakhir. Keadaan ini tidak sesuai dengan situasi dan kondisi
dimana masyarakat golongan ekonomi lemah sangat mendambakan
Bertolak dari keadaan semacam inilah maka Pemerintah Propinsi
Jawa Tengah dan Dewan Perwakilan Rakyat Propinsi Jawa Tengah.
Untuk memantapkan dasar hukum BKK menjadi Peraturan Daerah
No. 11 tahun 1981, yang kemudian merubah status proyek menjadi
Badan Usaha Milik Daerah Propinsi Jawa Tengah adalah sebagai
pembina dan Pengawas teknik BKK.
Adanya kebijakan pemerintah di bidang keuangan, moneter dan
perbankan pada tanggal 27 Oktober 1988 yang dikenal dengan sebutan
”PAKTO 88” memberikan peluang dan kesempatan bagi BKK yang
statusnya merupakan lembaga dana dan kredit pedesaan bisa
meningkatkan statusnya menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Pengukuhan ijin usaha BKK menjadi BPR ditandai dengan penyerahan
SK Menteri Keuangan RI No. 315 sampai 516/km.131/1991 tanggal 8
Oktober 1991.
2. Lokasi dan Wilayah Kerja PD. BKK Mojogedang
a. PD. BKK Mojogedang berlokasi di Jalan Mojogedang - Karanganyar
Km.01.
b. Wilayah Kerja PD. BKK Mojogedang
Untuk lebih mendekatkan diri kepada para nasabah dan juga untuk
melayani masyarakat secara lebih dekat, maka PD. BKK Mojogedang
a) Di Pos Induk Kecamatan Mojogedang, setiap hari kerja
b) Di Pos Munggur setiap pasaran Wage
c) Di Pos Kaliboto setiap pasaran Legi
d) Di Pos Jambangan setiap pasaran Pahing
e) Di Pos Gebyok setiap pasaran Legi
3. Stuktur Organisasi PD. BKK Mojogedang
Dalam rangka menunjang aktifitas dan hubungan yang sangat baik
dalam organisasi, dalam hubungan-hubungan kerja baik antara
orang-orang maupun fungsi-fungsinya ditetapkan, diatur dan disusun sehingga
merupakan kerangka yang mempunyai pola tetap dan susunan yang logis
dan teratur atau lebih dikenal dengan tata gara organisasi atau struktur
organisasi.
PD. BKK Mojogedang dipimpin oleh Direksi / Pimpinan yang
sebanyak-banyaknya terdiri dari seseorang Direktur / Wakil Pimpinan
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris /
Badan Pembina PD. BKK Mojogedang dalam melaksanakan tugasnya di
bawah koordinasi Sekretariat Dewan Komisaris / Badan Pembina BKK
yang akan didirikan oleh Pemegang Saham.
Adapun susunan organisasi PD. BKK Mojogedang adalah sebagai
STUKTUR ORGANISASI
Gambar 3. 1 Stuktur Organisasi PD. BKK Mojogedang Kabag Pelayanan
Ka. Sie Dana
Komisaris
Ka. Sie Pembukuan SPI
Ka. Sie Kredit Kasie Kasir Kas Kabag Pemasaran
Adapun fungsi dari masing-masing bagian dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Komisaris
1) Mengawasi dan mengamati tindakan direksi dan menjaga agar
supaya tindakan tidak merugikan perseroan.
2) Memberi nasehat kepada pengurus atau sekedar ikut dalam
kepengurusan perseroan, misal : setiap peminjam uang dibuat oleh
direksi harus lebih dulu mendapat persetujuan dari dewan komisaris
secara tertulis.
3) Melakukan pengawasan terhadap pekerjaan direksi atau pengurus
pengawasan ini dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :
a) Pengawasan Preventif dengan maksud untuk menjaga agar
sebelumnya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang
bisa merugikan perseroan.
b) Pengawasan Represif untuk menguji perbuatan direksi apakah
perbuatan yang dilakukannya tidak bertentangan dengan
ketentuan dalam akte pendiriannya atau ketentuan yang berlaku
dan segala petunjuk yang dianut.
b. Direksi
Secara umum tugas direksi adalah :
1) Mengurus segala urusan yang berakaitan di bidangnya.
2) Menguasai kekuasaan perseroan
3) Melakukan perbuatan-perbuatan sebagaimana dalam pasal 1765
a) Memindah tangankan barang-barang
b) Membebaskan hipotek pada barang-barang
c) Melakukan perbuatan lain
d) Melakukan perwakilan baik di muka atau di luar pengadilan
Selain yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
yaitu bahwa tugas direksi adalah :
1) Tanggung jawab keluar terhadap pihak ketiga
Selama direksi bertindak keluar atas nama PT dan tidak
melampaui batas-batas kekuasaannya, segala perbuatannya
tidak bertentangan dengan maksud PT maka direksi tidak
terikat oleh tindakan keluar dari direksi tersebut melampaui
batas kekuasaannya, bertentangan dengan dasar PT maka dalam
hal yang demikian direksi pribadi terikat oleh tindakannya itu
dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kerugian yang
diderita pihak ketiga.
2) Tanggung jawab direksi mengenai penuaian tugas yang
diserahkan kepadanya pada Rapat Umum Pemegang Saham.
Setahun sekali direksi harus mempertanggung jawabkan
kepemimpinannya dalam jangka waktu setahun dihadapan
RUPS dengan jalan membuat laporan tahunan serta neraca dan
daftar rugi laba secara lengkap dengan penjelasannya.
