• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV SD Pangudi Luhur Sedayu Bantul.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV SD Pangudi Luhur Sedayu Bantul."

Copied!
328
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Wibowo, Yohanes Eko Lisanto. 2013. Implementasi Perangkat Pembelajaran Penjkmlahan Pecahan Menggknakan Pendekatan PMRI di Kelas IV SD Pangkdi Lkhkr Sedayk Bantkl. Skripsi. Yogyakarta: Program Stkdi Pendidikan Gkrk Sekolah Dasar, Fakkltas Kegkrkan dan Ilmk Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertkjkan kntkk (1) mendeskripsikan bagaimana implementasi perangkat pembelajaran penjkmlahan pecahan menggknakan pendekatan PMRI di kelas IV SD Pangkdi Lkhkr Sedayk, (2) mendeskripsikan bagaimana kemkncklan indikator-indikator setiap karakteristik pada implementasi perangkat pembelajaran penjkmlahan pecahan menggknakan pendekatan PMRI di kelas IV SD Pangkdi Lkhkr Sedayk Bantkl.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Skbjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Pangkdi Lkhkr Sedayk yang berjkmlah 25 siswa. Implementasi dilaksanakan sebanyak empat kali pertemkan. Penelitian ini merkpakan lanjktan dari penelitian tahkn lalk. Langkah-langkah penelitian terdiri dari lima tahapan yaitk mempelajari penelitian tahkn lalk, revisi perangkat pembelajaran, validasi, kji keterbacaan dan implementasi. Data yang dikkmpklkan berkpa data kkantitatif dan kkalitatif. data kkantitatif diperoleh dari hasil validasi perangkat pembelajaran, hasil angket kji keterbacaan, hasil angket respon siswa dan hasil evalkasi belajar siswa. Data kkalitatif diperoleh dari transkripsi video proses pembelajaran, observasi kelas dan wawancara. Data yang diperoleh disajikan dalam bentkk deskripsi.

Hasil penelitian ini adalah proses implementasi perangkat pembelajaran penjkmlahan pecahan menggknakan pendekatan PMRI di SD Pangkdi Lkhkr Sedayk dapat berjalan seskai dengan rancangan dalam perangkat pembelajaran. Indikator-indikator pada setiap karakteristik PMRI skdah mknckl dalam proses pembelajaran. Indikator dari karakteristik penggknaan konteks dan karakteristik keterkaitan mknckl sangat maksimal dalam proses pembelajaran. Indikator dari karakteristik penggknaan model dan penggknaan interaktivitas siswa mknckl maksimal dalam proses pembelajaran. Sedangkan indikator dari karakteristik penggknaan kontribksi siswa mknckl ckkkp maksimal dalam proses pembelajaran.

(2)

ABSTRACT

Wibowo, Yohanes Eko Lisanto. 2013. Implementation of The Learning Instrkments of Fractions Addition ksing PMRI Approach in the Fokrth Grade of Pangkdi Lkhkr Sedayk Bantkl Elementary School. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher Edkcation Stkdy Program, Facklty of Teacher Training and Edkcation, Sanata Dharma University.

This research aimed (1) to describe how was the process of the implementation learning instrkments of fractions addition ksing PMRI approach in the fokrth grade of Pangkdi Lkhkr Sedayk Bantkl Elementary School, (2) to describe how the five indicators of PMRI characteristics appeared dkring the learning process in the fokrth grade of Pangkdi Lkhkr Sedayk Bantkl Elementary School.

This research was descriptive research. The Skbjects of the research were 25 stkdents of the fokrth grade in Pangkdi Lkhkr Sedayk Elementary School. The Implementation was held in fokr meetings. This research was the continkation of last year's research. The steps of this research consisted of five stages: learning the last year’s research, revising the learning instrkment, validation, the readability test and the implementation. The data were collected in the form of qkantitative and qkalitative data. The qkantitative data were obtained from the resklts of the validation stkdy, the resklts of the qkestionnaire reliability test, the resklts of stkdents’ qkestionnaire responses and the evalkation of stkdents learning oktcomes. The qkalitative data were obtained from the video transcript of learning process, class observation and interview. The obtained data were presented in the form of descriptions.

The resklt of the research was the implementation process of learning instrkment fractions addition ksing PMRI approach in the fokrth grade of Pangkdi Lkhkr Sedayk Bantkl Elementary School went well in accordance with the design of the learning instrkment. The indicators of PMRI characteristic had already appeared dkring the learning process. The indicators of characteristics from the kse of context and linkages appeared in a very maximkm amoknt dkring the learning process. The indicators of the characteristics from the kse of model and kse of stkdents’ interactivity appeared in a maximkm amoknt dkring the learning process. Meanwhile, the indicators of the characteristics from the kse of stkdents’ contribktion appeared well enokgh in the learning process.

(3)

IMPLMMMNTASI PMRANGKAT PMMBMLAJARAN PMNJUMLAHAN PMCAHAN MMNGGUNAKAN PMNDMKATAN PMRI DI KMLAS IV

SD PANGUDI LUHUR SMDAYU BANTUL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Proeram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh:

Yohanes Eko Lisanto Wibowo NIM: 091134078

PROGRAM STUDI PMNDIDIKAN GURU SMKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PMNDIDIKAN

FAKULTAS KMGURUAN DAN ILMU PMNDIDIKAN UNIVMRSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

IMPLMMMNTASI PMRANGKAT PMMBMLAJARAN PMNJUMLAHAN PMCAHAN MMNGGUNAKAN PMNDMKATAN PMRI DI KMLAS IV

SD PANGUDI LUHUR SMDAYU BANTUL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Proeram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh:

Yohanes Eko Lisanto Wibowo NIM: 091134078

PROGRAM STUDI PMNDIDIKAN GURU SMKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PMNDIDIKAN

FAKULTAS KMGURUAN DAN ILMU PMNDIDIKAN UNIVMRSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 24 November 2013 Penulis

(8)

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Yohanes Eko Lisanto Wibowo

NIM : 091134078

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

Implementasi Perangkat Pembelajaran Penjumlahan Pecahan Menggunakan Pendekatan PMRI di Kelas IV SD Pangudi Luhur Sedayu Bantul

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk penggalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 24 November 2013 Penulis

(9)

vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Moto:

“Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan dan bertekunlah dalam doa.”

–Roma (12:12)–

“Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan selama ada komitmen bersama untuk menyelesaikannya.”

–NN–

Persembahan:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu senantiasa

memberikan berkat, rahmat, serta perlindungan kepadaku

setiap saat.

 Kedua orang tuaku, bapak Ignatius Sukamto, A.KS., M.Si. dan

ibu Monica Wartiyem, S.Pd. yang selalu mendoakan,

memberikan semangat dan selalu sabar serta percaya bahwa

aku mampu menyelesaikan sekolahku.

 Adikku Maria Dwi Hani Utari yang selalu mendoakan dan

memberikan semangat.

(10)

vii ABSTRAK

Wibowo, Yohanes Eko Lisanto. 2013. Implementasi Perangkat Pembelajaran Penjumlahan Pecahan Menggunakan Pendekatan PMRI di Kelas IV SD Pangudi Luhur Sedayu Bantul. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan bagaimana implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV SD Pangudi Luhur Sedayu, (2) mendeskripsikan bagaimana kemunculan indikator-indikator setiap karakteristik pada implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV SD Pangudi Luhur Sedayu Bantul.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Pangudi Luhur Sedayu yang berjumlah 25 siswa. Implementasi dilaksanakan sebanyak empat kali pertemuan. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian tahun lalu. Langkah-langkah penelitian terdiri dari lima tahapan yaitu mempelajari penelitian tahun lalu, revisi perangkat pembelajaran, validasi, uji keterbacaan dan implementasi. Data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif dan kualitatif. data kuantitatif diperoleh dari hasil validasi perangkat pembelajaran, hasil angket uji keterbacaan, hasil angket respon siswa dan hasil evaluasi belajar siswa. Data kualitatif diperoleh dari transkripsi video proses pembelajaran, observasi kelas dan wawancara. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk deskripsi.

Hasil penelitian ini adalah proses implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI di SD Pangudi Luhur Sedayu dapat berjalan sesuai dengan rancangan dalam perangkat pembelajaran. Indikator-indikator pada setiap karakteristik PMRI sudah muncul dalam proses pembelajaran. Indikator dari karakteristik penggunaan konteks dan karakteristik keterkaitan muncul sangat maksimal dalam proses pembelajaran. Indikator dari karakteristik penggunaan model dan penggunaan interaktivitas siswa muncul maksimal dalam proses pembelajaran. Sedangkan indikator dari karakteristik penggunaan kontribusi siswa muncul cukup maksimal dalam proses pembelajaran.

(11)

viii ABSTRACT

Wibowo, Yohanes Eko Lisanto. 2013. Implementation of The Learning Instruments of Fractions Addition using PMRI Approach in the Fourth Grade of Pangudi Luhur Sedayu Bantul Elementary School. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University. This research aimed (1) to describe how was the process of the implementation learning instruments of fractions addition using PMRI approach in the fourth grade of Pangudi Luhur Sedayu Bantul Elementary School, (2) to describe how the five indicators of PMRI characteristics appeared during the learning process in the fourth grade of Pangudi Luhur Sedayu Bantul Elementary School.

This research was descriptive research. The Subjects of the research were 25 students of the fourth grade in Pangudi Luhur Sedayu Elementary School. The Implementation was held in four meetings. This research was the continuation of last year's research. The steps of this research consisted of five stages: learning the last year’s research, revising the learning instrument, validation, the readability test and the implementation. The data were collected in the form of quantitative and qualitative data. The quantitative data were obtained from the results of the validation study, the results of the questionnaire reliability test, the results of students’ questionnaire responses and the evaluation of students learning outcomes. The qualitative data were obtained from the video transcript of learning process, class observation and interview. The obtained data were presented in the form of descriptions.

The result of the research was the implementation process of learning instrument fractions addition using PMRI approach in the fourth grade of Pangudi Luhur Sedayu Bantul Elementary School went well in accordance with the design of the learning instrument. The indicators of PMRI characteristic had already appeared during the learning process. The indicators of characteristics from the use of context and linkages appeared in a very maximum amount during the learning process. The indicators of the characteristics from the use of model and use of students’ interactivity appeared in a maximum amount during the learning process. Meanwhile, the indicators of the characteristics from the use of students’ contribution appeared well enough in the learning process.

(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan pihak lain, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Ibu E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. Ibu Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan saran, masukkan, dorongan semangat, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Ibu Veronika Fitri Rianasari, M.Sc., selaku dosen pembimbing II yang telah

memberi saran, dukungan dan bimbingan selama penulisan skripsi ini.

6. Ibu Theresis Yunia Setyawan, S.Pd., M.Hum. yang telah berkenan menjadi dosen penguji dan memberikan saran untuk menyempurnakan skripsi ini. 7. Seluruh dosen dan staf PGSD yang telah membimbing dan melayani kami. 8. Bapak Drs. Petrus Silam selaku Kepala Sekolah SD Pangudi Luhur Sedayu

Bantul yang telah mengijinkan peneliti untuk melakukan penelitian.

9. Ibu Sri Lestari, S.Pd. selaku guru kelas IV SD Pangudi Luhur Sedayu Bantul yang telah memberikan bantuan dalam pelaksanaan penelitian ini.

10. Seluruh guru dan staf SD Pangudi Luhur Sedayu Bantul yang telah membimbing dan melayani kami.

(13)

x

12. Bapak, Ibu dan Adikku yang telah memberikan doa, semangat dan kasih sayang kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

13. Teman-teman kelas 8C angkatan 2009 atas semangat, dukungan dan kebersamaannya selama berproses dalam kegiatan perkuliahan.

14. Teman-teman seperjuangan payung PMRI (Winda, Tika, Stevani, Dini, Tyas, Lina, Kristian, Novi, Erni) yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama melaksanakan bimbingan.

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang juga telah memberikan bantuan dan dukungan selama penelitian maupun penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengaharapkan masukan, saran dan kritik yang membangun demi menyempurnakan penelitian ini. Penulis berharap semoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi Universitas Sanata Dharma.

Yogyakarta, 24 November 2013 Penulis

(14)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv

PERNYATAAN PUBLIKASI ... v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Definisi Operasional ... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Implementasi ... 8

2. Pembelajaran ... 9

3. Perangkat Pembelajaran ... 9

4. Pendekatan Pembelajaran ... 11

5. Pendekatan PMRI ... 12

6. Pembelajaran Matematika ... 20

7. Pecahan ... 21

(15)

xii BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 25

B. Setting Penelitian ... 27

C. Rancangan Penelitian ... 28

D. Instrumen Penelitian ... 31

E. Teknik Pengumpulan Data ... 33

F. Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Paparan Penelitian Tahun Lalu ... 36

B. Paparan Revisi Perangkat Pembelajaran ... 39

C. Validasi Perangkat Pembelajaran ... 64

D. Uji Keterbacaan ... 65

E. Paparan Hasil Analisis dan Pembahasan Implementasi Perangkat Pembelajaran ... 66

1. Deskripsi Pelaksanaan ... 67

2. Hasil Analisis Kemunculan Indikator setiap Karakteristik PMRI ... 74

3. Rangkuman Kemunculan Indikator ... 134

4. Respon Guru dan Siswa ... 143

F. Refleksi Implementasi ... 148

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 150

B. Saran ... 152

(16)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model of dan model for ... 19

Gambar 3.1 Tahapan penelitian kualitatif ... 26

Gambar 3.2 Bagan rancangan penelitian ... 28

Gambar 4.1 Jawaban kelompok sepertiga pada LKS pertemuan 2 ... 77

Gambar 4.2 Siswa terlihat bersemangat ketika melakukan permaianan “Papan Harga” ... 82

Gambar 4.3 Media pembelajaran pada pertemuan pertama ... 86

Gambar 4.4 Hasil potongan tahu kelompok satuperdua ... 89

Gambar 4.5 Hasil potongan tahu kelompok satu perlima ... 90

Gambar 4.6 Pekerjaan kelompok satu perenam ... 91

Gambar 4.7 Hasil pekerjaan S5 pada soal evaluasi pertemuan 2 ... 92

Gambar 4.8 Siswa menggunakan media papan pecahan ... 93

Gambar 4.9 Jawaban LKS no 1 pada pertemuan ketiga ... 94

Gambar 4.10 Tempe yang dianalogikan menjadi papan pecahan ... 97

Gambar 4.11 Pekerjaan S13 pada LKS pertemuan 3 ... 98

Gambar 4.12 Pekerjaan S24 pada LKS pertemuan 3 ... 98

Gambar 4.13 Hasil potongan tahu kelompok satu perdua ... 99

Gambar 4.14 Hasil potongan tahu kelompok satu perlima ... 99

Gambar 4.15 Siswa mendemonstrasikan soal cerita yang terdapat dalam LKS pertemuan 1 ... 111

Gambar 4.16 Guru membimbing siswa untuk menyelesaikan soal LKS pada pertemuan kedua ... 112

Gambar 4.17 Guru berkeliling melihat diskusi siswa ... 115

Gambar 4.18 Siswa di dalam kelompok bekerjasama memotong tahu sesuai dengan soal pada LKS ... 119

Gambar 4.19 Siswa mengangkat tangan untuk memberikan pendapat ... 122

Gambar 4.20 Siswa memperhatikan salah satu kelompok yang membacakan hasil pekerjaannya di papan tulis ... 124

(17)

xiv

Gambar 4.22 Bentuk-bentuk bangun datar untuk membagi siswa

ke dalam kelompok ... 126

Gambar 4.23 Pekerjaan S13 pada LKS pertemuan 3 ... 129

Gambar 4.24 Hasil tulisan siswa di papan tulis ... 132

Gambar 4.25 Pekerjaan kelompok satu perenam pada LKS ... 133

(18)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria tingkat kualitas produk ... 35

Tabel 4.1 Revisi alokasi waktu pada silabus dan RPP ... 40

Tabel 4.2 Revisi pengalaman belajar pada silabus dan RPP ... 41

Tabel 4.3 Revisi pada LKS ... 49

Tabel 4.4 Revisi soal evaluasi ... 55

Tabel 4.5 Revisi bahan ajar ... 59

Tabel 4.6 Hasil validasi ahli ... 64

Tabel 4.7 Hasil jawaban siswa dari angket uji keterbacaan ... 66

Tabel 4.8 Kriteria kemunculan indikator karakteristik PMRI ... 135

Tabel 4.9 Rangkuman kemunculan indikator karakteristik penggunaan konteks ... 135

Tabel 4.10 Rangkuman kemunculan indikator karakteristik penggunaan model ... 137

Tabel 4.11 Rangkuman kemunculan indikator karakteristik penggunaan kontribusi siswa ... 138

Tabel 4.12 Rangkuman kemunculan indikator karakteristik penggunaan interaktivitas ... 140