Sedangkan penetapan tugas direksi dalam anggaran dasar PD.
a) Memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan di
bagian-bagian kantor bank.
b) Memimpin rapat staf untuk membahas persoalan yang
timbul dalam operasional bank keseluruhan, masalah strategi
dan taktik pemasaran dan sistem kontrol.
c) Membina motivasi, disiplin kerja, moral dan loyalitas para
staf dan karyawan serta mengembangkan kemampuan dan
pengetahuan melalui pendidikan dan latihan intern maupun
ekstern.
d) Menyusun anggaran penerimaan dan pengeluaran serat
rencana kerja dan berusaha mewujudkan hal-hal yang
tercantum dalam rencana kerja anggaran.
e) Memelihara hubungan baik dengan nasabah, pejabat
pemerintah atau daerah, instansi pemerintah dan daerah,
Bank Indonesia dan lembaga keuangan lain.
c. SPI
Secara umum tugas SPI adalah :
1) Membuat struktur organisasi perusahaan.
2) Membuat daftar gaji pegawai sesuai dengan masa kerjanya.
3) Memback-up data-data mutasi harian atau arsip, surat-surat dinas
d. Kepala Bagian Pemasaran
Secara umum tugas Kepala Bagian Pemasaran adalah :
1) Membantu direksi dalam melaksanakan tugasnya dalam bidang
pemasaran.
2) Memantapkan sasaran dalam penempatan dana dan rencana
pemasarannya di bagi dalam tahap-tahap kuantitas kredit dan
jadwal pencapaiannya.
3) Melaksanakan rencana kerja dan anggaran perusahan yang telah di
tetapkan, baik mengenai penempatan dana maupun pengumpulan
dana.
4) Mengawasi kelancaran pinjaman yang telah diberikan serta
kelengkapan surat persyaratan pinjaman.
e. Kasie Kas
Secara umum tugas Kasie Kas adalah :
1) Melayani penerimaan dan pengeluaran secara kas ataupun tunai.
2) Mencatat transaksi masuk dan keluar.
3) Menghitung dan menyusun sisa uang dalam brankas.
4) Menyimpan uang dalam brankas dengan baik dan aman.
f. Kasie Kredit
Secara umum tugas Kasie Kredit adalah :
1) Mencari dan menghubungi sasaran kredit yang potensial.
2) Menerima permohonan kredit.
4) Mengelola dan mengawasi kredit agar tetap terjaga kualitasnya.
5) Mengadministrasi kredit dengan tertib.
g. Kasie Dana
Secara umum tugas Kasie Dana adalah :
1) Mencari dan menghubungi sumber-sumber dana dari masyarakat
dan lainnya.
2) Melayani setoran dan pengambilan tabungan wajib dan tabungan
masyarakat.
3) Menghitung tabungan wajib dan tabungan masyarakat desa.
4) Mengelola dan mengadministrasikan dana-dana dari masyarakat.
5) Lain-lain yang berhubungan dengan penghimpunan dana.
h. Kabag Pelayanan
Secara umum tugas Kabag Pelayanan adalah :
1) Membantu pimpinan dalam bidang:
a) Pembukuan, personalia dan umum.
b) Menyusun rencana kerja anggaran dan mengevaluasi serta
bertanggung jawab untuk mencapainya.
c) Menyusun laporan untuk kepentingan intern dan ekstern dalam
bidang tugasnya sesuai dengan ketentuan.
d) Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan tugas
kegiatan petugas dibawahnya.
2) Dalam melaksanakan tugas tersebut Kabag Pelayanan bertanggung
i. Kasie Pembukuan
Secara umum tugas Kasie Pembukuan adalah :
1) Menjurnal atas seluruh transaksi harian.
2) Mengarsip dokumen transaksi harian dengan tertib dan aman.
j. Kasie Personalia / Umum
Secara umum tugas Kasie Personalia / Umum adalah :
1) Mengagendakan surat-surat masuk dan keluar serta menyimpan
dengan baik.
2) Menyimpan bahan-bahan untuk penyelenggara rapat.
3) Merawat inventaris kantor dengan baik.
4) Pengadaan barang-barang kebutuhan kantor.
5) Mengurus dan menyusun administrasi kepegawaian.
k. Staf Pengawas Intern
Secara umum tugas Staf Pengawas Intern adalah :
1) Melakukan audit atas keuangan bank.
2) Meneliti kebenaran dan kelengkapan laporan keuangan bank.
3) Mengawasi pelaksanaan pemberian kredit.
4) Melaksanakan kas opname secara insidentil.
5) Membantu direksi dalam hierarki di bidang tugasnya.
6) Mengadakan pengawasan atas pelaksanaan anggaran baik
7) Mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan tata kerja di
seluruh unit kerja di kantor menurut kebutuhan yang berlaku serta
meninjau efisiensi kerja maupun efisiensi dana.
4. Produk-produk PD. BKK Mojogedang a. Kredit
1) Kredit Umum
Kredit umum adalah kredit yang diberikan oleh bank untuk
menambah modal usaha ataupun untuk memenuhi kebutuhan
nasabah yang bersifat konsumtif seperti : untuk membeli
kendaraan, rumah, dan lain-lain.