Tabel 4.13 Rangkuman kemunculan indikator karakteristik penggunaan keterkaitan ... 142

Tabel 4.14 Hasil wawancara dengan siswa ... 144

Tabel 4.15 Hasil angket respon siswa ... 146

(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus ... 157

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pertemuan 1 ... 166

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pertemuan 2 ... 170

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pertemuan 3 ... 175

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pertemuan 4 ... 179

Lampiran 6 Materi ajar ... 183

Lampiran 7 Bahan ajar ... 188

Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa pertemuan 1 ... 203

Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa pertemuan 2 ... 207

Lampiran 10 Lembar Kerja Siswa pertemuan 3 ... 211

Lampiran 11 Lembar Kerja Siswa pertemuan 4 ... 214

Lampiran 12 Kisi-kisi soal evaluasi ... 216

Lampiran 13 Kriteria penilaian soal evaluasi ... 219

Lampiran 14 Soal evaluasi pertemuan 1 ... 220

Lampiran 15 Soal evaluasi pertemuan 2 ... 221

Lampiran 16 Soal evaluasi pertemuan 3 ... 222

Lampiran 17 Soal evaluasi pertemuan 4 ... 223

Lampiran 18 Kunci jawaban soal evaluasi pertemuan 1 ... 224

Lampiran 19 Kunci jawaban soal evaluasi pertemuan 2 ... 224

Lampiran 20 Kunci jawaban soal evaluasi pertemuan 3 ... 225

Lampiran 21 Kunci jawaban soal evaluasi pertemuan 4 ... 225

Lampiran 22 Instrumen validasi ... 227

Lampiran 23 Hasil validasi perangkat pembelajaran ... 231

Lampiran 24 Hasil olah data validasi perangkat pembelajaran ... 243

Lampiran 25 Kisi-kisi angket uji keterbacaan ... 249

Lampiran 26 Angket uji keterbacaan ... 249

Lampiran 27 Kisi-kisi angket respon siswa ... 250

Lampiran 28 Angket respon siswa ... 250

Lampiran 29 Lembar indikator karakteristik PMRI ... 251

(20)

xvii

Lampiran 31 Lembar pedoman wawancara siswa ... 254

Lampiran 32 Rubrik penilaian proses ... 255

Lampiran 33 Hasil pekerjaan siswa pada LKS pertemuan 1 ... 259

Lampiran 34 Hasil pekerjaan siswa pada LKS pertemuan 2 ... 262

Lampiran 35 Hasil pekerjaan siswa pada LKS pertemuan 3 ... 265

Lampiran 36 Hasil pekerjaan siswa pada LKS pertemuan 4 ... 267

Lampiran 37 Hasil pekerjaan siswa pada soal evaluasi ... 268

Lampiran 38 Hasil penilaian siswa ... 270

Lampiran 39 Transkripsi pertemuan 1 ... 273

Lampiran 40 Transkripsi pertemuan 2 ... 283

Lampiran 41 Transkripsi pertemuan 3 ... 292

Lampiran 42 Transkripsi pertemuan 4 ... 300

Lampiran 43 Foto kegiatan implementasi ... 305

Lampiran 44 Surat ijin melakukan penelitian ... 306

Lampiran 45 Surat pernyataan telah melakukan penelitian ... 307

(21)

1 BABBIB

PENDAHULUANB

Pada bab I ini akan diuraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional yang digunakan

dalam penelitian. Kelima hal tersebut dipaparkan dalam sub bab berikut ini.

A. LatarBBelakangB

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk jenjang sekolah

dasar memuat delapan mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri.

Dari beberapa mata pelajaran yang disajikan di sekolah dasar, matematika

adalah salah satu mata pelajaran yang menjadi kebutuhan dalam melatih

penalaran siswa. Dalam KTSP (2006: 153) dijelaskan bahwa matematika

sebagai suatu mata pelajaran di sekolah yang dinilai cukup memegang

peranan yang penting, karena metematika merupakan suatu sarana untuk

membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis,

kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.

Sebagai pengetahuan, matematika mempunyai ciri-ciri khusus antara

lain abstrak. Muhsetyo (2008: 1.2) mengutip pernyataan dari Soedjadi yang

menyatakan bahwa keabstrakan matematika terjadi karena objek dasarnya

abstrak, yaitu fakta, konsep, operasi, dan prinsip. Ciri dari keabstrakan

matematika tersebut menyebabkan pelajaran matematika tidak mudah untuk

dipelajari.

Salah satu materi mata pelajaran matematika yang tidak mudah

(22)

43) mengutip pernyataan dari Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana

Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan yang menyatakan bahwa

pecahan merupakan salah satu topik yang sulit untuk diajarkan. Kesulitan itu

terlihat dari kurang bermaknanya kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh

guru dan sulitnya pengadaan media pembelajaran. Akibatnya guru langsung

mengajarkan pengenalan angka, seperti pada pecahan , 1 disebut pembilang

dan 2 disebut penyebut.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di kelas IV SD

Pangudi Luhur Sedayu Bantul, diperoleh informasi bahwa guru menjelaskan

cara mengurangkan bilangan bulat dengan memberikan langkah-langkah

penyelesaian soal kepada siswa. Dalam kegiatan pembelajaran guru

menjelaskan langkah-langkah penyelesaian pengurangan bilangan bulat

dengan menuliskannya di papan tulis. Hal ini menunjukkan bahwa guru lebih

banyak mengajarkan prosedur tanpa menjelaskan konsep yang melandasi

prosedur tersebut. Guru menyampaikan materi lebih banyak menggunakan

metode ceramah dan tanya jawab. Setelah guru menjelaskan langkah-langkah

penyelesaian, kemudian guru memberikan soal-soal latihan tanpa mengaitkan

konsep yang diajarkan dengan konteks kehidupan sehari-hari anak.

Siswa pada jenjang sekolah dasar umurnya berkisar antara enam

sampai tiga belas tahun. Menurut Piaget (dalam Heruman, 2008: 1)

“siswa sekolah dasar berada pada fase operasional konkret. Kemampuan yang tampak dalam fase ini adalah kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkret.”

Oleh sebab itu pembelajaran untuk siswa di tingkat sekolah dasar hendaknya

(23)

dalam setiap pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami materi

yang disampaikan oleh guru.

Salah satu pendekatan pembelajaran matematika yang bertumpu pada

realita kehidupan sehari-hari anak adalah pendekatan Pendidikan Matematika

Realistik Indonesia (PMRI). PMRI dikembangkan berdasarkan pemikiran

Hans Sreudenthal yang berpendapat bahwa matematika merupakan aktivitas

insani dan harus dikaitkan dengan realita dan dekat dengan pengalaman anak

serta relevan dengan kehidupan di masyarakat. Widjajanti (2009: 3)

menjelaskan peran siswa dalam pendekatan PMRI yaitu

“para siswa belajar matematika mulai dengan situasi, strategi-strategi dan pengetahuan informal dalam dunia nyata. Dunia nyata digunakan untuk pengembangan ide dan konsep matematika siswa. Dari dunia nyatalah siswa belajar mengkonstruksi matematika formal dengan mematisasikan masalah-masalah kontekstual, dan dengan matematisasikan prosedur-prosedur penyelesaiannya.”

Dalam pembelajaran matematika, siswa dihadapkan kepada masalah-masalah

kontekstual dari dunia nyata yang pemecahannya dapat dilakukan dengan

berbagai cara atau yang jawabannya bervariasi. Hal ini dapat menjadikan

belajar matematika sebagai suatu kegiatan yang mampu menarik perhatian

siswa. Dengan demikian siswa diharapkan akan memperoleh pengetahuan

matematika melalui penemuan kembali matematika, diskusi antar siswa dan

refleksi. Dengan kata lain, pendekatan PMRI ini menekankan siswa belajar

matematika melalui proses matematisasi yaitu proses perkembangan dari

dunia nyata ke dunia matematika.

Berangkat dari keadaan pembelajaran matematika di sekolah dasar

yang proses pembelajarannya masih bersifat abstrak, maka penelitian yang

(24)

matematika dengan menggunakan pendekatan PMRI. Penelitian ini akan

melakukan implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan yang

didesain sesuai dengan pendekatan PMRI. Selain itu, penelitian ini

merupakan lanjutan dari penelitian tahun lalu (Pusporini, Vetriyanto,

Wahyuningtyas, Kurniasih, Roimartini, 2012) yang telah menghasilkan

produk berupa perangkat pembelajaran khususnya pada materi penjumlahan

pecahan di kelas IV SD. Produk perangkat pembelajaran penjumlahan

pecahan menggunakan pendekatan PMRI tersebut akan diimplementasikan

pada siswa kelas IV SD Pangudi Luhur Sedayu Bantul guna mengetahui

proses implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan

menggunakan pendekatan PMRI tersebut terhadap pembelajaran matematika

di SD Pangudi Luhur Sedayu Bantul. Dengan demikian, maka judul

penelitian yang diambil oleh peneliti adalah “Implementasi Perangkat

Pembelajaran Penjumlahan Pecahan Menggunakan Pendekatan PMRI di

Kelas IV SD Pangudi Luhur Sedayu Bantul”.

B. RumusanBMasalahB

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah.

1. Bagaimana implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan

menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV SD Pangudi Luhur Sedayu

(25)

2. Bagaimana kemunculan indikator-indikator setiap karakteristik pada

implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan

menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV SD Pangudi Luhur Sedayu

Bantul?

C. TujuanBPenelitianB

Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka tujuan yang

ingin dicapai antara lain.B

1. Mendeskripsikan proses implementasi perangkat pembelajaran

penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV SD

Pangudi Luhur Sedayu Bantul.

2. Mendeskripsikan kemunculan indikator-indikator setiap karakteristik

pada implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan

menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV SD Pangudi Luhur Sedayu

Bantul.

D. ManfaatBPenelitianB

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa,

guru maupun sekolah. Adapun manfaat dari penelitian ini dapat diuraikan

sebagai berikut.

1. Bagi siswa

a. Menumbuhkan minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika

sehingga siswa dapat aktif dalam kegiatan pembelajaran.

(26)

c. Membantu siswa untuk lebih aktif, berinteraksi dan berkomunikasi

dengan orang lain.

2. Bagi guru

a. Memberikan pengalaman kepada guru proses pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan PMRI.

b. Membuat guru menjadi lebih kreatif dalam menciptakan kegiatan

pembelajaran di kelas.

3. Bagi sekolah

a. Meningkatkan mutu pendidikan di sekolahnya dengan menggunakan

inovasi-inovasi kegiatan pembelajaran.

b. Menambah referensi bacaan yang dimanfaatkan sebagai contoh

pembelajaran inovatif di kelas.

E. DefinisiBOperasionalB

Definisi operasional bertujuan untuk menghindari persepsi yang

berbeda-beda dalam pemahaman istilah yang digunakan dalam penelitian ini.

Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut.

1. Implementasi adalah pelaksanaan atau penerapan suatu ide, konsep,

kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis yang dapat

memberikan dampak baik berupa perubahan pengetahuan, ketrampilan,

nilai dan sikap.

2. Perangkat pembelajaran adalah perlengkapan kegiatan pembelajaran yang

disusun secara sistematis dan digunakan oleh guru dalam proses

(27)

3. Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) adalah

suatu pendekatan matematika yang memandang bahwa matematika

merupakan suatu bentuk aktivitas manusia, sehingga proses

pembelajarannya diawali dengan menggunakan masalah kontekstual

sebagai pondasi dalam membangun konsep matematika.

4. Pecahan adalah bilangan rasional yang dapat ditulis dalam bentuk

dengan a dan b merupakan bilangan bulat, b tidak sama dengan nol, dan

(28)

8 BABBIIB

LANDASANBTEORIB

Pada bab II ini akan diuraikan hal-hal yang terkait dengan kajian pustaka dan kerangka berpikir. Kajian pustaka akan berisi penjelasan variabel-variabel yang berkaitan dengan rumusan masalah, yaitu implementasi, pembelajaran, perangkat pembelajaran, pendekatan pembelajaran, pendekatan PMRI, pembelajaran matematika dan pecahan.B

A. KajianBPustakaB

1. ImplementasiB

Implementasi dalam Kamus Terbaru Bahasa Indonesia (KTBI, 2008: 299) memiliki arti penerapan, pelaksanaan. Sedangkan Mulyasa (2008: 178) menjelaskan arti dari implementasi, yaitu suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap. Pengertian implementasi juga diungkapkan oleh Sanjaya (2008: 25) yaitu pelaksanaan dari strategi dan penetapan sumber daya.

(29)

2. PembelajaranB

Pengertian pembelajaran diartikan berbeda-beda oleh para ahli pendidikan. Daryanto dan Tasrial (2012: 154) mengartikan pembelajaran sebagai suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Winataputra (2008) mengutip pendapat Gagne, Briggs dan Wager yang menyatakan pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Sedangkan Winataputa (2008) sendiri mengartikan pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik.

Berdasarkan pengertian pembelajaran yang diungkapkan para ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk memfasilitasi siswa dalam belajar supaya dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dalam kegiatan pembelajaran, interaksi siswa tidak dibatasi oleh kehadiran guru secara fisik. Siswa dapat belajar melalui bahan ajar selain dari guru, seperti program audio, bahan ajar cetak, program televisi, dan lain sebagainya.

3. PerangkatBPembelajaranB

(30)

digunakan dalam proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran tersebut terdiri dari silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), instrumen evaluasi, serta bahan ajar siswa. Ibrahim dalam Trianto (2009: 201-236) menjelaskan arti dari masing-masing perangkat pembelajaran, yaitu sebagai berikut.

a. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu atau kelompok mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah panduan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yang disusun dalam skenario kegiatan. Skenario kegiatan pembelajaran dikembangkan dari rumusan tujuan pembelajaran yang mengacu dari indikator untuk mencapai hasil belajar sesuai kurikulum berbasis kompetensi.

c. Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan pemecahan masalah. LKS dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi.

(31)

e. Bahan ajar merupakan buku panduan bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran yang memuat materi pelajaran.

Berdasarkan penjelasan dari Trianto (2009) maka dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran adalah perlengkapan kegiatan pembelajaran yang disusun secara sistematis dan digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran terdiri dari silabus, RPP, LKS, intrumen evaluasi dan bahan ajar.

4. PendekatanBPembelajaranB

Pendekatan pembelajaran menurut Suyono dan Hariyanto (2011: 18) adalah suatu himpunan asumsi yang saling berhubungan dan terkait dengan sifat pembelajaran. Suyono dan Hariyanto (2011) juga menjelaskan bahwa dalam pengertian pendekatan pembelajaran tergambarkan latar psikologis dan latar pedagogis dari pilihan metode pembelajaran yang akan digunakan dan diterapkan oleh guru bersama siswa. Selain pendapat dari Suyono dan Hariyanto (2011) tentang pengertian pendekatan pembelajaran, Mikarsa, dkk (2007: 7.4) menjelaskan pendekatan pembelajaran sebagai kerangka acuan yang dianut seorang guru dalam praktik pembelajaran yang dilakukan melalui pengorganisasian siswa dan pengolahan pesan untuk mencapai sasaran belajar berupa peningkatan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor serta kepribadian siswa secara keseluruhan.

(32)

pendekatan pembelajaran adalah kerangka acuan dalam pemilihan metode pembelajaran yang digunakan guru bersama siswa untuk mencapai sasaran belajar.

B

5. PendekatanBPendidikanBMatematikaBRealistikBIndonesiaB(PMRI)B

a. SejarahBPMRIB

Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) adalah sebuah gebrakan baru pendekatan pembelajaran dalam dunia pendidikan di Indonesia. Pendekatan PMRI ini merupakan adaptasi dari Realistic Matheiatics Education (RME) yang dikembangkan di Belanda oleh Hans Freudenthal dan kawan-kawan dari Freudenthal Institute pada tahun 1970-an. RME mulai diterapkan di Indonesia dengan nama PMRI sejak tahun 2001. Wijaya (2012: 3) menjelaskan bahwa PMRI dikembangkan oleh Institut Pengembang PMRI (IP PMRI) yang diketuai oleh R. K. Sembiring dengan melibatkan empat universitas di Indonesia.