Syarat-syarat kredit umum:
a) Fotocopy KTP (fotocopy suami-istri yang sudah menikah)
b) Fotocopy KK yang masih berlaku
c) Surat jaminan asli (BPKB, Sertifikat)
d) Maximal pinjaman Rp. 3.000.000,-
e) Bunga 2.5% per bulan
2) Kredit Mingguan
Kredit mingguan adalah kredit yang diberikan oleh bank dengan
jangka waktu tertentu dan angsurannya disetor tiap seminggu
Syarat-syarat kredit mingguan:
a) Fotocopy KTP (fotocopy suami-istri yang sudah menikah)
b) Maximal pinjaman Rp. 500.000,-
c) Bunga 3% per minggu
3) Kredit Karyawan / Potong Gaji
Kredit Karyawan / Potong Gaji adalah kredit yang dikeluarkan oleh
bank khusus utuk para karyawan.
Syarat-syarat kredit Karyawan / Potong Gaji :
a) Fotocopy KTP (fotocopy suami-istri yang sudah menikah)
b) Fotocopy KK yang masih berlaku
c) Fotocopy SK (Surat Kepegawaian)
d) Maximal pinjaman Rp. 5.000.000,-
e) Bunga 1.5% per bulan
b. Tabungan
1) Tabungan wajib
Tabungan wajib adalah tabungan yang dikeluarkan oleh bank yang
diwajibkan untuk para nasabah yang mengambil kredit mingguan.
2) Tabungan Masyarakat Desa (TAMADES)
Tabungan Masyarakat Desa (TAMADES) adalah tabungan yang
3) Tabungan Deposito
Tabungan Deposito yaitu jenis simpanan yang dapat diambil dalam
jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan di awal perjanjian, misal
dalam jangka waktu 3 bulan dengan bunga 11% per tahun, 6 bulan
dengan bunga11.5% per tahun, dan 12 bulan dengan bunga 12% per
tahun.
Contoh perhitungan kredit karyawan : Pinjaman
Pada tanggal 01 Januari 2009 Tn. Surya mengajukan pinjaman sebesar Rp.
1.000.000,- dan akan direalisasikan tanggal 03 Januari 2010. Dengan
pelunasan pinjaman yang akan dilakukan dalam 12x angsuran perbulan,
dengan bunga 1.5% per bulan ?
Pertanyaan :
a) Berapa jumlah angsuran pinjaman?
b) Berapa jumlah uang yang diterima Tn. Surya pada saat penerimaan
pinjaman uang?
c) Berapa jumlah uang yang harus dibayar jika Tn. Surya akan melunasi
Penyelesaian :
a) Jumlah angsuran :
Pinjaman = Rp. 1.000.000,-
Potongan provisi & adm = Rp. 20.000,- -
Uang yang diterima Tn. Surya = Rp. 980.000,
b) Jumlah uang yang diterima Tn. Surya :
Pinjaman : Rp. 1.000.000,-
Jangka : 12 bulan
Angsuran pokok Rp. 1.000.000,- / 12 bulan = Rp. 83.350,-
Bunga : Rp.1.000.000,- X 1.5% / bulan = Rp. 15.000,- +
Jadi jumlah angsuran pinjaman = Rp. 98.350,-
c) Jumlah uang yang harus dibayar jika Tn. Surya :
Sisa angsuran selama 3 bulan :
= (Rp. 98.350,- x 3 bulan) + bunga 1 bulan
= Rp. 259.050,- + Rp. 15.000,-
=Rp. 274.050,-
B. LAPORAN MAGANG KERJA
1. Produk-produk PD. BKK Mojogedang a. Kredit
1) Kredit Umum
Kredit umum adalah kredit yang diberikan oleh bank untuk
menambah modal usaha ataupun untuk memenuhi kebutuhan
nasabah yang bersifat konsumtif seperti : untuk membeli
kendaraan, rumah, dan lain-lain.
Syarat-syarat kredit umum:
a) Fotocopy KTP (fotocopy suami-istri yang sudah menikah)
b) Fotocopy KK yang masih berlaku
c) Surat jaminan asli (BPKB, Sertifikat)
d) Maximal pinjaman Rp. 3.000.000,-
e) Bunga 2.5% per bulan
2) Kredit Mingguan
Kredit mingguan adalah kredit yang diberikan oleh bank dengan
jangka waktu tertentu dan angsurannya disetor tiap seminggu
sekali.
Syarat-syarat kredit mingguan:
a) Fotocopy KTP (fotocopy suami-istri yang sudah menikah)
b) Maximal pinjaman Rp. 500.000,-
3) Kredit Karyawan / Potong Gaji
Kredit Karyawan / Potong Gaji adalah kredit yang dikeluarkan
oleh bank khusus utuk para karyawan.
Syarat-syarat kredit Karyawan / Potong Gaji :
a) Fotocopy KTP (fotocopy suami-istri yang sudah menikah)
b) Fotocopy KK yang masih berlaku
c) Fotocopy SK (Surat Kepegawaian)
d) Maximal pinjaman Rp. 5.000.000,-
e) Bunga 1.5% per bulan
b. Tabungan
1) Tabungan wajib
Tabungan wajib adalah tabungan yang dikeluarkan oleh bank
yang diwajibkan untuk para nasabah yang mengambil kredit
mingguan.
2) Tabungan Masyarakat Desa (TAMADES)
Tabungan Masyarakat Desa (TAMADES) adalah tabungan yang
bersifat umum yang diperuntukkan untuk semua masyarakat.
3) Tabungan Deposito
Tabungan Deposito yaitu jenis simpanan yang dapat diambil
dalam jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan di awal
11% per tahun, 6 bulan dengan bunga11.5% per tahun, dan 12
STUKTUR ORGANISASI
Gambar 3.2 Stuktur Organisasi PD. BKK Mojogedang Kabag Pelayanan
Ka. Sie Dana
Komisaris
Ka. Sie Pembukuan SPI
Ka. Sie Kredit Kasie Kasir Kas Kabag Pemasaran
Adapun fungsi dari masing-masing bagian dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Komisaris
1) Mengawasi dan mengamati tindakan direksi dan menjaga agar
supaya tindakan tidak merugikan perseroan.
2) Memberi nasehat kepada pengurus atau sekedar ikut dalam
kepengurusan perseroan, misal : setiap peminjam uang dibuat oleh
direksi harus lebih dulu mendapat persetujuan dari dewan komisaris
secara tertulis.
3) Melakukan pengawasan terhadap pekerjaan direksi atau pengurus
pengawasan ini dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :
a) Pengawasan Preventif dengan maksud untuk menjaga agar
sebelumnya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang bisa
merugikan perseroan.
b) Pengawasan Represif untuk menguji perbuatan direksi apakah
perbuatan yang dilakukannya tidak bertentangan dengan
ketentuan dalam akte pendiriannya atau ketentuan yang berlaku
dan segala petunjuk yang dianut.
b. Direksi
Secara umum tugas direksi adalah :
1) Mengurus segala urusan
2) Menguasai kekuasaan perseroan
3) Melakukan perbuatan-perbuatan sebagaimana dalam pasal 1765
1) Memindah tangankan barang-barang
2) Membebaskan hipotek pada barang-barang
3) Melakukan perbuatan lain
4) Melakukan perwakilan baik di muka atau di luar pengadilan
Selain yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang yaitu bahwa tugas direksi adalah:
1) Tanggung jawab keluar terhadap pihak ketiga
Selama direksi bertindak keluar atas nama PT dan tidak
melampaui batas-batas kekuasaannya, segala perbuatannya
tidak bertentangan dengan maksud PT maka direksi tidak
terikat oleh tindakan keluar dari direksi tersebut melampaui
batas kekuasaannya, bertentangan dengan dasar PT maka
dalam hal yang demikian direksi pribadi terikat oleh
tindakannya itu dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap
kerugian yang diderita pihak ketiga.
2) Tanggung jawab direksi mengenai penuaian tugas yang
diserahkan kepadanya pada Rapat Umum Pemegang Saham.
Setahun sekali direksi harus mempertanggung jawabkan
kepemimpinannya dalam jangka waktu setahun dihadapan
RUPS dengan jalan membuat laporan tahunan serta neraca
dan daftar rugi laba secara lengkap dengan penjelasannya.
Sedangkan penetapan tugas direksi dalam anggaran dasar
a) Memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan di
bagian-bagian kantor bank.
b) Memimpin rapat staf untuk membahas persoalan yang
timbul dalam operasional bank keseluruhan, masalah
strategi dan taktik pemasaran dan sistem kontrol.
c) Membina motivasi, disiplin kerja, moral dan loyalitas para
staf dan karyawan serta mengembangkan kemampuan dan
pengetahuan melalui pendidikan dan latihan intern maupun
ekstern.
d) Menyusun anggaran penerimaan dan pengeluaran serat
rencana kerja dan berusaha mewujudkan hal-hal yang
tercantum dalam rencana kerja anggaran.
e) Memelihara hubungan baik dengan nasabah, pejabat
pemerintah atau daerah, instansi pemerintah dan daerah,
Bank Indonesia dan lembaga keuangan lain.
c. SPI
Secara umum tugas SPI adalah :
1) Membuat struktur organisasi perusahaan. Membuat daftar gaji
pegawai sesuai dengan masa kerjanya.
2) Memback-up data-data mutasi harian atau arsip, surat-surat dinas
d. Kepala Bagian Pemasaran
Secara umum tugas Kepala Bagian Pemasaran adalah :
1) Membantu direksi dalam melaksanakan tugasnya dalam bidang
pemasaran.
2) Memantapkan sasaran dalam penempatan dana dan rencana
pemasarannya di bagi dalam tahap-tahap kuantitas kredit dan
jadwal pencapaiannya.
3) Melaksanakan rencana kerja dan aggaran perusahan yang telah di
tetapkan, baik mengenai penempatan dana maupun pengumpulan
dana.
4) Mengawasi kelancaran pinjaman yang telah diberikan serta
kelengkapan surat persyaratan pinjaman.
e. Kasie Kas
Secara umum tugas Kasie Kas adalah :
1) Melayani penerimaan dan pengeluaran secara kas ataupun tunai.
2) Mencatat transaksi masuk dan keluar.
3) Menghitung dan menyusun sisa uang dalam brankas.
4) Menyimpan uang dalam brankas dengan baik dan aman.
f. Kasie Kredit
Secara umum tugas Kasie Kredit adalah :
1) Mencari dan menghubungi sasaran kredit yang potensial.
2) Menerima permohonan kredit.
4) Mengelola dan mengawasi kredit agar tetap terjaga kualitasnya.
5) Mengadministrasi kredit dengan tertib.
g. Kasie Dana
Secara umum tugas Kasie Dana adalah :
1) Mencari dan menghubungi sumber-sumber dana dari masyarakat
dan lainnya.
2) Melayani setoran dan pengambilan tabungan wajib dan tabungan
masyarakat.
3) Menghitung tabungan wajib dan tabungan masyarakat desa.