Pandangan Hans Freudenthal yang melandasi pengembangan RME diulas oleh beberapa ahli pendidikan di Indonesia seperti Wijaya, Daryanto dan Trasial serta Ali. Wijaya (2012: 20) mengutip pernyataan Freudenthal yang berpandangan bahwa “iatheiatics is a huian activity”. Menurut Wijaya (2012) pandangan Freudenthal

(33)

Wijaya, Daryanto dan Tasrial (2012) juga memaparkan bahwa pendekatan RME dikembangkan berdasarkan pemikiran Freudenthal yang menyatakan bahwa matematika merupakan aktivitas insani (huian activities) dan harus dikaitkan dengan realitas. Pandangan Freudenthal yang melandasi pengembangan RME juga dijelaskan oleh Ali (2007). Ali (2007: 176) menjelaskan bahwa Freudenthal memiliki pandangan agar matematika memiliki nilai kemanusiaan (huian value) sehingga pembelajarannya harus dikaitkan dengan realita, yaitu

dekat dengan pengalaman anak serta relevan untuk kehidupan masyarakat. Ali (2007: 177) berpendapat bahwa RME mencerminkan suatu pandangan tentang matematika sebagai subject iatter yaitu bagaimana anak belajar matematika dan bagaimana matematika seharusnya diajarkan.

Berdasarkan pendapat dari para ahli pendidikan tersebut, dapat disimpulkan bahwa para ahli pendidikan tersebut memiliki kesamaan dalam menafsirkan pandangan dari Freudenthal. Mereka menjelaskan pandangan Freudenthal bahwa matematika merupakan aktivitas manusia, sehingga dari pandangan Freudenthal tersebut maka terciptalah RME.

(34)

siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendekatan PMRI adalah suatu pendekatan matematika yang memandang bahwa matematika merupakan suatu bentuk aktivitas manusia, sehingga proses pembelajarannya diawali dengan menggunakan masalah kontekstual sebagai pondasi dalam membangun konsep matematika.

b. RelevansiBPendekatanBRMEBdenganBKurikulumBdiBIndonesiaB

Wijaya (2012: 28) memaparkan bahwa di dalam Permendiknas RI nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, mengamanatkan bahwa proses pembelajaran sebaiknya dilakukan melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Ketiga macam proses tersebut merupakan karakteristik dari RME. Wijaya (2012) menjelaskan bahwa penerapan pendekatan RME untuk pembelajaran matematika sejalan dengan kurikulum yang digunakan di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari ke tiga macam proses tersebut yang berhubungan dengan pendekatan RME. Wijaya (2012: 28) mengulas hubungan pendekatan RME dengan tiga macam proses sebagai berikut.

(35)

2) Hasil kegiatan eksplorasi selanjutnya dikembangkan menuju penemuan dan pengembangan konsep melalui proses elaborasi. Dalam RME, penerjemahan konteks situasi melalui matematisasi horizontal dielaborasi menjadi penemuan matematika formal dari konteks situasi melalui matematisasi vertikal.

3) Proses terakhir dari rangkaian unsur proses pembelajaran adalah proses konfirmasi yang ditujukan untuk menguatkan hasil proses eksplorasi dan elaborasi. Melalui proses konfirmasi, gagasan siswa tidak hanya dikomunikasikan ke siswa lain tetapi juga dapat dikembangkan berdasarkan tanggapan dari siswa lain. Karakter interaktivitas dari RME memberi ruang bagi siswa untuk saling berkomunikasi dalam mengembangkan strategi dan membangun konsep matematika.

Berdasarkan ulasan yang diungkapkan oleh Wijaya tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan RME memiliki relevansi atau hubungan dengan kurikulum di Indonesia. Relevansi tersebut terletak pada karakteristik dari RME dan Standar Proses dalam pembelajaran (proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi), sehingga pendekatan RME ini dapat diterapkan di Indonesia.

c. PrinsipBPMRIB

(36)

self-developed iodel. Berikut adalah penjelasan dari ketiga prinsip

tersebut (Suryanto, 2010: 41).

1) Guided Reinvention (Penemuan Kembali secara Terbimbing) dan Progressive Matheiatization (Matematisasi Progresif)B

Prinsip guided reinvention adalah penemuan kembali secara terbimbing. Melalui masalah kontekstual yang realistik (yang dapat dibayangkan atau dipahami oleh siswa), yang mengandung topik-topik matematis tertentu yang disajikan, siswa diberi kesempatan untuk membangun dan menemukan kembali ide-ide dan konsep matematis. B

Prinsip progressive iatheiatization adalah upaya yang mengarah pada pemikiran yang matematis. Dikatakan progresif karena terdiri atas dua langkah yang berurutan, yaitu matematisasi horizontal (berawal dari masalah kontekstual yang diberikan dan berakhir pada matematika yang formal) dan matematisasi vertikal (dari matematika formal ke matematika formal yang lebih luas atau lebih tinggi).

2) Didactical Phenoienology (Fenomenologi Didaktis)

(37)

berarti bahwa konsep, aturan, cara, atau sifat, termasuk model sistematis, tidak disediakan atau diberitahukan oleh guru, tetapi siswa perlu berusaha sendiri untuk menemukan atau membangun sendiri dengan berpangkal pada masalah kontekstual.

3) Self-developed iodel (Membangun Sendiri Model)

Prinsip self-developed iodel menunjukkan adanya fungsi ”jembatan” yang berupa model. Pendekatan pembelajaran ini berpangkal pada masalah kontekstual dan menuju ke matematika formal, serta kebebasan pada siswa, sehingga siswa akan mengembangkan model sendiri.

B

d. KarakteristikBPMRIB

Wijaya (2012) mengulas lima karateristik dalam PMRI yang dirumuskan oleh Treffers. Lima karakteristik PMRI tersebut adalah penggunaan konteks, penggunaan model, pemanfaatan hasil konstruksi siswa, interaktivitas dan keterkaitan. Berikut penjelasan dari masing-masing karakteristik yang dirumuskan oleh Treffers (dalam Wijaya, 2012: 21-23).

1) Penggunaan Konteks

(38)

mengembangkan strategi dalam penyelesaian masalah. Konteks realistik tidak harus berupa masalah dalam kehidupan nyata tetapi dapat berupa permainan, penggunaan alat peraga, dan situasi lain selama masih bermakna dan dapat dibayangkan oleh siswa.

2) Penggunaan model

(39)
[image:39.595.96.510.109.659.2]

Gambar 2.1 Model of dan iodel for.

3) Pemanfaatan hasil konstruksi siswa

Dalam PMRI, siswa dibebaskan untuk dapat mengembangkan pengetahuannya dalam memecahkan suatu masalah dengan menggunakan cara maupun strategi yang bervariasi. Hal ini bermanfaat bagi siswa dalam memahami konsep matematika dan sekaligus mengembangkan aktivitas dan kreativitas siswa.

4) Interaktivitas

Interaktivitas dalam PMRI bertujuan untuk menjalin komunikasi dengan sesama agar proses belajar menjadi semakin bermakna dan menjadi lebih singkat. Manfaat dari interaksi ini

Ibu memotong kue terang bulan menjadi empat bagian sama besar. Kemudian potongan kue tadi dibagikan kepada Ani, Budi dan Dika. Masing-masing mendapat 1 potong kue sehingga masih tersisa 1 potong. Lalu satu potong kue diberikan lagi kepada Ani. Berapa bagian kue yang dimiliki Ani?

Konteks Situasi Nyata

Budi Ani

Ani Dika

Ibu memotong kue menjadi 4 bagian sama besar, masing-masing anak mendapat 1 potong . Ani mendapat 1 potong kue lagi dari ibu.

Kue yang dimiliki Ani = + =

(40)

adalah supaya siswa dapat mengembangkan kemampuan kognitif dan afektifnya.

5) Keterkaitan

Konsep dalam matematika tidak bersifat parsial, namun banyak konsep matematika yang memiliki keterkaitan, oleh karena itu konsep matematika tidak dikenalkan kepada siswa secara terpisah. Melalui keterkaitan, satu pembelajaran matematika diharapkan bisa mengenalkan dan membangun lebih dari satu konsep matematika secara bersamaan.B

Berdasarkan rumusan karakteristik PMRI yang diungkapkan oleh Treffers, maka dapat disimpulkan bahwa kelima karakteristik PMRI tersebut dapat mengakomodasi siswa dalam belajar matematika. Kelima karakteristik PMRI dapat digunakan dalam membantu siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri sehingga pelajaran matematika akan semakin bermakna.

6. PembelajaranBMatematikaB

a. PengertianBPembelajaranBMatematikaB

Pembelajaran matematika menurut Muhsetyo (2008: 1.26) adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada siswa melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga siswa memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari.

B

(41)

b. TujuanBPembelajaranBMatematikaBdiBSDB

Tujuan pembelajaran matematika di SD sebagaimana tercantum dalam KTSP (2006: 148) bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut.B

1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. 2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan

manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika.