4) Mengelola dan mengadministrasikan dana-dana dari masyarakat.
5) Lain-lain yang berhubungan dengan penghimpunan dana.
h. Kabag Pelayanan
Secara umum tugas Kabag Pelayanan adalah :
1) Membantu pimpinan dalam bidang :
a) Pembukuan, personalia dan umum.
b) Menyusun rencana kerja anggaran dan mengevaluasi serta
bertanggung jawab untuk mencapainya.
c) Menyusun laporan untuk kepentingan intern dan ekstern dalam
bidang tugasnya sesuai dengan ketentuan.
d) Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan tugas
kegiatan petugas dibawahnya.
2) Dalam melaksanakan tugas tersebut Kabag Pelayanan bertanggung
i. Kasie Pembukuan
Secara umum tugas Kasie Pembukuan adalah :
1) Menjurnal atas seluruh transaksi harian.
2) Mengarsip dokumen transaksi harian dengan tertib dan aman.
j. Kasie Personalia / Umum
Secara umum tugas Kasie Personalia / Umum adalah :
1) Mengagendakan surat-surat masuk dan keluar serta menyimpan
dengan baik.
2) Menyimpan bahan-bahan untuk penyelenggara rapat.
3) Merawat inventaris kantor dengan baik.
4) Pengadaan barang-barang kebutuhan kantor.
5) Mengurus dan menyusun administrasi kepegawaian.
k. Staf Pengawas Intern
Secara umum tugas Staf Pengawas Intern adalah :
1) Melakukan audit atas keuangan bank.
2) Meneliti kebenaran dan kelengkapan laporan keuangan bank.
3) Mengawasi pelaksanaan pemberian kredit.
4) Melaksanakan kas opname secara insidentil.
5) Membantu direksi dalam hierarki di bidang tugasnya.
6) Mengadakan pengawasan atas pelaksanaan anggaran baik
7) Mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan tata kerja di
seluruh unit kerja di kantor menurut kebutuhan yang berlaku serta
meninjau efisiensi kerja maupun efisiensi dana.
2. Aktivitas Magang Kerja
Dalam melaksanakan kegiatan aktivitas magang kerja penulis
mengikuti aturan kerja PD. BKK Mojogedang yakni disesuaikan
dengan jam kerja staf karyawan dengan ketentuan yang berlaku
sebagai berikut :
1) Senin s/d Jum’at : Pukul 08.00 s/d 14.00 WIB
2) Sabtu : Pukul 08.00 s/d 12.00 WIB
3) Ketentuan jam istirahat : Pukul 11.00 s/d 12.00 WIB
Tabel 3.1
Laporan Aktivitas Magang
No Kegiatan Tanggal kegiatan Divisi Magang
1. Minggu
26 s/d 30 April 2010 Bagian PBB, praktek
Keterangan tiap-tiap bagian:
a. Bagian Angsuran.
Pada bagian ini kegiatan yang penulis lakukan ialah membantu melayani
angsuran pinjaman langsung dari debitur, yaitu dengan bunga Flat sesuai
dengan kesepakatan diawal perjanjian
b. Bagian Tabungan.
Kegiatannya seperti mengisi slip formulir Tanda Terima Buku Tabungan
sesuai dengan data nasabah, tanda Terima Buku Tabungan ini diberikan
kepada nasabah sebagai bukti atas pembukaan rekening tabungan pada PD.
BKK Mojogedang.
c. Bagian pencairan kredit
Pada bagian ini kegiatan yang penulis lakukan ialah membantu menyiapkan
dokumen-dokumen apa saja yang diperlukan di bagian kredit jika ada nasabah
yang ingin mengajukan kredit ke PD. BKK Mojogedang.
d. Bagian PBB
Pada bagian ini kegiatan yang penulis lakukan ialah membantu nasabah dalam
pembayaran angsuran rutin PBB.
e. Praktek lapangan
Di bagian ini yang penulis lakukan adalah ikut terjun langsung ke lapangan
untuk dapat mengetahui secara langsung bagaimana proses survey pengajuan
kredit dan juga dapat mengetahui bagaimana sifat / watak nasabah. Selain itu
C. PEMBAHASAN MASALAH
1. Evaluasi Prosedur pemberian Kredit pada PD. BKK Mojogedang a. Syarat yang harus dipenuhi pemohon kredit
Untuk dapat mengajukan permohonan kredit pada PD. BKK
Mojogedang, calon debitur harus memenuhi syarat-syarat yang
ditetapkan di PD. BKK Mojogedang, antara lain sebagai berikut :
1. Calon debitur harus mempunyai KTP asli di wilayah kerja bank,
yaitu berada di Kecamatan Mojogedang dan begitu pula dengan
agunan harus berada di wilayah yang sama dengan calon debitur.
2. Calon debitur mempunyai kemampuan untuk membayar
angsuran pinjaman.
3. Calon debitur mempunyai kemampuan mengembalikan pinjaman
sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati.
4. Calon debitur bersedia mematuhi segala syarat-syarat dan
ketentuan yang terlampir dalam formulir permohonan pinjaman
dan surat perjanjian kredit.
b. Dokumen / persyaratan yang harus dilampirkan bersama formulir
permohonan pinjaman dibedakan berdasarkan jenis kredit, yaitu
sebagai berikut :
1) Kredit Umum
Syarat-syarat kredit umum:
a) Fotocopy KTP (fotocopy suami-istri yang sudah menikah)
c) Surat jaminan asli (BPKB, Sertifikat)
2) Kredit Mingguan
Syarat-syarat kredit mingguan adalah hanya Fotocopy KTP
(fotocopy suami-istri yang sudah menikah)
3) Kredit Karyawan / Potong Gaji
Syarat-syarat kredit Karyawan / Potong Gaji :
a) Fotocopy KTP (fotocopy suami-istri yang sudah menikah)
b) Fotocopy KK yang masih berlaku
c) SK pengangkatan terakhir dan kartu pegawai
2. Fungsi yang terkait
Fungsi yang terkait dalam prosedur pemberian kredit dapat disebutkan
sebagai berikut ini :
a. Pimpinan Direksi
Pimpinan direksi mempunyai tanggung jawab sebagai berikut :
1) Memberikan keputusan terhadap permohonan pinjaman yang
diberikan dengan melakukan kelayakan terhadap calon debitur.
2) Memberikan persetujuan atas formulir permohonan pinjaman
dan surat kuasa menjual yang diajukan oleh calon debitur dengan
menandatangani dokumen tersebut.
3) Bertanggung jawab terhadap kelancaran kredit yang diberikan
4) Bertugas mengawasi dan mengotorisasi dokumen-dokumen yang
digunakan dalam pemberian kredit.
b. Bagian kredit
Bagian kredit mempunyai tanggung jawab sebagai berikut :
1) Menerima pengajuan kredit dari calon kreditur.
2) Menyiapkan formulir permohonan pinjaman dan surat kuasa
menjual untuk diisi dan diotorisasi oleh pimpinan PD. BKK
Mojogedang.
3) Membantu membuatkan dokumen untuk memperlancar proses
pemberian kredit. Dokumen tersebut termasuk kartu pinjaman.
4) Melekukan survey ke lapangan berkaitan dengan pengajuan
kredit calon debitur, mengisi formulir analisa kredit yang
terlampir pada formulir permohonan pinjaman, dan kemudian
diserahkan kepada pimpinan untuk dinilai kelayakan calon
debitur.
5) Menerima agunan dari nasabah dan menilainya bersama
pimpinan dan selanjutnya diserahkan kepada kasir untuk
disimpan.
c. Bagian kasir
Bagian kasir mempunyai tanggung jawab sebagi berikut :
1) Bertanggung jawab terhadap keamanan kas dan memastikan
bahwa dana yang diberikan benar-benar telah diterima nasabah
2) Membuat bukti pengeluaran umum dan bukti mutasi kas harian
untuk mencatat seluruh pengeluaran kas dan membuat bukti
setoran pinjaman untuk mencatat setoran angsuran dari debitur.
3) Menyimpan surat kuasa menjual dan agunan yang diterima
debitur dalam brankas.
d. Bagian Pembukuan
Bagian pembukuan mempunyai tanggung jawab sebagai berikut :
1) Bertanggung jawab atas pembukuan seluruh transaksi yang ada
di PD. BKK Mojogedang terutama yang berhubungan dengan
pemberian kredit tersebut.
2) Bertugas membuat rekapitulasi mutasi kas dan melakukan
penghapusan dokumen-dokumen.
3) Membuat sistem akutansi dan menyiapkan laporan keuangan
secara harian, mingguan, bulanan, dan tahunan.
3. Dokumen yang digunakan
Dokumen yang digunakan untuk mempermudah pelaksanaan
pemberian kredit pada PD. BKK Mojogedang adalah sebagai berikut :
a. Formulir Permohonan Pinjaman (FPP)
Formulir ini diisi oleh petugas bank serta mendapat pengesahan dari
Kepala Desa di mana calon debitur bertempat tinggal. Formulir ini
pinjaman, keterangan usaha, dan jenis agunan yang dijaminkan
untuk memperoleh kredit.
b. SPK (Surat Perjanjian Kredit)
Surat ini dilampirkan pada agunan yang dijaminkan dengan materai
Rp. 6000,-. Surat ini digunakan untuk memperkuat posisi PD. BKK
Mojogedang apabila terjadi kredit macet. Maka apabila pelaksanaan
angsuran kredit dari calon debitur tidak lancar, pihak PD. BKK
Mojogedang mempunyai wewenang untuk menjual atau melelang
agunan yang dijaminkan. Apabila penjualan yang diperoleh
melebihi kreditnya, maka kelebihannya akan dikembalikan kepada
pemiliknya. Dokumen ini juga terlampir Surat Pernyataan Kuasa
Menjual.
c. Kartu Pinjaman (KP)
Kartu ini berisi tentang nama peminjam, beserta angsuran,dan
bunga yang dibayarkan. Kartu ini dibuat rangkap dua, dimana
lembar pertama diberikan kepada debitur dan lembar kedua diarsip
oleh bagian kredit. Bagian kredit ini yang mencatat dalam Kartu
Pinjaman apabila debitur tersebut akan mengangsur pinjaman.
d. Bukti Pengeluaran Umum (BPU 1)
Bukti ini berisi jumlah uang yang akan dibayarkan kepada debitur,
apabila debitur telah disetujui sebagi penerima kredit. Bukti ini
lembar kedua diberikan ke bagian kredit, dan lembar ketiga
disimpan oleh bagian kasir.
e. Bukti Penerimaan Umum (BPU 2)
Bukti ini berisi jumlah uang yang akan diterima oleh bank dari
debitur, yang isinya mengenai pembayaran administrasi / provisi
setelah debitur tersebut disetujui sebagai penerima kredit. Bukti ini
dibuat rangkap tiga, lembar pertama diberikan kepada debitur,
lembar kedua diberikan ke bagian kredit, dan lembar ketiga
disimpan oleh bagian kasir.
f. Bukti Setoran Pinjaman (BSP)
Bukti ini berisi jumlah uang yang akan dibayarkan kepada debitur
untuk melunasi angsuran pinjaman. Bukti ini dibuat rangkap dua,
lembar pertama diberikan kepada debitur dan lembar kedua
disimpan oleh bagian pembukuan.