B

7. PecahanB

a. PengertianBpecahanB

Sukayati (2003: 1) menjelaskan pecahan sebagai bagian dari

bilangan rasional yang dapat ditulis dalam bentuk dengan a dan b

(42)

bukan kelipatan bilangan b. Sedangkan Heruman (2008: 43) menjelaskan pengertian pecahan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh. Heruman (2008) dalam menjelaskan arti dari pecahan menggunakan gambar ilustrasi, dimana bagian yang dimaksud adalah bagian yang diperhatikan (ditandai dengan arsiran). Bagian yang diarsir dinamakan pembilang dan yang utuh dianggap sebagai satuan dan dinamakan penyebut.B

Berdasarkan penjelasan dari para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pecahan adalah bilangan

rasional yang dapat ditulis dalam bentuk dengan a dan b merupakan

bilangan bulat, b tidak sama dengan nol, dan bilangan a bukan kelipatan bilangan b.

b. PenjumlahanBPecahanB

Dalam pecahan terdapat operasi penjumlahan pecahan. menurut Sukayati (2003: 12) operasi penjumlahan pecahan dibedakan

menjadi dua macam, yaitu penjumlahan pecahan yang berpenyebut sama dan penjumlahan pecahan yang berpenyebut berbeda.

1) Penjumlahan pecahan berpenyebut sama

Sukayati (2003: 20) menyatakan bahwa penjumlahan pecahan berpenyebut sama supaya dapat diperoleh hasilnya dengan menjumlahkan pembilangnya, sedangkan penyebutnya tetap.

(43)

2) Penjumlahan pecahan berpenyebut berbeda

Sukayati (2003: 20) menyatakan bahwa penjumlahan pecahan berpenyebut berbeda supaya dapat memperoleh hasilnya maka penyebutnya harus disamakan terlebih dahulu yaitu dengan mencari pecahan senilai atau mencari KPK dari kedua penyebut. a) Penjumlahan pecahan berpenyebut berbeda dengan mencari

pecahan senilai.

Contoh: + = ⋯

Bentuk pecahan yang senilai dengan adalah , , , …

Bentuk pecahan yang senilai dengan adalah , , …

Pecahan senilai dari dan yang penyebutnya sama adalah

dan .

Jadi + = + =

b) Penjumlahan pecahan berpenyebut berbeda dengan mencari KPK.

Contoh: + = ⋯

Penyebut kedua pecahan adalah 3 dan 4, maka KPK dari 3 dan 4 adalah 12.

(44)

B. KerangkaBBerpikirB

Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok di sekolah dasar dan sebagai salah satu mata pelajaran yang menjadi kebutuhan siswa dalam melatih penalarannya. Sebagai pengetahuan matematika mempunyai ciri-ciri khusus antara lain abstrak. Salah satu materi dalam mata pelajaran matematika adalah penjumlahan pecahan. Materi penjumlahan pecahan bagi siswa kelas IV merupakan materi yang cukup sulit untuk dipahami, hal ini karena pecahan bersifat abstrak. Selain itu guru dalam menyampaikan materi cenderung monoton yang mengakibatkan siswa merasa jenuh dan bosan.

Siswa sekolah dasar berada pada fase operasional konkret. Guru hendaknya menggunakan benda-benda konkret yang dapat dipahami dan dibayangkan oleh siswa. Melalui benda-benda konkret yang ada di sekitar siswa dapat membantu siswa dalam membangun konsep pengetahuannya dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

(45)

25 BABBIIIB

METODEBPENELITIANB B

Metode peneoitian merupakan cara iomiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010: 3). Metode peneoitian ini

digunakan ooeh peneoiti sebagai pedoman untuk menentukan cara atau prosedur

daoam menyeoesaikan masaoah yang diteoiti. cara atau prosedur yang digunakan

peneoiti dipaparkan daoam jenis peneoitian, setting peneoitian, rancangan

peneoitian, instrumen peneoitian, teknik pengumpuoan data dan teknik anaoisis

data.

A. JenisBPenelitianB

Jenis peneoitian yang digunakan daoam peneoitian ini adaoah peneoitian

deskriptif. Kountour (2003: 105) menjeoaskan pengertian peneoitian deskriptif

adaoah jenis peneoitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu

keadaan sejeoas mungkin tanpa ada peroakuan terhadap obyek yang diteoiti.

ciri-ciri dari peneoitian deskriptif menurut Kountour (2003) yaitu

berhubungan dengan keadaaan yang terjadi saat itu dan menguraikan satu

variabeo saja atau beberapa variabeo namun diuraikan satu persatu. Tujuan dari

peneoitian deskriptif diungkapkan ooeh Nurastuti (2007: 137) yang

menjeoaskan bahwa tujuan dari peneoitian deskriptif yaitu untuk memberikan

gambaran tentang suatu gejaoa/suatu masyarakat tertentu.

Metode peneoitian yang digunakan daoam peneoitian ini adaoah metode

peneoitian kuaoitatif. Bogdan dan Tayoor daoam Basrowi dan Suwandi (2008:

(46)

peneoitian yang menghasiokan data deskriptif berupa ucapan atau tuoisan dan

perioaku orang-orang yang diamati. Sedangkan Basrowi dan Suwandi (2008:

1) menjeoaskan pengertian dari peneoitian kuaoitatif adaoah saoah satu metode

peneoitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan

meoaoui proses berpikir induktif.

Berdasarkan pengertian jenis dan metode peneoitian, maka oaporan

peneoitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran

penyajian oapangan. Data daoam peneoitian ini berasao dari naskah wawancara,

catatan oapangan, rekaman video, dan data pendukung oainnya. Daoam hao ini

peoaksanaan peneoitian dan penyajiannya didasarkan pada proses pencarian

data secara oengkap untuk seoanjutnya data tersebut disajikan secara deskriptif

daoam bentuk kata-kata.

Tahapan peneoitian kuaoitatif yang digunakan peneoiti menggunakan

tahapan peneoitian kuaoitatif dari Bogdan (daoam Basrowi dan Suwandi, 2008:

[image:46.595.101.510.288.618.2]

84-92). Tahapan peneoitian kuaoitatif dapat dioihat meoaoui bagan berikut.

Gambar 3.1 Tahapan penelitian kualitatif menurut Bogdan.

Tahap peneoitian kuaoitatif yang pertama adaoah tahap praoapangan.

Pada tahap ini peneoiti meoakukan beberapa kegiatan yaitu menyusun

rancangan peneoitian, mengurus perijinan peneoitian, memioih dan

memanfaatkan informan, serta menyiapkan peroengkapan peneoitian. Kegiatan

ini dimaksudkan untuk mempersiapkan segaoa keperouan sebeoum

meoaksanakan peneoitian.

(47)

Tahap peneoitian kuaoitatif yang kedua adaoah tahap pekerjaan

oapangan. Tahap pekerjaan oapangan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu

memahami oatar peneoitian dan persiapan diri, memasuki oapangan dan

berperan serta sambio mengumpuokan data. Pada tahap ini peneoiti

mengumpuokan data yang diperoukan daoam peneoitian.

Tahap peneoitian kuaoitatif yang ketiga adaoah tahap anaoisis data.

Tahap anaoisis data yang dioakukan peneoiti adaoah menemukan tema. Tema

yang dimaksud daoam peneoitian ini adaoah kemuncuoan indikator setiap

karakteristik PMRI dioihat dari data yang teoah dikumpuokan, seperti

transkripsi video, wawancara, foto dan dokumen oainnya. Data-data yang

terkumpuo kemudian dianaoisis dengan mencari dan menemukan apakah

kemuncuoan indikator setiap karakteristik PMRI dapat didukung atau

ditunjang ooeh data.

B. SettingBPenelitianB

1. Tempat Peneoitian

Peoaksanaan peneoitian dioakukan di SD Pangudi Luhur Sedayu

Bantuo yang beraoamatkan di Gubug, Argosari, Sedayu, Bantuo,

Yogyakarta. B

2. Subjek Peneoitian

Subjek peneoitian adaoah siswa-siswi keoas IV SD Pangudi Luhur

Sedayu tahun peoajaran 2012/2013 yang berjumoah 25 anak dan terdiri dari

(48)

3. Objek Peneoitian

Objek peneoitian ini adaoah impoementasi perangkat pembeoajaran

penjumoahan pecahan menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika

Reaoistik Indonesia (PMRI).

C. RancanganBPenelitianB

Rancangan daoam peneoitian ini terdiri dari oima oangkah, yaitu:

mempeoajari peneoitian sebeoumnya, revisi perangkat pembeoajaran, vaoidasi

ahoi, uji keterbacaan dan impoementasi. Rancangan peneoitian tersebut dapat

[image:48.595.98.502.283.578.2]

disajikan daoam bagan berikut.