4. Catatan Akutansi yang digunakan
a. Jurnal Umum atau Jurnal Harian
Jurnal ini digunakan untuk mencatat semua transaksi yang ada pada
PD. BKK Mojogedang, yang pada akhirnya akan digunakan untuk
membuat laporan keuangan.
b. Mutasi Kas Harian
Catatan ini digunakan oleh bagian kasir, untuk mencatat
Gambar 3. 2 BAGAN ALIR DOKUMEN PINJAMAN NASABAH
5. Prosedur Kredit
Prosedur pemberian kredit yang dilaksanakan di PD. BKK
Mojogedang adalah sebagai berikut :
a. NASABAH
Untuk nasabah baru maka harus mendaftar dahulu sebagai calon
debitur untuk mendapatkan kartu anggota di PD. BKK.
Mojogedang. Setelah mendapatkan kartu anggota itu, selanjutnya
meminta formulir pinjaman kepada bagian kasie kredit. Setelah
mendapat formulir pinjaman tersebut, nasabah mengisinya
kemudian menyerahkan kembali kepada bagian kasie kredit.
b. KASIE KREDIT
1) Bagian kasie kredit memeriksa formulir pinjaman, kemudian
menyerahkan ke bagian survey.
2) Membuatkan Slip Pinjaman dan diserahkan ke Pimpinan untuk
Acc.
3) Mengolah data pinjaman nasabah dan membuatkan laporan.
Kemudian memberikan laporan pinjaman nasabah lembar ke 2
ke pimpinan untuk diarsip, laporan ke 3 diberikan kasir.
Menyerahkan slip pinjaman lembar ke 1 dan kartu pinjaman
kepada nasabah bersama dengan uang pinjamnan. Sementara slip
pinjaman lembar ke 2 dan laporan lembar ke 1 diarsip kasie
c. BAGIAN SURVEY
Bagian survey melakukan survey kelayakan pinjaman. Jika disetujui
maka formulir permohonan pinjaman diserahkan ke bagian Kasie
kredit, dan jika tidak diterima maka dokumennya diarsip dan
selesai.
d. PIMPINAN
Pimpinan Acc dan tanda tangan formulir pinjaman kemudian
formulir pinjaman diserahkan ke Kasir.
e. KASIR
Setelah slip pinjaman di Acc oleh pimpinan, kasir memeriksa dan
memberikan uang, kemudian mengarsip slip pinjaman lembar ke 3.
Sementara slip pinjaman lembar ke 1 dan lembar ke 2 diserahkan
kepada bagian kasie kredit bersama uang.
6. Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Pemberian kredit
Unsur sistem Pengendalian Intern dalam pemberian kredit yang
diterapkan oleh PD. BKK Mojogedang adalah sebagai berikut:
a. Stuktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional
secara tegas
Stuktur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggung jawab
fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk
tanggung jawab fungsional di PD. BKK Mojogedang didasarkan
pada prinsip-prinsip berikut :
1) Telah ada pemisahan fungsi antara bagian kasir yaitu membuat
bukti pengeluaran umum, bukti mutasi kas harian, dan membuat
bukti setoran pinjaman dengan bagian pembukuan yang
melaksanakan pencatatan rekapitulasi dan slip jurnal atas bukti
pengeluaran umum dan penerimaan umum.
2) Telah ada pemisahan antara bagian kasir yaitu membuat bukti
pengeluaran umum, bukti mutasi kas harian, membuat bukti
setoran pinjaman, dan menyimpan agunan dalam brankas dengan
bagian kredit yaitu bagian yang melaksanakan tugasnya mulai
dari calon debitur, penilaian kelayakan kredit, sampai dengan
disetujuinya permohonan kredit tersebut dengan mendapatkan
otorisasi dari direksi.
b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan
Untuk menjaga kekayaan organisasi, setiap transaksi hanya terjadi
atas dasar otorisasi dari pegawai yang mempunyai wewenang untuk
menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Penggunaan wewenang
untuk memberikan otorisasi di PD. BKK Mojogedang didasarkan
pada hal-hal berikut :
1) Bendahara PD. BKK Mojogedang untuk memberikan otorisasi
blanko pernyataan pinjaman yang diserahkan oleh bagian simpan
2) Bagian simpan pinjam memberikan otorisasi terhadap bukti
pengeluaran kas dan penerimaan kas yang berkaitan dengan
transaksi pemberian kredit.
Prosedur pencatatan transaksi dibuat dalam catatan akutansi.
Formulir merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar
pencatatan transaksi.