Gambar 3.2 Bagan ran3angan penelitian.

Bagan di atas dapat dijeoaskan sebagai berikut.

1. Mempeoajari Peneoitian Tahun Laou

Langkah pertama daoam peneoitian ini adaoah mempeoajari

peneoitian tahun oaou. Peneoitian sebeoumnya teoah menghasiokan desain

produk berupa perangkat pembeoajaran yang terdiri dari sioabus, RPP,

bahan ajar, LKS, dan evaouasi mengenai penjumoahan pecahan di keoas IV.

Perangkat pembeoajaran ini dipeoajari dan dipahami agar peneoiti tahu

bahwa perangkat pembeoajaran tersebut oayak atau tidak jika MempelajariB

PenelitianBTahunBLaluB

ValidasiBAhliB

ImplementasiB UjiBKeterbacaanB

(49)

diimpoementasikan di sekooah tempat peneoitian. Peneoitian sebeoumnya

dioakukan ooeh oima orang peneoiti dengan masing-masing peneoiti

membahas satu karakterisrik dari oima karakteristik PMRI. Berikut juduo

dan peneoiti dari peneoitian tahun oaou.

a. Pengembangan Perangkat Pembeoajaran Pecahan yang Menggunakan

Masaoah Kontekstuao sebagai Starting Point Pembeoajaran dengan

Pendekatan PMRI di Keoas IVA SD Negeri Adisucipto 1 yang dituois

ooeh Roimartini.

b. Pengembangan Perangkat Pembeoajaran yang Mengakomodasi

Pemodeoan daoam Menyeoesaikan Masaoah Penjumoahan Pecahan

dengan Pendekatan PMRI Keoas IVA SD Negeri Adisucipto 1 yang

dituois Erni Kurniasih.

c. Pengembangan Perangkat Pembeoajaran yang Mengakomodasi

Kontribusi Siswa pada Penjumoahan Pecahan dengan Pendekatan PMRI

Keoas IVA SD Negeri Adisucipto 1 yang dituois ooeh Andrea Gaouh

Pusporini.

d. Pengembangan Perangkat Pembeoajaran yang Mengakomodasi

Interaktivitas Siswa pada Penjumoahan Pecahan dengan Pendekatan

PMRI Keoas IVA SDN Adisucipto 1 yang dituois ooeh Eofridha Joise

Wahyuningtyas.

e. Pengembangan Perangkat Pembeoajaran yang Mengakomodasi

Karakteristik Intertwining pada Penjumoahan Pecahan dengan

Pendekatan PMRI Keoas IVA SD Negeri Adisucipto 1 yang dituois ooeh

(50)

2. Revisi Perangkat Pembeoajaran

Langkah kedua daoam peneoitian ini adaoah meoakukan revisi

perangkat pembeoajaran. Revisi yang dioakukan peneoiti adaoah meoakukan

perubahan terhadap kegiatan pembeoajaran maupun media dari perangkat

pembeoajaran tersebut untuk disesuaikan dengan karakteristik siswa

sekooah dasar yang menjadi tempat peneoitian.

3. Vaoidasi Ahoi

Langkah ketiga daoam peneoitian ini adaoah vaoidasi ahoi. Vaoidasi

ahoi dioakukan guna mengetahui keoayakan dari perangkat pembeoajaran

yang teoah di revisi sebeoum dioakukan impoementasi. Proses vaoidasi

dioakukan ooeh dua dosen matematika yang ahoi daoam pendekatan PMRI

dari Universitas Sanata Dharma dan satu guru keoas dari SD Pangudi Luhur

Sedayu. Vaoidasi dioakukan dengan memberikan penioaian terhadap

aspek-aspek pada perangkat pembeoajaran yang teoah direvisi. Vaoidasi yang

dioakukan berpedoman pada oembar vaoidasi yang teoah dipersiapkan ooeh

peneoiti.

4. Uji Keterbacaan

Langkah keempat adaoah uji keterbacaan. Uji keterbacaan dioakukan

guna mengetahui pemahaman siswa daoam memahami isi dari perangkat

pembeoajaran penjumoahan pecahan tersebut khususnya pada bahan ajar

LKS dan soao evaouasi.

5. Impoementasi

Langkah keoima daoam peneoitian ini adaoah impoementasi perangkat

(51)

SD Pangudi Luhur Sedayu Bantuo. Peoaksanaan peneoitian dioakukan

sebanyak 4 kaoi pertemuan. Materi yang dipeoajari pada pertemuan pertama

adaoah penjumoahan pecahan berpenyebut sama. Materi yang dipeoajari

pada pertemuan kedua dan ketiga adaoah penjumoahan pecahan berpenyebut

beda. Materi yang dipeoajari pada pertemuan keempat adaoah siswa akan

menyimpuokan penjumoahan pecahan berpenyebut sama dan penjumoahan

pecahan berpenyebut beda. Pada setiap pertemuan dioakukan observasi

proses pembeoajaran berdasarkan keoima karakteristik PMRI.

D. InstrumenBPenelitianB

1. Jenis Data

Jenis data daoam peneoitian ini menghasiokan dua jenis data yaitu

data kuantitatif dan data kuaoitatif. Data kuantitatif diperooeh dari hasio

vaoidasi ahoi, hasio angket uji keterbacaan, hasio angket respon siswa dan

hasio evaouasi siswa. Sedangkan untuk data kuaoitatif berasao dari hasio

anaoisis impoementasi perangkat pembeoajaran berdasarkan

indikator-indikator karakteristik PMRI.

2. Instrumen Pengumpuoan Data

Instrumen pengumpuoan data pada peneoitian ini terdiri dari dua

instrumen data, yaitu instrumen data kuantitatif dan instrumen data

kuaoitatif.

a. Instrumen data kuantitatif

Instrumen yang digunakan untuk menghasiokan data kuantitatif

(52)

keterbacaan, oembar angket respon siswa dan oembar soao evaouasi.

Berikut penjeoasan dari keempat instrumen tersebut.

1. Lembar vaoidasi perangkat pembeoajaran

Lembar vaoidasi perangkat pembeoajaran yang digunakan pada

peneoitian ini diambio dari peneoitian Vetriyanto (2012: 93-96).

2. Lembar angket uji keterbacaan

Angket uji keterbacaan digunakan untuk mengetahui pemahaman

siswa terhadap perangkat pembeoajaran berupa bahan ajar, LKS dan

soao evaouasi. Peneoiti mengunakan angket uji keterbacaan dari

peneoitian Vetriyanto (2012: 98).

3. Lembar angket respon siswa

Angket respon siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa

seteoah mengikuti pembeoajaran. Peneoiti mengunakan angket uji

keterbacaan dari peneoitian Vetriyanto (2012: 101).

4. Lembar soao evaouasi

Evaouasi digunakan untuk meoihat hasio beoajar siswa seteoah

mengikuti pembeoajaran menggunakan pendekatan PMRI.

b. Instrumen data kuaoitatif

Instrumen yang digunakan untuk menghasiokan data kuaoitatif

berasao dari oembar pedoman wawancara dan dokumentasi

(53)

1. Lembar pedoman wawancara

Peneoiti menggunakan dua oembar pedoman wawancara yaitu

wawancara untuk guru dan wawancara untuk siswa. Lembar

pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui respon guru dan

siswa seteoah mengikuti pembeoajaran dengan menggunakan

pendekatan PMRI.

2. Dokumentasi

Dokumentasi diperooeh dari rekaman video dan foto-foto yang

kegiatan pembeoajaran. Dokumentasi dioakukan peneoiti seoama

proses pembeoajaran beroangsung.

B

E. TeknikBPengumpulanBDataB

Teknik pengumpuoan data pada peneoitian ini dioakukan guna

memperooeh data kuantitatif dan data kuaoitatif. Berikut penjeoasan teknik

pengumpuoan data yang digunakan daoam peneoitian ini.B

1. Teknik Pengumpuoan Data Kuantitatif

Teknik pengumpuoan data kuantitatif diperooeh dari oembar vaoidasi

perangkat pembeoajaran, oembar uji keterbacaan, oembar angket respon

siswa dan oembar evaouasi. Vaoidasi perangkat pembeoajaran dinioai ooeh

dua orang dosen matematika yang ahoi daoam PMRI dan satu orang guru

keoas IV. Seteoah meoakukan vaoidasi perangkat pembeoajaran, peneoiti

meoakukan uji keterbacaan. Uji keterbacaan ini dioakukan di keoas IV SD

Negeri I Sedayu Bantuo dengan enam siswa yang memioiki kemampuan

(54)

dengan kemampuan sedang, serta dua siswa dengan kemampuan rendah.