Prosedur pencatatan transaksi yang dilaksanakan oleh PD. BKK
Mojogedang adalah sebagai berikut :
a) Bagian juru buku melaksanakan pencatatan rekapitulasi dan
slip jurnal atas bukti pengeluaran umum dan penerimaan
umum.
b) Bagian simpan pinjam melaksanakan pencatatan dalam kartu
simpan pinjam atas dasar blanko pernyataan pinjaman, bukti
pengeluaran umum, dan bukti penerimaan umum.
c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi
Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan
prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana
dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik
yang sehat. Adapun praktik yang sehat pada PD. BKK
Mojogedang adalah sebagai berikut :
1) Adanya pemeriksaan mendadak dari direksi kepada seluruh
bagian kasir untuk mencocokan jumlah uang yang tercantum
dalam laporan keuangan dan yang ada di tangan kasir.
2) Adanya perputaran jabatan di PD. BKK Mojogedang untuk
menghindari segala bentuk kecurangan yang dapat dilakukan oleh
karyawan.
3) Adanya pembentukan organisai yang bertugas untuk mengecek
efektifitas unsur-unsur SPI. Unit tersebut disebut Satuan
Pengawas Intern.
4) Adanya cuti wajib bagi karyawan yang merupakan salah satu
bentuk perhatian dari perusahaan untuk memotivasi dan
meningkatkan kinerja dari karyawan.
d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya
Tingkat kecakapan pegawai merupakan unsur yang penting dalam
Sistem Pengendalian Intern. Kualitas atau mutu karyawan yang
dimiliki oleh PD. BKK Mojogedang telah sesuai dengan tanggung
jawabnya. Banyak karyawan PD. BKK Mojogedang yang
berpendidikan sampai dengan diploma atau sarjana. PD. BKK
Mojogedang juuga sering mengirim karyawannya untuk mengikuti
pelatihan-pelatihan tentang perbankan. Dengan demikian terdapat
karyawan yang ahli dalam bidang yang menjadi tanggung
jawabnya, sehingga dapat melaksanakan pekerjaannya dengan
efektif dan efisien yang pada akhirnya dapat menciptakan karyawan
diandalkan. Adapun karyawan PD. BKK Mojogedang yang
berpendidikan sampai dengan diploma atau sarjana dapat dilihat
dari tabel berikut ini :
Tabel III. 2
Daftar lulusan karyawan PD. BKK Mojogedang
No NAMA Lulusan
1 Sutanto. HS, SE, MM Magister Manajemen
2 Yuniarti, SE Sarjana Ekonomi
3 Rohwiyati, SE Sarjana Ekonomi
4 Eko Susilo, SE Sarjana Ekonomi
5 Sri Retnowati, SE Sarjana Ekonomi
6 Siti Maryami, SE Sarjana Ekonomi
7 Endyah Dwi. A, S.sos Sarjana Sosiologi
8 Eko Purwanto, SE Sarjana Ekonomi
9 Agus Wahyu N, SE Sarjana Ekonomi
10 Andrian Pugar W SMA/sederajat
11 Saputro Dwi P SMA/sederajat
12 Irawati SMA/sederajat
13 Novi Agustin SMA/sederajat
14 Eric Pamungkas SMA/sederajat
15 Sri Hartanto, SH Sarjana Hukum
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan mengenai sistem pemberian kredit pada
PD. BKK Mojogedang, maka dapat ditarik kesimpulan :
1. Dokumen yang digunakan dalam sistem pemberian kredit pada PD. BKK
Mojogedang sudah lengkap dan baik, yakni berupa formulir permohonan
kredit, kartu identitas, kartu angsuran, tanda terima barang jaminan, bukti
pengeluaran kas, dan bukti penerimaan kas.
2. Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem pemberian kredit pada
PD. BKK Mojogedang secara keseluruhan sudah baik, antara lain berupa
jurnal, buku besar, buku bantu harian, dan neraca harian.
3. Prosedur pemberian kredit mulai dari pengajuan permohonan sampai
dengan pencairan kredit sudah dilaksanakan dengan baik dan sesuai
prosedur yang berlaku. Prosedur pembayaran juga sudah dilaksanakan
dengan baik.
4. Berkaitan dengan Sistem pengendalian intern bahwa system pemberian
kredit pada PD. BKK. Mojogedang sudah berjalan dengan baik walaupun
masih terdapat beberapa kelemahan, ini dapat dilihat dari dokumen yang
digunakan, yaitu Formulir Permohonan Pinjaman dan Surat Perjanjian
B. Saran
Dari pembahasan yang telah disampaikan, maka penulis dapat memberikan
beberapa saran sebagai berikut :
1. Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem pemberian kredit akan
lebih baik lagi apabila jurnal yang digunakan tidak hanya satu. Sebaiknya
setiap transaksi keuangan dibukukan tersendiri ke dalam jurnal khusus
seperti jurnal pengeluaran kas, jurnal penerimaan kas, dan jurnal umum.
2. Dokumen yang digunakan dalam sistem pemberian kredit seperti bukti
penerimaan kas, dan bukti pengeluaran kas sebaiknya diberi nomor urut
cetak. Hal ini perlu dilakukan untuk mengawasi pemakaiannya dan untuk
memudahkan identifikasi dan pencarian kembali dokumen yang
diperlukan.
3. Adanya papan informasi prosedur pemberian kredit di kantor PD. BKK.
DAFTAR PUSTAKA
Muljono, Teguh Pudjo. 2001. Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersiil. Edisi
ketiga. Yogyakarta : BPFE.
Mulyadi. Sistem Akuntansi,. Edisi ketiga. Jakarta : Salemba Empat, 2001.
Suyatno, Thomas, dkk. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta, 2003.
Zulkifli, Amsyah, Sistem Informasi Manajemen. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama, 2000.
Undang-undang perbankan no.7 tahun 1992.