Keenam siswa tersebut memberi penioaian terhadap bahan ajar, LKS dan

soao evaouasi.

Data kuantitatif berikutnya berasao dari oembar evaouasi. Evaouasi

dioakukan pada pertemuan keempat untuk mengetahui nioai yang diperooeh

siswa seteoah proses pembeoajaran beroangsung. Seoain itu peneoiti juga

menyebarkan angket kepada siswa untuk megetahui respon siswa terhadap

pembeoajaran menggunakan pendekatan PMRI.

2. Teknik Pengumpuoan Data Kuaoitatif

Teknik pengumpuoan data kuaoitatif didapat dari hasio wawancara

dan hasio dokumentasi pembeoajaran. Wawancara dioakukan kepada guru

keoas dan enam siswa dengan kemampuan yang berbeda, yaitu dua siswa

dengan kemampuan tinggi, dua siswa dengan kemampuan sedang, serta

dua siswa dengan kemampuan rendah. Pemioihan siswa direkomendasikan

ooeh guru keoas. Kegiatan wawancara ini dioakukan pada akhir

pembeoajaran. Seoain wawancara, peneoiti menggunakan dokumentasi yang

berupa video proses pembeoajaran untuk ditranskripsikan ke daoam bentuk

kata-kata. Tujuan dari transkripsi video ini adaoah untuk mengetahui

kejadian-kejadian yang terjadi seoama proses pembeoajaran.

F. TeknikBAnalisisBDataB

Teknik anaoisis data yang digunakan pada peneoitian ini yaitu anaoisis

(55)

1. Anaoisis Data KuantitatifB

Data yang didapat dari oembar vaoidasi perangkat pembeoajaran,

oembar angket uji keterbacaan dan oembar angket respon siswa dianaoisis

menjadi data kuantitatif. Data kuantitatif ini kemudian dirubah kedaoam

data kuaoitatif berdasarkan acuan disertasi Fatimah Setiani (2011: 171)

[image:55.595.98.506.205.590.2]

berikut ini.B

Tabel 3.1 Kriteria Tingkat Kualitas Produk

AngkaB IntervalBskorBrata-rataB KategoriB 4 3,25< M ≤ 4,00 Sangat baik

3 2,50< M ≤ 3,25 Baik

2 1,65< M ≤ 2,50 Kurang baik 1 0,00< M ≤ 1,75 Tidak baik

Sumber : Setiani (2011: 171)

Keterangan:

M = rerata skor untuk setiap aspek yang dinioai = ∑ .

= skor suatu item

= jumoah responden yang memioih item tertentu = jumoah seouruh responden

Hasio rata-rata yang didapat seoanjutnya akan dikuaoifikasikan

sehingga berdasarkan hasio kuaoifikasi tersebut, peneoiti dapat mengetahui

oayak atau tidaknya perangkat pembeoajaran penjumoahan pecahan untuk

diimpoementasikan.

2. Anaoisis Data KuaoitatifB

Data kuaoitatif berasao dari wawancara guru dan siswa, serta

transkripsi video. Hasio perekaman video ditranskripsikan yaitu menyajikan

kembaoi segaoa sesuatu yang terjadi seoama proses pembeoajaran ke daoam

bentuk narasi tertuois. Data yang diperooeh dari transkripsi video juga

dianaoisis untuk mendeskripsikan oima karakter PMRI yang muncuo saat

(56)

36 BABBIVB

HASILBPENELITIANBDANBPEMBAHASANB

Pada bab IV ini akan diuraikan paparan penelitian tahun lalu, paparan

revisi perangkat pembelajaran, validasi perangkat pembelajaran, uji keterbacaan,

paparan hasil analisis dan pembahasan implementasi perangkat pembelajaran,

respon siswa dan guru, serta refleksi implementasi. Berikut penjelasan hasil

penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini.

A. PaparanBPenelitianBTahunBLaluB

Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari tahap penelitian tahun

lalu yaitu penelitian dan pengembangan (Research and Development).

Penelitian tahun lalu telah menghasilkan produk berupa perangkat

pembelajaran penjumlahan pecahan dengan menggunakan pendekatan PMRI

(Pendidikan Matematika Realistik Indonesia) yang diterapkan di kelas IVA SD

Negeri Adisucipto I Yogyakarta. Perangkat pembelajaran penjumlahan

pecahan tersebut terdiri dari silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), soal evaluasi, dan bahan ajar yang

mengakomodasi pendekatan PMRI. Perangkat pembelajaran penjumlahan

pecahan yang mengakomodasi pendekatan PMRI ini disusun oleh 5 orang

peneliti dan masing-masing peneliti membahas satu karakteristik PMRI dari

lima karakteristik yang terdapat dalam PMRI.B

Tahapan awal dari penelitian tahun lalu adalah peneliti melakukan

analisis kebutuhan di kelas IVA SD Negeri Adisucipto I Yogyakarta. Analisis

(57)

observasi. Wawancara dan observasi dilakukan guna melihat dan mengetahui

komponen pembelajaran matematika yang dibutuhkan untuk mengakomodasi

pembelajaran dengan pendekatan PMRI. Dari hasil analisis kebutuhan yang

dilakukan, kelima peneliti tersebut kemudian membuat produk perangkat

pembelajaran yang terdiri dari silabus, RPP, LKS, soal evaluasi dan bahan ajar.

Produk yang dihasilkan menitikberatkan pada mata pelajaran matematika kelas

IV Sekolah Dasar (SD) dengan standar kompetensi 6 menggunakan pecahan

dalam pemecahan masalah dan kompetensi dasar 6.3 menjumlahkan pecahan.

Perangkat pembelajaran dikembangkan dengan menggunakan pendekatan

PMRI dan mendukung suasana pembelajaran yang mengaktifkan siswa.

Silabus disusun berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan menggunakan format yang sudah ditentukan oleh Badan Standar

Nasional Pendidikan (BSNP). Silabus mengandung kegiatan Eksplorasi,

Elaborasi, dan Konfirmasi. Silabus juga mengalami pengembangan dalam

penjabaran indikatornya, yaitu dalam indikator terdapat aspek kognitif, afektif,

dan psikomotorik. Ketiga aspek tersebut bertujuan untuk memfasilitasi

kenampakan karakteristik PMRI.

RPP disusun menggunakan pendekatan PMRI. Kegiatan pembelajaran

dirancang agar dapat memunculkan kelima karakteristik PMRI. RPP

dilengkapi dengan materi ajar dan rubrik penilaian. Rubrik penilaian terdiri

dari rubrik penilaian kognitif, afektif, dan psikomotorik.

LKS disusun dengan menampilkan petunjuk-petunjuk kegiatan

pembelajaran. LKS terdiri dari empat kali pertemuan dan di dalam LKS

(58)

disajikan berbentuk soal cerita dan dibuat berdasarkan kehidupan sehari-hari

anak.

Soal evaluasi

Gambar

Gambar 2.1 Model of dan iodel for.
Gambar 3.1 Tahapan penelitian kualitatif menurut Bogdan.
Gambar 3.2 Bagan ran3angan penelitian.
Tabel 3.1 Kriteria Tingkat Kualitas Produk
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Penambahan Latihan Brain Gym Terhadap Kecakapan Berhitung Pada Anak Usia 5-6 Tahun.. Prosiding Seminar

Berdasarkan rumusan masalah serta hipotesis yang dikembangkan, maka variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel dependen (variabel terikat) adalah

[r]

Budaya etis organisasi merupakan suatu pola tingkah laku, kepercayaan yang telah menjadi suatu panutan bagi semua anggota organisasi, tingkah laku disini merupakan suatu

Audit ketaatan adalah audit yang dilakukan untuk menilai kesesuaian antara kondisi/pelaksanaan kegiatan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kriteria yang digunakan

Pada penelitian ini, proses pengklasifikasian citra X-ray melalui proses fourier filter, wavelet haar filter, dan clahe filter untuk filtering, selanjutnya

Unjuk kerja suatu menara pendingin bergantung pada nilai efektifitas, bilangan NTU, dan kapasitas pendinginan yang dihasilkan.Untuk menara pendingin terbuka

(1) Kecuali ditentukan lain dalam Surat Perjanjian ini, maka untuk pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan, PIHAK KEDUA wajib mengutamakan jasa dan produksi Dalam Negeri